Anda di halaman 1dari 21

AKUNTANSI MANAJEMEN

MODUL 4: ANALISIS KOS VOLUME LABA


MODUL 5: PENGANGGARAN

Disusun oleh :
Ela Utari (031003634)
Lusiana Fika (031009714)
Fatnina Fikriya (031180133)
Wardatul Asisah (031465248)
Yulia Fatmawati (031124593)
KEGIATAN BELAJAR 1: ANALISIS KOS-
VOLUME-LABA UNTUK PRODUK TUNGGAL

A. DASAR DASAR ANALISIS KOS-VOLUME-LABA (KVL)

1. Margin kontribusi
Margin kontribusi (Contribution Margin) adalah selisih antara pendapatan (atau penjualan )
dengan Kos Variabel (KV ). Secara berurutan, margin kontribusi akan digunakan untuk
menutup Kos Tetap (KT) dan Laba Perusahaan .
Ada dua hal penting dalam pengertian Margin Kontribusi MK tersebut:
 Pertama , biaya – biaya harus dapat dipisahkan antara biaya variable dengan biaya tetap.
 Kedua , untuk kepentingan manajemen , laporan yang disajikan tidak mengikuti cara
penyajian menurut standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.

2. Rasio Margin Kontribusi dan Rasio Biaya Variabel


Perbandingan antara jumlah margin kontribusi dengan pendapatan menghasilkan rasio
margin kontribusi. Rasio ini akan sangat bermamfaat bila digunakan untuk mengamati
perubahan margin kontribusi akibat perubahan jumlah (rupiah) pendapatan.
B. ANALISIS TITIK IMPAS (BREAK-EVEN POINT)

Titik Impas (TI) dapat dapat dinyatakan dalam satuan unit produk dan
satuan mata uang (Rupiah) . Pada perusahaan indrustri , satuan unitnya
amat jelas perusahaan sabun mandi atau perusahaan makanan mie akan
menggunakan satuan bungkus. Satuan unit pada perusahaan jasa lebih
tidak mudah menentukannya.
Untuk menentukan masing-masing titik impas tersebut, dapat digunakan tiga
teknik atau dua pendekatan.
1. Pendekatan laba operasi
Pendapatan laba operasi didasarkan pada rumus yang diambil dari susunan
laporan Laba Rugi sebagai berikut :

Laba operasi= Pendapatan - biaya variabel - biaya tetap


2. Pendekatan Margin Kontribusi
Pendekatan margin kontribusi sebenarnya merupakan pengembangan dari
pendekatan laba opersional, khususnya pada bagian penyebut. Dimana , H
adalah harga jual per unit, dan V adalah biaya variable per unit. Dengan
demikian , H-V adalah margin kontribusi per unit.
3. Pendekatan Grafik
Grafik KVL merupakan grafik yang didalamnya menggambarkan keterkaitan
antara biaya , volume , dan laba operasi dengan menghubungkan garis total
penjualan dengan garis total biaya pada satu grafik yang sama.
Penting untuk membedakan dan memisahkan dua garis tersebut untuk melihat
gambaran hubungan yang lebih jelas, missal nantinya akan terlihat dimana
letak titik impas kuantitas dan titik impas dollar.
C. TARGET LABA

Manajemen tentunya akan menetapkan target keuntungan yang ingin dicapai pada
periode berikutnya. Target tersebut dapat berupa target pendapatan dalam
satuan rupiah (Rp) , maupun dalam satuan unit. Ada 3 macam target yaitu :
 Target laba yang ditetapkan dalam jumlah tertentu.
 Target laba yang ditetapkan dalam jumlah presentase tertentu dari pendapatan.
 Target laba ditetapkan dalam jumlah tertentu setelah diperhitungkan pajaknya.

D. ASUMSI YANG HARUS DIPENUHI ANALISIS KOS-VOLUME LABA


Persamaan yang telah yang telah disebutkan diatas berpegang pada asumsi
penting, antara lain;
 Fungsi biaya dan pendapatan adalah linear;
 Harga dan biaya dapat diketahui dengan pasti;
 Produksi sama dengan penjualan ;
 Bauran penjualan bersifat konstan ;
KEGIATAN BELAJAR 2 : Analisis Kos-Volume-Laba : Bauran Penjualan
dan Struktur Kos
A. ANALISIS KVL UNTUK MULTI PRODUK ATAU JASA

Ciri khas apabila perusahaan menghasilkan produk atau jasa lebih dari satu
produk maka, akan terdapat biaya yang langsung dapat diidentifikasikan
dengan produk tertentu dan ada pula biaya bersama. Biaya tetap langsung
adalah jenis biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke masing-masing
produk dan dapat dihindari jika salah satu produk tersebut tidak ada.
Sedangkan biaya bersama tetap akan(common fixed cost) tetap muncul
selama perusahaan ada. Titik impas dapat dihitung dalam satuan uang
maupun dalam satuan unit tertentu, tentu saja dengan memperhatikan bauran
prduk (produk mix).

1.Struktur Biaya dan degree of Operating Leverage (DOL)


Biaya yang terjadi berdasarkan perilakunya atau berdasarkan dapat tidaknya
dikendalikan oleh manajemen dapat diklasifikasikan menjadi biaya tetap dan biaya
variable. Struktur biaya menunjukkan proporsi biaya tetap dan biaya variable dalam
suatu organisasi perusahaan.
2. Risiko dan Ketidakpastian
Salah satu asumsi analisis BVL adalah harga dan biaya dapat diketahui
dengan pasti. Berikut adalah cara yang sering digunakan :
Manajer harus mempelajari dan mengetahui ketidakpastian yang melekat
pada harga, biaya dan kuantitas di masa depan.
Manajer tidak hanya mempertimbangkan nilai titik impas melainkan juga
harus menganalisis data apabila kuantitas penjualan berada pada
rentang di atas dan di bawah nilai titik impas.
Manajer dapat melakukan analisis sensitivitas (analisis bagaimana-jika).
Terdapat dua konsep yang berguna bagi manajer untuk mengukur
ketidakpastian. Kedua konsep ini memerlukan pengetahuan tentag
biaya tetap dan biaya variabel, antara lain;
a. Margin pegaman (Margin of safety)
b. Degree of Operating Leverage
Kegiatan Belajar 3 : Penetapan Kos Absorpsi dan
Penetapan Kos Variabel

A. Penetapan kos variabel (variabel costing) dan penetapan kos


absorsi (absorption costing)
Absorption casting yang dipergunakan untuk bidang akuntansi
keuangan dan penyajian laporan untuk kepentingan perpajakan
(ke pihak eksternal) ternyata tidak dapat memenuhi kebutuhan
untuk pengambilan keputusan internal. Oleh karena itu lahirlah
cost determination method yang disebut variable costing. Dari
segi teknis perhitungan, perbedaan antara variable costing dan
absorption costing terletak pada perlakuan biaya overhead
pabrik tetap sebagai biaya produk atau biaya periode.
1.Penetapan kos variabel (variable costing)
Dalam variable costing yang dimasukkan sebagai kos produk hanyalah kos
manufaktur yang bersifat variabel yakni bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung dan overhead pabrik variabel. Sedangkan overhead pabrik tetap
diperlakukan sebagai kos periode alih-alih sebagai kos produk. Alasan dari
perlakuan tersebut karena overhead tetap merupakan kos kapasitas yang akan
tetap ada dalam bisnis berapa pun unit yang di produksi. Variable costing disebut
juga sebagai direct costing karena hanya memasukkan unsur kos yang bersifat
variabel, yang notabene dapat dengan mudah ditelusuri ke produk.

2. Penetapan Kos Absorpsi


Dalam arbsorption osting seluruh biaya manufaktur dimasukkan sebagai kos
produk yakni bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel dan
overhead tetap.
3. Analisis perbandingan variable costing dan absorption costing
Pendekatan
Dalam praktik biasanya sebuah organisasi akan melaksanakan kedua-duanya
secara paralel atau dalam keseharian mempergunakan metode variabel
costing dan pada akhir tahun melakukan rekonsiliasi ke absorption costing.

4. Laporan laba rugi di bawah variable costing dan absorption costing


Oleh karena penentuan kos produk di bawah variable costing dan absorption
costing adalah berbeda maka akan menghasilkan laba operasi yang berbeda.
Perbedaan tersebut tentu saja muncul karena kos overhead tetap yang
diperlakukan sebagai kos produk atau kos periode. Namun secara
mendetailnya perbedaan nilai laba operasi akan muncul ketika terdapat
perbedaan antara unit yang produksi dan unit yang dijual. perlindungan
konsumen juga semakin sering terdengar .
5. Untuk penilaian persediaan
Sebelum menghitung nilai sediaan alih-alih nilai laba operasi maka harus
dihitung terlebih dahulu kos produksi per unit baik menurut varible costing
maupun absorption costing.

6. Untuk penyusunan laba rugi


Dalam pendekatan variable costing biaya, overhead tetap diperlakukan sebagai
biaya periode, sehingga meskipun produk belum dijual semua overhead ttp
sudah dibebankan pada periode berjalan. Sebaliknya dalam pendekatan
absorption costing, biaya overhead akan tetap melekat dalam sediaan sebagai
aset sampai produk tersebut terjual.

7. Penggunaan variable costing untuk pelaporan dan evaluasi kinerja segmen


Harus diingat bahwa variable costing tidak dapat dipergunakan untuk pelaporan
eksternal, tetapi sangat bermanfaat untuk pelaporan internal, misalnya untuk
perencanaan dan pengendalian (analisis kos volume laba), untuk
pengambilan keputusan (keputusan taktis) dan untuk evaluasi kinerja. Hal
tersebut dikarenakan variable costing memperhatikan biaya berdasarkan
perilakunya.
MODUL 5
KEGIATAN BELAJAR 1: PENGANGGARAN
OPERASIONAL DAN ASPEK KEPERILAKUAN
DALAM ANGGARAN

A. Konsep Dasar dan Manfaat Anggaran


1. Definisi umum anggaran adalah suatu
perencanaan keuangan perusahaan untuk masa
yang akan datang yang sekaligus juga berperan
sebagai alat pengendalian. Anggaran
menunjukkan suatu perencanaan rinci yang
menunjukkan bagaimana pengalokasian sumber
daya yang dimiliki perusahaan untuk dipakai
selama periode tertentu di masa depam
2. Beberapa manfaat umum dari anggaran sebagai berikut:
 Perencanaan: anggaran menggerakkan manajer untuk
melakukan perencanaan formal masa depan sehingga
mendorong manajer untuk mengembangkan arah umum
bagi perusahaan, memperkirakan masalah yang akan
muncul, dan menetapkan kebijakan yang tepat agar seluruh
anggota perusahaan bertindak selaras dengan rencana
strategis yang telah ditetapkan
 Pengambilan Keputusan: perencanaan yang telah dibuat
membantu proses pengambilan keputusan
 Pengendalian: pengendalian didefinisikan sebagai aktifitas
melihat kejadian yang telah berlalu dan menentukan apa
yang sebenarnya terjadi serta membandingkan dengan hasil
yang telah direncanakan sebelumnya
 Komunikasi dan Koordinasi: anggaran
membantu proses komunikasi strategis
perusahaan dalam memahami dan mengeksekusi
rencana strategis perusahaan yang telah
diturunkan menjadi sesuatu yang terukur.
 Penilaian Kinerja: pada hasil periode setelah
dilakukan perbandingan antara hasil aktual
dengan yang dianggarkan maka akan ditemukan
apakah manajer/karyawan bersangkutan telah
berupaya bertindak sesuai yang diterapkan. Hasil
tersebut digunakan sebagai penentuan pemberian
reward/ punishment.
B. Aspek Keperilakuan pada Anggaran

1. Anggaran Master
Master anggaran merupakan rencana keuangan komprehensif
perusahaan. Umumnya master anggaran disiapkan untuk periode satu
tahun.
2. Anggaran Operasional
Merupakan jenis anggaran yang mendeskripsikan mengenai aktifitas
yang berkaitan dengan pemrolehan pendapatan/penjualan, yakni
dimulai dari penjualan, produksi, sediaan jadi akkhir, hingga
menghasilkan pro forma laporan laba rugi.
3. Anggaran Penjualan
Anggaran ini mendeskripsikan tentang ekspektasi penjualan baik
dalam unit maupun rupiah. Anggaran ini merupakan dasar dari seluruh
anggaran operasional lainnya sehingga sebaiknya dibuat dan disusun
seakurat mungkin.
4. Anggaran Produksi
Anggaran produksi menceritakan tentang berapa unit yang harus
diproduksi untuk memenuhi kebutuhan penjualan dan mencukupi target
persediaan akhir di gudang.

5. Anggaran Pembelian Bahan Baku Langsung


Anggaran ini merupakan bagian dari anggaran produksi karena untuk
memproduksi tidak mungkin tanpa dilakukannya pembelian baku. Setelah
diketahui berapa unit yang direncanakan akan diproduksi maka dengan
segera ditentukan berapa kira-kira bahan baku yang diperlukan untuk
memproduksi satu unit barang.

6. Anggaran Tenaga Kerja Langsung


Anggaran ini masih merupakan bagian dari rangkaian anggaran produksi.
Anggaran ini menunjukkan total jam tenaga kerja langsung dan biaya
yang diperlukan untuk memproduksi unit yang telah diestimasi akan
diproduksi di anggaran produksi
4. Anggaran Overhead
Anggaran overhead merupakan rangkaian terakhir dari bagian anggaran
produksi. Anggaran ini menunjukkan kos atau biaya berkaitan dengan
selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.

5. Anggaran Sediaan Barang Jadi Akhir


Memberikan informasi yang dibutuhkan untuk pelaporan neraca dan juga
merupakan input penting bagi penyusunan anggaran selanjutnya yakni
anggaran kos produk terjual. Anggaran yang disusun ini ditujukan untuk
kepentingan internal perusahaan sehingga dengan demikian pendekatan
yang digunakan untuk menghitung kos produksi per unit adalah
pendekatan absorption yang mana mempertimbangkan kos overhead tetap
per unit sebagai bagian dari komponen kos produksi.

6. Anggaran Kos Produk Terjual


Memberikan informasi mengenai berapa anggaran produk unit terjual.
7. Anggaran Biaya Penjualan dan Administratif
Anggaran ini membantu manajer untuk menentukan
jumlah yang harus dihabiskan terkait di luar
aktifitas produksi. Anggaran ini mengikhtisarkan
berapa kira-kira pengeluaran perusahaan yang
berkaitan dengan biaya non manufaktur.

8. Anggaran (Pro Forma) Laporan Laba Rugi


Merupakan puncak output dari proses penyusunan
anggaran operasional. Seringkali anggaran ini
dilengkapi dengan kata pro forma karena sifatnya
yang diperuntukkan untuk masa depan.
KEGIATAN BELAJAR
2:PENGANGGARAN KEUANGAN
A. ANGGARAN KAS
Secara sederhananya, anggaran kas menceritakan tentang
beberapa aliran kas masuk dikurangi beberapa aliran kas keluar
(perlu diperhatikan, anggaran kas beda dengan laporan arus kas).
Namun, berdasarkan struktur dasarnya, anggaran kas meliputi sub
bagian :
 Penerimaan kas atau kas yang tersedia
 Pengeluaran kas
 Kelebihan atau kekurangan kas
 Pinjaman atau pendanaan dan pembayaran kembali
 Saldo akhir kas

Berkaitan dengan bagian anggaran kas nomor 1 (penerimaan kas) dan 2 (pengeluaran kas) maka
sebelum menyusun anggaran kas sebaiknya perusahaan telah lebih dulu menyusun skedul
penerimaan kas baik yang berasal penjualan tunai maupun penjualan kredit serta skedul
pembayaran hutang.
B. PENYUSUNAN SKEDUL PEMBAYARAN KAS
Setelah skedul penerimaan kas dibuat, selanjutnya sebelum
menyusun anggaran kas, penting juga untuk membuat skedul
pengeluaran kas khususnya untuk urusan pembayaran hutang
karena sebagian besar kas perusahaan dikeluarkan untuk
membayar hutang. Jarang bagi perusahaan langsung membayar
nilai pembayaran secara penuh di periode dimana perusahaan
melakukan pembelian.

C. PENYUSUNAN ANGGARAN KAS


Input dari anggaran kas ini merujuk pada beberapa anggaran
operasional yang telah dibuat yakni mulai dari anggaran bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung hingga anggaran laporan
laba rugi. Untuk menyusun anggaran kas, diperlukan beberapa
informasi tambahan, baik berupa kebijakan dan informasi –
informasi lain terkait dengan operasional perusahaan termasuk
informasi mengenai tarif pajak.
D.ANGGARAN NERACA
Neraca, atau yang sekarang juga sering disebut sebagai laporan posisi
keuangan merupakan output penting lain dari anggaran kas. Informasi
akun – akun yang tertuang pada anggaran neraca akan tergantung
dari informasi yang terkandung pada neraca periode berjalan dan
anggaran – anggaran operasional yang disusun. Ciri khas neraca
adalah menunjukkan total akun aset yang sama dengan liabilitas
ditambah kewajiban, sehingga anggaran neraca memiliki fungsi untuk
memeriksa benar tidaknya akun –akun lain yang merupakan output
dari anggaran lainnya.

E. HUBUNGAN ANTAR MASTER ANGGARAN


Master anggaran tentu saling berkaitan satu sama lainnya. Anggaran
penjualan merupakan urutan awal yang harus disusun sebelum
menyusun anggaran profesional lainnya.

Anda mungkin juga menyukai