Nama : NPM :
BANDUNG
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
Analisis impas memberikan informasi tingkat penjualan minimum yang harus dicapai suatu
usaha agar tidak mengalami kerugian. Dari analisis tersebut juga dapat diketahui sampai
seberapa jauh volume penjualan yang direncanakan boleh turun, agar perusahaan tidak
menderita kerugian.
Konsep analisis biaya-volume-laba merupakan alat yang berguna untuk perencanaan dan
antara biaya, jumlah yang dijual dan harga. Analisis ini menggabungkan semua informasi
keuangan perusahaan. Analisis biaya-volume-laba dapat menjadi alat yang berharga untuk
Analisis CVP dapat juga mengatasi banyak isu lainnya seperti jumlah unit yang harus dujual
untuk mencapai impas dampak penggurangan biaya tetap terhadap laba. Selain itu, analisis
CVP memungkingkan para manajer untuk melakukan analisis sensitivitas dengan menguji
dampak dari berbagai tingkat harga atau biaya terhadap laba. Maka pada bagian pembahasan
akan dibahas bagaimana hubungan analisi CVP, Titik Impas dalam unit, maupun dolar ,
Analisis Multiproduk dan penyajian grafis hubungan CVP agar manajer dapat dengan bijak
mengambil keputusan yang pasti dan tidak mengandung resiko yang dapat merugikan
perusahaan.
2
2. Bagaimana asumsi analisis CVP (Cost-Volume-Profit)
3. Bagaimana cara menghitung titik impas dalam unit dan dolar penjualan ?
3. Untuk Mengetahui cara menghitung titik impas dalam unit dan rupiah penjualan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian analisis CVP (cost volume profit) adalah analisis yang digunakan untuk
menentukan bagaimana perubahan dalam biaya dan volume dapat mempengaruhi pendapatan
operasional (operating income) perusahaan dan pendapatan bersih (net income). Seperti kita
ketahui, jumlah produk yang dihasilkan perusahaan didalam suatu periode tertentu akan
memiliki hubungan langsung dengan besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan. Ketika
biaya itu dipertemukan dengan nilai penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan, laba
perusahaan yang diperoleh pada suatu periode akan terpengaruh menjadi lebih besar atau
lebih kecil. Suatu analisa yang menggambarkan bagaimana perubahan biaya variabel, biaya
tetap, harga jual, volume penjualan dan bauran penjualan akan mempengaruhi laba
perusahaan inilah yang disebut dengan analisis CVP (cost volume profit).
Analisis CVP merupakan instrumen yang lazim dipakai untuk menyediakan informasi
yang bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan, misalkan dalam menetapkan
harga jual produk. Proses analisis ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan
perusahaan. Analisis biaya volume laba (cost profit analysis) merupakan alat yang berguna
untuk perencanaan dan pengambilan keputusan, khususnya jangka pendek, karena analisis ini
menekankan pada keterkaitan antara biaya, jumlah yang dijual, dan harga. Analisis biaya
volume laba juga dapat menjadi alat yang berharga untuk mengidentifikasi luas dan besarnya
masalah ekonomi yang dihadapi perusahaan dan membantu menunjukkan secara tepat
4
2.2 Hubungan Analisis Biaya-Volume-Laba (CVP)
Jumlah produk yang dihasilkan perusahaan didalam suatu periode tertentu akan memiliki
hubungan langsung dengan besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan. Dan besarnya biaya
yang dikelurkan perusahaan tersebut pada saat dipertemukan dengan nilai penjualan dari
produk yang dihasilkan perusahaan pada suatu periode akan berpengaruh secara langsung
terhadap besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Analisis untuk melihat hubungan diantara
Analisis Biaya-Volume-Laba adalah suatu metode analisis untuk melihat hubungan antara
besarnya biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan dan besarnya volume penjualan serta laba
yang diperoleh pada suatu periode tertentu. Analisis biaya-voleme-laba sangat membantu
manajer suatu perusahaan untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan fungsinya.
Analisis ini membantu manajer untuk melihat hubungan antara 5 elemen berikut ini :
1. Harga Produk yaitu harga yang ditetapkan di dalam suatu periode tertentu secara konstan.
2. Volume atau tingkat aktivitas yaitu besarnya produk yang dihasilkan dan direncanakan
3. Biaya Variabel per unit yaitu besarnya biaya produk yang dibebankan secara langsung
4. Total biaya tetap yaitu keseluruhan biaya periodik di dalam suatu periode tertentu.
5. Bauran volume produk yang dijual yaitu proporsi volume relatif produk – produk
5
Untuk melihat hubungan diantara kelima elemen tersebut terdapat beberapa asumsi
yang harus digunakan didalam hubungan diantara besarnya biaya dan volume serta laba yang
1. Harga jual produk yang konstan dalam cakupan yang relevan. Berarti harga
jual setiap unit produk tidak berubah walaupun terjadi perubahan volume penjualan .
2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi
secara akurat ke dalam elemen biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah biaya variabel per unit
4. Jumlah unit yang diproduksi sama dengan jumlah unit yang dijual. Berarti,
Dengan pengertian dan asumsi seperti diatas maka jika salah satu elemen saja berubah maka
hasil analisi-biaya-volume pasti akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda dan dapat
menghasilkan keputusan yang berbeda juga. Tetapi tujuan utama dari analisis ini adalah
hubungan diantara elemen-elemen tersebut dan pengaruhnya satu dengan yang lainnya.
Terkait asumsi dasar biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan tetap,
manajemen harus teliti dalam memasukkan semua biaya variable yang relevan yaitu tidak
hanya biaya produksi saja tapi juga biaya penjualan dan biaya distribusi. Ketelitian ini
diperlukan untuk mengukur biaya variabel per unit. Selain itu, (pada analisis jangka pendek)
biaya tetap yang relevan dapat diartikan sebagai biaya tetap yang diperkirakan berubah
sehubungan dengan peluncuran produk baru. Pada saat biaya variabel dan biaya tetap
dijumlahkan menjadi biaya total, dapat diasumsikan dengan analisis cost volume profit bahwa
pendapatan dan total biaya adalah linear pada rentang aktivitas yang relevan. Meskipun
6
perilaku biaya sebenarnya tidak relevan dengan rentang output yang terbatas, total biaya
Titik Impas (break-event point) adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya,
titik dimana laba sama dengan nol. Untutk menentukan titik impas dalam unit, maka perlu
memfokuskan pada laba operasi. Pertama menentukan titik impas dan kemudian melihat
bagaimana pendekatan yang telah digunakan itu dapat dikembangkan untuk menentukan
jumlah unit yang harus dijual guna menghasilkan laba yang ditargetkan. `
Keputusan awal perusahaan dalam mengimplementasikan pendekatan unit yang terjual pada
analisis CVP adalah menentukan apa yang dimaksud dengan sebuah unit. Bagi perusahaan
manufaktur contoh seperti Procter & Gamble dapat mendefenisikan sebuah unit sebagai satu
batang sabun mandi merk Ivory. Di pihak lain, perusahaan jasa menghadapi pilihan yang
lebih sulit seperti Delta Airlines dapat mendefenisikan sebuah unit sebagai mil penumpang
Keputusan kedua terpusat pada pemisahan biaya menjadi komponen tetap dan variabel.
Analisis CVP menfokuskan pada berbagai faktor yang mempengaruhi perubahan dalam
komponen laba. Karena kita membahas analisis CVP dalam kerangka unit yang terjual, maka
kita perlu menentukan komponen tetap dan variabel dari biaya serta pendapatan yang
berkaitan dengan unit-unit. Penting untuk disadari bahwa kita sekarang ini memfokuskan
pada perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, biaya-biaya yang sedang kita bicarakan
adalah merupakan seluruh biaya dari perusahaan manufaktur, pemasaran dan administratif.
Jadi, apabila kita menyebut biaya variabel, maka yang kita maksudkan adalah semua biaya
yang meningkat akibat lebih banyak unit yang terjual, termasuk bahan baku langsung, tenaga
7
kerja langsung, overhead variabel, dan biaya penjualan dan administratif variabel. Demikian
juga, biaya tetap mencakup overhead tetap dan beban penjualan dan administratif tetap.
Laporan laba rugi merupakan suatu alat yang berguna untuk mengorganisasikan
biaya-biaya perusahaan ke dalam kategori tetap dan variabel. Laporan laba rugi dapat
Laba Operasi (Operating income) hanya mencakup pendapatan dan beban dari
operasional normal perusahaan. Sedangkan istilah laba bersih (net income) dinyatakan hasil
Setelah memiliki ukuran unit yang terjual, maka dapat dikembangkanlah persamaan
laba operasi dengan menyatakan pendapatan penjulan dan beban variabel dalam jumlah unit
dolar dan jumlah unit. Secara lebih spesifik, pendapatan penjualan dinyatakan sebagai harga
jual per unit dikali jumlah unit yang terjual, dan total biaya variabel adalah biaya variabel per
unit dikali jumlah unit yang terjual. Dengan demikian, persamaan laba operasi menjadi:
Laba operasi = (Harga x jumlah unit terjual) – (Biaya variabel per unit x
(M) Contoh berikut ini adalah mencari titik impas dalam unit. Contohnya adalah
Thomas Company memproduksi mesin pemotong rumput. Berikut ini adalah proyeksi
8
Margin kontribusi $ 75.000
Hal ini menunjukan bahwasanya Thomas Company mempunyai harga adalah $400 per unit,
dan biaya variabel per unit adalah $325 ($325.000/1000 unit). Biaya tetap adalah $45.000.
Maka pada titik impas, persamaan laba operasi adalah sebagai berikut:
Unit = 600
Dengan demikian, Thomas Company harus menjual 600 pemotong rumput untuk
menutupi semua beban tetap dan variabel. Suatu cara yang baik untuk memeriksa jawaban ini
adalah dengan memformulasikan suatu laporan laba rugi berdasarkan 600 unit yang terjual.
Laba operasi $ 0
9
Sebuah keunggulan penting dari pendekatan laba operasi adalah bahwa seluruh
persamaan CVP berikutnya diturunkan dari laporan laba rugi menurut perhitungan biaya
variabel. Sehingga setiap persoalan CVP dapat diselesaikan dengan menggunakan pendapatan
ini.
Salah satu cara cepat yang digunakan untuk menghitung titik impas dalam unit yaitu
pendapatan penjualan dikurangi total biaya variabel. Pada impas, margin kontribusi sama
dengan beban tetap. Apabila kita mengganti margin kontribusi per unit untuk harga dikurangi
biaya variabel per unit pada persamaan laba operasi dan memperoleh jumlah unit, maka kita
Dengan menggunakan contoh dari Thomas Company margin kontirbusi per unit
dapat dihitung dengan salah satu dari dua cara berikut. Cara pertama adalah dengan membagi
total margin kontribusi dengan unit yang terjual($75.000/1000) hasilnya $75 .Cara kedua
penjualan dikurangi biaya variabel ($400 - $325) hasilnya $75.Untuk menghitung jumlah unit
= $45.000/$75
= 600
Tentu saja, jawabannya sama persis dengan yang dihitung dengan menggunakan
10
2.6. Penjualan dalam unit yang Diperlukan untuk Mencapai Target Laba
perusahaan ingin memperoleh laba operasi lebih besar daripada nol. Analisis CVP
menyediakan cara untuk menentukan berapa unit yang harus dijual untuk menghasilkan target
laba tertentu. Target laba operasi dapat dinyatakan sebagai sebuah jumlah dolar (misalnya,
$20.000) atau sebagai suatu persentase dari pendapatan penjualan (contohnya, 15 persen dari
pendapatan). Baik pendekatan laba operasi maupun pendekatan margin kontribusi dapat
Target Laba sebagai sebuah Jumlah Dolar Anggaplah bahwa Thomas Company ingin
memperoleh laba operasi sebesar $60.000. Berapakah mesin pemotong rumput yang harus
dijual untuk mencapai hasil ini? Jika menggunakan laporan laba rugi maka hasilnya adalah
sebagai berikut:
Unit =1.400
Jika menggunakan persamaan dasar impas, maka perlu menambahkan target laba
Unit = $105.000/$75
Unit = 1.400
Artinya Thomas harus menjual 1400 mesin pemotong rumput untuk menghasilkan
laba operasi sebesar $60.000. Laporan laba rugi berikut membuktikan hasil ini:
11
Penjualan (1400 unit@$400) $560.000
Cara lain untuk memeriksa jumlah unit ini adalah dengan menggunakan titik impas.
Seperti yang baru saja ditunjukkan, Whittier harus menjual 1.400 mesin pemotong rumput,
atau 800 lebih banyak dari volume impas 600 unit, untuk menghasilkan laba sebesar $60.000.
Margin kontribusi per mesin pemotong rumput adalah $75. Perkalian antara $75 dengan 800
unit mesin pemotong rumput diatas impas akan menghasilkan laba sebesar $60.000 ($75 x
800). Hasil ini menunjukkan bahwa margin kontribusi per unit untuk setiap unit diatas impas
adalah sama persis dengan laba per unit. Karena titik impas telah dihitung, maka jumlah
mesin pemotong rumput yang akan dijual untuk menghasilkan laba operasi $60.000 dapat
dihitung dengan membagi margin kontribusi per unit ke dalam target laba dan menambahkan
Secara umum, dengan mengasumsikan biaya tetap tidak berubah, dampak terhadap
laba perusahaan yang dihasilkan dari perubahan jumlah unit yang terjual dapat dinilai dengan
mengalikan margin kontribusi per unit dengan perubahan unit yang terjual. Sebagai contoh,
jika 1.500 mesin pemotong rumput, bukan 1.400 yang terjual, maka berapa jumlah laba yang
akan diperoleh? Perubahan dalam unit yang terjual adalah suatu kenaikan sebanyak 100
mesin pemotong rumput, dan margin kontribusi per unit adalah $75. Dengan demikian, laba
12
Target Laba sebagai suatu Persentase dari Pendapatan Penjualan
Target Laba sebagai suatu Persentase dari Pendapatan Penjualan Anggaplah bahwa
Thomas Company ingin mengetahui jumlah mesin pemotong rumput yang harus dijual untuk
menghasilkan laba yang sama dengan 15 persen dari pendapatan penjualan. Pendapatan
penjualan adalah harga dikalikan dengan kuantitas. Dengan menggunakan laporan laba rugi
Unit = 3.000
Apakah volume sebanyak 3.000 mesin pemotong rumput menghasilakn laba yang
sama dengan 15 persen dari pendapatan penjualan? Untuk 3000 mesin pemotong rumput,
total pendapatan adalah $1,2 juta ($400 x 3.000). Disini laba dapat dihitung tanpa harus
menyusun laporan laba rugi yang formal. Ingat, bahwa diatas impas margin kontribusi per
unit adalah laba per unit. Volume impas adalah 600 mesin pemotong rumput. Jika 3.000
mesin pemotong rumput terjual, maka ada 2.400 (3.000 – 600) mesin pemotong rumput diatas
titik impas yang telah terjual. Jadi, laba sebelum pajak adalah $180.000 ($75 x 2400), yang
Target Laba Setelah Pajak Pada saat menghitung titik impas, pajak penghasilan tidak
berperan. Ini disebabkan karena pajak yang dibayar atas laba nol adalah nol. Namun, ketika
perusahaan ingin mengetahui berapa unit yang harus dijual untuk menghasilkan laba bersih
13
tertentu, maka diperlukan beberapa pertimbangan tambahan. Ingat kembali, bahwa laba bersih
adalah laba operasi setelah pajak penghasilan dan bahwa angka target laba dinyatakan dalam
kerangka sebelum pajak. Dengan demikian, ketika target laba dinyatakan sebagai laba bersih,
Umumnya, pajak dihitung sebagai persentase dari laba. Laba setelah pajak dihitung
dengan mengurangkan pajak dari laba operasi (atau laba sebelum pajak).
Atau
Jadi, untuk mengonversi laba setelah pajak menjadi laba sebelum pajak, cukup
Misalkan Thomas Company ingin memperoleh laba bersih sebesar $48750 dan tarif
pajaknya adalah 35 persen. Untuk mengonversi target laba setelah pajak menjadi target laba
14
Dengan kata lain, jika tarif pajak adalah 35 persen, maka Thomas Company harus
menghasilkan $75.000 sebelum pajak penghasilan untuk memperoleh $48.750 setelah pajak
penghasilan. Dengan pengonversian ini, maka dapat dihitung jumlah unit yang harus dijual:
Unit = $120.000/$75
Unit = 1.600
Sekarang buktikan lah dengan laporan laba rugi berdasarkan penjualan sebanyak
Dalam beberapa kasus ketika menggunakan analisis CVP, manajer mungkin lebih suka
menggunakan pendapatan penjualan sebagai ukuran aktivitas penjualan daripada unit yang
terjual. Suatu ukuran unit yang terjual dapat dikonversikan menjadi suatu ukuran pendapatan
penjualan hanya dengan mengalikan harga jual per unit dengan unit yang terjual. Sebagai
15
contoh, titik impas Thomas Company dihitung pada 600 mesin pemotong rumput. Karena
harga jual per unit mesin pemotong rumput adalah $400, maka volume impas dalam
Setiap jawaban yang dinyatakan dalam unit yang terjual dapat secara mudah
dikonversi menjadi satu jawaban yang dinyatakan dalam pendapatan penjualan, tetapi
jawaban tersebut bisa dihitung secara lebih langsung dengan mengembangkan rumus terpisah
untuk kasus pendapatan penjualan. Dalam kasus ini, variabel yang penting adalah dolar
penjualan, sehingga pendapatan maupun biaya variabel harus dinyatakan dalam dolar, bukan
unit. Karena pendapatan penjualan selalu dinyatakan dalam dolar, maka pengukuran variabel
tidak menjadi masalah. Selanjutnya akan dibahas secara lebih mendalam mengenai biaya
variabel dan melihat bagaimana biaya tersebut dapat dinyatakan dalam ukuran dolar
penjualan.
Rasio biaya variabel dapat dihitung dengan menggunakan data total maupun data per
unit. Tentu saja, persentase dari dolar penjualan yang tersisa setelah biaya variabel tertutupi
adalah merupakan rasio margin kontribusi. Rasio margin kontribusi (contribution margin
ratio) adalah bagian dari setiap dolar penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan
menghasilkan laba.
pendekatan pendapatan penjualan. Disajikan kembali berikut ini adalah laporan laba rugi
16
Margin Kontribusi $ 75.000 18,75%
Perhatikan bahwa pendapatan penjualan, biaya variabel, dan margin kontribusi telah
dinyatakan dalam bentuk persentase dari penjualan. Rasio biaya variabel adalah 0,8125
($325.000/$400.000); rasio margin kontribusi adalah 0,1875 (dihitung dari 1 – 0,8125, atau
$75.000/$400.000). Biaya tetap adalah $45.000. Berdasarkan informasi dalam laporan laba
rugi ini, berapakah pendapatan penjualan yang harus dihasilkan Whittier untuk mencapai
impas?
Penjualan = $240.000
Jadi, Thomas harus menghasilkan pendapatan sejumlah $240.000 untuk mencapai impas.
Perhatikan bahwa (1 – 0,8125) adalah rasio margin kontribusi. Sehingga dapat melewati
beberapa langkah dengan mengetahui bahwa Penjualan – (Rasio biaya variabel x Penjualan)
Bagaimana dengan persamaan dasar impas yang digunakan untuk menentukan titik
impas dalam unit? Kita dapat juga menggunakkan pendekatan tersebut dalam kasus ini. Ingat
17
Unit impas = Biaya tetap/(Harga – Biaya variabel per unit)
Jika kita mengalikan kedua sisi persamaan dengan harga, maka sisi kiri akan sama dengan
Harga x Unit impas = Harga x [Biaya tetap/(Harga – Biaya variabel per unit)]
Sekali lagi, dengan menggunakkan data Whittier Company, dolar penjualan impas
titik impas).
laba.
kerugian.
dihasilkan Thomas untuk memperoleh laba sebelum pajak sebesar $60.000? (pertanyaan ini
18
mirip dengan yang ditanyakan sebelumnya dalam hal unit, tetapi pertanyaannya sekarang
adalah langsung dalam hal pendapatan penjualan). Untuk menjawab pertanyaan tersebut,
tambahkanlah target laba operasi sebesar $60.000 kepada biaya tetap $45.000 dan membagi
= $105.000/0,1875
= $560.000
sebesar $60.000. Karena impas adalah $240.000 diatas impas harus dihasilkan. Perhatikan
bahwa perkalian antara rasio margin kontribusi dengan pendapatan di atas impas
menghasilkan laba sebesar $60.000 (0,1875 x $320.000). Diatas impas, rasio margin
kontribusi merupakan rasio laba; karena itu, rasio tersebut menggambarkan bagian dari setiap
dolar penjualan yang dapat diperuntukkan bagi laba. Dalam contoh ini, setiap dolar penjualan
Secara umum, dengan asumsi bahwa biaya tetap tidak berubah, rasio margin
kontribusi dapat digunakan untuk mengetahui dampak terhadap laba atas perubahan
pendapatan penjualan. Untuk memperoleh total perubahan dalam laba yang diakibatkan oleh
perubahan pendapatan, kalikan rasio margin kontribusi dengan perubahan dalam penjualan.
Sebagai contoh, jika pendapatan penjualan adalah $540.000, bukan $560.000, bagaimana
19
2.9. Membandingkan Kedua Pendekatan
Untuk pengaturan produk tunggal, pengubahan titik impas dalam unit menjadi impas
dalam pendapatan penjualan hanya merupakan masalah pengalian harga jual per unit dengan
unit yang terjual. Lalu, mengapa kita menggunakkan rumus terpisah untuk pendekatan
pendapatan penjualan? Ada dua alasan untuk ini. Pertama, rumus pendapatan penjualan
memungkinkan kita untuk secara langsung mencari pendapatan jika hal tersebut yang
dikehendaki. Kedua, pendekatan pendapatan penjualan jauh lebih mudah untuk digunakan
dalam pengaturan multiproduk, seperti yang akan dibahas dalam bagian berikut.
tunggal. Namun, kebanyakan perusahaan memproduksi dan menjual sejumlah produk atau
jasa. Meskipun kompleksitas konseptual dari analisis CVP lebih tinggi dalam situasi
multiproduk, namun pengoprasiannya tidak berbeda jauh. Kita lihat bagaimana mengadaptasi
Thomas Company telah memutuskan untuk menawarkan dua model mesin pemotong
rumput: mesin pemotong rumput manual dengan harga jual $400 dan mesin pemotong rumput
otomatis dengan harga jual $800. Departemen pemasaran yakin bahwa sebanyak 1.200 mesin
pemotong rumput manual dan 800 mesin pemotong rumput otomatis dapat dijual selama
tahun depan. Pengawas perusahaan telah menyusun proyeksi laporan laba rugi berikut
20
Mesin Mesin
Beban tetap langsung (direct fixed expenses) adalah biaya tetap yang dapat ditelusuri
ke masing-masing produk, dan akan hilang jika produk tersebut tidak ada. Beban tetap umum
adalah biaya tetap yang tidak dapat ditelusuri ke produk, dan akan tetap muncul meskipun
Pemilik Thomas agak cemas terhadap penambahan lini produk baru dan ingin mengetahui
berapa banyak masing-masing model harus terjual untuk mencapai impas. Maka dengan
menggunakan persamaan yang telah kita kembangkan sebelumnya, dimana biaya tetap dibagi
dengan margin kontribusi. Namun persamaan ini menimbulkan beberapa masalah. Persamaan
ini dikembangkan untuk analisis produk tunggal. Untuk dua produk, terdapat dua margin
21
konribusi per unit. Mesin pemotong rumput manuala memiliki margin kontribusi per unit
sebesar $75 ($400 - $325), dan mesin pemotong rumput otomatis memiliki margin kontribusi
Salah satu pemecahan yang mungkin adalah dengan dengan menerapkan analisis secara
terpisah ke masing-masing lini produk. Dengan cara itu, akan diperoleh titik impas individu
jika laba didefenisikan sebagai margin produk. Impas untuk mesin pemotong rumput manual
= $30.000/$75
= 400 unit
= $40.000/$200
= 200 unit
Jadi sebanyak 400 mesin pemotong rumput manual dan 200 mesin pemotong rumput
otomatis harus dijual untuk mencapai margin produk impas. Namun, margin produk impas
hanya menutup biaya tetap langsung, smentra biaya tetap umum masih belum tertutupi.
Penjualan kedua mesin pemotong rumput dalam jumlah tersebut akan menimbulkan kerugian
sebesar biaya tetap umum. Belum ada titik impas perusahaan secara eseluruhan diidentifikasi.
22
Pengalokasian biaya tetap umum ke masing-masing lini produk sebelum menghitung titik
impas dapat mengtasi kesulitan ini. Permasalahan dalam pendekatan ini adalah bahwa alokasi
biaya tetap umum bersifat acak. Jadi, tidak ada volume impas yang tampak secara langsung.
multiproduk menjadi masalah produk tunggal. Jika ini dapat dilakukan, maka seluruh
metodologi CVP produk tunggal dapat diterapkan secara langsung. Kunci dari konversi ini
adalah mengidentifikasi bauran penjualan yang diharapkan dalam unit dari produk-produk
yang dipasarkan. Bauran penjualan (sales mix) adalah kombinasi relatif dari berbagai produk
Bauran penjualan dapat dikur dalam unit yang terjual atau dalam bagian dari
pendapatan. Contohnya, jika Thomas berencana menjual 1.200 mesin pemotong rumput
manual dan 800 mesin pemotong rumput otomatis, maka bauran penjualan dalam unit adalah
1.200.800. Biasanya, bauran penjualan diturunkan sampai bilangan bulat terkecil. Jadi, bauran
relatif 1.200.800 dapat diturunkan hingga 12:8 dan selanjutnya menjadi 3:2. Dengan kata lain,
untuk setiap tiga mesin peotong rumput manual yang terjual, ada dua mesin pemotong otmatis
yang terjual.
Alternatif lainnya, bauran penjualan juga dapat dinyatakan dalam persentase dari total
pendapatan yang dikontribusikan oleh masing-masing produk. Pada kasus diatas, pendapatan
dari mesin pemotong rumput manual adalah $480.000 ($400 x 1.200), dan pendapatan dari
mesin pemotong rumput otomatis adalah $640.000 ($800 x 800). Mesin pemotong rumput
manual mencakup 42,86% dari total pendapatan dan mesin pemotong rumput otomatis
mencakup 57,14% sisanya. Mungkin hal ini terlihat seperti bahwa kedua bauran penjualan
adalah berbeda. Bauran penjualan dalam unit adalah 3:2 yaitu, dari setiap lima mesin yang
terjual, 60% adalah mesin pemotong rumput manual dan 40% mesin pemotong rumput
23
otomatis. Namun, bauran penjualan berdasarkan pendapatan adalah 42,86% untuk mesin
menggunakkan bauran penjualan dalam unit dan memberikannnya bobot menurut harga. Jadi,
meskipun proporsi mendasari mesin yang terjual tetap 3:2, namun mesin pemotong rumput
manual yang harganya lebih rendah diberi bobot lebih ringan pada saat harga dimasukkan
dalam penghitungan. Untuk analisis CVP, harus menggunakkan bauran penjualan yang
volume impas. Contohnya, bauran penjualan sebesar 2:1 akan mendapatlan titik impas pada
550 mesin pemotong rumput manual dan 275 mesin pemotong rumput otomatis. Total margin
kontribusi yang dihasilkan oleh bauran ini adalah $96.250 [($75 x 550) + ($200 x 275)].
Demikian juga, jika 350 mesin pemotong rumput manual dan 350 mesin pemotong rumput
otomatis terjual (untuk bauran penjualan 1:1), maka total margin kontribusi adalah juga
$96.250 [($75 x 350) + ($200 x 350)]. Karena total biaya tetap adalah $96.250, maka kedua
bauran penjualan merupakan titik impas.Tetapi menurut studi pemasaran yang dilakukan
Thomas, ia menginginkan bauran penjualan sebesar 3:2. Inilah rasio yang harus digunakan;
multi produk ke dalam format CVP produk tunggal. Karena Thomas berharap menjual 3
mesin pemotong rumput manual atas setiap 2 mesin pemotong rumput otomatis, maka
Thomas bisa mendefenisikan produk tunggal yang yang dijualnya sebagai suatu paket yang
berisi tiga mesin pemotong rumput manual dan dua mesin pemotong rumput otomatis.
Dengan menetapkan produk tersebut sebagai suatu paket, masalah multiproduk dikonversi
menjadi masalah produk tunggal. Untuk menggunakkan titik impas dalam unit, harga jual
24
paket dan biaya variabel per paket harus diketahui. Untuk menghitung nilai-nilai paket
tersebut, bauran penjualan, harga setiap produk, dan masing-masing biaya variabel
diperlukan. Menurut data produk individu yang disajikan dalam proyeksi laporan laba rugi,
digunakan untuk menentukan jumlah paket yang perlu dijual guna mencapai impas. Dari
proyeksi laba rugi Thomas. Dapat diketahui bahwa total biaya tetap perusahaan adalah
= $96.250/$625
= 154 paket
Thomas harus menjual 462 mesin pemotong rumput manual (3 x 154) dan 308 mesin
pemotong rumput otomatis (2 x 154) untuk mencapai impas. Laporan laba rugi yang
Manual Otomatis
25
Laba Operasi $ 0
perusahaan menjual produk tunggal. Namun berbagai tindakan yang mengubah harga masing-
masing produk dapat mempengaruhi bauran penjualan karena pelanggan mungkin membeli
relatif lebih banyak atau lebih sedikit produk tersebut. Perlu diingat bahwa sebuah bauran
penjualan yang baru akan mempengaruhi unit dari setiap produk yang perlu dijual untuk
mencapai target laba yang diinginkan. Jika bauran penjualan untuk periode mendatang tidak
pasti maka mungkin perlu untu dipertimbangka beberapa bauran yang berbeda. Dengan cara
ini, manajer dapat memperoleh tambahan pengetahuan mengenai berbagai hasil yang
Kompleksitas pendekatan titik impas dalam unit meningkat secara dramatis ketika
jumlah produk bertambah. Bayangkan pengguna analisis ini pada perusahaan yang
sebenarnya. Komputer dapat dengan mudah menangani suatu masalah yang melibatkan
sangat banyak data. Lagipula, banyak perusahaan menyederhanakan masalah itu dengan
menganalisis kelompok produk daripada produk individu. Cara lain untuk menangani
meningkatnya kompleksitas tersebut adalah dengan beralih dari pendekatan unit yang terjual
multiproduk hanya dengan menggunakkan data ikhtisar yang terdapat dalam laporan laba rugi
Untuk mengilustrasikan titik impas dalam dolar penjualan, contoh yang sama akan digunakan.
Akan tetapi, satu-satunya informasi yang diperlukan adalah proyeksi laporan laba rugi
26
Penjualan $1.120.000
Perhatikan bahwa laporan laba rugi diatas sesuai dengan kolom total laporan laba rugi
yang lebih terinci yang diperiksa sebelumnya. Proyeksi laporan laba rugi bersandar pada
asumsi bahwa 1.200 mesin pemotong rumput manual dan 800 mesin pemotong rumput
otomatis akan terjual (bauran penjualan sebesar 3:2). Titik impas dalam pendapatan penjualan
juga bersandar pada bauran penjualan yang diharapkan. (Sama seperti pendekatan unit yang
terjual, bauran penjualan yang berbeda akan memberikan hasil yang berbeda).Dengan laporan
laba rugi tersebut, pertanyaan umum mengenai CVP dapat diajukan. Misalnya, berapa
pendapatan penjualan yang harus dihasilkan untuk mnecapai impas? Untuk menjawab
pertanyaan ini, kita bagi total biaya tetap $96.250 dengan rasio margin kontribusi 0,2232
($250.000/$1.120.000).
= $96.250/0,2232
= $431.228
Titik impas dalam dolar penjualan secara implisit menggunakkan asumsi bauran
penjualan tetapi pemngabaikan persyaratan penghitungan margin kontribusi per paket. Tidak
ada pengetahuan terhadap data produk individual yang diperlukan. Upaya perhitungannya
27
mirip dengan yang digunakan dalam pengaturan produk tunggal. Selain itu, jawabannya
masih dinyatakan dalam pendapatan penjualan. Tidak seperti titik impas dalam unit, jawaban
atas pertanyaan CVP yang menggunakkan dolar penjualan tetap dinyatakan dalam ukuran
Untuk memahami secara lebih mendalam mengenai hubungan CVP dapat dilakukan melalui
penggambaran secara visual. Penyajian secara grafis dapat membantu para manajer melihat
perbedaan antar biaya variabel dan pendapatan. Hal itu juga dapat membantu mereka
memahami dengan cepat, demapak kenaikan atau penurunan penjualan terhadap titik impas.
Dua grafik dasar yang penting, grafik laba-volume dan grafik biaya-volume-laba, akan
antara laba dan volume penjualan. Grafik laba-volume merupakan grafik dari persamaan laba
operasi (Laba operasi = (Harga x Unit) – (Biaya variabel per unit x Unit) – Biaya tetap).
Dalam grafik ini, laba operasi merupakan variabel terikat, dan unit merupakan variabel bebas.
Biasanya, nilai variabel bebas diukur pada sumbu horiontal dan nilai variabel terikat pada
sumbu vertikal.
Agar pembahasan ini lebih nyata, seperangkat data sederhana akan digunakan.
Anggaplah bahwa Tyson Company memproduksi suatu produk tunggal dengan data biaya dan
28
Harga jual per unit 10
Dengan menggunakkan data tersebut, laba operasi dapat dinyatkan sebagi berikut:
Gambar 2.1
Kita dapat membuat grafik hubungan ini dengan meletakkan unit di sepanjang sumbu
horizontal dan laba (rugi) operasi di sepanjang sumbu vertikal. Dua titik diperlukan untuk
menggambarkan suatu persamaan linier. Meskipun dua titik manapun dapat digunakan, kedua
titik yang sering dipilih adalah titik-titik yang menggambarkan volume penjualan nol dan laba
nol. Jika unit yang terjual adalah nol, maka Tyson mengalami rugi operasional sebesar $100
(atau laba -$100). Karena itu, titik yang menggambarkan volume penjualan nol adalah (0, -
$100). Dengan kata lain, jika tidak ada penjualan yang dilakukan, perusahaan mengalami
kerugian sebesar total biaya tetap. Jika laba operasi adalah nol, maka unit yang terjual sama
29
dengan 20. Dengan demikian, titik yang menggambarkan laba nol (impas) adalah (20,$0).
Kedua titik tersebut yang ditunjukkan dalam gambar, membatasi grafik laba yang
diperlihatkan disini.
Grafik dapat digunakan untuk menilai laba (rugi) Tyson pada setiap tingkat aktivitas
penjualan. Sebagai contoh, laba yang berkaitan dengan penjualan 40 unit dapat dibaca
melalaui grafik dengan (1) membuat garis vertikal dari sumbu horizontal ke garis laba dan (2)
membuat garis horizontal dari garis laba ke sumbu vertikal. Seperti diilustrasikan dalam
gambar , laba dari penjualan 40 unit adalah $100. Grafik laba-volume, meskipun mudah
berubah. Terdapat sebuah pendekatan alternatif dalam membuat grafik yang dapat
antara biaya, volume, dan laba. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih rinci, perlu dibuat
grafik dengan dua garis terpisah: garis total pendapatan dan garis total biaya. Kedua garis ini
Untuk menggambarkan kedua persamaan tersebut ke dalam grafik yang sama, sumbu
vertikal diukur dalam dolar dan sumbu horizontal dalam unit yang terjual. Dua buah titik itu
30
diperlukan untuk menggambarkan masing-masing persamaan. Kita akan menggunakkan
jumlah unit sama dengan 20 menghasilkan titik-titik (0, $100) dan (20, $200). Grafik setiap
persamaan tampak dalam n 1.4.Perhatikan bahwa garis total pendapatan dimulai pada titik nol
dan meningkat dengan kemiringan yang sama dengan harga jual per unit (kemiringan sebesar
10). Garis total biaya memotong sumbu vertikal pada sebuah titik yang sama dengan total
biaya tetap dan meningkat dengan kemiringan yang sama dengan biaya variabel per unit
(kemiringan sebesar 5). Jika garis total pendapatan berada dibawah garis total biaya, maka
akan muncul daerah laba. Titik dimana garis total pendapatan dan total biaya berpotongan
adalah merupakan titik impas. Untuk mencapai impas, Tyson Company harus menjual 20 unit
dalam dua kategori : biaya yang berubah sejalan dengan volume penjualan (biaya variabel)
dan biaya yang tidak berubah (biaya tetap). Selanjutnya biaya diasumsikan sebagai fungsi
Pada sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas,biaya di bagi dalam kategori berdasarkan
unit dan non-unit. Penggunaan sistim perhitungan biaya berdasarkan aktivitas tidak berarrti
bahwa analisis CVP kurang bermanfaat. Dalam kenyataannya, analisi CVP menjadi lebih
bermanfaat karena Ia memmberikan wawasan yang lebih akurat mengenai perilaku biaya.
Total = Biaya tetap + (Biaya variabel per Unit x Jumlah unit) + (Biaya pengaturan x Jumlah
31
Laba operasi, seperti sebelumnya, adalah total pendapatan dikurangi total biaya.
Laba operasi = Total pendapatan – [Biaya tetap + (Biaya variabel per unit x Jumlah Unit) +
Menggunakan pendekatan margin kontribusi untuk menghitung titik impas dalam unit. Pada
impas, laba operasi adalah nol, dan jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai impas
Unit impas = [(Biaya tetap + (Biaya pengaturan x Jumlah pengaturan) + (Biaya rekayasa x
Di asumsikan bahwa suatu perusahaan ingin menghitung jumlah unit yang harus dijual untuk
menghasilkan laba sebelum pajak sebesar $20.000. Analisis ini didasarkan pada data berikut:
Tingkat
penggerak Biaya Variabel Penggerak
aktivitas per unit aktivitas
unit penjualan 10 0
pengaturan 1000 20
rekayasa jam 30 1000
total biaya tetap (konvensional) 100000
total biaya tetap (ABC) 50000
harga jual perunit 20
Table 2.1
Dengan menggunakan analisis CVP, jumlah yang harus terjual untuk menghasilkan
= ($20.000 + $100.000)/($20-$10)
32
= $120.000/$10
= 12.000
Dengan menggunakan persamaan ABC, jumlah unit yang harus terjual untuk menghasilkan
= 12.000 unit
Jumlah unit yang harus dijual adalah sama menurut kedua pendekatan.
menyarankan bahwa penjualan 12.000 unit mustahil di capai. Hanya 10.000 unit yang
mungkin dapat terjual. Presiden direktur perusahaan kemudian memerintahkan para insinyur
perancang produk mencari suatu cara mengurangi biaya pembuatan produk. Para insyinyur
juga di minta untuk mempertahankan persamaan biaya konvensional, yaitu biaya tetap
sebesar $ 100.000 dan biaya variabel $ 10. Biaya variabel per unit sebesar $ 10 terdiri atas
suatu rancangan baru yang membutuhkan lebih sedikit tenaga kerja. Rancangan baru tersebut
mengurangi biaya tenaga kerja langsung sebesar $2 per unit. Rancangan tersebut tidak akan
mempengaruhi bahan baku atu overhead variabel. Dengan demikina,biaya variabel yang baru
= $ 100.000 : ($ 20 - $ 8)
= 8.333 unit
33
Proyeksi laba jika 10.000 unit terjual dihitung sbb :
Satu tahun kemudian,presiden direktur mendapati bahwa peningkatan laba yang di harapkan
tidak terjadi.
Misalkan bahwa rancangan baru tersebut membutuhkan pengaturan yang lebih rumit,
Juga misalkan bahwa rancangan baru itu, karena peningkatan kandungan teknis,
membutuhkan dukungan teknik tambahan sebesar 40 persen (dari 1000 jam menjadi 1400
jam).
Persamaan biaya yabg baru, termasuk pengurangan biaya variabel tingkat unit , adalah sbb :
Titik impas, dengan laba operasi nol dan menggunaan persamaan ABC, dihitung sbb :
34
(anggap bahwa 20 pengaturan masih di lakukan)
= $ 124.000 : $ 12
= 10.333 unit.
(ingat kembali bahwa jumlah maksimal yang dapat terjual adalh $ 10.000)
35
Margin of safety atau tingkat keamanan memberikan informasi tentang seberapa jauh volume
penjualan boleh turun dan yang dianggarkan namun perusahaan tidak menderita rugi. Dengan
kata lain, margin of safety merupakan batas keamanan bagi perusahaan dalam hal terjadi
penurunan penjualan, berapa pun penurunan penjualan yang terjadi sepanjang dalam
Margin keamanan adalah unit yang terjual atau diharapkan dijual atau pendapatan yang
diperoleh atau diharapkan diperoleh diatas volum impas. Margin keamanan dapat dilihat
sebagai ukuran kasar dari resiko. Selalu saja ada kejadian, tidak diketahui pada waktu
perencanaan, yang dapat menurunkan penjualan di bawah tingkat yang awalnya diharapkan.
Margin of safety dapat juga disajikan dalam persentase. Rumus perhitungannya sebagai
berikut:
Margin of safety dapat membantu manajer untuk mengetahui besarnya resiko yang
terkandung dalam suatu rencana penjualan. Bila margin keamanan suatu perusahaan besar
(dengan angka penjualan yang diharapkan pada tahun mendatang), maka resiko untuk
menderita kerugian yang harus diambil penjualan suatu putaran ke bawah akan semakin
berkurang daripada margin keamanan yang kecil. (Hansen & Mowen, 2000:450)
sebanyak 400 unit, berikut perhitungan margin keamanan dan persentase margin keamanan:
= Rp.100.000.000 - Rp.87.500.000
= Rp.12.500.000
36
Persentase Margin Keamanan = (Margin Keamanan dalam Rupiah/ TotalPenjualan yang
dianggarkan) x 100%
= 0,125 x 100%
=12,5%
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan penurunan penjualan sebesar 12,5% atau
Rp.12.500.000,- maka perusahaan hanya akan berada dalam keadaan impas. Dalam hal ini,
dianggarkan X 100%
biayanya. Langkah ini akan membantu untuk menurunkan timbulnya resiko kerugian.
Setiap perusahaan juga dapat mempunyai struktur biaya yang berbeda-beda. Struktur biaya
adalah perbandingan relatif antara biaya tetap dan biaya variabel di dalam suatu organisasi.
(Supriyono, 1999:540). Jenis Struktur biaya pada suatu perusahaan dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai pengaruh struktur biaya terhadap laba,
berikut ini dibahas contoh pada dua perusahaan yang mempunyai struktur biaya yang
berlawanan. (Garrison, Noreen & Brewer, 2006:341)Pada tingkatan penjualan tertentu, laba
37
pada kedua perusahaan tersebut besarnya dapat sama. Pengaruh struktur biaya terhadap
PT. X PT. Y
a. Jika terjadi kenaikan penjualan maka perusahaan yang struktur biaya variabelnya rendah
dan biaya tetapnya tinggi, mempunyai kesempatan untuk memperoleh laba yang lebih tinggi.
Akan tetapi, jika terjadi kenaikan penjualan pada perusahaan yang mempunyai struktur biaya
variabelnya tinggi dan biaya tetapnya rendah, maka akan mengakibatkan kenaikan laba yang
b. Sebaliknya, jika terjadi penurunan penjualan maka perusahaan yang struktur biaya
variabelnya rendah dan biaya tetapnya tinggi mempunyai resiko penurunan laba yang tinggi
pula.Demikian pula dengan penurunan penjualan maka pada perusahaan ini hanya akan
PT.X PT.Y
38
Penjualan 1,300,000 100 1,300,000 100
PT.X PT.Y
Kedua struktur biaya tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor dan kondisi yang dihadapi
perusahaan dan sikap manajemen. Kedua struktur biaya tersebut pun masing-masing memiliki
kelebihan dan kekurangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu trend penjualan dalam
jangka panjang, fluktuasi penjualan dari tahun ke tahun dan sikap manajemen di dalam
menghadapi resiko. Dengan melakukan analisis struktur biaya, manajemen perusahaan akan
mendapatkan gambaran pengaruh tingkat kedua jenis biaya yaitu biaya tetap dan biaya
variabel.
39
Leverage operasi adalah suatu ukuran tentang seberapa sensitif laba bersih terhadap
perubahan volume penjualan. Tingkat leverage operasi adalah suatu ukuran berupa persentase
dimana pada tingkat penjualan tertentu, perubahan dalam volume penjualan akan
mempengaruhi laba. Leverage operasi dipegaruhi oleh struktur biaya perusahaan. (Garrison,
Leverage operasi dapat diilustrasikan dengan kembali pada data yang diberikan sebelumnya
tentang PT.X dan PT.Y. Sebelumnya ditunjukkan bahwa 30% kenaikan penjualan (dari
peningkatan laba bersih PT.Y (dari Rp.200.000,- menjadi Rp.440.000,-) dan 60%
peningkatan laba bersih PT.X (dari Rp.200.000,- menjadi Rp.320.000,-). Jadi dapat
disimpulkan bahwa PT.Y memiliki leverage operasi yang lebih besar dari PT.X. Berikut
adalah contoh perhitungan tingkat leverage operasi dimana keadaan penjualan perusahaan
adalah sebesarRp.1.000.000,-.
Jika tingkat operating leverage PT.X adalah 2 maka kenaikan penjualan 30% akan menaikkan
laba sebesar 60%. Sedangkan jikatingkat operating leverage PT.X adalah 4 maka kenaikan
penjualan 30% akan menaikkan laba sebesar 120%. Tinggi rendahnya tingkat leverage
operasi berpengaruh pada struktur biaya dan dapat dilihat bahwa tingkat leverage operasi
searah dengan biaya tetap di suatu perusahaan sehingga tingkat leverage operasi dapat
digunakan sebagai suatu pengukur tingkat biaya tetap. Seorang manajer juga dapat
mengunakan tingkat leverage operasi untuk memperkirakan seberapa cepat pengaruh berbagai
persentase perubahan dalam penjualan terhadap laba. Hal ini memungkinkan manajer
40
merumuskan strategi untuk mengoptimalkanlaba tanpa harus mempersiapkan laporan laba
BAB III
PENUTUP
41
Kesimpulan
Analisis Biaya-Volume-Laba adalah suatu metode analisis untuk melihat hubungan antara
besarnya biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan dan besarnya volume penjualan serta laba
yang diperoleh pada suatu periode tertentu. Hal ini terbukti dari banyaknya manfaat yang
didapatkan dari analisis biaya volume laba diantaranya membantu membuat keputusan
manajerial,membantu para pemakai laporan keuangan untuk melihat pada saat kapan
perusahaan mencapai titik impas atau BEP dan dari analisis biaya volume dan laba dapat
hitung atau ditetapkan laba optimal yang dinginkan perusahaan.dan dengan adanya analisis
biaya volume laba dapat mengurangi resiko kerugian karena dapat dihitung titik impas dan
ada margin of safety untuk pengaman dan berjaga-jaga untuk menghindari kerugian.
Titik impas (break-even point) adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya,
titik dimana laba sama dengan nol. Untuk pendapatan sama dengan total biaya, kita focus
pada laba operasi. Laba operasi (operating income) hanya mencakup pendapatan dan beban
dari operasional normal perusahaan. Laba bersih (net income) adalah laba operasi dikurangi
pajak penghasilan.
Margin kontribusi (contribution margin) adalah pendapatan penjualan dikurangi total biaya
Rasio biaya variable (variable cost ratio) pada contoh ini merupakan bagian dari setiap dolar
penjualan yang harus digunakan untuk menutup biaya variable. Rasio biaya variable dapat
dihitung dengan menggunakan data total maupun data per unit. Tentu saja, persentase dari
dolar penjualan yang tersisa setelah biaya variable tertutupi merupakan rasio margin
kontribusi. Rasio margin kontribusi(contribution margin ratio) adalah bagian dari setiap dolar
penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba.
42
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta:Salemba.2009.
https://yogisunpriakuntansi.blogspot.com/2014/01/analisis-cvp.html
43