DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS WIDYATAMA
FAKULTAS EKONOMI
2019
Pengertian Manajemen Portofolio
Menurut ahli keuangan J Fred Weston, portofolio dapat diartikan sebagai kombinasi atau
gabungan berbagai aktiva. Aktiva itu dapat diartikan sebagai investasi surat berharga finansial seperti
deposito, properti atau real aset, obligasi, saham, dan bentuk penyertaan lainnya. Portofolio merupakan
kumpulan dari instrumen investasi yang dibentuk untuk memenuhi suatu sasaran umum investasi.
Sasaran dari suatu portofolio investasi tentunya sangat tergantung pada individu masing-masing
investor.
Portofolio menggambarkan kepemilikan dari pada instrumen investasi yang disusun dengan
perencanaan yang matang untuk pencapaian hasil yang optimal melalui penyebaran risiko. Portofolio
mempunyai beberapa alternatif variasi dengan pertimbangan investor harus melihat risiko dan tingkat
keuntungan yang bergerak positif didalam portofolio. Portofolio merupakan sekumpulan investasi
yang menyangkut identifikasi saham-saham yang mana akan dipilih dan menentukan proporsi dana
yang ditanamkan pada masing-masing saham tersebut.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa portofolio merupakan kombinasi
kepemilikan dari dua saham perusahaan yang berbeda agar investor bisa meraih return optimal
sekaligus dapat memperkecil risiko melalui diversifikasi.
B. Faktor-Faktor dalam Investasi Portofolio
Menurut Rahardja dan Manurung faktor-faktor yang mempengaruhi investasi langsung dan
portofolio adalah sebagai berikut :
1. Tingkat pengembalian yang diharapkan (Expected Rate Of Return)
Kemampuan perusahaan menentukan tingkat investasi yang diharapkan, sangat dipengaruhi oleh
kondisi internal dan eksternal perusahaan.
a. Kondisi internal perusahaan
Kondisi internal adalah faktor-faktor yang berada di bawah kontrol perusahaan, misalnya tingkat
efisiensi, kualitas SDM, dan teknologi yang digunakan. Ketiga aspek tersebut berhubungan positif
dengan tingkat pengembalian yang diharapkan. Artinya, semakin tinggi tingkat efisiensi, kualitas SDM
dan teknologi, maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang diharapkan.
b. Kondisi eksternal perusahaan
Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan investasi terutama
adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan pertumbuhan ekonomi domestik maupun internasional
serta tingkat inflasi yang terjadi. Jika perkiraan tentang masa depan ekonomi nasional maupun dunia
bernada optimis, biasanya tingkat investasi meningkat, karena tingkat pengembalian investasi dapat
dinaikkan.
Selain perkiraan kondisi ekonomi, kebijakan yang ditempuh pemerintah juga dapat menentukan tingkat
investasi. Kebijakan menaikkan pajak, misalnya diperkirakan akan menurunkan tingkat permintaan
akan agregat. Akibatnya tingkat investasi akan menurun. Faktor sosial politik juga menentukan gairah
investasi, karena jika sosial politik stabil maka pada umumnya juga meningkat. Demikian pula faktor
keamanan (kondisi keamanan negara).
1. Perencanaan Portofolio
Tahapan awal dari manajemen portofolio adalah perencanaan (planning). Tahap perencanaan ini
memfokuskan pada penentuan input-input yang diperlukan untuk membentuk portofolio, yaitu yang
pertama return ekspektasian individual sekuritas (input ini digunakan untuk membentuk return
ekspektasian portofolio), yang kedua varian return individual sekuritas, dan yang ketiga kovarian return
individual sekuritas. Varian dank ovarian return individual sekuritas digunakan untuk membentuk
varian return atau risiko portofolio.
Faktor-faktor yang menentukan input-input ini berasal dari diri investor sendiri (sasaran-sasaran,
hambatan-hambatan, dan preferensi-preferensi) dan dari pasar modal (dengan mempertimbangkan
keadaan ekonomik, social, politik, dan sector yang relevan). Hasil dari perencanaan ini adalah
kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi portofolio serta ekspektasi-ekspektasi pasar yang nantinya
dibutuhkan dalam pembentukan portofolionya.
2. Eksekusi Portofolio
Mengeksekusi portofolio berarti membuat portofolionya jika portofolio masih belum dibuat dan
merevisinya dikemudian hari berdasarkan umpan balik yang diterima. Beberapa tahapan dalam
mengeksekusi portofolio adalah sebagai berikut ini:
a. Alokasi aktiva (asset allocation)
b. Optimalisasi portofolio (portofolio optimization)
c. Pemilihan sekuritas (security selection)
d. Implementasi dan eksekusi
3. Umpan Balik Kinerja Portofolio
Proses ini yang membedakan antara manajemen portofolio dengan hanya sekedar membuat portofolio.
Portofolio yang sudah dibuat tidak dapat hanya dibiarkan saja, karena kinerjanya dapat menurun setiap
saat di masa depan. Kondisi pasar yang jelek misalnya akan dapat menurunkan kinerja portofolio. Oleh
karena itu kondisi pasar harus selalu dipantau untuk menjaga kinerja portofolio akan tetap optimal. Jika
kinerja portofolio menjadi tidak optimal karena kondisi pasar yang berubah, maka portofolio ini perlu
diseimbangkan kembali (rebalancing).
Dalam memantau kondisi pasar, perlu memperhitungkan kondisi pasar yang terjadi, sehingga
keputusan investasi dapat menyesuaikan dengan kondisi pasar. Kondisi pasar sekarang yang perlu
dipantau adalah kondisi makro ekonomi, inflasi, tingkat suku bunga, politik, social, dan keamanan.
Selain itu, perubahan keadaab dab prefernsi investor juga perlu dipantau.
4. Mengukur Kinerja Portofolio
Untuk mengetahui apakah sasaran investor masih tercapai, maka kinerja portofolio perlu dihitung dan
diukur setiap saat dan dibandingkan dengan benchmark sasaran investor. Kinerja portofolio dapat
dihitung berdasarkan return portofolionya saja. Karena tukaran (rade-off) antara return dan resiko,
pengukuran portofolio berdasarkan returnnya saja mungkin tidak cukup, tetapi harus
mempertimbangkan keduanya yaitu return dan resikonya. Pengukuran yang melibatkan kedua faktor
ini disebut dengan return sesuaian (risk-adjusted return).
F. Model Manajemen Portofolio
Terdapat beberapa model dari manajemen portofolio, yaitu:
1. Model pertumbuhan spekulatif (Speculative growth model).
Dengan model ini para investor diharapkan memperoleh keuntungan yang tinggi akibat perubahan
harga (capital gain) di pasar sekuritas, sekalipun akan menghadapi tingkat risiko yang relatif besar.
Biasanya, motif orang melakukan investasi atas sekuritas itu karena perusahaan tempat berinvestasi
memiliki potensi meningkatnya harga pasar sekuritas, sekalipun kemungkinan pada saat ini tidak
memberikan penghasilan yang menarik. Para pengusaha atau profesional muda cocok menggeluti
tantangan dunia bisnis ini.
2. Model perumbuhan jangka panjang (Long term growth model).
Untuk memperoleh keuntungan diversifikasi dari spread kenaikan harga pasar yang bersifat jangka
panjang, biasanya risiko yang dihadapi relatif kecil. Kemungkinan sifat para investor dalam model itu
adalah selalu menghindari risiko. Dengan kata lain, tidak mau menanggung risiko yang berlebihan.
Oleh karena itu, jenis portofolio itu menekankan pertumbuhan harga pasar yang berjangka panjang
dengan rata-rata keuntungan dan risiko yang ideal. Golongan investor yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman tentang pasar portofolio yang memadai sangat cocok menerapkan model itu.
3. Model keuntungan berjalan (Current return model).
Fokus model ini adalah bagaimana para investor menerima keuntungan yang banyak dengan prasyarat
seperti jaminan investasi yang aman hingga jatuh tempo. Dengan kata lain, investor akan memperoleh
kas masuk setiap periode tertentu selama kurun waktu yang diprediksikan, misalnya untuk keperluan
biaya pendidikan, dana pensiun, dan sebagainya. Dapat dikatakan bahwa bentuk investasi itu mirip
dengan asuransi.
G. Pembentukan Portofolio
Terdapat dua macam pembentukan dalam portofolio, yaitu:
1. Portofolio Optimal
Portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak alternatif
yang ada pada kumpulan portfolio yang efisien. Pemilihan portofolio tersebut disesuaikan dengan
preferensi investor yang bersangkutan terhadap return maupun risiko yang melekat pada portfolio yang
dipilihnya.
Pembentukan portofolio optimal dapat dilakukan dengan dua metode:
a. Pendekatan Markowitz
1) Teori Markowitz didasari asumsi: 1 Model ini menghubungkan perhitungan return setiap asset pada
return indeks pasar
2) Periode investasi tunggal (misal 1 tahun) 2 Asumsi yang digunakan p ada model ini:
a) Tidak ada biaya transaksi Sekuritas akan berkorelasi hanya jika sekuritas-sekuritas tersebut
mempunyai respon yang sama terhadap perubahan pasar
b) Preferensi investor hanya berdasarkan pada expected return dan risiko
b. Belum memperhitungkan kemungkinan bahwa investor akan melakukan investasi pada asset bebas
risiko
c. Model ini dapat menyederhanakan perhitungan Model Markowitz
d. Perhitungannya cenderung kompleks dan rumit
2. Single Index Model
a. Model ini menghubungkan perhitungan return setiap asset pada return indeks pasar
b. Periode investasi tunggal (misal 1 tahun) 2 Asumsi yang digunakan pada model ini:
c. Tidak ada biaya transaksi Sekuritas akan berkorelasi hanya jika sekuritas-sekuritas tersebut
mempunyai respon yang sama terhadap perubahan pasar.
d. Model ini dapat menyederhanakan perhitungan Model Markowitz
2. Portofolio Efisien
Menurut Bodie et al, dalam pembentukan portofolio, investor selalu ingin
memaksimalkan return yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya
atau mencari portofolio yang menawarkan risiko terendah dengan tingkat return tertentu. Karakteristik
portofolio seperti ini disebut sebagai portofolio yang efisien.
Dalam membentuk portfolio yang efisien harus berpedoman pada asumsi tentang bagaimana perilaku
investor dalam pembuatan keputusan investasi yang akan diambil. Salah satu asumsi yang paling
penting adalah pada umumnya semua investor tidak menyukai risiko (risk averse). Investor seperti ini
jika dihadapkan pada beberapa alternatif investasi yang menawarkan return yang sama dengan risiko
yang berbeda akan cendrung memilih investasi dengan risiko yang lebih rendah.
Membentuk portofolio yang efisien perlu diperhatikan koefisien tingkat keuntungan dari masing-
masing aset yang membentuk portofolio. Koefisien korelasi dari suatu portofolio mencerminkan
keeratan hubungan antara tingkat keuntungan dari aset-aset yang membentuk portofolio.
Portofolio yang efisien akan mempunyai koefisien korelasi dari aset-aset yang mendekati negatif satu.
Jika koefisen korelasi positif satu, maka portofolio tidak akan bermanfaat karena tidak akan
mengurangi risiko (hanya merupakan rata-rata tertimbang dari risiko individu), dan apabila koefisien
korelasi positif sempurna, maka harga kedua aset tersebut sama-sama naik atau sama-sama turun,
sehingga portofolio yang terbentuk tidak mempengaruhi.
c) Perhitungan Keuntungan Yang Diharapkan Pada Portofolio
Adapun pengertian dari portofolio adalah sebuah bidang ilmu yang khusus mengkaji tentang
bagaimana cara yang dilkukan oleh seorang investor untuk menurunkan resiko dalam berinvestasi
secara seminimal mungkin, termasuk salah satunya dengan menganekaragamkan risiko tersebut.
Contoh:
Diketahui seorang investor memiliki dana sebesar Rp2.000.000.000,- dan melakukan keputusan
investasi pada portofolio A dan B.
Saham dan Expected Return
B Rp1.200.000.000,- 7%