Analisis Cost Volum Profit (CVP) atau analisis biaya volume laba,
merupakan suatu analisis yang dilakukan dalam tahap perencanaan
untuk menentukan berapa volume barang yang harus dijual untuk
mencapai suatu tingkatan laba tertentu. Untuk melakukan analisis CVP
ini semua biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan harus dibedakan
menjadi biaya tetap dan biaya variable.
DALAM KONTEKS CVP BIAYA VARIABLE ADALAH BIAYA TOTAL YANG AKAN
MENINGKAT ATAU MENURUN SECARA PROPORSIONAL SESUAI DENGAN UNIT
BARANG YANG DIJUAL, SEDANGKAN BIAYA TETAP ADALAH TOTAL BIAYA YANG
TIDAK AKAN BERUBAH BERAPAPUN JUMLAH BARANG YANG DIJUAL PERUSAHAAN,
SELAMA MASIH BERADA DALAM SUATU KAPASITAS TERTENTU
Karena pengelompokkan tersebut maka format laporan laba rugi yang
dibutuhkan juga berbeda.
Pendapatan xxx
Biaya Variabel xxx
Margin Kontribusi xxx
Biaya tetap xxx
Laba Operasi xxx
RUMUS PERHITUNGAN COST VOLUM PROFIT
Dari format tersebut terlihat bahwa tiga unsur pertama yaitu, penjualan, biaya variabel, dan
margin konstribusi semuanya bersifat variabel. Artinya semakin banyak unit yang terual maka
penjualan, total biaya variabel dan konsekuensinya total margin kontribusi akan meningkat
dan sebaliknya.
Dari format laporan laba rugi direct costing tersebut dapat dibuat rumus untuk mencari titik impas sebagai berikut :
Titik Impas (Break Even Point) = Total Biaya Tetap / (Harga Jual Per
Unit – Biaya Variabel per Unit
Rasio Margin Konstribusi = (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per
Unit)/ Harga Jual per Unit
CONTOH SOAL PERHITUNGAN CVP
Misalkan PT X sedang melakukan perencanaan laba. Informasi yang dapat dikumpulkan adalah sebagai berikut :
•Harga jual per unit adalah Rp 500
•Biaya variabel per unit adalah Rp 250
•Total biaya tetap Rp 10.000.000
•Total target keuntungan setelah pajak adalah Rp 15.000.000
•Tarif pajak 25%
Dari informasi tersebut, dengan mempergunakan rumus yang telah dibahas, maka titik impas
perusahaan adalah Rp 10.000.000 / (Rp 500 – Rp 250) = 40.000 unit. Sedangkan untuk menghitung
untit terjual untuk mencapai tingkat keuntungan Rp 15.000.000 setelah pajak, perusahaan harus
terlebih dahulu menghitung tingkat keuntungan sebelum pajak yaitu Rp 15.000.000/(1-25%) = Rp
20.000.000. angka tersebut akan dipakai untuk menghitung target unit yang harus dijual yaitu Rp
20.000.000 / (Rp 500- Rp 250) = 80.000 unit
ANALISIS CVP UNTUK LEBIH DARI SATU JENIS PRODUK
Semua ilustrasi diatas mengasumsikan bahwa produk yang dihasilkan hanya satu jenis. Bagaimana
jika perusahaan memproduksi lebih dari satu jenis peoduk bahkan bisa jadi puluhan atau ratusan
jenis produk. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :
1. Apakah produk tersebut diproduksi atau dijual dengan mempergunakan kapasitas yang sama ?
jika antara satu produk dengan produk lain dihasilkan dari fasilitas yang berbeda, maka analisis
CVP dapat dilakukan secara terpisah untuk masing-masing produk
2. Jika produk-produk yang dihasilkan berasal dari fasilitas yang sama, maka harus dilihat lagi,
apakah produk-produk tersebut memiliki marjin konstribusi per unit yang sama. Jika produk-
produk tersebut memiliki konstribusi marjin yang sama maka analisis CVP dapat dilakukan
seolah-olah produk-produk tersebut tersebut merupakan satu produk
3. Jika produk-produk yang dihasilkan berasal dari fasilitas yang sama, namun memiliki marjin
konstribusi per unit yang berbeda-beda, maka yang dapat dilakukan adalah melakukan alokasi
biaya untuk masing-masing produk tersebut, lalu melakukan analisi CVP untuk masing-masing
produk secara terpisah. Namun, cara seperti ini tidak disarankan karena biasanya perusahaan
mengalami kesulitan untuk mengalokasikan biaya secara akurat pada masing-masing
produknya. Karena itu, cara yang disarankan adalah menggabungkan marjin konstribusi per unit
dari masing-masing produk berdasarkan target baruan penjualan dari masing-masing produk.
Hasilnya adalah rata-rata tertimbang dari marjin konstribusi untuk kesemua produk tersebut
(weighted average contribution margin).
TABEL BERIKUT INI MEMBERIKAN CONTOH CARA PERHITUNGAN
WEIGHTED AVERAGE CONTRIBUTION MARGIN :
Per Unit Target Bauran
Produk Penjualan Proporsi
Harga Jual Biaya Variabel Margin
Konstribuasi
Setelah angka tesebut diperoleh, maka analisis CVP dapat dilakukan dengan rumus
seperti yang telah dibahas sebelumnya. Misalkan total biaya tetap perusahaan adalah Rp
18.200.000, maka jumlah total unit barang yang harus dijual adalah Rp 18.200.000/910
= 20.000 unit. Dari total penjualan tersebut 12.000 unit (60%) merupakan target
penjualan produk A, 6.000 unit (30%) merupakan target penjualan produk B dan 2.000
unit (20%) merupakan target penjualan produk C.
IDENTIFIKASI BIAYA VARIABEL DAN BIAYA TETAP
Masalah tersulit dalam analisis CVP adalah membagi semua biaya-biaya yang
dikeluarkan perusahaan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Analisis CVP tidak
mengenal jenis biaya lain, seperti biaya semu variabel, step cost, dan sebagainya.
Jadi sekali lagi, semua biaya yang dikeluarkan perusahaan semuanya harus
dikelompokkan menjadi biaya tetap maupun biaya variabel. Masalahnya tidak
semua biaya dapat diklasifikasikan dengan mudah menjadi biaya tetap dan biaya
variabel. Seringkali banyak biaya perusahaan yang tidak dapat diklasifikasikan
menjadi baya tetap dan biaya variabel.
Kelompok pertama adalah biaya yang sering disebut sebagai
mixed costs. Contoh biaya ini adalah biaya listrik, air, telepon
dimana biaya-biaya tersebut memiliki unsur biaya tetap dan
biaya variabel
Biaya Lembur Petugas Tol (10 jam x 5 hari x 52 minggu x Rp 20.000) 52.000.000
Analisis CVP dilakukan dalam tahap perencanaan dimana asumsi yang dibuat perusahaan belum
tentu sama dengan kondisi sebenarnya saat rencana tersebut dilaksanakan. Karena itu unsur
ketidakpastian harus dipertimbangkan. Ada tifa cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk
mengantisipasi ketidakpastian tersebut yaitu :
Dalam hal ini definisi biaya tetap dan biaya variabel akan dikaitkan bukan hanya terhadap produk
namun juga terhadap aktivitas. Dengan konsep activity based costing ini, biaya variabel hanyalah
merupakan biaya variabel dari aktivitas tingkat unit, sedangkan biaya tetap untuk aktivitas tingkat
unit dan juga biaya-biaya dari ringkat aktivitas lainnya akan dikelompokkan sebagai biaya tetap
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH