Anda di halaman 1dari 16

AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN

“PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PERENCANAAN LABA”

EDI FAHRUDIN 1707611001


IQRAM 1707611002
KADEK UPAWITA CANDRA PERTIWI 1707611004
PENGERTIAN DAN TUJUAN ANALISIS CVP

Analisis Cost Volum Profit (CVP) atau analisis biaya volume laba,
merupakan suatu analisis yang dilakukan dalam tahap perencanaan
untuk menentukan berapa volume barang yang harus dijual untuk
mencapai suatu tingkatan laba tertentu. Untuk melakukan analisis CVP
ini semua biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan harus dibedakan
menjadi biaya tetap dan biaya variable.
DALAM KONTEKS CVP BIAYA VARIABLE ADALAH BIAYA TOTAL YANG AKAN
MENINGKAT ATAU MENURUN SECARA PROPORSIONAL SESUAI DENGAN UNIT
BARANG YANG DIJUAL, SEDANGKAN BIAYA TETAP ADALAH TOTAL BIAYA YANG
TIDAK AKAN BERUBAH BERAPAPUN JUMLAH BARANG YANG DIJUAL PERUSAHAAN,
SELAMA MASIH BERADA DALAM SUATU KAPASITAS TERTENTU
Karena pengelompokkan tersebut maka format laporan laba rugi yang
dibutuhkan juga berbeda.

Pendapatan xxx
Biaya Variabel xxx
Margin Kontribusi xxx
Biaya tetap xxx
Laba Operasi xxx
RUMUS PERHITUNGAN COST VOLUM PROFIT

Dari format tersebut terlihat bahwa tiga unsur pertama yaitu, penjualan, biaya variabel, dan
margin konstribusi semuanya bersifat variabel. Artinya semakin banyak unit yang terual maka
penjualan, total biaya variabel dan konsekuensinya total margin kontribusi akan meningkat
dan sebaliknya.
Dari format laporan laba rugi direct costing tersebut dapat dibuat rumus untuk mencari titik impas sebagai berikut :

Titik Impas (Break Even Point) = Total Biaya Tetap / (Harga Jual Per
Unit – Biaya Variabel per Unit

Unit Terjual untuk Mencapai Keuntungan Tertentu = (Total Biaya Tetap


+ Target Keuntungan) / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)

Unit Terjual untuk Mencapai Keuntungan Tertentu = (Total Biaya Tetap


+ Target Keuntungan Sebelum Pajak) / (Harga Jual per Unit – Biaya
Variabel per Unit)

Tingkat Keuntungan Sebelum Pajak = Tingkat Keuntungan Setelah


Pajak / (1-Tingkay Pajak)

Target Rupiah Terjual = (Total Biaya Tetap + Target Keuntungan) /


(Rasio Marjin Konstribusi)

Rasio Margin Konstribusi = (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per
Unit)/ Harga Jual per Unit
CONTOH SOAL PERHITUNGAN CVP
Misalkan PT X sedang melakukan perencanaan laba. Informasi yang dapat dikumpulkan adalah sebagai berikut :
•Harga jual per unit adalah Rp 500
•Biaya variabel per unit adalah Rp 250
•Total biaya tetap Rp 10.000.000
•Total target keuntungan setelah pajak adalah Rp 15.000.000
•Tarif pajak 25%

Dari informasi tersebut, dengan mempergunakan rumus yang telah dibahas, maka titik impas
perusahaan adalah Rp 10.000.000 / (Rp 500 – Rp 250) = 40.000 unit. Sedangkan untuk menghitung
untit terjual untuk mencapai tingkat keuntungan Rp 15.000.000 setelah pajak, perusahaan harus
terlebih dahulu menghitung tingkat keuntungan sebelum pajak yaitu Rp 15.000.000/(1-25%) = Rp
20.000.000. angka tersebut akan dipakai untuk menghitung target unit yang harus dijual yaitu Rp
20.000.000 / (Rp 500- Rp 250) = 80.000 unit
ANALISIS CVP UNTUK LEBIH DARI SATU JENIS PRODUK
Semua ilustrasi diatas mengasumsikan bahwa produk yang dihasilkan hanya satu jenis. Bagaimana
jika perusahaan memproduksi lebih dari satu jenis peoduk bahkan bisa jadi puluhan atau ratusan
jenis produk. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :

1. Apakah produk tersebut diproduksi atau dijual dengan mempergunakan kapasitas yang sama ?
jika antara satu produk dengan produk lain dihasilkan dari fasilitas yang berbeda, maka analisis
CVP dapat dilakukan secara terpisah untuk masing-masing produk

2. Jika produk-produk yang dihasilkan berasal dari fasilitas yang sama, maka harus dilihat lagi,
apakah produk-produk tersebut memiliki marjin konstribusi per unit yang sama. Jika produk-
produk tersebut memiliki konstribusi marjin yang sama maka analisis CVP dapat dilakukan
seolah-olah produk-produk tersebut tersebut merupakan satu produk

3. Jika produk-produk yang dihasilkan berasal dari fasilitas yang sama, namun memiliki marjin
konstribusi per unit yang berbeda-beda, maka yang dapat dilakukan adalah melakukan alokasi
biaya untuk masing-masing produk tersebut, lalu melakukan analisi CVP untuk masing-masing
produk secara terpisah. Namun, cara seperti ini tidak disarankan karena biasanya perusahaan
mengalami kesulitan untuk mengalokasikan biaya secara akurat pada masing-masing
produknya. Karena itu, cara yang disarankan adalah menggabungkan marjin konstribusi per unit
dari masing-masing produk berdasarkan target baruan penjualan dari masing-masing produk.
Hasilnya adalah rata-rata tertimbang dari marjin konstribusi untuk kesemua produk tersebut
(weighted average contribution margin).
TABEL BERIKUT INI MEMBERIKAN CONTOH CARA PERHITUNGAN
WEIGHTED AVERAGE CONTRIBUTION MARGIN :
Per Unit Target Bauran
Produk Penjualan Proporsi
Harga Jual Biaya Variabel Margin
Konstribuasi

A 1.000 300 700 6.000 0,6 420

B 2.000 800 1.200 3.000 0,3 360

C 2.500 1.200 1.300 1.000 0,1 130

Weighted Average Constribution Margin 910

Setelah angka tesebut diperoleh, maka analisis CVP dapat dilakukan dengan rumus
seperti yang telah dibahas sebelumnya. Misalkan total biaya tetap perusahaan adalah Rp
18.200.000, maka jumlah total unit barang yang harus dijual adalah Rp 18.200.000/910
= 20.000 unit. Dari total penjualan tersebut 12.000 unit (60%) merupakan target
penjualan produk A, 6.000 unit (30%) merupakan target penjualan produk B dan 2.000
unit (20%) merupakan target penjualan produk C.
IDENTIFIKASI BIAYA VARIABEL DAN BIAYA TETAP
Masalah tersulit dalam analisis CVP adalah membagi semua biaya-biaya yang
dikeluarkan perusahaan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Analisis CVP tidak
mengenal jenis biaya lain, seperti biaya semu variabel, step cost, dan sebagainya.
Jadi sekali lagi, semua biaya yang dikeluarkan perusahaan semuanya harus
dikelompokkan menjadi biaya tetap maupun biaya variabel. Masalahnya tidak
semua biaya dapat diklasifikasikan dengan mudah menjadi biaya tetap dan biaya
variabel. Seringkali banyak biaya perusahaan yang tidak dapat diklasifikasikan
menjadi baya tetap dan biaya variabel.
Kelompok pertama adalah biaya yang sering disebut sebagai
mixed costs. Contoh biaya ini adalah biaya listrik, air, telepon
dimana biaya-biaya tersebut memiliki unsur biaya tetap dan
biaya variabel

Kelompok biaya kedua adalah biaya-biaya yang memang tidak


dapat dikelompokkan sebagai biaya tetap ataupun biaya variabel.
Dalam pembahasan sebelumnya dikatakan dalam analysis CVP
biaya variabel adalah biaya yang secara total akan meningkat
atau menurun secara proporsional sesuai dengan jumlah unit
yang terjual
ILUSTRASI ANALISIS CVP DENGAN IDENTIFIKASI BIAYA TETAP DAN BIAYA
VARIABEL
PT Jaja Marja adalah sebuah perusahaan yang mengelola jalan tol
 Luas Jalan Tol : 80 Km
 Jalan tol ini merupakan jalan tol dalam kota sehingga tariff yang dibeban pada setiap
kendaraan tidak tergantung dari jarak
 Untuk satu kali masuk setiap kendaraan sedan akan dibebani biaya sebesar Rp 8.000
 Kendaraan jenis truk akan dikenakan tariff Rp 10.000
 Untuk mengoperasikan jalan tol diperlukan sebanyak 12 orang petugas tol dengan gaji
sebesar Rp 2.000.0000 per bulan
 Pada jam-jam sibuk diperlukan petugas tol lebih banyak sehingga diperkirakan setiap hari
senin sampai jumat adalah perusahaan akan memberikan total lembur sebanyak 10 jam
perharinya
 Upah lenbur yang dibayarkan adalah Rp 20.000 per jam
 Diluar petugas tol, PT. Jaja Marja juga memilikidireksi dan karyawan berjumlah 30 orang
dengan total biaya gaji Rp 120.000.000 per bulannya
 PT Jaja Marja juga mengeluarkan biaya pemeliharaan jalan sebesar Rp 4.000.000 per
kilometer per tahun
ILUSTRASI ANALISIS CVP DENGAN IDENTIFIKASI BIAYA TETAP DAN BIAYA
VARIABEL
PT Jaja Marja adalah sebuah perusahaan yang mengelola jalan tol
 Besarnya biaya penyusutan jalan per tahunnya adalah Rp 300.000.000
 Untuk melakukan penerangan jalan dimalam hari diperlukan listrik sebesar 20.000 Kwh per bulan
 Biaya listrik per Kwh adalah Rp 1.000. biaya untuk mencetak buku karcis tol adalah Rp 100 per
lembar dan setipa kendaraan yang memasuki jalan tol akan diberikan satu lembar karcis
 Diluar biaya-biaya diatas perusahaan juga mengeluarkan biaya administrasi dan umum sebesar Rp
100.000.000 per tahun (semua biaya administrasi merupakan biaya tetap)
 Perusahaan juga merencanakan untuk menyewakan pinggiran tol untuk pemasangan papan iklan.
Terdapat 12 spot yang dapat dipergunakan untuk pemasangan iklan. Tariff untuk pemasangan iklan
adalah Rp 20.000.000 per spot per tahun dan diperkirakan akan terdapat 10 spot yang dapat
disewakan
 Untuk membangun papan iklan tersebut diperkirakan perusahaan akan mengeluarkan biaya sebesar
Rp 3.000.000 per spot
 Perusahaan juga harus membayar pajak kepada pemerintah daerah sebesar Rp 1.000.000 per spot,
tidak peduli apakah papan iklan tersebut laku atau tidak
 Semua data tersebut merupakan data yang diperkirakan akan terjadi di tahun 20X2. Untuk tahun
20X2 tersebut diperkirakan jumlah kendaraan yang melalui jalan tol ada;ah 90% kendaraan sedan
dan 10% kendaraan truk
ILUSTRASI ANALISIS CVP DENGAN IDENTIFIKASI BIAYA TETAP DAN BIAYA
VARIABEL
Berdasarkan data diatas hitunglah :
1. Jumlah kendaraan sedan dan truk yang harus melewati jalan tol tersebut agar perusahaan
mencapai titik break even
2. Jumlah kendaraan sedan dan truk yang harus melewati jalan tol tersebut agar perusahaan
mendapatkan keuntungan setelah pajak Rp 50.400.000 per tahun (pajak yang dikenakan
terhadap perusahaan ada;ah 20%)
ILUSTRASI ANALISIS CVP DENGAN IDENTIFIKASI BIAYA TETAP DAN BIAYA
VARIABEL
Tahap pertama untuk melakukan analisis CVP adalah menentukan mana biaya yang dikelurkan
perusahaan merupakan biaya tetap dan mana yang merupakan biaya variabel. Dalam hal ini biaya
variabel yang dikeluarkan perusahaan hanya satu yaitu biaya pencetakan karcis karena biaya
karcis merupakan satu-satunya biaya yang akan meningkat atau menurun secara proporsional
sesuai dengan jumlah kendaraan yang memasuki jalan tol. Semua biaya lainnya merupakan biaya
tetap, dengan perkiraan total biaya sebesar :
Biaya Gaji Petugas tol (12 orang x Rp 2.000.000 x 12 bulan) 288.000.000

Biaya Lembur Petugas Tol (10 jam x 5 hari x 52 minggu x Rp 20.000) 52.000.000

Biaya Gaji (diluar petugas tol) 120.000.000

Biaya Pemeliharaan (80 kilometer x Rp 4.000.000 320.000.000

Biaya Peyusutan 300.000.000

Biaya Listrik (20.000 Kwh x Rp 1.000 x 12 bulan) 240.000.000

Biaya Administrasi dan Umum 99.980.000

Biaya Pajak Iklan (Rp 1.000.000 x 12) 12.000.000

Biaya Pembangunan Papan Iklan (Rp 3.000.000 x 10) 30.000.000

Penerimaan Pendapatan Iklan 200.000.000

Total Biaya Tetap (Netto) 1.261.980.000


ILUSTRASI ANALISIS CVP DENGAN IDENTIFIKASI BIAYA TETAP DAN BIAYA
VARIABEL
Karena perusahaan memiliki dua jenis produk dengan dua marjin konstribusi yang berbeda, maka
langkah berikutnya adalah menghitung rata-rata tertimbang dari marjin konstribusi kedua produk
tersebut, yaitu :
Marjin Bauran
Konstribusi
Mrjin Konstribusi 7.900 90% 7.110
Marjin Konstribusi Truk 9.900 10% 990
Total Rata-rata Tertimbang Marjin Konstribusi 8.100
Berdasarkan kedua perhitungan tersebut dapat diperoleh besarnya titik impas
perusahaan yaitu:
Rp 1.261.980.000/ Rp 8.100 = 155.800
yang terdiri dari 15.580 kendaraan truk (10%) dan 140.220 kendaraan mobil (90%).
Untuk menjawab pertanyaan kedua terlebih dahulu harus dihitung besarnya
target keuntungan sebelum pajak, yaitu :
Rp 504.000.000 /(1-20%) = Rp 630.000.000.
untuk mencapai target keuntungan tersebut maka jumlah kendaraan yang harus
lewat jalan tol adalah
(Rp 1.261.980.000 + Rp 630.000.000) / Rp 8.100 = 233.578 kendaraan yang
terdiri dari 23.358 kendaraan truk (10%) dan 201.220 kendaraan mobil (90%)
ANALISIS CVP DALAM KETIDAKPASTIAN

Analisis CVP dilakukan dalam tahap perencanaan dimana asumsi yang dibuat perusahaan belum
tentu sama dengan kondisi sebenarnya saat rencana tersebut dilaksanakan. Karena itu unsur
ketidakpastian harus dipertimbangkan. Ada tifa cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk
mengantisipasi ketidakpastian tersebut yaitu :

Safety Margin Operating Leverage

Analisis Sensitivitas (That if


Analysis)
CVP DENGAN MODEL ACTIVITY BASED COSTING

Dalam hal ini definisi biaya tetap dan biaya variabel akan dikaitkan bukan hanya terhadap produk
namun juga terhadap aktivitas. Dengan konsep activity based costing ini, biaya variabel hanyalah
merupakan biaya variabel dari aktivitas tingkat unit, sedangkan biaya tetap untuk aktivitas tingkat
unit dan juga biaya-biaya dari ringkat aktivitas lainnya akan dikelompokkan sebagai biaya tetap
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai