KELOMPOK 13
PERLAKUAN PERPAJAKAN DI
ORGANISASI NIRLABA
KEWAJIBAN PEMUNGUTAN PPh
DAN PPN DI PEMERINTAHAN
(BENDAHARAWAN)
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
DOSEN PENGAMPU : Dr. Sri Rahayu, S.E., M.S.A., A.k.
=KELOMPOK 13=
: ANGGOTA :
01
Sumber daya utamanya berasal dari penyumbang yang tidak mengharapkan
laba atau keuntungan yang sebanding dengan sumber daya yang mereka
dikorbankan.
02
Organisasi tersebut mampu menghasilkan barang dan jasa tanpa bertujuan
untuk menuntut laba atau keuntungan.
03
Di organisasi ini tidak ada kepemilikan yang jelas seperti organisasi lain. Artinya
dalam organisasi non profit ini tidak dapat dijual, dialihkan atau dikembalikan
sumbangannya.
KATEGORI LEMBAGA NON PROFIT
Yayasan Institusi
Asosiasi Atau
Perkumpulan
LANJUTAN...
Bendaharawan Pemerintah yang mengelola dana yang bersumber dari APBN/APBD harus
mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi
domisili instansi tempat Bendaharawan tersebut berada.
Persyaratan untuk mendaftarkan diri sebagai WP adalah:
-Mengisi dan menandatangani formulir pendaftaran
-Fotocopy kartu identitas (KTP, SIM, Paspor)
-Fotocopy SK Penunjukan sebagai Bendahara.
Dalam hal terjadi mutasi pegawai yang mengakibatkan bendahara yang bersangkutan diganti oleh
pegawai lain, tidak perlu mendaftarkan NPWP baru, tetapi memberitahukan kepada KPP dengan
melampirkan:
-Fotocopy kartu identitas (KTP, SIM, Paspor) Bendahara baru
-Fotocopy SK Penunjukan sebagai Bendahara yang baru
Apabila Bendaharawan yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak tersebut ternyata institusinya
bubar, terjadi perubahan organisasi atau proyeknya telah selesai, maka dimintakan penghapusan
NPWP dengan mengajukan permohonan yang dilampiri dokumen-dokumen pendukungnya.
LANJUTAN...
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, kewajiban dari seorang bendahara adalah pemotongan
atau pemungutan pajak yang berkaitan dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)
Setiap bendahara yang melakukan pembayaran atas beban dari APBN ini akan ditetapkan sebagai
wajib pungut pajak sesuai dengan ketentuan Undang-Undang (UU) yang berlaku.
Anggaran Pendapatan Belanja Derah (APBD)
Setiap bendahara pengeluaran yang merupakan wajib pungut Pajak Penghasilan (PPh) dan pajak
lainnya, diwajibkan untuk menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya ke
rekening kas negara melalui bank pemerintah atau bank lainnya sesuai dengan yang telah ditetapkan
oleh Menteri Keuangan sebagai bank persepsi atau pos giro dalam jangka waktu tertentu sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang (UU) yang berlaku.
Sebagai pihak yang memiliki kewenangan untuk melakukan pemotongan dan pemungutan pajak,
maka bendahara juga harus mengetahui aspek-aspek perpajakan, khususnya yang berkaitan dengan
kewajiban dalam melakukan pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN).
Berikut ini merupakan kewajiban yang dilakukan oleh bendahara dalam melakukan pemotongan atau pemungutan
Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) :
LANJUTAN...
Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pemotongan Paja Penghasilan (PPh)
Pasal 21 Pasal 4 ayat (2)
Merupakan pemotongan yang dilakukan Pemotongan ini dilakukan atas
atas penghasilan yang dibayarkan penghasilan yang dibayarkan sehubungan
kepada orang pribadi sehubungan dengan adanya jasa tertentu dan sumber
dengan pekerjaan, jabatan, jasa, dan tertentu (jasa konstruksi, jasa sewa tanah
kegiatan. atau bangunan, pengalihan hak atas
Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) tanah atau bangunan, hadiah undian, dan
Pasal 22 lain sebagainya).
Meupakan pemotongan yang dilakukan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
atas penghasilan yang dibayarkan Merupakan pungutan yang dilakukan atas
sehubungan dengan adanya pembelian pajak konsumsi yang dibayarkan sendiri
barang. sehubungan dengan adanya transaksi
Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan
Pasal 23 Jasa Kena Pajak (JKP).
Pemotongan yang dilakukan atas Bea Materai
penghasilan yang dibayarkan, yaitu Merupakan kewajiban untuk melakukan
berupa hadiah, dividen, bunga, sewa, pembayaran atas pemanfaatan dokumen-
royalti, dan jasa-jasa lainnya selain dari dokumen tertentu, contohnya seperti
objek Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21. kuitansi, kontrak, dan lain sebagainya
sesuai dengan objek dari bea materai.
= KELOMPOK 13 =
== TERIMAKASIH ==