Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2021/2022

Mata Kuliah Akuntansi Perpajakan

Nama : Yulia Febrianti Nur Azizah


NIM : 1904140057
Prodi : Akuntansi Syariah (5B)
Dosen : Hilmi Satria Himawan, M.Acc., Akt.

1. Jelaskan perbedaan antara subjek pajak dan wajib pajak! Berikan contohnya.
Jawab : Subjek pajak ialah orang, kesatuan, atau badan yang telah mempunyai syarat secara
subjektif. Salah satu dari syarat tersebut ialah bertempat tinggal atau menetap di indonesia
dan berkedudukan di indonesia. Subjek pajak bisa dikatakan wajib pajak apabila dia sudah
memiliki syarat-syarat objektif. Subjek pajak tidak sama menggunakan subjek hukum,
sehingga supaya dapat menjadi subjek pajak maka tidak harus menjadi subjek hukum. Jadi,
firma, perkumpulan, juga warisan yang masih belum dibagi-bagi dan menjadi satu kesatuan
sehingga bisa diklaim menjadi subjek pajak. Untuk orang gila, anak yang masih pada bawah
umur bisa diklaim menjadi wajib juga subjek pajak, tetapi masih perlu adanya penunjukkan
wali yang mampu dipertanggungjawabkan memenuhi kewajibannya.
Contoh Subjek Pajak dalam Negeri
Ada beberapa kategori pembagian pada subjek yang ditetapkan.
a. Orang pribadi
 bertempat tinggal di Indonesia
 berada di Indonesia selama 183 hari dalam jangka 12 bulan
 atau berada dan mempunyai niat untuk tinggal di Indonesia dalam suatu tahun pajak
b. Badan yang didirikan atau berkedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu yang berasal
dari badan pemerintah. Kriteria badan yang dimaksud adalah:
 pembentukannya berdasarkan peraturan perundang-undangan
 pembiayaannya berasal dari APBN atau APBD
 pendapatan dimasukkan ke dalam anggaran pemerintah pusat atau pemerintah daerah
 Pembukuannya diawasi aparat pengawasan fungsional negara
c. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak

Contoh Subjek Pajak Luar Negeri

Yang dimaksud dengan subjek pajak luar negeri adalah segala individu atau badan yang
ditetapkan berdasarkan aktivitas di luar Indonesia. Berikut penjelasan lengkap tentang contoh
subjek pajak luar negeri.

a. Orang pribadi
 Tidak bertempat tinggal di Indonesia
 Tidak berada lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan
b. Badan yang tidak didirikan atau tidak bertempat kedudukan di Indonesia

Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar, pemotong dan
pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan. Contoh dari wajib pajak :

a. Wajib Pajak Orang Pribadi


Berdasarkan status hubungannya, Wajib Pajak Orang Pribadi dibagi menjadi lima
kelompok yaitu:
 Orang Pribadi (Induk): Ditujukan untuk wajib pajak yang belum menikah atau
seorang suami sebagai kepala keluarga.
 Hidup Berpisah (HB): Wanita kawin yang dikenai pajak secara terpisah karena sudah
hidup berpisah sesuai keputusan hakim.
 Pisah Harta (PH): Suami-istri yang dikenai pajak secara terpisah karena menghendaki
secara tertulis sesuai perjanjian pemisahan harta dan penghasilan.
 Memilih Terpisah (MT): Wanita kawin selain yang termasuk dalam kategori Hidup
Berpisah dan Pisah Harta
 Warisan Belum Terbagi (WTB): Ditujukan kepada pengganti bagi mereka yang
berhak, yaitu ahli waris.
b. Wajib Pajak Badan (WPB)
Wajib Pajak Badan adalah sekumpulan orang atau kelompok yang bergabung dan
bekerjasama dalam bentuk modal yang diwajibkan untuk terlibat dalam ketentuan
perpajakan terlepas dari mereka melakukan usaha atau tidak melakukan usaha. WPB
meliputi: Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Komanditer (CV), Perseroan Lainnya,
Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, Firma, Koperasi, Kongsi,
Persekutuan, Perkumpulan, Organisasi, Lembaga, Bentuk Badan Lain, Bentuk Usaha
Tetap.
Perbedaan subjek pajak dan wajib pajak dapat terlihat dari pajak perpajakannya.
Setiap wajib pajak merupakan subjek pajak, namun tidak setiap subjek pajak merupakan
wajib pajak. Subjek pajak masih bersifat potensial untuk dikenakan pajak. Sedangkan
wajib pajak sudah memiliki kewajiban perpajakan.
Sumber :
https://ukirama.com/en/blogs/apa-itu-objek-pajak-dan-subjek-pajak-beserta contohnya
https://blog.pajak.io/apa-perbedaan-subjek-pajak-dan-wajib-pajak/
https://kamus.tokopedia.com/w/wajib-pajak/
2. Jelaskan perbedaan antara PPh 21 dan PPh 26!
Jawab : Pengertian PPh pasal 21 yaitu pajak yang dibebankan atas penghasilan berupa
gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lainnya. Penghasilan tersebut
diperoleh dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan
kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subyek pajak dalam negeri. Tarif pajak yang
dikenakan atas PPh 21 pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 2. Tarif tersebut yaitu
tarif PPh 21 untuk penerima penghasilan bagi yang memiliki NPWP dan penerima
penghasilan yang tidak memiliki NPWP. Tarif pajak penghasilan pasal 21 juga
ditentukan berdasarkan penghasilan yang diterima oleh setiap wajib pajak setiap
tahunnya atau bersifat progresif. Yang mana artinya, semakin tinggi penghasilan yang
diperoleh maka semakin tinggi pula tarif PPh 21 yang akan dikenakan.
Berbeda dengan PPh pasal 21, sedangkan PPh Pasal 26 adalah pajak penghasilan yang
dikenakan atas penghasilan yang diterima wajib pajak luar negeri dari Indonesia. Dengan
pengecualian selain bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia. Hal yang menentukan
seorang individu atau perusahaan dikategorikan sebagai wajib pajak luar negeri adalah
seorang yang tidak bertempat tinggal di Indonesia tapi memenuhi syarat yaitu:
 Seseorang yang tinggal di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam setahun atau 12
bulan. Dan perusahaan yang tidak didirikan atau berada di Indonesia, yang mana
mengoperasikan usahanya melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
 Yang tinggal di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam setahun atau 12 bulan, dan
perusahaan yang tidak didirikan atau berada di Indonesia. Yang mana dapat
menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak melalui menjalankan
usaha melalui suatu bentuk usaha tetap di Indonesia.

Sumber : https://flazztax.com/2020/07/23/apa-perbedaan-pph-pasal-21-dan-pph-pasal-26/

3. Apa yang dimaksud dengan akuntansi dan perpajakan? Bagaimana hubungan


keduanya? Jelaskan!
Jawab : Akuntansi adalah suatu proses pencatatan, klasifikasi, meringkas transaksi
keuangan dan berakhir dengan membuat laporan keuangan. Terdapat 3 konsep aktivitas
dasar Akuntansi yaitu mengidentifikasi, merekam dan mengkomunikasikan kejadian-
kejadian ekonomi yang terjadi pada suatu organisasi guna kepentingan para pengguna
laporan keuangan.

Sedangkan Pajak menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah "sumbangan wajib


atau pungutan yang dikumpulkan oleh pemerintah dari masyarakat (pembayar pajak)
yang dipaksa untuk menyusun berdasarkan Undang-Undang tanpa memperoleh mitra
langsung yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah untuk kemakmuran
terbesar orang-orang”.

Dengan demikian, akuntansi perpajakan adalah proses mencatat, mengklasifikasi dan


meringkas transaksi ekonomi yang terkait dengan kewajiban perpajakan wajib pajak serta
diakhiri dengan pembuatan laporan keuangan fiskal sesuai dengan peraturan perundang-
undangan perpajakan. Akuntansi pajak menyajikan informasi keuangan yang berkaitan
dengan kepatuhannya terhadap pemerintah. Meskipun laporan keuangan disusun
berdasarkan peraturan standar akuntansi keuangan umum, tetapi pada beberapa bagian ia
harus disesuaikan dengan ketentuan perpajakan. Sehingga dalam akuntansi pajak, jika
ada suatu ketidaksesuaian antara standar akuntansi yang berlaku umum dengan ketentuan
perpajakan, maka perusahaan harus memprioritaskan untuk mematuhi undang-undang
perpajakan. Hal ini karena pajak merupakan sebuah kewajiban (complience tax).

Sumber :

Adhitya Putri Pratiwi & Wahyu Nurul Hidayati , AKUNTANSI PERPAJAKAN,


Penerbit: UNPAM PRESS, Tangerang Selatan, Cetakan pertama, 14 Februari 2020

https://www.jurnal.id/id/blog/hubungan-akuntansi-komersial-dan-akuntansi-pajak/

4. Menurut yang anda ketahui, jelaskan aspek akuntansi dalam perpajakan ini?
Jawab : -
5. Apa yang anda ketahui tentang koreksi fiskal dalam laporan keuangan?
Jawab : Koreksi fiskal merupakan kegiatan dalam pencatatan, pembetulan dan
penyesuaian yang harus dilakukan oleh wajib pajak.Koreksi fiskal adalah penyesuaian
yang harus dilakukan oleh wajib pajak sebelum menghitung Pajak Penghasilan (pph) bagi
wajib pajak badan dan wajib pajak orang pribadi (yang menggunakan pembukuan dalam
menghitung penghasilan kena pajak). Sebelum dilakukan koreksi fiskal, seorang WP
diimbau mengetahui kebijakan fiskal yang berlaku. Koreksi fiskal terdiri dari 2 jenis :
yaitu koreksi positif dan koreksi negatif.

Koreksi positif dan negatif dilakukan sebagai kegiatan mengoreksi dan membaca kembali
draft pajak perusahaan sebelum beban pajaknya disetorkan. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir kesalahan yang muncul dikarenakan adanya kesalahan antara pengelolaan
akuntansi komersial penghasilan dengan pajak. Melakukan koreksi positif dan negatif
adalah suatu hal yang penting dan perlu untuk dilakukan dalam menghitung setiap jumlah
pajak pada laporan keuangan bisnis. Hal tersebut dilakukan agar pajak yang akan
diberikan pada Dirjen Pajak tidak terjadi sebuah kesalahan dalam nominal yang akan
dibayar oleh perusahaan.

Sumber :

Https://ortax.org/forums/discussion/definisi-dan-contoh-koreksi-fiskal
Https://www.thinktax.id/blog/koreksi-positif-dan-negatif

6. Berikan contoh koreksi positif dan koreksi negatif!


Jawab :

Koreksi Positif dilakukan untuk menambah laba secara fiskal akan bertambah , antara
lain koreksi tersebut adalah :

 Beban-beban atau pengeluaran yang tidak diakui oleh fiskal


 Penyusutan komersial yang berbeda dengan penyusutan fiskal
 Amortisasi komersil yang berbeda dengan penyusutan fiskal
 Biaya yang ditangguhkan pengakuannya
 Penyesuaian fiskal positif lainnya
Contoh : Biaya PPh

Koreksi Negatif yaitu koreksi-koreksi untuk mengurangi Laba komersial sehingga laba
fiscal akan lebih kecil, koreksi tersebut antara lain :

 Penghasilan yang dikenakan PPh final


 Penghasilan yang tidak termasuk objek pajak
 Penyesuaian fiskal negatif lainnya

Contoh : Penghasilan bunga deposito.

Untuk akun perkiraan yang telah dan sesuai dengan ketentuan Perpajakan tidak perlu
lagi dilakukan Koreksi

Sumber :

https://www.thinktax.id/blog/koreksi-positif-dan-negatif

https://www.harmony.co.id/blog/koreksi-positif-dan-negatif-apa-bedanya

7. Jelaskan perbedaan kas kecil dan kas di bank!


Jawab : Kas kecil (Petty Cash) adalah dana yg dikeluarkan perusahaan dengan jumlah
yang relatif kecil. sesuai dengan namanya, tentunya dana ini akan dikeluarkan untuk
pengeluaran-pengeluaran yang nominalnya pun kecil. Kas kecil dipergunakan untuk
pengeluaran kecil yang sifatnya rutinitas setiap hari.

Kas besar (Cash at Bank) ialah dana yg disediakan untuk pengeluaran non rutin pada
perusahaan menggunakan nominal yg relatif lebih besar. Kas bank dipergunakan untuk
pengeluaran aktivitas yg besar seperti menerima hasil dari piutang/pelunasan piutang.

Adapun perbedaan kas kecil dan kas besar tersebut adalah :

Kas kecil (petty cash)

 Biasanya kas kecil digunakan untuk kumpulan dari beberapa biaya dan pengeluaran
yang kecil dan juga sering dipergunakan dalam keseharian pada sebuah perusahaan.
Contohnya seperti pembelian alat-alat tulis kantor, lampu, tinta printer dan lain-lain.
 Karena dari sisi fungsional adalah untuk melakukan pembayaran biaya-biaya kecil,
maka cash kecil ini menjadi solusi praktis yang dapat digunakan.
 Kas kecil memiliki dua metode pencatatan, yaitu Metode Pencatatan Dana Tetap
(Imprest Fund System), dan Metode Pencatatan Dana tidak Tetap ( Fluctuation Fund
System).
Kas besar (Cash at Bank)

 Kas Besar umumnya memiliki sistem pencatatan yang menggunakan prosedur


rekonsiliasi bank, yang dilakukan secara periodik antara pihak perusahaan dengan
pihak Bank.
 Kas Besar ini biasanya digunakan untuk pengeluaran yang jumlahnya cukup besar,
dan tidak mungkin diberikan secara langsung untuk menghindari dari rawan
keamanan yang disebabkan karena jumlahnya yang besar.
 Perbedaan kas besar adalah dari sisi keuntungannya, sebagai tempat penyimpanan
yang aman dan terjamin oleh Otoritas Jasa Keuangan, serta dapat mempermudah
pembayaran tagihan dan penerimaan kas dari klien.
 Dari sisi pencegahan kesalahannya yaitu dapat meminimalisir kesalahan pembukuan
dan kecurangan laporan keuangan karena dilakukan pencatatan oleh dua belah pihak.
Sumber : https://www.harmony.co.id/blog/perbedaan-kas-kecil-dan-kas-besar-dalam-
perusahaan
8. Buatlah ilustrasi penghapusan piutang dengan metode cadangan!
Jawab : -
9. Dalam Undang-Undang Perpajakan, metode pencatatan persediaan apa saja yang
diperbolehkan? Mengapa hanya beberapa metode saja yang diperbolehkan?
Jelaskan!
Jawab : Berdasarkan Pasal 10 ayat (6) Undang-Undang nomor 36 Tahun 2008 tentang
Pajak Penghasilan (PPh) mengatur bahwa penilaian persediaan barang hanya boleh
menggunakan harga perolehan, sedangkan penilaian pemakaian persediaan barang untuk
penghitungan harga pokok hanya boleh dilakukan dengan cara atau metode pencatatan
persediaan sebagai berikut :
a. Metode Fifo (Fist In First Out).
Metode ini beranggapan, bahwa barang yang dibeli lebih awal, dianggap dikeluarkan
lebih awal pula. Dengan demikian, setiap terjadi suatu transaksi penjualan, maka
harga pokok barang yang terjual dinilai berdasarkan harga barang yang dibeli lebih
awal.
b. Metode Rata-Rata (Moving Avarage).
Metode ini beranggapan, bahwa setiap terjadinya perubahan jumlah persediaan
barang, baik karena pembelian maupun karena adanya penjualan yang dilakukan oleh
perusahaan, sisa persediaan barang yang masih ada segera diambil nilai rata-ratanya.
Nilai rata-rata barang yang masih ada diperoleh dengan jalan membagi jumlah nilai
persediaan barang yang masih ada dengan jumlah satuan barang yang bersangkutan.
Dengan demikian, harga pokok barang yang dijual, dinilai berdasarkan harga rata-rata
barang itu.

Apabila sekali Wajib Pajak Badan dan Orang Pribadi memilih salah satu cara penilaian
pemakaian persediaan untuk penghitungan harga pokok tersebut. Pemilihan kedua
metode tersebut harus dilakukan secara taat asas, artinya sekali WP memilih salah satu
cara penilaian pemakaian persediaan untuk perhitungan HPP, maka untuk selanjutnya
harus digunakan cara yang sama.

Sumber :

Yusi Sukmayanda S.Pd M.Ak, Akuntansi Perpajakan Persediaan, https://stie-igi.ac.id/wp-


content/uploads/2020/04/AKUNTANSI-PERPAJAKAN-AKUNTANSI-PERPAJAKAN-
PERSEDIAAN.pdf

https://www.wibowopajak.com/2012/03/metode-pencatatan-persediaan-untuk.html

10. Apa yang anda ketahui tentang biaya entertainment? Jelaskan menggunakan
contoh.
Jawab : Dalam KBBI entertain bisa diartikan hiburan untuk menyenangkan hati, maka
diperlukan berbagai usaha guna memberikan treatment kepada rekan bisnis contohnya
seperti jamuan, makanan, minuman, menonton, karaoke, biaya tiket golf, dan kegiatan
lainnya. Biaya Entertainment adalah biaya yang digunakan untuk menjamu relasi biaya
yang dikeluarkan untuk keperluan hiburan yang seringkali dengan jumlah yang tidak
kecil. Dan biaya tersebut bukan merupakan uang suap atau kategori uang haram tetapi ini
merupakan biaya yang dikeluarkan dalam kondisi normal dalam aktivitas usaha
perusahaan terhdapa relasi bisnisnya. Biaya Entertainment bersifat terbuka dan dalam
sudut pandang peraturan perpajakan biaya tersebut mencakup biaya yang dikeluarkan
untuk jamuan maupun representasi hiburan dan fasilitas lainnya.

Sumber : https://harga.web.id/pengertian-dan-aturan-mengenai-biaya-entertainment.info

Anda mungkin juga menyukai