1. Jelaskan perbedaan antara subjek pajak dan wajib pajak! Berikan contohnya.
Jawab : Subjek pajak ialah orang, kesatuan, atau badan yang telah mempunyai syarat secara
subjektif. Salah satu dari syarat tersebut ialah bertempat tinggal atau menetap di indonesia
dan berkedudukan di indonesia. Subjek pajak bisa dikatakan wajib pajak apabila dia sudah
memiliki syarat-syarat objektif. Subjek pajak tidak sama menggunakan subjek hukum,
sehingga supaya dapat menjadi subjek pajak maka tidak harus menjadi subjek hukum. Jadi,
firma, perkumpulan, juga warisan yang masih belum dibagi-bagi dan menjadi satu kesatuan
sehingga bisa diklaim menjadi subjek pajak. Untuk orang gila, anak yang masih pada bawah
umur bisa diklaim menjadi wajib juga subjek pajak, tetapi masih perlu adanya penunjukkan
wali yang mampu dipertanggungjawabkan memenuhi kewajibannya.
Contoh Subjek Pajak dalam Negeri
Ada beberapa kategori pembagian pada subjek yang ditetapkan.
a. Orang pribadi
bertempat tinggal di Indonesia
berada di Indonesia selama 183 hari dalam jangka 12 bulan
atau berada dan mempunyai niat untuk tinggal di Indonesia dalam suatu tahun pajak
b. Badan yang didirikan atau berkedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu yang berasal
dari badan pemerintah. Kriteria badan yang dimaksud adalah:
pembentukannya berdasarkan peraturan perundang-undangan
pembiayaannya berasal dari APBN atau APBD
pendapatan dimasukkan ke dalam anggaran pemerintah pusat atau pemerintah daerah
Pembukuannya diawasi aparat pengawasan fungsional negara
c. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak
Yang dimaksud dengan subjek pajak luar negeri adalah segala individu atau badan yang
ditetapkan berdasarkan aktivitas di luar Indonesia. Berikut penjelasan lengkap tentang contoh
subjek pajak luar negeri.
a. Orang pribadi
Tidak bertempat tinggal di Indonesia
Tidak berada lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan
b. Badan yang tidak didirikan atau tidak bertempat kedudukan di Indonesia
Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar, pemotong dan
pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan. Contoh dari wajib pajak :
Sumber : https://flazztax.com/2020/07/23/apa-perbedaan-pph-pasal-21-dan-pph-pasal-26/
Sumber :
https://www.jurnal.id/id/blog/hubungan-akuntansi-komersial-dan-akuntansi-pajak/
4. Menurut yang anda ketahui, jelaskan aspek akuntansi dalam perpajakan ini?
Jawab : -
5. Apa yang anda ketahui tentang koreksi fiskal dalam laporan keuangan?
Jawab : Koreksi fiskal merupakan kegiatan dalam pencatatan, pembetulan dan
penyesuaian yang harus dilakukan oleh wajib pajak.Koreksi fiskal adalah penyesuaian
yang harus dilakukan oleh wajib pajak sebelum menghitung Pajak Penghasilan (pph) bagi
wajib pajak badan dan wajib pajak orang pribadi (yang menggunakan pembukuan dalam
menghitung penghasilan kena pajak). Sebelum dilakukan koreksi fiskal, seorang WP
diimbau mengetahui kebijakan fiskal yang berlaku. Koreksi fiskal terdiri dari 2 jenis :
yaitu koreksi positif dan koreksi negatif.
Koreksi positif dan negatif dilakukan sebagai kegiatan mengoreksi dan membaca kembali
draft pajak perusahaan sebelum beban pajaknya disetorkan. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir kesalahan yang muncul dikarenakan adanya kesalahan antara pengelolaan
akuntansi komersial penghasilan dengan pajak. Melakukan koreksi positif dan negatif
adalah suatu hal yang penting dan perlu untuk dilakukan dalam menghitung setiap jumlah
pajak pada laporan keuangan bisnis. Hal tersebut dilakukan agar pajak yang akan
diberikan pada Dirjen Pajak tidak terjadi sebuah kesalahan dalam nominal yang akan
dibayar oleh perusahaan.
Sumber :
Https://ortax.org/forums/discussion/definisi-dan-contoh-koreksi-fiskal
Https://www.thinktax.id/blog/koreksi-positif-dan-negatif
Koreksi Positif dilakukan untuk menambah laba secara fiskal akan bertambah , antara
lain koreksi tersebut adalah :
Koreksi Negatif yaitu koreksi-koreksi untuk mengurangi Laba komersial sehingga laba
fiscal akan lebih kecil, koreksi tersebut antara lain :
Untuk akun perkiraan yang telah dan sesuai dengan ketentuan Perpajakan tidak perlu
lagi dilakukan Koreksi
Sumber :
https://www.thinktax.id/blog/koreksi-positif-dan-negatif
https://www.harmony.co.id/blog/koreksi-positif-dan-negatif-apa-bedanya
Kas besar (Cash at Bank) ialah dana yg disediakan untuk pengeluaran non rutin pada
perusahaan menggunakan nominal yg relatif lebih besar. Kas bank dipergunakan untuk
pengeluaran aktivitas yg besar seperti menerima hasil dari piutang/pelunasan piutang.
Biasanya kas kecil digunakan untuk kumpulan dari beberapa biaya dan pengeluaran
yang kecil dan juga sering dipergunakan dalam keseharian pada sebuah perusahaan.
Contohnya seperti pembelian alat-alat tulis kantor, lampu, tinta printer dan lain-lain.
Karena dari sisi fungsional adalah untuk melakukan pembayaran biaya-biaya kecil,
maka cash kecil ini menjadi solusi praktis yang dapat digunakan.
Kas kecil memiliki dua metode pencatatan, yaitu Metode Pencatatan Dana Tetap
(Imprest Fund System), dan Metode Pencatatan Dana tidak Tetap ( Fluctuation Fund
System).
Kas besar (Cash at Bank)
Apabila sekali Wajib Pajak Badan dan Orang Pribadi memilih salah satu cara penilaian
pemakaian persediaan untuk penghitungan harga pokok tersebut. Pemilihan kedua
metode tersebut harus dilakukan secara taat asas, artinya sekali WP memilih salah satu
cara penilaian pemakaian persediaan untuk perhitungan HPP, maka untuk selanjutnya
harus digunakan cara yang sama.
Sumber :
https://www.wibowopajak.com/2012/03/metode-pencatatan-persediaan-untuk.html
10. Apa yang anda ketahui tentang biaya entertainment? Jelaskan menggunakan
contoh.
Jawab : Dalam KBBI entertain bisa diartikan hiburan untuk menyenangkan hati, maka
diperlukan berbagai usaha guna memberikan treatment kepada rekan bisnis contohnya
seperti jamuan, makanan, minuman, menonton, karaoke, biaya tiket golf, dan kegiatan
lainnya. Biaya Entertainment adalah biaya yang digunakan untuk menjamu relasi biaya
yang dikeluarkan untuk keperluan hiburan yang seringkali dengan jumlah yang tidak
kecil. Dan biaya tersebut bukan merupakan uang suap atau kategori uang haram tetapi ini
merupakan biaya yang dikeluarkan dalam kondisi normal dalam aktivitas usaha
perusahaan terhdapa relasi bisnisnya. Biaya Entertainment bersifat terbuka dan dalam
sudut pandang peraturan perpajakan biaya tersebut mencakup biaya yang dikeluarkan
untuk jamuan maupun representasi hiburan dan fasilitas lainnya.
Sumber : https://harga.web.id/pengertian-dan-aturan-mengenai-biaya-entertainment.info