Anda di halaman 1dari 3

Dini Adelia (3020210169)

Laporan kuliah Hukum Pajak 22 September 2023

• Fungsi pajak adalah mengatur private saving (baik foreign/domestik).


• Fungsi pajak adalah mendorong dan menghambat.

Berdasarkan referensi lain, fungsi pajak terbagi menjadi 4 yaitu:


• Fungsi Anggaran
Fungsi pajak yang pertama adalah fungsi anggara atau budgetair. Di Indonesia, pajak merupakan
kontributor terbesar pendapatan negara. Pajak digunakan untuk membiayai anggaran yang berkaitan
dengan pembangunan dan kepentingan negara. Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Pajak digunakan untuk menjalankan tugas-tugas
rutin negara dan melaksanakan pembangunan. Contoh fungsi pajak ini adalah menyediakan fasilitas
kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan pelayanan publik lainnya.
• Fungsi Mengatur
Fungsi pajak yang kedua adalah fungsi mengatur atau Regulerend. Melalui pajak, pemerintah bisa
mengatur pertumbuhan ekonomi. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Contohnya, untuk melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea
masuk yang tinggi untuk produk luar negeri. Adanya kebijakan pajak bisa mencerminkan kebijakan
perekonomian suatu negara.
• Fungsi Stabilitas
Fungsi pajak yang ketiga adalah stabilitas. Dengan pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan
kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga. Ini membuat inflasi dapat dikendalikan dan
ekonomi berjalan stabil. Pajak memainkan peran penting untuk menjaga keseimbangan perekonomian
suatu negara. Fungsi pajak satu ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang
di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.
• Fungsi Redistribusi Pendapatan
Pajak digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai
pembangunan. Pembangunan yang dimaksud seperti pembangunan ekonomi yang menciptakan
lapangan pekerjaan. Terbukanya lapangan pekerjaan dapat mendistribusi pendapatan masyarakat
secara merata.

Manfaat membayar pajak bagi masyarakat


• Infrastruktur dan Fasilitas Umum
Pembuatan jalan, pembangunan jembatan, sekolah, tol hingga rumah ibadah merupakan beberapa
jenis infrastruktur dan fasilitas umum yang telah dibangun dari sebagian alokasi dana penerimaan
pajak.
• Fasilitas Pendidikan
Pajak juga digunakan untuk pembangunan fasilitas pendidikan. Program-program pemerintah dari segi
pendidikan seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), Beasiswa Bidik Misi dan Bantuan Operasional (BOS)
merupakan deretan manfaat membayar pajak dari sektor pendidikan.
• Transportasi umum
Tersedianya fasilitas angkutan umum di setiap wilayah merupakan salah satu manfaat membayar
pajak. Pemerintah menyediakan fasilitas transportasi umum yang baik, nyaman, serta harga yang
terjangkau untuk masyarakat guna mengatasi kemacetan serta masalah terkait angkutan umum
lainnya.
• Fasilitas Kesehatan
Sebagian hasil penerimaan pajak dialokasikan pada bidang kesehatan. Selain itu, membayar pajak juga
berguna untuk meningkatkan pelayanan dan mutu rumah sakit serta pembiayaan JKN/KIS bagi peserta
Penerima Bantuan Iuran (PBI).
• Keamanan dan Ketertiban
Manfaat membayar pajak lainnya adalah dapat merasakan keamanan dan ketertiban. Dana
penerimaan pajak digunakan untuk pengadaan senjata atau kendaraan tempur serta melakukan
modernisasi di segala aspek keamanan darat, air, hingga udara.

Manfaat membayar pajak bagi pebisnis


• Keuntungan Pengusaha Domestik Akan Berlipat
Barang-barang impor yang dikenakan pajak tinggi oleh pemerintah bertujuan agar produksi dalam
negeri mampu bersaing di pasaran. Pajak yang dibayarkan oleh pengimpor akan meredam neraca
perdagangan dan jumlah barangnya akan berkurang. Dengan demikian, pengusaha dapat memajukan
bisnisnya dan bersaing dengan barang-brang impor.
• Mendapat Pinjaman Lebih Mudah
Manfaat membayar pajak dengan tertib dapat memudahkan mendapatkan pinjaman dari bank.
Tentunya hal ini sangat memudahkan para pemilik usaha. Dengan kartu NPWP khusus bisnis, maka
pihak bank akan menganggap kamu adalah pelakuk bisnis profesional.
• Menunjukkan Kesehatan Keuangan Perusahaan
Manfaat membayar pajak lainnya adalah dapat menunjukkan sehatnya keuangan suatu perusahaan.
Tentunya hal ini perlu didukung dengan pengelolaan keuangan yang baik. Ditjen Pajak akan
memberikan denda bagi setiap pengusaha yang telat bayar pajak. Adanya denda akibat telat bayar
pajak akan menyadarkan para pengusaha akan pentingnya membayar pajak.
• Usaha Menjadi Lebih Profesional
Membayar pajak usaha akan membuat usaha terlihat lebih profesional di hadapan distributor dan
konsumen. Hal ini dikarenakan ketika berkecimpung di dalam bisnis di bidang manufaktur, maka
Nomor Poko Wajib Pajak (NPWP) merupakan salah satu bagian terpenting dalam surat kerja sama
kontrak. Apabila tidak memiliki NPWP, perusahaan akan terlihat tidak profesional.

Unsur-unsur pajak (mutlak)


• masyarakat
• undang-undang
• pemungut pajak (pemerintah)
• subjek pajak (masyarakat wajib pajak)
• objek pajak
• surat ketetapan pajak (SKP)
- contohnya : pajak bumi dan bangunan -> memerlukan SKP untuk menimbulkan hutang pajak ->
sistem pemungutan pajak (official assessment) dihitung oleh fisus.
Sedangkan PPH -> tidak butuh SKP -> self ass: menghitung sendiri, menetapkan sendiri, menyetor
sendiri, melaporkan pajak.

Ciri-ciri pajak
-> sesuatu yang dapat dilihat/dicermati dari indera
A. Peralihan kekayaan dari orang/badan ke masyarakat negara
B. Tanpa ada imbalan yang secara langsung dapat ditunjuk
C. Berulang-ulang atau periodik
D. Untuk membiayai pengeluaran pemerintah
E. Dapat dipaksakan
F. Sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu
G. Langsung/tidak langsung
H. Merupakan hutang perikatan

Subjek Pajak tidak sama dengan Subjek Hukum (pribadi kodrat/individual dan badan hukum seperti pt,
dll), sebab subjek pajak itu lebih luas dari pada subjek hukum.
• Subjek Pajak Dalam Negeri
Subjek pajak dalam negeri ditentukan berdasarkan domisili pendiriannya atau lamanya suatu aktivitas
bisnis dilakukan di Indonesia. Subjek pajak dalam negeri bisa berupa orang perorangan, badan dan
warisan yang belum dibagi. Jika orang perorangan lahir di Indonesia atau telah tinggal selama lebih
dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau berniat untuk tinggal lama di Indonesia, dia dapat
disebut sebagai subjek pajak pribadi dalam negeri.

Begitu juga dengan badan. Suatu badan dapat disebut sebagai subjek pajak dalam negeri ketika
didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia selama lebih dari 183 hari. Namun, unit tertentu
dari badan pemerintah yang dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan atau
pembiayaannya bersumber dari APBN/APBDdikecualikan dari ketentuan ini.

Badan yang dikecualikan tersebut diatur oleh ketentuan subjek pajak khusus di bawah kebijakan
pemerintah pusat atau daerah. Contoh dari badan yang dikecualikan tersebut adalah BUMN/BUMD.
Sementara itu, warisan yang belum terbagi dinyatakan sebagai subjek pajak dalam negeri karena
menggantikan satu kesatuan dari pewaris, mendapat perlindungan hukum Indonesia dan melakukan
aktivitas ekonomi di Indonesia.

• Subjek Pajak Luar Negeri


Subjek pajak luar negeri mencakup orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang
pribadi yang berada di Indonesia tapi tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan dan badan
usaha tetap yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia namun menjalankan
usaha atau melakukan kegiatan bisnis di Indonesia.

• Perbedaan subjek pajak dalam negeri dan luar negeri


Perbedaan yang penting antara subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar negeri terletak dalam
pemenuhan kewajiban pajaknya, antara lain:
A. Subjek pajak dalam negeri dikenai pajak atas penghasilan baik yang diterima atau diperoleh dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia. Sedangkan subjek pajak luar negeri dikenai pajak hanya atas
penghasilan yang berasal dari sumber penghasilan di Indonesia.
B. Subjek pajak dalam negeri dikenai pajak berdasarkan penghasilan neto dengan tarif umum.
Sedangkan subjek pajak luar negeri dikenai pajak berdasarkan penghasilan bruto dengan tarif pajak
sepadan alias tarif tunggal terhadap semua objek pajak berapa pun nilainya.
C. Subjek pajak dalam negeri wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT ) Pajak
Penghasilan sebagai sarana untuk menetapkan pajak yang terutang dalam suatu tahun pajak.
Sedangkan subjek pajak luar negeri tidak menyampaikan SPT Pajak Penghasilan karena kewajiban
pajaknya dipenuhi melalui pemotongan pajak yang bersifat final.

*Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa harus ditentukan dengan undang-undang.
Perikatan = hubungan hukum/timbal balik antara pihak 1 dan pihak 2.
Pajak itu tanpa imbalan, jika ada imbalan namanya retribusi.

Pajak yang periodik:


• pajak bangunan
• pajak kendaraan
• pajak tanah
• dll

Pajak insidental (yang tidak ada periodenya) contoh barang yaitu baju.

Anda mungkin juga menyukai