Wajib Pajak yang dalam 1 tahun pajak (PPh) atau PKP yang dalam 1 masa pajak (PPN), bila
pajak yang telah dibayar melebihi pajak yang seharusnya terutang dan dilaporkan dalam SPT,
berhak memperoleh pengembalian kelebihan pembayaran pajak tersebut.
Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha, berhak mengurangi penghasilan bruto yang
diterima dengan biaya yang telah dikeluarkan (biaya fiskal yang diatur dalam Pasal 6 UU PPh).
Norma Penghitungan
Untuk dapat menghitung besarnya kewajiban pajak dalam suatu tahun pajak, pada dasarnya
Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas harus membuat Pembukuan.
Untuk Wajib Pajak tertentu, dapat menyelenggarakan Pencatatan dan penghitungan pajak
dilakukan dengan Norma Penghitungan.
Kewajiban Wajib Pajak
• Mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak dan Pengusaha Kena Pajak.
• Mengisi dan menyampaikan SPT.
• Membayar atau menyetor pajak yang terutang.
• Menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan.
• Membantu pelaksanaan pemeriksaan pajak.
• Melakukan pemotongan atau pemungutan pajak.
• Membuat Faktur Pajak.
• Melunasi bea meterai.
Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak/Jasa
Kena Pajak. Sesuai dengan self assessment sistem, setiap :
• Wajib Pajak (WP) wajib mendaftarkan diri.
• Pengusaha Kena Pajak (PKP) wajib melaporkan usahanya Ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
dimana bertempat tinggal/tempat kedudukan/tempat kegiatan usaha, atau tempat lain yang
ditetapkan Menteri Keuangan (WP Khusus dan WP Besar).
Fungsi NPWP adalah :
* Identitas Wajib Pajak
* Dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan
* Sarana dalam administrasi perpajakan
* Menjaga ketertiban pembayaran pajak.
Penghapusan NPWP dan Pencabutan NPPKP
WP meninggal.
Warisan yang belum terbagi, selesai dibagi.
WP bubar secara resmi (ada proses likuidasi).
BUT kehilangan status sebagai BUT.
2. Pencabutan NPPKP
PKP pindah alamat.
WP badan telah bubar secara resmi (ada proses likuidasi)
PKP lain yang tidak memenuhi syarat lagi sebagai PKP.
Surat pemberitahuan (SPT)
Surat Pemberitahuan (SPT) adalah : surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan/pembayaran pajak, objek pajak/bukan objek pajak, dan atau harta dan
kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundangan-undangan perpajakan.
Fungsi SPT :
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak
yang sebenarnya terutang dan melaporkan tentang :
Wajib Pajak berhak memperpanjang waktu penyampaian SPT Tahunan hingga paling lama 6
bulan, misalnya karena :
• luasnya kegiatan usaha.
• Masalah-masalah teknis dalam penyusunan laporan keuangan Sehingga sulit untuk
memenuhi jangka waktu tersebut.
Pembetulan SPT
Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan SPT yang telah disampaikan dengan
menyampaikan pernyataan tertulis dalam jangka waktu 2 tahun (dengan syarat sebelum
dilakukan pemeriksaan atau penyidikan).
Setiap jenis pajak, ada jatuh tempo (jangka waktu) pembayarannya. Jika lewat jatuh tempo,
dikenakan sanksi perpajakan berupa bunga penagihan, yang besarnya 2% per bulan.
Sarana atau Bukti Pembayaran dilakukan dengan :
• Surat Setoran Pajak (SSP) à untuk PPh, PPN, PPnBM, dan Bunga Penagihan.
• Surat Setoran Bea (SSB) à untuk BPHTB
• Surat Tanda Setoran (STS) à untuk PBB.
Tempat pembayaran dilakukan di :
• Bank, yang ditunjuk pemerintah.
• Kantor Pos.
• Tempat lain yang ditetapkan Menteri Keuangan.
B. PAJAK PENGHASILAN
Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)
Sebelum membahas tentang Pajak Penghasilan, ada baiknya kita mengatahui tentang 'Pajak' itu
sendiri. Karena dengan memahami tentang 'Pajak', kita akan mudah mempelajari dan mengerti
tentang seluk-beluk perpajakan di Indonesia.
Pengertian pajak menurut Undang-undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum
Dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
Jenis-jenis Pajak:
Secara umum jenis pajak dibedakan menjadi pajak pusat dan pajak daerah. Contoh dari pajak
pusat adalah:
1. Pajak Penghasilan (PPh)
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
3. Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM)
4. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Khusus jenis pajak Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) mulai tahun 2012 pengelolaannya
disebagian dialihkan kepada Pemerintah Daerah (Pemda).
Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak.