Pendahuluan • Dasar hukum ketentuan umum dan tata cara perpajakan adalah Undang- Undang No 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang No 16 Tahun 2009 dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) pada 29 Oktober 2021 • Tahun pajak umumnya sama dengan tahun takwim atau tahun kalender • Apabila tidak sama dengan tahun takwim, wajib pajak dapat menggunakan dengan tahun yang berbeda dengan syarat konsisten selama 12 bulan, dan melapor/ memberitahukan kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama setempat Jenis Tahun Pajak • Tahun pajak sama dengan tahun takwim: pembukaan dimulai 1 Januari 200x dan berakhir 31 Desember 200x dan disebut dengan tahun pajak 200x • Tahun pajak tidak sama dengan tahun takwim: pembukaan dimulai 1 Juli 20xy dan berakhir tanggal 30 Juni 20yz maka disebut tahun pajak 20xy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) NPWP adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannyan. Fungsi NPWP 1. Sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak 2. Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan. Pendaftaran NPWP • Pendaftaran NPWP dilakukan pada Kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan, tempat usaha wajib pajak dan kepada wajib pajak diberikan pokok wajib pajak. • NPWP juga diberikan kepada wanita kawin yang secara terpisah karena hidup terpisah berdasarkan ketentuan keputusan hukum atau dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan harta. • Bagi wanita kawin yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang perpajakan, a. Tidak hidup berpisah, atau b. Tidak melakukan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta secara tertulis Hak dan kewajiban perpajakannya digabungkan dengan pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan suaminya Continue… Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak dalam kedudukannya sebagai subjek pajak menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak dari orang pribadi yang meninggalkan warisan tersebut dan diwakili oleh: a. Salah seorang ahli waris b. Pelaksana wasiat c. Pihak yang mengurus harta peninggalan Continue… • Jangka waktu pendaftaran NPWP adalah: a. Bagi wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan wajib pajak badan, wajib mendaftarkan diri paling lambat 1 bulan setelah saat usaha mulai dijalankan. b. Wajib pajak orang pribadi yang tidak menjalankan suatu usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas apabila jumlah penghasilannya sampai dengan suatu bulan yang disetahunkan telah melebihi penghasilan tidak kena pajak, wajib mendaftarkan diri paling lama pada akhir bulan berikutnya. Sanksi • Setiap orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun dan denda paling sedikit 2 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar Penghapusan NPWP • Wajib pajak sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan atau objektif sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan • Wajib pajak badan dalam rangka likuidasi atau pembubaran karena penghentian atau penggabungan usaha. • Wanita yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa membuat perjanjian pemisahan harta dan penghasilan • Wajib pajak bentuk usaha tetap menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia • Dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk menghapuskan NPWP dari wajib pajak yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan perpajakan. Format NPWP • Terdiri dari 15 digit, 9 digit pertama merupakan kode wajib pajak, dan 6 digit berikutnya merupakan kode administrasi perpajakan. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak • Pengusaha: orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean. • Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah pengusaha yang melakukan penyerahaan barang kena pajak dan atau penyerahan jasa kena pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya. Fungsi Pengukuhan PKP • Sebagai identitas PKP yang bersangkutan • Melaksanakan hak dan kewajiban dibidang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah • Pengawasan administrasi perpajakan. Tempat Pengukuhan PKP • Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha wajib pajak. • Kantor Pelayanan Pajak Tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang perpajakan Pencabutan Pengukuhan PKP • PKP pindah alamat ke wilayah kerja kantor pelayanan pajak lain • Sudah tidak memenuhi persyaratan PKP termasuk PKO yang jumlah peredaran dan atau penerimaan bruto untuk suatu tahun buku tidak melebihi batas jumlah peredaran dan atau penerimaan bruto untuk pengusaha kecil. • PKP telah dipusatkan tempat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai ditempat lain. • PKP menyalahgunakan pengukuhan PKP Waktu keputusan selama 6 bulan sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap Sanksi • Setiap orang yang dengan sengaja tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak atau menyalahgunakan tanpa hak Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun dan denda paling sedikit 2 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar. Surat Pemberitahuan (SPT) • Surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak, dan atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundan-undangan perpajakan. • Fungsinya sebagai pemberitahuan bagi wajib pajak untuk pajak penghasilan sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang: a. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 tahun pajak atau bagian tahun pajak. b. Penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak. c. Harta dan kewajiban d. Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 masa pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Continue…. • Bagi pengusaha kena pajak, fungsi surat pemberitahuan sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang: a. Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran b. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh pengusaha kena pajak dan atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pembetulan SPT dan Pengungkapan Ketidakbenaran • Pembetulan SPT dilakukan oleh wajib pajak dengan kemauan sendiri dengan melakukan tindakan: a. Verifikasi dalam rangka menerbitkan surat ketetapan pajak. b. Pemeriksaan c. Pemeriksanaan bukti permulaan. Wajib pajak yang membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan Maupun Surat Pemberitahuan Masa yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran dan bagan dari bulan dihitung penuh 1 bulan. Continue… Direktur Jenderal Pajak telah melakukan pemeriksaan, dengan syarat belum menerbitkan surat ketetapan pajak, Wajib pajak dengan kesadaran sendiri dapat mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian surat pemberitahuan yang telah disampaikan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, yang dapat mengakibatkan: 1. pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar atau lebih kecil 2. Rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil atau lebih besar 3. Jumlah harta menjadi lebih besar atau lebih kecil. 4. Jumlah modal menjadi lebih besar atau lebih kecil. Pajak yang kurang bayar dan timbul sebagai akibat dari pengungkapan ini beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% dari pajak yang kurang bayar, harus dilunasi oleh wajib pajak sebelum laporan tersendiri dimaksud disampaikan. Jenis SPT • SPT pemberitahuan masa adalah surat pemberitahuan untuk suatu masa pajak. • SPT pemberitahuan tahunan adalah surat pemberitahuan untuk suatu tahun pajak atau bagian tahun pajak. Continue… • SPT Meliputi: a. SPT Tahunan Pajak Penghasilan. b. SPT Masa yang terdiri dari: 1. SPT Masa Pajak Penghasilan 2. SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai 3. SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pemungut Pajak Pertambahan Nilai • SPT dapat berbentuk: a. Formulir Kertas b. Dokumen Elektronik Batas Waktu Penyampaian SPT • Surat Pemberitahuan Masa, paling lama 20 hari setelah akhir masa pajak. Khusus untuk Surat Pemberitahuan Pajak Pertambahan Nilai disampaikan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak. • Surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi, paling lama 3 bulan setelah akhir tahun pajak. • Surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak badan, paling lama 4 bulan setelah akhir tahun pajak. Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian SPT • Wajib pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT tahunan sebagaimana dimaksud untuk paling lama 2 bulan sejak batas waktu penyampaian SPT tahunan dengan cara menyampaikan pemberitahuan perpanjangan SPT tahunan. • Perpanjangan SPT tahunan dapat disampaikan: a. Secara langsung b. Melalui pos dengan bukti pengiriman surat c. Dengan cara lain, yang meliputi: 1. Melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat, atau 2. Saluran tertentu yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak sesuai dengan perkembangan teknologi informasi Jenis SPT Masa Batas Waktu Pembayaran PPh Pasal 4 ayat 2. PPh Pasal 23, PPh Pasal 26 yang Tanggal 10 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir dipotong oleh pemotong PPh PPh pasal 4 ayat 2, PPh pasal 15 yang harus dibayar Tanggal 15 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir sendiri oleh WP PPh pasal 25 Tanggal 15 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir PPh pasal 22-bendaharawan Tanggal yang sama dengan tanggal pembayaran rekanan PPh pasal 22-impor bank devisa Sebelum penembusan barang PPh pasal 22 – import bea cukai Sehari setelah pemungutan PPh pasal 22 – badan tertentu Tanggal 10 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir PPN, PPNBM - bendaharawan Tanggal terakhir bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir PPN, PPNBM – Impor lewat bank devisa Sebelum penembusan barang PPN, PPNBM – Import lewat bea cukai Sehari setelah pemungutan Sanksi Terlambat atau Tidak Menyampaikan SPT • Rp. 500.000 untuk Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai. • Rp. 100.000 untuk Surat Pemberitahuan Masa Lainnya. • Rp. 1.000.000 untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan. • Rp. 100.000 untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang Pribadi Continue… • Wajib pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan surat pemberitahuan atau menyampaikan surat pemberitahuan, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, tidak dikenai sanksi pidana apabila kealpaan tersebut pertama kali dilakukan oleh wajib pajak dan wajib pajak tersebut wajib melunasi kekurangan pembayaran jumlah pajak yang terutang beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 200% dari jumlah pajak yang kurang dibayar dan ditetapkan melalui penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Surat Setoran Pajak (SSP) dan Pembayaran Pajak • Bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. • Fungsi SSP sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah disahkan oleh pejabat kantor penerima pembayaran yang berwenang atau apabila telah mendapatkan validasi. • Tempat pembayaran dan penyetoran pajak: bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan dan kantor pos Jangka Waktu Pembayaran atau Penyetoran Pajak • PPh Pasal 4 Ayat 2 dipotong oleh pemotong pajak penghasilan: Disetor paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah pajak berakhir, kecuali ditetapkan lain oleh Menteri Keuangan. • PPh Pasal 4 Ayat 2 yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak disetor paling tanggal 15 bulan berikutnya setelah pajak berakhir, kecuali ditetapkan lain oleh Menteri Keuangan. • PPh Pasal 4 Ayat 2 atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan yang dipotong/dipungut atau yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak, harus disetor sebelum akta, keputusan, perjanjian, kesepakatan atau risalah lelang atas pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan ditandatangani oleh pejabat berwenang. • PPh Pasal 15 yang dipotong oleh pemotong PPh harus disetor paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir Continue • PPh Pasal 15 yang harus dibayar sendiri harus disetor paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir. • PPh Pasal 21 yang dipotong oleh pemotong PPh harus disetor paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir. • PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 26 yang dipotong oleh pemotong PPh harus disetor paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah amasa pajak berakhir • PPh pasal 25 harus dibayar paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir • PPh pasal 22 atau PPN dan PPnBM atas impor harus dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran bea masuk dan dalam hal bea masuk ditunda atau dibebaskan, PPh pasal 22, PPM dan PPnBM atas impor harus dilunasi pada saat penyelesaian dokumen pemberitahuan pabean impor Continue.. • PPh pasal 22, PPN, dan PPnBM atas impor yang dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai harus disetor dalam jangka waktu 1 hari kerja setelah dilakukan pemungutan • PPh pasal 22 yang pemungutannya dilakukan oleh kuasa pengguna anggaran harus disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran kepada penguasa kena pajak rekanan pemerintahan melalui kantor pelayanan perbendaharaan negara • PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran harus disetor paling lama 7 hari setelah tanggal pelaksanaan pembayaran atas penyerahan barang yang dibiayai dari belanja negara atau belanja daerah dengan menggunakan surat setoran pajak atas nama rekanan dan ditandatangani oleh bendahara Continue… • PPh pasal 22 yang pemungutannya dilakukan oleh Wajib Pajak Badan tertentu sebagai pemungut pajak harus disetor paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir. • PPN atau PPN dan PPnBM yang terutang dalam satu masa pajak harus disetor paling lama akhir bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir dan sebelum Surat Pemberitahuan Masa PPN disampaikan. • PPN terutang atas pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan atau jasa kena pajak dari luar daerah pabean harus disetor oleh orang pribadi atau badan yang memanfaatkan Barang kena Pajak tidak berwujud dan atau jasa kena pajak dari luar daerah pabean, paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah terutang pajak. Contoh hak cipta, hak paten, merek dagang, dll. Continue… • PPN yang terutang atas kegiatan membangun sendiri harus disetor oleh orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan membangun sendiri paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir. • PPN atau PPN dan PPnBM yang pemungutannya dilakukan oleh Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar sebagai pemungut PPN, harus disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran kepada pengusaha kena pajak rekanan pemerintah melalui kantor pelayanan perbendaharaan negara Continue… • PPN atau PPN dan PPnBM yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran sebagai pemungut PPN, harus disetor paling lama 7 hari setelah tanggal pelaksanaan pembayaran kepada Pengusaha Kena Pajak Rekanan Pemerintah melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara. • PPN atau PPN dan PPnBM yang pemungutannya dilakukan oleh pemungut PPN yang ditunjuk selain Bendahara Pemerintah, harus disetor paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir. • PPh Pasal 25 bagi wajib pajak dengan kriteria tertentu sebagaimana maksud dalam pasal 3 ayat 3b UU KUP yang melaporkan beberapa masa pajak dalam satu surat pemberitahuan masa, harus dibayar paling lama pada akhir masa pajak terakhir. • Pembayaran masa selain PPh Pasal 25 bagi wajib pajak dengan kriteria tertentu harus dibayar paling lama sesuai dengan batas waktu untuk masing-masing jenis pajak. Continue… Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, harus dilunasi dalam jangka waktu 1 bulan sejak tanggal diterbitkan Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan harus dibayar lunas sebelum Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan disampaikan Continue… • Tanggal jatuh tempo bertepatan pada hari libur termasuk sabtu dan libur nasional maka pembayaran pajak dilakukan pada hari kerja berikutnya. • Keterlambatan dikenakan bunga 2% sebulan yang dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran dan barian dari bulan dihitung penuh 1 bulan. Tata Cara Penundaan atau Mengangsur Pembayaran Atas Ketetapan Pajak • Wajib pajak mengajukan permohonan secara tertulis untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak dalam Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali paling lama 9 hari kerja sebelum jatuh tempo pembayaran utang pajak berakhir disertai dengan alasan dan bukti yang mendukung permohonan • Memberikan jaminan berupa garansi bank, surat/dokumen bukti kepemilikan barang bergerak. Penanggungan utang oleh pihak ketiga, sertifikat tanah, atau sertifikat deposito Surat Ketetapan Pajak • Surat ketetapan yang meliputi: 1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, 2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, 3. Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) • Surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang masih harus dibayar • Penerbitan SKPKB a. Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang b. Surat pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan c. Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai pajak pertambahan nilai dan PPnBM ternyata tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenai tariff 0% d. Kewajiban melanggar pembukuan e. Kepada wajib pajak diterbitkan NPWP dan atau dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak (PKP) secara jabatan Sanksi Administrasi a. Apabila SKPKB diterbitkan karena alasan a dan e maka jumlah kekurangan pajak terutang ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan paling lama 24 bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak bagian tahun pajak, atau tahun pajak sampai dengan diterbitkannya SKPKB b. Apabila SKPKB dikeluarkan karena alasan b, c dan d maka dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar: 1. 50% dari PPh yang tidak atau kurang dibayar dalam satu tahun pajak 2. 100% dari PPh yang tidak atau kurang dipotong, tidak atau kurang dipungut, tidak atau kurang disetor, dan dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang disetorkan 3. 100% dari PPN dan PPnBM yang tidak atau kurang bayar Fungsi SKPKB • Koreksi atas jumlah yang terutang menurut SPT-nya • Sarana untuk mengenakan sanksi • Alat untuk menagih pajak Jangka waktu penerbitan SKPKB: 5 tahun setelah terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan SKPKB Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) • Surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan • Diterbitkan apabila ditemukan data baru yang mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang setelah dilakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan • Fungsinya: a. Koreksi atas jumlah yang terutang menurut SPT-nya b. Sarana untuk mengenakan sanksi c. Alat untuk menagih pajak Sanksi • Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPKBT, ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan 100% dari jumlah kekurangan pajak tersebut. • Sanksi administrasi berupa kenaikan tidak dikenakan apabila SKPKBT diterbitkan berdasarkan keterangan tertulis dari wajib pajak atas kehendak sendiri dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum mulai melakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitan SKPKBT Jangka Waktu Penerbitan • Dalam jangka waktu 5 tahun telah lewat, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan tetap diterbitkan ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar 48% dari jumlah pajak yang tidak atau kurang bayar dalam hal ini wajib pajak setelah jangka waktu 5 tahun tersebut dipidana karena melakukan tindak pidana dibidang perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) • Surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dari pada pajak terutang atau seharusnya tidak terutang • Penerbitan SKPLB setelah dilakukan pemeriksaan dan diterbitkan untuk: a. Pajak penghasilan apabila jumlah kredit pajak lebih besar dari pada jumlah pajak yang terutang b. Pajak pertambahan nilai apabila jumlah kredit pajak lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang. c. PPnBM apabila jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) • Surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. • Penerbitan SKPN setelah dilakukan pemeriksaan jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang terutang, atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak atau tidak ada pembayaran pajak Surat Tagihan Pajak (STP) • Surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda. Penerbitan dilakukan apabila: a. Pajak penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar b. Dari hasil pemeriksaan terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan atau salah hitung c. Wajib pajak dikenakan sanksi adm. berupa denda dan atau bunga d. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP tetapi tidak membuat faktur pajak atau membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat waktu. e. PKP yang tidak mengisi faktur pajak secara lengkap f. PKP melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan masa penerbitan faktur pajak g. PKP yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian pajak masukan Fungsi STP • Sebagai koreksi atas jumlah pajak yang terutang menurut STP wajib pajak • Sarana mengenakan sanksi administrasi berupa bunga atau dendan • Alat untuk menagih pajak Finish