Anda di halaman 1dari 24

Week 3

NPWP, NPPKP,SPT,SKPKB,STP

[3 SKS]
Wajib Pajak (WP)
Definisi (KUP, Pasal 1 ayat (2))
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan,
meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan
pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan
Pengusaha Kena Pajak (PKP) [i]
Definisi (KUP Pasal 1 ayat (4))
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam
bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor
barang, mengekspor barang, melakukan usaha
perdagangan, memanfaatkan barang tidak
berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan
usaha jasa atau memanfaatkan jasa dari luar
Daerah Pabean.
Pengusaha Kena Pajak (PKP) [ii]

Definisi (KUP Pasal 1 ayat (5))


Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah Pengusaha yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/ atau
penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak
berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai
1984 dan perubahannya
HAK WAJIB PAJAK
1. Melakukan pembetulan Surat Pemberitahuan.
– Dalam hal belum dilakukan tindakan pemeriksaan, wajib pajak berhak untuk
melakukan pembetulan SPT/SPM yang sudah disampaikan. Kekurangan
pembayaran dikenakan sanksi bunga sebesar 2% perbulan (max 24 bln)
dihitung sejak penyerahan SPT/SPM berakhir sampai pembayaran.
– Pembetulan SPT/SPM dibatasi dalam jangka waktu 2 tahun. Bisa lewat 2
tahun asal belum dikeluarkan SKP dgn membayar kekurangan beserta sanksi
50%.
2. Meminta kembali kelebihan pembayaran pajak.
– Restitusi, diminta dalam bentuk uang tunai.
– Kompensasi, dipakai untuk membayar utang pajak lain.
3. Mengajukan keberatan (termasuk pengurangan).
– Diajukan atas surat ketetapan pajak dan atas pot/put oleh pihak-3.
4. Mengajukan permohonan banding.
– Diajukan kepada Badan Peradilan Pajak atas SK Keberatan.
5. Mendapatkan imbalan bunga berkenaan dengan keberatan/banding
KEWAJIBAN WAJIB PAJAK
1. Mendaftarkan diri (NPWP/NPPKP).
– Mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak (c.q. Kantor
Pelayanan Pajak setempat) dan kepadanya diberikan NPWP.
– Bagi WP orang pribadi yang menjalankan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas serta WP badan, paling lambat 1 bulan sejak usaha atau pekerjaan
bebas dimulai.
– Bagi WP orang pribadi yang penghasilan dalam satu bulan telah melebihi
PTKP, wajib mendaftarkan diri paling lambat akhir bulan berikutnya.
– Bagi pengusaha yg mlakukan penyerahan BKP/JKP berkewajiban
melaporkan usahanya ke Direktorat Jenderal Pajak (c.q. Kantor Pelayanan
Pajak) untuk dikukuhkan menjadi PKP dan kepadanya diberikan NPPKP.
Paling lambat 1 bulan sejak usaha dimulai.
– Sanksi dengan sengaja tdk memiliki NPWP/NPPKP: kurungan maksimal 6
tahun dan denda 4 kali pajak terutang.
2. Menyampaikan surat pemberitahuan (SPT/SPM).
– Wajib pajak wajib melaporkan surat pemberitahuan kepada kantor Ditjen
Pajak untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak
terutang.
– Penyetoran SPT (Tahunan) paling lambat 3 bulan setelah akhir tahun
pajak.
– Penyetoran SPM (Masa) paling lambat 20 hari setelah akhir masa pajak.

3. Membayar sendiri pajak yang terutang (SSP).


– Surat Setoran Pajak (SSP) adalah surat yg digunakan oleh WP utk
melakukan pembayaran/penyetoran pajak terutang ke kas negara.
– SSP tahunan (PPh ps. 29) paling lambat tanggal 25 setelah akhir tahun
pajak.
– SSP masa (bulanan) paling lambat tanggal 10/15 tergantung jenis
pajaknya.
4. Menyelenggaraan pembukuan/pencatatan.
– WP orang pribadi yg melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan
wajib pajak badan di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan.
– Dokumen pembukuan/pencatatan hrs disimpan selama 10 th (daluarsa
pajak).
5. Melayani proses pemeriksaan pajak.
– Termasuk jika WP terikat oleh suatu kewajiban merahasiakan dokumen,
maka kewajiban tersebut ditiadakan untuk keperluan pemeriksaan pajak.
NPWP [i]
 Merupakan nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai
sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sbg
tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
 Pemakaian NPWP
– Surat menyurat dan isian formulir pajak yang dipergunakan WP.
– Berhubungan dgn instansi tertentu yg mewajibkan mengisi NPWP.
 Cara Pendaftaran NPWP
– Wajib pajak wajib mendaftarkan diri pada kantor Dirjen Pajak yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal dan atau tempat kedudukan.
– Berlaku pula untuk wanita kawin yang dikenakan pajak secara terpisah.
NPWP [ii]

– Bagi WP orang pribadi yg menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan


WP badan, paling telat 1 (satu) bulan setelah usaha mulai dilakukan.
– Bagi WP orang pribadi yg tdk menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan
peng-hasilannya melebihi PTKP, paling telat akhir bulan berikutnya setelah.
– Jika WP telah memenuhi syarat untuk memperoleh NPWP dan orang
tersebut tidak mendaftarkan diri, maka diterbitkan NPWP secara jabatan.
 Sanksi
– Dengan sengaja tidak mendaftarkan diri atau menyalahgunakan tanpa hak
NPWP shg menimbulkan kerugian negara diancam pidana penjara maks. 6
tahun dan denda maks 4 kali jumlah pajak terutang/kurang bayar.
NPWP [iii]
 Penghapusan NPWP
– WP orang pribadi meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan.
– Wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan.
– Warisan yang telah selesai dibagi.
– WP badan yg telah dibubarkan scra resmi berdasarkan undang-undang yg
berlaku.
– Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang telah kehilangan statusnya sebagai BUT.
– WP orang pribadi selain disebut diatas yang tdk memenuhi syarat sebagai
WP.
 Format Bentuk NPWP
– NPWP terdiri dari 15 digit sbb: AA.BBB.BBB.X-YYY.ZZZ
– A=Subjek Pajak; B=Kode administrasi perpajakan; X=Cek Dijit; Y=Kode KPP;
Z=Kode Pusat/Cabang.
Yang Wajib Ber-NPWP
 Wajib Pajak Badan
 Wajib Pajak Orang Pribadi:
 yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
 yang memperoleh penghasilan melebihi Penghasilan Tidak
Kena Pajak (PTKP)
 Kewajiban mendaftarkan diri berlaku pula terhadap wanita
kawin yang dikenakan pajak secara terpisah, karena hidup
terpisah berdasarkan keputusan hakim atau dikehendaki
secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan
dan harta
 Wajib Pajak orang pribadi lainnya yang memerlukan NPWP
dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh NPWP
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) [i]
 Merupakan surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melaporkan peng-hitungan dan atau pembayaran pajak, objek
dan atau bukan objek pajak, harta dan kewajiban menurut
ketentuan peraturan perundangan perpajakan
 Fungsi SPT:
– Untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah
pajak terutang.
– Untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak sendiri atau yang
telah dipo-tong/dipungut oleh pihak ketiga dalam satu tahun pajak atau
bagian tahun pajak.
– Untuk melaporkan pembayaran dari pemotong/pemungut dalam satu masa
pajak.
– Untuk melaporkan pengkreditan pajak masukan terhadap pajak keluaran.
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) [ii]

 Prosedur Pelaporan SPT


– WP mengambil sendiri blanko SPT di KPP setempat dengan menunjukan
NPWP.
– SPT harus diisi dengan benar, jelas dan lengkap sesuai dengan petunjuk
pengisian.
– SPT yang sudah diisi lengkap diserahkan ke KPP yang bersangkutan dengan
batas waktu tertentu, dan akan diberikan tanda terima tertanggal atau via
pos tercatat.
BATAS WAKTU PELAPORAN SPT (i)
Batas waktu penyetoran serta pelaporan SPT Masa PPN atau
kewajiban perpajakan bulanan:
BATAS WAKTU PELAPORAN SPT (ii)
BATAS WAKTU PELAPORAN SPT (iii)
BATAS WAKTU PELAPORAN SPT (v)
Batas pelaporan SPT Tahunan untuk kewajiban perpajakan tahunan:

https://www.pajak.go.id/id/batas-waktu-pembayaran-penyetoran-
dan-pelaporan-pajak
SANKSI PELAPORAN SPT [i]
Bagi wajib pajak yang terlambat melaporkan SPT pajak akan
dikenakan sanksi sebagai berikut:

https://www.online-pajak.com/e-filing
SANKSI PELAPORAN SPT [ii]

 Tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya


tidak benar secara alpa (tidak sengaja) sehingga menimbulkan
kerugian negara dipidana paling lama 1 (satu) tahun dan atau
denda setinggi-tingginya 2 (dua) kali pajak terutang.
 Tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya
tidak benar secara sengaja sehingga menimbulkan kerugian
negara dipidana paling lama 6 tahun dan atau denda setinggi-
tingginya 4 kali pajak terutang.
SURAT SETORAN PAJAK (SSP)

 SSP adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk


melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke
kas negara melalui Kantor Pos dan atau Bank BUMN atau Bank
BUMD atau Bank lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
 Fungsi SSP:
– Sebagai sarana untuk membayar pajak.
– Sebagai bukti dan laporan pembayaran pajak.
SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR
(SKPKB)
 SKPKB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya
jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan
pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan
jumlah pajak yang masih jarus di bayar.
 Fungsi SKPKB:
– Koreksi atas jumlah yang terutang menurut SPT-nya.
– Sarana untuk mengenakan sanksi
– Alat untuk menagih pajak.
SURAT TAGIHAN PAJAK (STP)

 STP adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan /atau sanksi
administrasi berupa bunga dan/atau denda.
 Fungsi STP:
– Sebagai koreksi atas jumlah pajak yang terutang menurut SPT Wajib Pajak.
– Sarana mengenakan sanksi administrasi berupa bunga atau denda.
– Alat untuk menagih pajak.
Batas Waktu Pembayaran Pajak
 PPh Pasal 21
 Tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir.
 PPh Pasal 22 Impor, PPN dan PPn BM atas Impor
 Pada saat penebusan dokumen impor melalui PIB (Pemberitahuan Impor
Barang)
 PPh Pasal 23
 Tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
 PPh Pasal 25
 Tanggal 15 bulan takwim berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
 PPh Pasal 26
 Tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
 PPN dan PPn BM
 Tanggal 15 bulan takwim berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.

Anda mungkin juga menyukai