masyarakat dan tidak mengambil laba atas usahanya tersebut, maka akan dibuktikan
kemudian oleh negara melalui laporan keuangan badan tersebut.
3. Orang pribadi atau badan sebagai subjek pajak luar negeri yang menjalankan kegiatan
melalui BUT (Bentuk Usaha Tetap) di Indonesia
Dimulai pada saat orang pribadi atau badan tsb menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia.
4. Orang pribadi atau badan sebagai subjek pajak luar negeri yang dapat menerima atau
memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan dari kegiatan BUT (contoh: konsultan
Luar Negeri)
Dimulai pada saat orang pribadi atau badan tsb menerima / memperoleh
penghasilan dari Indonesia. WP tsb tidak wajib mempunyai NPWP, shg kewajiban
perpajakannya dipotong / disetor langsung oleh WP dalam negeri yang menggaji WP
luar negeri tsb.
5. Kapan warisan yang belum terbagi menjadi Wajib Pajak?
Dimulai pada saat timbulnya warisan yang belum terbagi tsb. Warisan yang
belum terbagi ini akan diurus oleh Balai Harta Peninggalan dan menjadi objek pajak
bila masih ada urusan pajak yang terhutang dalam warisan tsb.
Bagaimana NPWP untuk suami-istri yang keduanya sama-sama memiliki penghasilan?
Apabila ada perjanjian sebelum pernikahan untuk melakukan pisah harta, maka suami
dan istri keduanya wajib mempunyai NPWP dan memiliki kewajiban masing2 atas
pajak penghasilannya.
Apabila tidak ada perjanjian pisah harta, maka hanya diwajibkan memiliki satu
NPWP saja untuk sepasang suami istri. Bisa menggunakan nama suami ataupun istri.
Apakah semua orang yang memiliki NPWP wajib mengukuhkan diri sebagai Pengusaha
Kena Pajak (PKP) dan mendapat Nomor Pengukuhan PKP (NP PKP)?
Tidak. NP PKP diberikan kepada Wajib Pajak (Orang pribadi/Badan) yang berbisnis;
atau yang melakukan penyerahan, dengan kriteria tertentu yang ditentukan oleh
Undang-Undang.
Bisnis yang menyebabkan pengusahanya diwajibkan mendaftarkan diri menjadi PKP
adalah bisnis Barang dan/atau Jasa Kena Pajak.
Barang Kena Pajak (BKP) adalah barang yang telah diolah/bertambah nilai
ekonominya karena telah ditambah fungsinya. Non-BKP termasuk diantaranya adalah
barang-barang yang belum diolah sama sekali, yaitu barang-barang langsung dari
alam.
Jasa Kena Pajak (JKP) adalah jasa yang bukan primer, dan mengambil laba atas usaha
yang dijalankannya. Non-JKP merupakan jasa primer, seperti pendidikan, keagamaan,
kesehatan, sosial.
tidak
pekerjaan bebas
Jangka waktu pelaporan usaha untuk dikukuhkan PKP:
Subjek Pajak
WP yg memenuhi syarat sbg PKP
Pengusaha
kecil
yang
memilih
Sebelum
Jangka Waktu
melakukan penyerahan
BKP
dan/atau JKP
untuk Paling lama akhir bulan berikutnya apabila
jumlah peredaran bruto tlh melampaui
batasan pengusaha kecil.
Penghapusan NPWP dapat diajukan oleh / memenuhi syarat antara lain: (KUP hl. 27)
1. WP sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai ketentuan
yang berlaku.
2. WP Badan dalam rangka likuidasi / pembubaran karena penghentian atau
penggabungan usaha.
3. Wanita / Pria yang sebelumnya sudah memiliki NPWP dan menikah tanpa membuat
perjanjian pisah harta
4. WP BUT yang menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia
5. Dianggap perlu oleh Dirjen Pajak untuk menghapus NPWP dari WP
Pencabutan Pengukuhan PKP dapat dilakukan dalam hal: (KUP hl. 28)
1. PKP pindah alamat ke wilayah kerja KPP lain
2. Sudah tidak memenuhi persyaratan sbg PKP
3. Termasuk PKP yg jumlah peredaran dan/atau penerimaan bruto satu tahun buku tidak
melebihi batas untuk pengusaha kecil.
----SILABUS NO 10: Pelaporan, Pembukuan dan Pencatatan---Literatur: Bab 6 dan Bab 4 Buku KUP
Laporan pajak dibuat oleh WP kepada Fiscus, sebagai bentuk pertanggungjawaban
atas kebebasan yang dimiliki WP (self assessment).
SPT adalah surat yang oleh WP digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau
pembayaran pajak, objek pajak, dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Jenis SPT dibedakan berdasarkan jangka waktu dikeluarkannya, yakni:
1. SPT Tahunan dibuat setelah berjalan satu tahun pajak dan disusun berdasarkan
laporan keuangan di akhir tahun.
2. SPT Masa tidak disusun berdasarkan laporan keuangan akhir tahun karena
didasarkan hanya pada transaksi. Transaksi dilakukan setiap hari, tapi bukan berarti
harus membuat SPT setiap harinya karena repot dan tidak efektif. Sehingga transaksi2
tsb dikumpulkan menjadi satu selama sebulan kemudian baru diserahkan SPT Masa
nya. SPT Masa diperuntukkan bagi PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh
Pasal 25, PPh Pasal 26, dan PPN.
SPT berisi:
1.
2.
3.
4.
57)
1. Benar dalam perhitungan, benar dalam penerapan ketentuan peraturan UU Pajak,
benar dalam penulisan, dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
2. Memuat semua unsur2 yang berkaitan dengan objek pajak dan unsur-unsur lain yang
harus dilaporkan dalam SPT.
3. Melaporkan asal-usul / sumber objek pajak dan unsur lain secara jelas.
Pengambilan SPT seperti yang diatur dalam PMK Nomor 181/PMK.03/2007 adalah
sebagai berikut: (KUP hl. 58)
1. SPT berbentuk hardcopy dapat diambil secara langsung di tempat yang ditetapkan
oleh Dirjen Pajak.
2. SPT berbentuk e-SPT diambil dengan cara mengunduh format SPT / aplikasi eSPT di situs Ditjen Pajak.
Cara penyampaian SPT menurut PMK Nomor 181/PMK.03/2007, dilakukan:
1. Secara langsung dan diberikan tanda tangan penerimaan surat
2. Melalui pos dengan bukti pengiriman surat
3. Dengan cara lain seperti:
a. Melalui perusahaan jasa ekspedisi / kurir dengan bukti pengiriman surat
b. E-filling melalui Penyedia Jasa Aplikasi dan diberikan Bukti Penerimaan
Elektronik
Batas waktu penyampaian SPT pada Pasal 3 ayat (3) UU KUP adalah: (KUP hl. 59)
1. SPT Masa paling lama 20 hari setelah akhir masa pajak (akhir bulan). PPh
Pasal 21, PPh Pasal 25, dan PPN wajib disampaikan SPT Masa nya tiap bulan
meskipun tidak terdapat penyetoran pajak. SPT Masa Pajak yang lain disampaikan
hanya bila terdapat penyetoran pajak.
2. SPT Tahunan PPh WP OP paling lama 3 bulan setelah akhir Tahun Pajak.
3. SPT Tahunan PPh WP Badan paling lama 4 bulan setelah akhir Tahun Pajak.
SPT dianggap tidak disampaikan berdasarkan Pasal 3 ayat (7) UU KUP terjadi bila:
1. SPT tidak ditandatangani
2. SPT tidak dilampiri keterangan dan/atau dokumen sesuai dengan Peraturan
Menteri Keuangan, antara lain:
a. SPT terdiri atas SPT Induk dan Lampiran yang tidak terpisahkan
b. Dilampirkan Laporan Keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi (bagi WP
yang diwajibkan melakukan pembukuan)
c. Lampiran audit atas laporan keuangan oleh Akuntan Publik
d. Lampiran Surat Kuasa dalam hal WP menunjuk seorang kuasa dengan surat
kuasa khusus untuk mengisi dan menandatangani SPT.
3. SPT LB (Lebih Bayar) disampaikan telah lewat 3 tahun
4. SPT disampaikan setelah Dirjen Pajak melakukan pemeriksaan / menerbitkan
surat ketetapan pajak.
Penyampaian SPT oleh WP tertentu WP diperbolehkan menyampaikan 1 SPT
Masa untuk beberapa Masa Pajak sekaligus, yaitu WP usaha kecil, yang meliputi: (KUP hl.
60)
-
WP OP dengan penerimaan bruto tahun pajak sebelumnya < 600 juta rupiah
WP Badan dengan penerimaan bruto tahun pajak sebelumnya < 900 juta rupiah
WP yang tempat tinggal / kegiatan usahanya berlokasi di daerah ttt yg ditetapkan
oleh Dirjen Pajak.
a. Berupa denda
Besar Denda
Rp 500.000
Rp 100.000
Rp 1.000.000
Rp 100.000
tidak disampaikan dalam jangka waktunya, dan setelah ditegur secara tertulis
tetap tidak disampaikan pada waktunya.
Besarnya yang harus dibayar menjadi Jumlah pajak yang kurang dibayar
dalam SKPKB ditambah:
- 50% dari PPh yang tidak atau kurang dibayar dalam satu tahun pajak (PPh
-
Kuasa WP
Diberikan tanda penerimaan surat / bukti penerimaan elektronik
Dirjen pajak memberitahukan kpd WP bila Pemberitahuan Perpanjangan
b. Penghasilan dan biaya utk penyusunan laporan laba rugi, menghitung laba (PPh
terutang), pemotongan dan pemungutan PPh
c. Harga perolehan dan penyerahan barang / jasa utk penghitungan PPN dan PPNBM
d. Penyusunan laporan keuangan
Pencatatan (Pasal 28 ayat (9) UU KUP) adalah pengumpulan data secara teratur ttg
peredaran / penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto sbg dasar utk menghitung jumlah
pajak yg terutang, penghasilan yg bukan objek pajak, dan/atau penghasilan yg dikenakan
pajak yg bersifat final. Pencatatan hanya mencatat jumlah penerimaan/peredaran/omzet bruto.
Pihak yang melakukan Pembukuan/Pencatatan: (KUP hl. 35)
1. Wajib Pembukuan
a. WP OP yg melakukan kegiatan usaha / pekerjaan bebas
b. WP Badan di Indonesia
2. Tidak wajib Pembukuan tp wajib Pencatatan
a. WP OP yang tidak melakukan kegiatan usaha / pekerjaan bebas
b. WP OP yg melakukan kegiatan usaha / pekerjaan bebas yg sesuai dg ketentuan
perundang-undangan perpajakan
Ketentuan Pembukuan (Pasal 28 UU KUP): (KUP hl. 36)
1. Ayat (3) : pembukuan hrs diselenggarakan dg memperhatikan iktikad baik dan
mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yg sebenarnya
2. Ayat (4) : pembukuan hrs diselenggarakan di Indonesia dgn menggunakan huruf
latin, angka Arab, satuan mata uang rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia /
dalam bahasa asing yg diizinkan Menkeu
3. Ayat (5) : pembukuan diselenggarakan dgn prinsip taat asas dan dgn stelsel
akrual dan stelses kas
4. Ayat (6) : perubahan terhadap metode pembukuan dan atau tahun buku, hrs
mendapat persetujuan dr Dirjen Pajak
5. Ayat (8) : pembukuan dgn menggunakan bahasa asing dan mata uang selain
rupiah dapat diselenggarakan oleh WP setelah mendapat izin Menkeu.
6. Ayat (11) : buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau
pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan
yang dikelola scr elektronik / scr program aplikasi online wajib disimpan selama
10 tahun di Indonesia, yaitu di tempat kegiatan / tempat tinggal WP OP atau di
tempat kedudukan WP Badan.
Prinsip taat asas penggunaan prinsip yg sama dalam metode pembukuan tahun ini dengan
tahun-tahun sebelumnya, untuk mencegah adanya pergeseran laba / rugi. Prinsip taat asas
tersebut antara lain dilakukan dalam:
a.
b.
c.
d.
Pengakuan penghasilan
Tahun buku
Metode penilaian persediaan
Metode penyusutan dan amortisasi
Metode2 tsb dapat kita ubah dg syarat telah disetujui oleh Dirjen Pajak. Permohonan
perubahan diajukan sebelum dimulainya tahun buku / tahun pajak baru dgn menyampaikan
alasan2nya.
Stelsel Akrual
Stelsel Kas
metode pembukuan dimana transaksi dicatat Stelsel kas mencatat transaksi apabila ada kas
berdasarkan apa yang benar-benar terjadi. yang benar-benar secara nyata masuk atau
Maksudnya, penghasilan diakui pada waktu keluar.
Penghasilan
dianggap
sbg
diperoleh dan biaya diakui pada waktu penghasilan bila benar2 telah diterima scr
terutang; tidak tergantung kapan scr kas tunai, dan biaya baru dianggap sbg biaya bila
diperoleh atau terutang.
Pembukuan dalam bahasa asing dan mata uang selain rupiah diatur sebagai berikut: (KUP hl.
38)
1. WP dpt menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang dolar AS dalam
pembukuannya, meliputi:
a. WP dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA) yg beroperasi berdasarkan
ketentuan peraturan per-UU PMA
b. WP dalam rangka kontrak karya yg beroperasi berdasarkan kontrak dgn
Pemerintah RI sebagaimana diatur dlm peraturan per-UU pertambangan selain
pertambangan minyak dan gas bumi.
c. WP Kontraktor Kontrak Kerja Sama yg beroperasi berdasarkan ketentuan
peraturan per-UU pertambangan minyak dan gas bumi
d. Bentuk usaha tetap (BUT)
e. WP yg mendaftarkan emisi sahamnya baik sebagian maupun seluruhnya di
bursa efek luar negeri
f. Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
g. WP yg berafiliasi langsung dg perusahaan induk di luar negeri
2. Harus terlebih dahulu mendapat izin tertulis dr Menkeu, kecuali WP dalam rangka
Kontrak Karya / Kontraktor Kontrak Kerja Sama.
3. Izin tertulis diperoleh WP dg mengajukan Surat Permohonan kpd Kakanwil
a. Paling lambat 3 bulan sblm tahun buku dimulai
b. Sejak tanggal pendirian bagi WP baru
c. Kakanwil atas nama Menkeu memberi keputusan atas permohonan dimaksud
paling lama 1 bulan sejak permohonan WP diterima scr lengkap. Bila jangka
waktu tsb lewat dan blm ada keputusan maka permohonan dianggap diterima.
Ketentuan Pencatatan (pasal 28 UU KUP):
1. Ayat (3)
2.
3.
4.
Badan maks 4 bulan setelah akhir Tahun Pajak) (pasal 9 ayat (2) UU KUP).
Pembayaran atas Ketetapan Pajak
Maks 1 bulan sejak tanggal penerbitan ketetapan pajak.
Wajib Pajak tertentu
Bagi WP yang dikecualikan sebagai berikut, diberikan perpanjangan jangka waktu
pembayaran atas ketetapan pajak menjadi 2 bulan.
a. WP usaha kecil, yaitu:
- WP OP dalam negeri yang peredaran bruto dr usahanya atau penerimaan
bruto dari pekerjaan bebas nya dalam Tahun Pajak sebelumnya tidak lebih
-
b.
c.
d.
e.
Objek
Pemeriksaan
Penelitian
Kebenaran formiil dan materiil dari Kebenaran formiil dari SPT dan
SPT, Lampiran-lampiran, dan bahan- lampiran-lampirannya.
Petugas
Tempat
(Pemeriksa)
(Peneliti) dari Seksi Penetapan
Dapat dilakukan di Kantor Pajak Hanya dilakukan di Kantor Pajak,
Pekerjaan
Hasil
Keputusan
Pembayaran
Pajak),
Surat
Pemberitaan.
----SILABUS NO 13: Penetapan Pajak---Literatur: Bab 9 Buku KUP, Bab 6 Buku Hukum Pajak
Surat Ketetapan Pajak (SKP) diterbitkan oleh Fiscus sebagai produk / hasil
pemeriksaan atas SPT yang dikeluarkan WP, sekaligus memberikan informasi tentang hasil
perhitungan Fiscus atas pajak yang telah WP bayarkan.
SKPKB (kurang bayar) yang diterbitkan oleh Fiscus akan menimbulkan pajak
terutang yang harus ditanggung WP.
Penetapan pajak harus diterbitkan oleh fiscus dalam jangka waktu 5 tahun, sebelum
akhirnya menjadi Daluwarsa.
SKPKB
Merupakan surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak,
jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi
administrasi, dan jumlah pajak yang masih harus dibayar. (UU KUP Pasal 1 ayat (16))
Sanksi Administrasi dalam SKPKB:
1. Pajak kurang dibayar ditambah dg sanksi administrasi berupa bunga 2% (dari pajak
kurang bayar) per bulan, maks 24 bulan. Dihitung sejak saat terutangnya pajak /
berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak sampai dg
diterbitkannya SKPKB.
2. Pajak kurang dibayar ditambah dg sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar:
a. 50% dari PPh kurang dibayar dalam satu tahun pajak
b. 100% dari PPh yang tidak atau kurang dipotong, tidak atau kurang disetor, tidak
atau kurang dipungut, dan dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang disetor
c. 100% dari PPN barang dan jasa serta PPNBM yg tidak atau kurang dibayar
Kenaikan tsb dikenakan pada WP jika:
a. SPT tidak disampaikan dalam jangka waktunya dan setelah ditegur scr tertulis
tetap tidak disampaikan sesuai jangka waktu dalam Surat Teguran
b. Berdasarkan hasil pemeriksaan mengenai PPN dan PPNBM ternyata tidak
seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak, atau tidak seharusnya dikenakan
tarif 0%.
c. Kewajiban atas pembukuan atau pemeriksaan tidak dipenuhi shg tidak dapat
SKPKBT
Merupakan surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang
telah ditetapkan. SKPKBT diterbitkan apabila secara formal sebelumnya terdapat pajak
yang telah ditetapkan oleh DJP (SKPKB, SKPN, atau SKPLB), dan secara materiil ada
tambahan kekurangan pembayaran atas ketetapan pajak sebelumnya.
Sanksi Administrasi dalam SKPKBT adalah berupa kenaikan pajak terutang, yaitu
Merupakan surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama
besarnya dengan jumlah kredit pajak / pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
SKPLB
Merupakan surat ketetapan pajak yang menetukan jumlah kelebihan pembayaran
pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang / seharusnya
tidak terutang.
----SILABUS NO 14: Penagihan Pajak---Literatur: Bab 11 Buku KUP, Bab 7 Buku Hukum Pajak
Jumlah pajak yang masih harus dibayar yang tercantum dalam SKP maupun STP
harus dilunasi dalam jangka waktu 1 bulan, dan apabila tidak dilakukan pembayaran dalam
jangka waktu tersebut maka jumlah pajak yang masih harus dibayar akan menjadi utang
pajak dan DJP diberi kewenangan utk melakukan penagihan atas utang pajak tsb.
1.
2.
3.
4.