07/11/21
Pengertian PPh Pasal 22
“bentuk pemotongan atau pemungutan pajak yang dilakukan
satu pihak terhadap Wajib Pajak dan berkaitan dengan
kegiatan perdagangan barang. Mengingat sangat bervariasinya
obyek, pemungut, dan bahkan tarifnya, ketentuan PPh Pasal 22
relatif lebih rumit dibandingkan dengan PPh lainnya, seperti
PPh 21 atau pun 23. Pada umumnya, PPh Pasal 22 dikenakan
terhadap perdagangan barang yang dianggap
‘menguntungkan’, sehingga baik penjual maupun pembelinya
dapat menerima keuntungan dari perdagangan tersebut.
Karena itulah PPh Pasal 22 dapat dikenakan baik saat
penjualan maupun pembelian.”
07/11/21
Pemungut PPh Pasal 22 ….. Cont’d
• Bank Devisa, dan Ditjen Bea & Cukai, atas impor barang,
• Ditjen Perbendaharaan, Bendaharawan Pemerintah
Pusat / Daerah yang melakukan pembayaran pembelian
barang,
• BUMN dan BUMD atas pembelian barang dengan dana
APBN/D,
• BI, PT Perusahaan Pengelola Asset (PT PPA), Perum
BULOG, Telkom, PLN, PT Garuda Ind., Krakatau Steel,
Pertamina dan Bank BUMN atas pembelian barang, baik
dananya dari APBN / non APBN,
07/11/21
Pemungut PPh Pasal 22 ……… Cont’d
Badan usaha yang bergerak di bidang industri semen, rokok, kertas,
baja, dan otomotif, yang ditunjuk kepala KPP, atas penjualan hasil
produksinya di dalam negeri,
Produsen dan Importir bahan bakar minyak (BBM), Gas,
dan pelumas atas penjualan BBM, gas dan pelumas
Industri & Eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan,
perkebunan, pertanian & perikanan, yang ditunjuk kepala KPP, atas
pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka
dari pedagang pengumpul.
Wajib Pajak badan tertentu untuk memungut pajak dari pembeli atas
penjualan barang yang tergolong sangat mewah
07/11/21
Obyek Pemungutan PPh Pasal 22
Ada tujuh jenis, yaitu:
1. Impor barang luar negeri,
2. Pembelian barang oleh Bendaharawan Pemerintah, badan pemerintah
tertentu, dan eksportir/pengusaha industri tertentu,
3. Penjualan hasil produksi industri tertentu,
4. Penjualan barang yang tergolong sangat mewah.
5. Pembelian komoditas tambang
6. Penjualan emas batangan
7. Penjualan BBM, Premix dan gas oleh SPBU Pertamina dan Swasta
07/11/21
Pengecualian Obyek PPh Pasal 22
• Impor barang-barang dan/atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan tidak terutang PPh. Pengecualian tersebut, harus dinyatakan dengan
Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 22 yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
• Impor barang-barang yang dibebaskan dari bea masuk:
– yang dilakukan ke dalam Kawasan Berikat (kawasan tanpa bea masuk hingga barang
tersebut dikeluarkan untuk impor, ekspor atau re-impor) dan Entrepot Produksi Untuk
Tujuan Ekspor (EPTE), yaitu tempat penimbunan barang dagangan karena pengimpornya
tidak membayar bea masuk sebagaimana mestinya;
– sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 PP Nomor 6 Tahun 1969 tentang
Pembebanan atas Impor sebagaimana diubah dan ditambah terakhir dengan PP Nomor 26
tahun 1988 Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 1973;
– berupa kiriman hadiah;
– untuk tujuan keilmuan.
• Pembayaran atas penyerahan barang yang dibebankan kepada belanja negara/daerah yang
meliputi paling banyak Rp 2.000.000,- (bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah).
• Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, air minum/PDAM, benda-
benda pos, dan telepon.
07/11/21
1. PPh Pasal 22 atas Impor
Setiap Wajib Pajak yang melakukan impor
akan dikenakan PPh pasal 22 Impor
• Tarif:
10% x nilai impor, bagi importir dengan atau tanpa Angka Pengenal Impor (API) yang mengimpor barang
dalam daftar I No. 34/PMK.010/2017
7,5% x nilai impor, bagi importir dengan atau tanpa Angka Pengenal Impor (API) yang mengimpor barang
dalam daftar II No. 34/PMK.010/2017
2,5% x nilai impor, bagi importir yang memiliki Angka Pengenal Impor (API) dan 7,5% x nilai Impor bagi Non
API yang mengimpor barang selain barang dalam daftar lamp I dan II No. 34/PMK.010/2017
7,5% x nilai lelang, bagi pemenang hasil lelang impor yang tidak dikuasai.
0,5% X nilai Impor kedelai, gandum dan tepung terigu, importir harus memiliki Angka Pengenal Impor (API).
• Nilai Impor:
Nilai berupa uang yang menjadi dasar perhitungan bea masuk, yaitu Cost Insurance & Freight (CIF) ditambah
bea masuk dan pungutan lainnya yang dikenakan berdasarkan peraturan perundang-undangan pabean di bidang
impor.
07/11/21
1. PPh Pasal 22 atas Impor
Sifat Pemungutan : Tidak Final
Saat Terutang :
- Saat Pembayaran Bea Masuk
- Bila Bea Masuk Dibebaskan, dilunasi saat penyelesaian PIB
Cara Pemungutan :
- Impor dengan Laporan Kebenaran Pemerksaan (LKP) : Importir setor sendiri
ke Bank Devisa/Persepsi
- Impor tanpa LKP : Dipungut Bend. DJBC.
07/11/21
2.a. PPh Pasal 22 atas Pembelian Barang Dalam Negeri
Terdiri dari:
Pembelian barang oleh Ditjen Perbendaharaan atau
Bendaharawan Pemerintah Pusat/Daerah, Pembelian
barang oleh BUMN/BUMD, yang dibiayai dari
APBN/APBD
Pembelian barang oleh BI, PT PPA, Perum BULOG, PT
Telkom, PLN, Garuda, Krakatau Steel, Pertamina &
Bank-bank BUMN, yang dibiayai dari APBN/non-APBN
Pembelian barang oleh industri dan eksportir yang
bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan,
pertanian, dan perikanan atas pembelian bahan –
bahan untuk keperluan industri atau ekspor dari
pedagang pengumpul.
07/11/21
PPh Pasal 22 atas Pembelian Barang .…Cont’d
• Tidak final
07/11/21
2.a. PPh Pasal 22 atas Pembelian Barang Dalam Negeri
07/11/21
3. PPh Pasal 22 atas Penjualan Hasil Produk Tertentu
di Dalam Negeri
PPh Pasal 22 atas Penjualan BBM Premix, Super TT dan
Gas
• Penyalur atau agen penjual BBM wajib menyetor PPh
Pasal 22 melalui bank persepsi sebelum penebusan DO
(Delivery Order) ke Pertamina atau penyedia BBM selain
Pertamina.
Terdiri dari:
• Pemungutan bersifat final dalam hal penjualan kepada
agen/penyalur.
• Pemungutan tidak bersifat final dalam hal penjualan
bukan kepada agen/penyalur.
07/11/21
PPh Pasal 22 atas Penjualan BBM ….Cont’d
07/11/21
PPh Pasal 22 atas Penjualan Hasil
Produksi Industri Tertentu
• Pemungut Pajak: Pengusaha industri semen, rokok,
kertas, baja, ANTAM, dan otomotif, yang ditunjuk
oleh KPP. PPh Pasal 22 terutang dan dipungut pada
saat penjualan.
• Penjualan Emas batangan produksi PT.ANTAM Tarif
PPh Pasal 22 0,45 % (WP ber NPWP)dan 0,90%
(Tidak ber NPWP)
07/11/21
Penjualan Obat-obatan
Dasar Hukum : PMK 224 /2012 dan SE 02/2013
• Pemotong: Industri Farmasi
• wajib Pajak : Distributor
• Tarif : 0,3% x DPP PPN
07/11/21
PPh Pasal 22
atas Penjualan Barang Sangat Mewah
(PMK 253/PMK.03/2008 & SE 13/PJ/2009)
Tarif
5% tidak final, dipungut penjual saat melakukan penjualan
dengan menggunakan bukti pungut
07/11/21
Pengecualian Pemungutan PPh Pasal 22
07/11/21
Pengecualian Pemungutan PPh Pasal 22
07/11/21
Dikecualikan dari Pemungutan
PPh Pasal 22…
Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk/PPN
07/11/21
Fasilitas Pembebasan PPh Pasal 22
07/11/21
Impor barang untuk kegiatan /Jasa yang
dikenakan PPh Final
07/11/21
Surat Keterangan Bebas
Pemotongan/Pemungutan PPh
• Fasilitas yang disediakan pemerintah
• Pemotongan yang bersifat tidak final
SKB
Pasal 22 Impor
SKB
Pot/Put
SKB
Selain Ps 22 Impor
07/11/21
SKB PPh Pasal 22 Impor
07/11/21
SKB selain PPh Pasal 22 Impor
07/11/21
BAGI WP YG TIDAK BER NPWP
07/11/21
Kewajiban Pemotong PPh Pasal 22
1. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai harus melaporkan PPh Pasal 22 yang
telah dipungut kepada Direktorat Jenderal Pajak dalam jangka waktu
7 hari setelah penyetoran. Pelaporan dilakukan menggunakan
formulir surat pemberitahuan masa PPh Pasal 22 impor.
2. Surat pemberitahuan masa PPh Pasal impor disertai lampiran:
a. Tindasan PPUD
b. Lembaran ke-2 SSP
c. Lembaran ke-2 bukti pemungutan PPh Pasal 22 impor, dan
d. Daftar dari bukti pemungutan PPh Pasal 22 impor dan PPUD atau
nota pembetulan.
3. Jumlah uang yang tercantum dalam surat setoran pajak harus sama
dengan seluruh penjumlahan, sebagaimana yang tercantum dalam
segi hitung dari bukti pemungutan PPh Pasal 22 yang tercantum
dalam PPUD atau nota pembetulan yang bersangkutan
07/11/21
Contoh Kasus PPh Pasal 22
Soal 1
PT Gempita Motors pada bulan November 2017 mengimpor barang dari Korea. PT Gempita Motors adalah
importir mobil (terdaftar dalam lamp1 PMK RI No.34/PMK.010/2017) yang telah memiliki Angka Pengenal
Impor. PT GM mengimpor 50 unit mobil, dengan harga faktur $ 10.000 per unit.Biaya asuransi dan biaya
angkut yang berkaitan dengan impor mobil tersebut masing-masing adalah 2% dan 3% dari harga faktur.
Bea masuk yang dibayar oleh PT GM sebesar 5% dari CIF dan bea masuk tambahan sebesar 20% dari
CIF. Kurs pada saat itu ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebesar $1 = Rp 13.000. Berapa PPh pasal 22 yang
harus dibayar?
•Harga faktur : 50 unit x $10.000 $500.000
Biaya asuransi(2%) $ 10.000
Biaya angkut(3%) $ 15.000
--------------
CIF $525.000
Bea masuk: 5% x $525.000 $ 26.250
Bea masuk tambahan:20% x $525.000 $105.000
-------------
Nilai Impor $ 656.250
07/11/21
Soal 2
Dinas Pendidikan Nasional Kota Semarang membeli mebel dan peralatan
kantor lain dari PT Meniko Sae senilai Rp 220.000.000 (termasuk PPN
10%). Berapa PPh 22 yang harus dipungut oleh bendaharawan Dinas
Pendidikan Nasional kota Semarang?
07/11/21
Soal 3
PT TELKOM Semarang pada bulan Maret 2017 telah
melakukan beberapa transaksi antara lain sebagai beri kut:
1) Melakukan pembelian benda-benda pos seperti perangko dan
materai langsung ke PT (persero) Pos Indonesia. Jumlah
keseluruhan nilai pembelian benda-benda pos tersebut adalah
Rp 9.800.000
2) Membayar tagihan pembelian kertas continous form dari PT
Indah Kiat Paper sebesar Rp 55.000.000 (termasuk PPN)
3) Membayar tagihan pembelian paper clip kepada CV Clip Baru
dengan nilai total sebesar Rp 1.045.000 (termasuk PPN)
4) Membayar tagihan atas pembelian semen kepada PT Indo
Semen untuk pembangunan kantor cabang sebesar Rp
65.000.000 (tidak termasuk PPN)
07/11/21
Jawaban
1) Pembelian Benda POS---Pembayaran untuk pembelian bahan bakar
minyak, listrik, gas, air minum/PDAM, dan benda-benda pos,
dikecualikan dari pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22
2) Pembelian Kertas---Atas pembelian kertas continous form dipungut
PPh pasal 22 sebesar:
PPh 22= DPP PPN x tarif PPh 22
PPh 22= (100/110 x Rp 55.000.000) x 0,1%
PPh 22= Rp 50.000.000 x 0,1%
PPh 22= Rp 50.000 PPh ini tidak bersifat final dan dipungut oleh industri
kertas pada saat penjualan kertas dalam negeri.
3) Pembelian Paper Clip---Atas pembelian ini tidak dikenakan PPh pasal
22 karena DPP PPN-nya (100/110 x Rp 1.045.000 = Rp
950.000) dibawah Rp 2.000.000 dan bukan merupakan pembayaran yang
terpecah-pecah.
5) Pembelian Semen---atas pembelian semen dipungut oleh industri
semen sebesar:
PPh 22 = Rp 65.000.000 x 0,25% = Rp 162.500
07/11/21
Soal 4
PT Gempita Motors pada bulan November 2017
mengimpor barang dari Korea. PT Gempita Motors
adalah importir mobil (tidak termasuk dalam lamp1 &
2 PMK RI No.34/PMK.010/2017) yang telah memiliki
Angka Pengenal Impor. PT GM mengimpor 50 unit
mobil, dengan harga faktur $ 10.000 per unit.Biaya
asuransi dan biaya angkut yang berkaitan dengan impor
mobil tersebut masing-masing adalah 2% dan 3% dari
harga faktur. Bea masuk yang dibayar oleh PT GM
sebesar 5% dari CIF dan bea masuk tambahan sebesar
10% dari CIF. Kurs pada saat itu ditetapkan oleh
Menteri Keuangan sebesar $1 = Rp 13.050. Berapa PPh
pasal 22 yang
harus dibayar?
07/11/21
Jawaban
• Harga faktur : 50 unit x $10.000 $500.000
Biaya asuransi(2%) $ 10.000
Biaya angkut(3%) $ 15.000
--------------
CIF $525.000
Bea masuk: 5% x $525.000 $ 26.250
Bea masuk tambahan:10% x $525.000 $52.500
-------------
Nilai Impor $ 603.750
Nilai Impor dalam rupiah:
$603.750 x Rp 13.050 = Rp 7.878.937.500,-
PPh 22 yang harus dipungut
• Ber API
• 2,5% x Rp 7.878.937.500= Rp 196.973.437,5
• Tidak Ber API
• 7,5% x Rp 7.878.937.500= Rp 590.920.3125
07/11/21
Terima Kasih dan semoga
bermanfaat
07/11/21