Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.12 No.

1 Tahun 2012

HUBUNGAN EVA DAN MVA SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN


SERTA PENGARUHNYA TERHADAP HARGA SAHAM

R. Adisetiawan1
Denny Asmas
Abstract
The concept of Economic Value Added and Market Value Added has been getting plenty of
attention in recent years as a new form of finance performance measurement. These concepts were
published in 1991 by Stern Stewart & Co., a Finance Concultant in United States. Stern Stewart & Co
believe that Economic Value Added is a key term to create company value and maximation of Economic
Value Added. Based on this concept, research on cement company are PT. Indocement Tunggal Perkasa
Tbk, PT. Holcim Indonesia Tbk, and PT. Semen Gresik Tbk, that listed at Indonesian Stock Exchange
has been doing to test the pre asumption that Economic Value Added and Market Value Added has a
positive correlation, and thus Economic Value Added and Market Value Added are affect the price of
company’s stocks. But the result from statistical test of the research shows that Economic Value Added
and Market Value Added has no correlation, and also the statistical test for the hipothesys that Economic
Value Added and Market Value Added affect the stock’s price of the firm are not proven.
Key word : EconomicValue Added and Market Value Added
PENDAHULUAN harapan penyandang dana. MVA adalah sebuah
Selama ini analisis rasio keuangan yang pengukuran penciptaan nilai perusahaan akan
lazim dipakai dalam penilaian kinerja suatu kelebihan sumber yang telah digunakan oleh
perusahaan, dinyatakan dalam rasio keuangan perusahaan. Hal ini disebutkan dalam buku
yang terbagi dalam empat kategori utama, yaitu “The Quest for Value” MVA is a measure of the
rasio likuditas, rasio profitabilitas (rentabilitas), valuea company has created in excess of
rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas (leverage). resources already copmmited to the enterprise”
(Widayanto, 1997) (Stewart, dalam Widayanto, 1997).
Tetapi karena adanya perkembangan Jadi, nilai kini dari total proyeksi EVA
pemikiran baru dibidang manajemen, maka suatu perusahaan akan mengindikasikan nilai
selama beberapa tahun terakhir ini telah MVAnya. Oleh karena itu Stewart berkeyakinan
berkembang suatu pendekatan atau metode baru bahwa EVA adalah kunci untuk penciptaan nilai
untuk mengukur kinerja operasional suatu perusahaan dan maksimalisasi MVA.
perusahaan dengan memperhatikan kepentingan Selama ini metode pengukur kinerja dengan
dan harapan penyedia dana (kreditor dan menggunakan EVA dan MVA belum banyak
pemegang saham). Teknik pengukuran baru ini diterapkan pada perusahaan di Indonesia karena
disebut Economic Value Added (EVA) atau metode ini relatif baru. Berdasarkan hal tersebut
Nilai Tambah Ekonomis (NITAMI). peneliti tertarik untuk melakukan studi dengan
Istilah EVA ini pertama kali diperkenalkan menggunakan metode EVA dan MVA untuk
oleh Stern Steward Management Service yang menganalisis kinerja perusahaan-perusahaan go
merupakan perusahaan konsultan dari Amerika. public pada industri semen yang terdapat di
Teknik ini dirasa sangat cocok untuk menilai Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
kinerja suatu perusahaan dan sekaligus pengamatan tahun 2006-2011, serta pengaruh
menjawab keinginan pihak manajemen dalam dari kedua pengukur kinerja perusahaan tersebut
menyajikan suatu ukuran kinerja yang “adil” terhadap harga saham perusahaan yang
dengan mempertimbangkan harapan-harapan bersangkutan. Sehingga yang menjadi tujuan
kreditor dan pemegang saham. Dimana derajat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
dari “adil” tersebut dinyatakan dengan ukuran apakah ada keterkaitan (korelasi) dan pengaruh
tertimbang dari struktur modal yang ada. yang signifikan antara EVA dengan MVA
Selain pengukuran kinerja dengan terhadap harga saham.
menggunakan EVA, ada juga pengukuran Penilaian Kinerja Perusahaan
kinerja yang disebut dengan Market Value Tujuan terpenting dalam melakukan
Addes (MVA) yang juga tergolong konsep baru. penilaian kinerja perusahaan adalah untuk
Dimana MVA juga mempunyai tekanan yang menilai apakah tujuan yang telah ditetapkan
sama seperti EVA, yaitu pada kepentingan dan oleh perusahaan telah tercapai, sehingga mampu
memenuhi kepentingan pemilik dana (investor,
kreditor). Dalam penilaian kinerja ini terdapat
1
Dosen Fak. Ekonomi Universitas Batanghari

Hubungan Eva Dan Mva Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan Serta 12
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.12 No.1 Tahun 2012

banyak individu dan kelompok yang berbeda perusahaan adalah untuk menciptakan EVA
yang berkepentingan atas keberhasilan dan yang positif dan meningkat, hal ini dikarenakan
kegagalan perusahaan. :
Menurut Weston dan Brigham (1993), - EVA > 0, maka telah terjadi penambahan
analisis rasio yang digunakan untuk mengukur nilai ekonomis perusahaan.
kinerja perusahaan adalah: - EVA = 0, maka secara ekonomis
a) Liquidity ratios, rasio yang menunjukkan perusahaan dalam posisi impas, karena
hubungan antara kas perusahaan dan semua laba yang tersedia digunakan untuk
current assets dibandingkan dengan current membayar kewajiban kepada penyedia dana
liabilities; - EVA < 0, maka tidak terjadi nilai tambah
b) Assets management ratios, rasio yang pada perusahaan, karena laba yang tersedia
menunjukkan keefisienan perusahaan tidak memenuhi harapan penyandang dana
dalam mengelola asset-assetnya; terutama pemegang saham.
c) Debt management ratios, rasio yang Langkah-langkah perhitungan EVA
menunjukkan sampai sejauh mana (Widayanto, 1997) adalah :
perusahaan menggunakan hutang untuk a) Menghitung atau menaksir biaya modal
membiayai perusahaannya; hutang (cost of debt)
d) Profitability ratios, rasio yang Ki = kd(1 – t)
menunjukkan pengaruh-pengaruh dari Dimana, Ki = Beban bunga/Hutang; dan t =
kombinasi antara liquidity, asset tingkat pajak
management, dan debt management dalam b) Menaksirkan biaya modal saham (cost of
hasil operasinya; capital)
e) Market value ratios, rasio yang Model penentuan harga aktiva modal
menghubungkan antara harga saham (CAPM)
dengan earnings dan book value per share. Ke = Rf + (Rm – Rf)ß
Konsep Economic Value Added (EVA) Dimana Ke = biaya modal saham; Rf =
Pengertian EVA menurut Widayanto tingkat suku bunga bebas resiko (Sertifikat
(1997) adalah suatu teknik yang sangat cocok Bank Indonesia); Rm = timgkat
untuk memulai kinerja operasional ekonomis pengembalian pasar; Rm = (IHSGt –
suatu perusahaan dan sekaligus menjawab IHSGt-1)/IHSGt-1 x 100%
keinginan para eksekutif dalam menyajikan IHSG = Indek Harga Saham Gabungan; ß =
suatu ukuran yang secara adil faktor risiko sistematis; ß = {n∑xy –
mempertimbangkan harapan-harapan kreditor ∑x∑y}/{n∑x2 – (∑x)2}; x = tingkat
dan pemegang saham. Sedangkan menurut pengembalian pasar; y = tingkat
Mirza (1997), EVA merupakan pengukuran pengembalian individual (Ri); Ri = {(Pt –
pendapatan sisa yang mengurangkan biaya Pt-1) + Dt}/Pt-1; P = harga saham; D =
modal terhadap laba operasi atau dengan kata deviden
lain EVA dapat didefinisikan sebagai c) Menghitung struktur permodalan
keuntungan operasional setelah pajak dikurangi d) Menghitung biaya modal tertimbang
dengan biaya modal. (WACC)
Dengan adanya konsep EVA, maka para WACC = (WdKd) + (WeKe)
pimpinan perusahaan dapat menggunakannya Dimana Wd = hutang tertimbang; Kd =
untuk menilai kinerja perusahaan sekaligus biaya modal hutang; We = saham
menyajikan suatu ukuran yang secara adil tertimbang; Ke = biaya modal saham
mempertimbangkan harapan kreditor dan e) Menghitung EVA
pemegang saham. Penggunaan konsep EVA EVA = NOPAT – C* x Capital
membuat perusahaan lebih memfokuskan Menurut Utama (1997), Economic Value
perhatiannya kepada upaya penciptaan nilai Added mempunyai beberapa manfaat,
perusahaan. diantaranya :
EVA dapat dirumuskan sebagai berikut : - EVA sangat bermanfaat untuk digunakan
(Ruky, 1997) sebagai penilai kinerja perusahaan, dimana
EVA = NOPAT – C* x Capital fokus penilaian kerja adalah pada
NOPAT = net operating profit after tax; C* = penciptaan nilai (value creation);
biaya modal rata-rata tertimbang (WACC); - Penilaian kinerja dengan menggunakan
Capital = common equity + debt Tujuan dari pendekatan EVA menyebabkan perhatian

Hubungan Eva Dan Mva Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan Serta 13
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.12 No.1 Tahun 2012

manajemen sesuai dengan kepentingan MVA sebagai pengukur penciptaan


pemegang saham; kekayaan bagi penyandang dana menunjukkan
- Dengan konsep EVA, para manajer akan selisih antara nilai perusahaan dengan nilai
berpikir dan bertindak seperti halnya kapital, karena dalam nilai perusahaan dan nilai
pemegang saham, yaitu memilih investasi kapital terdapat komponen hutang yang sama,
yang memaksimumkan tingkat maka MVA juga adalah selisih antara nilai
pengembalian dan meminimumkan tingkat pasar ekuitas (market value of equity) dengan
biaya modal sehingga nilai perusahaan nilai buku ekuitas (economic book value of
dapat dimaksimumkan. equity). MVA dapat dirumuskan (Ruky, 1997):
- EVA membuat para manajer untuk MVA = no. shares x (price –
memfokuskan perhatian pada kegiatan yang economic book)
menciptkan nilai dan memungkinkan Dimana no. Shares = jumlah saham; price
mereka untuk mengevaluasi kinerja = harga saham; economic book = harga ekuitas
berdasarkan kriteria maksimum nilai perlembar saham, diperoleh dengan cara :
perusahaan; economic book = Total ekuitas/Harga saham
- EVA akan menyebabkan perusahaan untuk Tujuan dari perusahaan menciptakan MVA
lebih memperhatikan kebijaksanaan yang positif adalah (Ruky, 1997):
struktur modalnya; - MVA > 0, maka manajemen telah berhasil
- EVA dapat digunakan untuk memberikan nilai tambah kepada para
mengidentifikasikan kegiatan atau proyek penyandang dana;
yang memberikan pengembalian lebih - MVA < 0, maka perusahaan tidak berhasil
tinggi daripada biaya-biaya modalnya. memberikan nilai tambah kepada para
Beberapa keunggulan metode EVA jika penyandang dana.
dibandingkan dengan alat analisis penilaian Di pasar modal MVA merupakan indikator
kinerja yang lain (Mirza, 1997), diantaranya of a stock’s future performance. Hal ini karena
adalah : MVA memiliki kemampuan untuk melakukan
- EVA memfokuskan penilaiannya pada nilai penetrasi terhadap laporan keuangan yang
tambah dengan memperhitungkan beban menganut standar akuntansi keuangan dan
biaya modal sebagai konsekuensi investasi; mampu untuk melihat potensi jangka panjang
- EVA dapat dipergunakan secara mandiri perusahaan. MVA merupakan alat ukur tunggal
tanpa memerlukan data pembanding seperti bagi kinerja harga saham perusahaan,
standar rata-rata industri atau data sedangkan harga saham perusahaan tidak hanya
perusahaan lain sebagaimana konsep dipengaruhi oleh faktor intern perusahaan tetapi
penilaian dengan menggunakan analisa juga faktor ekstern perusahaan.
ratio; METODE PENELITIAN
- Pengaplikasian EVA yang menunjukkan Penelitian ini tergolong pada penelitian
bahwa konsep tersebut merupakan ukuran deskriptif, karena dalam penelitian ini hanya
yang praktis, mudah dihitung dan mudah menjelaskan tentang pengaruh terhadap harga
digunakan sehingga merupakan salah satu saham perusahaan yang diteliti, setelah
pertimbangan dalam mempercepat melakukan penilaian kinerja perusahaan dengan
pengambilan keputusan. menggunakan konsep EVA dan MVA.
- EVA dapat juga digunakan sebagai dasar Penelitian ini mengambil populasi industri
pemberian bonus kepada karyawan dan staf semen di Indonesia yang telah go public,
dari divisi-divisi yang memberikan nilai diantaranya Indocement Tunggal Perkasa Tbk
EVA positif. (INTP); Holcim Indonesia Tbk (SMCB); Semen
Konsep Market Value Added (MVA) Gresik Tbk (SMGR). Perhitungan EVA dan
MVA menurut Ruky (1997) adalah hasil MVA selama periode 2006-2011. Sedangkan
kumulatif dari kinerja perusahaan yang jenis data yang digunakan adalah data sekunder,
dihasilkan oleh berbagai investasi yang telah yang meliputi laporan keuangan perusahaan
dilakukan maupun yang diantisipasi akan industri semen yang terdaftar di Bursa Efek
dilakukan. Sedangkan menurut Rousana (1997), Indonesia (BEI) periode 2006-2011; Prospektus
MVA adalah ukuran kumulatif kinerja perusahaan; Harga saham perusahaan; BI rate
perusahaan yang memperlihatkan penilaian akhir tahun.
pasar modal pada waktu tertentu dari nilai Analisis yang digunakan berupa analisis
sekarang EVA dimasa mendatang. kuantitatif yang berupa angka-angka dan

Hubungan Eva Dan Mva Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan Serta 14
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.12 No.1 Tahun 2012

prosedur statistik, serta analisis deskriptif yang kepercayaan 95%, dimana alat uji yang
berupa penjelasan dari hasil analisis kuantitatif. dipakai adalah uji t yang digunakan untuk
Adapun langkah-langkah dalam menganalisis, menguji tingkat signifikansi konstanta dan
yaitu : setiap variabel bebas.
1) Menghitung Economic Value Added t-hitung dirumuskan :
Untuk menghitung EVA diperlukan t = (bi – ßi)/Sbi
langkah-langkah sebagai berikut : bi = koefisien regresi
a) Menghitung biaya modal hutang; Sbi = standar error
b) Menghitung biaya modal saham; Dengan hipotesa :
c) Menghitung biaya modal tertimbang; H0 : = 0
d) Menghitung EVA Hi : ≠ 0
2) Menghitung Market Value Added
3) Menghitung dan Menguji angka korelasi Jika t > ta/2,n-2 atau t < -ta/2,n-2  tolak
Perhitungan dan pengujian korelasi antara H0
EVA dan MVA dilakukan untuk H0 : Tidak ada pengaruh nyata antara
mengetahui derajat kekuatan serta arah konstanta dan masing-masing variabel
hubungan antara EVA dan MVA. Angka bebas dengan perubahan saham
korelasi dapat dihitung dengan rumus : Hi : Ada pengaruh yang nyata antara
r =∑xiyi – nxy/{(∑x2i – nx2)(∑y2i – ny2)} konstanta dan masing-masing variabel
Angka korelasi akan terletak diantara -1 bebas dengan perubahan harga saham
dan 1; -1 < r < 1, dimana: Uji hipotesis model regresi ganda akan
a. Korelasi = -1; hubungan linier negatif dilakukan dengan SPSS 19.0
sempurna; 6) Menguji Hipotesis (F-hitung)
b. Korelasi = 1; hubungan linier positif Menguji tingkat signifikansi pengaruh dari
sempurna; variabel bebas terhadap variabel tergantung
c. Korelasi = 0; tidak ada hubungan berdasarkan model regresi ganda yang
linier. sudah dihitung sebelumnya pada tingkat
Pengujian terhadap angka korelasi tersebut kepercayaan 95%, dimana alat uji yang
dilakukan untuk mengetahui apakah EVA dipakai adalah uji F (ANOVA) yang
dan MVA memang secara nyata digunakan untuk menguji pengaruh variabel
berkorelasi. Pengujian dilakukan pada bebas secara bersama-sama terhadap
tingkat kepercayaan 95%, dengan hipotesis variabel tergantung dengan hipotesa
sebagai berikut : sebagai berikut :
Dimana untuk F-hitung dapat digunakan
H0 : = 0
rumus:
Hi : ≠ 0 F = {(SSR/k)/(SSE/(n-k-1)}
H0 = tidak ada hubungan antara EVA dan SSR = Sum of square; SSE = Error Sum of
MVA square; k = jumlah variabel bebas; dan n =
Hi = ada hubungan antara EVA dan MVA jumlah periode
4) Mencari Model Regresi Ganda Jika F > Fa/2,n-2 atau F < -Fa/2,n-2 
Menggunakan rumus regresi berganda tolak H0
untuk mengetahui pengaruh EVA dan H0 : Tidak ada pengaruh nyata antara EVA
MVA terhadap harga saham. Regresi dan MVA dengan perubahan saham
berganda dirumuskan sebagai berikut : Hi : Ada pengaruh yang nyata antara EVA
(Adiningsih, 1993) dan MVA dengan perubahan harga saham
Y = a + bx1 + bx2 HASIL DAN PEMBAHASAN
Dimana Y = Harga saham; x1 = EVA; x2 Menguji Angka Korelasi
= MVA; a = bilangan konstanta; b = Perhitungan dan uji angka korelasi
koefisien regresi dilakukan dengan menggunakan SPSS 19.0,
Perhitungan model regresi ganda dimana dari hasil perhitungan tersebut diketahui
menggunakan SPSS 19.0 kekuatan dan arah hubungan antara kedua
5) Menguji Hipotesa (t-hitung) variabel (EVA dan MVA).
Menguji tingkat signifikansi pengaruh dari Pengujian terhadap angka korelasi tersebut
variabel bebas terhadap variabel tergantung dilakukan pada tingkat kepercayaan 95%
berdasarkan model regresi ganda yang dengan hipotesa sebagai berikut :
sudah dihitung sebelumnya pada tingkat H0 = tidak ada hubungan antara EVA dan MVA

Hubungan Eva Dan Mva Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan Serta 15
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.12 No.1 Tahun 2012

Hi = ada hubungan antara EVA dan MVA


Pengujian akan dilakukan pada dua sisi, EVASMG MVASMGR
dengan dasar pengambilan keputusan, yaitu : R
EVA P. Correlation 1.000 0.368
Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan SMGR Sig. (2-tailed) 0.295
Hi ditolak N 6 6
Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan MVA P. Correlation 0.368 1.000
Hi diterima SMGR Sig. (2-tailed) 0.295
N 6 6
Berikut ini adalah angka dan hasil uji
korelasi antara EVA dan MVA dari masing- Sumber : output SPSS 19.0
Dari tabel 3 terlihat bahwa angka korelasi
masing perusahaan industri semen :
Tabel 1. Angka dan Uji Korelasi antara EVA antara EVA dan MVA pada PT. Semen Gresik
Tbk (SMGR) sebesar 0,368 yang berarti antara
dan MVA pada PT. Indocement Tunggal
Perkasa Tbk (INTP) EVA dan MVA hanya terdapat korelasi yang
EVAINTP MVAINTP sangat lemah sehingga bisa dikatakan tidak ada
EVA P. Correlation 1.000 0.187 korelasi, dengan kata lain besar nilai antara
INTP Sig. (2-tailed) 0.605 EVA dan MVA tidak saling berhubungan.
N 6 6 Sedangkan hasil uji korelasi didapat tingkat
MVA P. Correlation 0.187 1.000
INTP Sig. (2-tailed) 0.605
signifikansi sebesar 0,295 yang berarti hipotesa
N 6 6 H0 diterima, sehingga antara variabel EVA dan
Sumber : output SPSS 19.0 MVA secara nyata tidak berkolerasi.
Dari tabel 1 terlihat bahwa angka korelasi Menentukan Model Regresi Berganda
antara EVA dan MVA pada PT. Indocement Perhitungan model regresi berganda dengan
Tunggal Perkasa Tbk (INTP) sebesar 0,187 menggunakan SPSS 19.0, dimana harga saham
yang berarti antara EVA dan MVA hanya ditentukan sebagai variabel tergantung (Y),
terdapat korelasi yang sangat lemah sehingga EVA sebagai variabel bebas pertama (x1) dan
bisa dikatakan tidak ada korelasi, dengan kata MVA sebagai variabel bebas kedua (x2).
lain besar nilai antara EVA dan MVA tidak Hasil model regresi ganda pada masing-
saling berhubungan. Sedangkan hasil uji masing perusahaan dapat dilihat pada tabel
korelasi didapat tingkat signifikansi sebesar sebagai berikut :
0,605 yang berarti hipotesa H0 diterima, Tabel 4. Model Regresi Ganda dan Uji t pada
sehingga antara variabel EVA dan MVA secara PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk
nyata tidak berkolerasi. Unstandardized
Coeffients
Tabel 2. Angka dan Uji Korelasi antara EVA Model B Std. Error t Sig.
dan MVA pada PT. Holcim Indonesia Tbk 1 (Constant) 9313.63 3731.23 2.496 0.041
(SMCB) EVAINTP 6.949E-05 0.001 -0.060 0.938
EVASMCB MVASMCB MVAINT 2.491E-04 0.000 0.979 0.360
EVA P. Correlation 1.000 0.188 P
SMCB Sig. (2-tailed) 0.607 Sumber : output SPSS 19.0
N 6 6 Persamaan model regresi ganda PT.
MVA P. Correlation 0.188 1.000
SMCB Sig. (2-tailed) 0.607
Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP),
N 6 6 adalah sebagai berikut :
Sumber : output SPSS 19.0 Y = 9313,631 + (6,949E-05)x1 + (2,491E-04)x2
Dari tabel 2 terlihat bahwa angka korelasi Model regresi PT. Indocement Tunggal Perkasa
antara EVA dan MVA pada PT. Holcim Tbk tersebut mempunyai arti :
Indonesia Tbk (SMCB) sebesar 0,188 yang - Konstanta sebesar 9.313,631 menyatakan
berarti antara EVA dan MVA hanya terdapat bahwa jika tidak ada EVA dan MVA, harga
korelasi yang sangat lemah sehingga bisa saham adalah sebesar Rp. 9.314,-
dikatakan tidak ada korelasi, dengan kata lain (pembulatan);
besar nilai antara EVA dan MVA tidak saling - Koefisien regresi 0,0000695 menyatakan
berhubungan. Sedangkan hasil uji korelasi bahwa setiap penambahan Rp. 1,-, EVA
didapat tingkat signifikansi sebesar 0,318 yang akan menambah harga saham sebesar Rp.
berarti hipotesa H0 diterima, sehingga antara 70,-
variabel EVA dan MVA secara nyata tidak - Koefisien regresi 0,0002491 menyatakan
berkolerasi. bahwa setiap penambahan Rp. 1,-, MVA
Tabel 3. Angka dan Uji Korelasi antara EVA akan menambah harga saham sebesar Rp.
dan MVA pada Semen Gresik Tbk (SMGR) 249,-.

Hubungan Eva Dan Mva Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan Serta 16
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.12 No.1 Tahun 2012

Tabel 5. Model Regresi Ganda dan Uji t pada Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan Hi
PT. Holcim Indonesia Tbk ditolak
Unstandardized Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan Hi
Coeffients diterima
Model B Std. Error t Sig. Pengambilan keputusan berdasarkan uji t pada
1 (Constant) 7285.98 2980.03 2.445 0.044 masing-masing perusahaan industri semen adalah
EVASMCB -1.625E-06 0.002 -0.001 0.999 sebagai berikut :
MVASMCB 8.921E-04 0.000 2.090 0.075 PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk (Tabel 4)
Sumber : output SPSS 19.0 - Variabel konstanta mempunyai tingkat
Persamaan model regresi ganda pada PT. signifikansi sebesar 0,041 yang berada di bawah
Holcim Indonesia Tbk (SMCB), adalah sebagai angka signifikan 0,05. Karena itu, variabel
berikut : tersebut memang mempengaruhi harga saham
Y = 7285,981 – 0,000000162x1 + 0,0008921x2 (Y).
Model regresi PT. Holcim Indonesia Tbk - Variabel EVA (x1) mempunyai tingkat
signifikansi sebesar 0,938 yang berada di atas
tersebut mempunyai arti : angka signifikan 0,05. Karena itu, variabel
- Konstanta sebesar 7.285,981 menyatakan tersebut sebenarnya tidak mempengaruhi harga
bahwa jika tidak ada EVA dan MVA, harga saham (Y).
saham adalah sebesar Rp. 7.286,- - Variabel MVA (x2) mempunyai tingkat
(pembulatan); signifikansi sebesar 0,360 yang berada di atas
- Koefisien regresi -0,000000162 angka signifikan 0,05. Karena itu, variabel
menyatakan bahwa setiap penambahan Rp. tersebut sebenarnya tidak mempengaruhi harga
1,-, EVA akan mengurangi harga saham saham (Y).
sebesar Rp. 2,- (pembulatan); PT. Holcim Indonesia Tbk (Tabel 5)
- Variabel konstanta mempunyai tingkat
- Koefisien regresi 0,0008921 menyatakan signifikansi sebesar 0,044 yang berada di bawah
bahwa setiap penambahan Rp.1,-, MVA angka signifikan 0,05. Karena itu, variabel
akan menambah harga saham sebesar Rp. tersebut mempengaruhi harga saham (Y).
892,- (pembulatan). - Variabel EVA (x1) mempunyai tingkat
Tabel 6. Model Regresi Ganda dan Uji t pada signifikansi sebesar 0,999 yang berada di atas
PT. Semen Gresik Tbk angka signifikan 0,05. Karena itu, variabel
Unstandardized tersebut sebenarnya tidak mempengaruhi harga
Coeffients saham (Y).
Model B Std. Error t Sig. - Variabel MVA (x2) mempunyai tingkat
1 (Constant) 11126.97 3215.30 3,461 0.011 signifikansi sebesar 0,007 yang berada di bawah
EVASMGR 7.729E-03 0.031 0.247 0.812 angka signifikan 0,05. Karena itu, variabel
MVASMGR 2.179E-03 0.008 0.284 0.784
tersebut sebenarnya mempengaruhi harga saham
Sumber : output SPSS 19.0 (Y).
Persamaan model regresi ganda pada PT. Semen PT. Semen Gresik Tbk (Tabel 6)
Gresik Tbk (SMGR), adalah sebagai berikut : - Variabel konstanta mempunyai tingkat
Y = 11126,979 – 0,007729x1 + 0,002179x2 signifikansi sebesar 0,011 yang berada di bawah
Model regresi PT. Semen Gresik Tbk tersebut angka signifikan 0,05. Karena itu, variabel
mempunyai arti : tersebut mempengaruhi harga saham (Y).
- Konstanta sebesar 11.126,979 menyatakan - Variabel EVA (x1) mempunyai tingkat
bahwa jika tidak ada EVA dan MVA, harga
signifikansi sebesar 0,812 yang berada di
saham adalah sebesar Rp. 11.127,-
(pembulatan); atas angka signifikan 0,05. Karena itu,
- Koefisien regresi 0,007729 menyatakan bahwa variabel tersebut sebenarnya tidak
setiap penambahan Rp. 1,-, EVA akan mempengaruhi harga saham (Y).
menambah harga saham sebesar Rp. 7.729,-; - Variabel MVA (x2) mempunyai tingkat
- Koefisien regresi 0,002179 menyatakan bahwa signifikansi sebesar 0,784 yang berada di
setiap penambahan Rp.1,-, MVA akan atas angka signifikan 0,05. Karena itu,
menambah harga saham sebesar Rp. 2.179,-. variabel tersebut sebenarnya tidak
Pengujian t terhadap Model Regresi Ganda mempengaruhi harga saham (Y).
Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi
Pengujian F terhadap Model Regresi
konstanta dan setiap variabel bebas, yang dilakukan
pada tingkat kepercayaan 95%, dengan hipotesa Pengambilan keputusan berdasarkan uji F
sebagai berikut : pada masing-masing perusahaan industri semen
H0 : Koefisien regresi ganda tidak signifikan adalah sebagai berikut :
Hi : Koefisien regresi ganda signifikan
Pengujian akan dilakukan pada dua sisi, dengan
dasar pengambilan keputusan, yaitu :

Hubungan Eva Dan Mva Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan Serta 17
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.12 No.1 Tahun 2012

Tabel 7. Uji F PT. Indocement Tunggal Perkasa 2. Dari pengujian ANOVA atau F-hitung terhadap
Tbk model regresi berganda pada masing-masing
Model Sum of df F Sig. perusahaan, didapat hasil yang menyatakan
Squares bahwa EVA dan MVA sebagai variabel bebas
1 Regression 52641516.6 2 0.484 0.635 ternyata tidak mempengaruhi harga saham
Residual 380308233 4 sebagai variabel tergantung. Hal ini
Total 432949750 6 kemungkinan karena investor cenderung kurang
Sumber : output SPSS 19.0 mempergunakan/memanfaatkan data internal
Dari uji ANOVA didapat F-hitung PT. perusahaan dalam pengambilan keputusan
Indocement Tunggal Perkasa Tbk adalah investasi.
sebesar 0,484 dengan tingkat signifikansi 0,635. 3. Adanya kenaikan pendapatan setelah pajak
Karena probabilitas 0,635 lebih besar daripada dibanding tahun sebelumnya, belum tentu akan
meningkatkan EVAnya, karena perhitungan
0,05, maka dapat dikatakan bahwa EVA dan
EVA sangat tergantung pada struktur modal
MVA secara nyata tidak berpengaruh terhadap serta biaya modal setiap komponennya.
harga saham. 4. Perusahaan yang tidak mempunyai modal yang
Tabel 8. Uji t PT. Holcim Indonesia Tbk berasal dari hutang jangka panjang, belum tentu
Model Sum of df F Sig. mempunyai EVA yang positif, karena masih ada
Squares biaya modal yang berasal dari hutang jangka
1 Regression 169981773 2 2.262 0.175
pendek dan saham yang juga mempengaruhi
Residual 262967977 4
Total 432949750 6 biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) yang
harus ditanggung oleh perusahaan.
Sumber : output SPSS 19.0
DAFTAR PUSTAKA
Dari uji ANOVA didapat F-hitung PT.
Adiningsih, Sri,. 1993, Statistik, BPFE,
Holcim Indonesia Tbk adalah sebesar 2,262
Yogyakarta
dengan tingkat signifikansi 0,175. Karena
Brigham, Eugene F and J. Fred Weston, 1993,
probabilitas 0,175 lebih besar daripada 0,05,
Essential of Managerial Finance, 10th
maka dapat dikatakan bahwa EVA dan MVA
Edition, Harcourt Brace Jivanovich
secara nyata tidak berpengaruh terhadap harga
College Publisher, USA
saham.
Gujarati, Damodar, 2006, Ekonomitrika Dasar,
Tabel 9. Uji F pada PT. Semen Gresik Tbk
Model Sum of df F Sig. Terjemahan Sumarno Zain, Jakarta,
Squares Erlangga.
1 Regression 13413208.8 2 0.112 0.896 Mirza, Teuku, 1997, EVA Sebagai Alat Penilai,
Residual 419536541 4 Usahawan, 4(26)
Total 432949750 6
Ruky, Sayful, 1997, EVA dan Penciptaan Nilai
Sumber : output SPSS 19.0 Perusahaan, Usahawan, 9(26)
Dari uji ANOVA didapat F-hitung PT. Semen
Gresik Tbk adalah sebesar 0,112 dengan tingkat
Rousana, Mike, 1997, Memanfaatkan EVA
signifikansi 0,896. Karena probabilitas 0,175 lebih untuk Menilai Perusahaan di Pasar
besar daripada 0,05, maka dapat dikatakan bahwa Modal Indonesia, Usahawan, 4(26)
EVA dan MVA secara nyata tidak berpengaruh Utama, Sidharta, 1997, Economic Value Added
terhadap harga saham. : Pengukur Penciptaan Nilai
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang Perusahaan, Usahawan, 4(26)
dilakukan Rousana (1997) yang menunjukkan bahwa Weston, J. Fred, & E. F. Brigham, 2002, Dasar-
EVA ternyata independen terhadap MVA atau dasar Manajemen Keuangan, Edisi
tidakada hubungan antara EVA dan MVA.
Kesembilan, Terjemahan, Jakarta :
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pengumpulan data di
Penerbit Erlangga.
Bursa Efek Indonesia diperoleh informasi dan data Widayanto, Gatot, 1997, Suatu Terobosan Baru
yang dapat digunakan untuk menganalisis kinerja Dalam Pengukuran Kinerja
perusahaan dengan metode Economic Value Added Perusahaan, Usahawan, 12(26)
(EVA) dan Market Value Added (MVA). Dari hasil
analisis dan pengujian hipotesis terhadap perusahaan
semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari perhitungan dan pengujian angka korelasi
terhadap masing-masing perusahaan, didapat
hasil yang menyatakan bahwa EVA dan MVA
pada masing-masing perusahaan ternyata tidak
berkolerasi, dengan kata lain besar nilai EVA
dan MVA tidak saling berhubungan.

Hubungan Eva Dan Mva Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan Serta 18
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham

Anda mungkin juga menyukai