Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH WEALTH MANAGEMENT

MODEL BISNIS MANAJEMEN WEALTH

Dosen Pengampu : Theresia Tyas Listyani, SE, M.Si

Disusun oleh :

Mursalina Utami (4.43.18.1.12 / KU-3B)

Safirati Afifah Sudarsono (4.43.18.1.22 / KU-3B)

PROGRAM STUDI D4-ANALIS KEUANGAN


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

Dengan adanya perkembangan zaman turut menyebabkan terjadi perubahan pada


wealth management dunia. Adanya perkembangan segmen segmen management
wealth menyebabkan munculnya unit unit spesifik yang tidak lepas pula dari evolusi
management wealth dari waktu ke waktu, baik secara internal maupun eksternal
pada masing masing institusi. Semakin ketatnya kompetisi serta meningkatnya
tuntutan dari nasabah yang menyebabkan wealth management mengalami
perkembangan dari waktu ke waktu. Terjadi berbagai evolusi terkait dengan produk
dan layanan wealth management yang bahkan mungkin tidak pernah terpikir
sebelumnya akan muncul di kemudian hari. Evolusi ini juga berdampak pada
struktur organisasi dari perusahaan dengan management wealth. Management yang
mulai populer di kalangan masyarakat HNWI ini, menyebabkan banyaknya lembaga
perbankan yang ikut ambil bagian dalam penyuksesan manajemen wealth ini.
Bahkan semakin banyak lembaga perbankan dan juga institusi yang menempatkan
management wealth sebagai ujung dari tombak bisnisnya. Apalagi di tengah dunia
bisnis ini, semakin menuntut adanya spesialisasi serta fokus bisnis yang benar benar
berorientasi pada profitabilitas.

Wealth management lebih dari sekedar nasehat investasi, karena dapat mencakup
semua bagian kehidupan keuangan perusahaan atau perseorangan. Alih-alih
membuang waktu dan uang untuk menyewa beberapa konsultan untuk menangani
beberapa aspek keuangan, melalui wealth management, perusahaan dapat merasakan
pendekatan holistik dari seorang manajer keuangan tunggal yang mampu
mengkoordinasi semua keperluan perusahaan baik saat ini maupun di saat
mendatang.

Bahkan, dalam kasus tertentu, konsultan wealth management mungkin harus


berkoordinasi serta menerima masukan dari pakar keuangan luar atau agen
perusahaan sendiri, seperti pengacara, akuntan, dsb. Tujuannya tentu saja untuk
menyusun strategi keuangan yang optimal dan menguntungkan bagi perusahaan.
BAB II

PERMASALAHAN

• Rumusan Masalah

• Bagaimana Evolusi wealth management?


• Bagaimana organisasi wealth management di sektor perbankan ?
• Bagaimana peta persaingan wealth management ?

• Tujuan

Tujuan dibuat makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
management wealth dan agar pembaca dapat mengetahui bagaimana evolusi
management wealth dengan adanya perkembangan zaman, sistem
perorganisasian wealth management di sektor perbankan hingga bagaimana
peta persaingan wealth management baik di dalam, maupun di luar negeri

BAB III

PEMBAHASAN

• Evolusi wealth management

Gambar 3.1 Evolusi Wealth Management


Dengan berbasis pada konsep segmentasi, dapat diketahui adanya segregasi dalam
layanan wealth management.Segmentasi bagi seorang nasabah bersifat dinamis, apalagi
kalau melihat dari lifecycle yang dialami seseorang, seseorang yang masuk segmen mass
affluent saat ini mungkin 5 tahun kemudian akan masuk ke segmen yang lain. Yang mana
setiap segmen akan dilayani oleh unit layanan tersendiri munculnya unit-unit spesifik ini
tidak lepas dari evolusi wealth management dari waktu ke waktu baik secara umum
maupun internal pada masing-masing institusi. Biasanya bank umum entah yang
menerapkan prinsip universal bank atau terspesialisasi akan melayani nasabah secara
umum sampai akhirnya setelah melakukan profiling, akan terlihat persentase tertentu dari
nasabah tersebut yang menjadi nasabah utama. Untuk nasabah tersebut diberikan
perlakuan khusus seperti pemberian ruangan pelayanan tersendiri yang lebih nyaman
nyaman dibandingkan dengan nasabah biasa dan biasanya akan mendapatkan pelayanan
dari officer yang lebih unggul kualitasnya dari segi penguasaan psikologi nasabah.

Evolusi ini sering digolongkan ke dalam layanan yang sifatnya prioritas.Tetapi seiring
dengan waktu, pelayanan ekstra tersebut saja akan menjadi tidak cukup dan dibutuhkan
produk-produk tertentu yang dapat diakses oleh nasabah,inilah cikal bakal evolusi wealth
management. Pada kondisi saat ini, dengan kompetisi yang semakin ketat dan tuntutan
nasabah yang semakin tinggi, menyebabkan untuk segelintir nasabah paling utama,
perlakukan sebuah institusi wealth management sudah selayaknya layanan yang
diberikan bank kepada institusi, muncullah akhirnya apa yang kita sebut dengan konsep
family office.

Layaknya perusahaan, seluruh kebutuhan mulai dari transaksi keuangan dan investasi
sampai pelayanan informasi dan kebutuhan personal sekalipun akan dilayani oleh bank
yang bersangkutan. Tidak heran kemudian kalau kita mendengar munculnya layanan
yang sangat personal dalam tubuh wealth management yang tidak pernah kita bayangkan
akan muncul sebelumnya.

• Organisasi wealth management di sektor perbankan

Awalnya dalam struktur organisasi suatu bank, wealth manajemen bukan sebagai sebuah
unit, namun menjadi bagian dari consumer banking, tepatnya pada unit retail banking yang
menjadikan individu sebagai sumber nasabah wealth management. Pada institusi yang
menghimpun dan mengelola nasabah nasabah kaya, wealth management dapat juga
ditempatkan pada bagian corporate banking atau investment banking.
Saat ini wealth management banyak ditemukan sebagai suatu unit khusus dengan struktur
Profit & Loss (P & L) tersendiri meskipun masih dalam pengelolaan direktorat tertentu
seiring dengan kontribusinya terhadap perbankan secara keseluruhan yang terus
mengalami peningkatan. Menurut catatan Boston Consulting Group, secara global divisi
wealth management telah memberikan kontribusinya sebanyak hampir 20% dari seluruh
profitabilitas perusahaan
Dalam organisasi Fast Moving Consumer Goods (FMCG), wealth management dapat
diibaratkan sebagai suatu upaya bank untuk mengelola sebuah brand tersendiri, lengkap
dengan produk dan jasa baik yang spesifik maupun shared dengan unit unit lainnya,
dilengkapi sumber daya yang dedicated untuk unit tersebut dan perhitungan profitabilitas
tersendiri. Sehingga wealth management dapat menjadi penopang yang signifikan bagi
pertumbuhan keuntungan bank secara keseluruhan.
Pada kasus tertentu, wealth management menjadi unti yang jauh lebih besar kiprahnya
dibandingkan unit yang lain, misalnya dalam kasus wealth management pada organisasi
asset manajemen. Berikut contoh struktur organisasi Citibank dengan Wealth
Management.

Gambar 3.2

Perbankan nasional rata rata masih menempatkan unit wealth management sebagai bagian
dari divisi consumer banking. Sedangkan jika mengacu pada lembaga lembaga keuangan
besar dimana mereka fokus pada nasabah dengan unit khusus untuk didedikasikan kepada
mereka dengan tingkat independensi tinggi. Tak heran lembaga seperti citilink mampu
mempertahankan reputasinya di pasar global.

• Peta persaingan wealth management


• Onshore Mass Affluent

Tidak banyak Bank yang memiliki layanan spesifik yang masuk ke dalam segmen mass
affluent di pasar lokal (onshore) sehingga sebagian besar diklasifikasikan dalam
nasabah reguler. Masih sedikit bank yang serius pada pasar dengan proposisi khusus
seperti Citibank dengan “citibanking” dan HSBC dengan “Power vantage”. Karena
pentingnya segmen nasabah ini, dimungkinkan bank bank yang akan memiliki unit
wealth management akan memberikan sumber daya khusu baik dari segi dana, waktu,
dan sumber daya manusia untuk menggarapnya sebagai feeder segment sebelum
menuju ke segmen yang lebih tinggi, affluent

b. Onshore Affluent

Segmen onshore affluent adalah segmen yang paling ramai dalam lalu lintas
persaingannya. Bank dengan priority bank atau Preferred bank sebagai label yang
diperkenalkan kepada nasabah. Beberapa menggunakan nama tersendiri untuk
mendifersifikasinya dengan provider lain seperti Premier, Citigold, Platinum, VIP,
Treasure, dan Emerald

c. Onshore HNI (High Networth Individual)

Private banking biasanya dimiliki oleh mereka yang telah memiliki basic pelayanan
affluent yang kuat seperti farmer. Nasabah private banking selain dari new client juga
merupakan upgrading nasabah affluent lama mereka. Semakin tinggi karir nasabah atau
semakin tinggi tingkat kepercayaan terhadap bank, maka share of wallet nya juga akan
meningkat. Beberapa private banking yang terkemuka adalah ABN Amro, Niaga, dan
Citibank

Dalam menarik instusi asing untuk menbangun HNI Onshore, Indonesia masih
tertinggal dari negara Asia lain seperti China dan Jepang. Salah satu faktor yang
berpengaruh adalah regulasi, selain itu diperlukan pula infrastruktur retail yang
memadai untuk memasuki pasar Indonesia sama halnya yang dikemukakan oleh Renato
de Guzman, CEO ING Private Banking Asia, yang mengatakan “Onshore private
banking without a good retail infrastruktur is a dicey proposition”. Hal ini pula yang
menyebabkan ING belum merasa membutuhkan cabang khusus di Indonesia.

d. Offshore

UBS, Credit Suisse merupakan dua kampium dunai yangs semakin gencar melakukan
ekspansi organik meupun akuisisi ke dalam pasar Indonesia. Merril Lynch, Morgan
Stanley merupakan player yang basisnya sebenarnya lebih ke brokerage ataupun asset
management berbeda dengan yang lain yang memang berasal dari perbankan

Saat ini memang mereka masih menjadikan Indonesia sebagai salah satu offshore
market, namun tidak tertutup kemungkinan, mereka akan mengembangkan onshore
kapabilitas dengan rencana membangun beberapa kantor berbasis di Indonesia

e. Merger & Akuisisi (M & A) pada Industri Wealth Management

Dengan struktur industri wealth management yang diisi oleh institusi besar dan
menengah. Hal ini yang menyebabkan terciptanya banyak aktivitas merger ataupun
akuisisi antara pemain di pasar dalam rangka memperluas basic nasabah. Apalagi
dengan tuntunan bagi institusi untuk menyediakan layanan selengkap mungkin dengan
cakupan wilayah yang seluas mungkin bagi nasabah.

Paling tidak dalam kurun waktu 25% telah melakukan akuisisi untuk menunjang
ekspansi bisnis wealth management. UBS mengakuisisi divisi laing dan Cruickshank
dan Scott Goodman Harris di inggris untuk menjadi target yang berikutnya.

Di daerah Amerika, terjadi merger antara Bank of America dan Fleetboston Financial
telah menghadirkan salah satu private banking terbesar di dunia dengan aset gabungan
hampir mendekati 500 miliar Dollar. Di kawasan Asia, Royal Bank of Scotland (RBS),
telah mengambil langkah strategis untuk berafiliasi dengan Bank of China untuk
membentuk sebuah perusahaan private banking.
Sebuah studi oleh KPMG mengungkapkan bahwa M & A menjadi wahana bagi
beberapa institusi Wealth Management untuk berekspansi paling tidak 30% dari
asetnya saat ini.

Yang paling banyak melakukan M&A adalah Private Banking di Swiss dan Amerika
dengan institusi di Asia menjadi target mereka. Paling tidak ditemukan bahwa pada
tahun 2000, persentase transaksi akuisisi di Asia hanya 23% dan tiga tahun kemudian
menjadi 41%

Sebaliknya Eropa yang selama ini mendominasi transaksi M&A mengalami penurunan
yang mana pada tahun 2000 sebesar 43% dan pada tahun 2003 turun menjadi 32%.
Sementara M&A di Amerika juga turun dari 29% menjadi 24% pada periode yang
sama. Alasan transaksi transaksi tersebut adalah keinginan untuk meningkatkan
cakupan geografis dan meningkatkan market share. Selain itu, alasan yang lain adalah
akses dari segmen klien. Biasanya pada segmen tinggi seperti UHNWI, selain
meningkatkan keragaman produk dan layanan, juga meningkatkan shareholder value
yang dimiliki perusahaan.

Catatan menarik lainnya adalah semakin tinggi proses M & A yang berlangsung di
tingkat lokal ketimbang lintas negara. Sebanyak 68% nasabah menyatakan bahwa
alasannya adalah semakin krusia faktor integrasi dalam kesuksesan proses M & A.
Kemudian baru diikuti tentang mempertahankan nasabah utama sekaligus advisor andal
yang mereka miliki.

Meningkatnya kehadiran M & A tidak hanya berlangsung di Amerika, Eropa dan


negara negara maju di Asia, namun juga di Indonesia. Selain karena tuntutan yang
memaksa sektor perbankan untuk memenuhi ketentuan modal minimum berdasarkan
ketentuan Arsitektur Perbankan Indonesia (API), untuk wealth management secara
khusus dapat memberikan pertumbuhan non organik yang memerlukan waktu yang
relatif lebih cepat ketimbang mengakuisisi nasabah orang per orangnya.

Beberapa institusi keuangan di Indonesia telah merencanakan untuk melakukan akuisisi


yang mana acquirer nya akan diposisikan sebagai unit wealth management seperti
ontoh Bank Commonwealth yang sedang berusaha mengakuisisi kepemilikan saham
bank Artha Niaga Kencana yang berbasis di Surabaya, telah merencanakan dari awal
kalau bank ini akan berfokus pada wealth management yangs selama ini memang tidak
menjadi competitive adventure Commonwealth Bank

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Layaknya perusahaan, seluruh kebutuhan mulai dari transaksi keuangan dan investasi sampai
pelayanan informasi dan kebutuhan personal sekalipun akan dilayani oleh bank yang
bersangkutan. Tidak heran kemudian kalau kita mendengar munculnya layanan yang sangat
personal dalam tubuh wealth management yang tidak pernah kita bayangkan akan muncul
sebelumnya.

Saat ini wealth management banyak ditemukan sebagai suatu unit khusus dengan struktur
Profit & Loss (P & L) tersendiri meskipun masih dalam pengelolaan direktorat tertentu
seiring dengan kontribusinya terhadap perbankan secara keseluruhan yang terus mengalami
peningkatan. Menurut catatan Boston Consulting Group, secara global divisi wealth
management telah memberikan kontribusinya sebanyak hampir 20% dari seluruh
profitabilitas perusahaan

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Bankir Indonesia (2017). Wealth Management Tata Kelola. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Nugraha, U. (2007). Wealth Management. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
www.citigroup.com

Anda mungkin juga menyukai