Anda di halaman 1dari 11

BAB 5

PENGARUH KEPUTUSAN
STRATEGIS BAGI
PERUSAHAAN

Pembuat : KUSWANTI ( 2018.11.10363 )


Sebuah keputusan yang dikonstruksi dengan baik
mampu memberi pengaruh besar penguatan strategis
perusahaan. Sehinggga sebuah keputusan sebaiknya
dibuat oleh mereka yang memiliki keahlian tinggi dalam
bidangnya.

Maka berbagai pendapat serahkan segala


sesuatunya pada ahlinya agar menjadi jelas jika setiap
keputusan dengan sesuatu persoalan yang mengikatnya.
A. Definisi Keputusan Strategis dan Kebutuhan Akan Keputusan
Strategis

Keputusan strategis merupakan bentuk keputusan yang


dilakukan dengan menempatkan pandangan serta analisis secara
jangka panjang. Bentuk analisis tersebut menekankan pada pandangan
serta dampak yang mungkin bisa terjadi di kemudian hari dan kondisi
tersebut bisa membawa pengaruh pada aplikasi pekerjaan yang
dilakukan.
Ada banyak alasan yang bisa menjelaskan mengapa setiap
perusahaan membutuhkan pembuatan keputusan strategis. Salah satu
alasan yang paling mendasar adalah ingin mendapatkan posisi
perusahan sebagai perusahan yang memiliki nilai kompetensi di pasar.
Atas dasar itu perekrutan tenaga kerja tidak harus dilakukan
dengan pemaksaan, tetapi harus didasarkan atas dasar kompetensi.
B. Keputusan Strategis dan Kepemimpinan Strategis
Kepemimpinan strategis adalah kemampuan untuk mengantisipasi,
memberi inspirasi, mempertahankan fleksibilitas, dan memberdayakan
orang lain untuk menciptakan perubahan strategis yang diinginkan ( hitt, et
el., 2001: 489 ).
Survei membuktikan bahwa kunci meraih keunggulan kompetitif
pada dasawarsa 1990-an adalah kapasitas para pemimpin puncak untuk
menciptakan arsitektur social yang mampu menciptakan modal intelektual (
loeb, 1994 ).
Pada era kompetitif sekarang ini ada beberapa alasan yang mendasari
mengapa dibutuhkan kepemimpinan strategik, yaitu;
1. Persaingan yang semakin tinggi
2. Pergerakan ekspansi bisnis terjadi dan dilakukan oleh seluruh sector
bisnis
3. Penilaian konsumen
4. Borderless holders, yaitu dunia tanpa batas
5. Perkembangan dan sumbangan devisa dari suber bisnis kepada negara
Mengembangkan
Strategic Intent

Mengembangkan
Organisasi

Membentuk Budaya
Perusahaan

Sumber : Pearce & Robinson ( 2003 : 294-5 )


Pada era globalisasi kepemimpinan yang dibutuhkan adalah
yang memiliki nilai kompetensi yang tinggi, dan kompetensi itu
bisa diperoleh jika pemimpin tersebut telah memiliki experience
( pengalaman ) dan science ( ilmu pengetahuan ) yang maksimal.
Perolehan semua ini baru akan terjadi dalam waktu yang
Panjang, dan sifatnya berotasi. Ini sebagaiman dikatakan oleh
Andrias Harefa, bahwa “ Penguasaan kompetensi baru akan
terjadi jika pemimpin mengalami proses rotasi untuk
mengerjakan tugas yang berbeda, sehingga ia terus belajar “.
Karyawan adalah salah satu asset internal yang palingberharga dimiliki oleh
perusahaan.
Seorang pemimpin bukan hanya dituntut untuk mampu bekerja secara
maksimal, namun juga harus mampu mengarahkan bawahannya dan mengerti dimana
permasalahan yang dimiliki oleh setiap karyawan. Memahami bakat dan keahlian
dengan kesesuaiannya adalah menempatkan karyawan sesuai dengan tempatnya atau
yang bisa disebut “ the right man and the right place “.
Sebuah kesuksesan tidak akan diperoleh secara instan, tapi harus diperoleh secara
kerja keras, dan seorang pemimpin memiliki peran besar dalam mendampingi untuk
memujudkan impian tersebut.
Dengan terjadinya kondisi seperti gambar 5.5 ada beberapa dampak yang akan timbul pada saat
seorang pimpinan menerapkan konsep seperti itu, yaitu:
1. Konstruksi manajemen perusahaan tidak memiliki nilai kompetensi secara jangka panjang
2. Menejemen perusahaan dalam konteks pengambilan keputusan sangat tergantung pada apa
yang ditugaskan atau diperintahkan oleh pimpinan
3. Jika suatu saat ada kejadian – kejadian tertentu yang bersifat tak terduga, seperti pimpinan
sakit, loss contact, dan sebagainya maka kondisiini bisa mengganggu atau tertundanya
berbagai aktivitas bahkan ini berdampak pada persoalan keputusan.
4. Dimata investor perusahaanseperti ini memiliki sisi rentan dalam konteks permasalahan
keuangan di kemudian hari khususnya kinerja keuangan.
Ada adugium yang berlaku dalam dunia kepemimpinan bahwa “ seorang pemimpin yang baik
adalah pemimpin yang paling sedikit memimpin, tapi seorang pemiimpin yang tidak baik adalah
pemimpin yang terlalu banyak memimpin.
Oleh karena itu, salah atu syarat seorang pemimpin yang baik adalah memahami sepuluh hukum
human relation dengan baik. Dengan tujuan agar pemimpin tersebut mampu memahami dan
menempatkan dirinya, bawahan, dan organisasi secara satu kesatuan yang terkelola secara baik dan
berkesinambungan. Sepuluh hukum itu ialah ;
 Adanya sinkronisasi antara tujuan organisasi yang bersangkutan.

 Suasana dan iklim kerja yang menyenangkan dan penuh persahabatan.

 Informalitas yang dipadu secara baik dengan formalitas dalam interaksi antar pimpinan dan
bawahan.
 Tidak memperlakukan manusia sama dengan mesin.
 Pengembangan kemampuan bawahan sampai ketingkat yang maksimal.
 Pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan, bukan yang bersifat rutin.
 Pengakuan dan penghargaan atas pelaksanaaan tugas dengan baik.
 Sarana dan prasarana kerja yang memadai.
 Penempatan yang tepat berdasarkan keahlian, keterampilan dan
pengalaman seseorang.
 Balas jasa yang setimpal dengan jasa yang diberikan yang sekaligus dapat
menjamin taraf hidup wajar.

Anda mungkin juga menyukai