Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengunaan mata uang asing memang cukup rentan terhadap risiko fluktuasi nilai tukar
mata uang dan tingkat suku bunga. Untuk melindungi aktiva atau pasiva yang rentan terhadap
perubahan nilai tukar mata uang dan tingkat suku bunga, Wajib Pajak dapat menggunakan
instrumen keuangan derivatif Swap. Melalui instrumen keuangan derivatif Swap, risiko
kerugian akibat perubahan-perubahan tersebut dapat dihindari atau diperkecil. Bahkan
dengan lindung nilai (hedging), Wajib Pajak dapat menciptakan keuntungan melalui
pergeseran risiko. Oleh karena itu, perlindungan nilai melalui penggunaan istrumen derivatif,
khususnya Swap, merupakan fenomena menarik untuk menentukan pengenaan pajaknya.

Wajib Pajak dapat menggunakan Swap jenis interest rate swap atau currency swap.
Interest rate swap merupakan transaksi pertukaran sifat bunga, dengan satu pihak setuju
untuk membayar kepada pihak lain dengan jumlah pembayaran yang telah disetujui bersama.
Sedangkan currency swap merupakan transaksi pertukaran mata uang dengan denominasi
yang berbeda.

Karakterisasi penghasilan merupakan permasalahan yang timbul dalam transaksi


Swap.Terdapat kecenderungan bahwa fiskus mengklasifikasikan penghasilan dari transaksi
Swap sebagai penghasilan bunga, padahal transaksi Swap bukan transaksi pinjam meminjam.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Swap?
2. Apa saja jenis-jenis Swap?
3. Apa yang dimaksud dengan swap tingkat bunga?
4. Apa saja yang terdiri swap mata uang?
5. Apa saja istilah dan variasi dalam swap?
6. Apa yang dimaksud swap utang saham?
7. Bagaimana resiko swap suku bunga dan mata uang?

1
1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Swap
2 untuk mengetahui jenis-jenis Swap
3 Untuk mengetahui yang dimaksud dengan swap tingkat bunga
4 Untuk mengetahui yang terdiri swap mata uang
5 Untuk mengetahui istilah dan variasi dalam swap
6 Untuk mengetahui yang dimaksud swap utang saham
7 Untuk Mengetahui resiko swap suku bunga dan mata uang

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Swap
Tukar menukar—atau yang lebih dikenal sebagai swap—dalam dunia keuangan,
merupakan suatu instrumen derivatif, di mana terdapat dua pihak saling mempertukarkan
suatu aliran arus kas dengan aliran arus kas lainnya. Aliran ini disebut "kaki" dari swap. Nilai
swap ini adalah dihitung berdasarkan suatu nilai absolut atau notional amount yaitu suatu
nilai nominal yang digunakan untuk menghitung pembayaran terhadap suatu swap dan
produk manejemen risiko lainnya dimana nilai ini bukan suatu nilai yang sesungguhnya
(absolut).

2. Jenis-Jenis Swap
Dalam pendanaan swap suku bunga, dua pihak yang disebut yang saling berlawanan
(counterparties) membuat perjanjian kontrak untuk menukarkan arus kas secara periodik.
Terdapat dua jenis swap suku bunga. Pertama adalah swap suku bunga satu mata uang
(single-currency interest rate swap). Jenis ini biasanya disingkat dengan swap suku bunga
(interest rate swap). Jenis kedua dapat disebut dengan dengan swap suku bunga antar mata
uang (cross-currency interest rate swap). Jenis ini biasanya cukup disebut dengan swap mata
uang (currency swap).
Pada swap suku bunga dasar (plain vanilla) pada suku bunga tetap untuk suku bunga
mengambang (fixed-for-floating rate), satu pihak menukarkan pembayaran debt service dari
kewajiban utang suku bunga mengambang dengan pembayaran bunga suku bunga tetap dari
pihak lainnya. Kedua kewajiban utang tersebut didenominasi dalam mata uang yang sama.
Beberapa alasan menggunakan swap suku bunga adalah untuk menyesuaikan arus kas masuk
dan arus kas keluar dengan lebih baik dan/atau memperoleh penghematan biaya.
Pada swap mata uang (currency swap), satu pihak menukarkan kewajiban debt service
dari obligasi berdenominasi satu mata uang dengan kewajiban debt service dari pihak lain
yang berdenominasi dalam mata uang lainnya. Swap mata uang dasar mencakup pertukaran
atas bunga suku bunga tetap (fixed-for-fixed rate). Beberapa alasan menggunakan swap mata
uang adalah untuk memperoleh pendanaan utang dalam berdenominasi yang dipertukarkan
lebih hemat biaya dan/atau untuk melindungi risiko kurs valuta asing jangka panjang.

3
3. Swap Tingkat Bunga
Swap merupakan perjanjian pertukaran aliran kas selama periode tertentu di masa
mendatang. Swap tumbuh sangat pesat, dan saat ini natinal value (nilai kontrak) swap sudah
mengalahkan pasar futures dan opsi. Bagian terbesar dari swap adalah swap tingkat bunga,
yang mencakup sekitar 75% dari total pasar swap, meskipun swap yang pertama kali
dilakukan merupakan swap mata uang (currency swap). Variasi lain dari swap berkembang,
misal swaption (swap atas opsi), forward rate swap, swap dengan mata uang asing (currency
swap), swap utang saham.
Swap setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan: (1) merestrukturisasi keuangan
perusahaan, dan (2) memperoleh dana pinjaman yang lebih murah. Restrukturisasi keuangan
dengan swap cukup fleksibel dan cepat dilakukan. Dana pinjaman yang lebih murah yang
bisa diperoleh melalui swap dikarenakan adanya asimetri dalam penentuan premi risiko di
pasar keuangan dunia.

Swap tingkat bunga


Swap tingkat bunga merupakan perjanjian pertukaran pembayaran bunga selama periode
tertentu. Pihak pertama membayar bunga tetap, sedangkan pihak kedua membayar bunga
yang bersifat variabel (floating rate).

Tujuan restrukturisasi
Swap merupakan cara yang cepat dan mudah untuk merestrukturisasi struktur keuangan
perusahaan. Misalkan ada dua perusahaan dengan neraca sederhana sebagai berikut ini:
PT “A”

Aset Pasiva
Obligasi dengan tingkat bunga tetap 11% Obligasi dengan tingkat bunga variabel
LIBOR + 1%

PT “B”

Aset Pasiva
Obligasi dengan tingkat bunga variabel Obligasi dengan tingkat bunga tetap 10%
LIBOR + 2%

4
PT. “A” mempunyai aset berupa obligasi dengan bunga tetap sebesar 11% yang didanai
dengan obligasi bunga variabel dengan bunga LIBOR + 1%. Sebaliknya PT. “B” mempunyai
aset dengan bunga variabel LIBOR + 2% dan didanai dengan bunga tetap sebesar 10%.
Keduanya menghadapi resiko perubahan tingkat bunga.
Apabila tingkat bunga LIBOR naik menjadi 11%, PT. “A” mempunyai kewajiban
membayar bunga sebesar 11% + 1% = 12%, sedangkan ia hanya menerima sebesar 11%,
yang berarti ia rugi 1% (-1&). PT. B sebaliknya memperoleh keuntungan sebesar 3%. Apabila
sebaliknya tingkat bunga LIBOR turun menjadi 4%, PT. A memperoleh keuntungan sebesar
6%, sedangkan PT. B mengalami kerugian sebesar 4% (-4%).
Struktur neraca kedua perusahaan setelah transaksi swap tersebut akan nampak sebagai
berikut ini.
PT. A

Aset Pasiva
Obligasi dengan tingkat bunga tetap 11% Obligasi dengan tingkat bunga tetap 10%

PT. B

Aset Pasiva
Obligasi dengan tingkat bunga variabel Obligasi dengan tingkat bunga variabel
LIBOR + 2% LIBOR + 1%

Setelah pertukaran, kedua perusahaan tersebut bisa lepas dari risiko perubahan tingkat
bunga. Keduanya sekarang memperoleh spread sebesar 1% meskipun tingkat bunga berubah-
ubah. Alternatif lain bagi PT. A adalah dengan mengeluarkan obligasi dengan bunga tetap,
atau PT. B mengeluarkan obligasi dengan bunga variabel. Tetapi kadang-kadang ada situasi di
mana keinginan suatu perusahaan tidak bisa terlaksana. Misal, PT. A ingin mengeluarkan
obligasi dengan bunga tetap, tetapi karena rating tidak terlalu baik perusahaan tersebut harus
membayar bunga tetap yang terlalu tinggi. Dalam situasi semacam itu akan lebih
menguntungkan bagi PT. A untuk mengeluarkan obligasi dengan bunga variabel kemudian
ditukar (swap) dengan obligasi bunga tetap. Situasi semacam itu mengarah pada motivasi
swap dengan tujuan memanfaatkan quality spread (memperoleh dana murah).

Memperoleh Dana Yang Lebih Murah

5
Persoalan memperoleh quality spread tersebut bisa dijelaskan berikut ini. Misalkan ada
dua perusahaan dengan rating BBB (rendah) dan AAA (tinggi). Apabila keduanya meminjam
di pasar keuangan tetap dan variabel, tingkat bunga yang akan diperoleh bisa dilihat sebagai
berikut ini.

Pasar Variabel Pasar Tetap


Perusahaan BBB LIBOR + 1% 12%
Perusahaan AAA LIBOR + 0,5% 10%
Spread Kualitas 0,5% 2%
Spread Kualitas Bersih 2% - 0,5% = 1,5%
Dari tabel di atas nampak bahwa ada “quality spread” sebesar 1,5%. Kedua perusahaan
tersebut bisa melakukan transaksi swap yang bisa meminimalkan biaya pendanaan masing-
masing. Misalkan perusahaan AAA ingin meminjam di pasar floating rate, sedangkan
perusahaan BBB ingin meminjam di pasar fixed rate. Misalkan keduanya setuju dengan
perjanjian perusahaan dengan rating AAA membayar floating rate LIBOR + 1% dan sebagai
imbalannya, perusahaan dengan rating BBB membayar fixed rate dengan tingkat bunga 11%.
Berikut ini langkah-langkah yang akan dilakukan oleh kedua perusahaan tersebut
berdasarkan tabel di atas.
Perusahaan AAA

1a. Melakukan pinjaman di pasar fixed rate -10%

2a. Membayar floating rate ke perusahaan BBB -(LIBOR + 1%)

3a. Menerima fixed rate dari perusahaan BBB +11%

4a. Pembayaran bersih (1+2+3) -LIBOR

Perusahaan BBB

1b. Melakukan pinjaman di pasar floating rate -(LIBOR +1%)

2b. Membayar fixed rate ke perusahaan AAA -11%

3b. Menerima floating rate dari perusahaan AAA +(LIBOR +1%)

4b. Pembayaran bersih (1+2+3) -11%

Dari perhitungan di atas, nampak bahwa perusahaan AAA sekarang bisa masuk ke pasar
floating rate dengan tingkat bunga LIBOR. Beban bunga ini lebih kecil dibandingkan kalau
perusahaan AAA tersebut langsung masuk ke pasar floating rate, di mana perusahaan tersebut

6
harus membayar sebesar LIBOR + 0,5%. Penghematan yang terjadi adalah 0,5%. Sedangkan
perusahaan BBB Bisa menghemat 1% dengan melakukan swap. Apabila perusahaan tersebut
langsung masuk kepasar fixed, tingkat bunga yang harus dibayar adalah 12%. Dengan
transaksi swap, beban bunga yang dibayar adalah 11%.
Spread kualitas yang sebesar 1,5% dibagi oleh kedua perusahaan tersebut dengan alokasi
sebagai berikut ini.
1,5% = 0,5% + 1%

(Spread Kualitas Bersih) (Penghematan Perusahaan AAA) (Penghematan Perusahaan BBB)

Perhatikan bahwa spread kualitas sebesar 1,5% bisa dibagi di antara dua perusahaan
tersebut dengan alokasi yang berbeda. Pada kenyataannya penghematan yang bisa diperoleh
oleh perusahaan tersebut sangat tergantung dari kekuatan tawar menawar perusahaan yang
terlibat dalam transaksi swap. Perusahaan dengan kekuatan tawar menawar yang kuat akan
memperoleh penghematan yang lebih besar dari spread kualitas tersebut. Yang jelas kedua
perusahaan tersebut sama-sama akan memperoleh penghematan positif. Situasi semacam ini
merupakan win-win situation di mana semua pihak memperoleh manfaat.

Menggunakan perantara

Dalam contoh di atas, perusahaan bisa langsung menemukan pihak lain tanpa melalui
perantara. Dalam praktek, perantara biasanya diperlukan untuk memperlancar transaksi swap.
Bahkan perantara keuangan, seperti bank, sering bertindak sebagai market maker (dealer)
dalam pasar swap. Bank tersebut bersedia melakukan transaksi dengan pihak yang
membutuhkan baik tingkat bunga variabel maupun tingkat bunga tetap. Jika ada perusahaan
menginginkan pembayaran bunga tetap (seperti perusahaan AAA karena perusahaan AAA
mempunyai penghasilan bunga tetap), bank bersedia melakukan swap dengan perusahaan
tersebut.
Jika bank melakukan transaksi swap semacam itu, risiko perubahan tingkat bunga
berpindah dari perusahaan ke bank. Bank menerima pembayaran bunga tetap dari perusahaan
AAA, tetapi membayar bunga veriabel ke perusahaan AAA. Bank kemudian mengelola risiko
tersebut dengan mencari pihak lain yang ingin melakukan swap yang berkebalikan dengan
swap perusahaan AAA. Jika perusahaan AAA menginginkan pembayaran bunga tetap, pihak
yang diinginkan oleh bank adalah perusahaan yang menginginkan pembayaran bunga
variabel. Perusahaan BBB merupakan contoh yang tepat untuk pihak tersebut. Dengan
demikian, pada akhirnya bank bertindak sebagai perantara antara perusahaan AAA dengan

7
BBB, meskipun antara perusahaan AAA dengan perusahaan BBB tidak perlu bertatap muka
secara langsung, atau melakukan transaksi dengan bank pada saat yang bersamaan.
Perusahaan AAA bersedia membayar bank bunga tetap sebesar 9,25%. Sebagai gantinya
bank membayar perusahaan tersebut bunga variabel sebesar LIBOR. Kemudian bank tersebut
menemukan perusahaan BBB yang menginginkan pembayaran bunga variabel, karena
penghasilannya berasal dari bunga variabel. Perusahaan BBB bersedia membayar sebesar
LIBOR ke bank, dan bank bersedia membayar bunga tetap sebesar 8,75% ke perusahaan
tersebut.
Setelah transaksi tersebut, penghasilan yang diperoleh perusahaan AAA, BBB dan bank
adalah sebagai berikut.
Perusahaan AAA

Penghasilan bunga tetap +11%

Bayar bunga -(LIBOR +1%)

Bayar ke bank -9,25%

Dapat dari bank + LIBOR

Bersih + 0,75%

Perusahaan BBB

Penghasilan variabel + (LIBOR +2%)

Bayar bunga tetap - 10%

Bayar ke bank - LIBOR

Dapat dari bank +8,75%

Bersih + 0,75%

Bank

Bayar bunga ke AAA - LIBOR

8
Pembayaran dari AAA +9,25%

Pembayaran dari BBB + LIBOR

Bayar ke BBB -8,75%

Bersih + 0,50%

Setelah transaksi, perusahaan AAA dan BBB bisa memperoleh penghasilan yang pasti
sebesar 0,75%. Sedangkan bank bisa memperoleh penghasilan sebesar 50 basis point (bps)
atau 0,5%. Perhatikan bahwa bank bersedia melakukan transaksi swap karena dia akan
memperoleh penghasilan dari transaksi tersebut. Risiko perubahan tingkat bunga yang
ditanggung bank juga bisa dikelola dengan menyeimbangkan transaksi swap perusahaan
AAA dengan perusahaan BBB.

4. Swap Mata Uang


Swap mata uang pada dasarnya sama dengan swap tingkat bunga, yaitu pertukaran aliran
kas, kecuali swap mata uang melibatkan lebih dari satu mata uang. Aliran kas yang
dipertukarkan bisa aliran kas tetap dengan tetap, atau tetap dengan tetap, atau tetap dengan
variabel. Swap mata uang merupakan kontrak swap pertama kali. Sesudah itu kontrak swap
berkembang, dan swap tingkat bunga justru mendominasi kontrak swap. Ilustrasi berikut ini
menjelaskan kontrak swap antar IBM dengan Bank Dunia yang merupakan pionir dalam
kontrak swap.
Ilustrasi: Kontrak Swap IBM-Bank Dunia
Kontrak swap pertama kali dilakukan oleh Bank Dunia dengan IBM. Setelah itu kontrak
swap menjadi popular dilakukan oleh perusahaan lainnya. Pada tahun 1981, Bank Dunia
ingin meminjam dalam mata uang Franc Swis. Bank Dunia seringkali meminjam di pasar
modal negara-negara dunia, dan mempunyai preferensi untuk meminjam di negara dengan
tingkat bunga nominal yang rendah. Pinjaman dalam mata uang Franc Swis sudah cukup
besar, mendekati batas maksimum, tetapi Bank Dunia ingin meminjam dalam mata uang
Franc Swis lebih banyak lagi. Pada waktu yang bersamaan, IBM mempunyai utang dalam
Mark Jerman dan mata uang Franc Swis yang cukup banyak. Dana dari pinjaman Franc Swis
tersebut telah dikonversikan ke dolar AS untuk keperluan kantor pusat. Salomon Brothers
kemudian bisa menyakinkan Bank Dunia untuk mengeluarkan Eurobond dengan denominasi
dolar AS, dengan jangka waktu yang sama dengan utang IBM, dan kemudian melakukan

9
swap mata uang dengan IBM, IBM kemudian setuju melakukan swap, dan mengambil alih
utang (obligasi) Bank Dunia. Sementara Bank Dunia setuju untuk mengambil alih utang IBM
dalam bentuk Franc Swis. Dengan cara semacam itu Bank Dunia secara tidak langsung
mempunyai pinjaman dalam bentuk Franc Swis dan Mark Jerman sedangkan IBM secara
tidak langsung mempunyai pinjaman dalam bentuk dolar AS. Bank Dunia tidak perlu
langsung menerbitkan surat berharga dengan denominasi Franc Swis atau Mark Jerman. Cara
swap tersebut cukup fleksibel dan lebih murah dilakukan dibandingkan kalau terjun langsung.

4.1 Swap Fixed-Fixed (kas Tetap Dengan Tetap)


Berikut ini contoh swap aliran kas tetap dengan aliran kas tetap lainnya. Ada dua
perusahaan yaitu perusahaan As dan Jerman. Perusahaan As akan mendirikan operasi di
jerman, dan sebaliknya perusahaan Jerman akan beroperasi di As. Bagi perusahaan As, untuk
mendanai kegiatannya dan sekaligus menghilangkan eksposur mata uang., perusahaan
tersebut bisa menerbitkan obligasi di pasar keungan Jerman dengan denominasi Mark
Jerman. Cara semacam ini akan menyeimbangkan aliran kas masuk (Mark Jerman) dengan
aliran kas keluar (juga Mark Jerman). Tetapi karena perusahaan As tersebut relatif belum
dikenal di Jerman, tingkat bunga yang diperoleh kemungkinan bisa lebih tinggi dibandingkan
perusahaan Jerman yang sudah dikenal. Karena itu, akan lebih baik jika perusahaan AS
meminjam dana di pasar keuangan AS, yang sudah dikenal dengan baik, kemudian
melakukan swap dengan perusahaan jerman untuk menghilangkan eksposur mata uangnya.
Perusahaan jerman juga menghadapi maslah yang sama dengan perusahaan AS. Karena itu
perusahaan Jeman akan lebih menguntungkan apabila meminjam di Jerman dan emudian
melakukan Swap.
Bagan berikut ini menggambarkan ketidakkeseimbangan mata uang yang dihadapi kedua
perusahaan tersebut sebelum melakukan swap.
PT. A (Perusahaan AS)

Aset Pasiva
Aset dengan kas dalam US$ Obligasi dengan tingkat bunga tetap 6%
denominasi Mark Jerman

PT. B (Perusahaan Jerman)

Aset Pasiva
Aset dengan kas dalam Mark jerman Obligasi dengan tingkat bunga tetap 10%

10
denominasi US$

Misalkan secara spesifik, swap dilakukan sebagai berikut ini. Perusahaan AS


mengeluarkan obligasi di pasar AS sebesar $40 juta, dengan jangka waktu empat tahun,
dengan tingkat bunga 9% yaitu $3,6 juta pertahun, smapai tahun keempat . tahun keempat
perusahaan membayar bunga pokok pinjaman sebesar $40juta. Present Value aliran kas
adalah $40juta. Karena discount rate yang dipakai adalah tingkat bunga pasar yaitu 9%.
Sebaliknya perushaan jerman mengeluarkan obligasi di jerman senilai DM70 juta dengan
tingkat bunga 6% (DM4,2juta) per tahun selam aempat tahun. Pada tahun keempat
perusahaan tersebut membayar bunga dan pokok pinjaman.
Kemudian kedua perusahaan tersebut melakukan swap aliran kas. Perusahaan AS
menyerahkan dolarnya ke cabang AS perusahaan Jerman. Perusahaan Jerman menyerahkan
DM-nya ke cabang Jerman Perusahaan AS. Kemudian keduanya saling menukar kewajiban di
masa mendatang. Bagan berikut ini menggambarkan proses swap tersebut.
Perusahaan AS mengambil alih kwajiban perusahaan Jerman melalui swap, dan sebalikny.
Setelah Swap perusahaan AS membayar bunga dan pokok pinjaman dalam DM dengan
tingkat bunga 6%, sedangkan perusahaan Jerman membayar bunga dan pkok pinjaman dalam
dolar AS dengan bunga 9%.
Aliran Kas dalam Swap Fixed-fixed (dalam Juta)

Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 4


DM 70,00 4,3 4,2 4,2 4,2 70,00
US$ 40,00 3,6 3,6 3,6 3,6 40,00
Kurs DM/$ 1,75 1,167 1,167 1,167 1,167 1,75
Kurs (PPP) 1,75 1,70 1,65 1,61 1,57 1,52
DM dengan 70,00 6,13 5,96 5,79 5,63 60,88
PPP
$ dengan PPP 40,00 2,47 2,54 2,61 2,68 45,99

Misalkan sekarang tingkat suku bunga turun menjadi 5% di jerman, dan 7% di AS.
Karena tingkat bunga turu, perusahaan akan lebih menguntungkan jika melunasi utang lama.,
menerbitkan utang baru (dengan tingkat bunga yang lebih rendah). Dan barangkali
melakukan transaksi swap lagi. Dengan tingkat bunga yang baru, nilai utang yang lama
menjadi DM71,91 juta dan US$42,1 juta. Nilai tersebut merupakan present value (dengan
discount rate adalah tingkat bunga yang baru) alitan kas yang masih tersisa tiga tahun
mendatang.
11
PV(DM) = 4,2/(1+0,05)1 + 4,2/(1+0,05)2 + 4,2/(1+0,05)3 + 4,2/(1+0,05)3

= DM71,91 juta

PV($) = 3,6/(1+0,07)1 + 3,6/(1+0,07)2 + 3,6/(1+0,07)3 + 3,6/(1+0,07)3

= $42,1 juta

Missal, dolar apresiasi terhadap DM karena penurunan tingkat bunga dolar lebih besar
dibandingkan penurunan tingkat bunga Jerman. Kurs DM/$ yang baru menjadi jika tidak
memasuki swap, perusahaan DM1,80/$.

Jika perusahaan AS tidak memasuki swap, membayar US$ (karena mengeluarkan obligasi
di AS), berarti nilai kewajiban dia menjadi $42,1 juta. Sebaliknya, dengan memasukkan
swap, kewajiban dia menjadi DM71,91/-(DM1,80/$)=$39,55 juta. Karena kewajiban dia
menjadi lebih kecil, dengan memasuki swap, berarti perusahaan AS memperoleh keuntungan
sebesar $2,55 juta (42,1 juta 39,55). Perusahaan AS bersedia dibayar $2,55 juta agar
melepaskan kontrak swap tersebut. Sebaliknya, bagi perusahaan jerman, jika tidak memasuki
kontrak swap, dia akan membayar dalam DM, dan nilai kewajiban DM adalah DM71,91 juta.
Dengan memasuki swap nilai kewajiban DM adalah dalam US$ dan nilai kewajiban tersebut
adalah negative yaitu DM71,91 juta –DM75,78 juta = -DM3,87 juta. Dengan kata lain,
perusahaan jerman bersedia membayar atau menjual kontrak swap-nya dengan jumlah
tersebut, dan kemudian mengeluarkan sekuritas baru dengan tingkat bunga yang lebih rendah.

4.2 Swap Fixed-Floating


Dalam contoh di atas, kedua perusahaan tidak menghadapi resiko perubahan tingkat
bunga, karena tingkat bunga kewajiban tidak variabel (tetap). Jika perusahaan mengeluarkan
surat berharga dengan tingkat bunga variabel, maka perusahaan tidak hanya menghadapi
resiko perubahan kurs, tetapi juga risiko perubahan tingkat bunga. Misalkan neraca kedua
perusahaan di atas adalah sebagai berikut.

PT. A (Perusahaan AS)

Aset Pasiva
Obligasi dengan tingkat bunga 11%, Obligasi dengan tingkat bunga LIBOR +1%
Denominasi dalam U$ denominasi Mark Jerman

PT. B (Perusahaan Jerman)

12
Aset Pasiva
Obligasi dengan tingkat bunga LIBOR + 2%, Obligasi dengan tingkat bunga tetap 10%
denominasi dalam DM denominasi US$
Kedua perusahaan kemudian bisa melakukan swap agar sisi aset dengan kewajiban
menjadi seimbang. Bagan berikut ini menunjukkan pertukaran (swap) tersebut. Swap
dilakukan dengan menyamakan present value dari dua aliran kas dengan denominasi yang
berbeda, dengan menggunakn kurs tertentu, misal kurs sekarang atau kurs forward. Jika ada
selisih (present dari perusahaan A berbeda dengan present value dari perusahaan B),
penyesuaian bisa dilakukan, misal dengan membayar di muka perbedaan selisih tersebut.

5. Beberapa Istilah dan Variasi dalam Swap


Setelah kita mengetahui dasar-dasar swap, berikut ini terminology yang biasa digunakan
dalam swap. Tanggal transaksi swap dilakukan disebut sebagai tanggal perdagangan, tanggal
di mana swap mulai membayarkan bunga disebut sebagai tanggal efektif, sedangkan tanggal
berakhirnya pembayaran swap disebut sebagai tanggal jatuh tempo. Pihak-pihak yang terlibat
dalam transaksi swap adalah pihak yang membayar bunga tetap dan pihak yang membayar
bunga variabel. Bebrapa istilah yang berkaitan dengan keduanya adalah sebagai berikut ini:

Pembayaran bunga tetap

 Membayar bunga tetap


 Menerima bunga variabel
 Mempunyai posisi short di pasar obligasi
 Telah membeli swap
 Mempunyai posisi long di pasar swap

Pembayaran bunga floating

 Membayar bunga variabel


 Menerima bunga tetap dalam swap
 Mempunyai posisi long di pasar obligasi
 Telah menjual swap
 Mempunyai short di pasar swap

Penjual swap (misal bank) biasanya mengutip kurs swap mencantumkan tingkat bunga
tetap tertentu. Misal, bank mengutip tingkat bunga 8,50-8,80% untuk pembayaran bunga
LIBOR. Berarti bank bersedia membeli swap dengan membayar bunga 8,5% dan menerima

13
bunga LIBOR, atau bersedia menjual swap dengan menerima bunga 8,8% dan membayar
bunga sebesar LIBOR. Pembayar bunga tetap dikatakan mempunyai posisi short. Dalam
pasar obligasi, kalau tingkat bunga naik, yang berarti nilai obligasi turun, posisi short obligasi
akan menghasilkan keuntungan. Sebaliknya, jika tingkat bunga turun yang berarti nilai
obligasi naik, posisi short obligasi menghasilkan kerugian. Pembayar bunga tetpa dikatakan
mempunyai posisi short karena kalau tingkat bunga naik, pembayar bunga tetap dalam swap
akan memperoleh keuntungan. Sebaliknya, jika tingkat bunga turun, pembayar bunga tetap
akan mengalami kerugian karena harus membayar tingkat bunga yang lebih tinggi.

Beberapa Variasi Swap


Di samping swap sederhana yang dibicarakan di muka, yang biasa disebut sebagai swap
“plain vanilla”, ada beberapa variasi lain dalam swap. Berikut ini variasi swap tersebut.
Amortizing, Accreting, dan Roller Coaster Swap. Dalam amortizing swap, national value
(nilai kontrak) bisa berubah, bunga yang dibayarkan juga bisa berubah. Nilai kontrak dalam
hal ini turun setiap tahunnya, atau setiap setengah tahun tergantung kebutuhan pembeli swap.
Apabila nilai kontrak tidak turun, tetapi naik setiap tahun atau setangah tahunnya, swap yang
digunakan disebut sebagai accreting swap. Sedangkan dalam roller coaster swap, nilai
kontrak bisa turun atau naik tergantung kebutuhan pembeli swap.
Zero-cuopon Swap. Dalam swap ini pembayar bunga tetap tidak membayar bunga sampai
jatuh tempo swap, tetapi tetap menerima bunga variabel setiap periodenya. Dalam swap ini
semacam ini, resiko, yang dihadapu oleh pembayar bunga variabel cukup besar, karena ia
membayar bunga variabel setiap periodenya, tetapi ia tidak menerima bunga setiap
periodenya.
Basis rate Swap. Swap yang biasa menukarkan bunga tetap dengan bunga variabel.
Dalam basis rate swap, basis dengan bank, di mana perusahaan membayar bunga variabel
atas dasar LIBOR, sedangkan bank membayar bunga variabel atas dasar tingkat bunga
pinjaman nasional (Indonesia). Risiko yang dihadapi adalah semakin besarbya selisih antara
kedua macam bunga tersebut.
Forward Rate Swap. jenis kontrak semacam ini adalah forward atas swap tingkat bunga.
Perjanjian kontrak disepakati sekarang., tetapi swap dimulai beberapa saat mendatang.
Opsi atas Swap. Jenis instrumen ini sering disebut juga sebagai swaptions. Pembeli
swaption mempunyai hak untuk memasuki kontrak swap tingkat bunga dengan kontrak
tertentu, pada tanggal tertentu di masa mendatang. Put swaption adalah opsi di mana pembeli
mempunyai hak untuk memasuki swap tingkat bunga dengan membayar bunga tetap dan

14
menerima bunga variabel. Sedangkan call swaption adalah opsi di mana pembeli mempunyai
hak untuk memasuki swap tingkat bunga dengan membayar bunga variabel dan menerima
bunga tetap. Swaption bisa dieksekusi sebelum jatuh tempo (American Style), atau hanya
bisa dieksekusi pada waktu jatuh tempo (Euro-pean style).

Variasi Swap Suku Bunga dan Mata Uang


Terdapat beberapa varian swap suku bunga dan mata uang dasar yang telah dibahas.
Sebagai contoh, swap suku bunga tetap untuk suku bunga mengambang (fixed-for-floating
interest rate) tidak memerlukan obligasi kupon suku bunga tetap. Satu varian adalah zero-
coupon-for-floating rate swap, yaitu pihak yang membayar suku bunga mengambang
membuat standar periodik pembayaran suku bunga mengambang selama umur swap tetapi
pihak yang membayar suku bunga tetap melakukan satu pembayaran tunggal pada akhir
swap. Variasi lannya adalah floating-for-floating interest rate swap. Pada swap ini, setiap sisi
diikat pada indeks suku bunga mengambang yang berbeda (misalnya, LIBOR dan Treasury
bills) atau frekuensi yang berbeda dari indeks yang sama (misalnya, LIBOR tiga bulan dan
enam bulan). Agar swap dapat dilakukan, harus ada QSD. Selain itu, swap suku bunga dapat
dibentuk berdasarkan amortisasi, pertukaran beban bunga secara periodik akan turun sejalan
dengan waktu ketika hipotesis notional principal diamortisasi. Swap mata uang tidak perlu
melibatkan swap utang suku bunga tetap.

6. Swap Utang Saham


Swap utang saham mulai populer dilakukan sejak krisis utang negara berkembang. Pada
tahun 1980-an negara berkembang tidak bisa membayar utang-utangnya. Kemudian bank-
bank bertindak sebagai market maker dan mengembangkan pasar sekunder untuk utang-utang
yang tidak terbayar tersebut. Kemudian transaksi dari pasar sekunder tersebut berkembang
menjadi transaksi swap utang saham, di mana utang negara berkembang bisa dirubah menjadi
saham di perusahaan tertentu di negara berkembang yang memiliki utang Tersebut.
Harga utang negara berkembang sangat tergantung kepercayaan pihak bank sebesar mana
utang tersebut akan kembali. Jika bank percaya bahwa utang mempunyai kemungkinan kecil
dikembalikan, harga utang menjadi sangat murah. Utang di jual dengan diskon yang cukup
besar. Harga utang juga cepat sekali berubah tergantung kebijakan ekonomi negara tersebut.
Jika ada kebijakan baru yang baik, yang meningkatkan kemungkinan pembayaran utang,
harga bisa berubah dengan cepat. Berikut ini contoh kutipan harga utang negara berkembang.
Harga Utang Negara Berkembang

15
Argentina Brasil Chili Meksiko Peru Venezuela
Juli 1985 60-65% 75-81% 65-69% 80-82% 45-50% 81-83%
Januari 30-33% 44-47% 60-63% 50-52% 2-7% 55-57%
1988
Januari 18-19% 34-35% 60-61% 38-39% 5-8% 37-38%
1989

Untuk argentina, pada juli 1985, bank bersedia membeli utang argentina sebear 60% dari
nilai nominal utang, dan bersedia menjual dengan 65% dari nominal. Selisih kurs jual beli
merupakan keuntungan bank tersebut. Untuk negara peru, harga tersebut bisa mencapai 2-7%
pada januari 1988, mengindikasikan bahwa pasar menaruh kepercayaan yang rendah terhadap
kemungkinan terbayarnya utang tersebut.

7. Risiko Swap Suku Bunga Dan Mata Uang

 Risiko suku bunga (interest-rate risk) mengacu pada risiko perubahan suku bunga yang
bersifat merugikan sebelum bank swap dapat menghentikan atas kepentingan
counterparty di sisi lain dari swap suku bunga yang disepakati dengan seorang
couterparty.
 Risiko dasar mengacu pada situasi saat mengacu pada situasi saat suku bunga
mengambang (floating rate) dari kedua counterparty tidak dipatok pada indeks yang
sama. Setiap selisih disebut dengan basis.
 Risiko kurs mengacu pada risiko yang dihadapi bank swap atas fluktuasi nilai tukar
selama jangka waktu yang diambil bank untuk menghentikan sebuah swap yang
diambilnya dengan satu counterparty dengan counterparty yang berlawanan.
 Risiko kredit merupakan risiko utama yang dihadapi oleh diler swap. Risiko ini mengacu
pada kemungkinan bahwa satu counterparty akan gagal bayar. Bank swap yang berada di
antara kedua counterparty tidak berkewajiban kepada counterparty yang gagal bayar,
hanya berkewajiban kepada counterparty yang tidak gagal bayar. Terdapat perjanjian
terpisah antara bank swap dan setiap counterparty.
 Risiko ketidaksesuaian (mismatch risk) mengacu pada kesulitan dalam menemukan posisi
lawan swap yang tepat sama yang harus disepakati oleh bank. Ketidaksesuaian tersebut
dapat berupa besarnya jumlah pokok yang diperlukan counterparty, tanggal jatuh tempo
emisi utang seseorang, atau tanggal pembayaran bunga.

16
 Risiko negara (sovereign risk) mengacu pada kemungkinan bahwa suatu negara akan
memberlakukan pembatasan pertukaran atas suatu mata uang yang terlibat dalam swap.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Swap merupakan suatu instrumen derivatif, di mana terdapat dua pihak saling
mempertukarkan suatu aliran arus kas dengan aliran arus kas lainnya.
2. Terdapat dua jenis swap suku bunga. Pertama adalah swap suku bunga satu mata uang
(single-currency interest rate swap). Jenis ini biasanya disingkat dengan swap suku
bunga (interest rate swap). Jenis kedua dapat disebut dengan dengan swap suku bunga
antar mata uang (cross-currency interest rate swap). Jenis ini biasanya cukup disebut
dengan swap mata uang (currency swap).
3. Swap tingkat bunga merupakan perjanjian pertukaran pembayaran bunga selama
periode tertentu. Pihak pertama membayar bunga tetap, sedangkan pihak kedua
membayar bunga yang bersifat variabel (floating rate).
4. Swap mata uang pada dasarnya sama dengan swap tingkat bunga, yaitu pertukaran
aliran kas, kecuali swap mata uang melibatkan lebih dari satu mata uang. Aliran kas
yang dipertukarkan bisa aliran kas tetap dengan tetap, atau tetap dengan tetap, atau
tetap dengan variabel. Swap mata uang merupakan kontrak swap pertama kali.
5. Berikut ini variasi swap tersebut: Amortizing, Accreting, dan Roller Coaster Swap,
Zero-cuopon Swap, Basis rate Swap, Forward Rate Swap, Opsi atas Swap
6. Swap utang saham mulai populer dilakukan sejak krisis utang negara berkembang.
Pada tahun 1980-an negara berkembang tidak bisa membayar utang-utangnya.
7. Terdapat tujuh risiko dalam swap suku bunga dan mata uang.

18
DAFTAR PUSTAKA

Eun, Cheol S. dkk, 2013, Keuangan Internasional, Jakarta: Salemba Empat.

Hanafi, Mamduh M, 2013, Manajemen Keuangan Internasional, Yogyakarta: BPFE


YOGKARTA.

19

Anda mungkin juga menyukai