Segala puja dan puji hanya milik Allah. Shalawat dan salam semoga tercurah pada
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan pengikut-pengikutnya yang taat
hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Teori
Fortofolio dan Analisis Investasi Syariah dengan Judul Analisis Swap ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam membuat makalah ini masih jauh dari sempurna atau
tidak memenuhi tujuan yang diinginkan oleh dosen pembimbing atau pembaca lainnya. Oleh
karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang membangun demi tugas-tugas berikutnya
demi kesempurnaan di dalam membuat makalah.
Tak lupa, atas bimbingan dan bantuan dari semua pihak, hingga terselesaikannya
tugas membuat makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga amal baiknya
mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Akhirnya hanya kepada Allah, penulis serahkan segala upaya yang telah dilakukan
dan tetap memohon petunjuk ke jalan yang diridhai-Nya. Amin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengunaan mata uang asing memang cukup rentan terhadap risiko fluktuasi nilai tukar
mata uang dan tingkat suku bunga. Untuk melindungi aktiva atau pasiva yang rentan terhadap
perubahan nilai tukar mata uang dan tingkat suku bunga, Wajib Pajak dapat menggunakan
instrumen keuangan derivatif Swap. Melalui instrumen keuangan derivatif Swap, risiko
kerugian akibat perubahan-perubahan tersebut dapat dihindari atau diperkecil. Bahkan
dengan lindung nilai (hedging), Wajib Pajak dapat menciptakan keuntungan melalui
pergeseran risiko. Oleh karena itu, perlindungan nilai melalui penggunaan istrumen derivatif,
khususnya Swap, merupakan fenomena menarik untuk menentukan pengenaan pajaknya.
Wajib Pajak dapat menggunakan Swap jenis interest rate swap atau currency swap.
Interest rate swap merupakan transaksi pertukaran sifat bunga, dengan satu pihak setuju
untuk membayar kepada pihak lain dengan jumlah pembayaran yang telah disetujui bersama.
Sedangkan currency swap merupakan transaksi pertukaran mata uang dengan denominasi
yang berbeda.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Swap?
2. Apa saja jenis-jenis Swap?
3. Apa yang dimaksud dengan Swap tingkat bunga?
4. Apa saja yang terdiri Swap mata uang?
5. Apa saja istilah dan variasi dalam Swap?
6. Apa yang dimaksud Swap utang saham?
7. Bagaimana resiko Swap suku bunga dan mata uang?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Swap
2. Untuk mengetahui jenis-jenis Swap
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Swap tingkat bunga
4. Untuk mengetahui yang terdiri Swap mata uang
5. Untuk mengetahui istilah dan variasi dalam Swap
6. Untuk mengetahui yang dimaksud Swap utang saham
7. Untuk mengetahui resiko Swap suku bunga dan mata uang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Swap
Tukar menukar atau yang lebih dikenal sebagai swap dalam dunia keuangan, merupakan
suatu instrumen derivatif, di mana terdapat dua pihak saling mempertukarkan suatu aliran
arus kas dengan aliran arus kas lainnya. Aliran ini disebut "kaki" dari swap. Nilai swap ini
adalah dihitung berdasarkan suatu nilai absolut atau notional amount yaitu suatu nilai
nominal yang digunakan untuk menghitung pembayaran terhadap suatu swap dan produk
manejemen risiko lainnya dimana nilai ini bukan suatu nilai yang sesungguhnya (absolut).
B. Jenis-Jenis Swap
Dalam pendanaan swap suku bunga, dua pihak yang disebut yang saling berlawanan
(counterparties) membuat perjanjian kontrak untuk menukarkan arus kas secara periodik.
Terdapat dua jenis swap suku bunga. Pertama adalah swap suku bunga satu mata uang
(single-currency interest rate swap). Jenis ini biasanya disingkat dengan swap suku bunga
(interest rate swap). Jenis kedua dapat disebut dengan dengan swap suku bunga antar mata
uang (cross-currency interest rate swap). Jenis ini biasanya cukup disebut dengan swap mata
uang (currency swap).
Pada swap suku bunga dasar (plain vanilla) pada suku bunga tetap untuk suku bunga
mengambang (fixed-for-floating rate), satu pihak menukarkan pembayaran debt service dari
kewajiban utang suku bunga mengambang dengan pembayaran bunga suku bunga tetap dari
pihak lainnya. Kedua kewajiban utang tersebut didenominasi dalam mata uang yang sama.
Beberapa alasan menggunakan swap suku bunga adalah untuk menyesuaikan arus kas masuk
dan arus kas keluar dengan lebih baik dan/atau memperoleh penghematan biaya.
Pada swap mata uang (currency swap), satu pihak menukarkan kewajiban debt service
dari obligasi berdenominasi satu mata uang dengan kewajiban debt service dari pihak lain
yang berdenominasi dalam mata uang lainnya. Swap mata uang dasar mencakup pertukaran
atas bunga suku bunga tetap (fixed-for-fixed rate). Beberapa alasan menggunakan swap mata
uang adalah untuk memperoleh pendanaan utang dalam berdenominasi yang dipertukarkan
lebih hemat biaya dan/atau untuk melindungi risiko kurs valuta asing jangka panjang.
C. Swap Tingkat Bunga
Swap merupakan perjanjian pertukaran aliran kas selama periode tertentu di masa
mendatang. Swap tumbuh sangat pesat, dan saat ini natinal value (nilai kontrak) swap sudah
mengalahkan pasar futures dan opsi. Bagian terbesar dari swap adalah swap tingkat bunga,
yang mencakup sekitar 75% dari total pasar swap, meskipun swap yang pertama kali
dilakukan merupakan swap mata uang (currency swap). Variasi lain dari swap berkembang,
misal swaption (swap atas opsi), forward rate swap, swap dengan mata uang asing (currency
swap), swap utang saham.
Swap setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan: (1) merestrukturisasi keuangan
perusahaan, dan (2) memperoleh dana pinjaman yang lebih murah. Restrukturisasi keuangan
dengan swap cukup fleksibel dan cepat dilakukan. Dana pinjaman yang lebih murah yang
bisa diperoleh melalui swap dikarenakan adanya asimetri dalam penentuan premi risiko di
pasar keuangan dunia.
Tujuan restrukturisasi
Swap merupakan cara yang cepat dan mudah untuk merestrukturisasi struktur keuangan
perusahaan. Misalkan ada dua perusahaan dengan neraca sederhana sebagai berikut ini:
PT A
Aset Pasiva
Obligasi dengan tingkat bunga tetap 11% Obligasi dengan tingkat bunga variabel
LIBOR + 1%
PT B
Aset Pasiva
Obligasi dengan tingkat bunga variabel Obligasi dengan tingkat bunga tetap 10%
LIBOR + 2%
PT. A mempunyai aset berupa obligasi dengan bunga tetap sebesar 11% yang didanai
dengan obligasi bunga variabel dengan bunga LIBOR + 1%. Sebaliknya PT. B mempunyai
aset dengan bunga variabel LIBOR + 2% dan didanai dengan bunga tetap sebesar 10%.
Keduanya menghadapi resiko perubahan tingkat bunga.
Apabila tingkat bunga LIBOR naik menjadi 11%, PT. A mempunyai kewajiban
membayar bunga sebesar 11% + 1% = 12%, sedangkan ia hanya menerima sebesar 11%,
yang berarti ia rugi 1% (-1&). PT. B sebaliknya memperoleh keuntungan sebesar 3%.
Apabila sebaliknya tingkat bunga LIBOR turun menjadi 4%, PT. A memperoleh keuntungan
sebesar 6%, sedangkan PT. B mengalami kerugian sebesar 4% (-4%).
Struktur neraca kedua perusahaan setelah transaksi swap tersebut akan nampak sebagai
berikut ini.
PT. A
Aset Pasiva
Obligasi dengan tingkat bunga tetap 11% Obligasi dengan tingkat bunga tetap 10%
PT. B
Aset Pasiva
Obligasi dengan tingkat bunga variabel Obligasi dengan tingkat bunga variabel
LIBOR + 2% LIBOR + 1%
Setelah pertukaran, kedua perusahaan tersebut bisa lepas dari risiko perubahan tingkat
bunga. Keduanya sekarang memperoleh spread sebesar 1% meskipun tingkat bunga berubah-
ubah. Alternatif lain bagi PT. A adalah dengan mengeluarkan obligasi dengan bunga tetap,
atau PT. B mengeluarkan obligasi dengan bunga variabel. Tetapi kadang-kadang ada situasi
di mana keinginan suatu perusahaan tidak bisa terlaksana. Misal, PT. A ingin mengeluarkan
obligasi dengan bunga tetap, tetapi karena rating tidak terlalu baik perusahaan tersebut harus
membayar bunga tetap yang terlalu tinggi. Dalam situasi semacam itu akan lebih
menguntungkan bagi PT. A untuk mengeluarkan obligasi dengan bunga variabel kemudian
ditukar (swap) dengan obligasi bunga tetap. Situasi semacam itu mengarah pada motivasi
swap dengan tujuan memanfaatkan quality spread (memperoleh dana murah).
Memperoleh Dana Yang Lebih Murah
Persoalan memperoleh quality spread tersebut bisa dijelaskan berikut ini. Misalkan ada
dua perusahaan dengan rating BBB (rendah) dan AAA (tinggi). Apabila keduanya meminjam
di pasar keuangan tetap dan variabel, tingkat bunga yang akan diperoleh bisa dilihat sebagai
berikut ini.
Dari tabel di atas nampak bahwa ada quality spread sebesar 1,5%. Kedua perusahaan
tersebut bisa melakukan transaksi swap yang bisa meminimalkan biaya pendanaan masing-
masing. Misalkan perusahaan AAA ingin meminjam di pasar floating rate, sedangkan
perusahaan BBB ingin meminjam di pasar fixed rate. Misalkan keduanya setuju dengan
perjanjian perusahaan dengan rating AAA membayar floating rate LIBOR + 1% dan sebagai
imbalannya, perusahaan dengan rating BBB membayar fixed rate dengan tingkat bunga 11%.
Berikut ini langkah-langkah yang akan dilakukan oleh kedua perusahaan tersebut
berdasarkan tabel di atas.
Perusahaan AAA
Perusahaan BBB
Dari perhitungan di atas, nampak bahwa perusahaan AAA sekarang bisa masuk ke pasar
floating rate dengan tingkat bunga LIBOR. Beban bunga ini lebih kecil dibandingkan kalau
perusahaan AAA tersebut langsung masuk ke pasar floating rate, di mana perusahaan tersebut
harus membayar sebesar LIBOR + 0,5%. Penghematan yang terjadi adalah 0,5%. Sedangkan
perusahaan BBB Bisa menghemat 1% dengan melakukan swap. Apabila perusahaan tersebut
langsung masuk kepasar fixed, tingkat bunga yang harus dibayar adalah 12%. Dengan
transaksi swap, beban bunga yang dibayar adalah 11%.
Spread kualitas yang sebesar 1,5% dibagi oleh kedua perusahaan tersebut dengan alokasi
sebagai berikut ini.
1,5% = 0,5% + 1%
Perhatikan bahwa spread kualitas sebesar 1,5% bisa dibagi di antara dua perusahaan
tersebut dengan alokasi yang berbeda. Pada kenyataannya penghematan yang bisa diperoleh
oleh perusahaan tersebut sangat tergantung dari kekuatan tawar menawar perusahaan yang
terlibat dalam transaksi swap. Perusahaan dengan kekuatan tawar menawar yang kuat akan
memperoleh penghematan yang lebih besar dari spread kualitas tersebut. Yang jelas kedua
perusahaan tersebut sama-sama akan memperoleh penghematan positif. Situasi semacam ini
merupakan win-win situation di mana semua pihak memperoleh manfaat.
Menggunakan perantara
Dalam contoh di atas, perusahaan bisa langsung menemukan pihak lain tanpa melalui
perantara. Dalam praktek, perantara biasanya diperlukan untuk memperlancar transaksi swap.
Bahkan perantara keuangan, seperti bank, sering bertindak sebagai market maker (dealer)
dalam pasar swap. Bank tersebut bersedia melakukan transaksi dengan pihak yang
membutuhkan baik tingkat bunga variabel maupun tingkat bunga tetap. Jika ada perusahaan
menginginkan pembayaran bunga tetap (seperti perusahaan AAA karena perusahaan AAA
mempunyai penghasilan bunga tetap), bank bersedia melakukan swap dengan perusahaan
tersebut.
Jika bank melakukan transaksi swap semacam itu, risiko perubahan tingkat bunga
berpindah dari perusahaan ke bank. Bank menerima pembayaran bunga tetap dari perusahaan
AAA, tetapi membayar bunga veriabel ke perusahaan AAA. Bank kemudian mengelola
risiko tersebut dengan mencari pihak lain yang ingin melakukan swap yang berkebalikan
dengan swap perusahaan AAA. Jika perusahaan AAA menginginkan pembayaran bunga
tetap, pihak yang diinginkan oleh bank adalah perusahaan yang menginginkan pembayaran
bunga variabel. Perusahaan BBB merupakan contoh yang tepat untuk pihak tersebut. Dengan
demikian, pada akhirnya bank bertindak sebagai perantara antara perusahaan AAA dengan
BBB, meskipun antara perusahaan AAA dengan perusahaan BBB tidak perlu bertatap muka
secara langsung, atau melakukan transaksi dengan bank pada saat yang bersamaan.
Perusahaan AAA bersedia membayar bank bunga tetap sebesar 9,25%. Sebagai gantinya
bank membayar perusahaan tersebut bunga variabel sebesar LIBOR. Kemudian bank tersebut
menemukan perusahaan BBB yang menginginkan pembayaran bunga variabel, karena
penghasilannya berasal dari bunga variabel. Perusahaan BBB bersedia membayar sebesar
LIBOR ke bank, dan bank bersedia membayar bunga tetap sebesar 8,75% ke perusahaan
tersebut.
Setelah transaksi tersebut, penghasilan yang diperoleh perusahaan AAA, BBB dan bank
adalah sebagai berikut.
Perusahaan AAA
Bersih + 0,75%
Perusahaan BBB
Bank
Bersih + 0,50%
Setelah transaksi, perusahaan AAA dan BBB bisa memperoleh penghasilan yang pasti
sebesar 0,75%. Sedangkan bank bisa memperoleh penghasilan sebesar 50 basis point (bps)
atau 0,5%. Perhatikan bahwa bank bersedia melakukan transaksi swap karena dia akan
memperoleh penghasilan dari transaksi tersebut. Risiko perubahan tingkat bunga yang
ditanggung bank juga bisa dikelola dengan menyeimbangkan transaksi swap perusahaan
AAA dengan perusahaan BBB.
Aset Pasiva
Aset dengan kas dalam US$ Obligasi dengan tingkat bunga tetap 6%
denominasi Mark Jerman
Aset Pasiva
Aset dengan kas dalam Mark jerman Obligasi dengan tingkat bunga tetap 10%
denominasi US$
Misalkan sekarang tingkat suku bunga turun menjadi 5% di jerman, dan 7% di AS.
Karena tingkat bunga turu, perusahaan akan lebih menguntungkan jika melunasi utang lama.,
menerbitkan utang baru (dengan tingkat bunga yang lebih rendah). Dan barangkali
melakukan transaksi swap lagi. Dengan tingkat bunga yang baru, nilai utang yang lama
menjadi DM71,91 juta dan US$42,1 juta. Nilai tersebut merupakan present value (dengan
discount rate adalah tingkat bunga yang baru) alitan kas yang masih tersisa tiga tahun
mendatang.
= DM71,91 juta
= $42,1 juta
Missal, dolar apresiasi terhadap DM karena penurunan tingkat bunga dolar lebih besar
dibandingkan penurunan tingkat bunga Jerman. Kurs DM/$ yang baru menjadi jika tidak
memasuki swap, perusahaan DM1,80/$.
Aset Pasiva
Obligasi dengan tingkat bunga 11%, Obligasi dengan tingkat bunga LIBOR +1%
Denominasi dalam U$ denominasi Mark Jerman
Aset Pasiva
Obligasi dengan tingkat bunga LIBOR + 2%, Obligasi dengan tingkat bunga tetap 10%
denominasi dalam DM denominasi US$
Kedua perusahaan kemudian bisa melakukan swap agar sisi aset dengan kewajiban
menjadi seimbang. Bagan berikut ini menunjukkan pertukaran (swap) tersebut. Swap
dilakukan dengan menyamakan present value dari dua aliran kas dengan denominasi yang
berbeda, dengan menggunakn kurs tertentu, misal kurs sekarang atau kurs forward. Jika ada
selisih (present dari perusahaan A berbeda dengan present value dari perusahaan B),
penyesuaian bisa dilakukan, misal dengan membayar di muka perbedaan selisih tersebut.
Penjual swap (misal bank) biasanya mengutip kurs swap mencantumkan tingkat bunga
tetap tertentu. Misal, bank mengutip tingkat bunga 8,50-8,80% untuk pembayaran bunga
LIBOR. Berarti bank bersedia membeli swap dengan membayar bunga 8,5% dan menerima
bunga LIBOR, atau bersedia menjual swap dengan menerima bunga 8,8% dan membayar
bunga sebesar LIBOR. Pembayar bunga tetap dikatakan mempunyai posisi short. Dalam
pasar obligasi, kalau tingkat bunga naik, yang berarti nilai obligasi turun, posisi short obligasi
akan menghasilkan keuntungan. Sebaliknya, jika tingkat bunga turun yang berarti nilai
obligasi naik, posisi short obligasi menghasilkan kerugian. Pembayar bunga tetpa dikatakan
mempunyai posisi short karena kalau tingkat bunga naik, pembayar bunga tetap dalam swap
akan memperoleh keuntungan. Sebaliknya, jika tingkat bunga turun, pembayar bunga tetap
akan mengalami kerugian karena harus membayar tingkat bunga yang lebih tinggi.
Untuk argentina, pada juli 1985, bank bersedia membeli utang argentina sebear 60% dari
nilai nominal utang, dan bersedia menjual dengan 65% dari nominal. Selisih kurs jual beli
merupakan keuntungan bank tersebut. Untuk negara peru, harga tersebut bisa mencapai 2-7%
pada januari 1988, mengindikasikan bahwa pasar menaruh kepercayaan yang rendah terhadap
kemungkinan terbayarnya utang tersebut.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Swap merupakan suatu instrumen derivatif, di mana terdapat dua pihak saling
mempertukarkan suatu aliran arus kas dengan aliran arus kas lainnya.
2. Terdapat dua jenis swap suku bunga. Pertama adalah swap suku bunga satu mata uang
(single-currency interest rate swap). Jenis ini biasanya disingkat dengan swap suku
bunga (interest rate swap). Jenis kedua dapat disebut dengan dengan swap suku bunga
antar mata uang (cross-currency interest rate swap). Jenis ini biasanya cukup disebut
dengan swap mata uang (currency swap).
3. Swap tingkat bunga merupakan perjanjian pertukaran pembayaran bunga selama
periode tertentu. Pihak pertama membayar bunga tetap, sedangkan pihak kedua
membayar bunga yang bersifat variabel (floating rate).
4. Swap mata uang pada dasarnya sama dengan swap tingkat bunga, yaitu pertukaran
aliran kas, kecuali swap mata uang melibatkan lebih dari satu mata uang. Aliran kas
yang dipertukarkan bisa aliran kas tetap dengan tetap, atau tetap dengan tetap, atau
tetap dengan variabel. Swap mata uang merupakan kontrak swap pertama kali.
5. Berikut ini variasi swap tersebut: Amortizing, Accreting, dan Roller Coaster Swap,
Zero-cuopon Swap, Basis rate Swap, Forward Rate Swap, Opsi atas Swap
6. Swap utang saham mulai populer dilakukan sejak krisis utang negara berkembang.
Pada tahun 1980-an negara berkembang tidak bisa membayar utang-utangnya.
7. Terdapat tujuh risiko dalam swap suku bunga dan mata uang.
DAFTAR PUSTAKA