Anda di halaman 1dari 3

KEPEMIMPINANAN YANG BERJIWA WIRAUSAHAWAN

Tujuan Ringkasan Ini Untuk Mengetahui Tentang :


1. Kepemimpinan dan wirausahawan
2. Kepemimpinan dan kaderisasi dalam perspektif manajemen kepemimpinan
3. Tujuan kaderisasi dalam perspektif manajemen kepemimpinan
4. Pengaruh kaderisasi bagi pengembangan suatu organisasi
5. Kepemimpinan yang otoriter dan tidak amanah

1. Kepemimpinan dan wirausahawan


Karakteristik dari entrepreneur yaitu:
a. Memiliki karakteristik yang supel dan mudah diajak bergaul serta tidak mudah tersinggung
b. Memiliki sifat dan karakter yang santun baik dalam tutur kata dan perbuatan
c. Jujur dan disiplin.
d. Memiliki visi dan misi yang jelas serta melakukan pekerjaan dengan penempatan target
yang terukur
e. Memiliki ambisi , berfikiran positif
Sifat kerja keras tercermin pada sikap mantan presiden B.J Habibie selama ia menjadi
presiden ia hanya tidur 4-5 jam dan selebihnya dipakai untuk bekerja, buktinya hingga
Indonesia dikenal diseluruh dunia sebagai satu negara yang mampu memproduksi pesawat
terbang.

2. Kepemimpinan dan kaderisasi dalam Bisnis


 Pemimpin dan kaderisasi adalah dua kata yang sulit untuk bisa dipisahkan, dalam arti bisa
dikaji secara terpisah namun harus selalu dilihat sebagai satu persatuan
 Pemimpin yang bijaksana cenderung memikirkan perubaha yang yang lebih baik pada pasca
kekuasaannya. Ia menginginkan pengganti dirinya adalah lebih baik dari dirinya.
 Tujuan pemimpin membuat keputusan untuk menciptakan kaderisasi kepemimpinan yaitu:
a. Memberikan suatu kondisi stabilitas , sehingga perencanaan pembangunan yang telah
dilakukan dapat terus dilaksanakan.
b. Dapat mempertahankan pelaksanaan pekerjaan yang diperkirakan tidak dapat diselesaikan
dalam jangka waktu menengah namun bersifat jangka panjang
c. Menciptakan pengembangan dan pembangunan yang berkelanjutan

3. Pengaruh kaderisasi kepemimpinan terhadap suatu organisasi


 Keputusan recruitment and positioning yang tepat sangat membantu pembentukan kaderisasi
yang dimaksud, sehingga wajar jika perusahaan mencari pengganti terbaik yang bisa
diempatkan pada setiap posisi pada saat seorang karywan dilakukan tindakan promosi ke
jenjang berikutnya.
 Manfaat konsep kepemimpinan demokratis:
a. Para pemimpin dapat lebih mengenal setiap kader yang akan dipromosikan suatu saat
b. Pemahaman pemimpin kepada diri seorang karyawan tidak hanya sebatas pada kepemilikan
kopetensi keilmuan saja, tetapi juga pada sisi psikologis diri karyawan yang bersangkutan
c. Memiliki arti besar dalam mendorong pembentukkan manajemen yang berkelanjutan
 Dampak jangka panjang dan jangka pendek organisasi yang tidak menerapkan kaderisasi
kepemimpinan
a. Dalam jangka pendek memungkinkan organisasi mengalami penurunan kinerja karena sosok
pemimpin yang selama ini dianggap karyawan sebagai contoh atau tauladan tidak dimiliki
lagi.
b. Dampak jangka panjang, memungkinkan organisasi tersebut kehilangan banyak target yang
selama ini telah direncanakan karena berbagai visi dan misi yang dirancang tidak dapat
dilaksanakan disebabkan tidak ada calon pemimpin yang mengerti dengan baik bagaimana
mewujudkan visi dan misis tersebut.
4. Kepemimpinan yang otoriter dan tidak amanah
 Ada beberapa pemimpin yang tidak amanah, dalam arti ketika diberi kesempatan untuk
memimpin cenderung melasanakan kepemimpinannya dengan seluas-luasnya, dan berusaha
membuat orang lain merasa takut terhadap kekuasaan yang dimiliknya, sementara disisi lain
sering mengkritisi pihak-pihak yang dianggap tidak amanah dalam memimpin, atau seperti kata
pepatah “gajah di pelupuk mata tidak kelihatan namun semut diseberang melihat”
 Untuk menerpkan konsep kepemimpinan yang demokratis diperlukan pemahaman yang
mendalam tentang kondisi para pegawai. Misalkan pada saat pimpinan perusahaan yang biasa
menerapkan konsep otoriter kepada karyawan, namun ketika bisnis diambil alih oleh anaknya
atau dengan kata lain sang ayah mewariskan usaha kepada sang anak, maka ketika sang anak
menerapkan konsep kepemimpinan demokratis ada hal yang diperlukan yaitu:
a. Pihak karyawan telah terbiasa bekerja dengan konsep kepemimpinan yang keras dan
otoriter, sehingga jika dilakukan perubahan ke model kepemimpinan yang demokratis
dengan menampung aspirasi para bawahan maka ada banyak keluhan, saran dan kritikan
yang datang. Ini bisa mengakibatkan pihak pimpinan kewalahan dalam menerima dan
menyelesaikan semuanya dengan cepat
b. Pada masa transisi perubahan dari system otoriter ke demokrasi memungkinkan bisa
menyebabkan perubahan dalam bentuk sisi tidak terkecuali pro dan kontra dari kalangan
internal dan eksternal.

5. Pengaruh kepemimpinan terhadap kualitas kerja


 Pada era globalisasi kepemimpinan yang butuhkan adalah yang memiliki nilai kompetensi
tinggi, dan kompetensi itu bisa diperoleh jika pemimpin tersebut telah memiliki experience
(pengalaman) dan science (ilmu pengetahuan) yang maksimal
 Seorang pemimpin memiliki pengaruh besar dalam mendorong peningkatan kinerja pada
karyawan, sehingga peningkatan kinerja bawahan memiliki pengaruh pada penciptaan kualitas
kerja sesuai dengan pengharapan. Artinya para mitra bisnis dan konsumen akan menyukai hasil
produk(output) yang dihasilkan, dan ini berdampak pada kondisi peningkatan perolehan
keuntungan perusahaan khususnya.
 Ada adigum yang berlaku dalam dunia kepemimpinan bahwa seorang pemimpin yang baik
adalah pemimpin yang paling sedikit memimpin, tapis orang pemimpin yang tidak baik adalah
pemimpin yang terlalu banyak memimpin, artinya jika seorang pemimpin terlalu banyak
mengurusi berbagai urusan setiap keputusan ssangat tergantung pada diri pemimpin tersebut
maka pemimpin telah menciptakan kondisi ketergantungan yang begitu tinggi pada dirinya.
 Syarat pemimpin yang baik adalah memahami sepuluh hukum human relation dengan baik,
hukum tersebut yaitu:
1) Adanya sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan pribadi para anggota
organisasi yang bersangkutan
2) Suasana dan iklim kerja yang menyenangkan dan penuh persahabatan
3) Informalitas yang dipadu secara baik dengan formalitas dalam interaksi antara pemimpin
dan bawahan
4) Tidak memberlakukan manusia sama dengan mesin
5) Pengembangan kemampuan bawahan sampai ke tingkat yang maksimal
6) Pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan, bukan yang bersifat rutin
7) Pengakuan dan penghargaan atas pelaksanaan tugas dengan baik
8) Sarana dan prasarana kerja yang memadai
9) Penempatan yang teapt berdasarkan keahlian , keterampilan dan pengalaman seseorang
10) Balas jasa yang setimpal dengan jasa yang diberikan yang sekaligus dapat menjamin taraf
hidup yang wajar.

6. Hubungan pemimpin dan karyawan dalam perspektif manajemen keputusan


 Hubungan antara pemimpin dan karyawan / peagwai, sangat dipengaruhi oleh gaya pemimpin
yang dimiliki. Ini disebabkan pemimpin memiliki kekuasaan dan otoritas lebih dalam usaha
membentuk terwujudnya suatu model manajemen organisasi yang diharapkan.
 Dua gaya kepemimpinan yang diharapkan yaitu:
a. Pemimpin dengan gaya orientasi tugas (task-oriented)
o Gaya kepemimpinan ini cenderung sangat mengejar target penjualan atau pekerjaan
project dengan hasil maksimal, dan mnempatkan para karyawan serta seluruh sumber
daya yang dimiliki demi tercapainya target.
o ciri-ciri :
a) menghindari sifat suka melalaikan tugas
b) mengedepankan profesionalitas hasil kerja sesuai dengan target.
c) Menghindari cacat kerja atau produk yang tidak sempurna
d) Mengedepankan service purna jual kepada para konsumen , klien,dan lainnya
b. Pemimpin dengan gaya orientasi pegawai (employee-oriented)
o Pemimpin yang memiliki pandangan dan konsep kaderisasi, terlihat dengan cara
pemimpin berusaha membesarkan para karyawan yang dianggap memiliki potensi untuk
dididik dan diberi pelatihan kepemimpinan, dengan tujuan pegawai tersebut suatu saat
diharapkan akan mampu memberi pengaruh bagi kemajuan organisasi.
 Yang harus diperhatikan oleh seorang pimpinan pada saat ia berkeinginan memutuskan dan
melaksanakan keputusan yang dibuatnya yaitu memahaminya dalam bentuk pertanyaan.
 Pertanyaan tersebut diantaranya:
a) Apakah keputusan yang akan dibuat memrlukan penyelesaian yang berkualitas tingi?
b) Apa informasi tambahan yang diperlukan, siapa yang memilikinya dan bagaimana cara
mengumpulkannya.
c) Apakah saya sanggup memecahkannya sendiri, apakah saya perlu bantuan bawahan atau
konsultan?
d) Apakah bawahan juga berkepntingan dalam tujuan yang ingin dicapai dalam memecahkan
masalah?

7. Solusi dalam menyelesaikan masalah dalam hubungan kepemimpinan dan karywan


 Solusi secara umum yang diterapkan dalam menyelesaikan masalah dalam bidang
kepemimpinan yaitu:
a. Membangun dan menghilangkan semangat kemalasan dikalangan para karyawan
b. Pimpinan agar selalu melakukan upgrade pada ilmu yang dimiliki, dengan tujuan agar
perkembangan ilmu yang terjadi disetiap waktu dapat terus diterapkan diperusahaan
c. Pemimpin harus mampu memperlihatkan sisi positif pada dirinya sehingga ia menjadi pihak
yang selalu diteladani
d. Memperhatikan tingkat kesejahteraan para karyawan, serta mengkampanyekan dengan
tujuan perusahaan pada tahun depan yang harus disiapkan serta apa dampaknya bagi
karywan jika semua itu dapat diwujudkan dengan baik, seperti ada tambahan bonus

Anda mungkin juga menyukai