Anda di halaman 1dari 9

Leadership 

atau kepemimpinan merupakan skill yang paling diperhitungkan oleh


perusahaan dalam menerima karyawan baru. Sebenarnya, mengapa
kemampuan leadership menjadi sangat penting dan bagaimana cara membangunnya?

Leadership dalam Perusahaan
Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi,

mengarahkan, memotivasi, serta mengawasi orang lain agar mereka dapat

menyelesaikan tugas yang telah ditargetkan guna mencapai tujuan tertentu.

Maka, tak heran jika leadership disebut sebagai bagian inti dari manajemen perusahaan.

Sebab, melalui sistematika leadership yang baik, peluang akan tercapainya target dan

tujuan perusahaan pun jadi memperbesar.

Oleh karenanya, tiap perusahaan diharapkan mempunyai sistem kepemimpinan yang kuat

agar efektivitas dan optimalisasi bisnis pun dapat tercapai.

Pentingnya Leadership bagi Perusahaan
Di balik suksesnya suatu perusahaan, pasti tidak hanya satu ‘kepala’ saja yang

bekerja. ‘Kepala-kepala’ yang pada dasarnya menjadi tonggak perusahaan ini, tentu

harus memiliki arahan agar tercipta suatu integritas yang memandang pada satu

tujuan yang sama pula.

Dari sinilah leadership memegang peranan penting sebagai kunci keberhasilan dalam tim.

Tiap-tiap keputusan, gerakan, dan laju pembangunan perusahaan membutuhkan suatu

arahan yang terintegrasi dalam sistem kepemimpinan perusahaan.

Dengan demikian, kekuatan leadership yang baik disertai kerja sama tim yang baik pula

akan memperlancar pencapaian visi dan misi perusahaan. Segala hambatan dan rintangan

dalam proses pencapaian tujuan pun dapat dihadapi bersama-sama oleh tim.

Dasar-dasar Leadership dalam


Manajemen Perusahaan
Leadership, Blog SimpliDOTS / By Jowan Kho

Leadership (kepemimpinan) merupakan bagian dan inti dari manajemen


perusahaan. Melalui leadership yang baik, akan memperbesar kemungkinan
manajemen untuk mencapai tujuannya. Leadership meliputi segala wewenang
seorang pemimpin (leader) dalam mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau
suatu kelompok tertentu. Seorang pemimpin dituntut untuk aktif dalam membuat
rencana, mengkoordinasi anggota, melakukan eksperimen dan memimpin pekerjaan
untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam praktiknya, kepemimpinan akan tampak cenderung mempengaruhi orang-
orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun
diarahkan oleh sang pemimpin.
Motivasi orang untuk mendorong atau memimpin seseorang untuk melakukan
sesuatu pada hakikatnya ada dua macam, yaitu motivasi ekstrinsik (dari luar) dan
motivasi intrinsik (dari dalam). 
Leadership dalam Perusahaan
Setiap perusahaan memerlukan kepemimpinan yang kuat untuk meningkatkan
efektivitas dan mengoptimalisasi bisnisnya. Dalam sebuah perusahaan, menjadi
seorang leader yang baik seharusnya lebih menekankan pada pengembangan
keterampilan dan kemampuan memimpin secara terus-menerus.
Seorang pemimpin yang ideal tidak boleh mendominasi orang lain namun harus
membimbing individu yang ada di bawahnya, misalnya dengan memberi arahan
untuk mencapai tujuan perusahaan. Seorang pemimpin perusahaan juga harus
bertindak secara bertanggung jawab, optimis, empatik, dan harus memahami
kebutuhan anggota kelompoknya. Seseorang yang akan berhasil menjadi pemimpin
adalah Individu yang ambisius, memiliki tingkat energi yang tinggi, berkeinginan
kuat, percaya diri, cerdas, berpengetahuan mendalam, jujur, dan fleksibel.
Leadership harus disertai dengan kemampuan komunikasi yang efektif, kemampuan
menyelesaikan konflik, dan tahu cara memecahkan masalah-masalah yang dapat
terjadi dalam sebuah kelompok. 
Pemimpin juga harus bisa mengkomunikasikan misi, visi, dan kebijakan perusahaan
dengan jelas kepada para anggota yang berada di dalam perusahaan. Selain itu,
perlu juga untuk membangun moral karyawan dan membantu karyawan tumbuh
secara profesional dan berkontribusi secara positif terhadap misi perusahaan.
Karakter Leadership

source : unsplash.com
Dalam proses leadership, seorang pemimpin harus mampu membimbing, memberi
pengarahan, mempengaruhi perasaan, mempengaruhi perilaku, memfasilitasi, dan
menggerakkan orang lain untuk bekerja menuju sasaran yang diinginkan. Semua
yang dilakukan seorang leader harus bisa dimengerti oleh setiap anggota tim
perusahaan. 
Seorang pemimpin tidak hanya berorientasi pada proses saja, melainkan juga dapat
menetapkan dengan jelas apa saja hasil yang harus dicapai. 
Baca juga : Pengertian Manajemen Supply Chain dan 6 Tantangan & Solusi Untuk
Perusahaan
3 Jenis Pendekatan Leadership dalam Perusahaan
Setidaknya, ada 3 pendekatan leadership atau kepemimpinan yang akan menjadi
ukuran dalam menentukan kelayakan individu sebagai seorang pemimpin. Ketiga
pendekatan tersebut meliputi sifat, perilaku, dan situasional.
 Sifat
Pendekatan karakter atau sifat berguna untuk memandang kepemimpinan sebagai
suatu kombinasi dari sifat-sifat yang tampak dari seorang pemimpin. Ada sejumlah
sifat/ karakteristik tertentu yang berkaitan dengan keberhasilan dan kegagalan dari
pemimpin.
 Perilaku
Pendekatan perilaku memiliki fokus  kepada perilaku calon pemimpin tentang apa
yang diperbuat dan bagaimana melakukannya. Pendekatan ini bermaksud
mengidentifikasikan perilaku-perilaku yang berhubungan ataupun menghasilkan
kepemimpinan yang lebih efektif. Melalui pendekatan ini, keberhasilan dari seorang
pemimpin dikatakan bergantung pada perilaku-perilaku yang diterapkannya.
 Situasional
Sedangkan pendekatan situasional diambil dari beberapa anggapan bahwa
efektivitas dari pemimpin tidak hanya ditentukan oleh gaya pimpinan secara individu,
tetapi juga ditentukan oleh situasi yang ada dari kepemimpinan tersebut. Contohnya
bisa dari tugas-tugas yang dilakukan setiap harinya, keterampilan, harapan atau
ekspektasi dari para bawahan, lingkungan kerja dan sebagainya.
Baca juga : Strategi Mendistribusikan Produk Baru Dan Memilih Strategi Yang Tepat
Peran-Peran Penting Leadership

source : unsplash.com
Pergerakan dari sebuah kelompok, organisasi, dan institusi tentu sangat dipengaruhi
oleh seorang pemimpin. Bahkan pemimpin juga yang menentukan kesuksesan dari
sebuah tim tersebut. Bagi sebuah perusahaan, leadership menjadi salah satu faktor
penentu paling besar untuk keberhasilan dalam mencapai target. Apa saja sih
peran-peran penting seorang pemimpin?
1. Menyusun Kebijakan Tim
Seorang leader harus mampu memberi keputusan mengenai segala tindakan yang
harus dilakukan oleh timnya. Maka dari itu, leader harus memperhatikan beberapa
hal untuk menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan. Pertimbangan
tersebut bisa meliputi risiko yang mungkin muncul, analisa respon klien, dan
sebagainya. 
2. Mendelegasikan Tugas
Setelah mengambil kebijakan untuk tim, seorang leader harus memikirkan pula
strategi yang tepat agar semua aktivitas perusahaan berjalan dengan lancar.
Sangatlah penting bagi para anggota perusahaan untuk mendapatkan berbagai
tugas yang sesuai dengan skills/kemampuan mereka masing-masing. Sebagai
leader, kemampuan untuk menempatkan dan mendelegasikan tugas yang tepat
kepada anggota perusahaan akan meningkatkan efisiensi perusahaan secara
signifikan.
3. Mengkoordinasikan Semua Elemen Perusahaan
Bukan hanya anggota saja, leader juga harus memperhatikan koordinasi antara
atasan dan bawahan, serta dengan beberapa unit lain yang ada dalam lingkungan
perusahaan. Seorang leader yang baik akan mampu mewujudkan hal tersebut
sehingga terbangun hubungan yang harmonis dan produktif antar seluruh elemen.
Selain itu, jika seluruh elemen terkoordinasikan dengan baik, maka visi perusahaan
akan lebih mudah diwujudkan.
4. Melakukan Evaluasi 
Setelah memastikan semuanya sanggup melakukan tugas dan fungsinya dengan
benar, maka langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi. Setelah melakukan
evaluasi, maka akan diketahui beberapa hal yang harus mengalami perbaikan atau
bahkan inovasi yang harus dilakukan untuk terus mengembakan perusahaan. 
5. Mengendalikan Wewenang Anggota dalam Perusahaan
Salah satu fungsi lain leadership yang tidak kalah pentingnya adalah pengendalian
wewenang dalam sebuah perusahaan. Pada dasarnya, sebuah perusahaan besar
yang telah beroperasi dalam waktu yang lama, harusnya telah menetapkan
wewenang-wewenang anggota perusahaan sesuai dengan kapasitasnya sehingga
antar anggota tidak terjadi konflik wewenang dan menjamin kelancaran komunikasi. 
Bagaimana dengan wewenang seorang pemimpin? Wewenang seorang pemimpin
meliputi kegiatan dan tindakan sebagai berikut:
 Pengambilan keputusan dan Pengembangan imajinasi
 Pendelegasian wewenang kepada bawahan
 Pengembangan kesetiaan para bawahan
 Pemrakarsa, penggiat, dan pengendalian rencana-rencana perusahaan
 Pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
 Pelaksanaan keputusan dan pemberian dorongan kepada para pelaksana
 Pelaksanaan kontrol dan perbaikan kesalahan-kesalahan
 Pemberian tanda penghargaan kepada bawahan yang berprestasi
 Memberikan dan meminta pertanggungjawaban dari semua bagian.
Baca juga : 7 Manfaat Sales Gamification yang Terbukti Meningkatkan Penjualan
Apa Saja Kualifikasi Seorang Leader?
Tanggung jawab seorang pemimpin terdiri dari 2 tahap sangat penting, yaitu
kewajiban untuk menyelesaikan tugas dan pertanggungjawabkan kepada atasan
atau orang lain yang telah mendelegasikan wewenang kepada seorang pemimpin.
Kualifikasi yang dibutuhkan seorang leader umumnya yaitu:
 Memiliki pemahaman yang baik akan suatu perusahaan, baik melalui belajar dan
pengalaman
 Mampu mengajarkan materi perusahaan kepada orang lain
 Sanggup mengaplikasikan prinsip-prinsip perusahaan dalam operasional sehari-
harinya
 Mampu Memonitoring dan Merefleksikan hasil kerja untuk perkembangan
selanjutnya
 Mampu berkomunikasi dengan baik dengan semua pihak yang berhubungan dengan
perusahaan 
 Berjiwa sosial dan objektif dalam mengambil keputusan
 Sehat jasmani dan rohani
Gaya-gaya Leadership

source : unsplash.com

Semua pemimpin tidak umumnya tidak akan memiliki sikap atau perspektif yang
sama. Kepemimpinan yang baik seharusnya dapat mendorong anggota-anggota
perusahaan untuk mencapai hasil yang maksimal untuk perusahaan.Meskipun
hingga saat ini belum terdapat kesepakatan secara bulat mengenai klasifikasi gaya
kepemimpinan, setidaknya ada 5 (lima) gaya kepemimpinan yang diakui
keberadaannya. Berikut ini ulasan mengenai kelima gaya Leadership tersebut. 
1. Gaya Otokratik
Gaya Otokratik, merupakan gaya leadership yang memiliki rasa egoisme yang
besar. Pemimpin tipe otokratik biasa memiliki ekspektasi yang tinggi dalam hal 
kedisiplinan kerja  karyawan, karena mereka menganggap bahwa kedisiplinan
karyawan adalah wujud kesetiaan karyawan terhadap mereka. 
Pemimpin seperti ini cenderung menganggap bahwa dirinya memiliki peranan
penting dalam perusahaan dan mereka umumnya akan enggan membagi wewenang
kepada orang lain.
Kepemimpinan gaya otokratik biasanya akan menuntut ketaatan yang penuh dari
bawahan dan bersifat kaku dalam membuat peraturan sehingga anggota
perusahaan yang tidak menaati peraturan biasanya akan mengalami tindakan punitif
(Contohnya seperti ancaman, hukuman dan surat peringatan).
2. Gaya Paternalistik
Gaya pemimpin yang paternalistik banyak terdapat di lingkungan masyarakat yang
bersifat tradisional terutama masyarakat agraris. Pemimpin dengan gaya
paternalistik cenderung menganggap dirinya sebagai bapak yang bersifat melindungi
dan memperhatikan kepentingan karyawan. 
Selain itu, pemimpin tipe paternalistik menganggap bahwa legitimasi
kepemimpinannya adalah hal yang wajar dan tidak harus dipertanyakan, sehingga
dalam memberikan perintah dan pengambilan keputusan biasanya dia tidak akan
melibatkan karyawan. Bukan hanya pengambilan keputusan yang bersifat
sentralistik, pemimpin ini juga biasanya banyak memberikan nasihat dan tuntunan
kepada para anggota perusahaan, meskipun mereka tidak membutuhkannya.
Gaya Kepemimpinan paternalistik tumbuh dan berkembang di lingkungan tradisional
yang masih kuat ikatan primordialnya, sehingga berdampak pada
karyawan/bawahan yang kurang dapat mengembangkan bakat dan potensi. Selain
itu, bawahan tidak didukung untuk berpikir kreatif dan inovatif.
3. Gaya Karismatik
Karakteristik yang khas dari gaya kepemimpinan kharismatik adalah daya tarik yang
memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang banyak. Pemimpin yang
kharismatik biasanya adalah seorang pribadi yang memiliki resume atau
pengalaman hidup yang dinilai impresif, sehingga mudah dikagumi oleh
bawahannya. 
4. Gaya Laissez-Faire
Gaya kepemimpinan laissez-faire cukup simpel karena pemimpin ini cenderung
menganggap bahwa pekerjaan akan berjalan lancar dengan sendirinya ketika
karyawan sudah mengerti tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh perusahaan
dan masing-masing mengetahui tugas masing-masing. 
Gaya pemimpin seperti ini cenderung memilih peranan yang pasif karena sering
membiarkan bawahan mereka berjalan sendiri tanpa banyak mencampuri cara dan
mekanisme detail dari kewajiban mereka.
Gaya kepemimpinan ini bisa dikatakan memberikan kepercayaan yang sangat besar
kepada bawahan karena pemimpin menganggap bawahan sudah dewasa, dapat
bertanggung jawab, dan mengerti tujuan perusahaan.
5. Gaya Demokratik
Pemimpin dengan gaya demokratik akan menganggap bahwa fungsi pemimpin
adalah sebagai koordinator dan integrator dari beberapa unsur dan komponen
organisasi. Dengan demikian, semua anggota akan bergerak secara sinergis dan
holistik.. 
Pemimpin dengan gaya demokratik kebanyakan akan melakukan keputusan secara
musyawarah dengan para anggota perusahaan, karena pemimpin demokratik
percaya akan keputusan yang adil.
Hubungan Leadership dan Manajemen

source : unsplash.com

Kepemimpinan (leadership) dan manajemen merupakan dua istilah berbeda yang


sering dianggap sebagai sinonim. Namun, kedua istilah ini sangat berbeda.
Leadership secara khusus adalah bagian dari manajemen itu sendiri. Sebagai
komponen yang sangat penting dari manajemen, perilaku kepemimpinan yang benar
akan  membangun lingkungan yang baik dan produktif bagi setiap anggota
perusahaan.
Perbedaan Leadership dan Manajemen
Untuk memudahkan perbedaan kedua hal ini, anggaplah bahwa seorang manajer
sudah pasti leader, sedangkan leader belum tentu seorang manajer. Secara khusus,
berikut ini beberapa perbedaan antara leadership dan manajemen. 
 Dari segi fokus, leadership berfokus pada tindakan mendengarkan, membangun
hubungan, kerjasama tim, menginspirasi, memotivasi dan membujuk. Sementara
manajemen berfokus pada perencanaan, pengorganisasian, penempatan staf,
pengarahan, dan pengendalian. 
 Dari segi otoritas, leadership mendapatkannya dari para pengikutnya, sedangkan
manajemen mendapatkan posisi otoritas dari organisasi atau perusahaan.
 Dari segi kebijakan, leadership kebanyakan mengikuti pengetahuan dan naluri
sendiri, sedangkan manajemen harus mengikuti kebijakan dan prosedur
perusahaan. 
 Dari segi interaksi, leadership berhubungan dengan anggota dan tim dalam suatu
perusahaan saja, sementara manajemen berurusan dengan dimensi teknis dalam
perusahaan.
 Dari segi evaluasi, leadership mengevaluasi individu berkaitan dengan potensi
kinerja karyawan di masa depan, sementara manajemen mengevaluasi melalui
catatan masa lalu dan kinerja saat ini. 
 Dari segi komunikasi, pemimpin cenderung menggunakan komunikasi verbal,
sedangkan manajemen cenderung menggunakan komunikasi tertulis.
Baca juga : Apa Itu Sales Force Automation (SFA) Bagi Perusahaan Distributor?
Cara Menjadi Leader yang Sukses

source : unsplash.com

Banyak orang yang ingin menjadi seorang pemimpin di sebuah perusahaan, apalagi
perusahaan besar dan terkenal. Namun yang perlu diingat, perjalanan karier dari
bawah untuk sampai di posisi pemimpin dalam sebuah perusahaan tidaklah mudah. 
Butuh kerja keras agar semua bisa terwujud. Berikut ini beberapa cara yang bisa
dilakukan agar menjadi seorang leader yang sukses.
1. Menjadilah Role Model yang Baik
Seorang pemimpin ibarat cermin bagi karyawan yang dipimpin. Segala tindak tanduk
pemimpin akan menentukan bagaimana seorang karyawan akan bersikap. Oleh
sebab itu, sebagai pemimpin harus mampu memberikan contoh yang baik kepada
bawahan. 
Contoh simple seperti seorang pemimpin yang ingin bawahannya datang ke kantor
tepat waktu, maka pemimpin tersebut harus terlebih dahulu melakukannya dan
menjadi role model untuk karyawan-karyawannya. 
2. Mengajak Bukan Memerintah
Kesalahan fatal bagi seorang pemimpin adalah selalu memberikan perintah kepada
bawahannya. Pemimpin tidak boleh hanya sekedar memberi perintah kepada
bawahannya, tetapi lebih dari itu, seorang pemimpin harus memiliki kerendahan hati,
keterbukaan hati, keinginan berdiskusi, serta terbuka dalam menerima kritik dan
saran karyawan.
3. Mengendalikan Emosi
Ketika emosi stabil, maka energi yang dikeluarkan tidak akan signifikan. Begitu pula
sebaliknya, emosi yang tinggi akan membutuhkan banyak energi. Pemimpin
hendaknya pandai dalam mengontrol emosi sehingga tidak menghasilkan
ketidaknyamanan atau konflik yang merugikan perusahaan.
Baca juga : Manfaat DMS Pada Manajemen Sistem Distribusi Di Era Teknologi 4.0
4. Mengasah Keterampilan dalam Memimpin
Menjadi seorang pemimpin yang ideal membutuhkan proses, apalagi menjadi
seorang pemimpin yang sukses. Setiap individu punya potensi untuk menjadi
seorang pemimpin, hanya saja cara bagi individu tersebut memperolehnya akan
menentukan hasil akhirnya.
Dengan perkembangan zaman, lebih bijak untuk menjadi seorang pemimpin yang
fleksibel dan bisa menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan situasi dan kondisi
yang sedang terjadi di lapangan. Cara ini merupakan cara terbaik untuk
mengembangkan keterampilan sebagai pemimpin. 
5. Mau Mengakui Kesalahan
Pemimpin juga adalah manusia yang pernah melakukan kesalahan. Sayangnya, ada
beberapa pemimpin yang tidak mau lapang dada mengakui kesalahannya. Seorang
pemimpin yang mau mengakui kesalahan dan rendah hati dalam menerima
masukan akan mendapatkan respect dari anggota perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai