Anda di halaman 1dari 9

NAMA : AGUSTINA ARIYANTI

NIM : 213020217017
MATA KULIAH: KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

A. GAYA KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN


KINERJA KARYAWAN PADA PT. SUMBER MAS INDAH PLYWOOD

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan kesuksesan pada
sebuah organisasi. Sebuah perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar
bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Perusahaan mengharapkan memiliki pekerja yang dapat
menunjang kegiatan perusahaan dan menguntungkan bagi perusahaan. Namun, untuk mendapatkan
pekerja yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan perusahan tentu tidak mudah. Masing-masing
dari setiap pekerja memiliki pengaruh yang berbeda dalam kegiatan perusahaan.

Karyawan memegang peran penting dalam menjalankan segala aktivitas perusahaan agar dapat
berkembang mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang mampu mengelola, mengarahkan, mempengaruhi, memerintah dan memotivasi
bawahannya untuk memperoleh tujuan yang diinginkan perusahaan. Selain itu, pemimpin harusnya
tetap memperhatikan semangat kerja yang dimiliki dari para pekerjanya.

Gaya kepemimpinan yang baik adalah gaya kepemimpinan yang dapat memberikan motivasi kerja
pada bawahannya. Karyawan dapat memandang pimpinannya sebagai pemimpin yang efektif atau
tidak, berdasarkan kepuasan yang mereka peroleh dari pengalaman kerja secara keseluruhan.
Kinerja karyawan akan baik apabila pimpinan dapat dapat memberikan motivasi yang tepat dan
pimpinan memiliki gaya kepemimpinan yang dapat diterima oleh seluruh karyawan dan mendukung
terciptanya suasanan kerja yang baik.

Dengan begitu, setiap karyawan akan menjalankan tugasnya dengan senang hati tanpa keterpaksaan
dan bisa memberikan hasil yang maksimal. Tetapi pada kenyataannya sistem yang sudah diterapkan
tersebut tidak sesuai dengan harapan para karyawannya. Hal ini bisa dilihat dari kinerja karyawannya
yang terus menurun. Maka, diperlukan gaya kepemimpinan yang efektif yang sesuai dengan situasi
dan kondisi orang yang dipimpin untuk meningkatkan semangat dan kegairahan kerja karyawannya,
sehingga tujuan perusahaan bisa tercapai.

Perusahaan banyak yang menderita kerugian karena kurangnya perhatian terhadap faktor manusia,
yang mana di dalam perusahaan faktor tersebut mempunyai peran yang cukup berarti dalam usaha
pencapaian tujuan perusahaan. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan di PT.

Gaya kepemimpinan

Pengertian gaya kepemimpinan

Gaya kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang untuk
mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Thoha menyatakan bahwa gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan
oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia
lihat. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya gaya kepemimpinan
adalah pola tingkah laku para pemimpin dalam mengarahkan para bawahannya untuk mengikuti
kehendaknya dalam mencapai suatu tujuan.

Macam-macam gaya kepemimpinan

1. Kepemimpinan direktif
Tipe ini sama dengan model kepemimpinan otokratis bahwa bawahan tahu dengan pasti apa
yang diharapkan darinya dan pengarahan yang khusus diberikan oleh pemimpin. Dalam
model ini tidak ada partisipasi dari bawahannya.

2. Kepemimpinan supportif
Kepemimpinan ini mempunyai kesediaan untuk menjelaskan sendiri, bersahabay, mudah
didekati, dan mempunyai perhatian kemanusiaan yang murni terhadap para bawahannya.

3. Kepemimpinan partisipatif
Pada gaya kepemimpinan ini pemimpin berusaha meminta dan menggunakan saran-saran
dari para bawahannya. Namun pengambilan keputusan masih tetap berda padanya.

4. Kepemimpinan berorientasi pada prestasi


Gaya kepemimpinan ini menetapkan serangkaian tujuan yang menantang bawahannya
untuk berpartisipasi. Pemimpin juga memberikan keyakinan kepada mereka bahwa mereka
mampu melaksanakan tugas pekerjaan mencapai tujuan secara baik .

Salah satu pendekatan yang dikenal dalam menjalankan gaya kepemimpinan adalah empat sistem
manajemen yang dikembangkan oleh Rensis Likert. Rensis Likert mengadakan studi pola dan gaya
pemimpin mendukung manajemen partisipatif.

1. Exsploitive autoritative
Manajer-manajer ini sangat otokratis, kurang percaya pada bawahan, komunikasi satu arah
ke bawah, memotivasi orang-orang melalui rasa takut dan jarang memberi ganjaran,
membatasi pengambilan keputusan pada tingkat teras, dan memperlihatkan karakteristik
yang sama.

2. Partisipative
Manajer-manajer seperti ini memiliki rasa yakin dan percaya pada bawahan dalam segala
hal, berusaha memperoleh ide-ide dan pendapat dari bawahan dan menggunakannya secara
konstruktif, memberika ganjaran ekonomi atas dasar keikutsertaan dan keterlibatan
kelompok dalam bidang-bidang seperti penyusunan tujuan, berkomunikasi dua arah dengan
rekan sekerja, mendorong adanya pengambilan keputusan pada semua tingkat organisasi
dan melaksanakan tugas bersama rekan sejawat dan bawahannya sebagai kelompok.
Gaya kepemimpinan yang efektif

Memiliki Etika dan moral yang tinggi. Gaya kepemimpinan yang sebaiknya dijalankan oleh seorang
pemimpin terhadap organisasinya sangat tergantung pada kondisi anggota organisasi itu sendiri.
Pada dasarnya tiap gaya kepemimpinan hanya cocok untuk kondisi tertentu saja. Dengan
mengetahui kondisi nyata anggota, seorang pemimpin dapat memilih model kepemimpinan yang
tepat. Tidak menutup kemungkinan seorang pemimpin menerapkan gaya yang berbeda untuk divisi
atau seksi yang berbeda.

Kinerja Karyawan

Pengertian Kinerja Karyawan

Prawirosentono menyatakan Kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh karyawan
dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka
upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral maupun etika. Baik tidaknya karyawan dalam menjalankan tugas yang diberikan
perusahaan dapat diketahui dengan melakukan penilaian terhadap kinerja karyawannya. Penilaian
kinerja sering kali menjadi sumber kerisauan suatu perusahaan, hal ini disebabkan karena adanya
ketidak pastian dalam sistem penilaian kinerja.

Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Karyawan

Kemajuan perusahaan sangat dipengaruhi oleh kinerja karyawannya. Setiap perusahaan akan terus
berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawannya agar dapat mencapai hasil kerja yang baik dan
memuaskan. Setiap pemimpin mempunyai kewenangan dan tanggung jawab dalam menentukan
seluruh kegiatan diperusahaan, setiap manajer atau pimpinan organisasi tertentu memiliki tanggung
jawab yang besar dalam seluruh proses yang biasanya termasuk dalam manajemen sumber daya
manusia yang berkaitan dengan para pegawai yang berada dalam kewenangannya, sehingga
dibutuhkan kemampuan dan keterampilan yang tinggi untuk memimpin karyawannya dalam
perusahaan. Dalam konteks ini, motivasi menjelaskan suatu aktifitas manajemen atau sesuatu yang
dilakukan seorang manajer untuk membujuk atau mempengaruhi bawahannya untuk bertindak
secara organisatoris dengan cara tertentu agar dapat menghasilkan kinerja yang efektif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Masalah yang dihadapi perusahaan

Melalui data yang dikumpulkan akan dianalisis masalah yang dihadapi perusahaan.

Analisis permasalahan ini sangat berguna sebagai bahan pemikiran dan pertimbangan dalam
pembuatan keputusan manajemen. Beberapa manfaat akan diperoleh dari hasil analisis dan dapat
dipergunakan sebagai bahan evaluasi kebijakan, yang selama ini memberikan hasil yang kurang
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan.
Sumber Mas Indah Plywood di dalam menjalankan operasional perusahaan kurang mempercayai
kemampuan bawahannya, hal ini bisa dilihat dari pengambilan keputusan terhadap masalah yang
terjadi pada perusahaan yang secara langsung diambil keputusan tanpa melalui perundingan atau
diskusi dengan bawahannya, sehingga komunikasi yang terjadi di PT. Sumber Mas Indah Plywood ini
adalah komunikasi satu arah.

Pimpinan sering memberi perintah kepada bawahannya dan memberikan standar pada semua tugas
yang diberikan dan tidak mau menerima saran dari bawahannya. Mereka cenderung melaksanakan
tugas dengan terpaksa, mereka hanya akan bekerja lebih giat bila ada pimpinan yang mengevaluasi
dan sebaliknya mereka akan malas untuk bekerja bila pimpinannya tidak ada. Karyawan akan merasa
tertekan dengan kondisi kurang menyenangkan ini.

Analisis Gaya Kepemimpinan

Gaya Kepemimpinan yang Diterapkan Perusahaan

Dalam penelitian ini digunakan daftar pertanyaan yang didasarkan pada teori yang dikemukakan
oleh Rensis Likert. Dari hasil riset yang telah dilakukannya Likert menyimpulkan dan
mengkategorikan empat macam gaya kepemimpinan yang masing-masing mempunyai ciri-ciri
tersendiri. penelitian ini digunakan daftar pertanyaan kepada responden yang sudah disediakan
beserta jawabannya. Dalam daftar pertanyaan tersebut responden akan memilih salah satu jawaban
dari setiap pertanyaan yang sudah diberikan. Dalam penelitian ini, penulis memilih sebanyak 76
karyawan yang dipilih secara acak sebagai responden dari dalam penelitian.

Dari hasil kuesioner tersebut, menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan pada bagian
produksi, pembelian dan persediaan, personalia dan keuangan cenderung kepada bentuk gaya
kepemimpinan Exsploitative autoritative, di mana pimpinan ini sangat otokratis, kurang percaya
kepada bawahannya, komunikasi satu arah ke bawah, pimpinan juga selalu memberikan perintah
kepada bawahannya, memotivasi karyawan melalui rasa takut dan jarang memberi reward atas
prestasi kerja karyawan, sama sekali tidak melibatkan karyawan dalam suatu pengambilan
keputusan dan tidak mau menerima saran dari bawahannya.

Gaya Kepemimpinan yang Diinginkan Karyawan

Setelah mengetahui gaya kepemimpinan yang sedang diterapkan pada perusahaan tersebut,
selanjutnya dilakukan analisa gaya kepemimpinan yang diinginkan oleh para karyawan. Dari hasil
kuesioner yang diberikan kepada responden, menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang
diinginkan oleh karyawan pada bagian pemasaran di PT.

Sumber Mas Indah Plywood ini cenderung menginginkan kepada bentuk gaya kepemimpinan
Consultative, menunjukkan bahwa karyawan ingin memiliki seorang pemimpin yang memiliki rasa
cukup yakin dan percaya kepada bawahannya, karyawan menginginkan seorang pemimpin yang mau
menerima saran dari bawahannya, memberikan reward atas prestasi yang dimiliki karyawan,
berkomunikasi dua arah, keputusan-keputusan khusus dilimpahkan ke tingkat bawah, serta
bertindak konsultatif dengan cara-cara lain.

Gaya Kepemimpinan yang Ideal


Gaya kepemimpinan yang sebaiknya dijalankan oleh seorang pimpinan terhadap organisasinya
sangat tergantung pada kondisi anggota organisasi itu sendiri. Dengan mengetahui kondisi nyata
anggotanya, seorang pemimpin dapat memilih model kepemimpinan yang tepat. Berdasarkan
kondisi pada PT Sumber Mas Indah Plywood gaya kepemimpinan yang ideal untuk bagian personalia,
keuangan, produksi, pembelian dan persediaan adalah gaya kepemimpinan Consultative, di mana
pemimpin memiliki rasa cukup yakin dan percaya kepada bawahannya, pemimpin yang mau
menerima saran dari bawahannya, memberikan reward atas prestasi yang dimiliki karyawan,
berkomunikasi dua arah, keputusan-keputusan khusus dilimpahkan ke tingkat bawah, serta
bertindak konsultatif dengan cara-cara lain.

B. GAYA KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF


Kepemimpinan sering dikaitkan dengan keterampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki
seseorang. Oleh karena itu, sifat kepemimpinan tidak selamanya dimiliki oleh seorang pemimpin.
Orang yang tidak memiliki jabatan saja bisa memiliki sifat kepemimpinan yang baik. Sementara itu
digambarkan pula bahwa pemimpin itu adalah penggembala, dan setiap penggembala akan ditanya
tentang perilaku penggembalaannya.

Ungkapan yang mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggungjawab atas hasil pelaksanaan
suatu pekerjaan merupakan ungkapan yang memposisikan pemimpin sebagai posisi terpenting
dalam organisasi.

Ada teori yang menyatakan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan dibuat. Adapula yang
menyatakan bahwa pemimpin itu terjadi karena adanya kelompok orang – orang, dan ia melakukan
pertukaran dengan yang dipimpin. Thoha menguraikan teori – teori kepemimpinan sebagai berikut:

1. Teori sifat
Teori sifat ini lahir pada zaman Yunani kuno dan zaman Roma. Man menyatakan bahwa
seseorang yang dilahirkan sebagai pemimpin ia aka menjadi pemimpin apakah ia
mempunyai sifat atau tidak mempunyai sifat sebagai pemimpin. Teori (Great Man)
memberikan arti lebih realistis terhadap pendekatan sifat dari pemimpin, setelah mendapat
pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi. Dengan demikian maka perhatian terhadap
kepemimpinan dialihkan kepada sifat – sifat umum yang dipunyai oleh pemimpin, tiak lagi
menekankan apakah pemimpin itu dilahirkan atau dibuat.

2. Teori Kelompok
Teori kelompok dalam kepemimpinan ini dasar perkembangannya berakar pada psikologi
sosial. Dan teori pertukaran yang klasik membantunya sebagai suatu dasar yang penting bagi
pendekatan toeri kelompok. Teori kelompok ini beranggapan bahwa, supaya kelompok bisa
mencapai tujuan – tujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif di antara
pemimpin dan pengikut – pengikutnya. Penelitian psikologi sosial dapat dipergunakan untuk
mendukung konsep – konsep peranan dan pertukaran yang diterapkan dalam
kepemimpinan.
Hasil penemuan Universitas Ohio menunjukkan bahwa para pemimpin yang
memperhitungkan dan membantu anggotanya mempunyai perngaruh yang positif terhadap
sikap, kepuasan dan pelaksanaan kerja. Tetapi, para anggota yang melakukan pekerjaan
secara baik, maka pemimpin menaikkan penekanannya pada pemberian perhatian .
Sedangkan Barrow dalam Thoha menemukan bahwa produktivitas kelompok mempunyai
pengaruh yang lebih besar terhadap gaya kepemimpinan dibandingkan dengan pengaruh
gaya kepemimpinan terhadap produktivitas.

3. Teori Situsional dan Model Kontijensi


Variabel situsional yang mempunyai pengaruh terhadap peranan kepemimpinan mulai
diteliti pada tahun 1940-an oleh ahli – ahli psikologi. Konsep model ini dituangkan dalam
bukunya yang terkenal A Theory of Dari penelitian itu, Fiedler menyimpulkan bahwa gaya
kepemimpinan yang dikombinasikan dengan situasi mampu menentukan keberhasilan
pelaksanaan kerja. Untuk menguji hipotesa yang telah diterangkan pada penelitian
terdahulu, Fiedler mengembangkan suatu model yang dinamakan Model Kontijensi
kepemimpinan.

4. Teori jalan kecil – tujuan (Path – Goal Theory)


Usaha pengembangan teori Path – Goal ini sebenarnya telah dimulai oleh
Georgepoulus dan kawan – kawannya di Institut penelitian Sosial Universitas Michigan.
Istilah Path – Goal tersebut telah dipergunakan hampir 25 tahun untuk menganalisa
pengaruh kepemimpinan dalam pelaksanaan kerja. Teori path – goal versi House dalam
Thoha , memasukkan empat tipe utama kepemimpinan yaitu kepemimpinan direktif,
kepemimpinan yang mendukung, kepemimpinan partisipatif, dan kepemimpinan yang
berorientasi pada prestasi.

5. Pendekatan “Sosial Learning” dalam kepemimpinan


Meskipun teori kontijensi dan teori path – goal banyak memberikan kontribusi dalam
kepemimpinan. Namun sejumlah penelitian banyak dilakukan dari berbagai bidang tinjauan,
terlebih lagi bidang tinjauan ilmu perilaku organisasi. Namun demikian, kepemimpinan
masih saja suatu problem atau masalah.
Memberikan suatu dasar untuk suatu model konsepsi yang menyeluruh bagi perilaku
organisasi. Penekanan pendekatan social learning ini terletak pada peranan perilaku
kepemimpinan, kelangsungan dan interaksi timbale balik di antara semua variable-variable
yang ada. Aplikasi dari jenis kepemimpinan ini secara spesifik ialah anggota secara aktif
terlibat dalam proses kegiatan organisasi, dan bersama-sama dengan pemimpin
memusatkan perilakunya sendiri dan perilaku lainnya, beserta memperhitungkan
kemungkinan-kemungkinan lingkungan dan kognisi-kognisi yang bisa memperantarakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kepemimpinan otoriter adalah kepemimpinan berdasarkan kekuasaan mutlak.


Segala keputusan berada di satu tangan, yakni pemimpin otoriter itu, yang dianggap oleh
orang lain dan yang menganggap dirinya lebih mengetahui daripada orang lain. Pemimpin
otoriter ini dianggap sebagai manusia super.

2. Kepemimpinan demokratis merupakan kepemimpinan berdasarkan demokrasi.


Yang penting disini, bukan dipilihnya pemimpin itu secara demokratis oleh pengikutnya,
melainkan cara ia melaksanakan kepemimpinannya secara demokratis. Setiap anggota
kelompok mempunyai kebebasan untuk menyatakan pendapatnya, akan tetapi wajib tunduk
kepada keputusan mayoritas anggota kelompok. Fungsi pemimpin di sini ialah menuntun
dan mengkoordinasikan proses pengambilan suatu keputusan. Disini tidak seorangpun yang
lebih super daripada yang lainnya.

3. Kepemimpinan bebas yaitu pemimpin yang menjalankan peranannya secara pasif. Dia
menyerahkan segala usaha untuk menentukan tujuannya dan kegiatannya sepenuhnya
kepada anggota – anggota kelompok. Ia hanya menyerahkan bahan – bahan dan alat – alat
yang diperlukan untuk pekerjaan itu.

Berdasarkan eksperimen melaksanakan kepemimpinan, maka bagi manajemen umumnya, dan bagi
kegiatan human relation serta public relations khususnya, yang paling baik adalah kepemimpinan
demokratis. Dalam kepemimpinan demokratis itu, pemimpin partisipasi dan berinteraksi dengan
para anggota kelompoknya. Dalam keadaan darurat, keadaan krisis menghadapi bencana sepeti
kebakaran dan demonstrasi, kepemimpinan otoriter untuk sementara dapat dijalankan. Akan tetapi,
bila keadaan sudah normal kembali, kepemimpinan seperti ini harus kembali ke kepemimpinan
demokratis.

Orward Tead (dalam Suwatno (2011:152)) mengemukakan 10 sifat yang perlu dimiliki oleh seorang
pemimpin :

1. Energi fisik dan mental


2. Bersemangat untuk mencapai tujuan
3. Ramah tamah dan kasih saying
4. Jujur dan dapat dipercaya
5. Memiliki keahlian teknis
6. Bergairah dalam pekerjaan
7. Kecerdasan dan sanggup mengambil keputusan
8. Kecakapan mengajar
9. Ketegasan dan konsisten
10. Setia terhadap organisasi.

Certer I. Bernard (dalam Suwatno (2011: 152) mengemukakan bahwa kepemimpinan mempunyai
dua aspek yaitu keunggulan seseorang dalam lapangan Teknik kepemimpinan, seorang yang
menonjol dalam kualitas fisik, keahlian, teknologi, kecerdasan, pengetahuan, ingatan, dan daya
proyeksi, akan menimbulkan kekaguman dan dapat memimpin anggotanya, dan Keunggulan
seseorang dalam kesetian terhadap tujuan, kesanggupan menghadapi tantangan dan keberanian;
perasaan tanggung jawab. George R. Terry (dalam Suwatno (2011:152) mengemukakan delapan ciri
dari pemimpin yaitu:

1. Energi, mempunyai kekuatan mental dan fisik.


2. Stabilitas Emosi. Seorang pemimpin tidak boleh berprasangka jelek terhadap
anggotanya, tidak boleh cepat marah dan percaya pada diri sendiri harus cukup
besar.
3. Human relationship. Mempunyai pengetahuan tentang hubungan manusia.
4. Personal Motivation. Keinginan untuk menjadi pemimpin harus besar, dan dapat
memotivasi diri sendiri.
5. Communication Skill. Mempunyai kecakapan untuk berkomunikasi.
6. Teaching Skill. Mempunyai kecakapan untuk mengajarkan, menjelaskan dan
mengembangkan bawahannya.
7. Social Skill. Mempunyai keahlian di bidang sosial, supaya terjamin kepercayaan
dan kesetiaan anggota organisasi.
8. Technical Competent. Mempunyai kecakapan menganalisa, merencanakan,
mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan dan mampu
menyusun konsep.

Agar tujuan organisasi atau perusahaan dapat tercapai dengan baik, maka dibutuhkan
kepemimpinan yang efektif. Pemimpin yang efektif menurut Made Pidarta dalam Suwatno ialah
pemimpin yang tinggi dalam kedua dimensi kepemimpinan. Begitu pula pemimpin yang memiliki
performa tinggi dalam perencanaan dan fungsi – fungsi manajemen adalah tinggi pula dalam kedua
dimensi kepemimpinan.

Para personalia akan bekerja secara rutin, rajin, taat dan tunduk dalam penampilannya. Pemimpin
ini tidak mengikuti perkembangan dan kemajuan lingkungan sehingga organisasi menjadi using dan
ketinggalan jaman. Pemimpin ini berasumsi bila para personalia diperlakukan dengan baik, maka
tujuan organisasi kependidikan akan tercapai. Tetapi pada kenyataannya manusia tidak selalu
beritikad baik, walaupun ia diperlakukan dengan baik.

Dengan mengintegrasikan dan meningkatkan keduanya kepemimpinan akan menjadi efektif, yaitu
mampu mencapai tujuan organisasi tepat pada waktunya. kepemimpinan yang efektif dapat
melaksanakan fungsi – fungsi manajemen dengan baik termasuk melaksanakan perencanaan dengan
baik pula. Kepemimpinan yang efektif selalu memanfaatkan kerja sama dengan anggotanya untuk
mencapai cita – cita organisasi.

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan suatu tindakan seseorang untuk


mempengaruhi orang lain, mampu berkomunikasi secara jelas sehingga tujuan yang direncanakan
dapat tercapai dengan hasil yang baik. Secara garis besar sifat – sifat yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin yaitu energi secara fisik dan mental, Keahlian teknis, Teaching Skill, kemampuan
berkomunikasi, kestabilan emosional, human relationship, dan kemampuan untuk memotivasi
anggotanya.

Perbandingan antara gaya kepemimpinan yang efektif dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan
pada PT. Sumber Mas Indah Plywood, dan gaya kepemimpinan yang efektif adalah :

1. Berdasarkan kondisi pada PT Sumber Mas Indah Plywood gaya kepemimpinan yang ideal
untuk bagian personalia, keuangan, produksi, pembelian dan persediaan adalah gaya
kepemimpinan Consultative, di mana pemimpin memiliki rasa cukup yakin dan percaya
kepada bawahannya, pemimpin yang mau menerima saran dari bawahannya, memberikan
reward atas prestasi yang dimiliki karyawan, berkomunikasi dua arah, keputusan-keputusan
khusus dilimpahkan ke tingkat bawah, serta bertindak konsultatif dengan cara-cara lain.

2. Memiliki Etika dan moral yang tinggi. Gaya kepemimpinan yang sebaiknya dijalankan oleh
seorang pemimpin terhadap organisasinya sangat tergantung pada kondisi anggota
organisasi itu sendiri. Pada dasarnya tiap gaya kepemimpinan hanya cocok untuk kondisi
tertentu saja. Dengan mengetahui kondisi nyata anggota, seorang pemimpin dapat memilih
model kepemimpinan yang tepat. Tidak menutup kemungkinan seorang pemimpin
menerapkan gaya yang berbeda untuk divisi atau seksi yang berbeda.

3. Pemimpin yang tinggi dalam kedua dimensi kepemimpinan. Begitu pula pemimpin yang
memiliki performa tinggi dalam perencanaan dan fungsi – fungsi manajemen adalah tinggi
pula dalam kedua dimensi kepemimpinan.

4. Secara garis besar sifat – sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin efektif yaitu energi
secara fisik dan mental, Keahlian teknis, Teaching Skill, kemampuan berkomunikasi,
kestabilan emosional, human relationship, dan kemampuan untuk memotivasi anggotanya.

Anda mungkin juga menyukai