Anda di halaman 1dari 16

TANTANGAN PENERAPAN SUPERVISI PENDIDIKAN

PADA ERA PEMBELAJARAN 5.0 DI SDN 8 LANGKAI

“Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Supervisi Pendidikan”

Dosen Pengampu :

Rina Wahyuni, M.Pd

Disusun Oleh :

Nama NIM
1. Agustina Ariyanti 213020217017
2. Delia Kristina 213020217008
3. Julita 213020217012
4. Sinta 213020217014

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA


BAB I

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Supervisi Pendidikan

Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan pada jenjang pendidikan sangat


diperlukan pelaksanaan supervisi. Kata supervisi berasal dari bahasa Inggris
"supervisi" yang berarti mengawasi, "supervision" yang bermakna pengawasan dan
"supervisor" adalah pengawas (Fanani, 2014) Dalam kamus bahasa indonesia
"supervisi" diartikan pengawasan utama; pengontrolan tertinggi. Supervisi di bidang
pendidikan adalah suatu proses bimbingan dari pihak yang berkompeten kepada
guruguru, dan personala sekolah lainnya yang langsung menangani siswa untuk
memperbaiki situasi belajar mengajar agar siswa dapat belajar secara efektif untuk
meningkatkan prestasi belajar. Secara etimologi: supervisi di ambil dalam perkataan
bahasa inggris (supervision) artinya pengawasan dalam bidang pendidikan. Secara
morfologis: supervisi berasal dari dua kata dalam bahasa inggris, yaitu super dan
vision. Super berarti di atas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan
inspeksi, pemeriksaaan dan pengawasan, dan penilikan dalam arti kegiatan yang
dilakukan oleh atasan orang yang posisi di atas, pimpinan terhadap hal-hal yang ada
dibawahnya. Supervisi merupakan pengawasan terhadap proses belajar mengajar,
pengawasan terhadap guru dalam mengajar, pengawasan terhadap siswa yang belajar,
dan pengawasan terhadap situasi yang menyebabkannya. Menurut Purwanto (1987),
supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para
guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif. Menurut Ross L

1
(1980), mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kepada guru-guru yang
bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembalajaran dan kurikulum. Menurut
H. Mukhtar dan Iskandar supervisi adalah mengamati, mengawasi atau membimbing
dan memberikan situmulus kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang lain dengan
maksud mengadakan perbaikan.

2. Tujuan dan Fungsi Supervisi Pendidikan

Yakni memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf
sekolah yang lain agar mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, terutama dalam
melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran. Yang penting adalah
pemberian bantuan dan pembimbing didasarkan data yang lengkap, tepat, akurat, dan
rinci, serta benar-benar harus sesuai dengan kenyataan. Tujuan yang masih umum ini
tidak mudah untuk dicapai, tetapi harus dijabarkan menjadi tujuan khusus yang rinci
dan jelas sasarannya. Menurut Wahyudi (2012) tujuan supervise pendidikan adalah
meningkatkan kemampuan professional dan teknis bagi guru, kepala sekolahdan
personal sekolah lainnya agar proses pendidikan di sekolah lebih berkualitas, dan
yang utama supervise pendidikan atas dasar kerja sama, partisipasi, dan kelaborasi,
bukan berdasarkan paksaan dan kepatuhan. Fungsi Supervisi Pendidikan yaitu
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perbaikan belajar-mengajar,
penganalisisan memberi pengalaman baru dalam menyusun strategi dan usaha kearah
perbaikan.

3. Era Pembelajaran 5.0

Society 5.0 merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang berbasis modern yang
memanfaatkan teknologi internet of things seperti kecerdasan buatan (AI),
komputerisasi, juga industry robot. Dengan ini kita harus mampu untuk mencoba
belajar dengan tiga kemampuan utama yaitu :

2
1. kemampuan memecahkan masalah kompleks dan dapat menjadi problem solver
bagi dirinya serta orang banyak.
2. Kemampuan untuk berpikir secara kritis, bukan hanya sekadar dalam lingkup
kecil namun juga dalam kehidupan sosial dan lingkungan sekitar agar timbul
kepekaan
3. Meningkatkan ketrampilan diri dalam pengembangan digital dan kemampuan
berkreativitas.

a) Pengertian Pembelajaran di Era 5.0


Pembelajaran di era 5.0 juga mengutamakan pengembangan keterampilan yang
tidak dapat digantikan oleh mesin, seperti kemampuan untuk berpikir kreatif,
inovatif, berkomunikasi secara efektif, bekerja dalam tim, dan memecahkan
masalah. Selain itu, pembelajaran di era 5.0 juga melibatkan pembelajaran
sepanjang hayat (lifelong learning) dan memanfaatkan teknologi untuk membantu
kita belajar dengan lebih cepat, efisien, dan efektif.

b) Tujuan Pembelajaran di Era 5.0

Tujuan pembelajaran yang menggunakan teknologi ini dapat bervariasi, namun


secara umum tujuannya adalah untuk memaksimalkan potensi belajar siswa
melalui pengalaman belajar yang lebih interaktif, menyenangkan, dan efektif.
Beberapa tujuan pembelajaran 5.0 yang umum meliputi :

- Meningkatkan motivasi siswa dan minat mereka dalam belajar

- Memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan menyenangkan

- Mengaktifkan partisipasi siswa secara aktif dalam proses belajar dan


memberikan umpan balik secara langsung

3
- Memperluas akses siswa ke sumber daya pendidikan yang lebih banyak
dan bervariasi

- Memfasilitasi belajar yang lebih adaptif dan personal, sesuai dengan


kebutuhan individu siswa

- Meningkatkan keterampilan dan kompetensi siswa dalam memanfaatkan


teknologi untuk belajar dan berpartisipasi dalam dunia digital.

c) Ciri-ciri dan Kriteria Pembelajaran di Era 5.0


Pembelajaran 5.0 adalah model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan
melibatkan teknologi canggih serta keterlibatan aktif dari siswa dalam proses
pembelajaran. Berikut adalah ciri-ciri dan kriteria pembelajaran 5.0 :

- Personalisasi pembelajaran: Pembelajaran 5.0 memungkinkan siswa untuk


belajar sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar mereka sendiri melalui
penggunaan teknologi canggih seperti AI (Artificial Intelligence).

- Keterlibatan siswa: Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan
diarahkan untuk menjadi pembelajar mandiri. Mereka memiliki kontrol atas
pembelajaran mereka sendiri dan ditantang untuk terus meningkatkan
kemampuan mereka.

- Pembelajaran kolaboratif: Pembelajaran 5.0 mendorong siswa untuk belajar


bersama dan bekerja sama dalam kelompok. Ini membantu siswa
mengembangkan kemampuan kerja tim dan memperkuat keterampilan sosial
mereka.

- Penggunaan teknologi canggih: Pembelajaran 5.0 menggunakan teknologi


terbaru seperti VR (Virtual Reality), AR (Augmented Reality), AI, dan IoT
(Internet of Things) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

4
d) Penerapan Pembelajaran di Era 5.0
Beberapa penerapan pembelajaran di era 5.0 yang dapat dilakukan antara
lain :

- Blended Learning: kombinasi pembelajaran secara online dan offline,


sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman belajar yang
lebih terintegrasi dan komprehensif. Peserta didik dapat mengakses
materi pelajaran dari mana saja dan kapan saja, serta dapat berinteraksi
dengan guru dan teman-teman sekelas melalui teknologi.

- Learning Analytics: teknologi ini dapat digunakan untuk memonitor


kemajuan belajar peserta didik secara real-time. Dengan menggunakan
data yang terkumpul dari teknologi pembelajaran, guru dapat
memberikan umpan balik yang lebih spesifik dan personal terhadap
peserta didik.

- Gamifikasi: teknologi ini dapat membuat pembelajaran lebih


menyenangkan dan menarik dengan menggunakan prinsip-prinsip
permainan. Dalam pembelajaran gamifikasi, peserta didik dapat
belajar dengan cara yang lebih interaktif dan terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran.

e) Tantangan Pembelajaran di Era 5.0


Era pembelajaran 5.0 juga membawa tantangan antara lain :

- Tantangan Teknologi

5
Teknologi juga menjadi tantangan karena terus berkembang dan
berubah dengan cepat. Guru dan siswa perlu belajar dan menguasai
teknologi terbaru agar dapat memanfaatkannya dengan baik dalam
pembelajaran.

- Tantangan Keterampilan

Era 5.0 menuntut adanya pengembangan keterampilan abad ke-21


yang mencakup kemampuan pemecahan masalah, kreativitas, kritis
berpikir, kolaborasi, komunikasi, literasi digital, literasi media, dan
sebagainya. Tantangan bagi pendidik adalah bagaimana
mengembangkan keterampilan tersebut dalam kegiatan belajar
mengajar yang efektif dan efisien.

Dalam hal ini dunia Pendidikan mempunyai peranan penting, karena sangat
diharapkan dapat menjangkau tempat atau desa terpencil untuk mengatasi
kesenjangan terhadap pelayanan pendidikan dan teknologi yang diberikan kepada
masyarakat luas. Pelayanan tersebut diharapkan dapat diberikan dengan optimal dan
juga berkualitas. Dengan adanya society 5.0 dunia semakin berkembang dan bergerak
dengan cepat.
Peranan dunia Pendidikan memiliki tanggung jawab secara penuh untuk dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan dalam menghadapi masa depan. Saat ini anak-
anak diharapkan tidak hanya diberikan bekal ilmu pengetahuan saja, tetapi juga harus
dibekali dengan cara berpikir kritis. Agar nantinya anak-anak akan terbiasa dengan
cara berpikir kritis, menganalisa dan berkreasi.
Menurut Lewis dan Smith, berpikir tingkat tinggi akan terjadi jika seseorang
memiliki informasi yang disimpan dalam ingatan dan memperoleh informasi baru,
kemudian menghubungkan dan menyusun dan mengembangkan informasi tersebut
untuk mencapai suatu tujuan atau memperoleh jawaban solusi yang mungkin untuk
suatu situasi yang membingungkan dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS)
mencakup berpikir kritis, berpikir kreatif, problem solving, dan membuat keputusan.

6
Cara berpikir ini dikenal dengan High Other Thinking Skills atau cara berpikir
tingkat tinggi. Dengan memiliki kemampuan HOTS, peserta didik diharapkan dapat
menemukan konsep pengetahuan yang tepat dengan praktik secara langsung dan
merasakan bagaimana cara menghadapi permasalahan yang ada dilingkungan
sekitarnya. Beberapa model pembelajaran bisa dipilih dan diterapkan oleh pendidik
kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan nalar berpikir kritis seperti :
1. Inquiry Learning

Merupakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan proses belajar siswa.


Model pembelajaran ini mengembangkan keterampilan berfikir secara kritis dan
kreatif sekaligus melatih keterampilan berkolaborasi secara terbuka
bagi peserta didik.

2. Discovery Learning

Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning)


adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk
akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat
terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa
konsep dan prinsip.

3. Project Based Learning

Project based learning atau pembelajaran berbasis proyek adalah model


pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered) untuk melakukan
suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik

4. Problem Based Learning

Project based learning atau pembelajaran berbasis proyek adalah model


pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered) untuk melakukan
suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik.

7
Dalam hal ini pendidik memberikan arahan kepada peserta didik untuk
menemukan titik permasalahan dengan solusi yang muncul dari ide peserta didik
sendiri. Sehingga peserta didik bisa terus berinovasi dan lebih kreatif. Hal ini juga
akan menambah wawasan dari perserta didik itu sendiri. Pemanfaatan berbagai
macam teknologi seperti telpon genggam, laptop juga dapat digunakan untuk
memaksimalkan pembelajaran. Tidak hanya itu saja, jaringan internet juga sangat
mendukung keberadaan mengenai teknologi. Pembelajaran melalui diskusi, video dan
berbagai situs dapat melengkapi bahan pembelajaran dan mempersiapkan untuk
menghadapi society 5.0.
Konsep belajar di era ini tentu saja sejalan dengan kompotensi yang
diharapkan ada pada abad ke-21. Untuk memberi ruang kepada perserta didik untuk
menemukan konsep pengetahuan dan kreativitas. Pendidik boleh memilih berbagai
model pembelajaran seperti discovery learning, project based learning, problem based
learning, dan inquiry learning. Dari berbagai model tersebut mendorong perseta didik
untuk membangun kreativitas serta berpikir kritis. Menurut Schunk (2012) hasil
pembelajaran yang terpenting adalah peserta didik mempunyai kekuatan serta
kemampuan belajar mengembangkan diri lebih lanjut. Bukan sekedar mendapatkan
ilmu dan kompotensi metakognitis tetapi juga bisa mengembangkan kemampuannya.
Model pembelajaran seperti eksperimen yang memusatkan pembelajaran pada peserta
didik menjadi alternative pilihan motode pembelajaran di era society 5.0 ini. Hal ini
dikarenakan model ini berfokus pada pembelajaran kompotensi yang mengupayakan
peserta didik dalam menghadapi tantangan era society 5.0.

4. Supervisi Pendidikan di Era Pembelajaran 5.0

Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan


komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus menerus.
Potensi sumber daya guru itu perlu terus menerus tumbuh dan berkembang agar dapat
melakukan fungsinya secara profesional. Pengaruh perubahan yang serba cepat

8
mendorong guru-guru untuk terus menerus belajar menyesuaikan diri dengan ilmu
pengetahuan dan teknoloi serta mobilitas masyarakat. Dengan perkembangan
lingkungan kerja saat ini, telah terjadi berbagai perubahan dalam supervisi
pendidikan. Kepala sekolah mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan
kualitas guru dengan melakukan supervisi pengajaran terhadap guru sebagai
bawahannya. Supervisi dilakukan guna meningkatkan profesional guru yang nantinya
akan dibawa ke arah kualitas output sekolah.

B. Hasil Observasi dan Penelitian

Supervisi pendidikan aktif dilakukan di SDN 8 Langkai, terlebih mengingat


bahwa pendidikan yang semakin maju yang kemudian menuntut SDM yang ada di
sekolah untuk dapat mengikuti perkembangan zaman, dengan menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang di bidang pendidikan. Dalam
usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, tenaga pendidik merupakan
komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus menerus.
Potensi sumber daya guru itu perlu terus menerus tumbuh dan berkembang agar dapat
melakukan fungsinya secara profesional.

Pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus


menerus belajar menyesuaikan diri dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
mobilitas masyarakat, disini yang dimaksud mobilitas masyarakat adalah
perkembangan pada segi teknologi yang berubah mengikuti jaman, dimana
masyarakat harus memiliki kemampuan dalam berbagai aktivitas teknologi digital
yang berguna untuk kehidupan sehari-hari.

Terlebih juga untuk tenaga pendidik, berhubungan dengan era pembelajaran


5.0, tenaga pendidik dituntut untuk mahir dalam mengoperasikan berbagai teknologi
penunjang pembelajaran. Meskipun pelaksanaan supervisi pendidikan dilakukan
dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada guru yang akan mendapat supervisi,
masih saja ada guru yang akan disupervisi belum mempersiapkan diri secara matang.,

9
bentuk pelaksanaan nya salah satunya dapat berupa kunjungan kelas. Hasil
pelaksanaan terseut kemudian akan di evaluasi dan jika metode pengajarannya masih
kurang, maka yang bersangkutan akan disarankan untuk mengikuti berbagai program
pelatihan guna meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya.
Supervisi pendidikan di SDN 8 Langkai sudah dilaksanakan secara optimal,
karena supervisi yang dilakukan menggunakan beberapa teknik yaitu :
• Teknik Individu

1) Kujungan Kelas

Kepala sekolah datang ke kelas untuk melihat proses belajar mengajar di


kelas. Kemudian seteah itu diperoleh data mengenai keadaan sebenarnya selama
guru mengajar. Kemudian diadakan komunikasi secara pribadi dengan guru
bersangkutan agar dapar dicari jalan keluar

2) Obsevasi Kelas

Melalui perkunjungan kelas, supervisor dapat mengobservasi situasi belajar


mengajar yang sebenarnya. Untuk observasi ini berbeda karna hanya pemantauan
dari luar ruangan.
3) Menilai Diri Sendiri

Tipe dari teknik ini yang dapat dipergunakan antara lain berupa pendapat
yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan, Analisa tes-tes
terhadap unit-unit kerja, Mencatat aktivitas murid-murid dalam suatu catatan baik
mereka bekerja secara kelompok atau individu.
• Teknik Kelompok

1) Pertemuan orientasi bagi guru baru

Pertemuan itu ialah salah satu daripada pertemuan yang bertujuan khusus
mengantar guru-guru untuk memasuki suasana kerja yang baru. Pertemuan
orientasi ini bukan hanya guru baru tapi juga seluruh staf guru.

10
2) Rapat Guru

Rapat guru sebagai salah satu teknik supervisi untuk memperbaiki situasi
belajar dan mengajar. Contohnya rapat permulaan dan akhir tahun dan rapat
periodik.

Selain menggunakan beberapa teknik yang di atas, supervisi pendidikan di SDN 8


Langkai juga dilakukan secara berkala dan terjadwal, Dimana setiap tahun
dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu di awal semester dan di akhir semester
pengajaran.

Dalam melaksanakan supervisi pendidikan, SDN 8 Langkai menggunakan


beberapa kriteria, antara lain terkait metode pengajaran yang digunakan, motivasi
dalam mengajar, dan kemampuan dalam mengoperasikan teknologi.

Permasalahan yang paling dominan dalam supervisi pendidikan di SDN 8 Langkai

- Kurangnya menariknya metode guru dalam memberikan pembelajaran


kepada siswa.

- Kurangnya motivasi dari para guru ketika mendapat supervisi pendidikan

- Guru kurang persiapan saat disupervisi karena banyaknya guru yang


menjelang masa purna tugas, membuat para guru tidak mempersiapkan diri
secara matang.

- Kurangnya pengalaman guru dalam mengajar.

Terdapat beberapa prinsip supervisi pendidikan yang dapat dijadikan pedoman


untuk memastikan keberhasilan pelaksanaan program pendidikan di suatu institusi
atau sekolah. Berikut adalah beberapa prinsip supervisi pendidikan :

11
- Prinsip Keterlibatan: Supervisor harus terlibat dalam proses pembelajaran
dan harus memahami situasi pembelajaran di kelas, termasuk kondisi siswa
dan karakteristik guru.

- Prinsip Kerjasama: Supervisi harus dilakukan secara kolaboratif, dengan


supervisor dan guru bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang sama.

- Prinsip Pengembangan: Supervisi harus membantu guru dalam


pengembangan profesional dan pengembangan keterampilan mereka dalam
mengajar.

- Prinsip Penilaian: Supervisi harus mengevaluasi kinerja guru dan


memberikan umpan balik yang konstruktif, sehingga guru dapat
memperbaiki kinerja mereka dan meningkatkan pembelajaran siswa.

4. Keuntungan dan Kerugian Supervisi Pendidikan di SDN 8 Langkai pada Era


Pembelajaran 5.0

Era pembelajaran 5.0 secara tidak langsung mempengaruhi perubahan semakin cepat
laju di beberapa bidang kehidupan, seperti ekonomi, sosial, dan budaya tentu juga
pendidikan. Hal ini sangat erat kaitannya dengan perubahan garis pendidikan sebagai
sumber daya yang disiapkan untuk setiap era adalah orang-orang yang awalnya siswa
dalam lingkungan pendidikan. Oleh karena itu, diyakini bahwa pendidikan harus
melakukan perubahan dan per baikan yang sesuai dengan tuntutan zaman, dalam hal
ini era pembelajaran 5.0 yang sejalan dengan revolusi industri 4.0 yang berfokus pada
laju perkembangan teknologi. Dalam dunia pendidikan sendiri, era pembelajaran 5.0
mempengaruhi perkembangan pembelajaran baik dari segi model, metode maupun
media pendidikan. Teknologi merupakan alat yang memudahkan dalam proses
pembelajaran. Menurut Nasution (1984) teknologi pendidikan adalah pengembangan,

12
penerapan penilaian sistem-sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan
meningkatkan prestasi belajar manusia.

 Kemampuan setiap pengajar dalam memahami IPTEK berbeda-beda, tidak


jarang bahkan ada yang mengalami ketertinggalan.
 Teknologi pendidikan memungkinkan adanya perubahan kurikulum baik
strategi pengembangan atau maupun aplikasinya.
 Teknologi pendidikan berperan penuh dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar, meskipun sebenarnya dia tidak dapat menggantikan posisi guru
secara mutlak.
 Teknologi pendidikan membuat pengertian kegiatan belajar menjadi luas,
lebih dari hanya sekedar interaksi guru dan siswa di dalam ruang dan waktu
yang terbatas.
 Aplikasi teknologi pendidikan dapat membuat peranan guru berkurang,
meskipun ada teknologi pendidikan tidak bisa menggantikan guru secara
penuh.

13
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Era pembelajaran 5.0 secara tidak langsung mempengaruhi perubahan


semakin cepat laju di beberapa bidang kehidupan, seperti ekonomi, sosial, dan budaya
tentu juga pendidikan. Hal ini sangat erat kaitannya dengan perubahan garis
pendidikan sebagai sumber daya yang disiapkan untuk setiap era adalah orang-orang
yang awalnya siswa dalam lingkungan pendidikan. Oleh karena itu, diyakini bahwa
pendidikan harus melakukan perubahan dan per baikan yang sesuai dengan tuntutan
zaman, dalam hal ini era pembelajaran 5.0 yang se jalan dengan revolusi industri 4.0
yang berfokus pada laju perkembangan teknologi. Dalam dunia pendidikan sendiri,
era pembelajaran 5.0 mempengaruhi perkembangan pembelajaran baik dari segi
model, metode maupun media pendidikan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abudzar. (n.d.). Pendidikan di Era Society 5.0. Retrieved from abudzar.sch.id:


https://abudzar.sch.id

Dedi Iskandar, U. B. (2016). PERAN PENGAWAS PENDIDIKAN DALAM PENINGKATAN


MUTU PENDIDIKAN SMP DI KABUPATEN BIMA PROVINSI NUSA TENGGARA
BARAT . JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN, 179-195.

Mahlopi. (2022). SUPERVISI PENDIDIKAN ERA TEKNOLOGI 5.0. ADIBA: JOURNAL OF


EDUCATION, 133-141.

15

Anda mungkin juga menyukai