Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Nama NIM
1. Agustina Ariyanti 213020217017
2. Delia Kristina 213020217008
3. Julita 213020217012
4. Sinta 213020217014
A. Tinjauan Pustaka
1
(1980), mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kepada guru-guru yang
bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembalajaran dan kurikulum. Menurut
H. Mukhtar dan Iskandar supervisi adalah mengamati, mengawasi atau membimbing
dan memberikan situmulus kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang lain dengan
maksud mengadakan perbaikan.
Yakni memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf
sekolah yang lain agar mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, terutama dalam
melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran. Yang penting adalah
pemberian bantuan dan pembimbing didasarkan data yang lengkap, tepat, akurat, dan
rinci, serta benar-benar harus sesuai dengan kenyataan. Tujuan yang masih umum ini
tidak mudah untuk dicapai, tetapi harus dijabarkan menjadi tujuan khusus yang rinci
dan jelas sasarannya. Menurut Wahyudi (2012) tujuan supervise pendidikan adalah
meningkatkan kemampuan professional dan teknis bagi guru, kepala sekolahdan
personal sekolah lainnya agar proses pendidikan di sekolah lebih berkualitas, dan
yang utama supervise pendidikan atas dasar kerja sama, partisipasi, dan kelaborasi,
bukan berdasarkan paksaan dan kepatuhan. Fungsi Supervisi Pendidikan yaitu
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perbaikan belajar-mengajar,
penganalisisan memberi pengalaman baru dalam menyusun strategi dan usaha kearah
perbaikan.
Society 5.0 merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang berbasis modern yang
memanfaatkan teknologi internet of things seperti kecerdasan buatan (AI),
komputerisasi, juga industry robot. Dengan ini kita harus mampu untuk mencoba
belajar dengan tiga kemampuan utama yaitu :
2
1. kemampuan memecahkan masalah kompleks dan dapat menjadi problem solver
bagi dirinya serta orang banyak.
2. Kemampuan untuk berpikir secara kritis, bukan hanya sekadar dalam lingkup
kecil namun juga dalam kehidupan sosial dan lingkungan sekitar agar timbul
kepekaan
3. Meningkatkan ketrampilan diri dalam pengembangan digital dan kemampuan
berkreativitas.
3
- Memperluas akses siswa ke sumber daya pendidikan yang lebih banyak
dan bervariasi
- Keterlibatan siswa: Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan
diarahkan untuk menjadi pembelajar mandiri. Mereka memiliki kontrol atas
pembelajaran mereka sendiri dan ditantang untuk terus meningkatkan
kemampuan mereka.
4
d) Penerapan Pembelajaran di Era 5.0
Beberapa penerapan pembelajaran di era 5.0 yang dapat dilakukan antara
lain :
- Tantangan Teknologi
5
Teknologi juga menjadi tantangan karena terus berkembang dan
berubah dengan cepat. Guru dan siswa perlu belajar dan menguasai
teknologi terbaru agar dapat memanfaatkannya dengan baik dalam
pembelajaran.
- Tantangan Keterampilan
Dalam hal ini dunia Pendidikan mempunyai peranan penting, karena sangat
diharapkan dapat menjangkau tempat atau desa terpencil untuk mengatasi
kesenjangan terhadap pelayanan pendidikan dan teknologi yang diberikan kepada
masyarakat luas. Pelayanan tersebut diharapkan dapat diberikan dengan optimal dan
juga berkualitas. Dengan adanya society 5.0 dunia semakin berkembang dan bergerak
dengan cepat.
Peranan dunia Pendidikan memiliki tanggung jawab secara penuh untuk dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan dalam menghadapi masa depan. Saat ini anak-
anak diharapkan tidak hanya diberikan bekal ilmu pengetahuan saja, tetapi juga harus
dibekali dengan cara berpikir kritis. Agar nantinya anak-anak akan terbiasa dengan
cara berpikir kritis, menganalisa dan berkreasi.
Menurut Lewis dan Smith, berpikir tingkat tinggi akan terjadi jika seseorang
memiliki informasi yang disimpan dalam ingatan dan memperoleh informasi baru,
kemudian menghubungkan dan menyusun dan mengembangkan informasi tersebut
untuk mencapai suatu tujuan atau memperoleh jawaban solusi yang mungkin untuk
suatu situasi yang membingungkan dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS)
mencakup berpikir kritis, berpikir kreatif, problem solving, dan membuat keputusan.
6
Cara berpikir ini dikenal dengan High Other Thinking Skills atau cara berpikir
tingkat tinggi. Dengan memiliki kemampuan HOTS, peserta didik diharapkan dapat
menemukan konsep pengetahuan yang tepat dengan praktik secara langsung dan
merasakan bagaimana cara menghadapi permasalahan yang ada dilingkungan
sekitarnya. Beberapa model pembelajaran bisa dipilih dan diterapkan oleh pendidik
kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan nalar berpikir kritis seperti :
1. Inquiry Learning
2. Discovery Learning
7
Dalam hal ini pendidik memberikan arahan kepada peserta didik untuk
menemukan titik permasalahan dengan solusi yang muncul dari ide peserta didik
sendiri. Sehingga peserta didik bisa terus berinovasi dan lebih kreatif. Hal ini juga
akan menambah wawasan dari perserta didik itu sendiri. Pemanfaatan berbagai
macam teknologi seperti telpon genggam, laptop juga dapat digunakan untuk
memaksimalkan pembelajaran. Tidak hanya itu saja, jaringan internet juga sangat
mendukung keberadaan mengenai teknologi. Pembelajaran melalui diskusi, video dan
berbagai situs dapat melengkapi bahan pembelajaran dan mempersiapkan untuk
menghadapi society 5.0.
Konsep belajar di era ini tentu saja sejalan dengan kompotensi yang
diharapkan ada pada abad ke-21. Untuk memberi ruang kepada perserta didik untuk
menemukan konsep pengetahuan dan kreativitas. Pendidik boleh memilih berbagai
model pembelajaran seperti discovery learning, project based learning, problem based
learning, dan inquiry learning. Dari berbagai model tersebut mendorong perseta didik
untuk membangun kreativitas serta berpikir kritis. Menurut Schunk (2012) hasil
pembelajaran yang terpenting adalah peserta didik mempunyai kekuatan serta
kemampuan belajar mengembangkan diri lebih lanjut. Bukan sekedar mendapatkan
ilmu dan kompotensi metakognitis tetapi juga bisa mengembangkan kemampuannya.
Model pembelajaran seperti eksperimen yang memusatkan pembelajaran pada peserta
didik menjadi alternative pilihan motode pembelajaran di era society 5.0 ini. Hal ini
dikarenakan model ini berfokus pada pembelajaran kompotensi yang mengupayakan
peserta didik dalam menghadapi tantangan era society 5.0.
8
mendorong guru-guru untuk terus menerus belajar menyesuaikan diri dengan ilmu
pengetahuan dan teknoloi serta mobilitas masyarakat. Dengan perkembangan
lingkungan kerja saat ini, telah terjadi berbagai perubahan dalam supervisi
pendidikan. Kepala sekolah mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan
kualitas guru dengan melakukan supervisi pengajaran terhadap guru sebagai
bawahannya. Supervisi dilakukan guna meningkatkan profesional guru yang nantinya
akan dibawa ke arah kualitas output sekolah.
9
bentuk pelaksanaan nya salah satunya dapat berupa kunjungan kelas. Hasil
pelaksanaan terseut kemudian akan di evaluasi dan jika metode pengajarannya masih
kurang, maka yang bersangkutan akan disarankan untuk mengikuti berbagai program
pelatihan guna meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya.
Supervisi pendidikan di SDN 8 Langkai sudah dilaksanakan secara optimal,
karena supervisi yang dilakukan menggunakan beberapa teknik yaitu :
• Teknik Individu
1) Kujungan Kelas
2) Obsevasi Kelas
Tipe dari teknik ini yang dapat dipergunakan antara lain berupa pendapat
yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan, Analisa tes-tes
terhadap unit-unit kerja, Mencatat aktivitas murid-murid dalam suatu catatan baik
mereka bekerja secara kelompok atau individu.
• Teknik Kelompok
Pertemuan itu ialah salah satu daripada pertemuan yang bertujuan khusus
mengantar guru-guru untuk memasuki suasana kerja yang baru. Pertemuan
orientasi ini bukan hanya guru baru tapi juga seluruh staf guru.
10
2) Rapat Guru
Rapat guru sebagai salah satu teknik supervisi untuk memperbaiki situasi
belajar dan mengajar. Contohnya rapat permulaan dan akhir tahun dan rapat
periodik.
11
- Prinsip Keterlibatan: Supervisor harus terlibat dalam proses pembelajaran
dan harus memahami situasi pembelajaran di kelas, termasuk kondisi siswa
dan karakteristik guru.
Era pembelajaran 5.0 secara tidak langsung mempengaruhi perubahan semakin cepat
laju di beberapa bidang kehidupan, seperti ekonomi, sosial, dan budaya tentu juga
pendidikan. Hal ini sangat erat kaitannya dengan perubahan garis pendidikan sebagai
sumber daya yang disiapkan untuk setiap era adalah orang-orang yang awalnya siswa
dalam lingkungan pendidikan. Oleh karena itu, diyakini bahwa pendidikan harus
melakukan perubahan dan per baikan yang sesuai dengan tuntutan zaman, dalam hal
ini era pembelajaran 5.0 yang sejalan dengan revolusi industri 4.0 yang berfokus pada
laju perkembangan teknologi. Dalam dunia pendidikan sendiri, era pembelajaran 5.0
mempengaruhi perkembangan pembelajaran baik dari segi model, metode maupun
media pendidikan. Teknologi merupakan alat yang memudahkan dalam proses
pembelajaran. Menurut Nasution (1984) teknologi pendidikan adalah pengembangan,
12
penerapan penilaian sistem-sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan
meningkatkan prestasi belajar manusia.
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
15