Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN ISLAM

STRATAEGI GURU DALAM MENANGGAPI PROSES BELAJAR


MENGAJAR BLANDED LEARNING DALAM ERA MILENIAL

Dosen Pengampuh :

Dr. Asiyah, M. Pd

DISUSUN OLEH :

Eza Qurnia Hayati 2223540032

Muhammad Ikhsan 2223540011

Marti Widya 2223540034

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) FATMAWATI SUKARNO


BENGKULU
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2023
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 3

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4

C. Tujuan ......................................................................................................................... 4

BAB II........................................................................................................................................ 5

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5

A. Pembalajaran Blended Learning ................................................................................. 5

a) Keuntungan dari Pembelajaran Blended Learning...................................................... 7

b) Tantangan dari Pembelajaran Blended Learning ........................................................ 7

B. Strategi Pembelajaran Blended Learning ........................................................................ 8

a. Strategi ............................................................................................................................ 8

b. Teori Tentang Generasi Milenial .............................................................................. 11

C. KESIMPULAN ............................................................................................................. 12

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita hidup di era di mana teknologi semakin berkembang dengan pesat. Generasi
milenial adalah generasi yang tumbuh dengan teknologi ini, sehingga cara mereka berpikir
berbeda dengan generasi sebelumnya. Sebagai guru, kita harus menyesuaikan gaya mengajar
kita agar dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa kita. Oleh karena itu, dalam artikel ini
kami akan membahas beberapa strategi mengajar yang efektif bagi guru milenial.Model
pembelajaran terbimbing adalah model yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan
keterampilan belajar mereka secara mandiri. Dalam model ini, guru memberikan panduan
dan dukungan untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan belajar mereka.
Model ini dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah, bekerja dalam
kelompok, dan memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang materi pelajaran.1
Milenial tumbuh dengan banyak informasi visual yang dapat diakses dengan cepat
dan mudah. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk membuat pembelajaran lebih menarik
dan menyenangkan dengan menggunakan gambar, video, atau animasi. Pembelajaran
berbasis visual dapat membantu siswa memahami konsep secara lebih baik dan mengurangi
kebosanan saat belajar. Milenial sangat terampil dalam penggunaan aplikasi dan media sosial.
Oleh karena itu, penggunaan aplikasi dan media sosial dalam pembelajaran dapat membantu
siswa lebih tertarik dan terlibat dalam proses belajar. Contoh aplikasi yang dapat digunakan
adalah Kahoot dan Quizlet yang dapat membantu siswa mempelajari materi pelajaran dengan
cara yang lebih interaktif.2
Milenial cenderung sangat kreatif dalam berbagai hal. Oleh karena itu, penting bagi
guru untuk mengoptimalkan pembelajaran dengan memberikan ruang bagi siswa untuk
mengembangkan kreativitas mereka. Contoh strategi yang dapat dilakukan adalah
memberikan tugas-tugas yang menantang, seperti membuat karya seni atau film pendek,
sehingga siswa dapat mengembangkan kreativitas mereka sambil mempelajari materi
pelajaran.3

1
Ariyana, Anggraini, and Apriliani, “Strategi Penerapan Model Pembelajaran Guru Penggerak
Merdeka Belajar Dalam Memotivasi Siswa Menjadi AKBIF (Aktif, Kreatif, Berpikir Kritis & Kolaboratif).”
2
Putri et al., “Teknologi Pendidikan Dan Transformasi Digital Di Masa Pandemi COVID-19.”
3
Bhakti and Kurniawan, “Konsep Psikoedukasi Berbasis Blended Learning Bagi Remaja Di Masa
Pandemi Covid-19.”

3
Milenial cenderung lebih terbuka dan suka bekerja dalam kelompok. Oleh karena itu,
pembelajaran dalam kelompok dapat menjadi strategi yang efektif bagi guru milenial.
Pembelajaran dalam kelompok dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk bekerja sama,
berkomunikasi, dan memecahkan masalah bersama-sama.4
Sistem pembelajaran online semakin banyak digunakan di era ini. Oleh karena itu,
penting bagi guru untuk mengoptimalkan pembelajaran dengan menerapkan sistem blended
learning. Sistem ini menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online,
sehingga siswa dapat belajar dengan cara yang lebih fleksibel dan efektif. Optimalkan
Pembelajaran dengan Sistem Blended LearningPembelajaran online semakin populer di era
digital seperti sekarang ini. Terlebih lagi, pandemi COVID-19 membuat pembelajaran online
menjadi solusi utama untuk melanjutkan proses belajar-mengajar.5 Namun, apakah
pembelajaran online sepenuhnya efektif untuk semua jenis mata pelajaran? Bagaimana cara
agar pembelajaran online dapat dioptimalkan sehingga memberikan manfaat yang optimal
bagi siswa? Salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran online adalah
dengan menerapkan sistem blended learning. Sistem ini menggabungkan pembelajaran tatap
muka dengan pembelajaran online, sehingga siswa dapat belajar dengan cara yang lebih
fleksibel dan efektif.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pembelajaran blended learing dan Metodenya?
b. Bagaimana Strategi guru dalam pembelajaran Blended Learning di era milenial?

C. Tujuan
a. Mengetahui pembelajaran blended leaning dan metodenya
b. Mengetahui Strategi guru dalam pembelajaran Blended Learning di era Milenial

4
Hakiim et al., “Peningkatan Mutu Pendidikan Di Kelas IX Pada Masa Pandemi Covid-19.”
5
Putri et al., “Teknologi Pendidikan Dan Transformasi Digital Di Masa Pandemi COVID-19.”

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembalajaran Blended Learning


Pembelajaran blended learning adalah metode pembelajaran yang memadukan
pembelajaran daring dan tatap muka di kelas. embelajaran blended learning adalah metode
pembelajaran yang sangat populer di era digital ini. Metode ini memadukan pembelajaran
daring dan tatap muka di kelas. Dalam pembelajaran blended learning, siswa akan memiliki
akses ke materi pembelajaran secara online melalui platform pembelajaran seperti Moodle
atau Google Classroom, namun juga akan berkumpul di kelas untuk sesi tatap muka dengan
guru dan teman sekelas.6
Penggunaan metode blended learning memungkinkan para siswa untuk belajar dengan
cara yang lebih interaktif dan menarik. Mereka dapat memilih waktu belajar yang lebih
fleksibel, sambil tetap terhubung dengan guru dan teman sekelas. Selain itu, para siswa juga
dapat mengakses berbagai sumber belajar tambahan melalui internet dan bertanya langsung
kepada guru jika ada hal yang kurang jelas.Namun, perlu diingat bahwa keberhasilan
pembelajaran blended learning tidak hanya tergantung pada teknologi yang digunakan, tetapi
juga pada kualitas pengajarannya. Para guru perlu mampu mengembangkan strategi
pengajaran yang tepat untuk mengoptimalkan pembelajaran blended learning. Mereka juga
perlu memastikan bahwa para siswa memperoleh pemahaman yang mendalam tentang materi
pembelajaran yang disampaikan.7 Hal yang penting dalam pembelajaran blended learning
adalah peran yang dimainkan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Guru harus
memainkan peran aktif dalam memandu para siswa, memberikan umpan balik, dan
memberikan bantuan jika diperlukan. Sementara itu, siswa harus bertanggung jawab atas
pembelajaran mereka sendiri dan aktif dalam mengambil bagian dalam diskusi kelas dan
proyek kelompok.

Dalam pembelajaran blended learning, penggunaan teknologi juga sangat penting.


Guru harus memastikan bahwa teknologi yang digunakan dapat mendukung proses
pembelajaran dan memberikan pengalaman yang positif bagi para siswa. Penggunaan
teknologi harus diperhatikan dengan baik agar dapat memaksimalkan pengalaman belajar
siswa. pembelajaran blended learning adalah metode pembelajaran yang sangat efektif dalam

6
Daud, “Strategi Guru Mengajar Di Era Milenial.”
7
Yulianti and Sulistiyawati, “The Blended Learning for Student’s Character Building.”

5
memadukan pembelajaran daring dan tatap muka di kelas. Metode ini memungkinkan para
siswa untuk belajar dengan cara yang lebih fleksibel dan interaktif, sambil tetap terhubung
dengan guru dan teman sekelas. Namun, keberhasilan pembelajaran blended learning
tergantung pada kualitas pengajarannya, dan peran yang dimainkan oleh guru dan siswa
dalam proses pembelajaran.8 Oleh karena itu, penting bagi guru untuk mengembangkan
strategi pengajaran yang tepat dan memastikan penggunaan teknologi yang tepat untuk
memaksimalkan pengalaman belajar siswa. Blended learning dapat membantu siswa
memperoleh pengalaman belajar yang lebih baik dan efektif. Namun, bagaimana
pembelajaran blended learning dilakukan? Apa itu Pembelajaran Blended Learning?
Pembelajaran blended learning adalah metode pembelajaran yang menggabungkan
pembelajaran daring dan tatap muka di kelas. Dalam pembelajaran blended learning, siswa
dapat belajar melalui platform pembelajaran daring dan berinteraksi dengan guru dan teman
sekelas di kelas. Metode pembelajaran ini dapat membantu siswa mengembangkan
keterampilan digital, belajar secara mandiri, dan meningkatkan keterlibatan dalam
pembelajaran. Pembelajaran blended learning dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara
lain:
1. Rotasi stasiun belajar
Dalam metode ini, siswa akan berputar di antara stasiun belajar yang berbeda,
misalnya stasiun belajar daring dan tatap muka di kelas. Setiap stasiun belajar dapat
menawarkan jenis pembelajaran yang berbeda, seperti membaca, menonton video,
atau berdiskusi dengan teman sekelas.
2. Pembelajaran bergantian
Dalam metode ini, siswa akan belajar secara bergantian melalui pembelajaran daring
dan tatap muka di kelas. Misalnya, siswa akan belajar daring pada hari Senin dan
Selasa, lalu belajar tatap muka di kelas pada hari Rabu dan Kamis.
3. Pembelajaran terintegrasi
Dalam metode ini, pembelajaran daring dan tatap muka di kelas terintegrasi secara
harmonis. Guru dapat menggunakan pembelajaran daring untuk memperkenalkan
konsep baru dan meminta siswa untuk mengerjakan tugas daring sebelum bertemu di
kelas. Saat bertemu di kelas, guru dapat melakukan diskusi, aktivitas kelompok, dan
membimbing siswa dalam mengerjakan tugas.9

8
Yulianti and Sulistiyawati.
9
Purnama, “Blended Learning Sebagai Sarana Optimalisasi Pembelajaran Daring Di Era New Normal.”

6
a) Keuntungan dari Pembelajaran Blended Learning
Pembelajaran blended learning memiliki beberapa keuntungan, di antaranya:
1. Fleksibilitas waktu dan tempat
Pembelajaran blended learning memungkinkan siswa untuk belajar kapan saja dan di
mana saja. Siswa dapat mengakses materi pembelajaran daring dan mengerjakan
tugas secara online.
2. Keterlibatan siswa yang lebih tinggi
Pembelajaran blended learning dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran. Siswa dapat berinteraksi dengan guru dan teman sekelas melalui forum
daring, video konferensi, atau diskusi online.
3. Peningkatan keterampilan digital
Dalam pembelajaran blended learning, siswa akan belajar menggunakan teknologi
dan platform pembelajaran daring. Hal ini dapat meningkatkan keterampilan digital
siswa yang penting dalam era digital saat ini.

b) Tantangan dari Pembelajaran Blended Learning


Pembelajaran blended learning telah menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir.
Blended learning adalah kombinasi antara pembelajaran daring (online) dan
pembelajaran tatap muka di kelas. Metode pembelajaran ini dianggap dapat
memberikan pengalaman belajar yang lebih efektif dan efisien bagi para siswa.
Pembelajaran blended learning juga memiliki beberapa tantangan, di antaranya:
1. Kurangnya akses ke teknologi
Beberapa siswa mungkin tidak memiliki akses ke teknologi yang diperlukan untuk
pembelajaran daring, seperti komputer atau koneksi internet yang stabil. Hal ini dapat
menghambat kemampuan siswa untuk mengakses dan memanfaatkan platform
pembelajaran daring.
2. Kesulitan dalam mengatur waktu dan motivasi
Pembelajaran blended learning membutuhkan kemampuan siswa untuk mengatur
waktu dan mandiri dalam belajar. Beberapa siswa mungkin kesulitan untuk
memotivasi diri sendiri dan tetap fokus dalam belajar secara daring.
3. Perbedaan dalam gaya belajar
Siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Beberapa siswa mungkin lebih suka
belajar secara tatap muka di kelas, sementara yang lain lebih suka belajar secara

7
daring. Pembelajaran blended learning dapat menjadi tantangan bagi siswa yang
memiliki gaya belajar yang berbeda dengan metode pembelajaran ini.10

B. Strategi Pembelajaran Blended Learning

a. Strategi
Strategi merupakan faktor utama yang menjadi perhatian para pendidik dalam
melaksanakan pembelajaran karena keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi
oleh strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Strategi pembelajaran memiliki
berbagai macam fariasi diantaranya adalah strategi pembelajaran dengan pendekatan
kelompok dan pendekatan individu. 11Strategi dalam proses belajar mengajar merupakan
suatu rencana yang dipersiapkan secara seksama untuk mencapai tujuan belajar. Jadi
dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan yang harus
dikerjakan oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Ada lima strategi yang telah dikembangkan oleh para ahli yang berkenaan
dengan penerapan model pembelajaran yang disingkat REACT yaitu:
a. Relating: belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman nyata
b. Experiencing: belajar ditentukan pada penggalian, penemuan, dan penciptaan
c. Applying: belajar bilamana pengetahuan dipresentasikan didalam konteks
pemanfaatanny
d. Cooperating: belajar melalui konteks komunikasi interpersonal, pemakaian
bersama dan sebagainya
e. Transfering: belajar melaluipemanfaatn pengetahuan, dari dalam situasi atau
konteks.
Blended learning atau pembelajaran gabungan antara pengajaran tatap muka di kelas
dan pembelajaran online, saat ini semakin banyak diterapkan oleh para pendidik di seluruh
dunia. Dalam era digital seperti sekarang, penerapan blended learning menjadi semakin
penting sebagai salah satu alternatif dalam memberikan pembelajaran kepada siswa. Namun,
hal tersebut tidak selalu mudah bagi guru untuk menanggapi perubahan proses belajar
mengajar. Oleh karena itu, dalam artikel ini kami akan membahas beberapa strategi yang
dapat digunakan oleh guru dalam menanggapi perubahan proses belajar mengajar blended
learning.12

10
Purnama.
11
Daud, “Strategi Guru Mengajar Di Era Milenial.”
12
Dakhi, Jama, and Irfan, “Blended Learning: A 21St Century Learning Model At College.”

8
1. Menyiapkan diri dan meningkatkan keterampilan teknologi
Salah satu kunci sukses dalam menerapkan blended learning adalah meningkatkan
keterampilan teknologi. Guru harus memahami teknologi pembelajaran online dan
menggunakan berbagai platform pembelajaran online untuk mengembangkan materi
ajar yang menarik. Guru juga harus memiliki kemampuan untuk membuat video
pembelajaran yang interaktif dan mengembangkan konten digital lainnya.
Meningkatkan keterampilan teknologi sangat penting untuk memberikan pengalaman
pembelajaran yang lebih baik bagi siswa.
2. lingkungan belajar yang menyenangkan
Guru juga harus menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan bagi siswa
dalam pembelajaran blended learning. Lingkungan belajar yang baik dapat membantu
siswa merasa nyaman dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Guru harus
menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan interaktif, menggunakan teknologi
dan media pembelajaran yang menarik serta memberikan kebebasan bagi siswa untuk
mengeksplorasi materi ajar.
3. Membuat rencana pembelajaran yang jelas
Guru harus membuat rencana pembelajaran yang jelas dan terstruktur dalam
pembelajaran blended learning. Rencana pembelajaran harus mencakup jadwal
pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa. Guru juga harus
menyusun materi ajar yang mudah dipahami oleh siswa, dengan memperhatikan
karakteristik siswa dalam memahami materi ajar.
4. Mengembangkan kemampuan kolaborasi
Pembelajaran blended learning memungkinkan siswa untuk bekerja secara kolaboratif
dengan teman-temannya. Oleh karena itu, guru harus mengembangkan kemampuan
kolaborasi dalam pembelajaran blended learning. Guru dapat memberikan tugas
kelompok yang dapat mengembangkan kemampuan bekerja sama siswa dalam
menyelesaikan tugas. Selain itu, guru juga dapat menggunakan platform pembelajaran
online yang memungkinkan siswa untuk berdiskusi dan berbagi informasi.13
5. Memberikan umpan balik yang konstruktif
Memberikan umpan balik yang konstruktif sangat penting dalam pembelajaran
blended learning. Guru harus memberikan umpan balik yang jelas dan konstruktif
kepada siswa untuk membantu mereka memahami materi ajar dan meningkatkan

13
Mahendra et al., “Blended Learning: Strategi Pembelajaran Alternatif Di Era New Normal SD Tunas
Harapan.”

9
kinerja belajar. Guru juga harus memahami bahwa setiap siswa memiliki kemampuan
dan kecepatan belajar yang berbeda-beda Tentunya kita semua sepakat bahwa
pandemi COVID-19 telah mempengaruhi kehidupan kita, termasuk di dalamnya
adalah dunia pendidikan. Sekolah harus ditutup dan para siswa harus belajar dari
rumah. Oleh karena itu, konsep blended learning muncul sebagai solusi untuk
melanjutkan proses belajar-mengajar. Namun, dengan adanya perubahan dalam cara
belajar-mengajar, guru harus beradaptasi dan mengembangkan strategi baru untuk
memastikan bahwa siswa dapat belajar secara efektif.
6. Menggunakan teknologi sebagai alat bantu
Blended learning melibatkan penggunaan teknologi dalam proses belajar-mengajar.
Oleh karena itu, guru harus dapat menggunakan teknologi sebagai alat bantu untuk
meningkatkan pengalaman belajar siswa. Teknologi seperti video pembelajaran,
platform pembelajaran daring, dan aplikasi pembelajaran dapat digunakan untuk
memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan menarik.
7. Menjaga interaksi antara siswa dan guru
Salah satu keuntungan dari pembelajaran tatap muka adalah interaksi antara siswa dan
belajaran blended learning, interaksi antara siswa dan guru harus tetap dijaga. Guru
harus memastikan bahwa siswa merasa terlibat dan diberikan kesempatan untuk
berpartisipasi dalam proses belajar-mengajar. Hal ini dapat dilakukan melalui diskusi
daring, sesi tutorial online, dan lain sebagainya.
8. Mengembangkan materi pembelajaran yang fleksibel
Blended learning memungkinkan siswa untuk belajar dari mana saja dan kapan saja.
Oleh karena itu, guru harus dapat mengembangkan materi pembelajaran yang
fleksibel dan mudah diakses. Guru harus memastikan bahwa materi pembelajaran
dapat diakses secara online dan dapat diunduh untuk diakses offline. Selain itu, guru
juga harus memastikan bahwa materi pembelajaran dapat disesuaikan dengan
kebutuhan siswa.14
9. Memberikan umpan balik secara rutin
Penting bagi guru untuk memberikan umpan balik secara rutin kepada siswa. Dalam
pembelajaran blended learning, guru dapat memberikan umpan balik melalui platform
pembelajaran daring atau melalui email. Hal ini dapat membantu siswa memahami di
mana mereka berada dalam proses pembelajaran dan memperbaiki kesalahan mereka.

14
SA’IDU, “Difusi Inovasi Manajemen Perubahan Model Kurt Lewin Pada Madrasah Dengan
Pendekatan Prinsip Tringa.”

10
10. Memanfaatkan berbagai sumber daya pembelajaran15
Salah satu keuntungan dari pembelajaran blended learning adalah memanfaatkan
berbagai sumber daya pembelajaran, seperti video pembelajaran, artikel, dan buku
elektronik. Guru harus dapat memilih sumber daya pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan siswa dan memastikan bahwa sumber daya tersebut dapat diakses dengan
mudah.
11. Mempertahankan motivasi siswa
Salah satu tantangan dalam pembelajaran blended learning adalah mempertahankan
motivasi siswa. Guru harus dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang
menarik dan menantang untuk mempertahankan motivasi siswa. Hal ini dapat
dilakukan dengan memberikan tugas yang menarik16

b. Teori Tentang Generasi Milenial


Generasi adalah sekumpulan orang-orang pada suatu waktu yang
diklasifikasikan dengan berdasarkan pada usia, tahun kelahiran dan kejadian tertentu
yang berpengaruh terhadap perkembangan dan kebiasaan hidup.6 Definisi lain
dikemukakan oleh Parry dan Urwin generasi adalah sebuah perangkat peristiwa
sejarah dan fenomena yang dapat menciptakan kesenjangan generasi yang berbeda.
Sedangkan menurut Mannheim dalam Padayachee menyebutkan teori generasi
merupakan jenis identitas lokal tertentu yang berhubungan dengan kelompok umur
yang ada pada proses sosial histori.17
Generasi milenial atau generasi Z menurut Salleh Dkk generasi ini lahir disaat
tekhnologi sudah berkembang dengan pesat dan pada saat dunia mulai diguncang
dengan isu terorisme, ketidakstabilan politik, perubahan iklim yang ekstrim hingga
isu kesehatan dunia seperti virus mematikan. Generasi ini melihat dan membaca
langsung dari tekhnologi yang mereka pakai inilah yang menjadikan generasi ini
generasi yang tidak suka mengambil resiko atau bahasa sederhananya generasi
mencari jalan aman.Yang menarik dari generasi ini adalah kecenderungan dan reaksi

15
Abroto, Maemonah, and Ayu, “Pengaruh Metode Blended Learning Dalam Meningkatkan Motivasi
Dan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar.”
16
Bouilheres et al., “Defining Student Learning Experience through Blended Learning.”
17
Jojor and Sihotang, “Analisis Kurikulum Merdeka Dalam Mengatasi Learning Loss Di Masa Pandemi
Covid-19 (Analisis Studi Kasus Kebijakan Pendidikan).”

11
mereka terhadap isu global, secara umum generasi ini cenderung toleran jika
dibandingkan dengan generasi sebelumnnya.18

C. KESIMPULAN
Belajar mengajar di era digital ini telah mengalami banyak perubahan, termasuk
dengan adanya metode pembelajaran blended learning. Bukan hanya murid, guru juga
perlu menyesuaikan diri dengan metode ini agar dapat memberikan pembelajaran yang
efektif dan efisien. Di artikel ini, kami akan membahas strategi-strategi yang dapat
dilakukan oleh guru dalam menanggapi perubahan proses belajar mengajar blended
learning.
Pembelajaran blended learning adalah metode pembelajaran yang menggabungkan
pembelajaran daring dan tatap muka di kelas. Metode pembelajaran ini memiliki
keuntungan, seperti fleksibilitas waktu dan tempat, keterlibatan siswa yang lebih tinggi,
dan peningkatan keterampilan digital. Namun, pembelajaran blended learning juga
memiliki tantangan, seperti kurangnya akses ke teknologi, kesulitan dalam mengatur
waktu dan motivasi, dan perbedaan dalam gaya belajar siswa. Untuk sukses dalam
pembelajaran blended learning, siswa dapat melakukan beberapa tips, seperti mencari
lingkungan belajar yang nyaman, membuat jadwal belajar yang teratur, berinteraksi
dengan guru dan teman sekelas, menggunakan teknologi dengan bijak, dan mencari
bantuan ketika diperlukan.

18
Adri, Giatman, and Ernawati, “Manajemen Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19 Berbasis
Blended Learning.”

12
DAFTAR PUSTAKA
Abroto, Abroto, Maemonah Maemonah, and Nelsa Putri Ayu. “Pengaruh Metode Blended
Learning Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar.”
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan 3, no. 5 (2021): 1993–2000.
https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/703.
Adri, Fitrah Maulana, Muhammad Giatman, and Ernawati Ernawati. “Manajemen
Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19 Berbasis Blended Learning.” JRTI (Jurnal
Riset Tindakan Indonesia) 6, no. 1 (2021): 110. https://doi.org/10.29210/3003875000.
Ariyana, Ariyana, Nori Anggraini, and Lusi Apriliani. “Strategi Penerapan Model
Pembelajaran Guru Penggerak Merdeka Belajar Dalam Memotivasi Siswa Menjadi
AKBIF (Aktif, Kreatif, Berpikir Kritis & Kolaboratif).” Seminar Nasional SAGA# 4
(Sastra, Pedagogik, Dan Bahasa) 4, no. 1 (2022): 194–204.
Bhakti, C P, and S J Kurniawan. “Konsep Psikoedukasi Berbasis Blended Learning Bagi
Remaja Di Masa Pandemi Covid-19.” Prosiding Seminar Nasional Bimbingan Dan
Konseling Mengukuhkan Eksistensi Peran BK Pasca Pandemi Covid-19 Di Berbagai
Setting Pendidikan, 2020, 52–60.
http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk/article/view/1135.
Bouilheres, Frederique, Le Thi Viet Ha Le, Scott McDonald, Clara Nkhoma, and Lilibeth
Jandug-Montera. “Defining Student Learning Experience through Blended Learning.”
Education and Information Technologies 25, no. 4 (2020): 3049–69.
https://doi.org/10.1007/s10639-020-10100-y.
Dakhi, Oskah, Jalius Jama, and Dedy Irfan. “Blended Learning: A 21St Century Learning
Model At College.” International Journal Of Multi Science 1, no. 08 (2020): 50–65.
Daud, Ahmad. “Strategi Guru Mengajar Di Era Milenial.” Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian
Dan Kajian Sosial Keagamaan 17, no. 1 (2020): 29–42. https://doi.org/10.46781/al-
mutharahah.v17i1.72.
Hakiim, Salma, Halimatus Sadiyah, Laelatul Mutmainah, Mohammad Ichsanul A’mal, and
Nurul Arfinanti. “Peningkatan Mutu Pendidikan Di Kelas IX Pada Masa Pandemi
Covid-19.” Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan 9, no. 1 (2021): 11–19.
https://doi.org/10.21831/jamp.v9i1.37922.
Jojor, Anita, and Hotmaulina Sihotang. “Analisis Kurikulum Merdeka Dalam Mengatasi
Learning Loss Di Masa Pandemi Covid-19 (Analisis Studi Kasus Kebijakan
Pendidikan).” Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan 4, no. 4 (2022): 5150–61.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i4.3106.

13
Mahendra, A., Chintya Marselina Br Ketaren, Della Karmila Br Surbakti, Emia Fransiska Br
Barus, Kartika Situmeang, and Maulinanda Indrapraja. “Blended Learning: Strategi
Pembelajaran Alternatif Di Era New Normal SD Tunas Harapan.” Prima Abdika :
Jurnal Pengabdian Masyarakat 1, no. 4 (2021): 120–28.
https://doi.org/10.37478/abdika.v1i4.1250.
Purnama, Medina Nur Asyifah. “Blended Learning Sebagai Sarana Optimalisasi
Pembelajaran Daring Di Era New Normal.” SCAFFOLDING: Jurnal Pendidikan Islam
Dan Multikulturalisme 2, no. 02 (2020): 106–21.
https://doi.org/10.37680/scaffolding.v2i02.535.
Putri, Novianti Indah, Yudi Herdiana, Zen Munawar, and Rita Komalasari. “Teknologi
Pendidikan Dan Transformasi Digital Di Masa Pandemi COVID-19.” Jurnal ICT :
Information Communication & Technology 20, no. 1 (2021): 53–57.
SA’IDU, NUR. “Difusi Inovasi Manajemen Perubahan Model Kurt Lewin Pada Madrasah
Dengan Pendekatan Prinsip Tringa.” CENDEKIA: Jurnal Ilmu Pengetahuan 1, no. 4
(2021): 337–47. https://doi.org/10.51878/cendekia.v1i4.611.
Yulianti, Tien, and Ari Sulistiyawati. “The Blended Learning for Student’s Character
Building” 422, no. Icope 2019 (2020): 56–60.
https://doi.org/10.2991/assehr.k.200323.089.

14

Anda mungkin juga menyukai