Anda di halaman 1dari 142

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Di tengah merebaknya kasus penyebaran virus corona (Covid-19)
yang terjadi akhir-akhir ini, ternyata juga membawa dampak tersendiri
bagi sektor pendidikan di Tanah Air. Penyebaran virus corona yang
begitu cepat dan bahkan telah merenggut korban jiwa tersebut, jelas
mengundang kekhawatiran bagi para pemegang kebijakan (Pemerintah,
red) khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud),  juga dari kalangan orang tua siswa maupun mahasiswa.
Fakta itulah yang akhirnya membuat sejumlah sekolah dan perguruan
tinggi di Tanah Air, terpaksa menghentikan sementara kegiatan belajar
mengajar (KBM) dalam kelas. Langkah ini, jelas untuk mencegah
penyebaran dan penularan virus corona kepada peserta didik.

Sistem pembelajaran daring merupakan implementasi dari


pendidikan jarak jauh melalui online. Sistem pembelajaran ini pun
bertujuan untuk meningkatkan pemerataan akses terhadap pembelajaran
yang lebih baik dan bermutu. Sebab, dengan sistem pembelajaran daring,
akan memberikan peluang bagi pelajar dan mahasiswa untuk dapat
mengikuti suatu pelajaran atau mata kuliah tertentu.

Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram


dalam bentuk pendidikan formal, dan nonformal, dan informal disekolah,
dan diluar sekolah. Dengan pendidikan tersebut juga akan melahirkan
peserta didik yang cerdas serta mempunyai kompetensi dan skill untuk
dikembangkan ditengah- tengah masyrakat. Untuk mewujudkan hal
demikian tidak terlepas dari faktor penentu dalam keberhasilan peserta

1
didik dalam pendidikan. Salah satu faktor utamanya adalah kemampuan
guru menggunakan metode dalam proses pembelajaran.

Banyak sekali faktor yang menjadikan rendahnya kualitas


pendidikan di Indonesia. Factor-faktor yang bersifat teknis diantaranya
adalah rendahnya kualitas guru, rendahnya sarana fisik, mahalnya biaya
pendidikan, rendahnya prestasi siswa, rendahnya kesejahteraan guru,
rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, kurangnya
pemerataan kesempatan pendidikan. Namun sebenarnya yang menjadi
masalah mendasar dari pendidikan di Indonesia adalah sistem
pendidikan di Indonesia itu sendiri yang menjadikan siswa sebagai
objek, sehingga manusia yang dihasilkan dari sistem ini adalah manusia
yang hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya
bersikap kritis terhadap zamannya. Maka disinilah dibutuhkan kerja
sama antara pemerintah dan mesyarakat untuk mengatasi segala
permasalahan pendidikan di Indonesia.

http://edukasi.kompasiana.com/2013/12/10/masalah-pendidikan-di-
indonesia-dan-solusinya-615212.html

Pihak yang berperan sangat besar dalam dunia pendidikan di


sekolah adalah guru. Guru sebagai tenaga pendidik yang harus dituntut
untuk mempunyai cara-cara yang mengesankan agar dapat membuat
peserta didik memiliki gairah dan semangat untuk belajar. Namun
faktanya saat ini di debagian besar sekolah-sekolah di indonesia, para
guru masih cenderung menyajikan materi pelajaran khususnya dalam
pelajaran Akuntansi menggunakan metode konvensional dengan sebatas
ceramah, latihan soal, dan tanya jawab. Metode tersebut banyak dipilih
oleh guru untuk menyampaikan materi dengan alasannya karena metode
tersebut sederhana dan mudah untuk dilakukan jika dibandingkan
dengan metode lainnya yang menuntut guru untuk membuat dan
menyediakan media tertentu yang menuntutnya lebih kreatif. Metode
mengajar konvensional cenderung tidak mengajak peserta didik untuk

2
belajar secara aktif, sehingga mengakibatkan peserta didik tidak
memiliki antusiasme dalam mengikuti proses belajar mengajar. Dengan
metode belajar mengajar yang telah dikembangkan saat ini peserta didik
dikenalkan dengan hal-hal yang baru, seperti: teknologi yang semakin
canggih untuk mengakses berbagai macam informasi yang diperlukan.
Hal tersebut menjadikan pendidik untuk dapat terus berkreasi dan
menciptakan ide-ide baru agar peserta didik menjadi giat belajar dan
mengerti tentang yang diajarkan.

Dari pemaparan diatas, menunjukan bahwa terdapat keterkaitan


antara rendahnya pemahaman peserta didik dengan proses pembelajaran
yang diterapkan oleh guru. Model, teknik dan sumber belajar yang
digunakan oleh guru selama kegiatan pembelajaran kurang cocok dengan
mata pelajaran Penataan produk yang tidak hanya menekankan pada
penghafalan materi semata. Maka dari itu guru harus lebih kreatif dalam
memilih dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran yang akan disampaikan. Sebagai guru yang
baik dituntut untuk dapat menciptakan pembelajaran yang kreatif dan
inovatif sehingga dapat tercipta suasana pembelajaran yang kondusif. Hal
ini dimaksudkan agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.

Salah satu alternatif pemecahan masalah yang dapat diambil adalah


dengan penerapan model Discoveri Learning sebagai upaya meningkatan
kegiatan pembelajaran Penataan Produk khususnya pada materi SOP
Penataan produk. Model Discoveri Learning adalah salah satu model
pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik untuk terbiasa
menemukan, mencari, dan mendikusikan sesuatu yang berkaitan dengan
pengajaran. Model pembelajaran ini mengutamakan peran guru dalam
menciptakan situasi belajar yang melibatkan peserta didik belajar secara
aktif dan mandiri. Kegiatan pembelajaran menekankan agar peserta didik
terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga peserta didik dapat
mengalami dan menemukan sendiri konsep-konsep yang harus ia kuasai.

3
Model Discovery Learning akan membuat pembelajaran lebih bermakna
karena akan mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif
serta mengubah pembelajaran yang semula teacher oriented ke student
oriented Dengan demikian diharapkan peserta didik lebih memahami
materi pembelajaran yang disampaikan.

Pada penelitian ini akan diterapkan pembelajaran dalam jaringan


(daring) yang memanfaatkan salah satu aplikasi Google Claasroom dengan
pendekatan model pembelajaran Discovery Learning. Salah satu solusi
yang bisa dimanfaatkan guru dalam pembelajaran online salah satunya
adalah membuat kelas maya dengan google classroom. Google
classroom adalah salah satu produk dari google. Google
Classroom merupakan layanan online gratis untuk sekolah, lembaga non-
profit, dan siapa pun yang memiliki Akun Google. Google
Classroom memudahkan siswa dan guru agar tetap terhubung, baik di
dalam maupun di luar kelas. Google Classroom adalah platform
pembelajaran campuran yang dikembangkan oleh Google untuk sekolah
yang bertujuan menyederhanakan pembuatan, pendistribusian dan
penetapan tugas dengan cara tanpa kertas. Dengan menggunakan google
classroom guru bisa membuat kelas maya, mengajak siswa gabung dalam
kelas, memberikan informasi terkait proses KBM, memberikan materi ajar
yang bisa dipelajari siswa baik berupa file paparan maupun video
pembelajaran, memberikan tugas kepada siswa, membuat jadwal
pengumpulan tugas dan lain-lain. Dengan penyajian Google Classroom
ini bisa menjadi lebih interaktif. Informasi-informasi pembelajaran juga
dapat disajikan secara up-to-date dan real-time. Begitu pula dengan
komunikasinya, meskipun tidak dapat secara langsung tatap muka, tetapi
forum pembelajaran dapat dilakukan secara online sehingga pembelajaran
yang tidak terbatas dengan tempat dan waktu (time and place flexibelity)
benar-benar terjadi. Sistem Google Classroom ini tidak memiliki batasan

4
akses, inilah yang dimungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak
waktu.
Pemilihan metode discovery learning pada penilitian ini untuk
mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 di SMK Bhakti Insani Bogor.
Metode discovery learning digunakan karena dapat merangsang siswa
untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Penggunaan metode discovery
learning juga membuat siswa lebih percaya diri karena hasil yang didapat
dari belajar merupakan penemuan sendiri. Selain itu penggunaan metode
discovery dapat membuat siswa lebih kreatif karena materi dari
pembelajaran tidak langsung disajikan secara langsung, tetapi siswa harus
menemukan dan mengolah materi tersebut. Pada penelitian ini juga akan
meneliti terkait kompetensi siswa. Hal ini dikarenakan masih rendahnya
kompetensi siswa pada mata pelajaran Penataan Produk. Penelitian ini
dibatasi pada kompetensi kognitif. Pemilihan kompetensi pada ranah
kognitif karena pada ranah tersebut paling mudah dalam mengujinya
cukup menggunakan tes. Selain itu proses pengukuran kompetensi kognitif
lebih singkat dibandingkan dengan ranah yang lain.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka perlu
diadakan penelitian tindakan kelas sebagai upaya perbaikan proses
pembelajaran konsep dalam mata pelajaran Penataan Produk , dengan
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul:
“PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN
PENATAAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN GOOGLE
CLASSROOM DI KELAS XII BISNIS DARING DAN PEMASARAN
SMK BHAKTI INSANI KECAMATAN BOGOR SELATAN KOTA
BOGOR

B. RUMUSAN MASALAH
Merujuk pada latar belakang yang telah dipaparkan , peneliti
merumuskan masalah utama dalam penelitian ini yaitu “Bagaimanakah

5
penerapan Model Discovery Learning untuk meningkatkan pembelajaran
penataan Produk Dengan menggunakan Google classroom di SMK Bhakti
Insani Bogor?”. Secara spesifik rumusan masalah dalam penelitian ini
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan pembelajaran daring Penataan Produk
melalui penerapan Model Discovery Learning di SMK Bhakti Insani
Bogor?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar peserta didik pada materi
SOP Penataan Produk melalui Google Classroom dengan penerapan
Model Discovery Learning di SMK Bhakti Insani Bogor ?

C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Untuk memperoleh dan mendeskripsikan data mengenai peningkatan
pembelajaran Penataan Produk melalui penerapan Model Discovery
Learning di SMK Bhakti Insani Bogor
2. Untuk memperoleh dan mendeskripsikan data mengenai peningkatan
hasil belajar peserta didik pada pembelajaran Penataan produk materi
SOP penataan produk fashion melalui penerapan Model Discovery
Learning di SMK Bhakti Insani Bogor

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1. Manfaat teoritis
Melalui kegiatan penelitian ini diharapkan diperoleh suatu model
pembelajaran yang tepat dalam melaksanakan pembelajaran Penataan
Produk sebagai salah satu upaya meningkatkan pemahaman pembelajaran
Penataan Produk khususnya materi SOP Penataan yang nantinya dapat
dijadikan sebagai refrensi bagi peneliti selanjutnya.

6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta didik
1) Meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai materi sifat-
sifat cahaya
2) Mendorong peserta didik lebih aktif, kreatif, dan berani
mengungkapkan pendapat
3) Mendapatkan pengajaran yang konkrit yaitu tidak hanya sekedar
konsep melainkan proses suatu kejadian
4) Menjadikan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga
peserta didik termotivasi dan merasa antusias dalam mengikuti
pembelajaran.
b. Bagi guru
1) Meningkatnya kemampuan guru dalam mengatasi kendala
pembelajaran Penataan Produk.
2) Dapat memberikan inspirasi bagi guru untuk melakukan proses
belajar pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
yang inovatif sehingga tercipta pembelajaran yang
menyenangkan.
3) Melatih keprofesionalan seorang guru dalam mengembangkan
model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta
didik
c. Bagi sekolah
1. Hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan
inovasi pembelajaran bagi para guru lain dalam mengajarkan
materi.
2. Sebagai masukan dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran secara intensif dan menggunakan model
pembelajaran yang lebih inovatif agar kualitas pembelajaran lebih
efektif khususnya pada kualitas sekolah.

7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas


1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas disingkat PTK atau Classroom Action
Research adalah bentuk penelitian yang terjadi di dalam kelas berupa
tindakan tertentu yang dilakukan untuk memperbaiki proses belajar
mengajar guna meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dari
sebelumnya.
Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk mengubah perilaku
mengajar guru, perilaku peserta didik di kelas, peningkatan atau perbaikan
praktik pembelajaran, dan atau mengubah kerangka kerja melaksanakan
pembelajaran kelas yang diajar oleh guru tersebut sehingga terjadi
peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses
pembelajaran.
Menurut Arikunto, dkk (2006), penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama.
Menurut Supardi (2006), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan
meningkatkan profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar di
kelas dengan melihat kondisi siswa.

8
Menurut Kemmis dan Taggart (Padmono, 2010), penelitian
tindakan kelas adalah suatu penelitian refleksif diri kolektif yang
dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk
meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik
sosial mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktek itu dan
terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktek tersebut.
Karakteristik utama penelitian tindakan kelas adalah adanya
partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok
sasaran. Penelitian tindakan kelas harus menunjukkan adanya perubahan
ke arah perbaikan dan peningkatan secara positif. Apabila dengan tindakan
justru membawa kelemahan, penurunan atau perubahan negatif, berarti hal
tersebut menyalahi karakter penelitian tindakan kelas.

Berdasarkan beberapa pemahaman mengenai PTK diatas dapat


disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu
pengamatan yang menerapkan tindakan didalam kelas dengan
menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang
dilakukan dalam beberapa periode atau siklus. Berdasarkan jumlah dan
sifat perilaku para anggotanya, PTK dapat berbentuk individual dan
kaloboratif, yang dapat disebut PTK individual dan PTK kaloboratif.
Dalam PTK individual seorang guru melaksanakan PTK di kelasnya
sendiri atau kelas orang lain, sedang dalam PTK kaloboratif beberapa
orang guru secara sinergis melaksanakan PTK di kelas masing-masing
dan diantara anggota melakukan kunjungan antar kelas.

2. Karateristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Penelitian Tindakan Kelas mempunyai karakteristik tersendiri
jika dibangdingkan dengan penelitian-penelitian lain pada umumnya.
Beberapa karakter tersebut adalah sebagai berikut: Guru merasa bahwa
ada permasalahan yang mendesak untuk segera diselesaikan di dalam
kelasnya. Dengan kata lain, guru menyadari bahwa ada sesuatu dalam
praktik pembelajarannya yang harus dibenahi, dan ia terpanggil untuk

9
melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki persoalan
tersebut. Penelitian Tindakan Kelas akan dapat dilaksanakan jika, guru
memang sejak awal menyadari adanya persoalan yang terkait dengan
proses dan produk pembelajaran yang dihadapi di kelas, kemudian dari
persoalan itu guru menyadari pentingnya persoalan tersebut untuk
diperoleh secara professional. Jika guru merasa bahwa apa yang dia
praktikkan sehari-hari di kelas tidak bermasalah maka PTK tidak
diperlukan.

1) Refleksi Diri
Refleksi merupakan cirri khas PTK yang paling esensial. Refleksi yang
dimaksud disini adalah refleksi dalam pengertian melakukan intropeksi
diri, seperti guru mengingiat kembali apa saja tindakan yang telah
dilakukan di dalam kelas, apa dampak dari tindakan tersebut, mengapa
dampaknya menjadi demikian, dan sebagainya.

2) Atas dasar refleksi yang seperti itu, maka guru dimungkinkan untuk
memeriksa dirinya sendiri, terutama terkait kelemahan dan kelebihan
dari pola pembelajaran yang telah ia praktikkan. Kemudian, dari situ ia
berusaha mengatasi berbagai kelemahan tersebut.

3) Kolaboratif
Kolaboratif yang dimaksud disini merupakan upaya perbaikan proses
dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri oleh peneliti, tetapi
ia harus berkolaborasi dengan guru lain atau kepala sekolah. Penelitian
Tindakan Kelas merupakan upaya bersama dari berbagai pihak untuk
mewujudkan perbaikan yang diinginkan. Kolaborasi ini tidak bersifat
basa-basi, tetapi harus tampil dalam keseluruhan proses perencanaan,
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas sampai dengan menyusun
laporan hasil penelitian.

4) Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di dalam kelas

10
Kelas yang dimaksud disini tidak sebatas pada sebuah ruang tertutup
yang dibatasi dinding dan pintu. Kelas yang sesungguhnya adalah
semua “tempat” dimana terjadi proses pembelajaran antara guru dan
siswa. Jadi, boleh-boleh saja PTK dilakukan di ruang terbuka, seperti
dalam pelajaran olahrarga yang dilakukan dilapangan, yang terpenting
dalam PTK bukanlah kelas atau ruangnya, tetapi fokus perhatian
penelitian kepada proses pembelajaran dalam bentuk interaksi guru dan
siswa.

3. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas


Menurut Hopkins (1993), penelitian tindakan kelas diawali dengan
perencanaan tindakan (Planning), penerapan tindakan (action),
mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (Observation
and evaluation). Sedangkan prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas
terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting), dan seterusnya
sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria
keberhasilan). Gambar dan penjelasan langkah-langkah penelitian tindakan
kelas adalah sebagai berikut:

11
a) Perencanaan (Planning), yaitu persiapan yang dilakukan untuk
pelaksanaan Penellitian Tindakan Kelas, seperti: menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dan pembuatan media pembelajaran. 
b) Pelaksanaan Tindakan (Acting), yaitu deskripsi tindakan yang akan
dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan serta
prosedur tindakan yang akan diterapkan. 
c) Observasi (Observe), Observasi ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan
semua rencana yang telah dibuat dengan baik, tidak ada penyimpangan-
penyimpangan yang dapat memberikan hasil yang kurang maksimal dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Kegiatan observasi dapat dilakukan
dengan cara memberikan lembar observasi atau dengan cara lain yang
sesuai dengan data yang dibutuhkan. 
d) Refleksi (Reflecting), yaitu kegiatan evaluasi tentang perubahan yang
terjadi atau hasil yang diperoleh atas yang terhimpun sebagai bentuk
dampak tindakan yang telah dirancang. Berdasarkan langkah ini akan
diketahui perubahan yang terjadi. Bagaimana dan sejauh mana tindakan
yang ditetapkan mampu mencapai perubahan atau mengatasi masalah

12
secara signifikan. Bertolak dari refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan
dalam bentuk replanning dapat dilakukan.

B. Model Discovery Learning


a) Pengertian model Discovery Learning
Menurut Sund dalam http://ofiick.blogspot.com/2012/11/m0del-
pembelajaran-penemuan-terbimbing.html, model pembelajran penemuan
terbimbing (Discovery learning) adalah proses mental dimana siswa
mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud
dengan proses mental antara lain ialah : mengamati, mencerna, mengerti,
menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur,
membuat kesimpulan dan sebgainya. Dalam teknik ini siswa dibiarkan
untuk menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru
hanya sebagai fasilitator dan membimbing apabila diperlukan atau apabila
ada yang dipertanyakan.
Sebagaimana diungkapkan oleh Jerome Bruner, Bruner menganggap
bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif
oleh manusia, dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik.
Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah sera pengetahuan
yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar
bermakna (Ratna Wilis Dahar (2006:79). Dari teori belajar Bruner, intinya
perolehan pengetahuan merupakan suatu proses interaksi, dan orang
mengkanstruksi pengetahuannya dengan menghubungkan informasi yang
masuk dengan informasi yang disimpan atau diperoleh sebelumnya.
Belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh
manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik.
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model Discovery
adalah model pembelajaran yang mengarahkan siswa kepada data-data
serta informasi yang telah disediakan oleh guru untuk diolah sendiri oleh
siswa dengan bimbingan guru untuk kemudian siswa sendiri menemukan
sebuah prinsip umum dari data dan informasi yang disediakan tersebut.

13
b) Kelebihan model Discovery Learning
Dalam penggunaan model discovery learning ini guru berusaha
meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Maka
model ini memiliki kelebihan sebagai berikut:
 Model ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan,
memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses
kognitif/pengenalan siswa.
 Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi
individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa
tersebut.
 Dapat membangkitkan kegairahan belajar mengajar para siswa.
 Model ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berkembang dan maju sesuai dengankemampuannya masing-masing.
 Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki
motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.
 Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan
pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.
Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai
teman belajar saja atau sebagai fasilitator, membimbing siswa dalam
kegiatan belajar mengajar.
c) Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model
Discovery Learning
Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model Discovery
Learning adalah sebagai berikut:
1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan). Pertama-tama pada
tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi,
agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.
2) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah). Setelah
dilakukan stimulation langkah selanjutya adalah guru memberi

14
kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian
salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban
sementara atas pertanyaan masalah).
3) Data collection (pengumpulan data). Ketika eksplorasi berlangsung
guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan
informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis. Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab
pertanyaan atau membuktikan benar tidak hipotesis, dengan demikian anak
didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai
informasi yang relevan, membaca literature, mengamati objek, wawancara
dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
4) Data processing (pengolahan data). Data processing merupakan
kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik
melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Data
processing disebut juga dengan pengkodean coding/ kategorisasi yang
berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi
tersebut siswa akan mendapatkan penegetahuan baru tentang alternatif
jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis.
5) Verification (pentahkikan/pembuktian). Bertujuan agar proses
belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan
atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya.
6) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi). Tahap
generalitation/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.
Atau tahap dimana berdasarkan hasil verifikasi tadi, anak didik belajar
menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu. Akhirnya dirumuskannya
dengan kata-kata prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.

15
d) Aplikasi Model Discovery Learning dalam Pembelajaran Penataan
produk
Model pembelajaran ini dapat diaplikasikan pada mata pelajaran
Penataan produk dengan materi SOP penataan produk supermarket yang
meliputi perencanaannyam tahap-tahap pelaksanaannya dan evaluasinya.
1. Perencanaan
a. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat,
gaya belajar, dan sebagainya).
b. Menentukan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik.
c. Menentukan materi yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari
contoh-contoh generalisasi).
d. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,
ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa.
e. Mengatur materi pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
konkrit ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.
f. Mempersiapkan penilaian proses dan hasil belajar siswa.

2. Pelaksanaan pembelajaran:
a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan).
Memberikan rangsangan kepada siswa dengan memberikan
permasalahan kepada siswa baik itu pertanyaan, maupun sesuatu yang
harus dibuktikan. Permasalahan yang diberikan kepada siswa tentunya
berhubungan dengan materi sifat-sifat cahaya baik itu permasalahan
berupa sifat-sifat maupun penggunaan bahan tersebut pada alat yang
digunakan oleh manusia dikehidupan sehari-hari.
b. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah).
Berdiskusi untuk mengidentifikasi sebuah masalah yang telah
ditentukan oleh guru. Identifikasi masalah ini bisa dimulai dari contoh
alat yang sering siswa lihat dikehidupan sehari-hari mereka yang
kemudian mereka analisis serta menggolongkan alat-alat tersebut.

16
c. Data collection (pengumpulan data)
Pengumpulan data dilakukan untuk mencari kebenaran data dari hasil
identifikasi siswa. Pengumpulan data bisa dilakukan dengan cara
wawancara, observasi, angket dan sebagainya. Pada materi ini
pengumpulan data bisa dilakukan dengan cara pemberian lembar
kegiatan percobaan dan media objek untuk selanjutnya oleh siswa
dilaksanakan dengan tujuan membuktikan kebenaran data yang telah
didapatkan sebelumnya. Percobaan yang dilakukan akan lebih
menekankan pada pembuktian dari sifat-sifat cahaya.
d. Data processing (pengolahan data)
Data yang telah diperoleh pada saat pengumpulan data kemudian
diproses dan disusun secara sistematis oleh siswa, baik itu dengan
berupa tabel maupun laporan sederhana yang tidak terstruktur.
e. Verification (pembuktian)
Setelah data dapat diolah, siswa mencari contoh-contoh benda dan alat
yang sering mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk
mempermudah pekerjaan mereka sesuai dengan sifat serta kegunaan
benda tersebut.
f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Menarik kesimpulan dari keseluruhan kegitan yang telah
dilaksanakan untuk selanjutnya menjawab dan memecahkan
masalah. Kesimpulan yang akan didapatkan oleh siswa adalah
berupa sifat-sifat yang dimiliki oleh benda-benda yang digunakan
manusia, contoh-contoh benda tersebut sesuai dengan sifatnya serta
penggunaan benda tersebut sebagai bahan penyusun alat-alat yang
sering digunakan manusia di kehidupan sehari-hari.
C. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Pengertian belajar sangat komplek, tidak dapat diartikan dengan pasti,
sebab pendapat ahli yang satu dengan ahli yang lainnya dalam

17
memberikan pengertian belajar berbeda-beda. Hal ini tergantung pada
aliran yang dianutnya.

Proses belajar pada hekekatnya adalah komuniksi edukatif yang dapat


menimbulkan hubungan timbal balik antara dua hal atau lebih atau
pribadi-pribadi yang sama, dengan tujuan mengarahkan dirinya pada
satu tujuan tertentu yang akan dicapai.

Berikut beberapa pengertian/definisi belajar menurut pandangan ahli:

a. Cronbach mengemukakan bahwa learning is shown by change in


behaviour as a result of experience (belajar sebagai suatu aktivitas
yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman).
b. Menurut M. Ngalim Purwanto dalam buku “Psikologi Pendidikan”
Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa
kecakapan sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.
c. Sardiman dalam "Interaksi dan Motivasi Belajar" berpendapat bahwa
belajar itu merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan
dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
d. Wittig (dalam Syah, 2003 : 65-66), belajar sebagai any relatively
permanen change in an organism behavioral repertoire that accurs
as a result of experience (belajar adalah perubahan yang relatif
menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku
suatu organisme sebagai hasil pengalaman).
e. H. Spears yang dikutip oleh Dewa Ketut Sukardi mengatakan bahwa
belajar itu mencakup berbagai macam perbuatan mulai dari
mengamati, membaca, menurun, mencoba sampai mendengarkan
untuk mencapai suatu tujuan.
Belajar lebih ditekankan pada proses kegiatannya dan proses
belajar lebih ditekankan pada hasil belajar yang dicapai oleh subjek

18
belajar atau siswa. Hasil belajar dari kegiatan belajar disebut juga
dengan prestasi belajar.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan beberapa ahli di atas,


maka penulis dapat mengambil kesimpulan, bahwa belajar adalah suatu
proses perubahan tingkah laku yang merupakan sebagai akibatdari
pengalaman atau latihan.

19
Prestasi dalam bidang akademik berarti hasil yang diperoleh
dari kegiatan di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan
biasanya ditentukan melalui sebuah pengukuran “Measurement” dan
penilaian atau “evaluasi”

Perbedaan antara pengukuran dan penilaian terletak pada


sifatnya kuantitatif, sedangkan hasil penilaian sifatnya kualitatif.
Evaluasi dalam dunia pendidikan meliputi evaluasi terhadap hasil
belajar, proses belajar mengajar dan evaluasi terhadap kurikulum.

Evaluasi (pengukuran) yang sifatnya kuantitatif pada


hakekatnya simbol dari sebagian perilaku yang diharapkan dan dapat
mewakili keseluruhan perubahan (population of behavioral change) dari
peserta didik itu sendiri. Perubahan perilaku peserta didik secara
keseluruhan sangat sukar untuk diungkapkan, karena perubahan
perilaku peserta didik itu ada yang dapat diamati (tangiable) dan ada
yang tidak dapat diamati (untangiable). Dari uraian di atas bisa
disimpulkan prestasi belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang
dicapai siswa sebagai hasil belajar yang meliputi tiga ranah yaitu ranah
kognitif, afektif dan psikomotir yang dinyatakan dalam bentuk angka
atau skor

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Sudjana (2005 : 39),


yaitu :

a. Faktor dari dalam diri siswa


Faktor yang datang dari siswa terutama kemampuan yang dimilikinya.
Faktor kemempuan siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
yang dicapai. Selain kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor
lain, seperti: motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan
kebiasaaan belajar, faktor fisik dan psikis .

b. Faktor dari luar atau faktor lingkungan

20
Faktor dari luar yang mempengaruhi hasil belajar adalah kualitas
pengajaran. Yang dimaksud dengan kualitas pengajaran adalah tinggi
rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam
mencapai tujuan pengajaran.

Sedangkan menurut Caroll (dalam Sudjana, 2005 : 40) hasil belajar


siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu : bakat belajar, waktu yang
tersedia untuk belajar, waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan
pelajaran,kualitas pelajaran dan kemampuan individu.

D. Pembelajaran Online

Komunitas belajar online adalah pembelajaran yang dilakukan


secara elektronik dengan menggunakan media berbasis komputer/android
dihubungkan dengan jaringan internet. Informan lain juga mengatakan
bahwa Komunitas belajar online adalah wadah dimana kita dapat bertukar
pikiran sesama guru dan murid dalam banyak hal, contohnya bagaimana
kita melakukan pembelajaran yg lebih menyenangkan sehingga siswa
dapat mengikuti pembelajaran. Sebuah persatuan, perkumpulan atau
sekelompok orang yang memiliki jiwa untuk belajar tanpa memandang
ruang dan batas waktu karena secara online yg berarti langsung melalui
teknologi informasi. Kemudian menurut Sihan (2003) online learning
adalah salah satu pemanfaatan internet dalam dunia pendidikan adalah
pembelajaran jarak jauh atau distance learning.
Berdasarkan beberapa pendapat dari informan dan teori yang ada,
maka dapat disimpulkan bahwa komunitas belajar online adalah kumpulan
orang yang belajar bersama secara online melalui media sosial seperti
whatsapp, yang dipandu oleh moderator dan nara sumber, dan bertujuan
untuk mendapatkan informasi, pengetahuan dan wawasan keilmuan untuk
meningkatkan mutu profesionalisme guru, dengan prinsip bahwa belajar
bisa dilakukan dengan siapa saja, kapan saja dan dimana saja.

21
E. Kajian Mengenai Materi
a. Pengertian Penataan Produk
Display (pemajangan barang) merupakan salah satu aktivitas
terpenting dalam keseharian operasional pengelolaan sebuah toko output
yang dihasilkan dari aktivitas yang satu ini berpengaruh langsung pada
tingkat keberhasilan penjualan di dalam toko, terlebih bagi toko-toko ritel
modern yang memiliki format layanan mandiri (swalayan) seperti
minimarket, supermarket maupun hypermarket. belakangan, display yang
dilakukan oleh para peritel modern berkembang semakin inovatif,
terutama sejak semakin banyaknya peritel yang memahami konsep dan
pemanfaatan alat bantu display (visual merchandising) yang kini semakin
populer. bentuk arsitektur sebuah toko menunjukkan status sosial, budaya
dan perubahan dari ekonomi setempat. dahulu, bentuk ritel berupa toko-
toko milik suatu keluarga yang berdiri sendiri. Kini berubah menjadi toko-
toko di dalam satu arcade atau suatu mall di mana arcade, promenade,
gallery, sebagai satu area terlindung dengan suasana menyenangkan.
Konsep ini menjadi gambaran makin
Penulis buku pemasaran dalam salah satu buku terlarisnya,
Emotional Branding mengungkapkan munculnya kecenderungan
perdagangan eceran (retail) yang mampu menjadi sebuah kekuatan
promosi. Mengalahkan kekuatan dari media periklanan sendiri. Retailing
has become advertising. Hal ini diperoleh lewat kekuatan ritel-ritel yang
tak semata karena menawarkan harga produk yang murah. Melainkan lebih
karena kecerdikan retailer menciptakan kesan nyaman kepada konsumen
saat menghadapi produk dalam sebuah pusat perbelanjaan.
Kegiatan display (penataan produk) merupakan kegiatan dari suatu
perusahaan untuk memajangkan barang dengan baik dalam ruangan
maupun diluar ruangan untuk dapat memengaruhi calon konsumen secara
langsung maupun tak langsung terhadap barang yang akan dijual, dengan
demikian display merupakan suatu peragaan untuk mempengaruhi
konsumen melalui demonstrasi pemajangan barang sehingga memperoleh

22
kesan tersendiri bagi konsumen (semi personal). Secara etimologi, display
(istilah dalam bahasa inggris) berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari
dua kata yaitu: dis artinya terpisah dan plicare artinya melipat. Jadi
display diartikan sebagai membuka lipatan untuk melihat.
Menurut para ahli dapat diuraikan sebagai berikut:
 William J.Shultz, “Display consist of stimulating customers
attention and interest in a product or a store, and desire to buy the
product or patronize the store, through direct visual appeal”. Display
adalah suatu cara mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko
atau barang dan mendorong keinginan membeli melalui daya tarik
penglihatan langsung (direct visual appeal).
 Menurut Buchari Alma adalah sebagai berikut, “Display ialah
keinginan membeli sesuatu yang tidak di dorong oleh seseorang, tapi
didorong oleh penglihatan ataupun oleh perasaan lainnya”.

Dengan demikian, display dapat didefinisikan sebagai kegiatan dari


suatu perusahaan untuk memajangkan barang dagangan baik dalam
ruangan maupun diluar ruangan untuk dapat mempengaruhi calon
konsumen secara langsung maupun tak langsung terhadap barang yang
akan dijual, sehingga memperoleh kesan tersendiri bagi konsumen

b. Fungsi display

Display adalah usaha yang dilakukan dalam penataan barang


dagangan di toko, dengan memperhatikan usur pengelompokkan jenis dan
kegunaan barang, kerapihan dan keindahan dengan tujuan mengarahkan
pembeli agar tertarik untuk melihat dan memutuskan untuk membeli.
Display mempunyai 2 fungsi dasar yaitu
1) Increasing sales productivity (meningkatkan produktivitas
penjualan)
Display dapat membangkitkan perhatian dan mendorong penjualan barang
dagangan yang menjadi prioritas atau yang diutamakan.
2) Creating the desire store (menciptakan citra toko yang diinginkan)

23
Display dapat menciptakan suatu image yang diinginkan dan
mempertahankan posisi lembaga retailer store pada daerah pemasarannya.

F. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan


a. Ichmarunto (2014) dengan judul “Penerapan Model Discovery Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Perubahan Kenampakan
Bulan Di Kelas IV SDN 6 Arjawinangun Kecamatan Arjawinangun
Kabupaten Cirebon”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan model Model Discovery pada pembelajaran  IPA di Kelas
IV SDN 6 Arjawinangun dapat dilaksanakan dengan efektif. Hal ini
ditunjukkan pada peningkatan hasil belajar peserta didik. Data hasil
penelitian menunjukan bahwa sebelum diberikan tindakan dari 25
jumlah peserta didik keseluruhan di kelas IV hanya tujuh orang
memenuhi KKM sebesar 70 pada mata pelajaran IPA. Kemudian naik
menjadi 10 orang pada siklus I, kemudian pada siklus II naik lagi
menjadi 18 orang, dan pada siklus III semua siswa dapat dinyatakan
tuntas berdasarkan KKM.
b. Purwanti (2010) dengan judul “Penerapan Guided Discovery
Learning dalam Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Penguasaan
Konsep Bagian-bagian Tumbuhan pada Siswa Kelas II SDN Pringo
Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang”. Hasil penelitian
menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan
penerapan Guided Discovery Learning. Sebelum tindakan nilai rata-
rata 65 dengan ketuntasan 60%. Setelah penerapan Guided Discovery
Learning nilai rata-rata siswa pada siklus I naik menjadi 79 dengan
ketuntasan belajar 80%. Pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat
menjadi 87,5 dengan ketuntasan belajar 100%. Penerapan Guided
Discovery Learning juga meningkatkan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran. Rata-rata skor keaktifan siswa pada siklus I 3,5 atau
75% dan dikatakan baik, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi
3,75 atau 93,75% dan dikatakan sangat baik. Dari hasil penelitian

24
tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan Guided
Discovery Learning dapat meningkatkan penguasaan konsep bagian-
bagian tumbuhan pada siswa kelas II SDN Pringo Kecamatan
Bululawang Kabupaten Malang.
c. Yunari, Naviah (2012) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Melalui Penerapan Model Discovery Learning Materi Pecahan
Di Kelas III SDN 1 Wonorejo Kecamatan Pagerwojo Kabupaten
Tulungagung”. Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan
penerapan model discovery learning, diperoleh peningkatan hasil
belajar  matematika materi pecahan pada siswa di kelas III.
Peningkatan hasil belajar dari pratindakan, siklus I ke siklus II sebagai
berikut. Pada tahap pra tindakan rata-rata nilai kelas 53,73 dengan
prosentase ketuntasan 32%. Siklus I dari pertemuan 1 ke pertemuan 2
mengalami peningkatan rata-rata sebesar 3,16 dengan peningkatan
persentase ketuntasan secara klasikal sebesar 10%. Siklus II dari
pertemuan 1 ke pertemuan 2 mengalami peningkatan rata-rata sebesar
9,22 dengan peningkatan prosentase ketuntasan secara klasikal sebesar
16 %. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
terjadi peningkatan hasil belajar Matematika setelah diterapkan
pembelajaran menggunakan model discovery learning.
Merujuk dari beberapa temuan penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan model Discovery Learning, peneliti merasa tertarik untuk
menggunakan model tersebut dalam meningkatkan pemahaman belajar
peserta didik. Peneliti yakin dengan model Discovery Learning ini, akan
dapat meningkatkan pembelajaran Penataan produk dengan materi SOP
penataan Prodduk.

25
Materi Pembelajaran PENATAAN PRODUK
Pokok bahasan : SOP Penataan Produk
Standar Kompetensi:
3.10 Menerapkan SOP Penataan produk dink, food, fresh dan kosmetik di supermarket. Fashion
dan sport
4.10 Melaksanakan Penataan produk drink, food, fresh dan kosmetik di supermarket. Fashion
dan sport berdasarkan SOP perusahaan

Kelebihan model Pembelajaran


pembelajaran Discovery Learning: Konsep
 Teknik ini mampu membantu siswa Proses
untuk mengembangkan, memperbanyak pembelajaran:
kesiapan, serta penguasaan keterampilan 1. Perolehan
dalam proses kognitif. informasi
 Siswa memperoleh pengetahuan yang 2. Mentransformasi
bersifat sangat pribadi individual kan informasi
sehingga dapat kokoh/mendalam yang diterima
tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.
 Dapat membangkitkan kegairahan
belajar mengajar para siswa.
 Teknik ini mampu memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
berkembang dan maju sesuai
dengankemampuannya masing-masing. Peningkatan HAsil Belajar
 Mampu mengarahkan cara siswa belajar, Hasil Belajar
sehingga lebih memiliki motivasi yang Meliputi beberapa aspek
kuat untuk belajar lebih giat. 1. Kognitif
 Membantu siswa untuk memperkuat dan 2. Afektif
menambah kepercayaan pada diri sendiri 3. Psikomotor
dengan proses penemuan sendiri.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, kelebihan dari Model


Discovery Learning diprediksi dapat meningkatkan pembelajaran konsep
SOP penataan Produk pada mata pelajaran penataan produk yang nantinya
akan berpengaruh pula pada hasil pembelajaran peserta didik yang
meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Karena pada Model
Discovery Learning, menekankan agar peserta didik terlibat langsung

26
dalam pembelajaran sehingga peserta didik dapat mengalami dan
menemukan sendiri konsep-konsep yang harus ia kuasai. Dengan demikian
materi pembelajaran yang disampaikan dapat diproses dengan baik oleh
peserta didik.
Kemudian pada pembelajaran dengan penerapan model discovery
learning dapat memberi pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah.
Dalam model ini pembelajaran Penataan produk dapat dilakukan melalui
berbagai kegiatan seperti pengamatan, pengujian atau penelitian, diskusi,
penggalian informasi melalui tugas baca atau wawancara, disamping itu
juga pendekatan ini dapat memberi peluang pada peserta didik agar dapat
belajar lebih bermakna
Keberhasilan penggunaan model discoveri learning dalam
pembelajaran konsep SOP penataan produk dengan sendirinya akan dapat
meningkatkan hasil belajar (kognitif, psikomotor), terutama pada
pemahaman konsep. Untuk dapat mencapai tujuan perbaikan kualitas
pembelajaran konsep SOP Penataan Produk dikelas XII SMK Bhakti
Insani Bogor, peneliti menyusun pembelajaran dengan penerapan model
discovery learning melalui Google Classroom pelaksanakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. PTK
akan dilaksanakan dengan 2 siklus.
Dalam penelitian ini hipotesis yang digunakan dalam masalah
penelitian tindakan kelas dapat dirumuskan sebagai berikut : “ada
peningkatan dalam pembelajaran konsep menggunakann Google Clssroom
Materi SOP Penataan Produk menggunakan Model Discovery Learning di
kelas XII BDP SMK Bhakti Insani”

27
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penlitian tindakan kelas (PTK). PTK
merupakan salah satu upaya perbaikan mutu proses pembelajaran dan hasil
belajar siswa, diaman ada pencermatan terhadap kegiatan belajar beruapa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam kelas
secara bersamaan (Arikunto, et al, 2006:3). Penelitian tindakan kelas
dilakukan secara kolaboratif antara guru yang bertindak sebagai pelaku
tindakan dan peneliti sebagai mitra kerja.Dengan begitu, diharapkan ada
pemecahan masalah dan perbikan mutu pembelajaran di kelas.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat
Tempat penelitian yang digunakan adalah SMK Bhakti Insani Bogor , yang
beralamat di Jalan Batu Tulis No 5C Bogor.
b. Waktu
Waktu penelitian yang digunakan adalah pada bulan 19 Oktober 2020 – 2
November 2020

C. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subyek
Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas XII SMK Bhakti Insani
Bogor yang berjumlah 25 siswa,yang terdiri dari 17 perempuan dan 8
laki-laki.

b. Obyek

28
Objek pada penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar siswa
dengan menggunakan metode pembelajaran dengan model Discovery
Learning.

D. Variabel Penelitian

Ada dua dimana varibel itu terdiri dari variabel bebas dan variabel
terikat.

a. Variabel bebasnya adalah model pembelajaran tipe Discovery


Learning.
b. Variabel terikatnya adalah keaktifan dan prestasi belajar peserta didik.

1) Keaktifan Belajar
Keaktifan belajar merupakan suatu tindakan yang akan dilakukan
peserta didik dalam proses pembelajaran.

Untuk mengukur keaktifan belajar tersebut menggunakan kuisioner


peneliti membagikan kuisioner sebelum dan setelah pembelajaran
kooperatif dengan indicator keaktifan dengan empat alternative jawaban
selalu, sering, jarang atau kadang-kadang, dan tidak pernah. Bobot yang
diberikan untuk alternative jawaban adalah selalu (S) diberi skor 4 untuk
pertanyaan positif sedang untuk pertanyaan negative diberi skor 1, sering
(Sr) diberi skor 3 untuk pertanyaan positif sedangkan untuk pertanyaan
negative diberi skor 2, jarang (J) diberi skor 2 untuk pertanyaan positif
sedangkan untuk pertanyaan negative diberi skor3, tidak pernah (TP) di
beri skor 1untuk pertanyaan positif sedangkan untuk pertanyaan negative
diberi skor 4. Instrument keaktifan belajar ini diberikan kepada peserta
didik sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2) Prestasi Belajar Peserta Didik


Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal
dengan pre test dan post test. Dengan pre test dimaksudkan agar siswa
menjawab pertanyaan yang telah disiapkan sebelum implementasi

29
tindakan kelas dengan menggunakan model Discoveri Learning. Post test
dimaksudnya mengetahui prestasi belajar peserta didik setelah diberi
implementasi tindakan kelas dengan menggunakan model Discoveri
Learning

Pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan yang diperoleh akan


membentuk kepribadian peserta didik, memperluas kepribadian preserta
didik, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan kemampuan
peserta didik. Bertolak dari hal tersebut maka peserta didik yang aktif
melaksanakan kegiatan dalam pembelajaran akan memperoleh banyak
pengalaman. Dengan demikian para peserta didik yang aktif dalam
pembelajaran akan banyak pengalaman dan prestasi belajarnya
meningkat. Sebaliknya peserta didik yang tidak aktif akan minim atau
sedikit pengalaman sehingga dapat dikatakan prestasi belajarnya
meningkat atau tidak berhasil.

E. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam data penelitian bersumber dari interaksi guru mitra dan


siswa dalam pembelajaran dan berupa data tindakan belajar atau
perilaku belajar yang dihasilkan dari tindakan yang mengajar.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Tes

Alat yang diguanakan adalah soal pre-test dan post-test


digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa pada materi SOP
Penataan setelah menerapkan metode discovery dalam pembelajaran.
Per-test dilakukankan guru menyajikan kelas, sedangkan untuk post-test
dilakukan diakhir pembelajaran dengan menggunakan metode discovery

b. Observasi

30
Observasi atau mengamati adalah menatap kejadian, gerakan,

atau proses (Muhadi, 009:39). Pengamatan sangant cocok untuk

merekam data kualitatif,misalnya perilaku, aktivitas, dan proses lainnya.

Dalam penelitian ini, dilakukan observasi aktifitas guru di kelas

sebelum dan pada saat penerapan metode, observasi aktifitas siswa

dikelas sebelum dan pada saat penerapan metode, dan observasi

terhadap kelas.

c. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengungkap data yang berkaitan

dengan sikap, pendapat, atau wawasan. Wawancara digunakan untuk

memperoleh data berkaitan dengan aktivitas belajar siswa serta

pandangan guru dan siswa terhadap metode discovery yang telah

diterapkan dalam pembelajaran akuntansi.

d. Metode Dokumentasi

Dokumentai yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable

yang berupa catatan, buku, nilai siswa atau buku kemajuan

siswa.Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh

data sekolah, data siswa, hasil belajar siswa serta rekaman para tindakan

penelitian.

e. Analisis Deskriptif

Analisis data deskriptif adalah suatu analisis yang menggunakan

statistic dalam menganalisis. Menurut Iqbal Hasan (2001:1)

31
menjelaskan bahwa nalisis deskriptif adalah bagian dari analisis yang

mempelajari cara pengumpulan data dan penyajian data sehingga mudah

dipahami. Analisis deskriptif hanya berhubungan dengan hal

menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu

data atau keadaan.Dengan kata analisis deskriptif berfungsi

menerangkan keadaan, gejala, atau persoalan. Gejala yang diamati

adalah proses pembelajaran dan tingkat keberhasilan terhadap model

pembelajaran Discovery Learning

f. Analisis Komperatif

Dalam hal ini, dimaksud bahwa analisis komperatif adalah

analisis yang digunakan untuk dapat mengetahui peningkatan keaktifan

dan prestasi belajar peserta didik. Peningkatan keaktifan dan prestasi

belajar peserta didik dapat diketahui dengan cara membandingkan

keaktifan dan prestasi belajar.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian


tindakan kelas ini adalah dalam bentuk pengkajian siklus yang terdiri dari
empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Berdasarkan prosedur tindakan pelaksanaan PTK maka prosedur yang
dilakukan secara umum mencakup tahap– tahap berikut ini:
a. Tahapan perencanaan

Adapun langkah-langkah perencanaan tersebut adalah sebagai berikut:

a) Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

b) Menentukkan topik yang akan dibahas

32
c) Mengelompokan siswa dalam kelompok-kelompok kecil
berjumlah 5 orang dengan tingkat kemampuan beragam
d) Merancang dan menyusun LKPD

e) Merancang kebutuhan sumber belajar

f) Menetapkan rancangan penilaian

b. Tahapan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dalam tahap ini kegiatan
pembelajaran yang dirumuskan diaplikasikan dalam kelas di Google
Classrrom . Dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
 Peneliti sebagai guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan
menerapkan model Discovery Learning.
 Langkah pertama guru mengucapkan salam menanyakan kabar,
dan menyuruh anak mengabsen di link yang sudah diberikan oleh guru,
berdoa kemudian memberikan motivasi
 Langkah pembelajaran diawali dengan pengeksplorasian
pengetahuan awal peserta didik mengenai materi SOP penataan produk
, kemudian menyebutkan jenis departemen. Pada langkah ini, guru
sebagai motivator mmembangun motivasi peserta didik.
 Pembelajaran dilanjutkan dengan meng share materi berupa video,
ppt Lkpd. Penayangan video interaktif ini menjadi salah satu langkah
dalam membangun motivasi peserta didik sekaligus memberikan
penginderaan mengenai materi pembelajaran yang dilakukan.
 Guru memberikan penjelasan sedikit tentang materi dengan
bantuan media diatas, kemudian memberikan pertanyaan kepada peserta
didik berhubungan dengan materi yang disampaikan.
 Peserta didik bekerja dalam kelompok untuk melakukan
pembahasan berkaitan dengant tehnik penataan barang dagangan
Kegiatan diskusi ini dilakukan untuk memberikan pengalaman
33
langsung kepada peserta didik untuk menemukan sendiri konsep-
konsep dalam materi penataan produk sehingga lebih memahami materi
tersebut.
 Peserta didik bertanya akan materi yang di berikan
 Peserta didik membuat kesimpulan dari hasil pengamatannya
berupa laporan sederhana.
 Salah satu perwakilan peserta didik mempresentasikan masing-
masing hasil percobaan yang telah dilakukan kelompoknya.
 Pada akhir pembelajaran, pembelajaran ditutup dengan
menyimpulkan dan merespon kegiatan yang telah dialami. Tahap ini
merupakan salah satu bentuk konfirmasi dalam pembelajaran.
c. Tahap Observasi
Observasi, menggambarkan mengenai pengamatan observer
terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dan
sembilan orang peserta didik. Mengobservasi kesesuaian rencana dengan
aplikasinya pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar serta
mengobservasi ketercapaian indikator kognitif dan indikator afektif pada
saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi ini dilakukan
oleh observer dengan menggunakan instrument yang telah disiapkan oleh
peserta didik.
d. Tahap refleksi
Refleksi, dilakukan untuk mengevaluasi kekurangan dan kelebihan
proses belajar mengajar pada siklus I. Kekurangan dapat diperbaiki pada
siklus berikutnya. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam beberapa siklus.
Apabila pada siklus II belum juga mengarah kepada perubahan proses
pembelajaran dan hasil belajar maka dapat dilakukan siklus III. Siklus
dapat dihentikan jika hasil belajar yang diinginkan telah tercapai. Refleksi
Awal, perencanaan tindakan, pelaksanaaan tindakan, dan refleksi pada
siklus II dapat dilakukan atas hasil evaluasi dari siklus I dan begitu juga
dengan siklus selanjutnya.

34
3. Deskripsi Per Siklus
 Siklus 1

Pada siklus satu dilaksanakan pebelajaran dengan tahap perencanaan,


pelaksanaan, observasi dan refleksi sesuai dengan materi Penataan
Produk mengenai SOP penataan produk Fashion.

a. Tahap Perencanaan

1) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui


kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa.
2) Merancang pembelajaran dengan menggunakan model
Discovery Learning mengenai SOP penataan Produk
Fashion.
3) Menyiapkan instrumen penelitian seperti RPP, Lembar
Kerja Kelompok (LKK), lembar observasi guru, lembar
observasi siswa dan menyusun rubrik penilaian proyek.
4) Mengirim kan materi dan LKPD ke google classroom
b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan pembelajaran sesuai dengan


rencana yang telah dibuat dalam satu siklus dengan dua kali tatap
muka dengan alokasi waktu 2 x 30 menit. Pelaksanan pembelajaran
ditetapkan. Pada siklus ini pembelajaran dilakukan oleh penulis
sedangkan guru lain sebagai observer terhadap pelaksanaan
pembelajaran.

1) Kegiatan Pendahuluan
a. Guru dan peserta didik membuka pertemuan dengan salam, doa
dan menayakan kabar pembelajaran peserta didik menggunakan
google
https://meet.google.com/jkq-ickv-ejc
b. Guru mengirimkan daftar hadir di google meet pda kolom chat
dengan menggunakan goofle form
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSe2qMUrtbZXfR0Vs
fwFiqzaXcLT2G-GGLXYuBjQJdiJo02TYw/viewform

35
c. Guru mengingatkan siswa untuk menyetorkan tadarus
d. Guru memimpin siswa untuk menyanyikan lagu wajib
e. Melakukan apersepsi dengan menanyakan pengalaman peserta
didik melihat penataan produk di toko yang sering dikunjungi saat
berbelanja
f. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran

2) Kegiatan inti
pada tahap awal untuk menguji pengetahuan siswa,
guru menampilkan gambar gambar tentang penataan
produk di supermarket .
guru mengshare materi di google classroom
https://www.youtube.com/watch?
Pemberian v=VjcIJBjNw64
Rangsang https://www.youtube.com/watch?v=VjcIJBjNw64
(stimulation) Peserta didik menyimak materi melalui google Meet
mengenai standar oparating prosedure penataan
produk fashion
Siswa mengamati tayangan yang di sajikan guru dan
siswa menulis materi yang akan ditanyakan kepada
guru.
Peserta didik mengidentifikasi sebanyak mungkin hal
Identifikasi
yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual
masalah
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
(problem
Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi
statement )
SOP Penataan Produk fashion
Pengumpulan Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok
data untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, dan
(data saling bertukar informasi mengenai SOP penataan
Processing) Produk Fashion
Pengolahan Peserta didik mempresentasikan hasil kerja
data kelompok, mengemukakan pendapat atas presentasi
(data yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
processing) kelompok yang mempresentasikan
Pembuktian peserta didik melakukan pengkajian ulang terhadap
(Verification) materi melalui contoh dalam kehidupan sehari hari
Peserta didik dan guru membuat kesimpulan tentang
Menarik
hal-hal yang telah dipelajari terkait SOP Penataan
kesimpulan
Produk fashion Peserta didik kemudian diberi
(generalization
kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang
)
belum dipahami.
3) Kegiatan Penutup
36
a. Peserta didik bersama guru merefleksikan pengalaman belajar.

b. Peserta didik mendengarkan rencana pembelajaran yang


disampaikan guru pada pertemuan berikutnya dan berdoa.

c. Guru memberikan evaluasi di google classroom dengan


menggunakan google form
https://docs.google.com/forms/d/1AGD5yNd2txnDrjViSVOtfPCw
yxBIhu_7br2JzzKWBYI/prefill

c. Tahap Observasi

Observasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung


ini sebagai upaya dalam mengamati pelaksanaan penelitian. Dalam
penelitian ini yang bertindak selaku observer yaitu teman sejawat
dan guru kelas yang mengamati pelaksanaan tindakan berdasarkan
lembar observasi kegiatan guru dan siswa telah dipersiapkan
peneliti.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti berdiskusi dengan guru, teman sejawat,


dan dosen pembimbing mengenai hasil pengamatan yang dilakukan
selama pembelajaran. Refleksi bertujuan untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan yang terjadi saat pembelajaran
berlangsung. Hasil dari diskusi yang dilakukan akan digunakan
sebagai pertimbangan dalam merencanakan siklus berikutnya.

 Siklus II

Rancangan pelaksanaan siklus II dilakukan setelah


mengevaluasi tindakan siklus I. Pada siklus II dilakukan tahapan
seperti terdapat pada siklus I tetapi didahulukan dengan perencanaan
ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh siklus I dan refleksi,
sehingga kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I tidak
terjadi kembali pada siklus II. Adapun tahapan pelaksanaan
Penelitian pada siklus II adalah

37
a. Tahap Perencanaan

1. Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi


dasar yang akan disampaikan kepada siswa pada siklus II.
2. Merancang pembelajaran dengan menggunakan model
Discovery Learning mengenai SOP Penataan produk fashion
Perencanaan pembelajaran disusun berdasarkan pemecahan
masalah analisis pada siklus I dan adanya tindakan perbaikan
dengan memaksimalkan penerapan model discovery learning
yaitu dengan memberikan penjelasan yang lebih banyak dan
pemberian latihan soal
3. Menyiapkan instrumen penelitian seperti RPP, Lembar Kerja
Kelompok, lembar observasi guru, lembar observasi siswa dan
menyusun rubrik penilaian .

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan pembelajaran sesuai dengan


rencana yang telah dibuat dalam satu siklus dengan dua kali tatap
muka dengan alokasi waktu 2 x 30 menit. Pelaksanan pembelajaran
ditetapkan. Pada siklus ini pembelajaran dilakukan oleh penulis
sedangkan guru lain sebagai observer terhadap pelaksanaan
pembelajaran.

1. Kegiatan Pendahuluan
a. Guru dan peserta didik membuka pertemuan dengan salam, doa
dan menayakan kabar pembelajaran peserta didik menggunakan
google
https://meet.google.com/jkq-ickv-ejc
b. Guru mengirimkan daftar hadir di google meet pda kolom chat
dengan menggunakan goofle form
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSe2qMUrtbZXfR0Vs
fwFiqzaXcLT2G-GGLXYuBjQJdiJo02TYw/viewform
c. Guru mengingatkan siswa untuk menyetorkan tadarus
d. Guru memimpin siswa untuk menyanyikan lagu wajib
e. Melakukan apersepsi dengan menanyakan pengalaman peserta
didik melihat penataan produk di toko yang sering dikunjungi saat

38
berbelanja
f. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti
pada tahap awal untuk menguji pengetahuan siswa,
guru menampilkan gambar gambar tentang penataan
produk di supermarket .
guru mengshare materi di google classroom
https://www.youtube.com/watch?
Pemberian v=VjcIJBjNw64
Rangsang https://www.youtube.com/watch?v=VjcIJBjNw64
(stimulation) Peserta didik menyimak materi melalui google Meet
mengenai standar oparating prosedure penataan
produk fashion
Siswa mengamati tayangan yang di sajikan guru dan
siswa menulis materi yang akan ditanyakan kepada
guru.
Peserta didik mengidentifikasi sebanyak mungkin hal
Identifikasi
yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual
masalah
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
(problem
Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi
statement )
SOP Penataan Produk fashion
Pengumpulan Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok
data untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, dan
(data saling bertukar informasi mengenai SOP penataan
Processing) Produk Fashion
Pengolahan Peserta didik mempresentasikan hasil kerja
data kelompok, mengemukakan pendapat atas presentasi
(data yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
processing) kelompok yang mempresentasikan
Pembuktian peserta didik melakukan pengkajian ulang terhadap
(Verification) materi melalui contoh dalam kehidupan sehari hari
Peserta didik dan guru membuat kesimpulan tentang
Menarik
hal-hal yang telah dipelajari terkait SOP Penataan
kesimpulan
Produk fashion Peserta didik kemudian diberi
(generalization
kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang
)
belum dipahami.

3. Kegiatan Penutup
Peserta didik bersama guru merefleksikan pengalaman belajar.

Peserta didik mendengarkan rencana pembelajaran yang


disampaikan guru pada pertemuan berikutnya dan berdoa.

39
Guru memberikan evaluasi di google classroom dengan menggunakan
google form
https://docs.google.com/forms/d/1AGD5yNd2txnDrjViSVOtfPCwyxBIh
u_7br2JzzKWBYI/prefill

c. Tahap Observasi
1. Melakukan pengamatan terhadap penerapan model Discovery learning
Learning
2. Mencatat temuan yang terjadi selama proses pembelajaran
3. Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi saat
pembelajaran dan memberikan feed back

d. Tahap Refleksi

1. Merefleksi proses pembelajaran penggunaan model Discovery


Learning

2. Merefleksi hasil belajar siswa setelah menggunakan model


Discovry Learning
3. Menganalisis temuan pada saat observasi

4. Mengambil kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran yang


telah direncanakan apakah pembelajaran yang telah dilakukan
dengan menggunakan model discovery Learning dapat
meningkatkan hasil pembelajaran siswa.

40
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode

pembelajaran Discovery Learning ini dilaksanakan di kelas XII BDP

SMK Bhakti Insani Bogor dengan jumlah siswa 25 orang. Tujuan dari

observasi ini adalah untuk mengetahui kondisi awal dari kegiatan belajar

mengajar di kelas XII BDP SMK Bhakti Insani Bogor. Setelah observasi,

maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas, dimana tindakan kelas

dilakukan dengan dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan pada hari

Kamis tanggal 22 Oktober 2020, pada pukul 08.00 WIB sampai dengan

pukul 09.00 WIB dengan menggunakan Google meet. Siklus kedua

dilaksanakan pada hari senin tanggal 02 November 2020, pada pukul

pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 09.00 WIB dengan menggunakan

Google meet

B. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

41
Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam dua siklus. Berikut pelaksanaan

setiap siklus penelitian.

1. Siklus 1

Siklus 1 dilaksanakan selama 1 kali pertemuan, yaitu pada hari Kamis 22


Oktober 2020 pada jam pelajaran pertama sampai kedua (pukul 08.00-
09.00 WIB). Berikut ini disajikan uraian/deskripsi tahapan penerapan
model pembelajaran Penerapan Model Discovery Learning.

Tabel 1
Kehadiran siswa
No NIS Nama Siswa kehadiran kelas
siswa
1 1819.10233 Adit Tri Anugrah √ XII BDP
2 1819.10234 Ahmad Jaelani Abidin √ XII BDP
3 1819.10235 Anggun Cahyani √ XII BDP
4 1819.10237 Anissa Aprianti √ XII BDP
5 1819.10238 Desita Syawalani Dwi Putri √ XII BDP
6 1819.10239 Dhifkri Juliansyah √ XII BDP
7 1819.10240 Evita Putri Darsono √ XII BDP
8 1819.10241 Havid Ramdani XII BDP
9 1819.10242 Intan Syifa Maisyah √ XII BDP
10 1819.10243 Islah Solahudin XII BDP
11 1819.10244 Muhamad Aji Abdilah XII BDP
12 1819.10245 Muhamad Depri Alamsyah XII BDP
13 1819.10084 Muhamad Ripal XII BDP
14 1819.10248 Novia Suci Padillah √ XII BDP
15 1819.10249 Nur Agliani Rahayu √ XII BDP
16 1819.10251 Putri Reida √ XII BDP
17 1819.10252 Raden Muhamad Panji Firdaus √ XII BDP

42
18 1819.10253 Rafli Sulaeman Putra XII BDP
19 1819.10255 Rina Wulandari XII BDP
20 1819.10256 Risa Rahayuni XII BDP
21 1819.10257 Riska Aulia √ XII BDP
22 1819.10258 Risma Amalia √ XII BDP
23 1819.10260 Sifa Fauziah √ XII BDP
24 1819.10261 Tia Anggraeni √ XII BDP
25 1819.10263 Yuda XII BDP

a. Perencanaan PTK Siklus 1

Pada siklus satu dilaksanakan pebelajaran dengan tahap perencanaan,


pelaksanaan, observasi dan refleksi sesuai dengan materi Penataan Produk
mengenai SOP penataan produk di supermarket

Tahap Perencanaan

1. Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar


yang akan disampaikan kepada siswa.
2. Merancang pembelajaran dengan menggunakan model Discovery
Learning mengenai SOP penataan Produk supermarket
3. Menyiapkan instrumen penelitian seperti RPP, LKPD, lembar
observasi guru, lembar observasi siswa dan menyusun rubrik
penilaian proyek.
4. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan kegiatan pembelajaran
secara daring
Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana


yang telah dibuat dalam satu siklus dengan dua kali tatap muka dengan
alokasi waktu 2 x 30 menit. Pelaksanan pembelajaran ditetapkan. Pada

43
siklus ini pembelajaran dilakukan oleh penulis sedangkan guru lain
sebagai observer terhadap pelaksanaan pembelajaran.

A. Kegiatan Pendahuluan
a. Guru dan peserta didik membuka pertemuan dengan salam, doa dan
menayakan kabar pembelajaran peserta didik menggunakan google
https://meet.google.com/jkq-ickv-ejc
b. Guru mengirimkan daftar hadir di google meet pda kolom chat dengan
menggunakan goofle form
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSe2qMUrtbZXfR0VsfwFi
qzaXcLT2G-GGLXYuBjQJdiJo02TYw/viewform
c. Guru mengingatkan siswa untuk menyetorkan tadarus
d. Guru memimpin siswa untuk menyanyikan lagu wajib
e. Melakukan apersepsi dengan menanyakan pengalaman peserta didik
melihat penataan produk di toko yang sering dikunjungi saat berbelanja
f. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan inti
pada tahap awal untuk menguji pengetahuan siswa,
guru menampilkan gambar gambar tentang penataan
produk di supermarket .
guru mengshare materi di google classroom
https://www.youtube.com/watch?
Pemberian v=VjcIJBjNw64
Rangsang https://www.youtube.com/watch?v=VjcIJBjNw64
(stimulation) Peserta didik menyimak materi melalui google Meet
mengenai standar oparating prosedure penataan
produk fashion
Siswa mengamati tayangan yang di sajikan guru dan
siswa menulis materi yang akan ditanyakan kepada
guru.
Peserta didik mengidentifikasi sebanyak mungkin hal
Identifikasi
yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual
masalah
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
(problem
Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi
statement )
SOP Penataan Produk fashion
Pengumpulan Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok
data untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, dan
(data saling bertukar informasi mengenai SOP penataan
Processing) Produk Fashion
Pengolahan Peserta didik mempresentasikan hasil kerja
data kelompok, mengemukakan pendapat atas presentasi
(data yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
processing) kelompok yang mempresentasikan
Pembuktian peserta didik melakukan pengkajian ulang terhadap
(Verification) materi melalui contoh dalam kehidupan sehari hari

44
Peserta didik dan guru membuat kesimpulan tentang
Menarik
hal-hal yang telah dipelajari terkait SOP Penataan
kesimpulan
Produk fashion Peserta didik kemudian diberi
(generalization
kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang
)
belum dipahami.

1. Pendekatan strategi/pembelajaran

a. Guru telah melakukan pembelajaran sesuai dengan kompetensi

yang akan dicapai, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa.

b. Guru juga melaksanakan pembelajaran secara runtut, terkoordinasi,

konstektual, dan alokasi waktu sesuai dengan yang telah

ditentukan.

2. Pemanfaatan media dan sumber belajar

Guru menunjukkan kemampuan dalam menggunakan media

pembelajaran dan media tersebut digunakan secara efektif serta efisien.

Guru juga melibatkan siswa dalam menggunakan media, hal tersebut

terlihat ketika siswa diminta untuk mengerjakan jawaban dengan

menjelaskan ke teman-teman.

3. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa Selama

proses pembelajaran berlangsung, siswa terlibat aktif dan ceria. Guru

merespon positif kegiatan siswa dan menunjukkan sikap terbuka

terhadap respon siswa dengan menjawab setiap pertanyaan dan

memberikan tanggapan atas partisipasi siswa. Banyak siswa yang

45
mengajukan pertanyaan dan seluruh siswa bersemangat di dalam

mengikuti pelajaran.

4. Penilaian proses dan hasil belajar

Selama kegiatan pembelajaran, guru dibantu oleh fasilitator melakukan

penilaian selama kegiatan pembelajaran di kelas, baik nilai secara

kelompok maupun individual. Pada akhir proses pembelajaran, guru

melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi.

5. Penggunaan bahasa

Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar, kemudian guru juga

memberikan penjelasan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh

siswa.

C. Kegiatan penutup
Peserta didik bersama guru merefleksikan pengalaman belajar.

Peserta didik mendengarkan rencana pembelajaran yang


disampaikan guru pada pertemuan berikutnya dan berdoa.

Guru memberikan evaluasi di google classroom dengan menggunakan


google form
https://docs.google.com/forms/d/1AGD5yNd2txnDrjViSVOtfPCwyxBIh
u_7br2JzzKWBYI/prefill

Tahap Observasi

Observasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung ini sebagai


upaya dalam mengamati pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini yang
bertindak selaku observer yaitu teman sejawat dan guru kelas yang
mengamati pelaksanaan tindakan berdasarkan Observasi pembelajaran

46
dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan di kelas. Observasi
yang dilakukan mencakup observasi kelas, obervasi aktivitas guru, dan
observasi aktivitas siswa.

Hasil observasi dalam penelitian tindakan kelas ini dipaparkan sebagai


berikut :

1. Observasi aktivitas guru

Observasi di kelas dilakukan bersamaan dengan tindakan pada siklus


pertama. Berikut ini adalah uraian hasil observasi aktivitas guru selama
kegiatan pembelajaran siklus 1.

Tabel 2

Observasi Guru Saat PTK Siklus 1

NO. ASPEK YANG DIAMATI SKOR

47
I PRA PEMBELAJARAN
1 2 34
1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media
1 2 34
2. Memeriksa kesiapan siswa

MEMBUKA PEMBELAJARAN
II
Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 34
1.
Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana 1 2 34
2.
kegiatannya

KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN


III
Penguasaan materi pelajaran
A.
Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 34
1.
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 1 2 34
2.
Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar 1 2 34
3.
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 34
4.

48
B. Pendekatan/strategi pembelajaran
1 2 34
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat 1 2 34

perkembangan dan kebutuhan siswa


3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 34

4. Melaksanakan pemelajaran yang terkoordinasi 1 2 34

5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 34

6. Mengakomodasi adanya keragaman budaya Nusantara 1 2 34

7. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan 1 2 34

tmbuhnya kebiasaan positif


8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang 1 2 34

dialokasikan

Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar 1 2 34


C.
1. Menunjukkan keterampilan dalam menggunakan media 1 2 34

2. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 34

3. Menggunakan media secara efektif dan efisien 1 2 34

4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

Pembelajaran yang memicu dan memelihara


D.
keterlibatan siswa 1 2 34
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 34
1.
Merespons positif partisipasi siswa 1 2 34
2.
Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-
3.
siswa 1 2 34
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 1 2 34
4.
Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 1 2 34
5.
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam
6.
belajar

49
50
F. Penilaian proses dan hasil belajar 1 2 34
1. Melakukan penilaian awal 1 2 34
2. Memantau kemajuan belajar 1 2 34
3. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi 1 2 34
4. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

Penggunaan bahasa
G.
Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 1 2 34
1.
Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 1 2 34
2.
Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 34
3.
PENUTUP
IV
Refleksi dan rangkuman pembelajaran
A.
Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 1 2 3 4
1.
Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 1 2 34
2.

Pelaksanaan tindak lanjut


B. 1 2 34
Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian
1.
remidi
Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai 1 2 34
2.
pengayaan
Skor Total

Guru sudah memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media.

Selain itu guru juga memeriksa kesiapan siswa dengan cara melakukan

presensi.Guru sudah melakukan kegiatan apersepsi mengenai materi yang

sebelumnya dan menyampaikan kompetensi pembelajaran yang akan dicapai

beserta rencana kegiatannya.Guru menunjukkan penguasaan materi ketika proses

pembelajaran berlangsung terlihat ketika menjelaskan kepada siswa mengenai

Sistem pencatatan barangdagang dan memberikan contoh-contoh mengenai

51
pengetahuan lain yang relevan dan mengaitkannya dengan realita. Guru juga

melaksanakan pembelajaran secara runtut, terkoordinasi, konstektual, dan alokasi

waktu sesuai dengan yang telah ditentukan. Guru menunjukkan kemampuan

dalam menggunakan media pembelajaran dan media tersebut digunakan secara

efektif serta efisien. Guru secara bersama- sama melakukan refleksi dan

rangkuman pembelajaran. Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru memberikan

arahan agar siswa membaca kembali mengenai materi yang telah dipelajari.

2. Observasi aktivitas siswa

Tabel 3

Observasi aktivitas siswa

NO. BUTIR-BUTIR SASARAN YA TIDAK


1. Siswa siap mengikuti proses pembelajaran √
2. Siswa memperhatikan penjelasan guru/praktikan √
3. Siswa menanggapi pembahasan pelajaran √
4. Siswa mencatat hal-hal penting √
5. Siswa mengerjakan tugas dengan baik
6 Siswa menghargai teman sesama dan guru √
7 Siswa berani bertanya √
8 Siswa diam tanpa melakukan apa-apa √
9 Siswa sibuk dengan aktivitas masing-masing √

Sebelum memulai pembelajaran siswa terlebih dahulu mempersiapkan diri

dan alat-alat yang digunakan untuk mengikuti pembelajaran. Setelah semua siswa

mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran, guru mulai membuka pelajaran

dengan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada hari itu. Pada awal

pelajaran, semua siswa terlihat antusias, namun beberapa saat kemudian, situasi

kelas menjadi hening tidak ada tanggapan dan pertanyaan yang diajukan dari

52
siswa Pada pertengahan pembelajaran guru memberikan pertanyaan kepada siswa,

ada siswa yang antusias untuk menjawab pertanyaan tetapi ada juga yang bersifat

pasif sehingga terpaksa guru harus menunjuk siswa.

Observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa

selama mengikuti proses pembelajaran akuntansi di dalam kelas. Jumlah siswa

yang hadir saat pelajaran berlangsung adalah 25 siswa.

Saat pembelajaran dimulai, hampir semua siswa belum siap untuk memulai

pembelajaran, hal tersebut terbukti dengan adanya siswa yang datang terlambat

dalam mengikuti pembelajaran dan belum fokus. Pada kegiatan inti pembelajaran,

masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan Di

google meet dan presentasi dari siswa lain. Keadaan kelas kadang sangat gaduh

dan sangat sepi. Sangat gaduh karena mereka membuat cenda gurau namun tidak

berkait dengan materi yang disampaikan guru dan kemudian ditanggapi dengan

lelucon oleh siswa yang lain sehingga menimbulkan kekacauan. Selain itu

menjadi sangat sepi ketika di berikan pertanyaan oleh guru namun mereka tetap

tidak memperhatikan apa yang diajarkan, malah memilih untuk diam. Hanya

beberapa siswa yang terlihat serius dan memperhatikan dengan mencatat hal-hal

penting yang dijelaskan guru, namun lama kelamaan menjadi jenuh dan memilih

untuk mengobrol dengan teman nya melalui WA. Antusias siswa untuk

mengajukan pertanyaan juga masih dirasa kurang, karena tidak ada yang

mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran, hanya jika guru bertanya

baru mereka mau untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

53
3. Observasi kelas
Pada saat pelaksanaan model pembelajaran discovery learning guru berada

disekolah tepat di laboratorium pemasaran sedangkan anak anak berada di rumah

masin –masing kelas ditata sedemikian rupa agar memudahkan siswa dalam

melaksanakan tugas-tugas sesuai penerapan model. Kegaduhan terjadi saat siswa

larut dalam suasana penerapan model pembelajaran discovery learning Terkadang

mereka merasa teramat senang, dan lepas kontrol dalam berbicara. Namun situasi

tersebut masih dapat dikendalikan oleh guru sehingga tidak sampai menghabis

kan waktu pembelajaran. Suasana kelas pada saat pelaksanaan tidak terganggu

oleh keributan kelas lain karena pembelajaran dilakukan secara daring. Suasana di

dalam kelas pun cukup tenang. Hasil observasi kelas menunjukkan bahwa suasana

kelas menjadi lebih meriah dan bersemangat. Antusias untuk belajar siswa sangat

terlihat di dalam masing-masing-masing siswa.

54
Tahap Refleksi dan Evaluasi

1. Evaluasi belajar siswa


Tabel 4
Nilai Hasil Evaluasi
Siklus 1

22 Oktober 2020
NO NIS NAMA L/P LKPD Evaluasi
75 75
1 1819.10233 Adit Tri Anugrah L 68 50
2 1819.10234 Ahmad Jaelani Abidin L 60 40
3 1819.10235 Anggun Cahyani P 70 60
4 1819.10237 Anissa Aprianti P 78 50
5 1819.10238 Desita Syawalani Dwi Putri P 82 80
6 1819.10239 Dhifkri Juliansyah L 60 50
7 1819.10240 Evita Putri Darsono P 75 80
8 1819.10241 Havid Ramdani L 40 50
9 1819.10242 Intan Syifa Maisyah P 60 80
10 1819.10243 Islah Solahudin L 75 80
11 1819.10244 Muhamad Aji Abdilah L 55 40
12 1819.10245 Muhamad Depri Alamsyah L 45 40
13 1819.10084 Muhamad Ripal L 50 80
14 1819.10248 Novia Suci Padillah P 75 60
15 1819.10249 Nur Agliani Rahayu P 85 50
16 1819.10251 Putri Reida P 85 50
17 1819.10252 Raden Muhamad Panji Firdaus L 60 60
18 1819.10253 Rafli Sulaeman Putra L 40 50
19 1819.10255 Rina Wulandari P 78 70
20 1819.10256 Risa Rahayuni P 78 60
21 1819.10257 Riska Aulia P 65 40
22 1819.10258 Risma Amalia P 85 50

55
23 1819.10260 Sifa Fauziah P 65 40
24 1819.10261 Tia Anggraeni P 78 60
25 1819.10263 Yuda L 40 50

Berdasarkan tabel tingkat pemahaman siswa pada saat penerapan model

pembelajaran Discovery Learning tidak

ada siswa berada pada kategori sangat tinggi, 11 orang yang mengerjakan

LKPD dengan nilai KKM, sedangkan untuk siswa yang nilainya kurang dari

KKM ada 14 orang Sedangkan untuk evaluasi terdapat 5 orang tidak mengerjakan

, 20 orang dengan nilai dibawah KKM.

Tabel 5

Nilai evaluasi siklus 1

Nilai Kognitif Siswa Siklus I Nilai


Nilai Terendah 40
Nilai Tertinggi 80
Jumlah Siswa Tuntas 5
Jumlah Siswa Belum Tuntas 20
Rata-rata 1420 / 25= 56,8
Persentase Ketuntasan (%) 20 %

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai kompetensi kognitif siswa pada

siklus I menunjukkan nilai rata-rata yaitu 56,8 dari 25 siswa yang mengikuti tes.

Nilai terendah yaitu 40 dan nilai tertinggi yaitu 80. Persentase ketuntasannya

mencapai 20% dimana sebanyak 5 siswa masuk dalam kategori siswa tuntas atau

dengan nilai diatas 75. Sedangkan sebanyak 20 siswa masuk kategori siswa tidak

56
tuntas atau dengan nilai dibawah 75. Berdasarkan tabel 5 mengenai nilai evaluasi

siswa siklus I dapat digambarkan diagram sebagai berikut ini:

Evaluasi Siklus 1
80
60
40
20
0
ah ni ri o h h al u s ri lia h da
gr ya ut on ya i la ip ay au da Au
ia
Yu
nu a h i P
a rs a i s bd
d
R a h i rd
l a n
a a uz
C iA R F
ri
A Dw ri
D M
Aj
a ni ji u sk F
gu
n
ni ut ifa am ia an W Ri ifa
ti T g l a P S y a d u h g l P na S
Ad An a a n am M A ad Ri
yaw Evit n ta h N ur a m
S I u
a M uh
e si t n
M
D de
Ra

Gambar 1. Evaluasi Siklus 1

57
Tabel 6

Nilai LKPD siklus 1

Nilai Kognitif Siswa Siklus I Nilai


Nilai Terendah 40
Nilai Tertinggi 85
Jumlah Siswa Tuntas 9
Jumlah Siswa Belum Tuntas 16
Rata-rata 1624 / 25 = 64.96
Persentase Ketuntasan (%) 36%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai LKPD siswa pada

siklus I menunjukkan nilai rata-rata yaitu 64.96 dari 25 siswa yang mengikuti tes.

Nilai terendah yaitu 40 dan nilai tertinggi yaitu 85. Persentase ketuntasannya

mencapai 36% dimana sebanyak 9 siswa masuk dalam kategori siswa tuntas atau

dengan nilai diatas 75. Sedangkan sebanyak 16 siswa masuk kategori siswa tidak

tuntas atau dengan nilai dibawah 75. Berdasarkan tabel 6 mengenai nilai LKPD

siswa siklus I dapat digambarkan diagram sebagai berikut ini:

LKPD Siklus 1
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
ah ni tri no ah h al yu us ri ia h da
u gr hya Pu rso i sy d i la R ip ha rda nda A ul uzia Yu
i a b a i a a
An Ca w Da M iA ad iR iF ul sk
a F
T ri g un niD tri i fa Aj a m i an a nj W Ri ifa
it g a u y d h g l P a S
Ad An al P S a u
r A m ad Ri
n
aw vita tan ham M u
S y E In u N a
ita M uh
s M
De de
n
Ra

Gambar 2. LKPD siklus 1

58
2. Evaluasi Keaktifan belajar

Tabel 7

Keaktifan belajar siswa

AKTIVITAS SISWA
NAMA
NO
SISWA Menyimak Tanya Mengisi Mengerjakan
video jawab LKPd evaluasi
1 Adit Tri Anugrah √  X √ X
2 Ahmad Jaelani Abidin √ X √ X
3 Anggun Cahyani √ X √ √
4 Anissa Aprianti √ X √ √
5 Desita Syawalani Dwi Putri √ √ √ √
6 Dhifkri Juliansyah √ X √ X
7 Evita Putri Darsono √ X √ √
8 Havid Ramdani

9 Intan Syifa Maisyah √ X √ √


10 Islah Solahudin

11 Muhamad Aji Abdilah

12 Muhamad Depri Alamsyah

13 Muhamad Ripal

14 Novia Suci Padillah √ X √ √


15 Nur Agliani Rahayu √ √ √ √
16 Putri Reida √ √ √ √
Raden Muhamad Panji
17 Firdaus
√ √ √ X
18 Rafli Sulaeman Putra

19 Rina Wulandari

20 Risa Rahayuni

21 Riska Aulia √ √ √ √

59
22 Risma Amalia √ √ √ √
23 Sifa Fauziah √ X √ √
24 Tia Anggraeni √ X √ X
25 Yuda

Dari tabel di atas nampak keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran

kurang. Hal ini dikarenakan siswa harus memberikan pendapat terhadap gambar

atau pertanyaan yang dimunculkan oleh guru. Selain itu siswa juga harus maju

untuk menjawab soal, sehingga siswa tidak bisa hanya berdiam. Suasana

kompetisi semakin meningkatkan semangat siswa. Meskipun begitu dalam diskusi

masih ada beberapa siswa yang tidak aktif atau hanya berdiam.

3. Refleksi
Pada tahap ini peneliti berdiskusi dengan guru, teman sejawat, dan dosen
pembimbing mengenai hasil pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran.
Refleksi bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang terjadi saat
pembelajaran berlangsung. Hasil dari diskusi yang dilakukan akan digunakan
sebagai pertimbangan dalam merencanakan siklus berikutnya.

a. Guru

Refleksi ini dilakukan oleh siswa dan guru. Berikut ini adalah hasil dari refleksi :
Tabel 8

Refleksi Guru Saat PTK Siklus 1

No Uraian Komentar
1 Kesan guru terhadap komponen Perlunya kesiapan
pembelajaran dengan menggunakan yang lebih ekstra
model Discovery Learning dalam hal waktu.
2 Kesan guru terhadap aktivitas siswa Kondisi kelas
ketika mengikuti proses pembelajaran menjadi lebih aktif

60
dengan menggunakan model Discovery
Learning
3 Kesan guru terhadap partisipasi dan siswa masih ada
keaktifan siswa dalam mengikuti yang diam dan
pembelajaran dengan mengandalkan
menggunakan model Discovery jawaban dari
Learning
temannya
4 Kesan guru terhadap pemahaman siswa Siswa yang tidak
dalam proses pembelajaran dengan bertanya ada
menggunakan model Discovery Learning kemungkinan sudah
paham atau juga
tidak paham

5 Hambatan yang dihadapi apabila nantinya Kesulitan dalam


guru hendak melaksanakan pembelajaran mengorganisasikan
dengan menggunakan metode model waktu dan persiapan
Discovery
Learning
6 Manfaat yang diperoleh dengan Meningkatkan
pemahaman dan prestasi
merencanakan pembelajaran dengan
akademik siswa.
menggunakan model Discovery
Learning

Kesan guru selama menerapkan proses pembelajaran model Discovery

Learning ini adalah media pembelajaran yang digunakan menarik, proses

pembelajaran menjadi menyenangkan karena seluruh siswa terlibat aktif dalam

proses pembelajaran, disamping itu media yang digunakan mudah diterima oleh

siswa

61
Guru juga mengungkapkan jika kondisi kelas menjadi sangat aktif, siswa

menjadi lebih berani dalam mengungkapkan pendapatnya sehingga siswa menjadi

lebih paham terhadap materi yang dipelajari. Hal-hal yang mendukung selama

proses pembelajaran ini adalah powerpoint interaktif yang menarik. Manfaat yang

diterima guru dalam pembelajaran menggunakan model Discovery Learning ini

yaitu beliau sangat ingin menerapkannya dalam pembelajaran berikutnya karena

metode tersebut terpusat oleh siswa, sehingga guru hanya bertugas sebagai

fasilitator, mediator, dll. Keberhasilan yang dicapai pada guru selama menerapkan

metode pembelajaran tersebut yaitu, semua siswa mampu menyelesaikan soal-soal

yang diberikan, guru juga merasakan kenyamanan karena hanya bertugas

mengawasi seluruh kegiatan siswa, dan seluruh siswa berperan aktif dalam

mengerjakan semua soal yang diberikan baik secara kelompok maupun individu.

Namun, adapun hambatan yang dirasakan oleh guru selama melaksanakan metode

pembelajaran tersebut yaitu perlunya kesiapan yang lebih ekstra dalam hal waktu,

biaya, dan tim yang kolaboratif. Guru merasa masih kesulitan dalam

mengorganisasikan waktu.

b. Siswa

Pada akhir proses pembelajaran peneliti meminta waktu kepada siswa

untuk mengisi lembar refleksi. Berikut ini disajikan uraian hasil refleksi siswa.

62
TABEL 9

Refleksi Siswa Saat PTK Siklus 1

No keterangan ya tidak

1 Apakah materi yang dipelajari √


menyenangkan

2 Apakah kuis membantu dalam √


pemahaman anda
3 Apakah suasana kelas √
menyenangkan

4 Apakah pada saat pembelajaran √


bersemangat

5 Apakah Anda merasa antusias √


dalam mengerjakan LKPD

6 Apakah metode inti membantu √


dalam memahami materi

7 Apakah Anda berminat mengikuti √


kegiatan belajar mengajar pada
pertemuan berikutnya

Berdasarkan hasil refleksi siswa, hampir seluruh siswa sangat senang dan

antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan model Discovery

Learning. Hanya saja untuk keaktifan siswa dalam menjawab dan mengerjakan

tugas nya masih harus diberikan dorongan dan diingatkan kembali. Manfaat yang

mereka terima dalam proses pembelajaran Discovery Learning ini antara lain :

1) Materi Menjadi Lebih Menyenangkan,

63
2) Semua Siswa Sangat Antusias Dan Bersemangat Dalam Mengikuti

Pelajaran,

3) Memahami Materi Yang Diberikan.

Dari hasil observasi pada siklus I dapat diuraikan beberapa permasalahan sebagai

berikut:

1) Siswa masih kurang aktif bertanya kepada guru dan siswa lain mengenai materi

pelajaran yang belum dimengerti. Sehingga hanya beberapa siswa saja yang

aktif bertanya.

2) Siswa sudah aktif diskusi dalam kelompok saat proses penemuan.Namun


hanya beberapa siswa saja, sehingga siswa lain hanya menjadi benalu dalam
kelompok.
3) Penerepan metode discovery learning saat pembelajaran masih kurang

maksimal. Hal ini dibuktikan masih ada beberapa langkah yang belum

dilaksanakan oleh guru pada siklus I.

4) Siswa masih belum terbiasa mengikuti pelajaran dengan metode discovery

learning sehingga masih ada beberapa siswa yang bingung dan memerlukan

waktu untuk beradaptasi.

5) Hasil belajar kognitif siswa masih kurang dari indikator yang telah ditentukan.

Hal ini dapat dilihat dari nilai pengerjaan LKPD dan Evaluasi siklus I.

Dari beberapa permasalahan yang menyebabkan pelaksanaan pembelajaran tidak

maksimal, maka dilakukan refleksi dan evaluasi sehingga diperoleh solusi untuk

memperbaiki kekurangan dari siklus I.

Berikut catatan-catatan yang digunakan untuk perbaikan pada siklus selanjutnya:

64
1) Guru seharusnya dapat memberikan semangat dan motivasi kepada siswa

sehingga siswa akan lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.

2) Guru harus dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dan memberikan

kesadaran siswa tentang pentingnya pembelajaran.

3) Persiapan guru lebih matang dengan memastikan guru mengetahui dan

memahami langkah-langkah dari pelaksanaan metode discovery learning,

4) Mempersiapkan toleransi waktu pada setiap langkah-langkah dari metode

pembelajaran sehingga semua langkah terlaksana tanpa kekurangan waktu.

Berdasarkan refleksi pada siklus I dapat disimpulkan bahwa hasil dari siklus I

masih belum mencapai indikator keberhasilan tindakan kelas. Oleh karena itu

diperlukan beberapa perbaikan pada siklus II untuk meningkatkan hasil sesuai

dengan yang diharapkan.

2. Siklus II

Siklus II dilaksanakan selama 1 kali pertemuan, yaitu pada hari senin


02 November 2020 pada jam pelajaran pertama sampai kedua (pukul 09.00-10..00

WIB). Berikut ini disajikan uraian/deskripsi tahapan penerapan model

pembelajaran Penerapan Model Discovery Learning

Tabel.10
Kehadiran siswa
No NIS Nama Siswa kehadiran kelas
siswa
1 1819.10233 Adit Tri Anugrah √ XII BDP
2 1819.10234 Ahmad Jaelani Abidin √ XII BDP
3 1819.10235 Anggun Cahyani √ XII BDP
4 1819.10237 Anissa Aprianti √ XII BDP

65
5 1819.10238 Desita Syawalani Dwi Putri √ XII BDP
6 1819.10239 Dhifkri Juliansyah XII BDP
7 1819.10240 Evita Putri Darsono √ XII BDP
8 1819.10241 Havid Ramdani XII BDP
9 1819.10242 Intan Syifa Maisyah √ XII BDP
10 1819.10243 Islah Solahudin √ XII BDP
11 1819.10244 Muhamad Aji Abdilah XII BDP
12 1819.10245 Muhamad Depri Alamsyah XII BDP
13 1819.10084 Muhamad Ripal XII BDP
14 1819.10248 Novia Suci Padillah √ XII BDP
15 1819.10249 Nur Agliani Rahayu √ XII BDP
16 1819.10251 Putri Reida √ XII BDP
17 1819.10252 Raden Muhamad Panji Firdaus √ XII BDP
18 1819.10253 Rafli Sulaeman Putra XII BDP
19 1819.10255 Rina Wulandari √ XII BDP
20 1819.10256 Risa Rahayuni √ XII BDP
21 1819.10257 Riska Aulia √ XII BDP
22 1819.10258 Risma Amalia √ XII BDP
23 1819.10260 Sifa Fauziah √ XII BDP
24 1819.10261 Tia Anggraeni √ XII BDP
25 1819.10263 Yuda XII BDP

66
b. Perencanaan PTK Siklus II

Pada siklus satu dilaksanakan pebelajaran dengan tahap perencanaan,


pelaksanaan, observasi dan refleksi sesuai dengan materi Penataan Produk
mengenai SOP penataan produk di supermarket

Tahap Perencanaan
1. Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar
yang akan disampaikan kepada siswa.
2. Merancang pembelajaran dengan menggunakan model Discovery
Learning mengenai SOP penataan Produk supermarket
3. Menyiapkan instrumen penelitian seperti RPP, LKPD, lembar
observasi guru, lembar observasi siswa dan menyusun rubrik
penilaian proyek.
4. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan kegiatan pembelajaran
secara daring

Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana


yang telah dibuat dalam satu siklus dengan dua kali tatap muka dengan
alokasi waktu 2 x 30 menit. Pelaksanan pembelajaran ditetapkan. Pada
siklus ini pembelajaran dilakukan oleh penulis sedangkan guru lain
sebagai observer terhadap pelaksanaan pembelajaran.

A. Kegiatan Pendahuluan
a. Guru dan peserta didik membuka pertemuan dengan salam, doa dan
menayakan kabar pembelajaran peserta didik menggunakan google
https://meet.google.com/jkq-ickv-ejc
b. Guru mengirimkan daftar hadir di google meet pda kolom chat dengan
menggunakan goofle form
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSe2qMUrtbZXfR0VsfwFi
qzaXcLT2G-GGLXYuBjQJdiJo02TYw/viewform
c. Guru mengingatkan siswa untuk menyetorkan tadarus
d. Guru memimpin siswa untuk menyanyikan lagu wajib
e. Melakukan apersepsi dengan menanyakan pengalaman peserta didik
melihat penataan produk di toko yang sering dikunjungi saat berbelanja

67
f. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran

B. Kegiatan inti
pada tahap awal untuk menguji pengetahuan siswa,
guru menampilkan gambar gambar tentang penataan
produk di supermarket .
guru mengshare materi di google classroom
https://www.youtube.com/watch?
Pemberian v=VjcIJBjNw64
Rangsang https://www.youtube.com/watch?v=VjcIJBjNw64
(stimulation) Peserta didik menyimak materi melalui google Meet
mengenai standar oparating prosedure penataan
produk fashion
Siswa mengamati tayangan yang di sajikan guru dan
siswa menulis materi yang akan ditanyakan kepada
guru.
Peserta didik mengidentifikasi sebanyak mungkin hal
Identifikasi
yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual
masalah
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
(problem
Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi
statement )
SOP Penataan Produk fashion
Pengumpulan Peserta didik mengerjakan LKPD dibentuk dalam
data beberapa kelompok untuk mendiskusikan,
(data mengumpulkan informasi, dan saling bertukar
Processing) informasi mengenai SOP penataan Produk Fashion
Pengolahan Peserta didik mempresentasikan hasil kerja
data kelompok, mengemukakan pendapat atas presentasi
(data yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
processing) kelompok yang mempresentasikan
Pembuktian peserta didik melakukan pengkajian ulang terhadap
(Verification) materi melalui contoh dalam kehidupan sehari hari
Peserta didik dan guru membuat kesimpulan tentang
Menarik
hal-hal yang telah dipelajari terkait SOP Penataan
kesimpulan
Produk fashion Peserta didik kemudian diberi
(generalization
kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang
)
belum dipahami.

68
1. Pendekatan strategi/pembelajaran

a) Guru telah melakukan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang

akan dicapai, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan siswa.

b) Guru juga melaksanakan pembelajaran secara runtut, terkoordinasi,

konstektual, dan alokasi waktu sesuai dengan yang telah ditentukan.

2. Pemanfaatan media dan sumber belajar

Guru menunjukkan kemampuan dalam menggunakan media pembelajaran

dan media tersebut digunakan secara efektif serta efisien. Guru juga

melibatkan siswa dalam menggunakan media, hal tersebut terlihat ketika

siswa diminta untuk mengerjakan jawaban dengan menjelaskan ke teman-

teman.

3. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa Selama

proses pembelajaran berlangsung, siswa terlibat aktif dan ceria. Guru

merespon positif kegiatan siswa dan menunjukkan sikap terbuka terhadap

respon siswa dengan menjawab setiap pertanyaan dan memberikan

tanggapan atas partisipasi siswa. Banyak siswa yang mengajukan

pertanyaan dan seluruh siswa bersemangat di dalam mengikuti pelajaran.

4. Penilaian proses dan hasil belajar

Selama kegiatan pembelajaran, guru dibantu oleh fasilitator melakukan

penilaian selama kegiatan pembelajaran di kelas, baik nilai secara

69
kelompok maupun individual. Pada akhir proses pembelajaran, guru

melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi.

5. Penggunaan bahasa

Guru menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar, kemudian guru juga

memberikan penjelasan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh

siswa.

C. Kegiatan penutup
Peserta didik bersama guru merefleksikan pengalaman belajar.

Peserta didik mendengarkan rencana pembelajaran yang disampaikan guru


pada pertemuan berikutnya dan berdoa.

Guru memberikan evaluasi di google classroom dengan menggunakan


google form
https://docs.google.com/forms/d/1AGD5yNd2txnDrjViSVOtfPCwyxBIhu_
7br2JzzKWBYI/prefill

Tahap Observasi

Observasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung ini


sebagai upaya dalam mengamati pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian
ini yang bertindak selaku observer yaitu teman sejawat dan guru kelas
yang mengamati pelaksanaan tindakan berdasarkan Observasi
pembelajaran dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan di
kelas. Observasi yang dilakukan mencakup observasi kelas, obervasi
aktivitas guru, dan observasi aktivitas siswa.

Hasil observasi dalam penelitian tindakan kelas ini dipaparkan sebagai


berikut :

70
a. Observasi aktivitas guru

Observasi di kelas dilakukan bersamaan dengan tindakan pada siklus


pertama. Berikut ini adalah uraian hasil observasi aktivitas guru selama
kegiatan pembelajaran siklus 1.

Tabel. 11

Observasi Guru Saat PTK Siklus II

NO. ASPEK YANG DIAMATI SKOR


I PRA PEMBELAJARAN
1 2 34
1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media
1 2 34
2. Memeriksa kesiapan siswa

MEMBUKA PEMBELAJARAN
II
Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 34
1.
Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana 1 2 34
2.
kegiatannya

KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN


III
Penguasaan materi pelajaran
A.
Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 34
1.
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 1 2 34
2.
Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar 1 2 34
3.
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 34
4.

71
B. Pendekatan/strategi pembelajaran
1 2 34
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat 1 2 34

perkembangan dan kebutuhan siswa


3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 34

4. Melaksanakan pemelajaran yang terkoordinasi 1 2 34

5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 34

6. Mengakomodasi adanya keragaman budaya Nusantara 1 2 34

7. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan 1 2 34

tmbuhnya kebiasaan positif


8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang 1 2 34

dialokasikan

C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar


1. Menunjukkan keterampilan dalam menggunakan media 1 2 34
2. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 34
3. Menggunakan media secara efektif dan efisien 1 2 34
4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 34

Pembelajaran yang memicu dan memelihara


D.
keterlibatan siswa
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 34
1.
Merespons positif partisipasi siswa 1 2 34
2.
Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa- 1 2 34
3.
siswa
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 1 2 34
4.
Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 1 2 34
5.
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam 1 2 34
6.
belajar

72
73
F. Penilaian proses dan hasil belajar
1. Melakukan penilaian awal
1 2 34
2. Memantau kemajuan belajar
1 2 34
3. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi
1 2 34
4. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi 1 2 34

Penggunaan bahasa
G.
Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
1. 1 2 34
Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
2. 1 2 34
Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
3. 1 2 34
PENUTUP
IV
Refleksi dan rangkuman pembelajaran
A.
Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 1 2 3 4
1.
Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 1 2 34
2.

Pelaksanaan tindak lanjut


B.
Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian 1 2 34
1.
remidi
Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai 1 2 34
2.
pengayaan
Skor Total

Guru sudah memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media.

Selain itu guru juga memeriksa kesiapan siswa dengan cara melakukan

presensi.Guru sudah melakukan kegiatan apersepsi mengenai materi yang

sebelumnya dan menyampaikan kompetensi pembelajaran yang akan dicapai

beserta rencana kegiatannya.Guru menunjukkan penguasaan materi ketika

proses pembelajaran berlangsung terlihat ketika menjelaskan kepada siswa

mengenai Sistem pencatatan barangdagang dan memberikan contoh-contoh

74
mengenai pengetahuan lain yang relevan dan mengaitkannya dengan realita.

Guru juga melaksanakan pembelajaran secara runtut, terkoordinasi,

konstektual, dan alokasi waktu sesuai dengan yang telah ditentukan. Guru

menunjukkan kemampuan dalam menggunakan media pembelajaran dan media

tersebut digunakan secara efektif serta efisien. Guru secara bersama- sama

melakukan refleksi dan rangkuman pembelajaran. Pada akhir kegiatan

pembelajaran, guru memberikan arahan agar siswa membaca kembali

mengenai materi yang telah dipelajari.

b. Observasi aktivitas siswa

Tabel.12

Observasi aktivitas siswa

NO BUTIR-BUTIR SASARAN YA TIDAK


.
1. Siswa siap mengikuti proses pembelajaran

2. Siswa memperhatikan penjelasan √
guru/praktikan
3. Siswa menanggapi pembahasan pelajaran√
4. Siswa mencatat hal-hal penting √
5. Siswa mengerjakan tugas dengan baik √
6 Siswa menghargai teman sesama dan guru

7 Siswa berani bertanya
8 Siswa diam tanpa melakukan apa-apa √
9 Siswa sibuk dengan aktivitas masing- √
masing

Aktivitas siswa dalam proses kegiatan pembelajaran berlangsung

dengan sangat baik karena seluruh siswa sangat antusias di dalam mengikuti

pelajaran Penataan Produk Seluruh siswa mampu selain itu sangat senang

mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan.

75
c. Observasi kelas

Pada saat pelaksanaan model pembelajaran discovery learning guru

berada disekolah tepat di laboratorium pemasaran sedangkan anak anak

berada di rumah masin –masing kelas ditata sedemikian rupa agar

memudahkan siswa dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai penerapan

model.

Observasi terhadap kegiatan di kelas dilakukan bersamaan dengan

dilaksanakannya tindakan. Dalam siklus 2 ini, hasil observasi kelas

menunjukkan bahwa suasana kelas menjadi lebih meriah dan

bersemangat. Antusias siswa untuk belajar sangat terlihat. Media dan

semua alat pembelajaran sudah dipersiapkan dengan matang oleh peneliti

dibantu dengan fasilitator, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan

baik.

Tahap Refleksi dan Evaluasi

1. Evaluasi belajar siswa


Tabel. 13
Penelitian dan Siklus II

02 November 2020
KKM 75
kk Hasil Evaluasi siklus 1 dan 2
NIS NAMA L/P
m LKPD EVALUASI LKPD EVALUASI 

1 1 2 2
ADIT TRI
1 1819.10233
ANUGRAH
L 68 50 75 80 
2 1819.10234 AHMAD L 60 40 75  80
JAELANI

76
ABIDIN
ANGGUN
3 1819.10235
CAHYANI
P 70 60 78  80
ANISSA
4 1819.10237
APRIANTI
P 78 50 82  80
DESITA
5 1819.10238 SYAWALANI P 82 80 90  100
DWI PUTRI
DHIFKRI
6 1819.10239
JULIANSYAH
L 60 50 75  80
EVITA PUTRI
7 1819.10240
DARSONO
P 75 80 80  80
HAVID
8 1819.10241
RAMDANI
L 40 50 65  70
INTAN SYIFA
9 1819.10242
MAISYAH
P 60 80 75  80
ISLAH
10 1819.10243
SOLAHUDIN
L 75 80 80 80 
MUHAMAD AJI
11 1819.10244
ABDILAH
L 55 40 75  70
MUHAMAD
12 1819.10245 DEPRI L 45 40 68  70
ALAMSYAH
MUHAMAD
13 1819.10084
RIPAL
L 50 80 78  80
NOVIA SUCI
14 1819.10248
PADILLAH
P 75 60 75  90
NUR AGLIANI
15 1819.10249
RAHAYU
P 85 50 85  100

16 1819.10251 PUTRI REIDA P 85 50 80  90


RADEN
17 1819.10252 MUHAMAD L 60 60 80  80
PANJI FIRDAUS
RAFLI
18 1819.10253 SULAEMAN L 40 50 70  80
PUTRA
RINA
19 1819.10255
WULANDARI
P 78 70 80  80
RISA
20 1819.10256
RAHAYUNI
P 78 60 85  80

21 1819.10257 RISKA AULIA P 65 40 75  80

22 1819.10258 RISMA AMALIA P 85 50 90  90

23 1819.10260 SIFA FAUZIAH P 65 40 75  80


TIA
24 1819.10261
ANGGRAENI
P 78 60 80  80

25 1819.10263 YUDA L 40 50 60 60 

77
Tabel. 14

Nilai evaluasi siklus 1I

Nilai Kognitif Siswa Siklus I Nilai


Nilai Terendah 60
Nilai Tertinggi 100
Jumlah Siswa Tuntas 21
Jumlah Siswa Belum Tuntas 4
Rata-rata 2020 / 25 = 80,8
Persentase Ketuntasan (%) 84%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai kompetensi

kognitif siswa pada siklus I menunjukkan nilai rata-rata yaitu 80,8 dari 25

siswa yang mengikuti tes. Nilai terendah yaitu 60 dan nilai tertinggi yaitu

100. Persentase ketuntasannya mencapai 84% dimana sebanyak 21 siswa

masuk dalam kategori siswa tuntas atau dengan nilai diatas 75. Sedangkan

sebanyak 4 siswa masuk kategori siswa tidak tuntas atau dengan nilai

dibawah 70. Berdasarkan tabel 914mengenai nilai evaluasi siswa siklus I

dapat digambarkan diagram sebagai berikut ini:

78
Persentase Ketuntasan
90%
80% 84%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
20%
10%
0%
EVALUASI

Siklus 1 Siklus 2

Gambar 3. Presentase ketuntasan

Perbandingan Evaluasi Siklus 1 dan 2


120
100
80
60
40
Evaluasi Siklus 1
20 Evaluasi Siklus 2
0
h i ri o h h l u s ri a h a
g ra yan Put son sya dila ipa hay dau da uli zia Yud
u a h i a r a i b R a i r a n A au
A n C w D M A a d iR iF u l k a F
ri un i D tri fa Aji m an nj W Ris ifa
ti T ngg alan Pu Syi ad uha gli d Pa ina S
Ad A aw vita tan am M ur A ma R
Sy E In uh N ha
a M u
si t M
De de n
Ra

Gambar 4. Perbandingan evaluasi siklus 1 dan 2

Pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa persentase ketuntasan

pada siklus I sebesar 20%. Kemudian diberikan tindakan selama 1

79
pertemuan pada siklus II dengan menggunakan metode pembelajaran

discovery learning meningkat menjadi 84% Peningkatan rata-rata nilai dan

persentase ketuntasan dapat diindikasikan bahwa siswa dengan

diterapkannya metode pembelajaran discovery learning dapat memahami

materi pelajaran yang diberikan. Hal ini juga dapat diartikan bahwa

indikator keberhasilan pada hasil belajar siswa sudah tercapai. Namun

masih diperlukan tahap refleksi untuk mengevaluasi kelebihan dan

kekurangan penerapan metode pembelajaran discovery learning.

Tabel.15

Nilai LKPD siklus 1I

Nilai Kognitif Siswa Siklus I Nilai


Nilai Terendah 60
Nilai Tertinggi 90
Jumlah Siswa Tuntas 21
Jumlah Siswa Belum Tuntas 4
Rata-rata 1931 / 25 = 77,24
Persentase Ketuntasan (%) 84%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai LKPD siswa

pada siklus I menunjukkan nilai rata-rata yaitu 66,28 % dari 14 siswa

yang mengikuti tes. Nilai terendah yaitu 60 dan nilai tertinggi yaitu 82.

Persentase ketuntasannya mencapai 28% dimana sebanyak 4 siswa masuk

dalam kategori siswa tuntas atau dengan nilai diatas 70. Sedangkan

sebanyak 10 siswa masuk kategori siswa tidak tuntas atau dengan nilai

dibawah 70. Berdasarkan tabel 9 mengenai nilai evaluasi siswa siklus I

dapat digambarkan diagram sebagai berikut ini:

80
Persentase Ketuntasan
90%
80% 84%
70%
60%
50%
40%
30% 36%
20%
10%
0%
LKPD

Siklus 1 Siklus 2

Gambar 5. Presentase ketuntasan pengerjaan LKPD

Perbandingan LKPD Siklus 1 dan 2


100
80
60
40
20 LKPD Siklus 1
LKPD Siklus 2
0
ah ni tri no ah ah al yu us ari lia ah da
ugr hya i Pu rso isy bdil Rip aha irda nd Au uzi Yu
n C a w a a A d R F la a Fa
ri A un i D tri D fa M Aji ma ani nji Wu Risk ifa
T n i a i Pa ina
it ngg la Pu Sy ad uh gl S
Ad A awa vita tan am M ur A mad R
Sy E In uh N ha
is ta M u
M
De e n
d
Ra

Gambar 6. Perbandingan LKPD siklus 1 dan 2

Pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa persentase ketuntasan

pada siklus I sebesar 36%. Kemudian diberikan tindakan selama 1

pertemuan pada siklus II dengan menggunakan metode pembelajaran

81
discovery learning meningkat menjadi 84%. Peningkatan rata-rata nilai

dan persentase ketuntasan dapat diindikasikan bahwa siswa dengan

diterapkannya metode pembelajaran discovery learning dapat memahami

materi pelajaran yang diberikan. Hal ini juga dapat diartikan bahwa

indikator keberhasilan pada hasil belajar siswa sudah tercapai. Namun

masih diperlukan tahap refleksi untuk mengevaluasi kelebihan dan

kekurangan penerapan metode pembelajaran discovery learning.

2) Evaluasi Keaktifan Belajar

Tabel. 16

Evaluasi Keaktifan Belajar

AKTIVITAS SISWA
N
NAMA SISWA
O Menyimak Tanya Mengisi Mengerjaka
video jawab LKPd n evaluasi

1 ADIT TRI ANUGRAH √ √ √ √

2 AHMAD JAELANI ABIDIN √ √ √ √

3 ANGGUN CAHYANI √ X √ √

4 ANISSA APRIANTI √ X √ √
DESITA SYAWALANI
5 √ √ √ √
DWI PUTRI
6 DHIFKRI JULIANSYAH √ X √ √

7 EVITA PUTRI DARSONO √ √ √ √

8 HAVID RAMDANI
9 INTAN SYIFA MAISYAH √ X √ √

10 ISLAH SOLAHUDIN √ √ √ √

11 MUHAMAD AJI ABDILAH X √ √


MUHAMAD DEPRI
12
ALAMSYAH

82
13 MUHAMAD RIPAL X √ √

14 NOVIA SUCI PADILLAH √ √ √ √

15 NUR AGLIANI RAHAYU √ √ √ √

16 PUTRI REIDA √ √ √ √
RADEN MUHAMAD PANJI
17 √ √ √ √
FIRDAUS
RAFLI SULAEMAN
18 X √ √
PUTRA
19 RINA WULANDARI X √ √

20 RISA RAHAYUNI X √ √

21 RISKA AULIA √ √ √ √

22 RISMA AMALIA √ √ √ √

23 SIFA FAUZIAH √ √ √ √

24 TIA ANGGRAENI √ √ √ √

25 YUDA
       

Dari tabel di atas nampak keaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran sudah bagus. Hal ini dikarenakan siswa sudah mau

memberikan pendapat terhadap gambar atau pertanyaan yang dimunculkan

oleh guru. Selain itu siswa sudah mau untuk menjawab soal, sehingga

suasana kelas menjadi aktif . Suasana kompetisi semakin meningkatkan

semangat siswa. Meskipun begitu dalam diskusi masih ada beberapa siswa

yang tidak aktif atau hanya berdiam tetapi untuk siklus II ini siswa sudah

banyak yang aktif untuk menjawab dan bertanya.

3) Refleksi
Pada tahap ini peneliti berdiskusi dengan guru, teman sejawat, dan
dosen pembimbing mengenai hasil pengamatan yang dilakukan selama
pembelajaran. Refleksi bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan

83
kelebihan yang terjadi saat pembelajaran berlangsung. Hasil dari diskusi
yang dilakukan akan digunakan sebagai pertimbangan dalam
merencanakan siklus berikutnya.

a. Guru

Refleksi ini dilakukan oleh siswa dan guru. Berikut ini adalah hasil
dari refleksi :

Tabel.17

Refleksi Guru Saat PTK Siklus II

No Uraian Komentar
1 Kesan guru terhadap komponen menarik, proses
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran menjadi
model Discovery Learning menyenangkan karena
seluruh
siswa terlibat
2 Kesan guru terhadap aktivitas siswa Siswa terlibat aktif
ketika mengikuti proses pembelajaran dalam proses
dengan menggunakan model Discovery pembelajaran,
Learning disamping itu media
yang digunakan
mudah diterima
oleh siswa
3 Kesan guru terhadap partisipasi dan Kondisi kelas
keaktifan siswa dalam mengikuti menjadi sangat aktif,
pembelajaran dengan siswa menjadi lebih
menggunakan model Discovery berani dalam
Learning
mengungkapka
n pendapatnya
4 Kesan guru terhadap pemahaman siswa Siswa menjadi lebih
dalam proses pembelajaran dengan paham terhadap
menggunakan model Discovery Learning materi yang
84
dipelajari
5 Hambatan yang dihadapi apabila nantinya Biaya , waktu dan
guru hendak melaksanakan pembelajaran persiapan
dengan menggunakan metode model
Discovery
Learning
6 Manfaat yang diperoleh dengan Menambah pengetahuan
tentang PTK
merencanakan pembelajaran dengan
menggunakan model Discovery
Learning

Kesan guru selama menerapkan proses pembelajaran Discovery

Learning ini adalah media pembelajaran yang digunakan menarik, proses

pembelajaran menjadi menyenangkan karena seluruh siswa terlibat aktif

dalam proses pembelajaran, disamping itu media yang digunakan mudah

diterima oleh siswa. Guru juga mengungkapkan jika kondisi kelas menjadi

sangat aktif, siswa menjadi lebih berani dalam mengungkapkan

pendapatnya sehingga siswa menjadi lebih paham terhadap materi yang

dipelajari. Hal-hal yang mendukung selama proses pembelajaran ini adalah

powerpoint interaktif yang menarik siswa menjadi lebih bersemangat.

Keberhasilan yang dicapai oleh guru selama menerapkan metode

pembelajaran tersebut yaitu, semua siswa mampu menyelesaikan soal-soal

yang diberikan, guru juga hanya bertugas mengawasi seluruh kegiatan.

85
b. Siswa

Pada akhir proses pembelajaran peneliti meminta waktu kepada

siswa untuk mengisi lembar refleksi. Berikut ini disajikan uraian hasil

refleksi siswa.

Tabel. 18

Refleksi Siswa Saat PTK Siklus II

No keterangan ya tidak

1 Apakah materi yang dipelajari √


menyenangkan

2 Apakah kuis membantu dalam √


pemahaman anda
3 Apakah suasana kelas √
menyenangkan

4 Apakah pada saat pembelajaran √


bersemangat

5 Apakah Anda merasa antusias √


dalam mengerjakan LKPD

6 Apakah metode inti membantu √


dalam memahami materi

7 Apakah Anda berminat mengikuti √


kegiatan belajar mengajar pada
pertemuan berikutnya

Berdasarkan hasil refleksi siswa, hampir seluruh siswa sangat

senang dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan

model Discovery Learning. Manfaat yang mereka terima dalam proses

pembelajaran Discovery Learning ini antara lain :

86
a. Materi menjadi lebih menyenangkan,

b. Semua siswa sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti

pelajaran,

c. Sangat membantu dalam memahami materi yang diberikan,

d. Membangun kerjasama dan kekompakan dalam kelompok,

e. Tidak membosankan dan tidak merasa tegang meskipun sudah

dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya,

f. Metodenya sangat asyik,

g. Suasanya kelas sangat meriah dan menyenangkan,

h. Melatih adanya sikap sportifitas antar kelompok

Berdasarkan dari hasil pelaksanaan tindakan siklus 2, tampak bahwa

kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung baik adalah :

1. Powerpoint dan Modul yang disusun dengan sangat jelas dan

interaktif sehingga siswa menjadi lebih tertarik dalam belajar.

2. Adanya diskusi melatih kecepatan siswa dalam mengerjakan soal yang

selanjutnya.

3. Disediakannya waktu untuk mempersentasikan hasil berdiskusi secara

bergantian

4. Guru menjelaskan dengan sangat jelas dan terstruktur.

5. Soal-soal yang diberikan dalam diskusi kelompok dan semuanya dapat

dikerjakan oleh seluruh siswa.

87
6. Penerapan model pembelajaran Discovery Learningini dapat

menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan, terbukti dari

hasil refleksi siswa setelah melaksanakan PTK siklus 2.

7. Model pembelajaran Discovery Learningdijelaskan dengan sangat

terstruktur sehingga siswa dengan mudah menyerap semua yang

diajarkan.

8. Siswa sudah sangat tahu tentang model pembelajaran yang

diperkenalkan dan merasa sangat nyaman dan antusias untuk

menerapkan model tersebut dipertemuan selanjutnya. Guru tidak lagi

terhambat oleh adanya masalah waktu dan sudah mengerti tentang

penggunaan model pembelajaran yang ditawarkan.

C.Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini berlangsung sebanyak dua siklus.

Proses pelaksanaan kedua siklus tersebut telah dibahas pada sub bab

sebelumnya. Berikut hasil yang telah diperoleh selama dua siklus:

1. Pelaksanaan Metode Pembelajaran Discovery Learning

Pelaksanaan metode pembelajaran discovery learning pada siklus I

tidak tercapai. Kemudian dilanjutkan siklus II pelaksanaan metode

pembelajaran sudah tercapai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan metode pembelajaran discovery learning telah terlaksana

dengan maksimal pada siklus II.

88
2. Keaktifan belajar siswa
Data hasil keaktifan siswa diperoleh dari lembar observasi yang
diisi oleh observer selama berlangsungnya proses pembelajaran. Pada
siklus I data keaktifan siswa mencapai 24%. Kemudian pada siklus II
persentase keaktifan siswa mencapai 52%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa keaktifan siswa mengalami peningkatan sesuai dengan batasan
indikator keberhasilan yaitu sebesar 28%.

3. Hasil kompetensi kognitif siswa

Data nilai kompetensi kognitif siswa diperoleh dari hasil


Pengerjaan LKPD dan evaluasi. Tugas diberikan setelah dilakukannya
tindakan atau pada setiap akhir siklus. Pada siklus I nilai rata-rata siswa
sebesar 56,8 untuk evaluasi dan 64,96 untuk pengerjaan LKPD sedangkan
setelah dilakukan tindakan lagi pada siklus II, rata-rata nilai sebesar 80,8
untuk pengerjaan evaluasi dan 77,24 untuk pengerjaan LKPD Kemudian
persentase ketuntasan pada siklus I mencapai 20% untuk evaluasi dan 36
%untuk pengerjaan LKPD sedangkan pada siklus II persentase ketuntasan
mencapai 84 %untuk evaluasi dan 84% untuk pengerjaan LKPD. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa kompetensi kognitif siswa mengalami
peningkatan sesuai dengan batasan indikator keberhasilan yaitu sebesar
75% siswa tuntas dengan nilai minimal 75

Analisis Komparatif Tingkat Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa

Sesudah Penerapan Model Discovery Learning

Analisis komparatif dilakukan untuk melihat peningkatan keaktifan dan

pemahaman siswa dari waktu ke waktu yang mana dalam penelitian ini adalah

siklus 1 dan siklus 2. Berikut ini disajikan tabel peningkatan keaktifan siswa pada

pra penelitian, sikluis 1 dan siklus 2.

89
Tabel .18

Peningkatan Keaktifan Peserta


didik berdasarkan hasil
pengamatan pada Siklus 1, dan
Siklus 2

NO Butir-butir Sasaran Siklus 1 Siklus 2 Peningkatan Keterangan


dari Setelah
Pene rapan
discovery
learning

1 Visual Activities : 16 / 25 17 / 25 4% Terjadi


Membaca, memperhatikan peningkatan
x 100% x 100%
gambar demonstrasi, Signifikan
= 64 % = 68 %
percobaan, dan gambar karena siswa
orang lain. aktif dalam
membaca dll.

2 Oral Activities : 6 / 25 x 13 / 25 28 % Siswa aktif daam

a. Menyatakan dan atau 100 % x100 % menyatakan suatu


memberikan pendapat
=24% = 52 % pendapat, bertanya,
b. Bertanya
Memberi saran maupun memberi

saran.

3 Listening Activities : 100 % 100% Meningkat


secara sempurna
a. Mendengarkan
dibuktikan
penjelasan guru
dengan hasil
b. Diskusi aktif dalam
sebelum
kelompok menggunkan
model
pembelajaran
Saintifik dan
setelah
menggunkan

90
model
pembelajaran
Saintifik . Siswa
mendengarkan
penjelasan,
diskusi
aktif, dll.
4 Writing Activities : - - - Tidak ada
Menyalin dan mencatat peningkatan
karena siswa
selama pelajaran berlangsung.
telah
disediakan
powerpoint
interaktif dan
modul
interaktif
sehingga
siswa tidak
mencatat

5 Mental Activities : 100 % 100% 100% Keaktifan


secara mental
a. Menanggapi
activities
pertanyaan
mengalami
yang diajukan
peningkatan
guru
dan hal
b. Mengingat
Memecahkan soal tersebut
sangatlah baik
karena secara
mental
activities siswa
sangat aktif
dalam hal
memecahkan
soal,
mengingat, dsb.

91
6 Emotional Activities : 100% 100% 100% Secara emotional

a. Siswa menaruh activity, siswa


minat selama proses
sangat
b. pembelajaran bersemangat dan
Siswa bersemangat
menaruh minat

pada pelajaran

Tabel. 19
PeningkatanPrestasi Belajar
Peserta didik pada Siklus 1, dan
Siklus 2
N Nama LKP Evalua LKP Evalua KK KE
o Peserta D si D si M T
Didik Sikl Siklus Siklu Siklus
us 1 1 s 2
2
1 ADIT TRI 75 T
ANUGRAH 68 50 75 80 

2 AHMAD 75 T
JAELANI 60 40 75  80
ABIDIN
3 ANGGUN 75 T
CAHYANI
70 60 78  80

4 ANISSA 75 T
APRIANTI
78 50 82  80

5 DESITA 75 T
SYAWALA
NI DWI
82 80 90  100
PUTRI
6 DHIFKRI 75 T
JULIANSYA 60 50 75  80
H
7 EVITA 75 T
PUTRI 75 80 80  80
DARSONO
8 HAVID 75 TT
RAMDANI
40 50 65  70

9 INTAN 60 80 75  80 75 T
SYIFA

92
MAISYAH
10 ISLAH 75 T
SOLAHUDI 75 80 80 80 
N
11 MUHAMAD 75 TT
AJI 55 40 75  70
ABDILAH
12 MUHAMAD 75 TT
DEPRI
ALAMSYA 45 40 68  70
H
13 MUHAMAD 75 T
RIPAL 50 80 78  80

14 NOVIA 75 T
SUCI 75 60 75  90
PADILLAH
15 NUR 75 T
AGLIANI 85 50 85  100
RAHAYU
16 PUTRI 75 T
REIDA 85 50 80  90

17 RADEN 75 T
MUHAMAD
PANJI 60 60 80  80
FIRDAUS
18 RAFLI 75 TT
SULAEMA 40 50 70  80
N PUTRA
19 RINA 75 T
WULANDA 78 70 80  80
RI
20 RISA 75 T
RAHAYUNI 78 60 85  80

21 RISKA 75 T
AULIA 65 40 75  80

22 RISMA 75 T
AMALIA 85 50 90  90

23 SIFA 75 T
FAUZIAH 65 40 75  80

24 TIA 75 T
ANGGRAE 78 60 80  80
NI
25 75 TT
YUDA 40 50 60 60 

Peningkatan prestasi siswa disebabkan suasana pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran Discovery Learning menjadi lebih

menyenangkan dan siswa terlibat aktif. Peningkatan ini terlihat dalam hasil

93
tes yang diberikan pada siswa. Suasana kelas menjadi lebih hidup dan

siswa dapat memahami materi sehingga pemahaman mereka meningkat.

Tabel .20

NILAI LKPD KETERAMPILAN MEMBUAT RANCANGAN PENATAAN PRODUK

menjelaskan menjelaskan
Membuat
langkah penataan tehnik penataan
No Nama penataan
sesuai SOP produk sesuai
produk
penataan dengan SOP
1 ADIT TRI ANUGRAH 4 4 4
2 AHMAD JAELANI ABIDIN 4 4 4
3 ANGGUN CAHYANI 3 4 4
4 ANISSA APRIANTI 4 4 4
DESITA SYAWALANI 5 5 5
5
DWI PUTRI
6 DHIFKRI JULIANSYAH 3 4 4
7 EVITA PUTRI DARSONO 4 4 4
8 HAVID RAMDANI 3 3 4
9 INTAN SYIFA MAISYAH 4 4 4
10 ISLAH SOLAHUDIN 4 5 5
11 MUHAMAD AJI ABDILAH 3 3 3
MUHAMAD DEPRI 3 3 3
12
ALAMSYAH
13 MUHAMAD RIPAL 3 3 3
14 NOVIA SUCI PADILLAH 3 4 4
15 NUR AGLIANI RAHAYU 5 5 5
16 PUTRI REIDA 5 5 5
RADEN MUHAMAD 5 5 4
17
PANJI FIRDAUS
RAFLI SULAEMAN 3 3 3
18
PUTRA

94
19 RINA WULANDARI 4 4 3
20 RISA RAHAYUNI 4 4 4
21 RISKA AULIA 5 5 5
22 RISMA AMALIA 5 5 4
23 SIFA FAUZIAH 4 4 5
24 TIA ANGGRAENI 4 4 4
25 YUDA 3 3 3

Keterangan penskoran:
Skor diisi dengan nilai 1-5
1. Tidak pernah menunjukkan kriteria yang diharapkan.
2. Menunjukkan sikap sesuai kriteria sebesar 50%
3. Menunjukkan sikap sesuai kriteria lebih dari 50%namun kurang dari 75%.
4. Menunjukkan kriteria lebih dari 75% namun kurang dari 100%.
5. Menunjukkan sikap sesuai kriteria yang diharapkan

Tabel 21
Penilaian Spiritual

Berdo’a Sebelum dan Sesudah Belajar


No Nama Siswa
4 3 2 1

4      
1 ADIT TRI ANUGRAH
4      
2 AHMAD JAELANI ABIDIN
4      
3 ANGGUN CAHYANI
4      
4 ANISSA APRIANTI
4      
5 DESITA SYAWALANI DWI PUTRI
4      
6 DHIFKRI JULIANSYAH
4      
7 EVITA PUTRI DARSONO

95
     
8 HAVID RAMDANI
4      
9 INTAN SYIFA MAISYAH
1 4      
0
ISLAH SOLAHUDIN
1 4
1
MUHAMAD AJI ABDILAH
1
2
MUHAMAD DEPRI ALAMSYAH
1 4
3
MUHAMAD RIPAL
1 4
4
NOVIA SUCI PADILLAH
1 4
5
NUR AGLIANI RAHAYU
1 4
6
PUTRI REIDA
1 RADEN MUHAMAD PANJI 4
7 FIRDAUS
1 4
8
RAFLI SULAEMAN PUTRA
1 4
9
RINA WULANDARI
2 4
0
RISA RAHAYUNI
2 4
1
RISKA AULIA
2 4
2
RISMA AMALIA
2 4
3
SIFA FAUZIAH
2 4
4
TIA ANGGRAENI
2
5
YUDA

D. Pembahasan

1. Pelaksanaan Metode Pembelajaran Discovery Learning

Penelitian tindakan kelas merupakan cara untuk memecahkan

permasalahan dalam pembelajaran melalui suatu tindakan dengan

mengkaji situasi sosial, memahami permasalahannya dan kemudian

menemukan cara untuk mengatasinya yang bertujuan untuk memperbaiki

96
dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam penelitian yang

dilakukan pengamatan terhadap metode pembelajaran discovery learning

harus dilakukan, karena metode discovery learning merupakan treatment

yang diberikan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas yang

digunakan untuk penelitian.

Pengamatan pelaksaanaan metode pembelajaran discovery

learning dilakukan oleh satu orang observer. Observer melakukan

pengamatan sesuai dengan lembar observasi yang telah dibuat oleh

peneliti yang sebelumnya sudah divalidasi. Lembar observasi digunakan

selama proses penelitian berlangsung sebanyak dua siklus. Lembar

observasi digunakan selama proses penelitian berlangsung sebanyak dua

siklus. Pada siklus I, metode pembelajaran discovery learning terlaksana

sebesar 86, 48% kemudian pada siklus berikutnya yaitu siklus II

meningkat sehingga 4,73% menjadi 91,21%.

Siklus 1

Pada siklus I terlaksananya metode pembelajaran discovery

learning mencapai 86,48% Hal ini menunjukkan bahwa metode

discovery learning belum terlaksana secara maksimal. Langkah pada

metode discovery learning yang belum terlaksana yaitu pembahsan

LKPD dan Presentasi hasil LKPD .

Metode pembelajaran discovery learning tidak terlaksana secara

maksimal dikarenakan jam pelajaran hampir habis dan waktu yang

97
tersisa digunakan untuk pemberian . Oleh karena itu guru terburu-buru

menutup pembelajaran dan dilanjutkan pemberian post test, sehingga

guru melewati langkah-langkah tersebut. Kemudian faktor yang

menyebabkan metode pembelajaran discovery learning tidak terlaksana

secara maksimal pada siklus I dijadikan bahan evaluasi agar pada siklus

II dapat terlaksana secara maksimal. Adapun tindakan yang dilakukan

pada siklus II agar pelaksanaan metode discovery learning dapat

terlaksana secara maksimal adalah sebagai berikut:

1. Mengatur efisiensi waktu saat pembelajaran, agar durasi waktu tiap

langkah pada metode pembelajaran discovery learning tidak

melebihi batas waktu yang sudah ditentukan dan menggunakan

waktu untuk langkah lain. Sehingga langkah-langkah metode

discovery learning dapat terlaksana semuanya tidak melebihi batas

waktu yang sudah ditentukan.

2. Mempersiapkan guru lebih matang, dengan memastikan guru sudah

memahami betul setiap langkah-langkah pada metode discovery

learning.

Siklus II

Pada siklus II pelaksanaan metode discovery learning meningkat

4,73 % sehingga persentasenya menjadi 91,21%. Hal ini menunjukkan

metode pembelajaran discovery learning sudah terlaksana secara

maksimal. Pengerjaan LKPD dan Presentasi sudah dilaksanakan pada

siklus II, sehingga tidak ada langkah-langkah yang terlewati. Adapun

98
hal-hal yang dapat menyebabkan metode pembelajaran discovery

learning dapat terlaksana secara maksimal, antara lain:

1) Efisiensi waktu pada pelaksanaan metode pembelajaran discovery

learning sudah baik, sehingga langkah-langkahnya dapat terlaksana

semuanya. Selain itu pada siklus II tidak terjadi proses diskusi yang

melebihi waktunya seperti pada siklus I dan siswa juga sudah

memahami prosedur dari metode pembelajaran discovery learning,

sehingga tidak memerlukan banyak waktu untuk guru menjelaskan

prosedurnya.

2) Guru lebih siap dalam melaksanakan metode pembelajaran discovery

learning.

Faktor-faktor di atas berpengaruh terhadap keberhasilan metode

pembelajaran discovery learning. Hal ini disebabkan faktor-faktor

tersebut memperngaruhi terlaksananya semua langkah-langkah pada

metode pembelajaran discovery learning.

1. Penggunaan Metode Pembelajaran Discovery Learning terhadap

Keaktifan Siswa

Keaktifan siswa merupakan segala aktivitas siswa di dalam kelas

selama proses pembelajaran. Aktivitas yang diamati selama

pelaksanaan pembelajaran dengan metode discovery learning yaitu

visual activities, oral activities, listening activities, writing activities,

drawing activities, motor activities, mental activities dan emotional

activities.

99
Siklus 1

Pada saat diberi treatment kepada siswa berupa penerapan metode

pembelajaran discovery learning pada siklus I. Siswa cenderung

memiliki kelemahan pada mental activities yaitu menganalisis materi

saat diskusi, drawing activities yaitu menggambar tentang materi

pelajaran. Hanya terdapat tiga siswa yang menganalisis materi

pelajaran . Hal ini diduga siswa mengandalkan teman dalam satu

kelompok dan sudah menemukan materi yang dicari sehingga kurang

antusias untuk menganalisis materi yang terkumpul dari beberapa

sumber belajar..

Sedikitnya siswa yang bertanya kepada guru diduga karena siswa

kebingungan untuk menanyakan yang seharusnya ditanyakan.

Sehingga siswa memilih diam dan mendengarkan saja yang

ditanyakan siswa lain Beberapa kelemahan yang ada pada siklus I

diduga siswa masih malu untuk mengungkapkan pendapatnya dan

masih kurang antusias untuk mengikuti pembelajaran. Sehingga siswa

lebih memilih diam dan menunggu siswa lain aktif dalam

pembelajaran. Selain itu siswa belum terbiasa dengan metode

pembelajaran discovery learning, sehingga masih perlu beradaptasi

100
untuk menyesuaikan pelaksanaan pembelajaran dengan metode

discovery learning.

Siklus 2

Saat dilaksanakannya siklus II dengan menggunakan metode

pembelajaran discovery learning persentase keaktifan mengalami

peningkatan yang besar. Hal ini diduga siswa sudah terbiasa dan

mampu beradaptasi dengan pembelajaran dengan metode

pembelajaran discovery learning. Berdasarkan data yang diperoleh

dari siklus II, tiap-tiap indikator sudah mengalami peningkatan.

Sehingga dapat dikatakan pembelajaran yang berpusat kepada siswa

sudah berhasil. Dengan begitu tujuan pembelajaran sudah tercapai

pada siklus II, maka penelitian dapat dihentikan pada siklus II ini

karena telah mencapai kriteria indikator yang sudah ditentukan.

101
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan pada

mata pelajaran Penataan Produk kelas XII BDP dapat disimpulkan

penerapan model pembelajaran Discovery Learning pada pembelajaraan

Penataan Produk mampu meningkatkan hasil belajar, pemahaman dan

keaktifan siswa kelas XII BDP terhadap materi pembelajaran.

Berikut adalah hasil penelitian

1. Penggunaan metode pembelajaran discovery learning dapat

meningkatkan keaktifan siswa kelas XII BDP SMK Bhakti Insani Kota

Bogor, pada mata pelajaran Penataan produk Peningkatan keaktifan

siswa ditunjukkan dengan meningkatnya persentase keaktifan belajar

siswa. Pada siklus I persentase keaktifan siswa mencapai 24 %.

Kemudian pada saat dilanjutkan pada siklus II, persentase keaktifan

siswa meningkat menjadi 52% Hal ini menunjukkan persentase

102
keaktifan siswa mengalamipeningkatan dan mencapai indikator

keberhasilan yang telah ditentukan

2. Penggunaan metode pembelajaran discovery learning dapat

meningkatkan kompetensi kognitif siswa kelas XII BDP di SMK Bahkti

Insani Bogor, pada mata pelajaran Penataan Produk. Peningkatan

kompetensi kognitif siswa dapat dilihat pada ratarata nilai kelas dan

peningkatan persentase ketuntasan setelah diberikan treatment.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan, penggunaan

metode pembelajaran discovery learning terbukti dapat memberikan

dampak perubahan keaktifan dan perubahan terhadap peningkatan

kompetensi kognitif siswa. Metode discovery learning dapat diterapkan

pada mata pelajaran Penataan produk. Akan tetapi guru harus

memahami langkah langkah pelaksanaan metode discovery learning.

Proses pembelajaran sangat ditentukan oleh guru, oleh karena itu

diperlukan adanya dukungan dari pihak sekolah dan pengawas.

Dukungan tersebut sangat penting untuk memenuhi kebutuhan dari

pembelajaran dan berguna untuk mengevaluasi kemampuan guru dalam

melaksanakan pembelajaran. Adanya dukungan tersebut akan

mendorong guru untuk menerapkan metode pembelajaran discovery

learning ini sebagai salah satu alternatif pembelajaran. Hal ini

merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di

sekolah.

103
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini antara lain sebagai berikut:

Karena keterbatasan waktu dalam satu siklus hanya dilakukan dalam 1

pertemuan dimana dilaksanakan selama 60 menit , sehingga

pelaksanaan pembelajaran dirasa kurang maksimal.

D. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka peneliti mencoba

mengajukan beberapa saran :

1. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning dalam

pembelajaran memungkinkan peningkatan keaktifan dan prestasi

belajar siswa, sehingga peneliti menyarankan kepada guru untuk

menjadikan alternative menerapkan metode pembelajaran dikelas.

2. Perlunya perhatian dalam manajemen waktu pada saat penelitian


berlangsung.
Pemanfaatan waktu yang efektif dan efisien akan sangat membantu
penelitian tepat sesuai waktu yang direncanakan.
3. Perlu adanya komunikasi yang baik antara peneliti dengan guru

mitra sehingga tidak terjadi perbedaan persepsi dan untuk menghindari

adanya penyimpangan pelaksanaan tindakan dari rencana yang telah

ditetapkan.

4. Pentingnya persiapan-persiapan secara matang dan maksimal

berkaitan dengan media dan alat-alat yang diperlukan untuk

menghindari kekacauan dan kesalahan- kesalahan selama proses

pembelajaran.
104
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsimi, dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Dinas Pendidikan dan kebudayaan (2013) Kabupaten Bandung.
Huda, Miftahul. (2013). Model-model Pembelajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Susanto, Ahmad. (2012). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana
Wilis Dahar, Ratna. (2006). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Jakarta
Wiriaatmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Ichmarunto (2014). “Penerapan Model Discovery Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Tentang Perubahan Kenampakan Bulan Di Kelas IV SDN 6 Arjawinangun
Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon”. [Online]. Tersedia: [Online].
Tersedia: http://perpustakaan.upi.edu/index.php?
option=com_content&view=article&id=112&Itemid=210. (21 Maret 2014)

Nizbah, Faizal. (2013). Hakikat IPA. [Online]. Tersedia:


http://faizalnizbah.blogspot.com/2013/05/hakikat-ipa.html.(8 Desember 2013).

Purwanti (2010). “Penerapan Guided Discovery Learning dalam Pembelajaran IPA untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep Bagian-bagian Tumbuhan pada Siswa Kelas
II SDN Pringo Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang”. [Online]. Tersedia:
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/6064. (21 Maret 2014)

105
Suciati, Rien.(2013).Model Pembelajaran Discovery (penemuan).[Online] Tersedia:
http://riensuciati99.blogspot.com/2013/04/model-pembelajaran-discovery-
penemuan.html

Yuliani, Refi Elfira.(2008). Pendekatan Inquiry Dan Discovery.[Online] Tersedia:


http://refi07.wordpress.com/pendekatan-inquiry-dan-discovery/

Yunari, Naviah. (2012). “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model
Discovery Learning Materi Pecahan Di Kelas III SDN 1 Wonorejo Kecamatan
Pagerwojo Kabupaten Tulungagung”. .[Online] Tersedia: http://karya-
ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/19118. (21 Maret 2014)

106
107
Lampiran

108
Lampiran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING
SEKOLAH : SMK Bhakti Insani Bogor
Mata Pelajaran : Penataan produk
Kelas/ semester : XII BDP / GANJIL
Alokasi waktu : 2 x 30 menit

Materi SOP penataan produk Fashion berdasarkan SOP perusahaan. Materi bisa dilihat di google
classroom
Kompetensi Dasar Indikator
3.10 Menerapkan SOP penataan produk Drink, Food, 3.10.1 Menjelaskan pengertian SOP penataan produk drink, food, fresh dan kosmetik di
fresh, dan kosmetik di supermarket supermarket
4.10 Melaksanakan penataan produk drink, food,
fresh, dan kosmetik di supermarket 3.10.2 Menerapkan SOP penataan produk drink, food, fresh dan kosmetik supermarket
4.10.1 Mendemostrasikan penataan Produk drink, food, fresh dan kosmetik di supermarket
berdasarkan SOP perusahaan.
Media Pembelajaran : Aplikasi Google Meet , Google Class room, ,WAG, Presentasi Power point ,
Sumber : Buku paket, Modul, Searching Google

Pendekatan Model dan Metode Pembelajaran: Pembelajaran Saintifik dengan pendekatan TPACK berbasis Hots menggunakan model
Discovery Learning.
A. Tujuan pembelajaran
Melalui model pembelajaran discovery learning dengan pendekatan TPACK siswa dapat menjelaskan kembali pengertian SOP penataan produk Fashion
dengan benar
Melalui model pembelajaran discovery learning dengan pendekatan TPACK siswa dapat Menerapkan SOP penataan produk fashion dengan benar
Melalui model pembelajaran discovery learning dengan pendekatan TPACK siswa dapat mendemostrasikan penataan produk fashion berdsarkan SOP
perusahaan dengan benar

B. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

PENDAHULUAN ( 10 menit )
 Guru dan peserta didik membuka pertemuan dengan salam, doa dan menayakan kabar pembelajaran peserta didik menggunakan google
https://meet.google.com/jkq-ickv-ejc
 Guru mengirimkan daftar hadir di google meet pda kolom chat dengan menggunakan goofle form
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSe2qMUrtbZXfR0VsfwFiqzaXcLT2G-GGLXYuBjQJdiJo02TYw/viewform
 Guru mengingatkan siswa untuk menyetorkan tadarus
 Guru memimpin siswa untuk menyanyikan lagu wajib
 Melakukan apersepsi dengan menanyakan pengalaman peserta didik melihat penataan produk di toko yang sering dikunjungi saat berbelanja
 Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran
KEGIATAN INTI ( 70 menit )
pada tahap awal untuk menguji pengetahuan siswa, guru menampilkan gambar gambar tentang
penataan produk di supermarket .
guru mengshare materi di google classroom
https://www.youtube.com/watch?v=VjcIJBjNw64 https://www.youtube.com/watch?
Pemberian Rangsang
v=VjcIJBjNw64
(stimulation)
Peserta didik menyimak materi melalui google Meet mengenai standar oparating prosedure penataan
produk fashion
Siswa mengamati tayangan yang di sajikan guru dan siswa menulis materi yang akan ditanyakan
kepada guru.
Peserta didik mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan
Identifikasi masalah
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan
(problem statement )
materi SOP Penataan Produk fashion
Pengumpulan data Peserta didik mengerjakan LKPD dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan,
(data Processing) mengumpulkan informasi, dan saling bertukar informasi mengenai SOP penataan Produk Fashion
Pengolahan data Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok, mengemukakan pendapat atas presentasi yang
(data processing) dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok yang mempresentasikan

109
Pembuktian peserta didik melakukan pengkajian ulang terhadap materi melalui contoh dalam kehidupan sehari
(Verification) hari
Peserta didik dan guru membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait SOP
Menarik kesimpulan
Penataan Produk fashion Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali
(generalization)
hal-hal yang belum dipahami.
PENUTUP( 10 menit )
 Peserta didik bersama guru merefleksikan pengalaman belajar
 Peserta didik mendengarkan rencana pembelajaran yang disampaikan guru pada pertemuan berikutnya dan berdoa

KEGIATAN EVALUASI
 Guru memberikan evaluasi di google classroom dengan menggunakan google form
https://docs.google.com/forms/d/1AGD5yNd2txnDrjViSVOtfPCwyxBIhu_7br2JzzKWBYI/prefill

C. PENILAIAN

 Sikap : Absensi kehadiran lewat Google Form dan whattsapp


 Pengetahuan : LK Peserta didik yang dikirim melalui Google Classroom dan google Form
 Keterampilan : Kinerja dan Observasi diskusi menggunakan google meet

Bogor, Juli 2020


Mengetahui
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

Drs.Budiyono, M. Si. Wahyu Kusuma Ningrum, S.E

110
LKPD1

Tugas Kelompok (Pengetahuan)

Langkah-Langkah Kegiatan :

1. PERHATIKANLAH GAMBAR DIBAWAH INI

Pada gambar tersebut, Saudara dapat melihat bagaimana produk ditata sedemikian
rupa agar produk tersebut dapat menarik konsumen dan dapat memudahkan
konsumen untuk mendapatkan produk tersebut. mungkinkah Produk supermerket
tersebut ditata tanpa Standar Operasional Prosedur ? Jika penataan produk fashion
ditata berpedoman pada SOP diskusikanlah bersama kelompok kalian SOP
Penataan yang harus dilakukan oleh Produk Fashion mulai dari prinsip penataan,
labelling, dan tehnik penataan untuk produk fashion dan sport agar produk yang
ditata tersebut memiliki daya tarik bagi konsumen.

111
LKPD 2

Tugas Mandiri (Pengetahuan )

LANGKAH KEGIATAN

1. Berikut adalah link yang menjelaskan tentang materi SOP penataan fashion
dan Sport https://www.youtube.com/watch?v=i8BpV7ucRLc&t=668s
https://www.youtube.com/watch?v=Gf2uMrOpA_I
2. Coba saudara deskripsikan hal apa saja yang harus dilakukan dalam
penataan produk supermarket sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan

112
EVALUASI

Naskah soal

Pilihlah jawaban yang paling benar dari soal dibawah ini

1. Perhatikan pernyataan dibawah ini :


1) Kelompokan berdasarkan print / motif
2) Barang terbaru dari masing-masing kelompok display dirapihkan lagi
berdasarkan intensitas warna dan printnya atau motifnya
3) Barang barang baru dari masing –masing kelompok yang di display
didepan yang agak lama ditempatkan ditengah sedangkan yang lama
sekali disimpan dipaling belakang
4) Barang sale , barang clearance atau broken size tidak boleh dipasang
dipatung
Pernyataan diatas yang merupakan langkah-langkah dalam penataan produk
yang benar adalah
a. 1 dan 3
b. 3 dan 4
c. 1 dan 4
d. 2 dan 3
a. Semua benar
2. Produk fashion adalah sebuah produk yang mempunyai ciri-ciri khusus
yang tepat dan mewakili syle yang sedang tren dalam suatu kurun waktu
tertentu.sebuah produk dapat dikatakan Fashionable jika produk produk
tersebut memiliki karakteristik .
1) Konsumen bersedia untuk meluangkan waktu, uang dan tenaga nya
untuk memperoleh produk ini
2) Merupakan produk yang dapat mempertinggi image retaildan tarfic
konsumen
3) Merupakan produk berbeda dengan produk sejenisnya
4) Produk yang berorientasi pada kehidupan masyarakat sekitar
5) Produk yang memungkinkan pemakainya mendapat rasa percaya
diriyang tinggi
Pernyataan diatas yang merupakan produk dikatakan fashionable paling
tepat adalah……….

a. 2 dan 3
b. 2 dan 4
c. 1 dan 2
d. 4 dan 5

113
e. 3 dan 5

3. Warna merupakan aspek dari pakaian atau aksesori yang direspon pertama
kalinya oleh calon konsumen. Konsumen Fashion sangat berhubungan
secara pribadi dengan warna , misalnya dapat menimbulkan respon
emosional,ada juga yang berhubungan dengan segi kehidupan dan
kebudayaan.
Berikut adalah mana penyataan yang tepat untuk tehnik pemajangan
produk fashion jika dilihat berdasar kan warna………..

a. Jika pemajangan menggunakan gantungan maka pakaian ditata dari


kiri pakaian yang berwarna terang ke kanan pakaian yang berwarna
gelap .
b. Jika pemajangan menggunakan rak maka ukuran paling atas adalah xl
dan paling bawah ukuran s
c. Jika pemajangan menggunakan rak maka warna pakaian warna gelap
paling atas dan warna terang paling bawah
d. Jika pemajangan mengunakan wagon maka untuk pakaian warna
gelap diatas dan warna terang dibawah
e. Jika pemajangan menggunakan gantungan maka pakaian ditata dari
kiri warna gelap ke arah kanan warna terang.

4. Hanger merupakan alat bantu display yang digunakan untuk mengantung


pakaian, Tehnik pemajangan barang fashion dengan menggunakan
gantungan atau hanger adalah sebagai berikut , kecuali ….
a. Apabila dalam satu counter hanya terdapat satau atau dua jenis
hanger, maka dalam satu hanger hanya ada satu item / jenis / desain.
b. Apa bila hanger tidak cukup lakukan kombinasi visual merchandising
yang paling sesua, misalnya top-bottom ( atas –bawah) setelah itu
lakukan pemisahan berdasarkan ukuran untuk mempermudah
pemilihan bagi konsumen
c. Motif atau warna yang terbaik ditampilkan dimuka
d. Pengisian barang dirak sebaiknya tidak lebih tinggi dari ¾ bagian rak
e. Kepala gantungan harus menghadap ke dalam dan bagian muka baju
menghadap ke kiri

5. Langkah pertama dalam melakukan visual mercahndising untuk


pendisplayan barang fashion adalah dengan pelabelan. Karena barang yang
datang ke gudang harus melalui proses pelabelan. Berikut ini adalah tehnik
pelabelan yang benar untuk produk fashion kecuali :
a. Untuk pakaian bayi, label ditempatkan dikanan atas

114
b. Label untuk untuk dompet ditempelkan di kartu dan dibagian dalam
tempat uang
c. Pakaian dalam pria yang memakai dus atau plastiklabel ditempelkan
pada dus atau plastik, label ditempatkan pada dus disebelah kanan atas
d. Label untuk sapu tangan dan manset ditempelkan pada dus tersebut
e. Label untuk sepatu bayi ditempatkan di bagianatas sepatu.

6. Matahari merupakan toko pakaian retail yang besar, yang menyediakan


penjualan terhadap produk fashion yang beraneka ragam, produk yang
disediakan di toko tersebut terdiri dari produk internal matahari dan juga
ekternal matahari, produk yang berasal dari eksternal matahari dikenal
dengan barang konsinyasi.
Berikut ini adalah pernyataan yang benar dari barang konsinyasi adalah
……

a. Barang yang dibeli denga sistem putus artinya segala sesuatu setelah
barang itu dibeli menjadi resiko si pembeli .
b. Barang milik suplier yang dititipkan. Barang ini ditempatkan di
counter dan dijaga oleh SPG
c. Barang yang dibayar secara kredit
d. Barang yang harus segera dibayar ketika sudah dipesan
e. Barang yang memiliki daya jual yang tinggi ketika barang tersebut
dijual di matahari.

7. Prinsip Penataan Barang fashion meliputi penataan barang baru, penataan


barang tidak lengkap, wagon display, fixture , pillar dan lain sebagainya .
Berikut ini yang merupakan Pengelompokkan urutan yang digunakan
untuk penataan produk fashion barang baru yaitu …
a. Style – warna – koleksi – ukuran
b. Koleksi – style – ukuran – warna
c. Koleksi – style – warna – ukuran
d. Style – koleksi – warna – ukuran
e. Warna – style – ukuran – koleksi

8.

115
Fashion merupakan suatu produk yang memerlukan media dalam
penataannya agar terlihat lebih menarik. Dilihat dari gambar diatas media
yang sering dipakai untuk visual presentation, contohnya seperti stage
display, center point, dan vocal point pada departemen maupun bagian
tertentu yaitu …
a. Manequin
B. Fixture
C. Gawang
D. Hanger
e. bracket

9. Gambar diatas merupakan T – stand yang digunakan dalam penataan


barang Fashion yang terdiri dari 4 tiang yang digunakan untuk
menggantungkan pakaian baik kaos ataupun kemeja. T stand yang terdiri
dari 4 tiang ini dinamakan dengan ..
a. T-stand Tunggal
b. Swastika
c. Waterfall
d. T stand ganda
e. Wall display

10. Window display merupakan tehnik memajangkan barang dagangan,


gambar-gambar, kartu harga dll dibagian depan toko yang disebut etalase.
Sehingga jika calon konsumen lewat maka akan melihat nya dan
diharapkan akan tertarik untuk masuk kedalam toko.
pernyataan dibawah ini merupakan tehnik dalam pemajangan barang
dengan menggunakan lemari kaca kecuali ..

a. Motif dan warna terbaik ditampilkan dimuka


b. Media display lemari kaca sebaiknya tidak terlalu banyak menyita
ruang pandang dari calon pembeli
c. Barang yang di display sebaiknya untuk barang yang sudah lama
d. Barang yang digantung sebaiknya pakaian yang warna muda

116
e. Pakaian yang ditata di rak sebaiknya disimpan paling depan

117
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS 1

Nama Mhs : Wahyu Kusuma Ningrum,S.E


Bidang Studi : Penataan Produk
Nama Sekolah : SMK Bhakti Insani Bogor

NO. ASPEK YANG DIAMATI SKOR


I PRA PEMBELAJARAN
1 2 35
1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media
1 2 3 5
2. Memeriksa kesiapan siswa

MEMBUKA PEMBELAJARAN
II
Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 35
1.
Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana 1 2 4 4
2.
kegiatannya

KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN


III
Penguasaan materi pelajaran
A.
Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4
1.
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 1 2 4 4
2.
Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar 1 2 3 5
3.
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3 4
4.

118
B. Pendekatan/strategi pembelajaran
1 2 3 5
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat 1 2 3 5

perkembangan dan kebutuhan siswa


3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 5

4. Melaksanakan pemelajaran yang terkoordinasi 1 2 3 5

5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 3 4

6. Mengakomodasi adanya keragaman budaya Nusantara 1 2 4 4

7. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan 1 2 3 4

tmbuhnya kebiasaan positif


8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang 1 2 3 5

dialokasikan

C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar


1. Menunjukkan keterampilan dalam menggunakan media 1 2 3 4
2. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4
3. Menggunakan media secara efektif dan efisien 1 2 3 4
4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 3 4

Pembelajaran yang memicu dan memelihara


D.
keterlibatan siswa
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 3 4
1.
Merespons positif partisipasi siswa 1 2 3 4
2.
Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa- 1 2 3 4
3.
siswa
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 1 2 3 4
4.
Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 1 2 3 4
5.
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam 1 2 3 4
6.
belajar

119
120
F. Penilaian proses dan hasil
1. belajar Melakukan penilaian awal
1 2 3 4
2. Memantau kemajuan belajar
1 2 3 4
3. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi
1 2 3 4
4. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
1 2 3 4
kompetensi
G.
Penggunaan bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
1 2 3 4
2. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
1 2 3 4
PENUTUP
I Refleksi dan rangkuman pembelajaran
V
A. 1 2 3 4
Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan
1. 1 2 3 4
Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa
2.
Pelaksanaan tindak lanjut
B. Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai 1 2 34
1. bagian remidi
Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas 1 2 3 4
2. sebagai pengayaan
128
Skor Total

Bogor, 22 Oktober 2020

Observed

Sadikin, S.E.

121
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS 2

Nama Mhs : Wahyu Kusuma Ningrum,S.E


Bidang Studi : Penataan Produk
Nama Sekolah : SMK Bhakti Insani Bogor

NO. ASPEK YANG DIAMATI SKOR


I PRA PEMBELAJARAN
1 2 35
1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media
1 2 3 5
2. Memeriksa kesiapan siswa

MEMBUKA PEMBELAJARAN
II
Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 35
1.
Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana 1 2 4 4
2.
kegiatannya

KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN


III
Penguasaan materi pelajaran
A.
Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 5
1.
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 1 2 4 4
2.
Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar 1 2 3 5
3.
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3 5
4.

122
B. Pendekatan/strategi pembelajaran
1 2 3 5
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat 1 2 3 5

perkembangan dan kebutuhan siswa


3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 5

4. Melaksanakan pemelajaran yang terkoordinasi 1 2 3 5

5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 3 4

6. Mengakomodasi adanya keragaman budaya Nusantara 1 2 4 4

7. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan 1 2 3 5

tmbuhnya kebiasaan positif


8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang 1 2 3 5

dialokasikan

C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar


1. Menunjukkan keterampilan dalam menggunakan media 1 2 3 4
2. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4
3. Menggunakan media secara efektif dan efisien 1 2 3 4
4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 3 4

Pembelajaran yang memicu dan memelihara


D.
keterlibatan siswa
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 3 4
1.
Merespons positif partisipasi siswa 1 2 3 4
2.
Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa- 1 2 3 4
3.
siswa
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 1 2 3 4
4.
Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 1 2 3 4
5.
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam 1 2 3 4
6.
belajar

123
124
F. Penilaian proses dan hasil
1. belajar Melakukan penilaian awal
1 2 3 4
2. Memantau kemajuan belajar
1 2 3 4
3. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi
1 2 3 4
4. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
1 2 3 4
kompetensi
G.
Penggunaan bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
1 2 3 4
2. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
1 2 3 4
PENUTUP
I Refleksi dan rangkuman pembelajaran
V
A. 1 2 3 4
Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan
1. 1 2 3 4
siswa Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa
2.
Pelaksanaan tindak lanjut
B. Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai 1 2 34
1. bagian remidi
Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas 1 2 3 4
2. sebagai pengayaan
135
Skor Total

Bogor, 02 November 2020

Observed

Sadikin, S.E.

125
HASIL EVALUASI SIKLUS 1 DAN 2

02 November 2020
KKM 75
kk Hasil Evaluasi siklus 1 dan 2
NIS NAMA L/P
m LKPD EVALUASI LKPD EVALUASI 

1 1 2 2
ADIT TRI
1 1819.10233
ANUGRAH
L 68 50 75 80 
AHMAD
2 1819.10234 JAELANI L 60 40 75  80
ABIDIN
ANGGUN
3 1819.10235
CAHYANI
P 70 60 78  80
ANISSA
4 1819.10237
APRIANTI
P 78 50 82  80
DESITA
5 1819.10238 SYAWALANI P 82 80 90  100
DWI PUTRI
DHIFKRI
6 1819.10239
JULIANSYAH
L 60 50 75  80
EVITA PUTRI
7 1819.10240
DARSONO
P 75 80 80  80
HAVID
8 1819.10241
RAMDANI
L 40 50 65  70
INTAN SYIFA
9 1819.10242
MAISYAH
P 60 80 75  80
ISLAH
10 1819.10243
SOLAHUDIN
L 75 80 80 80 
MUHAMAD AJI
11 1819.10244
ABDILAH
L 55 40 75  70
MUHAMAD
12 1819.10245 DEPRI L 45 40 68  70
ALAMSYAH
MUHAMAD
13 1819.10084
RIPAL
L 50 80 78  80
NOVIA SUCI
14 1819.10248
PADILLAH
P 75 60 75  90
NUR AGLIANI
15 1819.10249
RAHAYU
P 85 50 85  100

16 1819.10251 PUTRI REIDA P 85 50 80  90


RADEN
17 1819.10252 MUHAMAD L 60 60 80  80
PANJI FIRDAUS
RAFLI
18 1819.10253 SULAEMAN L 40 50 70  80
PUTRA
RINA
19 1819.10255
WULANDARI
P 78 70 80  80

126
RISA
20 1819.10256
RAHAYUNI
P 78 60 85  80

21 1819.10257 RISKA AULIA P 65 40 75  80

22 1819.10258 RISMA AMALIA P 85 50 90  90

23 1819.10260 SIFA FAUZIAH P 65 40 75  80


TIA
24 1819.10261
ANGGRAENI
P 78 60 80  80

25 1819.10263 YUDA L 40 50 60 60 

127
LEMBAR OBSERVASI REFLEKSI SISWA

No keterangan ya tidak

1 Apakah materi yang dipelajari menyenangkan

2 Apakah kuis membantu dalam


pemahaman anda
3 Apakah suasana kelas menyenangkan

4 Apakah pada saat pembelajaran bersemangat

5 Apakah Anda merasa antusias dalam


mengerjakan LKPD

6 Apakah metode inti membantu dalam


memahami materi

7 Apakah Anda berminat mengikuti kegiatan


belajar mengajar pada pertemuan berikutnya

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

NO BUTIR-BUTIR SASARAN YA TIDAK


.
1. Siswa siap mengikuti proses pembelajaran
2. Siswa memperhatikan penjelasan guru/praktikan
3. Siswa menanggapi pembahasan pelajaran
4. Siswa mencatat hal-hal penting
5. Siswa mengerjakan tugas dengan baik
6 Siswa menghargai teman sesama dan guru
7 Siswa berani bertanya
8 Siswa diam tanpa melakukan apa-apa
9 Siswa sibuk dengan aktivitas masing-masing

128
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN
MEMBUAT RANCANGAN PENATAAN PRODUK

Menjelaskan
Menjelaskan
langkah Membuat
tehnik penataan
No Nama penataan penataa
produk sesuai
sesuai SOP n produk
dengan SOP
penataan
1 ADIT TRI ANUGRAH
2 AHMAD JAELANI ABIDIN
3 ANGGUN CAHYANI
4 ANISSA APRIANTI
5 DESITA SYAWALANI DWI PUTRI
6 DHIFKRI JULIANSYAH
7 EVITA PUTRI DARSONO
8 HAVID RAMDANI
9 INTAN SYIFA MAISYAH
10 ISLAH SOLAHUDIN
11 MUHAMAD AJI ABDILAH
12 MUHAMAD DEPRI ALAMSYAH
13 MUHAMAD RIPAL
14 NOVIA SUCI PADILLAH
15 NUR AGLIANI RAHAYU
16 PUTRI REIDA
17 RADEN MUHAMAD PANJI FIRDAUS
18 RAFLI SULAEMAN PUTRA
19 RINA WULANDARI
20 RISA RAHAYUNI
21 RISKA AULIA
22 RISMA AMALIA
23 SIFA FAUZIAH
24 TIA ANGGRAENI
25 YUDA

129
Keterangan penskoran:
Skor diisi dengan nilai 1-5
1. Tidak pernah menunjukkan kriteria yang diharapkan.
2. Menunjukkan sikap sesuai kriteria sebesar 50%
3. Menunjukkan sikap sesuai kriteria lebih dari 50%namun kurang dari 75%.
4. Menunjukkan kriteria lebih dari 75% namun kurang dari 100%.
5. Menunjukkan sikap sesuai kriteria yang diharapkan.

LEMBAR PENILAIAN SPIRITUAL

Berdo’a Sebelum dan Sesudah Belajar


No Nama Siswa

4 3 2 1

130
     
1 ADIT TRI ANUGRAH
     
2 AHMAD JAELANI ABIDIN
     
3 ANGGUN CAHYANI
     
4 ANISSA APRIANTI
     
5 DESITA SYAWALANI DWI PUTRI
     
6 DHIFKRI JULIANSYAH
     
7 EVITA PUTRI DARSONO
     
8 HAVID RAMDANI
     
9 INTAN SYIFA MAISYAH
1      
0
ISLAH SOLAHUDIN
1
1
MUHAMAD AJI ABDILAH
1
2
MUHAMAD DEPRI ALAMSYAH
1
3
MUHAMAD RIPAL
1
4
NOVIA SUCI PADILLAH
1
5
NUR AGLIANI RAHAYU
1
6
PUTRI REIDA
1 RADEN MUHAMAD PANJI
7 FIRDAUS
1
8
RAFLI SULAEMAN PUTRA
1
9
RINA WULANDARI
2
0
RISA RAHAYUNI
2
1
RISKA AULIA
2 4
2
RISMA AMALIA
2 4
3
SIFA FAUZIAH
2 4
4
TIA ANGGRAENI

131
2
5
YUDA

LEMBAR EVALUASI KEAKTIFAN BELAJAR

O NAMA SISWA AKTIVITAS SISWA

132
Menyimak Tanya Mengisi Mengerjakan
video jawab LKPd evaluasi

1 ADIT TRI ANUGRAH


2 AHMAD JAELANI ABIDIN
3 ANGGUN CAHYANI
4 ANISSA APRIANTI
DESITA SYAWALANI DWI
5
PUTRI
6 DHIFKRI JULIANSYAH
7 EVITA PUTRI DARSONO
8 HAVID RAMDANI
9 INTAN SYIFA MAISYAH
10 ISLAH SOLAHUDIN
11 MUHAMAD AJI ABDILAH
MUHAMAD DEPRI
12
ALAMSYAH
13 MUHAMAD RIPAL
14 NOVIA SUCI PADILLAH
15 NUR AGLIANI RAHAYU
16 PUTRI REIDA
RADEN MUHAMAD PANJI
17
FIRDAUS
RAFLI SULAEMAN
18
PUTRA
19 RINA WULANDARI
20 RISA RAHAYUNI
21 RISKA AULIA
22 RISMA AMALIA
23 SIFA FAUZIAH
24 TIA ANGGRAENI
25 YUDA
       

133
134
LEMBAR KEHADIRAN SISWA
No NIS Nama Siswa kehadiran kelas
siswa
1 1819.10233 Adit Tri Anugrah XII BDP
2 1819.10234 Ahmad Jaelani Abidin XII BDP
3 1819.10235 Anggun Cahyani XII BDP
4 1819.10237 Anissa Aprianti XII BDP
5 1819.10238 Desita Syawalani Dwi Putri XII BDP
6 1819.10239 Dhifkri Juliansyah XII BDP
7 1819.10240 Evita Putri Darsono XII BDP
8 1819.10241 Havid Ramdani XII BDP
9 1819.10242 Intan Syifa Maisyah XII BDP
10 1819.10243 Islah Solahudin XII BDP
11 1819.10244 Muhamad Aji Abdilah XII BDP
12 1819.10245 Muhamad Depri Alamsyah XII BDP
13 1819.10084 Muhamad Ripal XII BDP
14 1819.10248 Novia Suci Padillah XII BDP
15 1819.10249 Nur Agliani Rahayu XII BDP
16 1819.10251 Putri Reida XII BDP
17 1819.10252 Raden Muhamad Panji Firdaus XII BDP
18 1819.10253 Rafli Sulaeman Putra XII BDP
19 1819.10255 Rina Wulandari XII BDP
20 1819.10256 Risa Rahayuni XII BDP
21 1819.10257 Riska Aulia XII BDP
22 1819.10258 Risma Amalia XII BDP
23 1819.10260 Sifa Fauziah XII BDP
24 1819.10261 Tia Anggraeni XII BDP
25 1819.10263 Yuda XII BDP

135
136
137
138
139
140
141
142

Anda mungkin juga menyukai