Di kurikulum merdeka ini kaku dan tidak fleksibel sehingga guru tidak bisa
memilih sekolah itu mau difokuskan ke bagian mana dulu, dalam kurikulum
merdeka materinya terlalu padat. Hal ini kerap menjadi keluhan para peserta
didik. Materi yang terlalu padat membuat kurangnya waktu untuk melakukan
pembelajaran yang mendalam. Adanya materi yang padat membuat siswa yang
tertinggal makin tertinggal, dengan adanya kurikulum merdeka diharapkan guru
dapat membuat inovasi dalam pembelajaran, tentunya dengan pemanfaatan
IPTEK yang semakin canggih.
Atikel ke 2 tema Kurikulum Merdeka Tak Ada Lagi Juruan IPA, IPS, Bahasa di
SMA
Di kurikulum merdeka ini siswa tidak lagi di juruskan akan tetapi mereka
memilih mata pelajaran peminatan yang ada di sekolah dengan harapan dapat
memberikan kemerdekaan bagi siswa. Sekolah tidak dipaksakan untuk mengikuti
kurikulum merdeka, namun diberi kebebasan sesuai kesiapan dari sekolah.
Kurikulum ini dirancang lebih sederhana, fleksibel dan siswa lebih aktif. Selain
itu banyak memberikan siswa untuk kreatif membuat projek.
Artikel ke 3 tema Ganti Nama Kurikulum Protipe Jadi Kurikulum Merdeka Mulai
Tahun Ajaran 2022/2023
Kurikulum merdeka bisa diterapkan di sekolah sesuai dengan kesiapan
sekolah masing-masing karena bersifat opsional. Bagi sekolah yang belum siap
bisa menggunakan kurikulum 2013. Kedua kurikulum darurat masih bisa
digunakan bagi sekolah yang ingin mengalami perubahan tapi belum siap dengan
kurikulum merdeka. Ketiga jika sudah siap bisa menerapkan kurikulum merdeka
secara utuh atau bertahap.
Halaman 7
Jelaskan secara rinci tentang prinsip efisien dan contoh implementasinya
dalam pembelajaran. Rumukanlah prinsip relevansi kurikulum di salah satu
sekolah!
Efisiensi merupakan prinsip krusial yang perlu diperhatikan dalam proses
perancangan dan pengembangan kurikulum, sehingga nantinya apa yang telah
direncanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Efisiensi juga perlu
memperhatikan waktu, tenaga, peralatan dan biaya yang dikeluarkan untuk proses
pembelajaran.
Prinsip efisiensi ini harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu
dalam pengembangan kurikulum perlu memanfaatkan sumber daya pendidikan
yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasil yang diperoleh memadai.
Jadi, kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat sederhana
dan biaya yang hemat. Faktor penunjang efisiensi dalam pembelajaran ada 2,
yaitu:
1. Faktor internal, yaitu berkaitan dengan fisiologi dan psikologis peserta didik
2. Faktor eksternal, yaitu berkaitan dengan lingkungan, sarana-prasarana dan
materi pembelajaran yang diajarkan.
Implementasi Prinsip Efisiensi dalam Pembelajaran mencakup tiga tahapan
pokok yaitu:
1. Pengembangan program, contohnya perancangan program tahunan dan
program semesteran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan akan
dirancang pada awal tahun ajaran baru berdasarkan asesmen kebutuhan.
2. Pelaksanaan pembelajaran, contohnya penyampaian materi yang fokus pada
tujuan inti yang ingin dicapai menggunakan media pembelajaran yang sesuai
dan kreatif sehingga membuat siswa tertarik mengikuti pembelajaran tersebut
melalui berbagai media, baik melalui video, poster dan gambar pembelajaran.
3. Evaluasi, proses yang dilaksanakan sepanjang pelaksanaan kurikulum tahunan,
semester dan harian sesuai dengan program yang sudah dirancang. Untuk
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, evaluasi dilakukan setiap setelah
melakukan pembelajaran.
Rumusan Prinsip Efisiensi Kurikulum di SMA Maju Jaya 01