Anda di halaman 1dari 18

PROBLEMATIKA PELAKSANAAN

KURIKULUM MERDEKA

Presented by Yulinda Elfryanti


Pendahuluan

Menurut UU. No. 20 tahun 2003 kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pengajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional. Kurikulum tidak hanya sebatas
bidang studi yang termuat di dalamnya maupun kegiatan belajarnya saja,
tetapi mencakup segala sesuatu yang memengaruhi perkembangan dan
pembentukan pribadi peserta didik yang sesuai dengan tujuan pendidikan
yang akan dicapai sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
Kurikulum dalam pendidikan Indonesia sendiri telah mengalami beberapa kali
perubahan, terakhir perubahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
menjadi Kurikulum Nasional 2013 atau Kurikulum 2013. Pada tanggal 1 Februari
2021, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim
meluncurkan kurikulum baru yang disebut dengan Merdeka Belajar. Kurikulum
ini mulai diterapkan pada tahun ajaran 2021/2022 pada 2.500 sekolah yang
tersebar di 34 provinsi dan 111 kabupaten/kota yang ada di Indonesia. Kurikulum
Merdeka Belajar adalah kebijakan yang dirancang oleh pemerintah untuk
membuat sebuah lompatan besar dalam aspek kualitas pendidikan agar
menghasilkan peserta didik dan lulusan yang unggul dalam menghadapi
tantangan masa depan yang kompleks.
Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar, pembelajarannya berpusat pada peserta
didik, dengan berfokus pada pribadi peserta didik tersebut, seperti pengalaman,
latar belakang, perspektif, bakat, minat, kapasitas, dan kebutuhan mereka pada
pembelajaran. Dalam hal ini, strategi pendidikan baru harus mendorong interaksi
antara pendidik dan peserta didik. Dengan perubahan kurikulum ini tentu perlu
adanya adaptasi dari guru-guru maupun peserta didik. Selain itu dalam
penerapannya pun tentu masih memiliki beberapa masalah karena Kurikulum
Merdeka Belajar ini terbilang baru dan belum semua sekolah menerapkan
kurikulum ini, sehingga referensinya pun masih sedikit. Berbagai hal baru dalam
penerapan Kurikulum Merdeka Belajar ini tentu akan menimbulkan beberapa
problematika yang akan dialami guru.
Rumusan Masalah

Bagaimanakah Kurikulum
Merdeka Belajar?

Bagaimana penerapan Kurikulum


Merdeka Belajar di sekolah?

Bagaimana problematika guru


dalam penerapan Kurikulum
Merdeka Belajar?
Kurikulum Merdeka Belajar

Karakteristik dari kurikulum Merdeka Belajar adalah:


1. Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft
skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila
2. Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk
pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti
literasi dan numerasi
3. Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang
terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan
melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Tujuan Kurikulum Merdeka Belajar

1. Meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih menyenangkan dan


efektif
2. Mengurangi beban akademik siswa sehingga mereka lebih memiliki
waktu untuk menggali bakat dan minat mereka
3. Mendorong guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam membuat
metode pembelajaran yang relevan
4. Membentuk karakter siswa yang mandiri, kritis, dan memiliki
kepekaan sosial yang baik.
Pelaksanaan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka merupakan siklus
yang melalui tiga tahapan berikut:

1. Asesmen Diagnostik
2. Perencanaan
3. Pembelajaran
Penerapan dan Impelementasi Kurikulum
Merdeka Belajar di Sekolah

Agar pelaksanaan implementasi kurikulum merdeka berjalan dengan baik, tentu pihak
sekolah harus siap terlebih dahulu.
 Kesiapan yang harus ada di sekolah, yaitu kepala sekolah harus siap mengawal
pelaksanaan Kurikulum Merdeka ini, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
hingga evaluasi.
 Pada Kurikulum Merdeka, guru bertugas sebagai fasilitator yang memberikan
kesempatan peserta didiknya untuk belajar sesuai minat dan bakatnya dan setiap
peserta didik bebas belajar sesuai minat dan bakatnya.
 Pembelajaran dilakukan sesuai dengan capaian hasil belajar masing-masing peserta
didik, dan di akhir periode pembelajaran, ajak peserta didik membuat projek.
 Refleksi belajar adalah bagian penting dalam Kurikulum Merdeka. Melalui refleksi
belajar, peserta didik akan tahu sejauh mana kemampuannya.
Problematika Guru dalam Penerapan
Kurikulum Merdeka Belajar

 Kurangnya Media Pendukung dalam Pembelajaran


Pada Kurikulum Merdeka, media pembelajaran diharapkan dapat menarik perhatian peserta
didik, namun pada faktanya guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran masih kurang
menguasai dan mengikuti perkembangan teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran yang terlaksana terkesan monoton.
Kurikulum Merdeka menuntut guru untuk dapat mengembangkan media belajar menggunakan
teknologi, seperti video, aplikasi dalam smartphone, dan penyajian materi berbasis teknologi
informasi dan komunkasi lainnya.
 Guru Masih Gagap dalam Menggunakan IT
Dalam penerapan implementasi Kurikulum Merdeka, banyak guru yang belum bisa mengikuti
perkembangan teknologi pembelajaran di era digital dan belum dapat memanfaatkan serta
menggunakan aplikasi-aplikasi yang menunjang pembelajaran. Harapannya sekolah dapat
melakukan pelatihan terhadap guru dalam mengembangkan aplikasi-aplikasi pembelajaran yang
terkini dan sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga program yang sesuai dengan
implementasi Kurikulum Merdeka dengan cara digitalisasi materi pembelajaran dapat tercapai
 Tidak Memiliki Pengalaman Kemerdekaan Belajar
Guru sebagai fasilitator mempunyai pengalaman merdeka belajar yang minim. Banyak guru yang
belum bisa membimbing dalam pembelajaran yang sesuai dengan bakat dan minat peserta didik.
Padahal dalam Kurikulum Merdeka, saat melaksanakan kegiatann belajar harus menyesuaikan
dengan kebutuhan dan minat mereka, sehingga selalu tertanam bahwa sekolah itu
menyenangkan.
 Kesulitan dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Problematika yang lain adalah pemahaman dan keterampilan guru juga disebabkan oleh
heterogenitas siswa. Untuk memenuhi kebutuhan kemampuan siswa yang berbeda, diperlukan
cara yang beragam.

Ada empat faktor yang ikut berperan dalam meningkatkan pembelajaran yang berbeda, yaitu:
diferensiasi konten, diferensiasi proses, diferensiasi produk, dan lingkungan belajar.
Hambatan pada perencanaan pembelajaran meliputi,
1. Kurangnya pemahaman cara menurunkan/menerjemahkan Capaian Pembelajaran
(CP) menjadi tujuan pembelajaran,
2. Heterogenitas siswa di dalam kelas,
3. Kurangnya referensi model pembelajaran berdiferensiasi, serta
4. Keterbatasan saran dan prasarana yang ada di sekolah.
Hambatan pada pelaksanaan pembelajaran meliputi,
a. keterbatasan pemahaman materi pelajaran dengan pengetahuan lain yang relefan,
b. keterbatasan mengakomodasi pertanyaan pembuka,
c. keterbatasan pemahaman psikologis peserta didik, dan
d. keterbatasan menerjemahkan pengetahuan ke dalam bahasa yang mudah
dipahami.
Simpulan

Problematika merupakan suatu tantangan bagi guru dalam pendidikan. Adanya


perkembangan zaman menjadi latar belakang terjadinya perubahan kurikulum yang
menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Problematika diartikan sebagai kesenjangan
antara harapan dan kenyataan yang membutuhkan suatu penyelesaian atau pemecahan
masalah.

Adapun beberapa problematika guru yaitu, kurangnya media pendukung dalam pembelajaran,
gagap dalam menggunakan IT, tidak memiliki pengalaman kemerdekaan belajar, kesulitan
dalam pelaksanaan pembelajaran, kurangnya pemahaman cara menurunkan CP menjadi
tujuan pembelajaran, heterogenitas peserta didik di dalam kelas, kurangnya referensi model
pembelajaran berdiferensiasi, keterbatasan sarana dan prasarana di sekolah.
Daftar Rujukan
Widyastuti, Ana. 2022. Merdeka Belajar dan Implementasinya. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo Kompas-Gramedia

Kemendikbudristek. 2022. Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar


Pancasila pada Kurikulum Merdeka. 1-37

Nurulaeni, F dan Rahma. 2022. Analisis Problematika Pelaksanaan Merdeka


Belajar Matematika

Enjelli Hekahaya, Delvyn Pollatu. 2022. Problematika Guru dalam


Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Jurnal Pendidikan Didaxei. e-
journal.iaknambon.ac.id

Siti Zulaiha, Tika Meldina, Meisin. 2022. Problematika Guru dalam Menerapkan
Kurikulum Merdeka Belajar. ejournal.radenintan.ac.id
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai