Anda di halaman 1dari 7

Problematika Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar di MTs Al-falah

Bangilan Tuban

Nisa Mulia
, Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama’ Tuban (IAINU) Tuban Fakultas Tarbiyah Progam
Pendidikan Agama Islam
Email : mulnisa6@gmail.com

Abstrak Latar belakang dari penelitian ini adalah kondisi pendidikan Indonesia yang
hingga saat ini belum menemukan jati diri. Perubahan kurikulum terus dilakukan hingga
kini tiba pada kurikulum merdeka belajar. Berbagai problematika bahkan mulai
dirasakan, terlebih oleh tenaga pendidik yang berperan penting di dalam proses
pembelajaran. Penelitian yang dilakukan memiliki tujuan untuk menganalisis berbagai
problematika yang ada dalam pengimplementasian kurikulum merdeka di tingkat
sekolah dasar. Metode yang dilakukan, yaitu jenis pendekatan kualitatif dan metode
deskriptif. Setelah dilakukan penelitian, terlihat bahwa implementasi kurikulum
merdeka di sekolah dasar mengalami berbagai problematika, salah satunya ialah
kurangnya tingkat pemahaman guru dalam menyusun RPP merdeka belajar. Selain itu,
kurangnya inovasi guru dalam mengajar juga menjadi hambatan tersendiri dalam
menerapkan kurikulum merdeka belajar.

Kata Kunci: Implementasi, Kurikulum Merdeka, Sekolah Dasar

PENDAHULUAN

Kurikulum merupakan perencanaan pendidikan yang berstruktur yang dinaungi oleh


sekolah dan lembaga pendidikan, yang tidak terfokus pada proses belajar mengajar, melainkan
untuk membentuk kepribadian dan meningkatkan taraf hidup peserta didik di lingkungan
masyarakat(Bahri, 2017). Kurikulum tidak hanya sebatas bidang studi yang termuat didalamnya
maupun kegiatan belajarnya saja, tetapi mencakup segala sesuatu yang mempengaruhi
perkembangan dan pembentukan pribadi peserta didik yang sesuai dengan tujuan Pendidikan
yang akan dicapai sehingga dapat meningkatkan kualitas Pendidikan. (Fatih et al., 2022)

Dalam dunia pendidikan, tantangan di era globalisasi ini menuntut guru dan siswa untuk
menerapkan kurikulum yang selaras dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan
teknologi (IPTEK). Baru- baru ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia
mengubah kurikulum dari kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka belajar. Istilah merdeka
belajar ialah kebijakan yang telah dipersiapkan oleh pemerintah dalam memperbaiki kualitas
pendidikan yang nantinya akan menciptakan siswa dan mahasiswa yang unggul dan siap
menyongsong tantangan masa depan yang sangat kompleks (Faiz, dkk: 2021). Sesuai dengan

Tadris, Volume…./No…./Tahun…….. | 1
namanya, merdeka belajar yaitu kebebasan berpikir untuk guru dan siswa. Kurikulum ini dapat
membentuk karakter siswa dan guru, karena mereka secara bebas dapat menggali keterampilan,
pengetahuan dan sikap dari lingkungan. Menurut Ainia, (2020) merdeka belajar sangat baik
diterapkan kepada siswa sesuai dengan tuntutan pendidikan abad-21, karena merdeka belajar
dapat mendorong siswa dalam pembelajaran, membantu membentuk diri, membantu memiliki
sikap peduli, percaya diri dan membantu beradaptasi dengan sosial.

Pada 11 Februari 2022, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuka implementasi


kurikulum merdeka. Kurikulum Merdeka merupakan salah satu kurikulum yang diterapkan oleh
jenjang pendidikan di Indonesia. Namun, masih banyak permasalahan dalam penerapan
kurikulum merdeka. Ada disparitas antara kurikulum yang diterapkan di sekolah dengan
kurikulum yang ditetapkan oleh kurikulum merdeka. Artinya, beberapa sekolah masih memiliki
kurikulum yang berbeda, yang dapat menyebabkan perbedaan siswa dan kualitas pendidikan
yang tidak merata.

Melihat dari pemaparan kurikulum sebelumnya, kurikulum Merdeka lebih menekankan


pada praktik pembelajaran, tentunya tidak mudah melakukan pengajaran yang efektif sehingga
sebagian guru masih bingung bagaimana cara mengajar yang baik dan benar. Beberapa guru juga
ingin mengajar dengan cara lama, yang mungkin tidak sesuai dengan kurikulum. Namun, untuk
mencapai hasil terbaik dalam penerapan kurikulum ini, diperlukan kerjasama untuk
meningkatkan minat siswa terhadap perubahan. Sekolah penggerak bukanlah sekolah besar
dengan infrastruktur yang lengkap, namun sekolah penggerak ialah lembaga pendidikan yang
dijalankan oleh kepala madrasah yang sudah tamat dari sekolah penggerak dan pastinya kepala
madrasah mau memberikan pengaruh dalam dunia pendidikan. Pencapaian tujuan kurikulum
merdeka sekolah penggerak membutuhkan semangat yang besar dari semua pihak, termasuk
kepala sekolah (Rahayu et al, 2022).

Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar, pembelajarannya berpusat pada peserta didik yaitu
dengan berfokus pada pribadi peserta didik, pengalaman, latar belakang, perspektif, bakat, minat,
kapasitas dan kebutuhan mereka pada pembelajaran. Dalam hal ini, strategi pendidikan baru
harus mendorong interaksi antara pendidik dan peserta didik. Praktik kreatif dalam pendidikan
harus membantu peserta didik untuk bekerja membangun pengetahuan mereka dalam
mendefinisikan hal-hal yang sangat penting di mata mereka dan dalam prosesnya, memperkuat
rasa percaya diri dan individualitas mereka. Mereka juga melibatkan pengembangan kualitas
pribadi peserta didik, termasuk rasa tanggung jawab yang kuat dalam diri sendiri dan orang lain.
(Sibagariang et al., 2021). Dan pada Kurikulum Merdeka Belajar ini, Profil Pelajar Pancasila

Tadris, Volume…./No…./Tahun…….. | 2
berperan menjadi acuan yang memandu segala kebijakan dan pembaharuan dalam sistem
pendidikan Indonesia, termasuk pembelajaran dan asesmennya.(Pusat Asesmen danPembelajaran
Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pembukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, 2021). Oleh karena itu dalam Kurikulum Merdeka Belajar, Profil Pelajar Pancasila
merupakan petunjuk bagi pendidik dan peserta didik sehingga semua pembelajaran, program, dan
kegiataan di satuan pendidikan bertujuan akhir ke Profil Pelajar Pancasila yakni bahwa setiap
pelajar Indonesia itu harus memiliki kompetensi dan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.

Berdasarkan peneliti terdahulu, ditemukan bahwa ada hambatan dalam pelaksanan


kurikulum merdeka belajar, sehingga peneliti berkeinginan untuk meneliti lebih dalam terkait hal
tersebut. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui problematika yang dialami oleh guru
dalam penerapan kurikulum merdeka belajar dan solusi yang telah dilakukan di MTs Al-falah
Bangilan.

METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan metode literatur sebagai pendekatan penelitiannya (Tomal, 2010). Di
sini, penulis menggunakan literatur dalam bentuk buku, catatan, tesis, jurnal, dan beberapa hasil
penelitian yang relevan.. Studi literatur ini dapat ditempuh dengan mengumpulkan berbagai referensi
yang terdiri beberapa penelitian terdahulu kemudian dikompilasi untuk menarik kesimpulan. Selain
menggunakan studi pustaka, penulis melakukan observasi berbagai sekolah yang telah menerapkan
kurikulum merdeka belajar dan melakukan interview berbagai guru dan kepala sekaolah MTs Al-
falah Bnagilan tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti di MTS Al-falah Bangilan, bahwa penerapan
Kurikulum Merdeka Belajar di MTs Al-falah Bangilan sudah mulai berjalan sekitar satu tahun.
Sedangkan penerapannya masih dilakukan secara bertahap yaitu baru untuk kelas Vll sedangkan
kelas VIII dan XI masih menerapkan Kurikulum 2013. Menurut Kepala Sekolah MTs Al-falah
Bangilan. Sebagai suatu hal yang baru tentu banyak sekali kendala-kendala yang dihadapi dalam
penerapan Kurikulum Merdeka Belajar. Dalam penerapannya MTs Al-falah Bangilan sudah
menerapkan berbagai hal yang berkaitan dengan Kurikulum Merdeka Belajar. Salah satunya adalah
penerapan Profil Pelajar Pancasila dengan Pembelajaran Berbasis Projek. Dalam projek ini terbagi

Tadris, Volume…./No…./Tahun…….. | 3
menjadi proyek kelas yang dilaksankan pada akhir bab pembelajaran dan proyek sekolah
dilaksanakan persemester hal ini telah diterapkan di MTs Al-falah Bangilan.
A Hakekatnya, kurikulum merdeka
Memberikan keleluasaan kepada siswa dalam pembelajarannya sehingga mereka bebas dalam
bentuk penilaian. Tugas diakurasikan pada kesanggupan dan kepentingan peserta didik sehingga
hasil penilaian tidak selalu sama, tetapi tetap pada pelajaran atau fokus bidang yang sama. Tingkat
pengalaman guru dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Semakin guru menggali
kreativitas pembelajaran, semakin menarik penerapannya dalam pembelajaran (Jamila et al, 2021).
Guru juga bisa menjadi penyebab masalah belajar. Karena setiap perubahan membutuhkan proses,
dan implementasi kurikulum yang merdeka tidak bisa sempurna dalam sekejap. Upaya dan solusi
guru untuk meminimalisir masalah yang ada pada penerapan kurikulum merdeka sehingga
memperluas pengetahuan terkait metode pengajaran, mengikuti workshop internal dan eksternal
penerapan kurikulum merdeka, serta berbagi dan memperluas studi dengan guru lainnya dalam,
mengatasi jaringan permasalahan penerapan kurikulum merdeka.
B. Problematika implementasi kurikulum Merdeka belajar di sekolah dasar
Dalam setiap kebijakan pasti terdapat berbagai problematika yang muncul sebagai hasil
dari penerapan kebijakan tersebut. Terlebih pada kebijakan kurikulum merdeka belajar ini
banyak menimbulkan pro dan kontra yang saling melengkapi. Menteri pendidikan Pak
Nadiem Makarim selalu merancang sebuah konsep yang ditujukan untuk memperbaiki agar
peserta didik tidak semakin mengalami penurunan. Merdeka belajar hadir dengan konsep
merdeka dalam belajar. Hal ini berawal dari pemikiran John Dewey, dimana ia menyatakan
bahwa dalam hidup manusia harus selalu mengikuti perkembangan zaman. Begitu juga dalam
hal pendidikan yang dituntut untuk maju dan berkembang sesuai dengan perubahan. Selain itu,
hal ini juga berkaitan dengan konsep “Live long education” yang berarti pendidikan seumur
hidup. Perubahan yang terjadi dalam pendidikan adalah upaya yang dilakukan untuk bisa
mengejar ketertinggalan yang jauh dari negara lain (Achya, 2018). Dengan demikian
penerapan kurikulum merdeka.
C. Evaluasi
Dalam Kurikulum Merdeka, evaluasi memiliki peran penting dalam mengukur
keberhasilan proses pembelajaran. Evaluasi dalam Kurikulum Merdeka tidak hanya sebatas
pada penilaian akhir atau ujian, tetapi juga meliputi penilaian formatif dan sumatif yang
dilakukan secara berkelanjutan. Penilaian formatif dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung, dengan tujuan memberikan umpan balik dan bimbingan bagi siswa dalam
memperbaiki pemahaman dan keterampilan mereka. Penilaian formatif juga membantu guru

Tadris, Volume…./No…./Tahun…….. | 4
dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dan menyesuaikan metode pengajaran yang
lebih efektif. Penilaian sumatif dilakukan pada akhir proses pembelajaran, seperti ujian akhir
semester atau tahun ajaran, dengan tujuan mengukur pencapaian siswa terhadap kompetensi
yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Selain itu, dalam Kurikulum Merdeka, evaluasi juga
meliputi aspek pengembangan karakter siswa. Evaluasi karakter tidak hanya mengukur aspek
kognitif siswa, tetapi juga meliputi aspek afektif dan psikomotorik.
Dalam penerapannya guru-guru merasa kesulitan karena dalam modul ajar, awal
pembelajaran harus ada tes diagnostik, KKM ditiadakan sehingga guru-guru merasa kesulitan
terhadap patokan keberhasilan siswa, dalam penilaian pembelajaran terdapat dua raport yaitu
raport penilaian akademik dan raport penilaian projek, hal ini membuat guru harus menambah
waktu yang Panjang. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian oleh (Barlian, Solekah and
Rahayu 2022) bahwa telah melaksanakan penilaian atau evaluasi pembelajaran implementasi
kurikulum merdeka diantaranya melaksanaan asesmen diagnostik, melaksanakan dan
mengolah asesmen sumatif dan formatif serta melaporkan hasil belajar

Rumus/Persamaan
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa hakikatnya kurikulum merdeka itu?
2. Problematika implementasi kurikulum Merdeka belajar di sekolah dasar?
3. Evaluasi Dalam Kurikulum Merdeka
Penulisan Kutipan dan Acuan
Penulisan kutipan dan acuan . Dalam teks, karya yang diacu menggunakan ketentuan
berikut:
1. Sumarni, 2023. Problematika Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar, Journal : Social
Science Academic, Vol 1 No 1,hal 95-103
2. Mei Nur Rusmiati, Riswati Ashifa, Yusuf Tri Herlambang, Analisis Problematika Implementasi
Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar, Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitian dan Pendidikan dan
Pembelajaran, 7 (2) (2023) 1490-1499
3. Eka Nur Azizah, Dwi Fitri Wiyono, Moh. Eko Nasrulloh, 2023. Problematika penerapan
kurikulum merdeka pada mata pelajaran SKI kelas 7 di MTS NU Miftahul Huda ledung Prigen
Pasuruan, VICRATINA: Jurnal Pendidikan Islam, Vol 8 No 5 hal 189-194
PENUTUP
Kesimpulan

Tadris, Volume…./No…./Tahun…….. | 5
Berdasarkan hasil penelitian tentang Problematika Implementasi Kurikulum Merdeka di
Sekolah MTs Al-falah Bangilan, dapat disimpulkan bahwa implementasi kurikulum
merdeka di sekolah dasar masih menghadapi tantangan dan kendala yang signifikan.
Kendala- kendala tersebut antara lain terkait dengan pemahaman dan keterampilan guru
dalam mengaplikasikan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif, kondisi
lingkungan sekolah, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia yang tersedia.
Namun demikian, kendala-kendala tersebut dapat diatasi dengan upaya yang tepat dan
dukungan dari stakeholder pendidikan. Beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain
pelatihan dan pengembangan kompetensi guru dan staf pendidikan, peningkatan
dukungan dari orang tua dan masyarakat, peningkatan fasilitas dan sarana prasarana,
peningkatan pengawasan dan monitoring, pengembangan kerjasama antar stakeholder
pendidikan, dan dorongan untuk mengikuti program guru penggerak.
Saran
Diharapkan pemerintah dapat memberikan dukungan dan pemahaman yang lebih baik
tentang implementasi kurikulum merdeka di sekolah dasar. Selain itu, diperlukan upaya
untuk meningkatkan kualitas guru dan staf pendidikan, meningkatkan fasilitas dan sarana
prasarana, serta meningkatkan pengawasan dan monitoring terhadap pelaksanaan
kurikulum merdeka di sekolah dasar. Dengan upaya yang tepat dan dukungan yang
memadai, diharapkan implementasi kurikulum merdeka di sekolah dasar dapat
memberikan manfaat yang optimal bagi perkembangan siswa dan pendidikan di
Indonesia secara keseluruhan.

DAFTAR RUJUKAN

Ainia, D. K. (2020). “Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara Dan Relevansinya
Bagi Pengembangan Pendidikan Karakter.” Jurnal Filsafat Indonesia, 3(3), 95–101.
Achya, T. (2018). Pursuing Indonesia’s Limitation in the Digital Era. Munich Personal RePEc
Archive (MPRA), 6(99538), 9. https://mpra.ub.uni- muenchen.de/id/eprint/99537
Bahri, S. (2017). Pengembangan Kurikulum Dasar Dan Tujuannya. Jurnal Ilmiah Islam Futura,
11(1), 15. https://doi.org/10.22373/jiif.v11i1.61
Faiz, A., & Purwati, P. (2021). Koherensi Program Pertukaran Pelajar Kurikulum Merdeka Belajar
Kampus Merdeka dan General Education. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(3), 649–655.
https://edukatif.org/index.php/eduk atif/article/view/378
Barlian, Ujang Cepi, Siti Solekah, and Puji Rahayu. 2022. “Implementasi Kurikulum Merdeka
Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.” JOEL: Journal of Educational and Language Research
1: 2105-2118.

Tadris, Volume…./No…./Tahun…….. | 6
Pusat Asesmen dan Pembelajaran Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pembukuan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan teknologi. (2021). Panduan Pembelajaran dan
Asesmen Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA.
Kementerian Pendidikan, Riset, Kebudayaan, dan Teknologi.
Rahmadayanti, Dewi dkk. 2022. Potret Kurikulum Merdeka Wujud Merdeka Belajar di Sekolah
Dasar. Jurnal Basicedu. V.6 No. 4.
Sibagariang, D., Sihotang, H., Murniarti, E., Smk, ), & Paramitha, P. (2021). Peran Guru Penggerak
Dalam Pendidikan Merdeka Belajar Di Indonesia. Jurnal Dinamika Pendidikan, 14(2), 88–99.
Moleong, L. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Saputra, Dendi Wijaya, and Muhamad Sofian Hadi. 2022. "Persepsi Guru Sekolah Dasar Jakarta
Utara dan Kepulauan Seribu Tentang Kurikulum Merdeka." HOLISTIKA: Jurnal Ilmiah PGSD
6: 28-33.
Setiawati, Fenty. 2022. "The Impact of Curriculum Change Policy on Learning Activities at
School." Nizamul 'Ilmi: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam (JMPI) 1-17.

Tadris, Volume…./No…./Tahun…….. | 7

Anda mungkin juga menyukai