Anda di halaman 1dari 3

Kurikulum merupakan komponen penting dalam mencapai tujuan pendidikan

dengan berpedoman pada rencana yang telah disusun secara sistematis terkait proses

pembelajaran (Anshari, 2014).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim meluncurkan gerakan

“Merdeka Belajar”, yaitu kemerdekaan dalam berpikir. Tujuan merdeka belajar ialah

agar para guru, siswa serta orang tua bisa mendapatkan suasana yang menyenangkan.

Diharapkan dari merdeka belajar, guru dan siswa dapat merdeka dalam berpikir sehingga

hal ini dapat diimplementasikan dalam inovasi guru dalam menyampaikan materi kepada

siswa, tidak hanya itu siswa juga dimudahkan dalam merdeka belajar karena siswa

dimudahkan dalam berinovasi dan kreativitas dalam belajar.

Kurikulum merdeka diterbitkan oleh Mendikburistek sebagai salah satu program

merdeka belajar agar dapat meningkarkan kualitas pembelajaran. Kurikulum Merdeka

berfokus pada materi yang mendasar dan pada pengembangan karakter Profil Pelajar

Pancasila (PPP). Profil Pelajar Pancasila yang lahir dari kegelisahan degradasi moral

generasi bangsa, khususnya kalangan pelajar, akibat mentalitas yang belum siap

menghadapi era komunikasi dan digitalisasi menjadi salah satu elemen penting dalam

implementasi Kurikulum Merdeka (Nurzila, 2022).

Kurikulum merdeka menekankan pada aspek kemandirian dan keberanian siswa

dalam pembelajaran serta guru luasa dalam mengembangkan metode pembelajaran yang

sesuai dengan kebutuhan siswa (Ansari et al., 2022). Selain ini kurikulum merdekat

menekankan pada aspek karakteristik siswa, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan

toleransi sesuai dengan profil pelajar pancasila. Kurikulum merdeka juga menekankan

pada penembangan kerampilan siswa seperti berfikir krtis, kreatif dan kolaboratif.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pembelajaran yang terdiri atas disiplin

ilmu biologi, kimia dan fisika. IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala alam
berupa fakta, konsep dan hukum yang telah teruji kebenarannya melalui suatu rangkain

penelitian sehingga peserta didik dapat memahami fenomena-fenomena alam.

Pembelajaran IPA memiliki karakteristik yaitu memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk meningkatkan kompetensinya melalui pemberian pengalaman secara

langsung kepada peserta didik agar peserta didik mampu menguasai topik-topik

pembahasan IPA secara komprehensif dan konstekstual. Menurut Wiguna (2016),

dalam pembelajaran IPA, peserta didik harus secara aktif menemukan dan membangun

pengetahuan mereka sendiri, bukan hanya mempelajari pengetahuan sebagai hasil dari

suatu kegiatan ilmiah.

Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar mendorong semua komponen satuan

pendidik, mulai dari kepala sekolah, staf pengajar, staf tenaga kependidikan dan juga

siswa. Semua bergerak dan belajar untuk memahami konsep Kurikulum Merdeka

Belajar, terutama substansi dari implementasi Kurikulum Merdeka Belajar bagi siswa

(Nurzila, 2022).

Penerapan Kurikulum merdeka di SMP Negeri 1 Bonegunu memerlukan

partisipatif aktif dari semua pihak yang ada disekolah baik kepala sekolah, staf, guru dan

peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara bersama Guru IPA di SMP Negeri 1

Bonegunu, penerapan kurikulum merdeka belajar baru diterapkan pada tahun ajaran

2023/2024 oleh SMP Negeri 1 Bonegunu sehingga Sekolah masih dihadapkan dengan

berbagai kendala, dimana guru belum memahami secara detail tentang konsep

Kurikulum Merdeka belajar dan belum memiliki kesiapan dalam mengimplementasikan

kurikulum merdeka belajar sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

terbiasa dengan kurikulum baru ini. Kendala lain yang ditemukan di SMP Negeri 1

Bonegunu adalah kurangnya sumber daya yang menunjang untuk implementasi


kurikulum merdeka seperti berupa bahan ajar, perangkat pembelajaran, atau fasilitas

yang dibutuhkan untuk mengajar sesuai dengan Kurikulum Merdeka.

Anda mungkin juga menyukai