PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh :
BANJARMASIN
2024
PROPOSAL PENELITIAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mulia, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (ayat 1),
dan negara.
1
Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membina anak-anak
berpikir ulang dalam menambah alokasi waktu yang telah tersedia. Salah
satu cara yang dapat ditempuh oleh sekolah menambah waktu di luar jam
ekstrakurikuler.
adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik diluar jam
2
secara bertahap Kurikulum Merdeka diharapkan dapat
dilaksanakan secara serentak dan masif, hal ini sesuai kebijakan dari
dan konten pembelajaran dari IKM teridentifikasi dengan baik dan dapat
3
satuan pendidikan yang terdata berminat dan akan memperoleh
mandiri.
secara masif.
4
Guru sebagai pendidik dapat dikatakan memegang peranan
5
kondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga memungkinkan proses
siswa mau belajar karena siswalah sebagai subjek utama dalam belajar.
kegiatan belajar aktif dengan cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa
berkesinambungan.
6
Dari hasil pengamatan yang lakukan di SMA Negeri 1
format nilai dengan cara baru, pada siswa kelas X merasa kebingungan
secara bebas, bebas yang dimaksud disini siswa boleh memilih materi
pelajaran apa yang mereka sukai dan kemudian membuat sebuah proyek
yang menghasil karya dan nilai jual agar siswa dapat berwirausaha.
7
siswa untuk SMA sederajat kurikulum merdeka belajar dimulai dari kelas
X.
B. Identifikasi Masalah
sebagai berikut:
merdeka belajar.
metode ceramah.
merdeka belajar
C. Batasan Masalah
8
D. Rumusan Masalah
Negeri 1 Banjarmasin?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan diatas, tujuan Penelitian ini
yaitu:
F. Signifikasi Penelitian
Adapun signifikasi penelitian ini terbagi menjadi dua macam yakni sebagai
berikut:
1. Secara Teoritis
9
a. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh
2. Secara Praktis
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
a. Kurikulum
memiliki sudut pandang perspektif sendiri tentang makna kurikulum. Para ahli
berpendapat bahwa sudut pandang kurikulum dapat dilihat dari dua sisi, yaitu
dari sisi tradisional dan dari sisi modern. Ada pemahaman yang mengatakan
11
belajar di sekolah hanya mempelajari buku teks yang telah ditentukan sebagai
bahan pelajaran1.
benar terjadi dalam proses pendidikan di sekolah. Pandangan ini berangkat dari
sesuatu yang faktual sebagai suatu proses. Dalam dunia pendidikan, kegiatan ini
jika dilakukan oleh anak-anak dapat memberikan pengalaman belajar antara lain
bahkan himpunan siswa serta guru dan pejabat sekolah dapat memberikan
di atas dapat dijabarkan bahwa yang dimaksud dengan makna tradisional atau
(sempit) adalah kurikulum yang hanya memuat sejumlah mata pelajaran tertentu
kepada guru dan diajarkan kepada siswa dengan tujuan memperoleh ijazah dan
sertifikat. Dan menurut pandangan modern bahwa apa yang dimaksud dengan
kurikulum modern atau secara luas itu memandang kurikulum bukan sebagai
1
Alhamuddin. Politik Kebijakan Pengembangan Kurikulum di Indonesia Sejak Zaman
Kemerdekaan Hingga Reformasi (2019:18)
2
Ali Sidin. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Upi Press. (2014:39)
12
tidak hanya terbatas pada sejumlah mata pelajaran, tetapi akan mencakup semua
pengalaman yang diharapkan siswa dalam bimbingan para guru. Pengalaman ini
maupun di luar kelas. Pengertian kurikulum seperti ini cukup luas, tetapi kurang
lapangan.
Merdeka
“Apa itu artinya merdeka belajar? Itu artinya unit pendidikan yaitu
kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif. Saya sadar bahwa saya tidak
bisa hanya meminta, mengajak guru melakukan ini, saya memberi pekerjaan
ruang inovasi,” kata Kemdikbud Nadiem Makarim kala taklimat media di Plaza
3
Pengelola web kemdikbud, 2020
13
Insan Berprestasi.4 Konsep ini merupakan respons terhadap kebutuhan sistem
Belajar menjadi salah satu program untuk menciptakan suasana belajar di sekolah
yang bahagia suasana yang happy, bahagia bagi peserta didik maupun para guru. 6
sekarang hanya dilaksanakan di dalam kelas akan berubah dan dibuat senyaman
mungkin agar mempermudah interaksi antara murid dan guru. Salah satunya
yaitu belajar dengan outing class, di mana outing class ini adalah salah satu
siswa memiliki keterampilan dan keahlian tertentu. Outing class juga merupakan
metode belajar yang menyenangkan, mengajarkan para siswa untuk lebih dekat
4
Sekretariat GTK. (2020). Merdeka Belajar https://gtk.kemdikbud.go.id/read- news/merdeka-
belajar
5
Yamin, M., & Syahrir. Pembangunan Pendidikan Merdeka Belajar (Telaah Metode
Pembelajaran). Jurnal Ilmiah Mandala Education Volume 6. Universitas Pendidikan Mandalika.
(2020)
6
Sekretariat GTK. (2020). Merdeka Belajar https://gtk.kemdikbud.go.id/read- news/merdeka-
belajar
14
Selama pembelajaran dengan menggunakan metode ini, guru dan siswa
akan lebih dapat membangun keakraban, lebih santai, dan tentunya lebih
karakter siswa terbentuk, dan tidak terfokus pada sistem perangkingan yang
menurut beberapa penelitian hanya meresahkan, tidak hanya bagi guru tetapi juga
suasana belajar yang bahagia dan menyenangkan tanpa dibebani dengan nilai dan
target pencapaian tertentu. Berdasarkan kajian teori diatas maka konsep Merdeka
baik untuk siswa maupun guru, dan juga mendidik karakter peserta didik untuk
lebih berani bertanya, berani tampil di depan umum, dan juga berani
Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) zonasi. Isi Pokok kebijakan
7
Baro’ah, S). Kebijakan Merdeka Belajar Sebagai Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan. Jurnal
Tawadhu. Cilacap: Institut Agama Islam Imam Ghozali. (2020)
15
Kemdikbud RI tertuang dalam paparan Mendikbud RI di hadapan para kepala
Penjelasan mengenai empat isi pokok kebijakan Merdeka Belajar dar Kemdikbud
RI sebagai berikut:8
dan Survei Karakter, yang terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan bahasa
siswa yang berada di tengah jenjang sekolah, kelas 4, 8, dan 11. Sehingga dapat
mendorong guru dan sekolah untuk memperbaiki mutu pembelajaran. Hasil ujian
kompetensi siswa yang dapat dilakukan dalam bentuk tes tulis atau bentuk
(tugas kelompok, karya tulis dan sebagainya). Dengan begitu guru dan sekolah
8
Sekretariat GTK. Mengenal Konsep Merdeka Belajar dan Guru Penggerak. dari
https://gtk.kemdikbud.go.id/readnews/mengenal- konsep-merdeka-belajar-dan-guru-
penggerak(2019)
16
mengembangkan format RPP. Tiga komponen inti RPP terdiri dari tujuan
efisien dan efektif sehingga guru memiliki banyak waktu untuk mempersiapkan
akses dan kualitas di berbagai daerah. Komposisi PPDB jalur zonasi dapat
menerima siswa minimal 50%, jalur afirmasi minimal 15%, dan jalur
perpindahan maksimal 5%. Sedangkan untuk jalur prestasi atau sisa 0- 30%
tujuan pendidikan secara umum serta keterampilan seperti: berpikir kritis, kreatif,
inovatif, kerja sama, dan mampu beradaptasi dengan teknologi dapat dicapai.9
Esensi pendidikan jasmani pada dasarnya adalah fisik dan gerak yang
walaupun dalam tren merdeka belajar yang dikenal dengan gerakan literasi.
Banyak yang memaknai literasi dalam pendidikan jasmani itu adalah membaca-
9
Mustafa, P.S. & Dwiyogo, W.D. (2020). Kurikulum Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan di Indonesia Abad 21. JARTIKA: Jurnal Riset Teknologi dan Inovasi Pendidikan.
(2020)
17
menulis yang intinya lebih dominan pada pengetahuan. Padahal ada juga istilah
tentang literasi fisik, yaitu sebagai motivasi dan kepercayaan diri, kemampuan
pendidikan jasmani, yaitu membuat siswa sadar tentang kondisi fisik mereka
sekolah. Oleh karena itu pembelajaran pendidikan jasmani perlu dirancang agar
menciptakan suatu lingkungan belajar yang bebas untuk berekspresi, bebas untuk
penerapannya, bagi guru dengan memiliki kebebasan tersebut lebih fokus untuk
10
Mustafa, P. S. Merdeka Belajar dalam Rancangan Pembelajaran Pendidikan Jasmani di
Indonesia. JARTIKA Jurnal Riset Teknologi dan Inovasi Pendidikan.(2021:156)
11
Mustafa, P. S. Merdeka Belajar dalam Rancangan Pembelajaran Pendidikan Jasmani di
Indonesia. JARTIKA Jurnal Riset Teknologi dan Inovasi Pendidikan.(2021:156)
18
bisa lebih mandiri, bisa lebih banyak belajar untuk mendapatkan suatu
kepandaian, dan hasil dari proses pembelajaran tersebut siswa berubah secara
Tahun 2003, yakni; untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga negara yang
Kurikulum merdeka belajar memiliki tujuan yang sangat positif bagi seluruh
berikut :13
4. Setiap unit pendidikan berhak untuk mengelaborasi setiap faktor yang akan
19
5. Adanya penghargaan keberagaman yang ada dalam sistem pendidikan
kepada seluruh komponen dalam satuan pendidikan dari Sekolah, Guru hingga
RPP dan Keunggulan lainnya. Kurangnya beban Guru adalah guru bisa dapat
14
Ainia, D.K. 2020. Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara Dan Relevansinya
Bagi Pengembangan Pendidikan Karakter. Jurnal Filsafat Indonesia, (2020:45)
20
aktivitas belajar, dengan tujuan memperbaiki kualitas pembelajaran. Kebebasan
dengan mata pelajaran yang ia kuasai. Kualitas pendidikan juga akan lebih baik
jika sesuai dengan cita cita pendidikan nasional tidak hanya mencerdaskan
pembelajaran interaktif ini sangat dibutuhkan oleh para pendidik dan siswa untuk
sekolah.
dan esensial serta mendalam. Sehingga siswa dapat dengan mudah memahami
15
Sekretariat GTK.Merdeka Belajar https://gtk.kemdikbud.go.id/read- news/merdeka-
belajar(2020)
21
materi pelajaran yang disampaikan oleh guru di sekolah. Implementasi kurikulum
merdeka ini akan lebih difokuskan pada materi yang esensial dan pengembangan
kompetensi siswa yang disesuaikan dengan fasenya. Oleh karena itu, dengan
pembelajaran yang digunakan yakni terjadinya timbal balik atau adanya interaksi
antara guru dan siswanya. Sehingga siswa dapat menangkap materi pelajaran
kurikulum merdeka belajar ini akan membantu para siswa untuk memahami dan
merangsang siswa untuk lebih berfikir kritis sehingga dapat meningkatkan daya
imajinasi siswa, dapat meningkatkan kemampuan dan bersikap lebih baik lagi.
merdeka yaitu melalui kegiatan proyek dan studi kasus, dimana pada kegiatan
proyek dan studi kasus ini siswa diberikan kesempatan yang lebih luas untuk
22
berperan secara aktif untuk mengeksplorasi segala persoalan yang aktual seperti
lingkungan, kesehatan, dan lainnya. Pembelajaran interaktif juga akan lebih baik
setiap selesai pembelajaran. refleksi pembelajaran ini merupakan salah satu hal
penting dalam kurikulum merdeka sebagai salah satu sarana evaluasi guru dan
refleksi belajar ini, siswa dapat mengukur kemampuan yang mereka dapatkan
pemahaman materi apa yang harus dipertahankan dan mana bagian materi yang
belum dikuasai. Refleksi ini dapat dijadikan bahan acuan untuk pembelajaran
adalah untuk menggali potensi terbesar para guru dan murid serta meningkatkan
23
memilih cara penyampaian kurikulum atau cara mengajar yang sesuai dengan
mereka.17
otonomi kepada lembaga pendidikan dan merdeka dari birokratisasi. inti Merdeka
Belajar adalah sekolah, guru dan murid memiliki kebebasan untuk melakukan
inovasi, bebas untuk belajar dengan mandiri dan kreatif . 18 Kebijakan merdeka
dan budaya;
terjadi pada kategori: (1) ekosistem pendidikan; (2) guru; (3) pedagogi; (4)
16
Kemendikbud, (2020)
17
Kusumaryono, R. S. Merdeka Belajar. Https://Gtk.Kemdikbud.Go.Id/ReadNews/Merdeka-
Belajar. (2020)
18
Sekretariat GTK. (2019). Mengenal Konsep Merdeka Belajar dan Guru Penggerak. dari
https://gtk.kemdikbud.go.id/readnews/mengenal- konsep-merdeka-belajar-dan-guru-
penggerak(2019)
24
kurikulum; dan (5) sistem penilaian. Pada lingkungan pendidikan, Kemendikbud
tugas yang memberatkan, dan manajemen sekolah yang terfokus pada urusan
pemerintah terhadap perubahan revolusi industri yang begitu cepat ialah melalui
edukasi. Proses edukasi telah melalui berbagai fase. Fase 1 adalah pembelajaran
yang berpusat pada guru, dimana guru sebagai pusat pengetahuan dan buku
antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Fase 3 adalah pembelajaran
fleksibel dan kreatif, fase ini pembelajar dapat menekuni lintas bidang ilmu
ataupun pembelajaran jarak jauh. Fase ini, pendidikan dapat melampaui batas.
Artinya, akses pembelajar terhadap informasi sangatlah luas. Maka peran guru
haruslah mampu memfasilitasi pembelajar agar mereka tetap on the track. Guru
25
masalah dan berbasis pada team-work. Pada sistem penilaian, pembelajar dinilai
berdasarkan proses berjuang selama kegiatan pembelajaran dan bukan atas dasar
tes dan nilai saja. Dengan alasan tersebut, maka pemerintah menerapkan
berpikir kritis serta berpikir kreatif. Pertama, implementasi merdeka belajar tidak
terbatas ruang dan waktu, dengan mengunjungi tempat wisata, museum dan lain-
lain. Kedua, berbasis pada proyek, dengan menerapkan keterampilan yang telah
pendidikan dan dunia industri, peserta didik diarahkan untuk terjun ke lapangan
untuk menerapkan soft skill dan hard skill agar mereka siap memasuki dunia
kerja. Praktik ini ciri pendidikan SMA. Keempat, personalized learning. Pada
pembelajar tidak dibuat sama rata. Kelima, interpretasi data. untuk mendukung
menjadi fasilitator yang memotivasi peserta didik untuk “merdeka belajar”. dan
menyediakan aktivitas bagi peserta didik untuk mengeksplorasi diri agar setiap
19
Chahyanti, D.Pembelajaran di Era Merdeka Belajar.
Https://Www.Timesindonesia.Co.Id/Read/News/341708/Pembelajara n-Di-EraMerdeka-
Belajar(2021)
26
h. Kelemahan Kurikulum Merdeka Belajar
kendala atau tantangan yang harus dihadapi. Berikut ini merupakan 5 tantangan
program merdeka belajar bagi guru, di antaranya yaitu: a) Keluar dari Zona
tanpa kendala, guru membutuhkan dukungan dari semua pihak, mulai dari
20
Supini, E. 5 Tantangan Program Merdeka Belajar Untuk Guru. Https://Blog.Kejarcita.Id/5-
Tantangan-Program-Merdeka-Belajar- UntukGuru/.(2020)
27
3. tidak adanya ketertinggalan anak didik.
Dari uraian di atas partisipasi tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa
jenjang, yaitu :
Contohnya siswa mau mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru dan
● Menanggapi, yaitu siswa mau terhadap suatu kejadian dengan berperan serta.
sebagainya.
● Menilai, yaitu siswa mau menerima atau menolak suatu kejadian melalui
lebih dari satu nilai, dengan senang hati menyusun nilai tersebut, menentukan
hubungan antara berbagai nilai dan menerima bahwa ada nilai yang lebih tinggi
28
● Mengenali ciri karena kompleks nilai, yaitu siswa secara konsisten bertindak
mengikuti nilai yang berlaku dan menganggap tingkah laku ini sebagai bagian
mengerjakan.
(Slavin, 2014) menyusun suatu model pembelajaran efektif, didasarkan atas hasil
● Kualitaspembelajaran
keterampilan yang disajikan kepada para peserta didik itu mudah dipelajari
mereka. Kualitas pembelajaran itu pada umumnya berupa hasil yang berkualitas
Tingkat pembelajaran yang memadai merujuk pada seberapa jauh guru yakin
bahwa para peserta didik siap belajar sesuatu hal yang baru. Artinya, mereka
lain, tingkat pembelajaran itu memadai jikalau suatu pelajaran tidak terlalu sulit
29
● Ganjaran
Ganjaran menyangkut hal yang berkenaan bahwa guru yakin para peserta didik
tentang hal yang telah disampaikan, tentu saja setelah mendapatkan penguatan
● waktu.
waktu yang dalam hal ini seberapa cukup waktu yang digunakan untuk belajar
peserta didik untuk mempelajari hal-hal yang telah disampaikan oleh guru.
pembelajaran
karena mereka melakukan pembelajaran melalui daring untuk itu dengan adanya
pembelajaran di sekolah.
Oleh karena itu indikator dari program kurikulum merdeka belajar ini membuat
kemudian pada kurikulum merdeka belajar ini juga siswa juga dituntut untuk
membuat sesuatu yang bernilai jual. selama masa pandemi, harapan pemerintah
30
dengan adanya kurikulum merdeka belajar ini dapat mengejar ketertinggalan
merdeka serta humanistik, pendidikan harus mempunyai ciri ciri yang oleh
generasi tidak mampu kritis terhadap segala hal dan tidak mampu berkreasi
wali murid dan juga lingkungan. Hal ini bertujuan agar pendidikan menjadi
sebuah hal yang relevan dengan apa yang dibutuhkan peserta didik dan juga
Biar bagaimanapun sistem yang baik akan menghasilkan outlet yang baik juga.
● Menjunjung asas kerja sama, maksudnya adalah sinergi antara guru dan murid
31
● Evaluasi yang dititik beratkan pada peserta didik, karena pembelajaran bisa
dibilang berhasil jika peserta didik diposisikan sebagai subjek yang harus terus
● Percaya diri, tidak dapat dipungkiri bahwa kepercayaan diri akan sangat
maupun sosial.
aspek pragmatis sama sekali, melainkan ia terbentuk dari segala konklusi yang
lahir atas fenomena yang ada di dalam masyarakat dan perkembangan dalam
maupun lingkungannya.
j. Pelaksanaan Pembelajaran
diharapkan.21
21
Nana Sudjana,( 2010:136)
32
Menurut Majid pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan proses belajar
perencanaan sebelumnya.22
kegiatan yang bernilai edukatif, nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi
antara guru dan peserta didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan
antara siswa dengan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran pada suatu
lingkungan belajar
22
Majid (2014: 129)
23
Bahri dan Aswan Zain (2010:28)
33
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan
digunakan.
1) Silabus
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
f. Tema(khususSD/MI/SDLB/PaketA).
g. Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
kompentensi.
34
h. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik
j. Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum
k. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
35
didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam satu
4. Kelas/semester;
5. Materi pokok;
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompentensi.
36
11. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
12. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
14. Penilaian hasil pembelajaran. Prosedur dan instrumen penilaian proses dan
berikut:
37
4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program
pembelajaran memiliki dua aspek yaitu silabus dan RPP yang mengacu pada
38
Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan
merupakan salah satu terobosan baru yang dilakukan oleh Menteri Pendidikan
dan Menengah, RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran untuk satu pertemuan
RPP ini disederhanakan menjadi tiga komponen inti dalam satu halaman, yaitu
lainnya sebagai pelengkap dan dapat dipilih secara mandiri oleh guru sesuai
Pembelajaran (RPP). Selama ini beban administrasi dari penyusunan RPP sering
39
yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang dipelajari; d)
cakupan materi dan uraian kegiatan. Kedua, kegiatan inti. Pada kegiatan inti,
kompetensi dan jenjang pendidikan. Tentu saja, menurut peneliti, masih banyak
model pembelajaran yang lain yang dapat dipilih oleh guru untuk
pertemuan berikutnya.
n. Implementasi
40
Implementasi yang diselenggarakan di Indonesia ini menggunakan
hanya sekedar hanya aktivitas saja, namun suatu kegiatan yang terencana untuk
dapat sampai yang dituju. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Implementasi
adalah penerapan, yang artinya suatu yang telah dirancang itu dilaksanakan dan
diterapkan sepenuhnya, sehingga bisa berjalan dengan apa yang diharapkan dan
tercapai.
kebijakan, atau inovasi dalam bentuk praktis yang mana menimbulkan dampak,
idea, program, or set of activities and structure new to the people attempting or
expected to change.26
24
Hamalik, O. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.(2017:237)
25
Mulyasa, E. (2002). Kurikulum berbasis kompetensi. Bandung: Rosda Karya. _________.
(2014:99)
26
Michael. Nafisatun Nikmah. (2019: 8)
41
aktivitas dan struktur baru oleh dan untuk pihak-pihak yang menghendaki suatu
pembelajaran.
kebijakan atau inovasi serta untuk membentuk kompetensi dan karakter siswa.
Seperti halnya guru dalam implementasi kurikulum 2013, guru sangat penting
dalam memahami kurikulum 2013. Hal ini bertujuan agar dapat diterapkan siswa
G. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian yang relevan dalam penelitian ini sangat diperlukan untuk
sebagai landasan pada kerangka berfikir. Adapun hasil penelitian yang relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Efyanto (2021) yang berjudul “Analisis
Penerapan Kebijakan Merdeka Belajar Pada Kurikulum SMK” Tujuan penelitian ini
belajar pada kurikulum SMK, serta 3) Apa upaya yang ditempuh untuk mengatasi
42
kualitatif didukung oleh data deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan
teknik observasi partisipasi aktif, wawancara dan studi dokumen. Teknik analisis
data yang digunakan selama penelitian ini menggunakan model analisis interaktif
Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan.
pada kurikulum SMK dengan melaksanakan sistem pendidikan pada ranah input,
proses, dan output; 2) Hambatan penerapan merdeka belajar dari ketiga SMK
guru yang terprogram; (2) Guru belum mempunyai pengalaman lapangan dalam
efektif sesuai dengan budaya industri; 3) Upaya untuk mengatasi kendala yang ada
2. Penelitian yang dilakukan oleh Muslimin Yoga Perdana (2021) yang berjudul “
43
Belajar Di Sekolah Dasar Se Kabupaten Panewon Tepus” Penelitian ini bertujuan
mana dalam penelitian ini menggunakan google form. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh guru PJOK di Sekolah Dasar Negeri Se-Kapanewon Tepus,
Gunungkidul yang berjumlah 23 guru dari 23 Sekolah Dasar. Teknik analisis data
persepsi sangat baik, 65,22% (15 orang) memiliki persepsi baik, 34,78% (8 guru)
44
BAB III
METODE PENELITIAN
H. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini beberapa hal yang dirancang oleh penelitian
sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
45
2. Subjek dan Objek Penelitian
3. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini sesuai yang tertulis pada judul penelitian
dari penelitian.
a) Data
Berdasarkan sumber diperolehnya data, maka ada dua data yang akan
1) Data primer, yakni data yang didapatkan langsung dari subjek penelitian
2) Data sekunder, yakni data yang didapatkan dari sumber lain yang
dianggap penting, misalnya yakni data-data yang didapat dari buku dan
jurnal.
b) Sumber Data
46
Adapun sumber data dalam penelitian ini yaitu
6 orang.
memiliki tiga unsur yakni tempat, actor-aktor (pelaku) dan kegiatan yang
penelitian.
perilaku dan kondisi yang terjadi secara langsung saat di lapangan saat
47
c. Dokumen, yakni penliti mengumpulkan berbagai catatan, gambar, film
I. Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun dalam bentuk tulisan yang terbagi dalam lima bab
Bab I pendahuluan. Dalam bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan
penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, data
dan sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisi data, dan
sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori. Dalam bab ini, membahas tentang kajian teoritik
yang dijelaskan dari beberapa referensi untuk menelaah objek kajian yang
dikaji. Terdiri dari: pengertian, ciri ciri, indikator, dan tata cara pembelajar
Bab III Penyajian Data. Membahas tentang deskripsi umum objek penelitian
48
penelitian membahas tentang proses timbulnya kecendrungan Alexithtamia atas
Bab IV Analisis Data. Pada bab ini memberikan analisis rangkuman hasil
penelitian di lapangan dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh
anak penyandang tunagrahita dilihat dari tingkat pendidikan dari berbagai teori
penelitian.
Bab V Penutup. Dalam bab ini berisi tentang penutup yang di dalamnya
49
DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA
50
Ali, Lukman. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cetakan Ke III,
Jakarta : Balai Pustaka, 2011.
51
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
52