Pendahuluan
Perubahan merupakan salah satu cara untuk menemukan sesuatu yang baru. Paradigma
pendidikan selalu mengalami perubahan di Indonesia. Perubahan ini yang nantinya akan
memberikan efek yang besar jika dilaksanakan dengan sebaik- baiknya. Pendidikan merupakan
kunci dasar dalam mencapai tujuan pendidikan nasional dalam UU No. 23 tentang sistem
pendidikan nasional yakni membentuk manusia Indonesia yang beriman dan berakhlak. Adapun
objek perubahan paradigma pendidikan di Indonesia adalah kurikulum.
ilmu pengetahuan dan keterampilan tertentu, serta membentuk budi pekerti luhur sehingga dapat
berkontribusi untuk menjaga nilai-nilai kebangsaan, kebihnekaan, mendorong semangat
kepedulian kepada sesama bangsa dan umat manusia untuk meningkatkan kesejahteraan sosial
yang berkeadilan serta kejayaan bangsa Indonesia. Kurikulum harus menjembatani siswa agar
pengetahuan yang dikaji dan dipelajari mampu mengantarkannya memahami hakikat hidup dan
memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas hidupnya baik secara individu, maupun di
masyarakat.
Seperti diketahui bahwa di dalam sebuah kelas atau bahkan sebuah sekolah, terdapat
berbagai macam karakteristik peserta didik yang memiliki tingkat kesiapan belajar, minat, bakat,
dan gaya belajar yang berbeda satu dengan yang lain. Oleh karena itu, mereka memerlukan
pelayanan pengajaran yang berbeda satu dengan yang lainnya dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Di dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru mengajarkan materi dengan
memperhatikan tingkat kesiapan, minat, dan gaya belajar peserta didik. Guru juga dapat
memodifikasi isi pelajaran (konten), proses pembelajaran, produk atau hasil dari pembelajaran
yang diajarkan, serta lingkungan belajar di mana para peserta didik belajar. Proses pembelajaran
berdiferensiasi diterapkan oleh sekolah agar dapat memerdekakan peserta didik dalam belajar
karena peserta didik tidak dituntut harus sama dalam segala hal dengan yang lain. Satuan
pendidikan dapat mengadaptasi pembelajaran berdiferensiasi yang dikembangkan oleh sekolah
model.
Pengembangan atau inovasi kurikulum memerlukan landasan yang kuat dan didasarkan
pada hasil pemikiran yang mendalam (Indarta, 2022). Salah satu isi kurikulum merdeka adalah
perencanaan pembelajaran yang terangkum dalam kegiatan pembelajaran pada modul ajar. Oleh
karena itu, kegiatan pembelajaran perlu disusun, ditelaah, dan dianalisis dengan baik agar
pembelajaran tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran kurikulum merdeka.
Salah satu program yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak
Nadiem Makarim adalah “Merdeka Belajar”. Kebebasan belajar berarti pengembangan
pendidikan harus memunculkan suasana yang menyenangkan. Kebahagiaan untuk siapa?
Bahagia untuk pendidik, bahagia untuk peserta didik, bahagia untuk orang tua peserta didik dan
bahagia untuk seluruh orang tua. Pembelajaran mandiri "merdeka belajar" adalah bentuk
pengembangan strategi pemerintah yang mengembalikan sifat penilaian yang semakin
terabaikan. Konsep pembelajaran mandiri adalah bentuk penyesuaian kebijakan yang
mengembalikan sifat penilaian yang semakin terabaikan. Konsep pembelajaran mandiri adalah
mengembalikan sistem pendidikan nasional pada hakikat undang-undang agar sekolah mandiri
dalam memaknai kompetensi inti kurikulum dalam proses penilaiannya.
Adapun dasar kebijakan yang melandasi konsep kurikulum merdeka adalah Panduan
Pembelajaran dan Asesmen oleh badan standar, kurikulum, dan asesmen Pendidikan
Kementerian pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi Republik Indonesia Tahun 2022,
panduan Penguatan Proyek Pancasila, dan Surat Keputusan Keputusan Kepala Badan Standar,
Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan
Teknologi Nomor 009/H/Kr/2022 Tentang Dimensi, Elemen, Dan Subelemen Profil Pelajar
Pancasila Pada Kurikulum Merdeka.
Konsep kurikulum merdeka terbagi menjadi tiga yakni pembelajaran berbasis proyek,
fokus pada materi esensial, dan fleksibilitas guru. Pembelajaran berbasis proyek maksudnya guru
mengarahkan siswa bagaimana mereka bisa belajar mandiri dengan konsep proyek dari guru.
Based Learning memiliki manfaat yaitu peserta didik menjadi lebih aktif dalam memecahkan
masalah sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru, melatih
kolaborasi atau kerja sama kelompok,dan memecahkan masalah dan menghasilkan produk.
Kegiatan menghasilkan produk merupakan suatu keterampilan yang luar bisaa bagi siswa itu
sendiri. Dengan demikian, pembelajaran berbasis proyek yang bertujuan mengembangkan soft
skill serta karakter sesuai Profil Pelajar Pancasila.
Konsep kedua adalah fokus pada materi esensial. Dengan konsep ini, guru dan siswa
bisa memperdalam pengetahuannya terhadap materi esensial. Materi esesial ini kemudian diramu
menjadi pembelajaran yang berdiferensiasi dan mengarak kepada kompetensi dasar seperti
literasi dan numerasi. Selain itu, konsep Fleksibilitas guru untuk melakukan pembelajaran yang
Guru perlu mengajarkan materi, model, dan media pembelajaran disesuaikan dengan
karakteristik siswa. Karakteristik siswa dapat diperoleh melalui hasil analisis diagnostik guru
berupa gaya belajar, minat belajar, hasil tes awal siswa pada tiap pelajaran. Sebagaimana
dijelaskan dalam panduan pembelajaran dan asesmen kurikulum merdeka pada halaman 4
bahwasanya Salah satu prinsip pembelajaran kurikulm merdeka adalah Pembelajaran dirancang
dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini,
sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta
didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.
Pada awal tahun ajaran, pendidik berusaha mencari tahu kesiapan belajar peserta didik
dan pencapaian sebelumnya. Misalnya, melalui dialog dengan peserta didik, sesi diskusi
kelompok kecil, tanya jawab, pengisian survei/angket, dan/ atau metode lainnya yang
sesuai.
Pendidik merancang atau memilih alur tujuan pembelajaran sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik, atau pada tahap awal. Pendidik dapat menggunakan atau
mengadaptasi contoh tujuan pembelajaran, alur tujuan pembelajaran dan modul ajar
yang disediakan oleh Kemendikbudristek.
Contoh pelaksanaannya
Pendidik mendorong peserta didik untuk melakukan refleksi untuk memahami kekuatan
diri dan area yang perlu dikembangkan.
Pendidik memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif agar terbangun sikap
pembelajar mandiri.
Pendidik memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai
bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
Contoh pelaksanaannya
Pendidik merefleksikan proses dan sikapnya untuk memberi keteladanan dan sumber
inspirasi positif bagi peserta didik. Pendidik merujuk pada profil pelajar Pancasila
dalam memberikan umpan balik (apresiasi maupun koreksi)
Contoh pelaksanannya
Volume 9 No. 1, Maret 2023 29
Kartini dan Sintowati Rini Utami
Contoh pelaksanaannya
Pendidik memotivasi peserta didik untuk menyadari bahwa masa depan adalah milik
mereka dan mereka perlu mengambil peran dan tanggung jawab untuk masa depan
mereka.
Metode Penelitian
Ada perbedaan penggunaan kata dalam kegiatan atau langkah pembelajaran antara
kurikulum 2013 dengan kurikulum merdeka. Perbedaan itu terlihat pada kata yang digunakan.
Pada kurikulum 2013, kata yang digunakan untuk mendeksripsikan urutan proses pembelajaran
adalah kata langkah-langkah pembelajaran, sedangkan pada kurikulum merdeka kata yang
30 Volume 9 No. 1, Maret 2023
Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam Kurikulum Merdeka:
Suatu Analisis Reflektif Berdasarkan Kebijakan Pendidikan
digunakan adalah kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti mengambil satu kegiatan
pembelajaran dalam modul ajar sebagai objek kajian. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode deskriptif kualitatif. Jenis data yang diambil adalah deskripsi kegiatan pembelajaran
dalam modul ajar. Data dikumpulkan dan dianalisis secara reflektif berdasarkan kebijakan
pendidikan
Sejalan dengan hal di atas, dalam Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum
Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran Kelompok Mata Pelajaran Umum (A), mata pelajaran
bahasa Indonesia merupakan kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik
menjadi pribadi utuh, sesuai dengan fase perkembangan, berkaitan dengan norma-norma
kehidupan baik sebagai makhluk yang Berketuhanan Yang Maha Esa, individu, sosial, warga
negara Kesatuan Republik Indonesia maupun sebagai warga dunia.
Berikut disajikan kegiatan pembelajaran dalam modul ajar materi laporan hasil
observasi
Kegiatan Pembelajaran
kompetensi lulusan SMA/MAK yang dijabarkan dari profil lulusan beriman, bertakwa, dan
berbudi pekerti luhur. Hal ini sejalan dengan apa yang disajikan pada kegiatan pembelajaran di
atas pada kegiatan awal peserta didik dikondisikan untuk berdoa. Selain itu terdapat kegiatan
apersepsi. Kegiatan apersepsi merupakan kegiatan yang membuka wawasan berpikir siswa
melalui kegiatan bertanya, pemutaran video atau memperlihatkan gambar-gambar.
Pada kegiatan apersepsi, dalam bentuk pertanyaan yakni: “Pernahkah kalian melihat tanaman,
hewan unik atau tempat yang indah dan ingin menyampaikannya kepada orang lain?”
Jenis teks apakah agar fakta yang kita lihat dapat tersampaikan secara objektif?
Pertanyaan pada nomor 2 memberikan gambaran di awal bahwa teks dalam bahasa
Indonesia bersifat genre teks yakni hakikat teks itu dipergunakan untuk apa. Genre teks dekriptif
dipergunakan untuk melaporkan sesuatu secara objektif yang terangkum dalam materi laporan
hasil observasi. Menurut Hyon (Modul Pendidikan Profesi Guru, 2020) pendekatan berbasis
genre adalah pendekatan yang menekankan pada hubungan antara jenis teks dan konteksnya.
Teks diproduksi dan ditentukan oleh konteks sosial sehingga memungkinkan untuk diidentifikasi
elemen sosial yang menentukan dalam struktur dan tata bahasa.
Dalam modul Pendidikan Profesi Guru dijelaskan bahwa genre dengan tipe teksnya
diklasifikasikan menjadi 5 kelompok yakni menggambarkan (describing) dengan tipe teks
laporan serta deskripsi, menjelaskan (explaining) dengan tupe teks eksplanasi, memerintah
(instructing) dengan tipe teks instruksi/prosedur, berargumen (arguing) dengan tipe teks
eksposisi dan diskusi, serta menceritakan (narrating) dengan tipe teks rekon (recount), narasi,
dan puisi. Hal ini berarti laporan hasil observasi didasarkan pada genre teks eksposisi karena
disesuaikan dengan tujuan teks itu sendiri.
Muatan materi genre teks ini juga diatur dalam Permendikbud No. 21 Tahun 2016
tentang Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyatakan bahwa ruang lingkup materi bahasa
Indonesia adalah materi teks genre salah satunya adalah laporan hasil observasi. Dengan
demikian, materi ini sudah sesuai dengan kebijakan yang ada.
Pada kegiatan nomor 5 dan 6 dijelaskan bahwa peserta didik mengerjakan LK secara
mandiri dan melakukan curah pendapat dengan guru. Kegiatan-kegiatan ini merupakan jawaban
dari pertanyaaan reflektif kurikulum merdeka dalam Panduan pembelajaran dan Asesmen
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Badan Standar, Kurikulum, Dan
Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik
Indonesia Tahun 2022 halaman 25 yakni:
“Bagaimana saya akan mengelola pengalaman belajar yang mendorong peserta didik
untuk menjadi pelajar yang aktif dan mandiri?”
Hal tersebut sejalan juga dengan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Standar Isi Pada Pendidikan
Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah, salah satu
prinsip penyusunan kurikulum operasional kurikulum merdeka berpusat pada peserta didik, yaitu
pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi, kebutuhan perkembangan dan tahapan
belajar, serta kepentingan peserta didik. Hal ini tercermin pada kegiatan pembelajaran
Volume 9 No. 1, Maret 2023 33
Kartini dan Sintowati Rini Utami
Standar Kompetensi Lulusan yang dirumuskan secara terpadu dalam bentuk deskripsi
ialah profil pelajar pancasila. Profil pelajar pancasila merupakan bentuk penerjemahan tujuan
pendidikan nasional. Profil pelajar pancasila berperan sebagai referensi utama yang
mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan termasuk menjadi acuan untuk para pendidik
dalam membangun karakter serta kompetensi peserta didik. Profil pelajar pancasila harus dapat
dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan karena perannya yang penting.
Profil ini perlu sederhana dan mudah diingat dan dijalankan baik oleh pendidik maupun
oleh pelajar agar dapat dihidupkan dalam kegiatan sehari-hari. Berdasarkan pertimbangan
tersebut, profil pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, yaitu: 1) beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong-royong, 4) berkebinekaan
global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif. (Salinan Lampiran Keputusan Kepala Badan Standar,
Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Nomor 009/H/Kr/2022 Tentang Dimensi, Elemen, Dan
Subelemen Profil Pelajar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka)
Daftar Pustaka
Anggraena, Yogi, dkk. 2022. Panduan Pembelajaran dan Asesmen. Jakarta: Badan Standar,
Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
Dan Teknologi Republik Indonesia.
Badan Standar Kurikulum dan Asesmen. 2022. Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila.
Badan Standar Kurikulum dan Asesmen. 2022. Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional
Pendidikan
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2010. Paradigma Pendidikan Nasional Abad XX.
Bahri Jamarah Syaiful. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Cet. III; Jakarta: PT. Renika Cipta,
Indarta, Y., Jalinus, N., Waskito, W., Samala, A. D., Riyanda, A. R., & Adi, N. H. (2022).
Relevansi Kurikulum Merdeka Belajar dengan Model Pembelajaran Abad 21 dalam
Perkembangan Era Society 5.0. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(2), 3011-3024.
Kegiatan Belajar 1 KONSEP DASAR TEKS BERBASIS GENRE, Modul Pendidikan Profesi
Guru (PPG)
Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan
Pembelajaran Modul Pendidikan Profesi Guru Tahun 2020
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2022 Tentang Standar Isi Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah
PP Republik Indonesia No. 4 Tahun 2022 Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 57
Tahun 2021Tentang Standar Nasional Pendidikan
Subhan Adi Santoso, Maulidyah Amalina Rizqi, 2018. Kinerja Pengawas Sekolah, Kepala
Sekolah, dan Guru Pada Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish
Subhan Adi Santoso, Ali Mustofa, 2019. Ilmu Pendidikan Islam Era Industri 4.0. Malang: Media
Sutra Tiga
Subhan Adi Santoso, 2020. Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Era Industri 4.0.
Yogyakarta: Deepublish
Subhan Adi Santoso, M. Chotibuddin, 2020. Pembelajaran Blended Learning Masa Pandemi.
Pasuruan: Qiara Media
Subhan Adi Santoso, Himmatul Husniyah, 2021. Pendidikan Agama Islam Berbasis IT.
Yogyakarta: Zahir Publishing
Subhan Adi Santoso, 2017. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Kelas XI Mata Pelajaran PAI Di SMKN 13 Malang. Jurnal Tamaddun: Vol. 18
No. 2
Subhan Adi Santoso, 2017. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Kegiatan Pembelajaran PAI
Di SMKN 13 Malang. Jurnal Annaba STIT Muhammadiyah Paciran. Vol. 3 No. 1
Subhan Adi Santoso, 2022. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Masa Pandemi Covid-19.
Jurnal Annaba STIT Muhammadiyah Paciran. Vol. 8 No. 2
Subhan Adi Santoso, 2022. Pengaruh Strategi Learning Start Whith A Question Terhadap Hasil
Belajar Siswa Dalam Bidang Fiqih Di Madrasah Tsanawiyah Al-Aman Payaman
Solokuro Lamongan. Jurnal Mahasiswa Pendidikan: Vol. 2 No. 1
Subhan Adi Santoso, 2021. Pengaruh Metode Numbered HeadsTogether (NHT) Terhadap Hasil
Belajar Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Muhammadiyah 14 Sumurgayam Paciran Lamongan. Jurnal Mahasiswa Pendidikan:
Vol. 1 No. 1
Ana Saifatul Khusnah, Bahrus Surur, Subhan Adi Santoso, 2022. Pengaruh Playstation
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi Aqidah Akhlak Kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Muhammadiyah 03 Weru. Jurnal Mahasiswa Pendidikan: Vol. 2 No. 1
Subhan Adi Santoso, 2020. Pengaruh Hafalan Ayat Al-Qur’an Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Di Madrasah Ibtidaiyah Al-Azhar Serabi Barat
Bangkalan. Jurnal Annaba STIT Muhammadiyah Paciran. Vol. 6 No. 2