Anda di halaman 1dari 12

Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam Kurikulum Merdeka:

Suatu Analisis Reflektif Berdasarkan Kebijakan Pendidikan

Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam Kurikulum Merdeka: Suatu


Analisis Reflektif Berdasarkan Kebijakan Pendidikan

¹Kartini, ²Sintowati Rini Utami


¹´² Program Studi MagisterPendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Jakarta
email: ¹kartini8sgi@gmail.com, ²sintowati_riniutami@unj.ac.id
Abstract: The purpose of this study was to determine the reflective analysis of
Indonesian language learning activities in the independent curriculum based on educational
policies. The research method used is descriptive qualitative method. The type of data taken is a
description of learning activities in the teaching module. The result of this study is that the
learning activities in the independent curriculum teaching module are in accordance with
existing policies and are based on life skills, namely life skills independently and in accordance
with national education goals, namely on the spiritual dimension of faith, piety to God Almighty,
and noble character as well as student participation in class.

Keywords: Education policy, teaching modules, reflective

Pendahuluan
Perubahan merupakan salah satu cara untuk menemukan sesuatu yang baru. Paradigma
pendidikan selalu mengalami perubahan di Indonesia. Perubahan ini yang nantinya akan
memberikan efek yang besar jika dilaksanakan dengan sebaik- baiknya. Pendidikan merupakan
kunci dasar dalam mencapai tujuan pendidikan nasional dalam UU No. 23 tentang sistem
pendidikan nasional yakni membentuk manusia Indonesia yang beriman dan berakhlak. Adapun
objek perubahan paradigma pendidikan di Indonesia adalah kurikulum.

Sistem pendidikan Indonesia telah mengalami pergantian kurikulum sebanyak sebelas


kali di mulai pada tahun 1947, dengan kurikulum yang sangat sederhana kemudian sampai
terakhir adalah kurikulum 2013. Meskipun berganti- ganti kurikulum tidak lain tujuannya adalah
perbaikan terhadap kurikulum sebelumnya. Setiap perubahan yang terjadi merupakan kebijakan
pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam menangani pendidikan di Indonesia, dalam hal ini,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Secara filosofis, kurikulum seharusnya mampu mengantarkan siswa menguasai


Volume 9 No. 1, Maret 2023 25
Kartini dan Sintowati Rini Utami

ilmu pengetahuan dan keterampilan tertentu, serta membentuk budi pekerti luhur sehingga dapat
berkontribusi untuk menjaga nilai-nilai kebangsaan, kebihnekaan, mendorong semangat
kepedulian kepada sesama bangsa dan umat manusia untuk meningkatkan kesejahteraan sosial
yang berkeadilan serta kejayaan bangsa Indonesia. Kurikulum harus menjembatani siswa agar
pengetahuan yang dikaji dan dipelajari mampu mengantarkannya memahami hakikat hidup dan
memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas hidupnya baik secara individu, maupun di
masyarakat.

Salah satu tujuan kurikulum merdeka adalah mengejar ketertinggalan pembelajaran


yang disebabkan oleh pandemi covid-19. Kurikulum ini dibuat dengan tujuan agar pendidikan di
Indonesia bisa seperti di negara maju, yang mana siswa diberi kebebasan dalam memilih apa
yang diminatinya dalam pembelajaran. Melalui konsep seperti ini siswa akan lebih bebas
mengekspresikan bakat minatnya dalam pembelajaran

Seperti diketahui bahwa di dalam sebuah kelas atau bahkan sebuah sekolah, terdapat
berbagai macam karakteristik peserta didik yang memiliki tingkat kesiapan belajar, minat, bakat,
dan gaya belajar yang berbeda satu dengan yang lain. Oleh karena itu, mereka memerlukan
pelayanan pengajaran yang berbeda satu dengan yang lainnya dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Di dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru mengajarkan materi dengan
memperhatikan tingkat kesiapan, minat, dan gaya belajar peserta didik. Guru juga dapat
memodifikasi isi pelajaran (konten), proses pembelajaran, produk atau hasil dari pembelajaran
yang diajarkan, serta lingkungan belajar di mana para peserta didik belajar. Proses pembelajaran
berdiferensiasi diterapkan oleh sekolah agar dapat memerdekakan peserta didik dalam belajar
karena peserta didik tidak dituntut harus sama dalam segala hal dengan yang lain. Satuan
pendidikan dapat mengadaptasi pembelajaran berdiferensiasi yang dikembangkan oleh sekolah
model.

Pengembangan atau inovasi kurikulum memerlukan landasan yang kuat dan didasarkan
pada hasil pemikiran yang mendalam (Indarta, 2022). Salah satu isi kurikulum merdeka adalah
perencanaan pembelajaran yang terangkum dalam kegiatan pembelajaran pada modul ajar. Oleh
karena itu, kegiatan pembelajaran perlu disusun, ditelaah, dan dianalisis dengan baik agar
pembelajaran tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran kurikulum merdeka.

Pembelajaran Kurikulum Merdeka

26 Volume 9 No. 1, Maret 2023


Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam Kurikulum Merdeka:
Suatu Analisis Reflektif Berdasarkan Kebijakan Pendidikan

Salah satu program yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak
Nadiem Makarim adalah “Merdeka Belajar”. Kebebasan belajar berarti pengembangan
pendidikan harus memunculkan suasana yang menyenangkan. Kebahagiaan untuk siapa?
Bahagia untuk pendidik, bahagia untuk peserta didik, bahagia untuk orang tua peserta didik dan
bahagia untuk seluruh orang tua. Pembelajaran mandiri "merdeka belajar" adalah bentuk
pengembangan strategi pemerintah yang mengembalikan sifat penilaian yang semakin
terabaikan. Konsep pembelajaran mandiri adalah bentuk penyesuaian kebijakan yang
mengembalikan sifat penilaian yang semakin terabaikan. Konsep pembelajaran mandiri adalah
mengembalikan sistem pendidikan nasional pada hakikat undang-undang agar sekolah mandiri
dalam memaknai kompetensi inti kurikulum dalam proses penilaiannya.

Adapun dasar kebijakan yang melandasi konsep kurikulum merdeka adalah Panduan
Pembelajaran dan Asesmen oleh badan standar, kurikulum, dan asesmen Pendidikan
Kementerian pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi Republik Indonesia Tahun 2022,
panduan Penguatan Proyek Pancasila, dan Surat Keputusan Keputusan Kepala Badan Standar,
Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan
Teknologi Nomor 009/H/Kr/2022 Tentang Dimensi, Elemen, Dan Subelemen Profil Pelajar
Pancasila Pada Kurikulum Merdeka.

Konsep kurikulum merdeka terbagi menjadi tiga yakni pembelajaran berbasis proyek,
fokus pada materi esensial, dan fleksibilitas guru. Pembelajaran berbasis proyek maksudnya guru
mengarahkan siswa bagaimana mereka bisa belajar mandiri dengan konsep proyek dari guru.
Based Learning memiliki manfaat yaitu peserta didik menjadi lebih aktif dalam memecahkan
masalah sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru, melatih
kolaborasi atau kerja sama kelompok,dan memecahkan masalah dan menghasilkan produk.
Kegiatan menghasilkan produk merupakan suatu keterampilan yang luar bisaa bagi siswa itu
sendiri. Dengan demikian, pembelajaran berbasis proyek yang bertujuan mengembangkan soft
skill serta karakter sesuai Profil Pelajar Pancasila.

Konsep kedua adalah fokus pada materi esensial. Dengan konsep ini, guru dan siswa
bisa memperdalam pengetahuannya terhadap materi esensial. Materi esesial ini kemudian diramu
menjadi pembelajaran yang berdiferensiasi dan mengarak kepada kompetensi dasar seperti
literasi dan numerasi. Selain itu, konsep Fleksibilitas guru untuk melakukan pembelajaran yang

Volume 9 No. 1, Maret 2023 27


Kartini dan Sintowati Rini Utami

terdiferensiasi berdasarkan kemampuan para peserta didik juga diperlukan.

Guru perlu mengajarkan materi, model, dan media pembelajaran disesuaikan dengan
karakteristik siswa. Karakteristik siswa dapat diperoleh melalui hasil analisis diagnostik guru
berupa gaya belajar, minat belajar, hasil tes awal siswa pada tiap pelajaran. Sebagaimana
dijelaskan dalam panduan pembelajaran dan asesmen kurikulum merdeka pada halaman 4
bahwasanya Salah satu prinsip pembelajaran kurikulm merdeka adalah Pembelajaran dirancang
dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini,
sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta
didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.

Prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut:

Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat


pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan
karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran
menjadi bermakna dan menyenangkan.

Contoh pelaksanaan prinsip pembelajaran di kelas,

Pada awal tahun ajaran, pendidik berusaha mencari tahu kesiapan belajar peserta didik
dan pencapaian sebelumnya. Misalnya, melalui dialog dengan peserta didik, sesi diskusi
kelompok kecil, tanya jawab, pengisian survei/angket, dan/ atau metode lainnya yang
sesuai.

Pendidik merancang atau memilih alur tujuan pembelajaran sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik, atau pada tahap awal. Pendidik dapat menggunakan atau
mengadaptasi contoh tujuan pembelajaran, alur tujuan pembelajaran dan modul ajar
yang disediakan oleh Kemendikbudristek.

Pendidik merancang pembelajaran yang menyenangkan agar peserta didik mengalami


proses belajar sebagai pengalaman yang menimbulkan emosi positifKonsep modul ajar
dalam kurikulum merdeka

Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi


pembelajar sepanjang hayat;

28 Volume 9 No. 1, Maret 2023


Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam Kurikulum Merdeka:
Suatu Analisis Reflektif Berdasarkan Kebijakan Pendidikan

Contoh pelaksanaannya

Pendidik mendorong peserta didik untuk melakukan refleksi untuk memahami kekuatan
diri dan area yang perlu dikembangkan.

Pendidik senantiasa memberikan umpan balik langsung yang mendorong kemampuan


peserta didik untuk terus belajar dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan.

Pendidik menggunakan pertanyaan terbuka yang menstimulasi pemikiran yang


mendalam.

Pendidik memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif agar terbangun sikap
pembelajar mandiri.

Pendidik memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai
bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.

Pendidik memberikan tugas atau pekerjaan rumah ditujukan untuk mendorong


pembelajaran yang mandiri dan untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan dengan
mempertimbangkan beban belajar peserta didik. Pendidik merancang pembelajaran
untuk mendorong peserta didik terus meningkatkan kompetensinya melalui tugas dan
aktivitas dengan tingkat kesulitan yang tepat

Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik


secara holistik.

Contoh pelaksanaannya

Pendidik menggunakan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi dan untuk


membantu peserta didik mengembangkan kompetensi, misalnya belajar berbasis
inkuiri, berbasis projek, berbasis masalah, dan pembelajaran terdiferensiasi.

Pendidik merefleksikan proses dan sikapnya untuk memberi keteladanan dan sumber
inspirasi positif bagi peserta didik. Pendidik merujuk pada profil pelajar Pancasila
dalam memberikan umpan balik (apresiasi maupun koreksi)

Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks,


lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas
sebagai mitra.

Contoh pelaksanannya
Volume 9 No. 1, Maret 2023 29
Kartini dan Sintowati Rini Utami

Pendidik menyelenggarakan pembelajaran sesuai kebutuhan dan dikaitkan dengan


dunia nyata, lingkungan, dan budaya yang menarik minat peserta didik.

Pendidik merancang pembelajaran interaktif untuk memfasilitasi interaksi yang


terencana, terstruktur, terpadu, dan produktif antara pendidik dengan peserta didik,
sesama peserta didik, serta antara peserta didik dan materi belajar.

Pendidik memberdayakan masyarakat sekitar, komunitas, organisasi, ahli dari berbagai


profesi sebagai narasumber untuk memperkaya dan mendorong pembelajaran yang
relevan. • Pendidik melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan komunikasi dua
arah dan saling memberikan umpan balik.

Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.

Contoh pelaksanaannya

Pendidik berupaya untuk mengintegrasikan kehidupan keberlanjutan (sustainable


living) pada berbagai kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai dan
perilaku yang menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan masa depan bumi,
misalnya menggunakan sumber daya secara bijak (hemat air, listrik, dll.), mengurangi
sampah, dsb.

Pendidik memotivasi peserta didik untuk menyadari bahwa masa depan adalah milik
mereka dan mereka perlu mengambil peran dan tanggung jawab untuk masa depan
mereka.

Pendidik melibatkan peserta didik dalam mencari solusisolusi permasalahan di


keseharian yang sesuai dengan tahapan belajarnya. Pendidik memanfaatkan projek
penguatan profil pelajar Pancasila untuk membangun karakter dan kompetensi peserta
didik sebagai warga dunia masa depan

Metode Penelitian
Ada perbedaan penggunaan kata dalam kegiatan atau langkah pembelajaran antara
kurikulum 2013 dengan kurikulum merdeka. Perbedaan itu terlihat pada kata yang digunakan.
Pada kurikulum 2013, kata yang digunakan untuk mendeksripsikan urutan proses pembelajaran
adalah kata langkah-langkah pembelajaran, sedangkan pada kurikulum merdeka kata yang
30 Volume 9 No. 1, Maret 2023
Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam Kurikulum Merdeka:
Suatu Analisis Reflektif Berdasarkan Kebijakan Pendidikan

digunakan adalah kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti mengambil satu kegiatan
pembelajaran dalam modul ajar sebagai objek kajian. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode deskriptif kualitatif. Jenis data yang diambil adalah deskripsi kegiatan pembelajaran
dalam modul ajar. Data dikumpulkan dan dianalisis secara reflektif berdasarkan kebijakan
pendidikan

Hasil dan Pembahasan


Salah satu komponen modul ajar dalam kurikulum merdeka adalah kegiatan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran merupakan tahapan-tahapan dalam melaksanakan proses
pembelajaran di kelas. Kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik


Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Standar Isi Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah halaman 4 dijelaskan bahwa mata
pelajaran bahasa Indonesia merupakan muatan wajib sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a merupakan muatan wajib
yang dimuat dalam kurikulum Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Sejalan dengan hal di atas, dalam Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum
Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran Kelompok Mata Pelajaran Umum (A), mata pelajaran
bahasa Indonesia merupakan kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik
menjadi pribadi utuh, sesuai dengan fase perkembangan, berkaitan dengan norma-norma
kehidupan baik sebagai makhluk yang Berketuhanan Yang Maha Esa, individu, sosial, warga
negara Kesatuan Republik Indonesia maupun sebagai warga dunia.

Berikut disajikan kegiatan pembelajaran dalam modul ajar materi laporan hasil
observasi

Kegiatan Pembelajaran

Berdasarkan Permendikbud No.34 Tahun 2018 tentang Standar Kompetensi Lulusan,


KI yang dirumuskan menggambarkan tujuan pendidikan nasional dan kecakapan hidup inti yakni
spiritual keagamaan yakni “untuk mewujudkan pendidikan kejuruan di atas dibutuhkan standar

Volume 9 No. 1, Maret 2023 31


Kartini dan Sintowati Rini Utami

kompetensi lulusan SMA/MAK yang dijabarkan dari profil lulusan beriman, bertakwa, dan
berbudi pekerti luhur. Hal ini sejalan dengan apa yang disajikan pada kegiatan pembelajaran di
atas pada kegiatan awal peserta didik dikondisikan untuk berdoa. Selain itu terdapat kegiatan
apersepsi. Kegiatan apersepsi merupakan kegiatan yang membuka wawasan berpikir siswa
melalui kegiatan bertanya, pemutaran video atau memperlihatkan gambar-gambar.

Pada kegiatan apersepsi, dalam bentuk pertanyaan yakni: “Pernahkah kalian melihat tanaman,
hewan unik atau tempat yang indah dan ingin menyampaikannya kepada orang lain?”

Jenis teks apakah agar fakta yang kita lihat dapat tersampaikan secara objektif?

Apa yang kalian tahu tentang laporan observasi?

Pertanyaan pada nomor 2 memberikan gambaran di awal bahwa teks dalam bahasa
Indonesia bersifat genre teks yakni hakikat teks itu dipergunakan untuk apa. Genre teks dekriptif
dipergunakan untuk melaporkan sesuatu secara objektif yang terangkum dalam materi laporan
hasil observasi. Menurut Hyon (Modul Pendidikan Profesi Guru, 2020) pendekatan berbasis
genre adalah pendekatan yang menekankan pada hubungan antara jenis teks dan konteksnya.
Teks diproduksi dan ditentukan oleh konteks sosial sehingga memungkinkan untuk diidentifikasi
elemen sosial yang menentukan dalam struktur dan tata bahasa.

Dalam modul Pendidikan Profesi Guru dijelaskan bahwa genre dengan tipe teksnya
diklasifikasikan menjadi 5 kelompok yakni menggambarkan (describing) dengan tipe teks
laporan serta deskripsi, menjelaskan (explaining) dengan tupe teks eksplanasi, memerintah
(instructing) dengan tipe teks instruksi/prosedur, berargumen (arguing) dengan tipe teks
eksposisi dan diskusi, serta menceritakan (narrating) dengan tipe teks rekon (recount), narasi,
dan puisi. Hal ini berarti laporan hasil observasi didasarkan pada genre teks eksposisi karena
disesuaikan dengan tujuan teks itu sendiri.

Muatan materi genre teks ini juga diatur dalam Permendikbud No. 21 Tahun 2016
tentang Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyatakan bahwa ruang lingkup materi bahasa
Indonesia adalah materi teks genre salah satunya adalah laporan hasil observasi. Dengan
demikian, materi ini sudah sesuai dengan kebijakan yang ada.

32 Volume 9 No. 1, Maret 2023


Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam Kurikulum Merdeka:
Suatu Analisis Reflektif Berdasarkan Kebijakan Pendidikan

Pada kegiatan nomor 5 dan 6 dijelaskan bahwa peserta didik mengerjakan LK secara
mandiri dan melakukan curah pendapat dengan guru. Kegiatan-kegiatan ini merupakan jawaban
dari pertanyaaan reflektif kurikulum merdeka dalam Panduan pembelajaran dan Asesmen
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Badan Standar, Kurikulum, Dan
Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik
Indonesia Tahun 2022 halaman 25 yakni:

“Bagaimana saya akan mengelola pengalaman belajar yang mendorong peserta didik
untuk menjadi pelajar yang aktif dan mandiri?”

Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru melakukan refleksi pembelajaran. Pendidik


mendorong peserta didik untuk melakukan refleksi untuk memahami kekuatan diri dan area yang
perlu dikembangkan. Kegiatan ini merupakan bagian dari kecakapan hidup dari sisi manajemen
diri (Kemdikbudristek Tahun 2022 tentang panduan pembelajaran dan asesmen) yang berbunyi
“Pendidik memberikan umpan balik berupa kalimat dukungan untuk menstimulasi pola pikir
tumbuh”.

Pada kegiatan pembelajaran di atas, disajikan pula pembelajaran berdiferensiasi konten


dan proses. Pembelajaran berdiferensiasi konten berupa contoh teks laporan hasil obserbasi
berdasar kearifan lokal peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi proses berupa teks laporan
hasil observasi yang disajikan dalam bentuk audio ataupun visual. Mengapa disajikan salah satu
atau dua duanya? Karena pembelajaran berdiferensiasi memperhatikan karakteristik peserta didik
dari segi gaya belajar. Dalam satu kelas, ada peserta didik dengan tipe gaya belajar audio, ada
yang visual, audio visual, dan ada yang kinestetik. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
pembelajaran berdiferensiasi turut menentukan pemahaman siswa dalam menguasai
pembelajaran.

Hal tersebut sejalan juga dengan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Standar Isi Pada Pendidikan
Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah, salah satu
prinsip penyusunan kurikulum operasional kurikulum merdeka berpusat pada peserta didik, yaitu
pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi, kebutuhan perkembangan dan tahapan
belajar, serta kepentingan peserta didik. Hal ini tercermin pada kegiatan pembelajaran
Volume 9 No. 1, Maret 2023 33
Kartini dan Sintowati Rini Utami

berdiferensiasi yang mempertimbangkan penguasaanmateri pelajaran berdasarkan pada


keragaman potensi dan perk (Asesmen)embangan peserta didik.

Standar Kompetensi Lulusan yang dirumuskan secara terpadu dalam bentuk deskripsi
ialah profil pelajar pancasila. Profil pelajar pancasila merupakan bentuk penerjemahan tujuan
pendidikan nasional. Profil pelajar pancasila berperan sebagai referensi utama yang
mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan termasuk menjadi acuan untuk para pendidik
dalam membangun karakter serta kompetensi peserta didik. Profil pelajar pancasila harus dapat
dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan karena perannya yang penting.

Profil ini perlu sederhana dan mudah diingat dan dijalankan baik oleh pendidik maupun
oleh pelajar agar dapat dihidupkan dalam kegiatan sehari-hari. Berdasarkan pertimbangan
tersebut, profil pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, yaitu: 1) beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong-royong, 4) berkebinekaan
global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif. (Salinan Lampiran Keputusan Kepala Badan Standar,
Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Nomor 009/H/Kr/2022 Tentang Dimensi, Elemen, Dan
Subelemen Profil Pelajar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka)

Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran yang beragam di


mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami
konsep dan menguatkan kompetensi. Penguatan konten ini terangkum dalam pembelajaran
berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi dapat digambarkan dalam kegiatan pembelajaran.
Analisis kegiatan pembelajaran dalam modul ajar kurikulum merdeka ini sudah sesuai dengan
kebijakan yang ada dan berdasar pada kecakapan hidup yakni kecakapan hidup mandiri dan
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yakni pada dimensi spiritual beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, serta pastisipasi peserta didik di kelas.

Daftar Pustaka
Anggraena, Yogi, dkk. 2022. Panduan Pembelajaran dan Asesmen. Jakarta: Badan Standar,
Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
Dan Teknologi Republik Indonesia.

Badan Standar Kurikulum dan Asesmen. 2022. Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila.

34 Volume 9 No. 1, Maret 2023


Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam Kurikulum Merdeka:
Suatu Analisis Reflektif Berdasarkan Kebijakan Pendidikan

Badan Standar Kurikulum dan Asesmen. 2022. Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional
Pendidikan

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2010. Paradigma Pendidikan Nasional Abad XX.

Bahri Jamarah Syaiful. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Cet. III; Jakarta: PT. Renika Cipta,

Indarta, Y., Jalinus, N., Waskito, W., Samala, A. D., Riyanda, A. R., & Adi, N. H. (2022).
Relevansi Kurikulum Merdeka Belajar dengan Model Pembelajaran Abad 21 dalam
Perkembangan Era Society 5.0. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(2), 3011-3024.
Kegiatan Belajar 1 KONSEP DASAR TEKS BERBASIS GENRE, Modul Pendidikan Profesi
Guru (PPG)

Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan
Pembelajaran Modul Pendidikan Profesi Guru Tahun 2020
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2022 Tentang Standar Isi Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah

PP Republik Indonesia No. 4 Tahun 2022 Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 57
Tahun 2021Tentang Standar Nasional Pendidikan
Subhan Adi Santoso, Maulidyah Amalina Rizqi, 2018. Kinerja Pengawas Sekolah, Kepala
Sekolah, dan Guru Pada Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish
Subhan Adi Santoso, Ali Mustofa, 2019. Ilmu Pendidikan Islam Era Industri 4.0. Malang: Media
Sutra Tiga
Subhan Adi Santoso, 2020. Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Era Industri 4.0.
Yogyakarta: Deepublish
Subhan Adi Santoso, M. Chotibuddin, 2020. Pembelajaran Blended Learning Masa Pandemi.
Pasuruan: Qiara Media
Subhan Adi Santoso, Himmatul Husniyah, 2021. Pendidikan Agama Islam Berbasis IT.
Yogyakarta: Zahir Publishing

Volume 9 No. 1, Maret 2023 35


Kartini dan Sintowati Rini Utami

Subhan Adi Santoso, 2017. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Kelas XI Mata Pelajaran PAI Di SMKN 13 Malang. Jurnal Tamaddun: Vol. 18
No. 2
Subhan Adi Santoso, 2017. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Kegiatan Pembelajaran PAI
Di SMKN 13 Malang. Jurnal Annaba STIT Muhammadiyah Paciran. Vol. 3 No. 1
Subhan Adi Santoso, 2022. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Masa Pandemi Covid-19.
Jurnal Annaba STIT Muhammadiyah Paciran. Vol. 8 No. 2
Subhan Adi Santoso, 2022. Pengaruh Strategi Learning Start Whith A Question Terhadap Hasil
Belajar Siswa Dalam Bidang Fiqih Di Madrasah Tsanawiyah Al-Aman Payaman
Solokuro Lamongan. Jurnal Mahasiswa Pendidikan: Vol. 2 No. 1
Subhan Adi Santoso, 2021. Pengaruh Metode Numbered HeadsTogether (NHT) Terhadap Hasil
Belajar Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Muhammadiyah 14 Sumurgayam Paciran Lamongan. Jurnal Mahasiswa Pendidikan:
Vol. 1 No. 1
Ana Saifatul Khusnah, Bahrus Surur, Subhan Adi Santoso, 2022. Pengaruh Playstation
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi Aqidah Akhlak Kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Muhammadiyah 03 Weru. Jurnal Mahasiswa Pendidikan: Vol. 2 No. 1
Subhan Adi Santoso, 2020. Pengaruh Hafalan Ayat Al-Qur’an Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Di Madrasah Ibtidaiyah Al-Azhar Serabi Barat
Bangkalan. Jurnal Annaba STIT Muhammadiyah Paciran. Vol. 6 No. 2

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

36 Volume 9 No. 1, Maret 2023

Anda mungkin juga menyukai