Anda di halaman 1dari 8

Apa yang dimaksud dengan Konsep Merdeka Belajar?

Konsep Merdeka Belajar adalah kebijakan terobosan yang diluncurkan Menteri

Pendidikan, Nadiem Makarim, yang bertujuan untuk mengembalikan otoritas

pengelolaan pendidikan kepada sekolah dan pemerintah daerah.

Otoritas pengelolaan pendidikan diwujudkan dengan memberikan fleksibilitas

kepada sekolah dan pemerintah daerah dalam merencanakan, melaksanakan dan

mengevaluasi program-program pendidikan yang dilaksanakan di sekolah.

Tentunya hal-hal tersebut dengan mengacu pada prinsip-prinsip kebijakan

Merdeka Belajar yang ditetapkan pemerintah pusat dalam usaha mencapai tujuan

nasional pendidikan.

Konsep Merdeka Belajar menurut Ki Hajar Dewantara


Konsep Merdeka Belajar menurut Ki Hadjar Dewantara dapat dilihat dalam

pemikirannya mengenai pendidikan yang mendorong terhadap perkembangan

siswa, yaitu pendidikan mengajarkan untuk mencapai perubahan dan dapat

bermanfaat bagi lingkungan masyarakat. Pendidikan juga merupakan sarana untuk

meningkatkan rasa percaya diri, mengembangkan potensi yang ada dalam diri,

karena selama ini pendidikan hanya mengembangkan aspek kecerdasan, tanpa

diimbangi dengan sikap perilaku yang berkarakter dan keterampilan yang

dibutuhkan dalam kehidupan.


Tak hanya itu, merdeka belajar yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan juga sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara lainnya mengenai

pendidikan yang seharusnya terselenggarakan di Indonesia. Esensi dari merdeka

belajar sendiri, yaitu kebebasan berpikir yang ditujukan kepada siswa dan guru,

sehingga mendorong terbentuk karakter jiwa merdeka.

Sebab, siswa dan guru dapat mengekplorasi pengetahuan dari lingkungannya.

Selama ini siswa dan guru hanya belajar berdasarkan materi dari buku atau modul.

Hal tersebut pun telah diterapkan dengan hadirnya kurikulum 2013.

Selain itu, merdeka belajar juga sesuai dengan sistem among yang diterapkan oleh

Ki Hajar Dewantara. Sistem yang melarang adanya hukuman dan paksaan kepada

siswa. Ki Hajar Dewantara menganggap adanya hukuman dan paksaan untuk

belajar dapat mematikan jiwa merdeka dan kreativitas para siswa. Diperlukan jiwa

yang merdeka dalam setiap individu siswa agar Indonesia dapat maju.

Apa tujuan Merdeka Belajar?


1. Tujuan besar yang ingin dicapai oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemdikbud) adalah terciptanya budaya lembaga pendidikan
yang otonom, tidak birokratis, dan terciptanya sistem pembelajaran yang
inovatif berbasis pada peminatan dan tuntutan dunia modern.
2. Sementara itu, tujuan utama dari Merdeka Belajar adalah dapat menciptakan
peserta didik yang memiliki jiwa merdeka, tidak lagi terkekang dengan
adanya ketentuan dan peraturan dalam pembelajaran, sehingga peserta
didik dapat menemukan potensi serta kemampuan diri dengan cara masing-
masing.
3. Kebijakan Merdeka Belajar dilaksanakan untuk percepatan pencapaian
tujuan nasional Pendidikan, yaitu meningkatnya kualitas sumber daya
manusia Indonesia yang mempunyai keunggulan dan daya saing
dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Kualitas sumber daya manusia
yang unggul dan berdaya saing itu diwujudkan melalui peserta didik yang
berkarakter mulia, dan memiliki penalaran tingkat tinggi khususnya dalam
literasi dan numerasi.
Siapa saja Tokoh Nasional yang memperkenalkan Konsep
Merdeka Belajar?
Tokoh nasional yang memperkenalkan Konsep Merdeka Belajar adalah Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim yang ingin menciptakan suasana

belajar yang dan menyenangkan. Merdeka Belajar menjadi salah satu program

inisiatifnya agar para guru, peserta didik, serta orang tua bisa merasakan suasana

yang bahagia dalam dunia pendidikan.

Apa saja Komponen Merdeka Belajar?


Adapun empat komponen atau kebijakan baru Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan terkait dengan merdeka belajar, yaitu (Kemendikbud, 2019) sebagai

berikut. Dilengkapi dengan tabel Kebijakan Merdeka Belajar oleh Kemendikbud RI.

1. Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) digantikan oleh asesmen yang


diselenggarakan oleh sekolah, dilakukan dalam bentuk ujian tes tertulis atau
bentuk penilaian lain yang lebih komprehensif, seperti portofolio dan
penugasan berupa tugas kelompok atau karya tulis, sehingga guru dan
sekolah dapat lebih merdeka dalam menilai hasil belajar.
2. Ujian Nasional (UN) akan diubah menjadi asesmen kompentensi minimum
dan survei karakter yang terdiri dari aspek literasi, yaitu kemampuan
bernalar tentang dan menggunakan bahasa. Numerasi, yaitu kemampuan
bernalar menggunakan matematika. Karakter, berupa pembelajar, gotong
royong, kebhinekaan, dan perundungan.
Hal tersebut dilakukan pada peserta didik yang berada di tengah jenjang sekolah,

seperti kelas 4, 8, 11, sehingga dapat mendorong guru dan sekolah untuk

memperbaiki mutu pembelajaran ke jenjang selanjutnya. Sistem tersebut mengacu

pada praktik baik pada level internasional seperti PISA (Programme for International

Student Assessment) dan TIMSS (Trends in International Mathematics and Science

Study).
3. Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam kebijakan
Merdeka Belajar, RPP cukup dibuat dalam satu halaman saja. Melalui
penyederhanaan administrasi ini, diharapkan guru dapat memiliki lebih
banyak waktu untuk mempersiapkan dan mengevaluasi proses
pembelajaran.

4. Dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB), sistem zonasi diperluas (tidak
termasuk Daerah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal). Bagi peserta didik
yang melalui jalur afirmasi dan prestasi, diberikan kesempatan yang lebih
banyak dari sistem PPDB. 
Pemerintah daerah pun diberikan kewenangan untuk menentukan proporsi final,

serta menetapkan wilayah zonasi. Pemerataan akses dan kualitas pendidikan juga

perlu diiringi dengan inisiatif lainnya oleh pemerintah daerah, seperti redistribusi

guru ke sekolah yang kekurangan guru.

Kunci sukses implementasi konsep merdeka belajar dalam


pembelajaran
Dalam mengimplementasikannya, berikut langkah-langkah sukses penerapan

konsep merdeka belajar dalam pembelajaran.


1. Pemerintah Pusat dan Daerah wajib mendukung adanya perubahan yang
baik dan inovasi untuk sekolah.
2. Kepala Sekolah haruslah memiliki sikap kepemimpinan yang kuat agar
tercipta budaya demokratis di sekolah, serta berfokus pada pembelajaran.
3. Melakukan pengembangan kualitas pembelajaran. Langkah ini
mengharuskan metode pembelajaran dan penilaian berfokus pada karakter
dan kemampuan berfikir kritis peserta didik.
4. Mengevaluasi kualitas hasil belajar siswa (learning outcomes) berdasarkan
karakter, literasi dan numerasi.
Strategi seperti apa yang dapat diterapkan dalam merdeka
belajar?
1. Merubah cara kita berfikir (visi, belief, dan perilaku)—
seluruh stakeholders Pendidikan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya
seharusnya mempunyai tujuan bersama, yaitu memberikan layanan
Pendidikan yang berkualitas bagi siswa;
2. Penguatan kapasitas kepala sekolah & guru—tentang kepemimpinan kepala
sekolah (e.g., sebagai pemimpin instruksional), tata kelola sekolah
(perencanaan, pembiayaan, pengembangan guru), pengembangan kualitas
kurikulum, pembelajaran dan asesmen;
3. Budaya organisasi sekolah yang demokratis—menghilangkan budaya
birokrasi, kepala sekolah sebagai pemilik otoritas tunggal.
Itulah 4 konsep merdeka belajar dan strategi sukses penerapannya dalam

pembelajaran yang perlu diketahui

Anda mungkin juga menyukai