Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MERDEKA BELAJAR

Di buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kapita Selekta

yang diampu oleh Bapak. Akim Abdul Hakim

Disusun oleh : Siti Hanifah AG


BAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Merdeka belajar yaitu salah satu upaya kemerdekaan dalam berpikir dan berekspresi. Pada dasarnya
program merdeka belajar ini memiliki tujuan untuk memerdekakan guru dan siswa. Ini sejalan dengan
semangat Ki Hajar Dewantara yaitu memerdekakan manusia khususnya dalam hal pendidikan. Lebih
lanjut, simak penjelasan mengenai kurikulum ini.

Apa Itu Kurikulum Merdeka Belajar?

Kurikulum merdeka belajar ialah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Dengan
kurikulum ini maka pembelajaran akan lebih maksimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk
mendalami konsep dan memperkuat kompetensinya.

Melalui kurikulum ini, maka guru bisa memilih perangkat ajar untuk menyesuaikan kebutuhan belajar
dan minat dari masing-masing peserta didik. Kurikulum baru 2021 ini nantinya akan digunakan untuk
seluruh satuan pendidikan mulai dari PAUD hingga SMA/SMK maupun Pendidikan Khusus dan
Kesetaraan.

Terdapat perbedaan dari Merdeka Belajar dengan kurikulum sebelumnya. Kurikulum ini menjadi opsi
tambahan dalam rangka pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Selain itu, Kemendikbud Ristek
juga akan melakukan pengkajian ulang di tahun 2024 mendatang.
BAB. II PEMBAHASAN

Merdeka Belajar adalah program kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia (Kemendikbud RI) yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet
Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim.[1] Esensi kemerdekaan berpikir, menurut Nadiem, harus
didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkannya pada siswa-siswi. Nadiem menyebut, dalam
kompetensi guru di level apa pun, tanpa ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum
yang ada, maka tidak akan pernah ada pembelajaran yang terjadi.

Pada tahun mendatang, sistem pengajaran juga akan berubah dari yang awalnya bernuansa di dalam
kelas menjadi di luar kelas. Nuansa pembelajaran akan lebih nyaman, karena murid dapat berdiskusi
lebih dengan guru, belajar dengan outing class, dan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi
lebih membentuk karakter peserta didik yang berani, mandiri, cerdik dalam bergaul, beradab, sopan,
berkompetensi, dan tidak hanya mengandalkan sistem peringkat yang menurut beberapa survei hanya
meresahkan anak dan orang tua saja, karena sebenarnya setiap anak memiliki bakat dan kecerdasannya
dalam bidang masing-masing. Nantinya, akan terbentuk para pelajar yang siap kerja dan kompeten,
serta berbudi luhur di lingkungan masyarakat.

Merdeka belajar mendukung banyak inovasi dalam dunia pendidikan, terutama kemajuan berbagai
lembaga pendidikan termasuk sekolah ataupun madrasah, dengan membentuk pula kompetensi guru.
Guru penggerak yang merdeka dalam mengajar tahu akan kebutuhan murid-muridnya sesuai lingkungan
dan budaya siswa tersebut.[2] Mengingat Indonesia memiliki banyak suku, adat istiadat dan budaya,
tata Krama dan etika pada suatu daerah tentunya berbeda. Justru perbedaan yang ada membuat kita
saling kenal mengenal, dan menjadi bangsa makmur dengan menghargai perbedaan yang ada, gotong
royong yang sudah menjadi warisan terpuji leluhur secara turun-temurun. Nilai pancasila dan yang
tertuang dalam Bhinneka Tunggal Ika dari kitab kakawin Sutasoma wajib menjadi nilai yang dipegang
bersama oleh seluruh masyarakat Indonesia termasuk para pelajar.

Peran guru sebagai seorang pendidik yang ditugaskan untuk mendidik, mengajar, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, oleh karena itu guru harus mampu mengidentifikasi
bakat setiap siswanya supaya dapat memberikan pengarahan dan mengembangkannya sesuai dengan
bakat dan minat yang dimiliki. Setiap anak memiliki bakat dan kepribadian yang berbeda, sehingga
mendidik anak merupakan hal yang menarik dan unik.

Sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo untuk membentuk sumber daya manusia yang maju
dalam rangka Indonesia emas 2024, maka diperlukan SDM yang mumpuni dalam bidang pendidikan.
SDA Manusia unggul, beretika, bermoral, menguasai bidang keilmuan. Sesuai dengan bakat dan minat
yang ada pada pribadi masing-masing manusia Indonesia yang beragam, terutama pada berbagai disiplin
ilmu termasuk sains, teknologi, seni dan bahasa.

Maka dalam mendukung hal tersebut penguasaan keterampilan juga diperlukan, terutama generasi
muda Indonesia untuk memakmurkan kebutuhan rakyat dari suatu bangsa, bukan hanya dari segi
materiil, namun lebih memaknai akan pentingnya ilmu dan pengalaman hidup. Berbagai pengalaman
hidup tersebut serta mempunyai banyak keterampilan atau multitalenta yang dianjurkan dipelajari oleh
muda-mudi Indonesia agar dapat mencapai pribadi yang tidak hanya berilmu namun mengerti, terampil,
menghargai perbedaan, kritis, dan mudah menyelesaikan masalah terutama dalam dunia kerja,
bermasyarakat, dan bernegara

Gebrakan Merdekara Belajar

 Konsep Merdeka Belajar


- Pelaksanaan USBN tahun 2020 mendatang akan dikembalikan ke pihak sekolah.
- Pada tahun 2021 mendatang, Nadiem berencana akan menghapus sistem UN, dan diganti
dengan sistem baru, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter.
- Membentuk siswa yang kompeten, cerdas untuk SDM bangsa, dan berbudi luhur.
 Motto yang terkenal : "Meedeka belajar Guru Penggerak"

Konsep Merdeka Belajar ala Nadiem Makarim terdorong karena keinginannya menciptakan suasana
belajar yang bahagia tanpa dibebani dengan pencapaian skor atau nilai tertentu.

Pokok-pokok kebijakan Kemendikbud RI tertuang dalam paparan Mendikbud RI di hadapan para kepala
dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota se-Indonesia, Jakarta, pada 11 Desember 2019.

Ada empat pokok kebijakan baru Kemendikbud RI, yaitu:

Ujian Nasional (UN) akan digantikan oleh Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Asesmen
ini menekankan kemampuan penalaran literasi dan numerik yang didasarkan pada praktik terbaik tes
PISA (Programme for International Student Assesment). Berbeda dengan UN yang dilaksanakan di akhir
jenjang pendidikan, asesmen ini akan dilaksanakan di kelas 5, 8, dan 11. Hasilnya diharapkan menjadi
masukan bagi sekolah untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya sebelum peserta didik
menyelesaikan pendidikannya

Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) akan diserahkan ke sekolah. Menurut Kemendikbud, sekolah
diberikan keleluasaan dalam menentukan bentuk penilaian, seperti portofolio, karya tulis, atau bentuk
penugasan lainnya.

Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Menurut Nadiem Makarim, RPP cukup
dibuat satu halaman saja. Melalui penyederhanaan administrasi, diharapkan waktu guru dalam
pembuatan administrasi dapat dialihkan untuk kegiatan belajar dan peningkatan kompetensi.

Dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB), sistem zonasi diperluas (tidak termasuk daerah 3T). Bagi
peserta didik yang melalui jalur afirmasi dan prestasi, diberikan kesempatan yang lebih banyak dari
sistem PPDB. Pemerintah daerah diberikan kewenangan secara teknis untuk menentukan daerah zonasi
ini.

Nadiem membuat kebijakan merdeka belajar bukan tanpa alasan. Pasalnya, penelitian PISA tahun 2019
menunjukkan hasil penilaian pada siswa Indonesia hanya menduduki posisi keenam dari bawah; untuk
bidang matematika dan literasi, Indonesia menduduki posisi ke-74 dari 79 Negara.
Menyikapi hal itu, Nadiem pun membuat gebrakan penilaian dalam kemampuan minimum, meliputi
literasi, numerasi, survei karakter dan survei lingkungan belajar. Literasi bukan hanya mengukur
kemampuan membaca, tetapi juga kemampuan menganalisis isi bacaan beserta memahami konsep di
baliknya. Untuk kemampuan numerasi, yang dinilai bukan pelajaran matematika, tetapi penilaian
terhadap kemampuan siswa dalam menerapkan konsep numerik dalam kehidupan nyata. Soalnya pun
tidak, tetapi membutuhkan penalaran. Satu aspek sisanya, yakni survei karakter, bukanlah sebuah tes,
melainkan pencarian sejauh mana penerapan asas-asas Pancasila oleh siswa.

B. Platform Medeka Mengajar

Platform Merdeka Mengajar adalah platform teknologi untuk manjadi teman penggerak bagi guru dan
kepala sekolah dalam mengajar, belajar, dan berkarya. Platform Merdeka Mengajar berfungsi untuk
menunjang penerapan Kurikulum Merdeka agar dapat membantu guru dalam mendapatkan referensi,
inspirasi dan pemahaman dalam penerapan Kurikulum Merdeka.

Untuk dapat menggunakan Platform ini dapat diakses di situs https://guru.kemdikbud.go.id/.

C. Kurikulum Merdeka Belajar?

Kurikulum merdeka belajar ialah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Dengan
kurikulum ini maka pembelajaran akan lebih maksimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk
mendalami konsep dan memperkuat kompetensinya.

Melalui kurikulum ini, maka guru bisa memilih perangkat ajar untuk menyesuaikan kebutuhan belajar
dan minat dari masing-masing peserta didik. Kurikulum baru 2021 ini nantinya akan digunakan untuk
seluruh satuan pendidikan mulai dari PAUD hingga SMA/SMK maupun Pendidikan Khusus dan
Kesetaraan.

Terdapat perbedaan dari Merdeka Belajar dengan kurikulum sebelumnya. Kurikulum ini menjadi opsi
tambahan dalam rangka pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Selain itu, Kemendikbud Ristek
juga akan melakukan pengkajian ulang di tahun 2024 mendatang.

Project untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila kemudian dikembangkan berdasarkan
tema tertentu yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Project tersebut tidak ditujukan untuk mencapai
target pembelajaran tertentu. Dengan demikian tidak akan terikat pada konten mata pelajaran tertentu
juga.

D. Karakteristik Merdeka Belajar


Merdeka belajar dikembangkan dengan lebih fleksibel dan berfokus pada materi esensial serta
pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Berikut ini beberapa karakteristik maupun
karakteristik merdeka belajar yang diterapkan, antara lain:

 Pembelajaran yang digunakan berbasis proyek untuk mengembangkan soft skill dan karakter
sesuai dengan profil belajar Pancasila.
 Fokus terhadap materi esensial sehingga terdapat waktu untuk pembelajaran yang mendalam
bagi kompetensi dasar. Contohnya literasi dan numerasi.
 Fleksibilitas guru untuk bisa melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan
kemampuan peserta didik.

E. Keunggulan Kurikulum Merdeka Belajar

Penerapan kurikulum ini memiliki beberapa keunggulan yang akan didapatkan. Beberapa keunggulan
tersebut antara lain:

 Materi yang diajarkan lebih sederhana, mendalam, dan fokus terhadap materi esensial saja.
Oleh karena itu, peserta didik bisa belajar secara lebih mendalam dan tidak terburu-buru dalam
proses pembelajaran sehingga akan lebih paham dengan apa yang dipelajari.
 Guru lebih leluasa untuk mengajar sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta
didik. Selain itu, sekolah juga memiliki wewenang untuk mengembangkan kurikulum sesuai
dengan satuan pendidikan dan peserta didik.
 Lebih relevan dan interaktif karena pembelajaran melalui kegiatan proyek yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk lebih aktif dan mengeksplorasi isu-isu aktual.

F. Tujuan Merdeka Belajar

Merespon kebutuhan sistem pendidikan pada era revolusi industri 4.0, maka Kemendikbud meresmikan
kurikulum Merdeka Belajar. Pada prinsipnya tujuan merdeka belajar diterapkan yaitu untuk menjawab
tantangan pendidikan di era revolusi industri 4.0.

Sebelum penerapan kurikulum ini, pemerintah sebenarnya sudah menyiapkan berbagai sarana
penunjang khusus infrastruktur pendidikan. Khususnya di bidang informasi dan teknologi terbarukan.
Tidak hanya itu, namun juga melakukan revolusi pendidikan di seluruh jenjang pendidikan melalui
konsep merdeka belajar secara menyeluruh.

G. Konsep Kurikulum Merdeka Belajar

Kurikulum ini tentu tidak digagaskan secara sembarangan dan asal-asalan. Terdapat beberapa konsep
khusus yang menjadi ciri dari kurikulum ini sehingga mampu menjadikan pendidikan lebih maju dari
sebelumnya. Beberapa konsep tersebut antara lain:

1. Asesmen Kompetensi Minimum


Dengan kurikulum ini, diharapkan setiap siswa mampu mengembangkan kemampuan literasi serta
numerik yang dimiliki. Tentunya dengan dasar penilaian yang dilihat dari kemampuan melakukan analisa
serta berpikir kritis melalui kemampuan analisa kognitif setiap siswa.

2. Survey Karakter Siswa

Proses penilaian yang dilakukan pemerintah tidak hanya berbasis pada tingkat kualitas pendidikan di
masing-masing sekolah. Namun juga infrastruktur pendidikan dan ekosistem pendidikan setiap sekolah.

3. Penilaian Hasil Belajar

Konsep berikutnya yaitu metode penilaian yang tidak hanya berdasarkan hasil ujian nasional saja.
Namun juga melalui hasil portofolio dan penugasan. Hal ini karena siswa diberikan kebebasan untuk
mengembangkan diri dan bakat yang dimiliki.

4. Kualitas Pendidikan Yang Merata

Merdeka belajar ini memiliki konsep yang mengedepankan keadilan dalam hal pemerataan kualitas
pendidikan secara menyeluruh. Hal ini diwujudkan melalui kebijakan afirmasi maupun pemberian kuota
secara khusus bagi siswa.

H. Tahapan Implementasi Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar

Terkait pilihan implementasi kurikulum ini, Kemendikbud telah menyiapkan jalur untuk membantu
tahap kesiapan setiap satuan pendidikan. 3 jalur tersebut sudah disesuaikan dengan kondisi dan situasi
dari masing-masing satuan pendidikan.

Mandiri Belajar: memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan saat menerapkan kurikulum ini.
Namun meskipun demikian tidak mengganti kurikulum yang sedang diterapkan pada satuan pendidikan
tersebut.

Mandiri Berubah: kurikulum ini memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan untuk menerapkan
kurikulum merdeka dengan tetap menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan.

Mandiri Berbagi: sekolah bisa mengembangkan sendiri perangkat ajar dalam proses penerapan
kurikulum ini. Jalur ini memberikan kebebasan terhadap satuan pendidikan dalam menerapkan
kurikulum ini dengan pengembangan mandiri terhadap perangkat ajar yang telah digunakan.

Merdeka belajar dianggap sebagai kurikulum yang paling aplikatif. Ini sangat cocok apabila diterapkan
dalam meningkatkan pembangunan pendidikan berbasis industri 4.0. Pendidikan dengan basis industri
4.0 sepenuhnya memanfaatkan data teknologi sebagai industri masa depan.
Kesimpulan

Dengan adanya kurikulum merdeka, diharapkan mampu mengembangkan kompetensi para peserta
didik. Hal ini menjadi keunggulan tersendiri, di mana kurikulum ini lebih menekankan pada kebebasan
peserta didik. Kurikulum ini juga memudahkan para guru dalam memberikan pembelajaran kepada
peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai