Banyak tanya,
banyak coba, dan banyak karya," tutur Nadiem. Lalu seperti apa ciri-ciri sekolah penggerak? Ini rangkuman penjelasan
Nadiem. 1. Memiliki kepala sekolah yang mengerti proses pembelajaran siswa dan mampu mengembangkan guru Menurut
Nadiem, sekolah penggerak adalah sekolah yang memiliki kepala sekolah yang tak hanya bisa mengatur operasional suatu
sekolah, melainkan juga bisa mengerti proses pembelajaran siswa dan menjadi mentor untuk guru-guru di sekolah. 2. Berpihak
pada siswa Nadiem menyebutkan sekolah penggerak memiliki guru yang berpihak kepada anak. Sekolah penggerak memiliki
guru yang mengerti bahwa setiap anak berbeda dan memiliki cara pengajaran yang berbeda. "Sehingga ia mengajar pada level
yang tepat untuk anak itu dan yang pas anak itu. Itu ciri-ciri guru penggerak," ujar Nadiem. 3. Menghasilkan profil siswa
Sekolah penggerak mampu menghasilkan profil siswa yang berakhlak mulia, independent dan mandiri, punya kemampuan
bernalar kritis, kreatif, gotong royong, dan punya rasa kebhinekaan dalam negera dan global. 4. Dukungan komunitas Nadiem
mengatakan ciri-ciri dari sekolah penggerak adalah komunitas di sekeliling sekolah itu mendukung proses pendidikan di dalam
kelas. "Dari orang tua sampai tokoh masyarakat, pemerintah setempat. Semuanya mendukung kualitas belajar siswa," ujarnya.
Dorong Hadirnya Sekolah Penggerak Untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa di seluruh Indonesia, dalam beberapa
tahun ke depan Kemendikbud akan mendorong hadirnya ribuan Sekolah Penggerak. Sekolah-sekolah ini akan menggerakkan
sekolah-sekolah lainnya di dalam ekosistemnya untuk menjadi Sekolah-Sekolah Penggerak selanjutnya. Program Organisasi
Penggerak memberdayakan masyarakat melalui dukungan pemerintah untuk menginisiasi hadirnya Sekolah-Sekolah
Penggerak. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan kualitas guru dan kepala sekolah berdasarkan model-model pelatihan yang
sudah terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Pelaksanaan Program Organisasi
Penggerak dilakukan dengan melibatkan sejumlah Organisasi Kemasyarakatan yang bergerak di bidang pendidikan, terutama
organisasi-organisasi yang sudah memiliki rekam jejak yang baik dalam implementasi program pelatihan guru dan kepala
sekolah.
euntungan yang akan didapat bagi sekolah yang melaksanakan Program Sekolah Penggerak adalah sebagai
berikut.
Yang kedua, faktor siswa. Hal yang sering menjadi kendala antara lain kemampuan yang sangat beragam,
karakteristik yang beragam, kemampuan awal yang lemah. Ketiga, keterbatasan sarana prasarana, baik yang
berupa fasilitas gedung, peralatan, alat peraga pembelajaran dan buku pustaka.
Faktor lainnya yakni, ada atau tidaknya dukungan masyarakat dan orangtua juga menjadi tantangan tersendiri bagi
kepala sekolah. Yang kerap kali ditemui yakni masyarakat dan orangtua belum secara penuh mendukung program-
program sekolah sehingga sekolah kurang dapat berkembang secara maksimal.
Sementara, berbagai peraturan seputar pendidikan yang saat ini ada, seringkali dinilai tidak sinkron. Hal ini
menyulitkan dalam pelaksanaan di lapangan, akibatnya kepala sekolah ragu- ragu untuk mengambil kebijakan di
sekolah.
kami membentuk Tim Pembinaan Karakter, melakukan sosialisasi pendidikan karakter ke berbagai pihak, serta
memaksimalkan pelaksanaan pendidikan karakter melalui intervensi kegiatan, integrasi dalam pembelajaran maupun habituasi
di mana Kepala Sekolah merupakan role modelnya.
Semakin besarnya tantangan pengembangan pendidikan di masa yang akan datang, maka Kepala Sekolah diharapkan untuk
senantiasa meningkatkan kinerjanya dengan cara : memenuhi standar kualifikasi dan kompetensi dirinya, melalui pendidikan,
latihan dan workshop, menetapkan standar operasional dalam upaya mencapai visi dan misi sekolah, mengembangkan
jaringan kerjasama baik dengan pemerintah, dunia usaha dan industri, Perguruan Tinggi dan stakeholders lain untuk kemajuan
sekolah.(dina)
Program Sekolah Penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan
Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila.
Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup
kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
tahun 2004 menyelenggarakan konvensi nasional dengan menghasilkan Deklarasi Bandung sebagai
dasar komitmen Indonesia menuju pendidikan inklusi untuk memperjuangkan serta mewujudkan
hak-hak seluruh peserta didik dalam proses pendidikan
Inklusi adalah suatu sistem dalam proses pendidikan dimana secara bersama-sama tiap-tiap warga
sekolah menyadari tanggung jawab bersama dalam kesempatan memperoleh pembelajaran bagi
semua peserseta didik sehingga potensi diri berkembang secara optimal sesuai potensi mereka dari
kemampuan yang dimiliki. Inklusi bukanlah sekedar memasukkan anak berkebutuhan khusus
sebanyak mungkin dalam lingkungan belajar siswa normal, tetapi Inklusi merupakan suatu sistem
pendidikan yang berstruktur dan menyeluruh yang hanya dapat diterapkan ketika semua warga
sekolah mampu memahami seluruh potensi serta hambatan para peserta didik dalam proses
Pendidikan inklusi diharapkan mampu menciptakan suasana kebersaman dalam proses
pembelajaran dalam pendidikan yang menghargai perbedaan. Proses pendidikan yang mampu
mengurai permasalahan akan keberagaman kemampuan peserta didik dalam hak berpartisipasi
dalam masyarakat dari apapun keadaan personal yang dimiliki. Pada proses pelaksanaan pendidikan
inklusi yang mengedepankan akan kesamaan hak dan kesempatan memperoleh pendidikan bagi
peserta didik.
Selain itu, ada beberapa hal yang harus mendapat perhatian dalam pelaksanaan pendidikan inklusi
diantaranya:
1. Sekolah harus menyediakan kondisi kondisi kelas yang ramah dalam menerima
keanekaragaman dan menghargai perbedaan dengan menerapkan kurikulum dan
pembelajaran yang interaktif mampu dipahami seluruh peserta didik
2. . 2. Sekolah harus menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai.
3. 3. Pendidik dituntut mampu melakukan kolaborasi dengan profesi atau sumberdaya alam
lain dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
4. 4. Pendidik dituntut mampu melibatkan orang tua, lingkungan sekolah serta masyarakat
secara bermakna berkontribusi dalam proses pendidikan dalam sisem inklusi.
5. 5. Kepala sekolah dan Guru Pembimbing Khusus (GPK), diharapkan mendapatkan pelatihan
dalam menjalankan sistem menejemen sekolah inklusi.
6. 6. Guru Pembimbing Khusus (GPK) diharapkan mampu memfasilitasi anak berkebutuhan
khusus dengan program alih materi atau program kompensatoris bagi anak berkebuuhan
khusus dalam sekolah inklusi agar kebutuhan bakat serta minat dapat tersalurkan
7. 7. Diharapkan proses pelaksanaan program asesmen bagi anak berkebutuhan khusus
dilakukan secara komperhensif. Hal ini bertujuan mengetahui tindakan yang diperlukan bagi
anak berkebutuhan khusus, serta mengadakan bimbingan agar proses pembelajaran dapat
berlangsung secara optimal
8. 8. Melibatkan masyarakat dalam melakukan perencanaan dan monitoring mutu pendidikan
secara berkelanjutan .