Anda di halaman 1dari 13

ESSAI GURU PENGGERAK

1. Apa Yang Memotifasi Anda Menjadi Guru Penggerak

Apa yang memotivasi Anda menjadi Guru Penggerak? Apa yang Anda lakukan dalam
mewujudkan motivasi tersebut?

Saya adalah salah satu guru yang mengajar di SMK yang konsentrasinya dibidang
perikanan dan kelautan.

Kenyataannya disekolah saya, untuk menjalakan usaha unit produksi secara kontinu
sangat sulit, baik hambatan dari kurangnya kreatifitas dan keingintahuan guru akan
perkembangan teknologi, motivasi siswa yang kurang dalam pembelajaran, kurangnya
fasilitas sekolah untuk memberikan modal usaha dan berbagai permasalahan lainnya yang
memhambat kemajuan sekolah ini. Padahal kebutuhan dibidang perikanan sangat besar
dan belum tercukupi untuk saat ini.

Oleh karenanya, besar harapan saya, untuk dapat mengikuti program guru penggerak ini,
agar

1. saya dapat memberikan motivasi dan memberikan ide-ide baru ke guru-guru lainnya,

2. saya menjadi agen perubahan untuk tercapainya tujuan sekolah yang mampu
berwirausaha mandiri dan kontinu, serta

3. membuat lingkungan belajar yang menyenangkan bagi peserta didik, yang berpusat
kepada peserta didik.

Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai Guru Penggerak? Jelaskan alasannya
dan berikan contohnya!

Potensi-potensi yang saya miliki antara lain:

1. saya memiliki minat yang tinggi terhadap penggunaan teknologi demi memudahkan
pekerjaan dan terciptanya pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.

saya memanfaatkan aplikasi tik tok ataupun yang sedang hits untuk menarik minat siswa.
jadi saya memberikan penugasan ke siswa untuk membuat video yang berhubungan
materi pelajaran yang sedang saya ajarkan. hal ini untuk melatih percaya diri siswa,
memotivasinya untuk kreatif dan mampu menggunakan teknologi untuk hal yang
bermanfaat. tidak hanya menggunakan teknologi untuk hiburan.

2. saya memiliki keinginan yang kuat dalam meningkatkan kompetensi diri yang
mendukung dalam proses belajar mengajar. seperti saya mengikuti berbagai
pelatihan/diklat yang dilaksanakan oleh kementerian pendidikan, kebudayaan, riset dan
teknologi, P4TK, dan lembaga diklat lainnya seperti pelatihan oleh lembaga E-Guru.
Pelatihan yang pernah saya ikuti adalah pembuatan soal ujian daring, dengan mengikuti
pelatihan ini, saya menjadi tahu berbagai aplikasi yang dapat saya manfaatkan untuk
melaksanakan evaluasi pembelajaran secara aring, efektif dan efisien.

3. saya memberikan pengimbasan ke rekan sejawat dari ilmu yang saya peroleh dari
mengikuti berbagai pelatihan.

4. Dipercaya oleh kepala sekolah menjadi wakil kepala sekolah untuk membantu kepala
sekolah melaksanakan tugasnya. seperti mencari tempat PKL siswa, bekerjasama dengan
dunia usaha dan industri untuk peningkatan kompetensi guru dan siswa

5. Saya ingin menjadi agen perubahan untuk kebiasaan baik , sehingga proses
pembelajaran lebih kondusif, baik dilingkungan sekolah ataupun diluar lingkungan sekolah.

Berikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang


memberikan dampak nyata berdasarkan inisiatif Anda sendiri. Apa yang mendorong Anda
melakukan hal tersebut? (Jawaban Anda harus mencakup waktu kejadian, dampak atas
inisiatif Anda, upaya yang Anda lakukan agar inisiatif tersebut terlaksana, peran Anda dan
pihak lain yang terlibat bila ada)

Pada tahun september 2019, saya pernah menggerakkan unit usaha sekolah dalam bidang
perikanan, seperti penjualan ikan dan udang segar yang telah dibersihkan.

Jadi idenya adalah, pada era ini, banyak ibu yang bekerja, sehingga untuk pemenuhan
makanan/lauk sehari-hari banyak yang tinggal beli siap. Padahal untuk lauk yang dibeli,
kita tidak tau bagaimana pengerjaannya? apakah bahannya bahan segar? apakah pakai
pengawet? dan lain sebagainya.

Sehingga akan lebih baik lagi jika ibu yang memasak. Tetapi, dikarenakan keterbatasan
waktu ibu yang sambil bekerja untuk kepasar dan membersihkan ikan atau udang, maka
kami menyediakan ikan/udang beku yang telah dibersihkan, bahkan ada yang telah
dibumbui, sehingga para ibu tinggal beli dan masak dirumahnya.

Awalnya saya mengeluarkan modal pribadi untuk membeli ikan/udang tersebut. Dan
dengan ijin kepala sekolah untuk memakai peralatan yang ada disekolah, mulailah saya
mengatur siswa untuk belajar sambil bekerja. Dan saya juga menjalin kerjasama dengan
pedagang agar mendapatkan harga beli yang murah dan menggerakkan guru budidaya
perikanan untuk melakukan praktik pembesaran ikan konsumsi, seperti, nila, lele, dan
patin.

Dalam kegiatan ini, saya mengajarkan siswa bagaimana membersihkan ikan yang baik,
packing yang menarik dan bagaimana cara memasarkannya, baik langsung ataupun
melalui sosial media.Jadi melalui kegiatan ini, saya mengajarkan siswa untuk memiliki
jiwa kewirausahaan, bagaimana dengan modal yang sedikit dan peralatan yang ada , bisa
dijual sesuatu dan memperoleh keuntungan.

Awalnya saya mendapati berbagai rintangan, dari susahnya mencari sumber ikan yang
murah, tidak adanya freezer dan belum adanya promosi, menyebabkan konsumen masih
sangat sedikit. Dengan bantuan kepala sekolah, disediakan freezer, dengan bantuan
rekanan dunia usaha perikanan, didapatlah pemasok ikan, dan dengan bantuan operator
sekolah, dibuatlah desain promo yang disebarkan ke berbagai medsos.

Konsumen awal, adalah bapak ibu guru yang berada dalam lingkungan sekolah. tetapi
setelah dirasakan manfaatnya, dan dibantu oleh warga sekolah untuk menginformasikan
produk yang dijual, mulailah ada konsumen dari lingkungan sekolah.

Setelah berjalan beberapa waktu, dan cukup banyak konsumen, baik konsumen tetap
ataupun yang baru, saya mengajak rekan-rekan sejawat untuk terlibat langsung dalam
sistem produksi. dan alhamdulillah ada beberapa rekan yang juga aktif berpartisipasi
dalam kegiatan ini, baik dalam hal penambahan modal ataupun dengan bantan tenaga
sebagai pengawas kegiatan dan agen penjualan. Dan unit produksi ini pun aktif dalam
pemenuhan kebutuhan konsumen akan ikan/udang segar.

Namun semenjak pandemi dan siswa diharuskan belajar dari rumah, maka aktifitas ini
berhenti dan belum jalan hingga saat ini. sungguh sangat disayangkan, ketika usaha mulai
lancar, harus terhenti karena aadanya pendemi covid-19.

2. Berinteraksi dengan orang lain terkadang dapat menjadi sebuah tantangan.


Ceritakan kesulitan yang Anda alami saat bekerja sama dengan pihak lain
(misalnya rekan sejawat, pimpinan di sekolah, orangtua, wali murid, keluarga,
komunitas, perangkat desa, tokoh masyarakat, pemuka agama, instansi, maupun
lainnya) guna menimbulkan kesadaran dan kesediaan agar mereka berkomitmen
membantu Anda mencapai tujuan bersama.

Kapan waktu kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Pihak mana saja yang
Anda minta untuk bekerja sama dan mengapa? Gambarkan secara jelas!

Dua orang Siswa menghadapi masalah ditempat PKL/magangnya. Pembina ditempat PKL meminta
untuk siswa yang bermasalah tersebut untuk dipulangkan atau dikembalikan kesekolah.

Waktu kejadian pada minggu yang lalu, 2 Oktober 2021.

Sebagai wakil kepala sekolah bidang Humas, yang menangani hubungan dengan dunia usaha dan
dunia industri, saya dihubungi pembimbing lapangan kegiatan PKL siswa ,

beliau menginformasikan bahwa ada dua orang siswa sekolah saya yang sedang PKL ditempatnya
membuat keonaran dengan pegawai lain di tempat PKL dan sudah ditegur beberapa kali oleh
pembina disana, dan mereka merasa siswa ini tidak ada perubahan perilaku walaupun sudah
ditegur,

bararti tidak bisa dibina lagi, sehingga sebaiknya di kembalikan ke pihak sekolah.

Mendapatkan kabar ini, saya segera

mengumpulkan dan berkoordinasi dengan kepala jurusannya, wakil kesiswaan, wakil kurikulum,
walikelas , guru BK dan melaporkan ke kepala sekolah.
Saya menjelaskan situasinya kepada rekan-rekan tadi, dan meminta saran atau pendapat mereka
untuk menindaklanjuti laporan pembina lapangan ini.

Saya meminta saran dari wakil kurikulum, wakil kesiswaan , guru BK, walikelas dan kepala
jurusannya karena lebih mengetahui karakter siswa yang bermasalah ini. Dan meminta peran aktif
guru BK dan walikelas untuk menyelidiki masalah yang dihadapi siswa bermasalah ini. Untuk
mendapatkan informasi lainnya dari sumber lainnya, seperti informasi dari siswa lainnya yang juga
PKL ditempat tersebut, pembina lainnya dan kronologis kejadian dari pegawai lainnya di tempat PKL
tersebut.

Lalu melapor kan semua informasi yang didapat dari berbagai sumber terkait ke kepala sekolah.

Situasi yang dihadapi saat itu sangat sulit.

Di satu sisi, jika benar siswa membuat masalah di tempat PKL, berarti akan mencoreng nama baik
sekolah, dan tentunya akan berakibat kepada putusnya hubungan kerjasama sekolah dengan dunia
usaha industri. Disisi lain, informasi yang diperoleh dari pihak-pihak yang terkait memberikan fakta
yang berlawanan dengan keterangan dari pembina yang menghubungi tadi. Dan bagaimana dengan
reputasi sekolah kedepannya.

Kesulitan apa saja yang Anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan ataupun
kegagalan yang Anda hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana respon Anda dalam
situasi tersebut? Upaya apa yang Anda lakukan untuk tetap fokus mencapai tujuan yang
telah direncanakan?

Tempat PKL siswa ini berada di kota yang berbeda dengan lokasi sekolah (jauh dr sekolah). Sehingga
untuk langsung mendatangi tempat PKL tersebut membutuhkan waktu khusus dan biaya. Padahal
biaya untuk kejadian diluar dugaan seperti ini tidak ada dalam anggaran.

Saya terus melakukan diskusi dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah lainnya, walikelas dan
guru BK. Ada perbedaan informasi yang dilakukan melalui telpon dengan siswa lainnya yang juga PKL
disana. Dan rekan-rekan menyarankan agar sebaiknya segera diutus perwakilan dari sekolah
langsung ke tempat PKL tersebut, dan mengumpulkan informasi yang sebenarnya dari pihak-pihak
terkait.

Akhirnya, Kami sepakati untuk segera ketempat lokasi siswa PKL dengan swadaya mandiri. Karena
saya memiliki kendaraan yang bisa digunakan menuju tempat lokasi, maka saya pergi dengan 2
orang rekan lainnya. Untuk biaya lainnya disumbang oleh kepala sekolah.

Setibanya di tempat PKL siswa, saya dan rekan-rekan segera membagi tugas. Saya bertugas
menemui pembina lapangan, rekan yang satu bertugas menemui siswa yang dianggap bermasalah,
dan rekan lainnya mencari informasi ke pegawai lainnya ataupun warga sekitar.

Ketika menghadapi pembina lapangan, beliau langsung menjelaskan duduk permasalahannya, dan
tindakan-tindakan pembinaan yang telah beliau lakukan. Beliau menjelaskan dengan bersemangat
dan memberikan penekanan pada tindakan yang telah dilakukannya dalam hal pembinaan siswa.
Menurut pembina ini, dia siswa kami suka membuat keonaran dengan pegawai lainnya, dan sudah
beberapa kali ditegur, siswa ini tetap tidak ada perubahan sikapnya, sehingga menurut beliau, siswa
ini tidak dapat dibina lagi dan harus dipulangkan sebelum merusak sistem di tempat PKL.
Sikap saya menghadapi pembina ini, tetap tenang dan mendengarkan semua yang beliau sampaikan.
Setelah beliau selesai berbicara, baru saya menyampaikan permohonan maaf atas permasalahan
yang ditimbulkan oleh siswa kami dan mencoba bernegosiasi untuk mendapatkan kesepakatan yang
tidak merugikan siswa, sekolah, dan tempat PKL. Mencoba menenangkan pembina ini, dan
memberikan gambaran apa yang akan terjadi jika siswa kami pulangkan sebelum waktunya, maka
hal ini akan merugikan semua pihak, baik siswa, reputasi sekolah dan reputasi tempat PKL. Meminta
agar didudukkan bersama siswa yang bermasalah ini, pegawai yang merasa terganggu tersebut dan
saksi-saksi yang berkaitan dengan kejadian ini.

Namun pembina tidak menolak hal tersebut, dan mengatakan tidak perlu untuk mempertemukan
pihak-pihak terkait.

Ini menjadi kesulitan untuk saya mencari jalan keluarnya. Untuk itu, saya minta waktu kepada
pembina untuk dapat berdiskusi dengan rekan-rekan saya dan siswa yang bermasalah tersebut. Dan
kami akan kembali lagi menemui pembina tersebut setelah diskusi.

Saya dan rekan-rekan berdiskusi tentang semua informasi yang telah kami kumpulkan dari berbagai
pihak tadi. Kami mendapatkan informasi dari berbagai pihak terkait, bahwa sebenarnya siswa kami
ini difitnah, ada pihak-pihak tertentu yang tidak senang dengan mereka dan menginginkan siswa ini
segera pergi dari tempat lokasi PKL tersebut.

Oleh karena itu kami sepakati untuk tetap mempertahankan siswa kami ini melanjutkan PKL nya
sampai waktu PKL nya selesai, satu bulan lagi.

Untuk mencapai tujuan ini, kami tidak lagi mengungkit penyebab terjadinya sengketa ini, tetapi kami
mengingatkan siswa kami agar lebih berhati-hati dalam bersikap dan berperilaku dan mengajukan
perjanjian dengan pembina bahwa siswa ini tidak akan membuat keonaran lagi.

Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak
untuk bekerja sama?

Karena maksud kedatangan kami adalah baik untuk bermusyawarah mencari jalan damai
yang tidak merugikan siapapun, dan saya menghadapi ini dengan tetap tenang dan
berkomunikasi baik dengan pihak-pihak terkait, kami mendapat dukungan penuh dari
pegawai pegawai lainnya di tempat PKL tersebut.

Mereka memberikan dukungan penuh mereka untuk siswa kami tetap lanjutkan PKL
disana hingga waktu PKL selesai sesuai jadwalnya, karena siswa kami ini dianggap anak
yang baik di tempat PKL tersebut, mereka hanya di fitnah karena ada pihak yang tidak
menyukai kinerja siswa tersebut.

Mendapatkan dukungan dari pegawai lainnya, tentu ini hal yang baik untuk mencapai
tujuan kami, yakni siswa dapat melanjutkan PKL hingga waktu yang telah direncanakan.

Yang perlu disikapi adalah bagaimana meyakinkan pembina lapangan agar tetap mau
menerima siswa kami ini tetap PKL disana.

Maka saya dan rekan-rekan segera menemui pembina lapangan untuk bernegosiasi.
Yang kami lakukan adalah, kami tidak lagi mengungkit sebab musabab siswa kami
bermasalah, kami katakan bahwa kami telah menasehati siswa siswa kami untuk berubah
sikap buruknya dan selalu berbuat baik, patuh pada pimpinan.

Kami menyampaikan juga ke pembina, bahwa sangat disayangkan jika siswa ini di
pulangkan, berarti mereka dianggap tidak dapat mengikuti aturan di tempat PKL, dan
sesuai surat perjanjian yang telah dibuat sebelum PKL,;jika siswa bermasalah ditempat
PKL, dan dipulangkan sebelum waktunya, maka akan di keluarkan dari sekolah;. Kan
sangat disayangkan sekali jika akhirnya siswa ini dikeluarkan dari sekolah, padahal mereka
sudah kelas XII, akan tamat, kita tidak tau nasib mereka dimasa depan kelak. Bisa saja
mereka jadi pejabat, tapi karena dikeluarkan dari sekolah, putus sekolah, itu akan merusak
cita-cita mereka.

Kami bermohon belas kasihan pembina agar tetap mengijinkan siswa ini melanjutkan PKL
nya, dengan perjanjian, jika mereka tetap mengulangi berbuat onar, maka akan benar-
benar dipulangkan.

Bagaimana hasilnya?

Untuk menguatkan lagi permohonan kami, Kami datangkan siswa untuk meminta maaf kepada
pembina tersebut dan menyesali masalah yang mereka timbulkan, dan berjanji tidak akan membuat
keonaran lagi.

Hali ini juga sejalan dengan adanya salah seorang pegawai lainnya yang memberikan jaminan bahwa
ia sanggup mengawasi kegiatan siswa yang bermasalah ini agar tidak berbuat onar lagi.

Dengan adanya dukungan dari banyak orang ini, dan sikap kerendahan hati siswa untuk mengalah
tidak memperpanjang kasus fitnah ini lagi, Alhamdulillah pembina memberikan respon yang baik,
yakni dengan tetap mengijinkan siswa kami yang bermasalah ini melanjutkan PKL nya dengan
perjanjian siswa tersebut tidak akan mengulangi kesalahan mereka lagi, dan kami pihak sekolah akan
setiap hari memantau langsung kegiatan siswa dengan berkomunikasi melalui handphone ( yakni
dengan video call).

Alhamdulillah permasalahan ini dapat diselesaikan dengan baik dan hasil yang baik untuk semua
pihak.

Lalu saya memberikan laporan kepada kepala sekolah.

3. Permasalahan, tantangan, situasi yang kompleks adalah kondisi umum yang


ditemui dalam menjalankan pekerjaan. Berikan contoh pengalaman Anda dalam
menghadapi situasi yang paling menantang, kompleks atau sulit saat menjalankan
tugas Anda.

Kapan waktu kejadiannya? Permasalahan, tantangan, atau kompleksitas apa yang Anda
hadapi saat itu? Gambarkan secara jelas!
Pada tahun 2020, sekitar bulan April, merajalela Covid-19 yang tidak hanya mempengaruhi
kesehatan tetapi juga mempengaruhi sektor pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, pariwisata,
transportasi dan banyak sektor lainnya. Di sektor pendidikan, salah satu kebijakan yang ditetapkan
oleh pemerintah untuk melindungi siswa dari paparan Covid-19 ini adalah dengan melaksanakan
pembelajaran dari rumah, seluruh kantor dan sekolah, di tutup aktivitas tatap muka, semuanya
bekerja dari rumah. Oleh karena itu, Guru, siswa dan sekolah dipaksa untuk dapat menyesuaikan diri
menggunakan teknologi, agar hak siswa untuk memperoleh pembelajaran tetap terpenuhi,
walaupun siswa berada di rumahnya ( belajar dari rumah).

Pada awal Pandemi ini, banyak permasalahan yang menjadi kendala dalam pembelajaran dari
rumah, antara lain :

1. siswa sekolah saya berasal dari 12 kabupaten kota yang ada di Provinsi Riau, dan sebagian besar
mereka tinggal di wilayah yang sulit mendapatkan akses internet, sehingga sulit untuk membuat
komunikasi yang baik. Hambatan lainnya, tempat tinggal siswa sangat jauh dari sekolah, maka guru
tidak dapat melakukan kunjungan langsung ke masing-masing rumah siswa, karena pembatasan
mobilitas yang ketat, untuk menghindari paparan Covid 19.

2. lebih dari 50% siswa berasal dari keluarga menengah kebawah dan keluarga yang terkena dampak
dari paparan covid-19 (orangtua banyak yang terkena PHK), sehingga mereka sulit untuk
menyediakan perangkat android dan pembelian paket data untuk menunjang pembelajaran daring.

3. banyak guru yang belum memiliki kesiapan baik dari segi pengetahuan maupun pengalaman
dalam menggunakan teknologi pembelajaran.

4. kurangnya sarana sekolah dalam memfasilitasi pembelajaran daring, seperti tidak cukupnya
komputer untuk guru gunakan dalam pelaksanaan pembelajaran daring dan tidak cukupnya
kapasitas internet.

5. Guru pun perlu mengatur pembagian waktu, untuk kebiasaan baru dalam mengajar online dan
dalam hal mendampingi anak sendiri mengikuti pembelajaran online-nya.

6. orangtua pun tidak dapat mendampingi atau mengontrol anaknya belajar dari rumah dikarenakan
sibuk bekerja mencari nafkah.

7. karena kebanyakan dari siswa ini berlatar belakang dari keluarga kurang mampu, mereka harus
sambil bekerja membantu orangtuanya, sehingga tidak fokus lagi mengikuti pembelajaran.

Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk memahami situasi tersebut secara
komprehensif? Peluang dan kesempatan apa saja yang Anda identifikasi dalam
situasi tersebut untuk membantu Anda menghadapinya?
Alhamdulillah dalam mengahadapi permasalahan pada masa awal pandemi, saya bisa
bersikap tenang dan menghadapinya dengan bijak. Banyak berbagai platform yang
menawarkan berbagai pelatihan aplikasi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran
daring. Saya mendapatkan berbagai informasi tersebut, baik dari WA, facebook, instagram
dan berbagai media sosial lainnya. Menghadapi situasi yang cukup komplite tersebut, saya
berusaha mempelajari kebiasaan-kebiasaan baik dan mengikuti perkembangan teknologi yang
menunjang pembelajaran lebih baik, yang efektif dan efisien. Saya mengikuti berbagai
pelatihan online dalam penggunaan berbagai aplikasi untuk menunjang pembelajaran online,
baik yang pelatihan yang gratis dari berbagai instansi, maupun pelatihan yang berbayar yang
materinya saya rasa penting untuk diikuti guna membantu saya dalam melaksanakan
pembelajaran. beberapa diantaranya pelatihan penggunaan dan pengelolaan aplikasi kelas
maya, seperti google classroom, edmodo, rumah belajar dari kemendikbud dan kelas
microsoft team. Ada juga pelatihan dalam membuat evaluasi online, seperti google form,
microsoft form, quizizz, karhoot, dan lain sebagainya.
Dengan mengikuti berbagai pelatihan tersebut, saya mampu mengelola kelas maya dengan
lebih baik lagi.

Pertimbangan-pertimbangan atau alternatif apa saja yang Anda hadirkan dalam membuat
keputusan? Informasi apa lagi yang Anda gunakan untuk memperkuat keputusan Anda?

Pada awalnya, sekolah kami aktif menggunakan komunikasi melalui aplikasi WhatsApp (WA) baik
dengan orangtua siswa dan siswanya sendiri, dibentuklah grup-grup WA perkelas. Hal ini didukung
oleh seluruh guru dan kepala sekolah. WA digunakan karena dari hasil survei awal pembelajaran
daring yang disebarkan oleh sekolah melalui walikelas, disimpulkan bahwa sebagian besar orangtua
dan siswa memiliki WA. Melalui WA ini, guru memberikan materi pelajaran dan penugasan, dan
siswa mengirimkan tugasnya.

Namun belakangan, terdapat juga kendala, bahwa semakin banyak data yang dikirim, maka akan
membuat memori HP penuh dan kerja HP semakin lambat.

Maka hal ini pun menjadi hambatan untuk pelaksanaan pembelajaran daring.

Sambil berjalannya waktu, dan anggaran BOS dapat disesuaikan untuk kebutuhan pembelajaran
daring, kepala sekolah mengupayakan untuk peningkatan kapasitas internet dan peralatan
pendukung lainnya untuk pembelajaran daring.

Dengan melihat adanya kesempatan dalam merubah penggunaan dana BOS, Saya mengusulkan
kepada kepala sekolah dan wakil kurikulum untuk dapat dilaksanakan pelatihan-pelatihan online
yang ikuti oleh seluruh guru, untuk membiasakan mereka menggunakan teknologi, sama-sama
mempelajari penggunaan aplikasi-aplikasi yang berguna untuk mempermudah pelaksanaan
pembelajaran daring.

Saya juga melihat kesempatan dari rasa ingin tahu rekan sejawat, atau guru lainnya untuk
mempelajari berbagai penggunaan aplikasi untuk membuat pembelajaran lebih menarik, efektif dan
efisien. Menurut rekan sejawat, mereka lebih senang bila mereka diajarkan secara langsung, dari
pada mereka mengikuti pelatihan online. Mereka dapat langsung bisa bertanya jika menghadapi
kendala dalam belajar menggunakan aplikasi-aplikasi pembelajaran. Dan saya sangat senang bisa
berbagi ilmu dan pengalaman yang saya peroleh ke rekan-rekan sejawat.

Tindakan apa yang kemudian Anda ambil dan bagaimana hasilnya?


Dengan adanya peraturan menteri pendidikan tentang perubahan juknis penggunaan dana
BOS, Saya usulkan agar dapat dilaksanakan pelatihan-pelatihan online untuk seluruh guru
disekolah saya ke[ada kepala sekolah dan wakil kurikulum, agar guru-guru di sekolah saya
terbiasa menggunakan teknologi, belajar bersama menggunakan aplikasi-aplikasi yang
berguna untuk mempermudah pelaksanaan pembelajaran daring. Alhamdulillah, usul ini di
terima, dan saya ditunjuk sebagai pemateri pada beberapa judul pelatihan, saya berbagi ilmu
serta pengalaman penggunaan aplikasi kelas maya maupun aplikasi evaluasi yang saya
dapatkan dari mengikuti pelatihan-pelatihan online. Saya belajar dan berdiskusi bersama guru
lainnya dalam pembiasaan menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Salah satu
contohnya adalah penggunaan Google Classroom, Google Meet dan Google Form.
Dan pada bulan Juli 2020, awal tahun pelajaran, sekolah kami, sepakat menggunakan kelas
maya Google Classroom, karena penggunaannya mudah, aplikasinya ringan dan tidak banyak
menggunakan paket data yang sangat besar. Proses pembelajaran pun dilakukan secara
sinkron sekali seminggu dan setiap harinya pembelajaran daring asinkron. Pembelajaran
daring asinkron sangat membantu untuk mengatasi siswa yang belajar sambil bekerja,
sedangkan pembelajaran daring sikron, untuk berkomunikasi secara langsung dengan siswa
sebagai kontrol pelaksanaan pembelajaran asinkron. Sehingga pembelajaran bisa
dilaksanakan lebih efektif dari pada metode WA yang digunakan sebelumnya.

4. Perkembangan menuntut kita untuk terus belajar hal-hal baru. Ceritakan


pengalaman Anda saat mendapatkan masukan atau umpan balik terkait
kemampuan Anda.

Kapan waktu kejadiannya? Masukan atau umpan balik apa yang secara spesifik Anda
dapatkan? Apa yang Anda rasakan saat menerima masukan atau umpan balik tersebut?

Semenjak kasus Covid semakin meningkat di awal tahun 2021, beberapa daerah kembali
diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di banyak kota dan kabupaten,
bahkan di beberapa daerah ditetapkan sebagai daerah level 1, 2 dan 3, sehingga mobilitas
sangat sulit kemana-mana. Dan pembelajaran dilaksanakan penuh secara daring. Dari
hasil survei awal pembelajaran daring di awal semester genap ini, di peroleh kesimpulan,
pembelajaran daring yang sudah berjalan lebih dari 1 tahun ini, membuat siswa jenuh dan
tidak antusias lagi mengikuti pembelajaran. Disisi lain, banyak kondisi perekonomian
orangtua siswa yang terganggu akibat dampak dari wabah covid ini, sehingga banyak
siswa yang tidak sanggup dalam membeli paket kuota untuk pembelajaran daring sinkron
(seperti penggunaan Google Meet atau Zoom setiap hari). Oleh karena itu, menanggapi
berbagai keluhan orangtua dan siswa ini, kami guru-guru harus memikirkan kembali
bagaimana pembelajaran daring yang lebih efektif dan bisa diikuti oleh semua siswa. Dari
yang sebelumnya menggunakan sistem pembelajaran daring sikronus, harus kami cari
cara yang lebih efektif lagi. Awalnya saya merasa terbebani dengan berbagai kendala yang
dihapadi dalam pelaksanaan pembelajaran daring sinkronus. Tetapi sebagai guru harus
tetap tenang dan berpikir serta menemukan berbagai informasi untuk menyelesaikan
masalah tersebut.

Bagaimana cara Anda menyikapi masukan dan umpan balik tersebut untuk
pengembangan diri Anda?
Menyikapi keberatan orangtua dan siswa dalam pembelajaran daring, saya mencari solusi
dari berbagai sumber di internet. Ternyata banyak guru-guru yang juga mengalami
berbagai masalah pembelajaran daring, mereka berbagi pengalamannya dalam
menghadapi situasi yang sulit. Saya juga mengikuti beberapa grup WhatsApp dan
Telegram tentang diklat-diklat yang diadakan oleh pemerintah, MGMP, Komunitas atau
organisasi lainnya. Didalam grup tersebut, saya memperoleh berbagai informasi dalam hal
teknologi baru, mereka berbagi pengalaman mengajarnya, bagaimana membuat suasana
kelas daring tetap menarik, dan lain sebagainya, sehingga dari grup tersebut, saya belajar
banyak hal.

Saya belajar dalam penggunaan berbagai aplikasi pendukung pembelajaran seperti Google
Classroom, Google Meet, Google Form, Microsoft teams, Zoom, Quiziz, Power point yang
interaktif, dan lain sebagainya. Ditambah lagi, dengan adanya akun belajar.id dari
pemerintah adalah salah satu solusi yang terbaik untuk pelaksanaan pembelajaran daring
ini. Saya terus mengembangkan diri dengan mencari berbagai informasi yang bermanfaat
untuk menunjang pembelajaran daring yang efektif dan efisien.

Selain memanfaatkan masukan dan umpan balik dalam proses pengembangan diri Anda,
Hal berbeda apa yang Anda lakukan untuk mendukung proses pengembangan diri Anda?
Adakah cara-cara di luar kebiasaan yang Anda lakukan dimana hal tersebut membuat
Anda kurang nyaman namun mendukung proses pembelajaran Anda?

Pembelajaran daring ini, memang awalnya cukup merepotkan bagi saya. Di satu sisi saya menjadi
guru untuk siswa siswi di sekolah saya, di satu sisi, saya menjadi guru untuk anak-anak saya yang
juga belajar daring dari rumah, di sisi lain juga harus belajar mandiri dengan perkembangan
teknologi pendukung pembelajaran. Saya harus dapat membagi waktu untuk semua hal tersebut
agar semuanya berjalan dengan baik. Alhamdulillah saya didukung penuh oleh suami dan keluarga
dalam melaksanakan semua tugas-tugas tersebut. Dan pelatihan-pelatihan daring yang saya ikuti ini
memberikan waktu yang fleksibel dalam pembelajarannya. Saya menyisihkan waktu untuk belajar
mandiri mengikuti pelatihan online diatas pukul 21.00 WIB, karena di saat itu, lebih tenang dan bisa
fokus untuk belajar. Saya berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan semua pelatihan yang saya
ikuti dengan baik.

Ketika di sekolah, saya juga menyempatkan berbagi ilmu baru dengan rekan-rekan sejawat, agar
ilmu yang saya peroleh dari pelatihan tidak cepat lupa atau hilang dari ingatan. Beberapa rekan pun
antusias ketika saya berbagi ilmu, mereka lebih senang diajarkan langsung, langsung berdiskusi jika
menemui kendala, sehingga langsung memperoleh solusinya.

Bagaimana aplikasi hasil proses pembelajaran yang Anda sebutkan di dalam


pekerjaan Anda?
Dari berbagai informasi yang saya peroleh, lebih cocok diterapkan pembelajaran blended,
yakni menerapkan pembelajaran daring langsung dan tak langsung, Google meet yang
dilaksanakan sebelumnya setiap kali pertemuan, di ubah menjadi dua kali dalam sebulan,
untuk memberikan penguatan materi dan pengayaan. Selain dari itu, pembelajaran
dilaksanakan melalui Google Classroom (GC) ataupun WA, yang bisa di akses siswa kapan
pun dan dimanapun. Untuk tugas pun, saya lebih menuntut ke keterampilan, seperti meminta
siswa membuat video tentang adanya gejala listrik statis dari alat-alat yang ada dirumah, dan
meminta mereka upload ke YouTube dahulu, baru mengirimkan link YouTubenya ke GC
atau WA. Saya mengharapkan dengan bisa membuat video, siswa lebih bisa menunjukkan
kreatifitasnya dalam mengedit video agar menarik, siswa dapat membuat konten YouTube
yang bermanfaat dan bernilai positif, siswa dapat memahami materi fisika dengan lebih baik.
Alhamdulillah banyak siswa yang senang dengan cara pembelajaran saya ini, karena waktu
mereka belajar lebih fleksibel dan mereka dapat menyesuaikan waktu mereka untuk
membantu orangtuanya di rumah.

5. Ceritakan pengalaman Anda melakukan pengembangan terhadap orang lain


(contohnya dengan guru, rekan sejawat lainnya, komunitas, tokoh masyarakat,
maupun lainnya), misalnya dalam kegiatan perlombaan, riset ilmiah,
mempersiapkan orang lain pada tugas dan tanggung jawab baru, atau lainnya.

Kapan waktu kejadiannya? Siapa yang Anda kembangkan? Apa yang memotivasi Anda
melakukan pengembangan tersebut?

Pada bulan Juni 2020, saya diminta wakil kurikulum untuk sharing penggunaan Google Classroom
dan aplikasi lainnya untuk mendukung efektivitas pembelajaran daring pada guru-guru yang ada di
sekolah. Kegiatan ini mempersiapkan guru-guru untuk mahir menggunakan aplikasi untuk kelas
maya dan evaluasi online. Sehingga pembelajaran daring diharapkan lebih fleksibel dan efektif untuk
siswa. Saya sangat bersemangat untuk berbagi ilmu ini dengan rekan guru lainnya. Dengan belajar
bersama, diharapkan semua guru memiliki kesamaan pemahaman untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran daring yang akan dilaksanakan pada tahun pelajaran baru. Guru-guru lainnya kurang
bersemangat jika mengikuti pelatihan secara online, alasannya karena pelatihan online membuat
mereka harus belajar mandiri, tidak memiliki motivasi dan teman diskusi langsung ketika menemui
kesulitan. Oleh karena itu, guru-guru di sekolah saya sangat bersemangat ketika diadakan in house
training tentang penggunaan aplikasi pembelajaran ini.

Hal apa yang menjadi fokus pengembangan? Ceritakan pula cara Anda membangun
kesepakatan guna mencapai hasil pengembangan yang diharapkan.

Dalam in house training ini, yang menjadi fokus pengembangannya adalah penggunaan
aplikasi Google Classroom untuk kelas maya dan aplikasi untuk evaluasi online, antara lain
yang akan digunakan adalah Google Form dan Quizizz. Saya menjelaskan bagaimana
membuat kelas di Google Classroom, bagaimana mengisi materi dan memberikan
evaluasi. Setelah saya memberikan informasi bagaimana cara membuat kelas maya, maka
saya mencontohkan bagaimana agar siswa dapat masuk kekelas kita. Saya buat suatu
kelas, saya sebagai gurunya, dan guru lainnya sebagai siswa, lalu saya minta mereka
bergabung dikelas saya tersebut. Setelah itu semua guru sudah bisa mebuat kelas baru
dan meminta rekan yang lain bergabung dikelasnya, kami melanjutkan dengan diskusi
bagaimana mengelola kelas dengan baik. Saya memberikan usul agar kelas dibuat oleh
operator sekolah, sesuai kelas pada dunia nyata, lalu meminta masing-masing walikelas
untuk mengundang guru yang mengajar di kelas mayanya sebagai guru dan memberikan
kode kelas ke siswanya untuk bergabung di kelas maya sebagai siswa. Agar penataan
kelas lebih rapi, masing-masing mata pelajaran menempatkan materi dan penugasannya
di topik-topik dalam kelas tersebut. Topik di berikan nama sesuai mata pelajarannya,
sehingga siswa akan lebih mudah menemukan mata pelajaran apa yang harus diikutinya
sesuai jadwal pelajarannya. Saya juga memberikan pandangan jika masing-masing guru
membuka kelasnya masing-masing, maka siswa akan kewalahan dengan banyaknya kelas
maya yang harus mereka ikuti, dan kepala sekolah serta wakil kurikulum akan kesulian
melakukan monitoring. Saya menyampaikan informasi tentang kelebihan dan kekurangan
penggunaan suatu aplikasi, agar rekan lainnya semakin paham. Dan setelah mereka
paham, maka bisa didapatkan kesepakatan Bersama, mana action yang baik untuk kami
semua laksanakan dalam pembelajaran daring.

Dukungan apa saja yang Anda berikan bagi orang tersebut? Hambatan apa yang Anda
temui dan bagaimana cara Anda mengatasinya? Upaya-upaya apa saja yang Anda lakukan
untuk mempertahankan motivasi orang tersebut?

Ada beberapa guru yang kurang paham atau tidak terbiasa akan penggunaan teknologi.
Tetapi dengan niat yang tulus agar kami guru memiliki kesamaan dalam pemahaman
pelaksanaan pembelajaran daring, maka saya mendampingi merka lebih intensif, sampai
mereka paham dan bisa mandiri menggunakan aplikasi yang dibutuhkan tersebut untuk
pembelajaran daring ini. Kendala internet yang lambat, juga menjadi hambatan kami dalam
pembelajaran daring. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan adanya bantuan
pemerintah dalam hal pemberian paket data secara gratis. Kepala Sekolah pun,
menanggapi kurangnya kecepatan internet sekolah, beliau mengusahakan untuk
menaikkan kecepatan internet tersebut, sehingga dapat memfasilitasi guru-guru dalam
pelaksanaan pembelajaran daring nantinya.

Saya juga memberikan motivasi kepada rekan-rekan sejawat, agar tidak patah semangat
dengan sulitnya pembelajaran daring ini. Malahan seharusnya ini dijadikan sebagai
momentum untuk kita mengikuti perubahan zaman dan perkembangan teknologi. Bahwa
sudah banyak teknologi baik berupa aplikasi ataupun perangkat yang memudahkan tugas
kita sebagai guru. Tinggal kita sebagai guru mau belajar atau tidak. Belajar hal yang baru
itu tidak pernah ada kata rugi, semua ilmu yang baik itu, harus kita manfaatkan untuk
membuat kita mengajar lebih efektif dan efisien, termasuk dalam memberikan evaluasi ke
siswa. Dengan bantuan berbagai aplikasi, kita dapat meningkatkan kreatifitas, berpikir
kritis dan memudahkan pekerjaan.
Saya memberikan contoh-contoh yang telah saya lakukan. Seperti dalam hal memberikan
evaluasi ke siswa. Saya gunakan aplikasi Google Formulir dalam mendistribusikan soal-
soal, sehingga jawaban siswa dapat diperiksa dan dinilai oleh system, dan guru hanya
tinggal membuat rekapan nilainya saja. Bukankah menyenangkan berkurang tugas guru
memeriksa jawaban siswa, karena bisa digantikan oleh system yang memeriksanya.

Dengan menunjukkan kemudahan-kemudahan yang akan diperoleh dari pemanfaatan


teknologi ini, saya harapkan rekan guru termotivasi untuk selalu mengikuti perkembangan
teknologi yang ada.

Bagaimana hasilnya?

Setelah dua bulan kami melaksanakan pembelajaran daring menggunakan aplikasi-


aplikasi yang saya share di in house training tadi, kami semua merasakan manfaatnya.
Pembelajaran di kelas maya tetap berlangsung seperti di kelas sesungguhnya, siswa
mengikuti dengan antusias, karena mereka juga mengikuti pembelajaran sesuai jadwal
pelajaran yang diberikan seperti belajar biasanya di kelas sungguhan (kelas tatap muka).

Guru-guru juga merasakan adanya kemudahan dalam memberikan materi pelajaran.


Mereka memanfaatkan berbagai sumber belajar seperti konten YouTube yang
berhubungan materi ajarnya, atau memanfaat laboratorium maya dari “Rumah Belajar”,
serta “Guru Berbagi”. Guru-guru juga menerapkan evaluasi secara online baik
menggunakan aplikasi Google Form ataupun Quizizz yang lebih interaktif dan menarik
ketika siswa mengerjakan soal-soal. Dan ini sangat membantu memeriksa tugas-tugas
siswa.

Walikelas tetap intensif memantau perkembangan belajar siswa-siswanya, baik dikelas


maya ataupun berkomunikasi melalui media sosial seperti WhatsApp, telegram, Facebook
dan Instagram. Jika ada ditemukan kendala, kami sering mambahasnya dalam diskusi-
diskusi terbatas, karena dengan berpikir bersama, akan didapat ide-ide yang lebih baik
dalam menyelesaikan suatu persoalan, daripada harus memikirkannya sedirian dan sering
tidak ada solusinya.

Anda mungkin juga menyukai