a. Apa yang memotivasi Anda menjadi Guru Penggerak? Apa yang Anda lakukan dalam
mewujudkan motivasi tersebut?
Motivasi saya untuk menjadi guru penggerak karena beberapa hal berikut:
Keinginan untuk melihat siswa tumbuh menjadi pribadi yang berprestasi juga mendorong
saya pribadi untuk terus berbenah, untuk terus belajar menjadi guru yang baik. Suatu
kebahagiaan bagi saya menjadi saksi, apalagi terlibat pada proses tumbuh kembang siswa,
terlebih yang dapat meraih prestasi.
Beberapa hasil dari siswa yang saya bimbing tidak hanya pada bidang biologi saja, namun
juga pada bidang TIK, seperti kketika membimbing siswa di SMAN 2 Siak, tempat saya
bekerja 4 tahun yang lalu, saa berhasil mengantarkan siswa meraih peringkat 1 lomba
desain blog dengan platform Joomla. Juga sempat meraih peringkat 3 FLS2N pada cabang
desain poster tingkat Kabupaten Siak. Di sekolah saya yang saat ini saya juga sempat
menghantarkan siswa berpartisipasi dan berprestasi di bidang KSN Biologi tingkat provinsi,
lomba karya ilmiah oleh dinas pendidikan Provinsi Riau, termasuk juga sempat berprestasi
pada FLS2N bidang desain poster.
c. Berikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang memberikan
dampak nyata berdasarkan inisiatif Anda sendiri. Apa yang mendorong Anda melakukan hal
tersebut? (Jawaban Anda harus mencakup waktu kejadian, dampak atas inisiatif Anda,
upaya yang Anda lakukan agar inisiatif tersebut terlaksana, peran Anda dan pihak lain yang
terlibat bila ada)
Dua tahun yang lalu saya ditunjuk sebagai pembina OSIS SMAN 1 Dayun, saya mengamati
banyak hal yang bisa dilakukan untuk memulai perubahan. Bila selama ini kegiatan
organisasi siswa di sekolah ini kurang berjalan, terlebih di masa pandemi, maka saya secara
berkala membimbing dan mengarahkan pengurus OSIS agar bersama-sama membuat
perubahan. Meyakinkan setiap pengurus OSIS bahwa apa yang mereka lakukan hari ini akan
di nikmati kemudian hari, apa pilihan yang mereka ambil hari ini akan menentukan seperti
apa mereka di masa mendatang. Bila pilihan-pilihan yang terbaik yang diambil, maka pasti
tumbuh menjadi karakter yang baik pada diri siswa.
Kami awali perubahan dengan menyusun program kerja secara sistematis dan terencana,
yang bersumber dari ide-ide siswa. Selanjutnya setiap program kerja dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya dengan segala keterbatasan yang ada.
Misalnya pada program pembuatan TV OSIS, sekolah belum memiliki perangkat kamera
yang memadai, perlengkapan videografi dan juga studio yang layak. Namun dengan
perangkat seadanya, hasil yang dicapai saat ini cukup memuaskan. Saat ini, perlengkapan
pembuatan video sebagian telah disediakan oleh sekolah, dan tengah berupaya dilengkapi.
Hasil dari inisiatif saya ini yang paling memuaskan bukanlah keberadaan TV OSIS atau
berbagai kegiatan yang di inisiasi siswa yang terdokumentasi di media sosial, tetapi lebih
kepada bagaimana siswa dapat bertumbuh menjadi lebih dewasa, lebih bertanggung jawab
dan menjadi pribadi yang berbeda di akhir kepengurusan mereka di Organisasi Siswa.
Hal ini pula yang mendorong saya terus menanamkan pemahaman kepada siswa untuk
terus memanfaatkan waktu SMA yang terbatas, hanya beberapa tahun, sebelum mereka
hidup pada kehidupan yang sesungguhnya. Menghadapi tantangan yang sebenarnya.
2. Berinteraksi dengan orang lain terkadang dapat menjadi sebuah tantangan. Ceritakan
kesulitan yang Anda alami saat bekerja sama dengan pihak lain (misalnya rekan sejawat,
pimpinan di sekolah, orangtua, wali murid, keluarga, komunitas, perangkat desa, tokoh
masyarakat, pemuka agama, instansi, maupun lainnya) guna menimbulkan kesadaran dan
kesediaan agar mereka berkomitmen membantu Anda mencapai tujuan bersama.
a. Kapan waktu kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Pihak mana saja yang
Anda minta untuk bekerja sama dan mengapa? Gambarkan secara jelas!
Waktu kejadiannya baru beberapa bulan yang lalu, ketika saya selaku Wakil Kepala Sekolah
Urusan Kesiswaan membuat program ekstrakurikuler untuk siswa. Dengan perubahan
Petunjuk Teknis penggunaan dana BOS yang terbaru, tidak memungkinkan sekolah untuk
membayarkan honor untuk Pembina ekstrakurikuler yang berasal dari internal sekolah
(guru). Hal ini membuat sebagian besar guru enggan menjadi Pembina kegiatan
ekstrakurikuler, mencari Pembina dari luar sekolah juga bukan perkara mudah karena
keberadaan kami yang didaerah, sulit mencari tenaga yang dibutuhkan dengan anggaran
yang tersedia.
Proses tersebut tidak terlepas dari upaya untuk menghadirkan pemahaman yang sama
terkait pengorbanan sebagai seorang guru, ketulusan dalam mendidik dan memfasilitasi
potensi siswa, dan keinginan untuk bersama-sama memajukan sekolah.
b. Kesulitan apa saja yang Anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan ataupun
kegagalan yang Anda hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana respon Anda dalam
situasi tersebut? Upaya apa yang Anda lakukan untuk tetap fokus mencapai tujuan yang
telah direncanakan?
Kesulitan terbesar saat bekerjasama adalah perbedaan prinsip pada tiap individu. Bagi saya
pribadi, tidak masalah jika kita bekerja, mengabdi dengan keikhlasan tanpa imbalan
tambahan karena sebagai guru kita telah menerima upah setiap bulannya. Namun bagi
sebagian yang lain tidak demikian, setiap saya dapat memahami dan menerima prinsip
tersebut pula. Namun tentu kebutuhan siswa untuk dapat mengaktualisasikan diri pada
bidang yang sesuai dengan bakat dan minatnya perlu difasilitasi.
Awalnya banyak guru yang menolak untuk menjadi pembimbing kegiatan ekstrakurikuler.
Saya merespon sikap tersebut dengan posisi awal yang berusaha memahami apa yang
menjadi pertimbangan para guru tersebut, namun berupaya membangun komunikasi
dengan beberapa guru yang lebih berpengalaman untuk mencari solusi permasalahan
tersebut, dengan harapan ada jalan keluar terbaik.
Setelah berbagai opsi yang bisa dilaksanakan dengan mempertimbangkan azas keadilan dan
kebersamaan, akhirnya saya dan semua guru berkumpul dan saling bertukar pendapat
memikirkan masalah yang dihadapi sekolah. Akhirnya didapat solusi berupa seluruh guru
wajib menjadi pembimbing kegiatan ekstrakurikuler, tidak lagi dibebankan pada guru
tertentu, mengingat tidak ada insentif untuk guru pembimbing ekstrakurikuler.
c. Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak
untuk bekerja sama?
Beberapa upaya yang saya lakukan diataranya:
1. Membangun komunikasi yang baik dengan pemangku kepentingan di sekolah, baik
kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru.
Saya terus secara proaktif meminta kepada para pihak di sekolah agar memahami bahwa
yang dilakukan adalah untuk kepentingan siswa, maka seluruh warga sekolah sepantasnya
berupaya yang terbaik agar kegiatan siswa, yang mana merupakan ruh dari proses belajar
itu sendiri, dapat terus berjalan meski dengan keterbatasan. Ketika seluruh guru sudah rela
untuk berkorban, perlu di sampaikan kepada pihak sekolah juga untuk turut bersungguh-
sungguh memfasilitasi kebutuhan siswa pada kegiatan tersebut, selagi tidak menyalahi
peraturan yang berlaku.
2. Berupaya menemukan titik temu dari perbedaan pendapat diantara rekan guru, dengan
musyawarah yang mengedepankan pemahaman bahwa kebutuhan siswa untuk
mengembangkan potensi dirinya tidak bisa diabaikan.
Perbedaan pendapat tentu hal yang biasa dalam suatu organisasi, namun bila di bicarakan
bersama, dengan niat yang tulus, maka sebagai guru tentu menghendaki yang terbaik untuk
siswa dan sekolahnya. Pengorbanan untuk siswa bukan sesuatu yang sia-sia, juga
kebahagiaan bukan semata di raih dari ganjaran materi semata.
Kebiasaan belajar siswa yang berubah sangat mempengaruhi intensitas dan kualitas
kegiatan belajar, terutama di awal-awal pembelajaran jarak jauh (PJJ). Kemampuan TIK
siswa yang tidak merata ditambah permasalahan infrastuktur jaringan yang terbatas di
daerah kami membuat masalah tersebut semakin kompleks.
b. Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk memahami situasi tersebut secara
komprehensif? Peluang dan kesempatan apa saja yang Anda identifikasi dalam situasi
tersebut untuk membantu Anda menghadapinya?
Permasalahan utama siswa pada pembelajaran jarak jauh sejatinya bukan semata fasilitas
yang terbatas. Namun lebih kepada kemauan untuk berjuang yang rendah, kerelaan untuk
berkorban yang lemah. Hanya sebagian siswa yang bersungguh-sungguh berupaya
mengatasi keterbatasannya, sebagian lagi justru menjadikan keterbatasan sebagai alasan.
Yang saya upayakan adalah mencari media yang paling memungkinkan untuk diakses siswa,
memberikan pemahaman kepada siswa bahwa pembelajaran Dalam jaringan (Daring)
merupakan kesempatan untuk belajar hal baru, belajar keterampilan baru, mendapatkan
pengalaman baru. Meyakinkan siswa bahwa kesempatan belajar saat ini, justru memberikan
keleluasaan bagi siswa untuk belajar dengan media yang lebih beragam, kesempatan pula
bagi kita untuk mempergunakan perangkat gadget yang biasanya hanya mengakses hiburan,
kini dipergunakan untuk hal yang lebih bermanfaat.
Bagi saya sendiri pembelajaran daring menjadi kesempatan untuk memproduksi video
pembelajaran yang saya pergunakan pada proses pembelajaran saya sendiri. Bahkan hingga
kini video-video yang saya unggah pada kanal Youtube telah bermanfaat bagi ribuan siswa
lain di seluruh indonesia.
c. Pertimbangan-pertimbangan atau alternatif apa saja yang Anda hadirkan dalam membuat
keputusan? Informasi apa lagi yang Anda gunakan untuk memperkuat keputusan Anda?
Mengatasi kendala pembelajaran jarak jauh beberapa keadaan yang menjadi pertimbangan
saya diantaranya:
1. Kemampuan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang tidak merata.
Tidak seluruh siswa yang terampil menggunakan perangkat TIK, masih ada siswa di sekolah
kami yang kesulitan memahami teknis penggunaan media TIK, juga banyak yang
menyampaikan rasa tidak nyaman ketika belajar dengan media daring.
2. Ketersediaan infrastruktur pedukung yang kurang merata, seperti akses jaringan internet.
4. Tingkat disiplin siswa yang semakin menurun akibat lingkungan belajar yang tidak lagi
sepenuhnya dikendalikan oleh sekolah.
Pendidikan di sekolah bukan hanya memfasilitasi perkembangan kognitif siswa semata.
Pendidikan karakter juga menjadi perhatian dunia pendidikan saat ini. Namun dengan
pembelajaran yang dilakukan tidak terkondisi pada lingkungan sekolah, banyak dijumpai
siswa yang menumbuhkan karakter kurang baik, diantaranya sikap kurang disiplin, akibat
kurangnya kendali dari guru untuk memastikan siswa tetap menuntaskan kewajibannya.
5. Banyaknya distraction yang dihadapi oleh siswa ketika belajar mandiri di rumah, bahkan
pada beberapa kasus ditemui siswa yang memilih memanfaatkan pembelajaran jarak jauh
untuk bekerja atau beraktifitas lainnya.
Disamping kendala diatas, rendahnya motivasi siswa dalam mengatasi kendala yang timbul
akibat pembelajaran jarak jauh menyebabkan pembelajaran jarak jauh semakin tidak
optimal. Beberapa siswa bahkan menjadikan pembelajaran dalam jaringan (Daring) sebagai
alasan untuk tidak menyelesaikan tugas yang diberikan.
d. Tindakan apa yang kemudian Anda ambil dan bagaimana hasilnya?
Terkait permasalahan yang timbul akibat pembelajaran jarak jauh, saya mengutamakan
pemberian motivasi kepada siswa untuk memanfaatkan keadaan menjadi kesempatan
belajar banyak hal. Terus mengingatkan siswa betapa masa-masa seperti ini justru dapat
menjadi kesempatan untuk berbuat lebih dari yang lain, dapat belajar lebih berfokus pada
hal yang kita minati, tanpa mengorbankan kewajiban kita sebagai pelajar.
Untuk proses pembelajaran, saya mengupayakan untuk mempergunakan media Video yang
saya buat sendiri, agar siswa tetap merasa dekat, merasa memang guru mereka sendiri yang
tengah berbicara. Pemanfaatan portal media pembelajaran daring yang lain juga saya
manfaatkan, demi memaksimalkan proses pembelajaran siswa.
Hasil yang didapat, saat ini bukan hanya siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
Kemampuan pengunaan TIK pada siswa juga meningkat. bahkan banyak siswa yang mampu
memproduksi karya kreatif dalam format digital.
4. Perkembangan menuntut kita untuk terus belajar hal-hal baru. Ceritakan pengalaman Anda saat
mendapatkan masukan atau umpan balik terkait kemampuan Anda.
a. Kapan waktu kejadiannya? Masukan atau umpan balik apa yang secara spesifik Anda
dapatkan? Apa yang Anda rasakan saat menerima masukan atau umpan balik tersebut?
Pada tahun 2018 saat saya mengikuti program pendidikan profesi guru (PPG), saya
mendapat masukan dari salah satu dosen pembimbing agar meningkatkan kemampuan
mengajak siswa untuk berpikir kritis. Saya disarankan untuk selalu menuliskan fakta atau
pertanyaan yang dapat membantu siswa untuk berpikir kritis pada setiap Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang saya susun.
Menerima masukan tersebut saya sangat berterimakasih, karena sekarang hal tersebut saya
rasakan manfaatnya. Bila kita sebagai guru berhasil membuat siswa mampu berpikir kritis,
secara tidak langsung membuat siswa menjadi tertarik pada pembelajaran yang kita
lakukan. Proses tersebut juga membuat siswa lebih terlibat pada proses pembelajaran.
Keterlibatan siswa ini yang akan menentukan sejauh mana siswa akan menguasai konsep
biologi yang diajarkan. Bahkan lebih dari itu, kemampuan berpikir kritis itu sendiri akan
bermanaat bagi siswa dalah menyelesaikan permasalahan pada mata pelajaran lain dan
dalam dunia kerja nantinya.
b. Bagaimana cara Anda menyikapi masukan dan umpan balik tersebut untuk pengembangan
diri Anda?
Memahami bahwa menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang secara
eksplisit menuangkan pertanyaan-pertanyaan kritis pada bagian awal pembelajaran akan
memudahkan saya sebagai guru dalam meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan keterlibatan
siswa pada proses pembelajaran. Sejak saat itu, pada kegiatan pendahuluan hingga stimulasi
pada kegiatan inti selalu saya upayakan untuk menyisipkan pertanyaan atau fakta yang
mengajak siswa untuk berfikir kritis.
Saya juga memahami kemampuan berpirkir kritis itu sendiri bermanfaat bagi saya sebagai
guru untuk membantu menyelesaikan permasalahan pekerjaan saya. Kemampuan tersebut
juga tentunya akan sangat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep pada
pembelajaran bilogi maupun pada mata pelajaran lainnya.
Pada akhirnya saya juga belajar menerima masukan sebagai suatu kesempatan berharga
untuk terus mengevaluasi dan mengembangkan diri agar menjadi pribadi dan guru yang
lebih baik. Masukan-masukan tersebut bisa dalam hal proses pembelajaran di kelas maupun
dalam mengemban tugas dan tanggung jawab lainnya.
c. Selain memanfaatkan masukan dan umpan balik dalam proses pengembangan diri Anda, Hal
berbeda apa yang Anda lakukan untuk mendukung proses pengembangan diri Anda?
Adakah cara-cara di luar kebiasaan yang Anda lakukan dimana hal tersebut membuat Anda
kurang nyaman namun mendukung proses pembelajaran Anda?
Untuk mendukung proses pengembangan diri, Saya banyak belajar pembuatan media
pembelajaran dari media internet. Saya belajar membuat powerpoint yang menarik dan
efektif, juga belajar bagaimana membuat media pembelajaran audio visual yang dapat
membantu siswa memahami konsep-konsep dalam biologi.
Saya juga selalu menyusun rencana perubahan atau membuat kebaruan pada
tugas/tanggung jawab yang dibebankan pada saya baik dahulu sebagai pembina OSIS
maupun wakil kepala sekolah urusan kesiswaan. Terus berinovasi agar saya pribadi terus
berkembang menjadi baik dan lingkunngan kerja saya juga tumbuh menjadi lebih baik, lebih
bermanfaat bagi yang lain.
Cara-cara di luar kebiasaan yang saya lakukan untuk terus menjadi lebih baik diantaranya
banyak mendengarkan dan berusaha memahami pendapat dan prinsip yang tidak sejalan
dengan saya, pada bidang apapun, baik pada dunia pendidikan, agama, bahkan pandangan
politik. Hal ini membuat saya lebih berpikiran terbuka dan tidak terjebak pada fanatisme
berlebihan, dan akhirnya membantu saya dalam bekerja sama dengan siapapun.
d. Bagaimana aplikasi hasil proses pembelajaran yang Anda sebutkan di dalam pekerjaan
Anda?
Beberapa aplikasi hasil proses pembelajaran yang saya lakukan diantaranya:
1. Menyusun program yang rinci terkait inovasi yang saya upayakan terus ada di setiap tugas
saya baik sebagai guru maupun tugas tambahan lainnya.
a. Sebagai guru saya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang lebih baik,
menekankan keterampilan berpikir kritis siswa.
b. Sebagai pembina OSIS saya memotivasi siswa untuk membuat program yang belum
pernah dilakukan sebelumnya seperti membuat chanel TV di platform youtube dan aktif
dalam sosia media lainnya.
c. Sebagai wakil kepala sekolah kesiswaan saya mendorong guru dan siswa untuk lebih
berinisiatif agar siswa meraih prestasi terbaik, dalam bidang akademik maupun
nonakademik. Yang diraih dengan program latihan yang tepat.
2. Berupaya memilih dan menjalankan masukan dan umpan balik yang dapat mendukung
pengembangan diri sehingga lebih bermanfaat untuk sesama
3. Berusaha memahami perbedaan, menjadikannya sebagai kesempatan untuk saling belajar
menghargai pendapat dan prinsip masing-masing.
5. Ceritakan pengalaman Anda melakukan pengembangan terhadap orang lain (contohnya dengan
guru, rekan sejawat lainnya, komunitas, tokoh masyarakat, maupun lainnya), misalnya dalam
kegiatan perlombaan, riset ilmiah, mempersiapkan orang lain pada tugas dan tanggung jawab
baru, atau lainnya.
a. Kapan waktu kejadiannya? Siapa yang Anda kembangkan? Apa yang memotivasi Anda
melakukan pengembangan tersebut?
Pada tahun 2022 saat saya harus meninggalkan jabatan pembina OSIS dan mengemban
tugas baru sebagai wakil kesiswaan, saya harus membimbing guru yang bertugas sebagai
pembina OSIS yang baru. Saya merasa perlu memastikan keberlangsungan program yang
selama ini telah terlaksana. Lebih dari itu, prinsip-prinsip yang mendasari berbagai inovasi
yang telah terjadi juga perlu pula difahami dan mampu dijalankan oleh pembina OSIS yang
baru.
Ketiga poin tersebut menjadi pondasi bagi pembina OSIS yang baru agar lebih terarah dalam
proses pengembangan dirinya.
c. Dukungan apa saja yang Anda berikan bagi orang tersebut? Hambatan apa yang Anda temui
dan bagaimana cara Anda mengatasinya? Upaya-upaya apa saja yang Anda lakukan untuk
mempertahankan motivasi orang tersebut?
Dukungan yang saya berikan kepada pembina OSIS yang baru berupa:
1. Informasi terkait perkembangan organisasi siswa, bagaimana selama ini keputusan-
keputusan organisasi dibuat, juga program yang menjadi prioritas.
2. Kriktik dan masukan yang membangun kepada pembina OSIS untuk memastikan
implementasi program yang telah disusun dapat di selesaikan dengan baik
3. membangun komunikasi yang baik antara pembina OSIS dan wakil kesiswaan agar
program OSIS sejalan dengan visi dan misi sekolah, sehingga mendapat dukungan yang
diperlukan dari sekolah.
Hambatan yang ditemui diantaranya kemampuan komunikasi yang kurang baik antara guru
pembina OSIS dengan siswa pengurus OSIS, sehingga mengganggu pelaksanaan program
kerja organisasi. Dengan masukan dan penjelasan terkait cara komunikasi yang efektif,
permasalahan tersebut dapat teratasi, hingga akhirnya saat ini pembina OSIS dapat
berkomunikasi dengan lebih baik kepada siswa. Dengan demikian program kegiatan dapat
terlaksana.
Upaya yang saya lakukan untuk mempertahankan motivasi guru pembina OSIS tersebut
diantaranya, membangun komunikasi yang baik dengan guru tersebut juga dengan
membangun kesepahaman bahwa kegiatan pembinaan OSIS ini memiliki tujuan mulia,
menghasilkan karakter pemimpin di masa mendatang, menjadikan siswa bertumbuh
karakter baiknya, berupa kedisiplinan, keberanian, tanggung jawab, kreatifitas dan
kemampuan menyelesaikan masalah. Bila hal tersebut berhasil ditanamkan pada siswa, dan
terlihat pada akhir periode kepemimpinan organisasi, hal tersebut menjadi kebahagiaan
tersendiri bagi pembina OSIS karena menjadi pihak yang paling terlibat dan bertanggung
jawab.
d. Bagaimana hasilnya?
Hasil dari pengembangan diri pada pembina OSIS yang baru sejauh ini mulai terlihat, guru
tersebut sudah dapat mengarahkan siswa pengurur OSIS secara mandiri. Kemampuan
komunikasi dengan siswa juga semakin baik, menghasilkan beberapa program dan rencana
program yang inovatif. Kesungguhan dalam mengemban tugas dan tanggung jawab juga
semakin tinggi, hal ini berdampak pula pada siswa yang juga menunjukkan kesungguhan dan
kesediaan untuk bekerja keras dalam mensukseskan program kerja yang telah disusun.