Anda di halaman 1dari 9

1.

Apa Yang Memotifasi Anda Menjadi Guru Penggerak

Apa yang memotivasi Anda menjadi Guru Penggerak? Apa yang Anda lakukan
dalam mewujudkan motivasi tersebut?

Banyak hal yang memotivasi saya untuk mengikuti program Guru Penggerak ini. Diantaranya :

1. Saya ingin menjadi bagian dari Guru Penggerak. Bersama rekan-rekan Guru Penggerak di daerah
lain turut serta menggerakkan pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik, mewujudkan cita-cita
luruh pendidikan Indonesia.

2. Memanfaatkan anugrah yang diberikan Allah SWT (berupak akal, kemampuan, kemauan,
semangat, dan tenaga) secara maksimal untuk memajukan Indonesia di bidang pendidikan
khususnya. Sebagai bukti bakti dan kemanfaatkan saya kepada negara Indonesia.

3. Memanfaatkan potensi diri untuk terus mengembangkan kompetensi diri mengikuti arah
perkembangan, serta menambah wawasan/pengalaman, dan teman.

4. Memotivasi rekan-rekan guru yang belum berstatus ASN maupun Non ASN agar tetap
bersemangat mendidik, terus berinovasi dan mengembangkan diri.

Upaya yang saya lakukan untuk dapat mewujudkan motivasi di atas adalah dengan bersungguh-
sungguh berkomitmen turut menjadi bagian calon Guru Penggerak pada anggkatan 9, dengan cara :

1. Berdoa.

2. Mencari informasi pembukaan seleksi Calon Guru Penggerak untuk daerah Tuban Jawa Timur.

3. Meminta ijin dan saran keluarga untuk dapat mengikuti program Guru Penggerak angkatan 9.

Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai Guru Penggerak? Jelaskan
alasannya dan berikan contohnya!
Kelebihan yang saya miliki yang dapat mendukung peran saya sebagai Guru Penggerak antara lain :

1. Semangat/motivasi/kemauan keras untuk terus berkembang. Perubahan itu selalu terjadi,


perkembagan terus bergerak, kemajuan harus kita ikuti. Hal ini yang selalu saya yakini. Jika saya
tetap berada di tempat, tidak mau turut bergerak maka saya akan ditinggal. Saya memiliki dua putra,
satu usia sekolah (Kelas 4 Sekolah Dasar) dan satu masih Umur 3.5 tahun. Saya ingin mereka tumbuh
menjadi pribadi yang tangguh, bermanfaat, penuh percaya diri, berani memimpin. Maka sayapun
harus menjadi pribadi seperti apa yang saya inginkan pada anak-anak saya. Saya harus menjadi
contoh, menjadi motivator bagi mereka.

2. Kemauan mempelajari hal-hal baru untuk perbaikan diri agar terus bisa memberikan yang terbaik
untuk peserta didik.

3. Mudah beradaptasi dan berkomunikasi.

4. Pengalaman mengajar lebih dari 12 tahun. Saya lulus kuliah pada tahun 2009. Alhamdulillah di
tahun itu pula saya mulai mengabdikan diri kepada negara, menjadi guru di SMA NEGERI Grabagan -
Tuban (2009 - Maret 2011), SMA NEGERI 5 TUBAN ( Maret 2011 - Juni 2022), PPPK di SMK NEGERI
Rengel - Tuban (Juni 2022 - Sekarang)
5. Saya mengajar Bimbingan dan Konseling, Saya lulusan Psikologi tahun 2009, namun selalu siap
ketika sekolah mempercayakan kepada saya untuk dapat menemani peserta didik belajar selain
Bimbingan dan Konseling. Seperti saat ini, sekolah mempercayakan kepada saya menjadi BKK (Bursa
Kerja Khusus) untuk membantu mengarahkan Peserta didik kelas XII yang ingin bekerja.

Berikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang


memberikan dampak nyata berdasarkan inisiatif Anda sendiri. Apa yang mendorong Anda
melakukan hal tersebut? (Jawaban Anda harus mencakup waktu kejadian, dampak atas
inisiatif Anda, upaya yang Anda lakukan agar inisiatif tersebut terlaksana, peran Anda dan
pihak lain yang terlibat bila ada)

Gerakan yang memberikan dampak nyata berdasarkan inisiatif saya sendiri adalah mengarahkan
peserta didik untuk dapat peduli terhadap lingkungan.

Sikap kurang peduli terhadap lingkungan yang masih ada pada diri peserta didik, sebagai contoh
membiarkan keran air tidak tertutup rapat yang dapat menyebabkan air terbuang percuma, tidak
mematikan lampu atau kipas angin ketika akan meninggalkan ruang kelas, membuang sampah di
dalam laci meja, kurang memiliki rasa tanggung jawab bersama terhadap kebersihan kelas. Tampak
sepele tapi jika dibiarkan akan dapat berakibat kurang baik. Dan dapat menjadi kebiasaan yang akan
terus terbawa ketika peserta didik turun di masyarakat. Mulai dari hal kecil dan dimulai sejak kecil,
kita biasakan untuk disiplin.

Dengan cara menegur/mengingatkan dan mengajak secara halus, mengarahkan, memotivasi,


memberi contoh, dan mengapresiasi untuk perubahan ke ara positif. Hal ini saya lakukan ketika
masuk kelas sebelum memulai kegiatan pembelajaran, terlebih dahulu saya melakukan cek kesiapan
dan kesehatan mulai dari peseta didik serta lingkungan belajar (ruang kelas). Begitu pula ketika
mengakhiri pembelajaran tak lupa saya mengucapkan terimakasih, permohonan maaf, motivasi
untuk tetap semangat belajar dan terus menjaga kesehatan, serta mengingatkan untuk cek kembali
kelas dan peralatan pribadi. Hal ini saya lakukan agar agar kebersihan, ketertiban, keamanan, dan
kenyamanan dapat terus tercipta sehingga pembelajaran akan dapat berlangsung dengan lancar dan
menyenangkan. Kesehatan harus kita utamakan. Jangan sampai lingkungan yang kurang bersih
menjadi penyebab tumbuhnya bibit penyakit, melemahkan daya tahan tubuh, dan menjadikan
tubuh tidak sehat, pembelajaran terhenti.

Alhamdulillah gerakan kecil ini bisa diterima oleh peserta didik kami, berlahan mereka mulai sadar
untuk menjaga kebersihan kelas. Peserta didik kami bisa terjaga kesehatannya, terbukti selama
pembelajaran di sekolah mulai diberlakukan jarang dari wali murid kami yang meminta ijin
putra/putrinya tidak mengikuti pembelajaran karena tidak sehat
2. Berinteraksi dengan orang lain terkadang dapat menjadi sebuah tantangan. Ceritakan
kesulitan yang Anda alami saat bekerja sama dengan pihak lain (misalnya rekan sejawat,
pimpinan di sekolah, orangtua, wali murid, keluarga, komunitas, perangkat desa, tokoh
masyarakat, pemuka agama, instansi, maupun lainnya) guna menimbulkan kesadaran dan
kesediaan agar mereka berkomitmen membantu Anda mencapai tujuan bersama.
Kapan waktu kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Pihak mana saja yang
Anda minta untuk bekerja sama dan mengapa? Gambarkan secara jelas

Kesulitan yang saya alami saat berinteraksi/bekerja sama dengan orang tua dalam menumbuhkan
kesadaran dan kesedian agar mereka orang tua berkenan berkomitmen turut membantu mengawasi
kegiatan peserta didik selama berada di rumah. Hal ini membuat pengawasan terhadap peserta didik
mengalami kendala. Agar pembelajaran tetap dapat berjalan lancar, peserta didik tetap terpantau
aktivitasnya, saya sebagai guru Bimbingan konseling meminta dukungan dan kerjasama orang tua.
Peran orang tua sebagai kontrol terhadap putra putri mereka selama di rumah. Bentuk kerjasama
yang saya lakukan yaitu membuat komunikasi bersama wali kelas dengan memanfaatkan aplikasi
WAG, selain itu saya juga melakukan komunikasi pribadi dengan orang tua. Saya menganggap orang
tua adalah pihak yang paling tepat untuk saya gandeng. Karena orang tua memiliki tanggung jawab
terhadap putra putri mereka masing-masing. Keberadaan mereka dalam satu tempat tinggal dan
durasi waktu kebersamaan yang panjang.

Kesulitan apa saja yang Anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan ataupun
kegagalan yang Anda hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana respon Anda dalam
situasi tersebut? Upaya apa yang Anda lakukan untuk tetap fokus mencapai tujuan yang
telah direncanakan?

Kesulitan yang saya hadapi saat itu :

1. Waktu bertemu secara langsung yang kadang mengalami kendala. Beberapa dari orang tua
merupakan pekerja.

2. Orang tua dengan tingkat pendidikan rendah, jumlah anak banyak, menyerahkan permasalahan
pendidikan anak mereka kepada saudara tua (wali siswa), sedang wali siswa juga memiliki keluarga.

3. Keberadaan orang tua yang tidak tinggal dalam satu rumah.

4. Orang tua merasa sudah menasehati anak namun belum ada perhatian dari anak.

Di awal komunikasi ada orang tua yang menolak, karena saya menghubungi melalui telepon (belum
dapat bersilahturahmi secara langsung), menganggap penipuan. Setelah saya mengubah komunikasi
dalam vidio call alhamdulillah komunikasi bisa berlangsung. dan bisa jadi opsi terakhir kita
mengundang orang tua untuk datang kesekolah ataupun kita yang datang kerumahnya. Pada
dasarnya tidak ada penolakan dari orang tua. Hanya kadang karena kesibukan orang tua tidak ingat
untuk menyampaikan keadaan anaknya. Misalnya ketika anak tidak mengumpulkan tugas, tidak
masuk sekolah atau tidak dapat mengikuti pembelajaran karena suatau hal

Respon saya saat berada dalam situasi tersebut adalah, segera konfirmasi kepada orang tua terkait
keberadaan putra putri yang bersangkutan.
Upaya yang saya lakukan untuk tetap fokus mencapai tujuan :

1. Meminta ijin kepada orang tua untuk dapat memasukkan mereka kedalam wa grup khusus orang
tua/wali siswa bersama wali kelas dan guru bimbingan konseling

2. Segala informasi yang bersifat umum akan kami sampaikan di wa grup, sedang yang bersifat
pribadi kami sampaikan secara pribadi memalui wali kelas atau guru Bimbingan Konseling langsung
menghubungi orang tua/ wali

3. Bekerjasama dengan bapak/ibu guru pengampu mata pelajaran lain.

4. Koordinasi dengan pihak terkait (waka kesiswaan atapun yang lain).

Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak
untuk bekerja sama?

. Menyatukan orang tua/wali siswa dalam satu wadah/komunitas untuk mempermudah koordinasi
dan komunikasi kami. Kemajuan teknologi dapat mempermudah komunikasi. Salah satu aplikasi
yang bisa saya gunakan dengan menggunakan whatsapp (WAG). Kami pilih karena mudah,
terjangkau, cepat dan bisa digunakan dimana saja. Dengan aplikasi ini memungkinkan kami segera
dapat berkomunikasi dan berkoordinasi.

2. Melakukan kunjungan silahturahmi ke rumah peserta didik. Dengan mengenal orang tua/wali
peserta didik, mengetahui keadaan lingkungan belajar peserta didik, membuat saya lebih dapat
memahami penyebab masalah yang dihadapi peserta didik. Misalnya penyebab sering terlambat
sampai ke sekolah, karena kendaraan hanya satu, digunakan untuk mengantar adiknya sekolah
terlebih dahulu baru peserta didik tersebut berangkat, dan ada juga siswa yang berangkat menunggu
jemputan /membonceng temannya dekat rumahnya karena di tidak punya sepeda, dan jika temenya
yang biasanya menjemput tidak tidak berangkat sekolah karena ada suatu hal (Sakit) akhirnya siswa
yang menunggu jemputan tidak berangkat sekolah juga. dan ada siswa sendiri di rumah Sehingga
saya tidak langsung memberi label terhadap peserta didik tersebut sebagai anak mbolosan, saya jadi
lebih tau penyebabnya dan memberikan masukan alternatif solusi.

3. Terus memantau keadaan peserta didik saat di sekolah dari guru mata pelajaran atau wali kelas.
Mencari informasi mengenai sikap peserta didik selama pembelajaran melalui guru pengampu mata
pelajaran.

Bagaimana hasilnya?

Hasil dari langkah yang saya lakukan alhamdulillah saat pembagian raport Semester Genap kemarin
nilai yang didapat peserta didik mengalami perbaikan (baik nilai afektif, kognitif, maupun
psikomotorik), begitu pula kehadiran dan keatifan peserta didik menunjukkan hal yang positif. Siswa
terlambat maupun alfa dalam kelas kami tidak ada. Dalam keseharian suasana kelas tampak bersih,
nyaman, dan kompak. Berkurangnya laporan negatif guru pengampu mata pelajaran atau wali kelas
mengenai sikap peserta didik. Hubungan sekolah dengan orang tua berjalan baik dan lancar.

3. Permasalahan, tantangan, situasi yang kompleks adalah kondisi umum yang ditemui
dalam menjalankan pekerjaan. Berikan contoh pengalaman Anda dalam menghadapi
situasi yang paling menantang, kompleks atau sulit saat menjalankan tugas Anda.
Kapan waktu kejadiannya? Permasalahan, tantangan, atau kompleksitas apa yang Anda
hadapi saat itu? Gambarkan secara jelas!

Pengalaman yang paling menantang ketika saya menjadi guru Bimbingan konseling adalah :
Menghadapi peserta didik yang kehilangan motivasi untuk tetap belajar menyelesaikan pendidikan
di jenjang SMA/SMK ini. Lulus bersama-sama teman yang lain.

Pada semester ganjil tahun pelajaran 2022 - 2023, saya mendapat laporan keluhan dari bapak/ibu
pengampu mata pelajaran (wali kelas), terdapat satu peserta didik kami yang tidak mau berangkat
sekolah, dia cendurung memilih bekerja mambantu orang tuanya karena kasihan kepada orang
tuanya kerja sendiri.

Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk memahami situasi tersebut secara
komprehensif? Peluang dan kesempatan apa saja yang Anda identifikasi dalam situasi
tersebut untuk membantu Anda menghadapinya?

Mendapat laporan dari bapak/ibu guru (wali kelas), kami segera menanggapi dengan beberapa
upaya untuk dapat memahami keadaan peserta didik :

1. Menggali informasi mengenai keberadaan/kegiatan peserta didik tersebut.

2. Menghubungi melalui sambungan telefon peserta didik tersebut, dan menanyakan alasan
mengapa tidak pernah mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan dengan jarak jauh. Dari langkah
awal tersebut kami mendapat informasi jika peserta didik tersebut bekerja. Kami arahkan dan kami
motivasi agar peserta didik tersebut tetap mengutamakan pendidikan karena masa depan masih
panjang dengan belajar sungguh-sungguh in shaa Allah mudah-mudahan bisa mendapatkan
pekerjaan yang lebih layak.

3. Melakukan kunjungan ke rumah dan berbicara langsung dengan orang tua.

Peluang yang dapat membantu saya dalam menghadapi keadaan peserta didik tersebut :

1. Peserta didik tersebut tergolong peserta didik yang cerdas, mampu dalam pembelajaran.

2. Orang tua masih menginginkan putranya melanjutkan sekolah.

3. Dukungan dari sekolah terhadap langkah/upaya kami.

Pertimbangan-pertimbangan atau alternatif apa saja yang Anda hadirkan dalam membuat
keputusan? Informasi apa lagi yang Anda gunakan untuk memperkuat keputusan Anda?

Berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah, membuat orang tua
kurang mampu untuk memberikan uang saku dan fasilitas yang lebih. Sedang kebutuhan anak usia
SMA/ SMK beraneka ragam. Kemampuan pemberian fasilitas yang beragam antar peserta didik
menimbulkan rasa kurang percaya pada diri salah satu peserta didik kami. Situasi paska pandemi
covid yang membuat peserta didik dapat menerima pembelajaran dari rumah menjadi celah bagi
peserta didik kami memanfaatkan waktu untuk bekerja. Merasa bisa mendapatkan uang yang cukup
untuk memenuhi gaya hidup, peserta didik tersebut berkeinginan untuk tetap bekerja dan
meninggalkan sekolah. Saya sebagai Guru bimbingan dan konseling merasa sayang jika anak tersebut
harus putus sekolah. Hanya berpendidikan sampai SMP. Saya memutuskan untuk memotivasi
peserta didik tersebut agar mau kembali aktif bersekolah.

Pertimbangan-pertimbangan yang saya hadirkan dalam membuat keputusan tersebut :

1. Peserta didik tersebut tidak bermasalah dalam sikap. Dalam keseharian peserta didik tersebut
tergolong peserta didik yang sopan, dan rajin beribadah. Sehingga saya berharap dia tetap mau
melanjutkan pendidikan.
2. Peserta didik tersebut berjenis kelamin laki-laki. Suatu hari dia akan menjadi kepala keluarga,
tulang punggung keluarga, dia harus mampu memberikan kehidupan yang layak pada keluarga.

3. Orang tua masih menginginkan putranya melanjutkan sekolah hingga tamat SMA.

Informasi lain yang saya gunakan untuk memperkuat keputusan saya pada saat itu saya mendapat
info bahwa peserta didik tersebut aktif menjadi pengurus remaja masjid di tempat dia tinggal.

Tindakan apa yang kemudian Anda ambil dan bagaimana hasilnya?

Tindakan yang akhirnya saya ambil : bersama guru Wali kelas kami mendatangi rumahnya,
memberikan motivasi kepada peserta didik tersebut. Semaksimal mungkin memberikan pengertian
agar dia mau memahami kondisi orang tua. Mau belajar kembali di sekolah. Menyelesaikan
pendidikan minimal hingga tamat SMA/SMK.

Hasil dari kunjungan kami :

1. Kedatangan pertama kami belum membuahkan hasil, peserta didik tersebut tetap tidak mau
kembali ke sekolah. Dia beralasan jika dia kembali ke sekolah dia khawatir akan mendapatkan
perlakuan tidak baik dari teman. Selain itu dia juga harus mengumpulkan tugas mengejar pelajaran
yang dia tinggal.

2. Baru setelah kunjungan kami berikutnya, setelah kami yakinkan atas kekhawatiran-kekhawatiran
yang dia takutkan, peserta didik tersebut berkenan kembali aktif mengikuti pembelajaran, baik yang
dilaksanakan secara daring maupun tatap muka di kelas.

4. Perkembangan menuntut kita untuk terus belajar hal-hal baru. Ceritakan pengalaman
Anda saat mendapatkan masukan atau umpan balik terkait kemampuan Anda.
Kapan waktu kejadiannya? Masukan atau umpan balik apa yang secara spesifik Anda
dapatkan? Apa yang Anda rasakan saat menerima masukan atau umpan balik tersebut?

pada bulan april tahun 2017 lalu, kementrian pendidikan dan kebudayaan dalam hal ini lembaga
penjamin mutu pendidikan (LPMP) Jawa timur mengundang saya untuk Bimtek kurikulum 2013 yang
bertempat di LPMP jawa timur. saya belum ASN / PNS mendapat kepercayaan untuk mewakili Guru
bimbingan konseling dari Kabupaten tuban khususnya tingka SMA. pelaksanaan bimtek Instruktur
K13 dengan pelaksaan 5 hari full. setelah Pelaksanaan bimtek K13 selesai kami di beri tugas/
tanggung jawab oleh LPMP jawa timur untuk pengimbasan kepada guru sasaran (GS) sekolah yang di
tunjuk oleh LPMP./Dinas pendidikan. menjadi instruktur kurikulum 2013 di kabupaten Tuban
Khususnya tingkat SMA bagi saya agak canggung dalam penyampain materi yang saya dapat dari
pelatihan, karena rata - rata guru sasaran tingkat SMA di kabupaten tuban adalah guru senior dan
sudah menjadi pegawai negeri sipil. tetapi saya yakin meskipun saat itu saya masih GTT (Guru tidak
tetap) belum menjadi ASN/PNS kala itu , tetapi saya yakin saya pasti bisa dan bisa menyampaikan
meteri yang saya dapat dari pelatihan di LPMP jawa timur.

Bagaimana cara Anda menyikapi masukan dan umpan balik tersebut untuk
pengembangan diri Anda?

Saya menyikapi masukan tersebut dengan senang. Karena kami sadar apa yang kami sampaikan
masih kurang dari kata sempurna. Harapan terbesar kami

paling tidak bisa mengimbaskan ilmu di dapat dari pelatihan Instruktrur kurikulum 2013 kepada Guru
sasaran (GS). Namun lebih dari itu kami ingin hasil pengimbasan kami dapat bermanfaat bagi peserta
didik pada khususnya, dan sekolah pengguna Kurikulum 2013 pada umumnya. Secara pribadi saya
merasa senang karena mendapat perbaikan dan koreksi. Tentunya hal ini sangat bermanfaat,
menambah pengetahuan, dan pengalaman. Menjadi motivasi pribadi bagi saya untuk terus belajar.
Kesempatan tidak selalu datang, jika dia datang kita harus menyambut dan memanfaatkan dengan
maksimal. Tidak perlu merasa tidak percaya diri dengan status kepegawaian yang belum PNS/ASN (di
kala itu). Kompetensi setiap individu harus terus dikembangkan, karena dunia berputar, zaman
berubah, teknologi terus berkembang. Mungkin jika secara administrasi belum dapat saya rasakan
manfaatnya, namun ilmu luar biasa yang saya peroleh akan terus dapat saya manfaatkan dan
semoga ilmu tersebut dapat menjadi amal jariyah nantinya. aamiin.

Selain memanfaatkan masukan dan umpan balik dalam proses pengembangan diri Anda,
Hal berbeda apa yang Anda lakukan untuk mendukung proses pengembangan diri Anda?
Adakah cara-cara di luar kebiasaan yang Anda lakukan dimana hal tersebut membuat
Anda kurang nyaman namun mendukung proses pembelajaran Anda?

Selain memanfaatkan masukan dan umpan balik dalam proses pengembangan diri, hal berbeda
lainnya yang saya lakukan untuk mendukung proses pengembangan diri saya yaitu:

1. Terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, menjaga hubungan baik, memperbaiki hubungan
kurang baik.

2. Menggali potensi diri dengan terus mencoba hal baru dan memanfaatkan kesempatan yang ada
karena kesempatan tidak akan datang kedua kalinya

3. Fokus pada kemampuan utama yaitu menjadi pendidik, dengan cara mengikuti kegiatan - kegiatan
yang dapat meningkatkan kemampuan profesi.

4. Berfikir positif, bahwa segala anugerah yang diberikan Allah SWT kepada kita merupakan hal baik
dan terbaik yang harus selalu kita syukuri.

5. Percaya diri, pantang menyerah dan tidak menganggap status kepegawaian menjadi penghalang
untuk berkembang karena semua orang memiliki hak yang sama untuk mendidik peserta didik.

6. Hal lain yang saya lakukan untuk pengembangan diri yaitu melihat youtube mengenai tentang
materi bimbingan konseling kurikulum 13 dan kita modifikasi dan kita aplikasikan di sekolah

Bagaimana aplikasi hasil proses pembelajaran yang Anda sebutkan di dalam pekerjaan
Anda?

Sebagaimana yang telah di uraikan sebelumnya bahwa pemanfaatan masukan dan umpan balik dan
hal- hal lain di luar kebiasaan dapat mendukung proses pengembangan diri dan mendukung proses
pembelajaran. Hasil dari langkah yang saya lakukan alhamdulillah saat pembagian raport nilai yang
didapat peserta didik mengalami perbaikan (baik nilai afektif, kognitif, maupun psikomotorik), begitu
pula untuk kehadiran dan keaktifan peserta didik menunjukkan hal yang positif. Siswa terlambat
maupun alfa dalam kelas tidak ada. Dalam keseharian suasana kelas tampak bersih, nyaman, dan
kompak. Berkurangnya laporan negatif guru pengampu mata pelajaran mengenai sikap peserta
didik. Hubungan sekolah dengan orang tua berjalan baik dan lancar.

dengan dimikian dapat disimpulkan bahwa hasil proses pembelajaran sangat mempengaruhi kualitas
pekerjaan yang di lakukan. kemampuan mengelola pembelajaran dengan hasil yang baik maka dapat
menciptakan citra pekerjaan yang semakin baik bagi masyarakat atapun bagi kita sendiri. hasil
proses pembelajaran yang baik juga mampu meningkatkan motivasi belajar bagi peserta didik.
5. Ceritakan pengalaman Anda melakukan pengembangan terhadap orang lain (contohnya
dengan guru, rekan sejawat lainnya, komunitas, tokoh masyarakat, maupun lainnya),
misalnya dalam kegiatan perlombaan, riset ilmiah, mempersiapkan orang lain pada tugas
dan tanggung jawab baru, atau lainnya.
Kapan waktu kejadiannya? Siapa yang Anda kembangkan? Apa yang memotivasi Anda
melakukan pengembangan tersebut?

Pengalaman saya dalam mengembangkan rekan guru saat mengikuti kegiatan diklat pengimbasan
Kurikukum 2013 tahun 2017 lalu. Bersama rekan lain yang tergabung dalam komunitas instruktur
kurikulum 2013 kabupaten Tuban dan kebetulan saat saya bersama rekan guru dari luar lembaga.
Selama kurang lebih 6 hari kami bekerja sama dalam melakukan penyusunan. Agar Pengimbasan
Kurikukum 2013 sesuai yang di harapkan dari intruktur Nasionalkami membagi pekerjaan. Satu rekan
saya bertugas mengumpulkan referensi, satu rekan lain bertugas mengumpulkan bahan evaluasi,
sedang saya bertugas menyusun. Setelah berhasil kami susun bersama, kami bersama-sama
melakukan review. Kami sangat bersemangat untuk dapat bersama-sama menyelesaikan
penyusunan pembimbingan ini. Selain bentuk tanggung jawab kami kepada Instruktur Nasional, juga
ini merupakan tanggung jawab untuk nanti pengimbasan di Guru sasaran (Sekolah sasaran).

Hal apa yang menjadi fokus pengembangan? Ceritakan pula cara Anda membangun
kesepakatan guna mencapai hasil pengembangan yang diharapkan.

Yang menjadi fokus utama kami dalam melakukan pengembangan adalah terselesaikannya
penyusunan modul pembelajaran yang kami susun dengan baik dan tepat waktu, sebagai bentuk
tanggung jawab dan wujud terciptanya kerja sama kami dengan baik. Selain menyiapkan modul
pembelajaran dengan sebaik-baiknya, kami juga membangun kekompakan dalam mempersiapkan
diri untuk mempresentasikan hasil kerja kami kepada fasilitator Nasional (instruktur Nasional).

Cara saya dalam membangun kesepakatan bersama rekan lain agar dapat tercapai hasil
pengembangan yang kami harapkan adalah dengan :

1. Bersama-sama membuat daftar rencana target kerja,

2. Membagi tugas sesuai kemampuan dan kesepakatan, kami sangat dapat memahami keadaan
masing-masing tim. Sehingga kami sepakat membuat skala prioritas, mana yang bisa dan siapa yang
mampu,

3. Selalu berkomunikasi dalam setiap hal yang kami temukan, baik berupa kendala ataupun
perkembangan,

4. Selain itu kami juga sepakat untuk melakukan pertemuan satu pekan sekali untuk mengetahui
perkembangan target yang telah kami rencanakan. Jika ada dari kami yang tidak mencapai target,
segera kami pecahkan bersama.

Dukungan apa saja yang Anda berikan bagi orang tersebut? Hambatan apa yang Anda
temui dan bagaimana cara Anda mengatasinya? Upaya-upaya apa saja yang Anda
lakukan untuk mempertahankan motivasi orang tersebut?

Dukungan yang saya berikan kepada rekan tersebut adalah dengan cara tetap menjaga komunikasi,
memberikan motivasi, tetap melibatkan dalam setiap pembagian kerja dan pengambilan keputusan.
Tetap menjaga komunikasi dengan baik dapat menumbuhkan rasa percaya diri, rekan tersebut
merasa masih bagian dari tim dan masih memiliki tanggung jawab untuk dapat bersama menyusun
modul hingga selesai.
Hambatan yang saya temui pada saat itu salah satu rekan kami tidak berada dalam satu lembaga
sehingga untuk mendiskusikan penyusunan modul

masih perlu penyesuain antara beberapa rekan yang bukan satu lembaga/sekolah. Untuk mengatasi
hal tersebut kami melakukan komunikasi dan menyamakan persepsi sesuai dengan instruksi
fasilitator meskupun secara tidak langsung kita beda keadaan antara sekolah satu dengan sekolah
yang lain.

Upaya yang saya lakukan untuk mempertahankan motivasi rekan tersebut dengan terus
memberikan motivasi, menunjukkan setiap perkembangan dari hasil kerja kami, terus menjaga
konsitensi bersemangat untuk dapat menyelesaikan modul secara maksimal. Selain itu kami harus
terus menjaga kepercayaan yang telah diamanahkan oleh Cabang dinas pendidikan provinsi Jawa
Timur yang berada di Tuban. Kami harus dapat menunjukkan hasil kerja terbaik kami, agar nantinya
dapat menjadi motivasi rekan-rekan lainnya untuk turut bersemangat mengembangkan diri. Tidak
berkecil hati untuk yang belum berstatus PNS, dan tetap menjaga semangat kerja walaupun telah
berstatus PNS terutama yang akan memasuki usia purna.

Bagaimana hasilnya?

Hasil dari upaya yang saya lakukan dalam pengembangan diri terhadap orang lain adalah rekan
saya memiliki motivasi untuk turut mengembangkan diri, memiliki rasa percaya diri, mampu
menunjukkan semangat kerja secara maksimal, dan bertanggung jawab penuh hingga selesainya.

Sedangkan hasil dari kami dalam upaya penyusunan modul pembelajaran alhamdulillah kami
berhasil menyusun modul pembelajaran dengan baik dan tepat waktu. Kami mampu
mempertanggung jawabkan hasil kerja kami kepada Fasilitator dan nantikan akan publikasn ke
guru sasaran (GS).

Anda mungkin juga menyukai