Anda di halaman 1dari 11

Hubungan Kerjasama Antara guru dan

Orangtua dalam meningkatkan Aktivitas


Belajar Murid
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakekatnya guru dan orang tua dalam pendidikan yang mempunyai tujuan yang sama,
yakni mengasuh, mendidik, membimbing, membina serta memimpin anaknya menjadi orang
dewasa dan dapat memperoleh kebahagiaan hidupnya dalam arti yang seluas-luasnya. Hal ini
sebagai penunjang pencapaian visi Bangsa Indonesia berdasarkan ketetapan MPR RI No.
IV/2004 tentang GBHN (1996:66).
“Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokrasi , berkeadilan, bedaya saing,
maju dan sejahtera, dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia memiliki etos kerja
yang tinggi serta disiplin.”
Visi yang besar itu akan diawali dari pendidikan dari orangtua sebagai pendidik pertama
dalam rumah tangga. Sebagai tindak lanjut pendidikan, orangtua yang mempunyai ruang
lingkup dan kapasitas yang sangat terbatas maka anak itu disekolahkan. Disinilah dibutuhkan
kerja sama yang baik antara guru dan orangtua murid, sehingga murid senantiasa tetap berada
dalam kontrol-kontrol. Dengan demikian murid tidak mempunyai peluang untuk melakukan
hal-hal yang mengarah pada tindakan yang melanggar tatanan kemasyarakatan.
Melalui kerja sama antara guru dan murid menyebabkan terjadinya pertukaran informasi
antara guru dan orangtua sekitar fenomena dan peristiwa yang melingkupi diri murid dalam
kehidupan sehari-harinya. Pertukaran informasi sekitar fenomena kehidupan murid baik
dalam lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat merupakan suatu titik nadi
kehidupan yang perlu diperhatikan oleh guru dan orangtua dalam rangka mengawasi aktivitas
keseharian murid, khususnya dalam aktivitas belajarnya.
Kerjasama pengawasan antara guru dan orangtua murid tersebut dimaksudkan agar aktivitas
keseharian setiap murid tidak larut dalam aktivitas yang dapat mengganggu aktivitas
belajarnya. Melalui kerjasama tersebut orangtua akan memperoleh pengetahuan dan
pengalaman tentang tingkat keberhasilan anaknya dalam mengikuti aktivitas disekolah.
Disamping itu, orangtua juga akan mengetahui kesulita-kesulitan apa yang sering dihadapi
anak-anaknya disekolah, juga dapat memperoleh informasi tentang kondisi anak-anaknya
dalam menerima pelajaran, tingkat kerajinan, malas, bodoh, atau bagaimana etikanya dalam
pergaulannya. Sebaliknya, guru dapat pula mendapatkan informasi tentang kondisi kejiwaan
muridnya yang dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya, dan keadaan murid dalam
kehidupannya ditengah-tengah masyarakat dan sebagainya.
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah (guru), orangtua murid,
masyarakat, dan pemerintah. Dengan demikian, semua pihak yang terkait harus senantiasa
menjalani hubungan kerja sama dan interaksi dalam rangka menciptakan kondisi belajar yang
sehat bagi para murid. Interaksi semua pihak yang terkait akan mendorong murid untuk
senantiasa melaksanakan tugasnya sebagai pelajar, yakni belajar dengan tekun dan
bersemangat.
Selain interaksi tersebut, ada juga interaksi yang mutlak harus dilaksanakan yang secara
langsung dapat mewujudkan aktivitas belajar yang baik, yakni interaksi antara guru dan
murid. Interaksi yang dimaksud mengindikasikan terpadunya dua jenis kegiatan yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Aktivitas belajar yang dilakoni murid sebagai pelajar dan
aktivitas mengajar yang dilakukan oleh guru sebagau tugas profesional guru dalam
pandangan Sudjana (1994:31) bahwa:
Kegiatan yang diharapkan dapat mendorong murid untuk lebih aktif dan lebih bergairah
dalam belajar karena kegiatan belajar dan mengajar yang berdaya guna dimaksudkan untuk
mencapai tujuan pengajaran atau pembelajaran.
Selanjutnya, hubungan timbal balik antara orangtua dan guru yang benilai informasi tentang
situasi dan kondisi setiap murid akan melahirkan suatu bentuk kerja sama yang dapat
meningkatkan aktivitas belajar murid baik di sekolah maupun di rumah.
Hubungan kerja sama antara guru dan orangtua murid sangatlah penting. Hal ini tidak
tercapai akan berimplikasi pada kemunduran kualitas proses belajar mengajar, dan akan
menurunkan mutu pendidikan. Dengan demikian, maka diperlukan langkah-langkah yag
dapat mendukung terlaksananya peningkatan aktivitas belajar dari murid yang dilakukan oleh
orangtua, guru dan keduanya dalam hubungan kerja sama saling membantu dalam
meningkatkan aktivitas belajar dari murid tersebut. Walaupun kendala yang dihadapi yang
tentunya tidak sedikit, tetapi dengan tujuan yang jelas sebagai pelaksana dan penanggung
jawab pendidikan oleh orangtua dirumah atau di keluarga, dan guru dilingkungan sekolah
maka hubungan tersebut dapat diwujudkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah bentuk hubungan kerja sama antara guru dan orangtua dalam meningkatkan
aktivitas belajar murid?
2. Apa yang harus dilakukan oleh guru dalam meningkatkan aktivitas belajar murid?
3. Apa yang harus dilakukan oleh orangtua dalam meningkatkan aktivitas belajar murid?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang ingin dicapai dalam karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui:
1. Bentuk hubungan kerja sama orangtua dengan guru, diharapkan dapat meningkatkan
aktivitas belajar murid.
2. Kegiatan-kegiatan yang baik dilakukan oleh guru yang dapat meningkatkan aktivitas
belajar murid.
3. Kegiatan yang harus dilakukan oleh orangtua murid agar aktivitas belajar anaknya dapat
ditingkatkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar
1. Pengertian Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan aktivitas yang bersifat fisik maupun mental didalam belajar
selalu berkaitan, sebagai contoh bahwa ketika orang itu sedang belajar dengan membaca.
Secara kelihatan bahwa membaca menghadapi suatu buku tetapi mungkin pikiran dan sikap
mentalnya tidak bertuju pada buku yang dibaca. Ini menunjukkan tidak ada keserasian antara
fisik dan mental. Jelas bahwa aktivitas dalam arti luas, baik yang bersifat fisik/jasmani
maupun mental/rohani karena keduanya akan membuahkan aktivitas belajar yang optimal.
Untuk memudahkan pemahaman mengenai belajar, maka diawali dengan mengemukakan
definisi belajar dari beberap ahli pendidikan. Adapun pengertian belajar menurut para ahli
adalah sebagai berikut:
1. Ali (1983:14) belajar diartikan sebagai “proses perubahan perilaku’ akibat interaksi
individu dengan lingkunga.”
2. Slameto (2003) “belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendir dalam interasi dengan lingkungannya.”
3. Sahabuddin (2004), “belajar adalah sebagai suatu proses kegiatan yang menimbulkan
kelakuan lama sehingga seseorang lebih mampu memecahkan masalah dalam menyesuiakan
diri terhadap situasi-situasi yang dihadapi dalam hidupnya.”
Bila dianalisis pengertian belajar diatas, menagndung unsur-unsur yang sama yaitu:
1) Belajar itu merupakan suatu kegiatan yang didasari dan mempunyai tujuan.
2) Proses belajar itu mengakibatkan perubahan tingkah laku dan perubahan itu disebabkan
oleh pengalaman-pengalaman atau latihan-latihan dan bukan disebabkan oleh pertumbuhan
atau kematangan.
3) Perubahan tingkah laku dalam belajar sifatnya menetap.
2. Ciri-Ciri Aktivitas Yang Efektif
Adapun ciri-ciri atau karakteristik belajar yang efektif menurut Piaget adalah sebagai berikut:
a. Belajar berdeda dengan kematangan
Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar bukan perubahan tingkah laku karena proses
kematangan. Bila serangkaian tingkah laku matang melalui secara wajar tanpa adanya
pengaruh dari latihan, maka dikatakan bahwa perkembangan itu adalah berkat kematangan
dan bukan karena belajar
b. Belajar dibedakan dari perubahan fisik dan mental
Perubahan tingkah laku juga dapat terjadi, disebabkan oleh terjadinya perubahan pada fisik
dan mental karena melakukan terjadinya perbuatan berulangkali yang mengakibatkan badan
menjadi letih/lelah.
c. Ciri belajar hasilnya relatif menetap.
Hasil belajar dalam bentuk perubahan tingkah laku. Berlangsung dalam bentuk latihan dan
pengalaman. Tingkah laku disajikan bersifat menetap dan sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan. Tingkah laku itu berupa perilaku yang nyata dan dapat diamati.
Adapun ciri-ciri dari pembelajaran yang efektif menurut Piaget adalah sebagai berikut:
1. Kecakapan membimbing belajar
2. Ramah dan simpatik
3. Berencana dengan baik
4. kerjasama
5. Memberi saran dan anjuran
6. Demokratis
7. Merangsang
8. Prografis
9. Remedial
10. Memberi kebebasan kepada pembelajaran.
3. Fakrtor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar
A. Faktor-Faktor Intern
Di dalam membicarakan faktof intern, akan di bahas menjadi tiga faktor, yaitu faktor
jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
1. Faktor Jasmaniah
a. Faktor Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya/bebas dari
penyakit. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu ia
juga akan cepat lelah, kurang semangat, mudah pusing, kurang darah ataupun ada gangguan-
gangguan/kelainan-kelainan fungsi atau alat indera serta tubuhnya.
b. Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai
tubuh/badan.
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar, siswa yang cacat belajarnya juga terganggu
jika ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat
bantu agar dapat menghindari atau mengurangi kecacatan itu.
2. Faktor Psikologis
Faktor-faktor yang tergolong kedalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar adalah
sebagai berikut:
a. Intelegensi
lntelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi
dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,
mengetahui/menggunakan konsep¬-konsep yang abstrak secara efektif , mengetahui
hubungan dan mempelajarinya dengan cepat. lntelegensi besar pengaruhnya terhadap
kemajuan belajar.
b. Perhatian
Perhatian menurut Gozali adalah keaktifan Jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun tertuju semata-
mata kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek untuk dapat menjamin hasil
belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang
dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhartian siswa, maka timbullah
kebosanan, sehingga ia tidak suka lagi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik,
usahakan bahan pelajarannya sesuai dengan hobi atau bakatnya. Relasi itu akan menyebabkan
perkembangan anak-anak bertambah, belajarnya terganggu bahkan dapat menimbulkan
psikologi yang lain.
c. Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan
rasa senang.
d. Bakat
Bakat atau aptitude Hilgard adalah "the capasity to lear". Kata lain bakat adalah kemampuan
untuk belajar. Bakat itu mempengaruhi belajar jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa
sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih banyak karena ia senang dengan pasti
selanjutnya lebih giat lagi dalam belajarnya.
3. Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetap dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
Kelelahan jasmani dapat terlihat dengan lemahnya tubuh dan timbul kecenderungan untuk
membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran
dalam tubuh, sehingga darah tidak atau kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.
Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuhan dan kebosanan, sehingga minat
dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan rohani dapat terjadi terus menerus
memikirkan masalah-masalah yang dianggap berat tanpa istirahat, menghadapi hal-hal yang
selalu sama tanpa ada variasi dan mengerjakan sesuatu karena terpaksa dan tidak sesuai
dengan bakat rninat dan perhatian.
B. Faktor-Faktor Ekstern
Faktor-faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga
faktor yaitu:
1. Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerirna pengaruh dari keluarga berupa: orangtua mendidik, relasi
antara anggota kel uarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
a. Cara orang tua mendidik
Cara orangtua mendidik, besar pengaruhnya terhadapa anaknya. Orangtua yang kurang atau
tidak memperhatikan pendidikan anaknya misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar
anaknya, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan atau melengkapi alat
belajarnya dan lain-lain, dapat menyebabkan anak atau kurang berhasil belajar.
b. Relasi antar anggota keluarga
Relasi antar keluarga yang terpenting adalah relasi orangtua dengan anaknya. Selain itu relasi
anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain turut mempengaruhi belajar
anak. Wujud dari relasi misalnya apakah hubungan itu penuh dengan kasih sayang dengan
pengertian terlalu keras dan sebagainya. Relasi anggota keluarga erat hubungannya dengan
cara orangtua mendidik anaknya.
c. Suasana Rumah
Suasana rumah dengan dimaksudkan sebagai situasi atau kerjadian-kejadian yang sering
terjadi didalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Suasana rumah juga merupakan
faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Suasana rumah yang ramai
dan semarat tidak akan meberi ketenangan kepada anak yang belajar. Rumah yang bising
dengan suara radio atau TV pada waktu belajar, juga mengganggu belajar anak, terutama
untuk berkonstrasi.
d. Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar
selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makanan, pakaian dan lain-lain, Juga
membutuhkan fasilitas belajar seperti alat tulis menulis, buku-buku dan lain-lain.
Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi,
akibatnya kesehatan anak terganggu. Akibat yang lain anak selalu dirundung kesedihan
sehingga anak merasa minder dengan ternan lain sehingga mengganggu belajar anak.
2. Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut:
a. Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu caraljalan yang harus dilalui didala mengajar. Dalam metode
mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.
Metode mengajar yang kurang baik dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan
kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikan mata pelajaran tidak
baik sehingga siswa kurang senang terhadap rnata pelajaran atau gurunya, akibatnya siswa
malas untuk belajar.
b. Relasi Guru dengan Siswa
Dalam relasi guru dengan siswa yang baik, siswa akan menyukai gurunya dan pelajarannya,
sehingga siswa belajar mengalami tekanan- tekanan batin.Akibatnya masalahnya akan
mengganggu belajarnya dan menjadi malas untuk masuk sekolah dengan alasan-alasan yang
tidak-tidak karena di sekolah mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari ternan-
ternannya.
c. Relasi Siswa dengan Siswa
Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain,
mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin akibat masalahnya
akan mengganggu belajarnya dan menjadi malas masuk sekolah dengan alasan-alasan yang
tidak-tidak karena disekolah mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-
temannya.
d. Alat Pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya denga cara belajar siswa karena alat pelajaran yang yang
dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula siswa untuk menerima bahan yang
diajarkan, alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan
pelajaran yang diberikan kepada siswa.
3. Faktor Masyarakat
a. Kegiatan siswa dalam masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya.
Tetapi jika siswa arnbil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya
misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan
terganggu, lebih-Iebih jika tidak bijaksana mengatur waktunya.
b. Media Massa
Media massa baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya.
Sebaliknya media massa yang jelek juga berpengaruh terhadap siswa. Contohnya siswa yang
suka nonton film atau membaca cerita-cerita detektif, pergaulan bebas akan cenderung untuk
berbuat seperti tokoh yang dikagumi dalam cerita itu, karena pengaruh dari jalan ceritanya.
c. Teman Bergaul
Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya,
ternan bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga. Teman bergaul yang
tidak baik akan menyeret siswa keambang bahaya dan belajarnya jadi berantakan.
B. PERANAN DAN FUNGSI GURU DALAM PROSES BELAJAR
MENGAJAR
Proses belajar-mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan
guru sebagai pemegang peranan utama. Peristiwa belajar mengajar banyak mengakar pada
berbagai pendangan dan konsep, perwujudan proses belajar mengajar dapat terjadi dalam
beberapa model. Pengertian proses belajar mengajar dikemukakan oleh Usman (1989: 1)
bahwa:
Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan
guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatifuntuk mencapai tujuan tertentu.
Dari pengertian proses belajar mengajar yang telah diutarakan, maka kemudian melahirkan
strategi dan penerapannya.
1. Peranan Guru
Sehubungan dengan fungsinya sebagai "pengajar", "pendidik" Dan "pembimbing", maka
diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-
mengajar, secara singkat peranan guru yang dikemukakan Sadirman (2005:144) adalah
sebagai berikut:
a. Informator
b. Organisator
c. Motivator
d. Inisiator
e. Transmitter
f. Fasilitator
g. Mediator
h. Efaluator
Dari ke depalan peran guru diatas, dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
a. Informator
Sebagai pelaksana cara mengajar informatif laboratorium, studi lapangan dan sumber
informasi kegiatan akademik maupun umum.
b. Organisator
Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus dan lain-lain. Komponen-
komponen yang berkaitan dengan kegiatan belajar- mengajar, semua diorganisasikan dengan
sedemikian rupa, sehingga dapat mencapai efektivitas dan efesiensi dalam belajar pada diri
sendiri.
c. Motivator
Peranan guru sebagai motivator ini penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan
dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus dapat merangsang dan memberikan
dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan
swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga terjadi dinamika di dalam proses
belajar mengajar.
d. lnisiator
Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Sudah barang tentu ide-ide
merupakan kreatif yang dapat dicontoh oleh siswa.
e. Transmitter
Dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku penyebar kebijasanaa pendidikan dan
pengetahuan.
f. Fasilitator
Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan
dalam proses belajar-mengajar, misalnya saja dengan menciptakan suasana kegiatan belajar
mengajar yang sedimikian rupa, sesuai dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi
belajar mengajar akan berlangsung secara efektif
g. Mediator
Guru sebagai dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. Misalnya
menengahi atau memberikan jalan keluar kemacetan dalam kegaitan diskusi siswa. Mediator
juga diartikan sebagai penyedia media.
h. Evaluator
Ada kecenderungan bahwa peran sebagai evaluator, guru mempunyai otoriatas untuk
menilai .prestasi siswa dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga
dapat menentukan bagaimana siswa itu berhasil atau tidak.
2. Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Peter mengemukakan ada tiga tugas dan tanggung jawab guru yakni:
a. Tugas guru sebagai pengajar
Guru sebagai pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan
melaksanakan pengajaran. Dalam tugas ini guru dituntut memeliki penegetahuan dan
keterempilan teknis mengajar,di samping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkan.
b. Tugas sebagai pembimbing
Guru sebagai pembimbing memberikan tekanan kepada tugas, memberikan bantuan kepada
siswa dalarn memecahkan masalah yang dihadapinya.
c. Tugas guru sebagai administrator
Guru sebagai admionistrator kelas pada hakekatnya merupakan jalinan antara ketatalaksanaan
bidang bidang pengajaran dan keterlaksanaan pada umurnnya. Namun demikian,
keterlaksanaan bidang pengajaran lebih menonjol dan lebih diutamakan bagi profesi guru.
C. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ORANGTUA DALAM AKTIVITAS BELAJAR
MURID
Anak akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya, dimana ia pertama kali
menerima berbagai aspek pendidikan secara alami dari kedua orangtuanya. oleh karena itu,
bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga Namun demikian bukan
berarti bahwa pola pendidikan dalam keluarga adalah formal. Seperti yang dikemukakan oleh
Zakiah (1984:35) bahwa:
Pada umunya pendidikan dalam rumah tangga bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan
pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana
dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan.
Orangtua yang terdiri dari ibu dan ayah memegang peranan penting dalam perkembangan
anak-anaknya. Anak yang sejak lahir selalu berada disamping ibunya akan mendapatkan
kasih sayang dan perhatian ibunya. Sehingga kemudian ia akan meniru atau menuruti segala
yang didapatkannya.
1. Peranan Orangtua Dalam Pendidikan
Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang utama dan pertama dalam masyarakat
karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, bekembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi
serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi turnbuh dan
berkembangnya watak budi pekerti dan kepribadian setiap manusia. Pendidikan yang
diterima dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti
pendidikan selanjutnya di sekolah.
Ditinjau dari fungsi dan tugasnya sebagai orangtua dalarn aktivitas belajar anak rnaka
peranan ibu dan ayah berbeda, seperti yang dikemukakan oleh Piaget dibawah ini :
a. Peranan ibu dalam pendidikan anak
1. Surnber dan pernberi rasa kasih sayang
2. Pengasuh dan perneliharaan
3. Ternpat rnencurahkan isi hati
4. Pengaruh kehidupan dalam rurnah tangga
5. Pernbirnbing hubungan pribadi
6. Pendidikan dalarn segi-segi ernosional
b. Peranan ayah dalam pendidikan anak
1. Surnber kekuasaan didalarn ke1uarga
2. Penghubungan intern keluarga dengan rnasyarakat atau dunia lain
3. Pemberi perasaan arnan bagi se1uruh anggota ke1uarga
4. Pelindung terhadap ancarnan dari luar
5. Pendidikan dari segi-segi rasiona1
2. Tanggung Jawab Orangtua
Ada beberapa tanggung jawab dari kedua orangtua dalarn rnenunjang pendidikan anaknya
seperti yang di kernukakan oleh Zakiah (1984:38) sebagai berikut :
a. Memelihara dan membesarkan anak.lni adalah bentuk yang paling sederhana dari tanggung
jawab setiap orangtua dan dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan hidup
manusia.
b. Melindungi dan menjamin keamanan, baik jasmania maupun rohaniah dari berbagai
gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dengan
filsafah hidup dan agama yang di anutnya.
c. Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh peluang untuk
memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin yang dapat dicapainya.
d. Membahagiakan anak, baik dunia dan akherat, sesuai debngan pandangan dan tujuan hidup
manusia.
Ada beberapa hal atau dasar-dasar yang perlu diperhatikan sebagai tanggung jawab orangtua
terhadap anaknya terutama dalam konteks pendidikan adalah sebagai berikut :
a. Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih sayang menjalin hubungan orang dan anak.
Kasih sayang orangtua yang ikhlas dan mumi akan mendorong sikap dan tindakan rela
menerima tanggung jawab untuk mengorbankan hidupnya dalam memberikan pertolongan
kepada anaknya.
b. Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orangtua terhadap
keturunannya.
c. Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan menjadi
tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara.
d. Memelihara dan membesarkan anaknya. Tanggung jawab ini merupakan dorongan demi
untuk dilaksanakan, karena anak memer lukan makan, minum dan perawatan, agar anak
dapat hidup secara berkelanjutan.
e. Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengerahuan dan keterampilan yang
berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila anak telah dewasa dan mampu mandiri.
D. HUBUNGAN KERJASAMA ANTARA GURU DAN ORANGTUA DALAM
MENNINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MURID
1. Adanya Kunjungan kerumah anak didik
Pelaksanaan kunjungan kerumah anak didik berdampak positif diantaranya :
a. Kunjungan melahirkan perasaan pada anak didik bahwa sekolahnya selalu memperhatikan
dan mengawasinya
b. Kunjungan tersebut memberi kesempatan kepada guru melihat sendiri dan mengobservasi
langsung cara anak didik belajar, latar belakng hidupnya, dan tentang masalah-masalah yang
dihadapinya dalam keluarga.
c. Guru berkesempatan untuk memberikan penerangan kepada orangtua anak didik tentang
pendidikan yang baik, cara-cara menghadapi masalah yang sedang dialami anaknya.
d. Hubungan antara orangtua dengan guru akan bertambah erat.
e. Kunjungan dapat memberikan motivasi kepada orangtua anak didik untuk lebih terbuka
dan dapat bekerjasama dalam upaya memajukan pendidikan anaknya.
f. Guru mempunyai kesempatan untuk mengadakan interview mengenai berbagai macam
keadaan atau kejadian tentang sesuatu yang ingin ia ketahui.
g. Terjadinya komunikasi dan saling memberikan informasi tentang keadaan anak serta saling
memberi petunjuk antara guru dengan orangtua.
2. Diundangnya Orangtua Kesekolah
Kalau ada berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah yang memungkinkan untuk
dihadiri oleh orangtua maka akan positif sekali bila orangtua diundang untuk datang
kesekolah.
3. Case Conference
Case Conference merupakan rapat atau conference tentang kasus. Conference biasanya
dipimpin oleh orang yang paling mengetahui persoalan bimbingan konseling khususnya
tentang kasus yang dimaksud tujuannya agar mencari jalan yang paling tepat agar masalah
anak didik dapat diatasi dengan baik.
4. Badan pembantu sekolah
Badan pembantu sekolah adalah organisasi orangtua murid atau wali murid dan guru yang
dimaksud kerjasama yang paling organisasi antara sekolah atau guru dengan orangtua murid.
5. Mengadakan Surat Menyurat Antara Sekolah Dan Keluarga
Surat menyurat diperlukan terutama pada waktu-waktu yang sangat diperlukan pada
perbaikan pendidikan anak didik, seperti surat peringatan dari guru kepada orangtua jika
anaknya perlu lebih giat, sering membolos, sering berbuat keributan dan sebagainya.
6. Adanya Daftar Nilai Atau Raport
Raport yang biasanya di berikan setiap catur wulan kepada para murid dapat dipakai sebagai
penghubung antara sekolah dengan orangtua. Sekolah dapat memberi surat peringatan atau
meminta bantuan orangtua bila hasil raport anaknya kurang baik atau sebaliknya jika anaknya
mempunyai keistimewaan dalam suatu mata pelajaran, agar dapat lebih giat mengembangkan
bakatnya atau minimal mampu mempertahankan apa yang sudah dapat diraihnya.
BABIII
PENUTUP
A. Kesimpula
1. Hubungan kerjasama antara guru dan orangtua dalam meningkatkan aktivitas belajar murid
adalah :
a. Adanya kunjungan ke rumah anak didik
b. Di undangnya orangtua ke sekolah
c. Case Conference
d. Badang pembantu sekolah
e. Mengadakan surat menyurat antara sekolah dan keluarga
f. Adanya daftar nilai atau raport
2. Yang harus dilakukan oleh guru dalam meningkatkan aktivitas belajar murid adalah:
a. Memberikan bimbingan dan dorongan dalam menngimbangkan sikap dan
tingkah laku agar murid menguasai materi pelajaran yang diajarkan.
b. Memeberikan motivais kepada murid agar dapat mencapai hasil belajar
yang baik.
c. Merangsang dan memberi dorongan untuk belajar dengan baik dan efektif
3. Yang dilakukan orangtua dalam meningkatkan aktivitas belajar murid adalah:
a. Membantu anak bila mendapat kesulitan dalam memahami tugas yang diberikan.
b. Mengontrol waktu belajar anak dirumah.
c. Membantu anak dalam menggunakan waktu luangnya untuk belajar.
d. Memberikan perhatian yang cukup kepada anak dalam hal belajar.
B. Saran-Saran
1. Orangtua dan guru harus terlibat da1am belajar murid, baik di rumah maupun di sekolah
agar murid tersebut dapat' mencapai hasil belajar yang baik dan berkualitas.
2. Hubungan antara orangtua dan guru dalam meningkatkan aktivitas belajar murid hams
tetap dipelihara dengan baik agar murid mendapat pendidikan yang lebih berkualitas dan
bermanfaat bagi murid.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Indar Jaya, lahir di Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang, pada tanggal 28 Juli
1978. Anak ke 4 dari 5 bersaudara dari pasangan suami istri Mossi dan Dukku. Penulis
menempuh pendidikan dasar di SD 104 Tontonan tamat 1990/ 1991.
Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri Baraka Kabupaten Enrekang tahun 1991,
tamat 1993/ 1994 selanjutnya sekolah mencegah umum di SMA Negeri 1 Anggeraja
Kabupaten Enrekang pada tahun 1994 dan tamat pada tahun 1997. Kemudian pada tahun
2005 terdaftar sebagai Mahasiswa pada Program D-II PGSD FIP Universitas Negeri
Makassar hingga sekarang.
PRAKATA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga
karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana.
Karya Tu1is Ilmiah ini berjudu1 "Perlunya Kerjasama Antara Guru dengan Orangtua dalam
Meningkatkan Aktivitas Belajar Murid di Sekolah Dasar" sebagai tugas akhir dan merupakan
salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi Diploma II
Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Makassar.
penulis menyadari keterbatasan. bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam Karya
Tulis Ilmiah ini. Untuk itu saran dan kritikan dari pembaca senantiasa kami harapkan demi
penyempurnaan karya tulis ini selanjutnya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa sejak awal sampai selesainya karya tulis ini, cukup
banyak hambatan yang ditemui. Akan tetapi semua itu dapat tertatasi dan atas berkat petunjuk
dan hidayah dari Allah SWT dan bimbingan dari Bapak Drs. H. Alimin Umar, M,.Pd sebagai
dosen pembimbing KTI. Selain itu tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Muslimin, M.Ed, selaku Pimpinan Prodi PGSD
2. Ibu Dra. Hj. Azhariah T. Amalius, M.Si selaku Ketua UPP PGSD Induk.
3. Bapak Drs M. Ramli Ladji, selaku Sekretaris UPP PGSd Induk.
4. Para dosen/staf pengajar dengan sabar dan disiplin mengajar kami ilmu pendidikan,
memanusiakan penulis dan belajar memanusiakan manusia.
5. lbunda penulis yang tercinta Dukku yang senantiasa memberikan semangat, mendanai dan
membimbing serta mendidik penulis. Dan untuk Ayahanda Penulis Almarhum Mossi doaku
selalu untukmu.
6. Kakanda tercinta Drs. Narlan Simen dan saudara yang telah memberikan sumbangsih
Garan dan perhatian dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhimya penulis mengharapkan kiranya tulisan ini dapat berguna bagi perkembangan dan
kemajuan pendidikan di masa-masa yang akan datang. Semoga Allah memberikan rahmat
kepada kita semua, Amin ya Rabbal Alamin.
Makassar, Juli 2007
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
PENGESAHAN KARY A TULIS ii
PENGESAHAN PENGUJI iii
PERNY A T AAN KEASLIAN iv
MOTTO v
PRAKA T A vi
DAFT AR ISI viii
BAB I PENDAHULU AN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penulisan 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar 5
1. Pengertian Aktivitas Belajar 5
2. Ciri-Ciri Aktivitas Belajar Yang Efektif 7
3. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar 7
B. Peranan Dan Fungsi Guru Dalam Proses Belajar Mengajar 15
C. Tugas dan Tanggung Jawab Orangtua Dalam Aktivitas Belajar Murid 18
D. Hubungan Kerjasama Antara guru dan Orangtua dalam meningkatkan Aktivitas Belajar
Murid 22
1. Adanya Kunjungan Ke Rumah Anak Didik 22
2. Diundangnya orangtua ke Sekolah 23
3. Case Conference 23
4. Badan Pembantu Sekolah 23
5. Mengadakan Surat Menyurat Antara Sekolah dan Keluarga 23
6. Adanya Daftar Nilai atau Raport 24
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 25
B. Saran 26
DAFTAR PUSTAKA 27
LAMPIRAN-LAMPIRAN 28
RIWAYAT HIDUP 29
DAFTAR PUSTAKA
Ali, 1983. H. Sahabuddin, 1999 Slameto, 2003. Mengajar dan Belajar. Ujung Pandang Badan
Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Zakiah, 1984. M. Ngalim Purwanto, MP, 1995. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Jakarta
PT. Remaja Rosdakarya Bandung.
Abdul Haling, 2004. Belajar dan Pembelajaran. Makassar Penerbit Universitas Negeri
Makassar.
Mulyani Sumantri, Johar Permana, 1998-1999. Stratregi Belajar Mengajar . debdikbud
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Usman, 1989, Hasbullah, 2006. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Banjarmasi PT. Raja Grafindo
Jakarta.
Jean Piaget, 1980. Strategi Belajar Mengajar.
Ketetapan MPR RI No. IV/2004 Tentang GBHN.
Sujana, 1994. Dalam Buku Meningkatkan Aktivitas Belajar Murid.

Anda mungkin juga menyukai