Anda di halaman 1dari 14

1. Apa kelebihan anda yang dapat mendukung sebagai seorang pelatih ahli ?

Upaya apa saja yang telah anda lakukan untuk meningkatkan kemampuan
diri anda sebagai seorang pelatih ahli ?

Kelebihan saya yang dapat mendukung sebagai pelatih ahli program sekolah
penggerak adalah :

1. Pengalaman Kerja:

a. Sebagai Guru Mapel IPA Fisika selama 14 tahun (1983 s.d. 1997)

b. Sebagai Kepala Sekolah selama 12 tahun (3 periode) (1997 s.d. 2009)

c. Sebagai Kepala Bidang SMP, SMA dan SMK selama 1 tahun 4 bulan
2009 s.d. 2010)

d. Sebagai Pengawas Sekolah selama 10 tahun 8 bulan (2010 s.d.


sekarang)

e. Sebagai instruktur, pengajar diklat, master trainer, pelatih, penatas, nara


sumber, pemateri, penilai yuri mulai Tahun 2008 s.d. sekarang.

2. Prestasi yang diraih::

a. Meraih Guru Teladan III Kabupaten Boyolali di usia 27 tahun ketika


golongan baru II/b;

b. Menjadi penggerak Organisasi Siswa Intra Sekolah SMP Negeri 1 Boyolali


pada tahun ajaran 1983/1984 saat awal masuk menjadi guru. Kepala
sekolah dengan kewenangnya memberi Surat Keputusan menunjuk
sebagai salah satu Pembina OSIS. Berdasarkan kewenangan pembina
OSIS melakukan revolusi pembinaan OSIS dengan mengerakkan siswa
melakukan: (1) pemilihan Ketua OSIS secara langsung dengan
mekanisme seleksi calon, sosialisasi kandidat calon, pemilihan langsung,
penghitungan suara, penentuan ketua OSIS terpilih, Pelantikan pengurus
OSIS; (2) penyusunan program OSIS oleh pengurus terpilih; (3)
mekanisme pelaksanaan kerja OSIS oleh siswa (rapat-rapat, pelaksanaan
kegiatan-kegiatan, melaksanakan pemantauan, menyusun laporan per
kegiatan dan laporan akhir tahun. Cukup dalam waktu 2 tahun siswa
secara mandiri mampu melaksanakan mekanisme organisasi OSIS
secara profesional.

c. Terpilih sebagai guru favorit selama 3 tahun berturut turut pada acara Hari
Guru dengan menerima rangkaian bunga terbanyak dari siswa.

d. Menjadi kepala sekolah SMP saat usia 34 tahun golongan II/c, KS


termuda Provinsi Jawa Tengah Tahun 1997

e. Menggerakkan sekolah terpinggir di Boyolali SMP Negeri 1 Kemusu tepat


di tepi Waduk Kedungombo sebagai kepala sekolah dengan kondisi awal
belum ada satupun piala kejuaraan apalagi almarinya, secara perlahan
mengerakkan guru, siswa dan dukungan urang tua bekerja bersama
bahwa mereka memiliki kemampuan seperti yang lain, dalam waktu 4
tahun disana mampu mengumpulkan 16 piala dan 48 vandel kejuaran
akademik maupun non akademik, menyulap lingkungan sekolah,
memfungsikan ruangan, memperindah sudut sudut sekolah. Akhirnya
tumbuh gengsi mereka bahwa mereka tidak mau direndahkan.

f. Mengubah sekolah terburuk kondisi fisik dan lingkungan kesehatannya,


terendah kedisiplinan siswanya serta dalam kurun waktu 4 tahun terakhir
1 kejuaraanpun tidak teraih. Pindah tugas ke SMP Negeri 3 Boyolali tidak
kalah tantangannya dibanding sekolah pertama. ‘Gerakan sehati
memperbaiki diri’ kita canangkan bersama dengan kerja bersama. Akhir
tahun pertama mulai teraih kejuaran Juara 2 mapel Matematika tingkat
kabupaten, Awal tahun ke 2 Juara sekolah sehat tingkat kabupaten teraih
dan menyusul kejuaraan-kejuaraan lain sehinggga selama 3 tahun
mengelola sekolah ini teraih 21 kejuaraan akademik dan non akademik.

g. Masuk sekolah ketiga selaku kepala sekolah kembali ke habitat menjadi


Kepala SMP Negeri 1 Boyolali, sekolah yang sudah sangat saya kenal
potensi guru, siswa dan kesadaran orang tua dalam mendukung
pendidikan. Tidak perlu melakukan observasi lingkungan langsung kita
pacu potensi yang ada dalam waktu 1 tahun 4 bulan berhasil meraih 75
kejuaraan baik nasional, provinsi maupun kabupaten, Kejuaraan OSN
untuk pertama kali meraih emas biologi perunggu matematika, puluhan
kejuaraan non akademik tingkat nasional. Peringkat 5 rata-rata UN se
Jawa Tengah. Puncaknya rintisan program “IMERSI” yang kami rintis
secara mandiri dengan 7 mapel dengan bahasa pengantar bahasa
Indenesia dan Inggris membawa sekolah ini pada tahun 2007 dinobatkan
sebagai SMP RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Nasional)

h. Pada Tahun ajaran 2007/2008 memasuki sekolah ke 4 SMP Negeri 2


Boyolali, SMP sekota potensinya mendekati SMP Negeri 1 Boyolali, Tidak
perlu observasi kondisi sekolah terlalu lama karena cukup kenal
potensinya, kita pacu dengan berbagai kegiatan, senada dengan SMP 1
Boyolali kami rintis Sekolah Bilingual untuk mapel UN yakni pembelajaran
dengan 2 bahasa pengantar dan berbagai kegiatan kegiatan akademik
maupun akademik berhasil meraih 60 kejuaraan dalam kurun waktu 1
tahun baik kejuaraan nasional, provinsi maupun kabupaten. Medali
perunggu biologi OSN dapat kita raih selain puluhan kejuaraan nasional
bidang olah raga, seni dan KIR. Berkah keberadaan program Bilingual
alhamdulillah SMP Negeri 2 Boyolali pada Tahun 2008 juga dinobatkan
sebagai SMP RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Nasional). Kabupaten
Boyolali salah satu kabupaten yang mampu mengantarkan 2 SMP nya
menjadi SMP RSBI dari beberapa kabupaten di Indonesia.
i. Meraih Kepala Berprestasi I Tingkat Nasional dapat kami wujudkan di
Tahun 2007 setelah sebelumnya harus berjuang meraih kejuaraan yang
sama di tingkat provinsi dan kabupaten. Raihan kejuaraan ini tidak
terlepas dengan apa yang sdh kita gerakkan untuk meraih prestasi lain
oleh sekolah, guru-guru dan para siswa, karena bukti dukung dari
kejuaraan kepala berprestasi tidak lepas dari prestasi yang diraih oleh
sekolah, oleh para guru dan oleh siswa dengan menunjukkan bukti fisik
kejuaraan tersebut.

j. Mendapatkan kesempatan studi banding ke Australia memprluas


wawasan pengelolaan pendidkan pada tahun 2008 dengan sasaran kota
Canberra dan Sydney sebagai penghargaan atas kejuaraan Kepala
Sekolah Berprestasi ! Tingkat Nasional selama 10 hari.

k. Mendapatkan kesempatan studi banding ke China Tahun 2009 selama 10


hari atas prestasi mengantarkan sekolah layak dinobatkan menjadi SMP
RSBI selain dalam rangka belajar mengelola sekolah bertaraf
internasional.

l. Mendapatkan penghargaan Satya Lencana yang langsung diserahkan


oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat Peringatan Hari Guru di
Provinsi Riau.

m. Mendapatkan kehormatan ikut upacara detik detik proklamasi di Istana


Negara dan diterima langsung oleh Prediden pada hari berikutnya

n. Menjadi Yuri dan penilai pelaksanaan Lomba Berprestasi dan Berdedikasi


mulai Tahun 2008 s.d 2016 di Tingkat Nasional, provinsi maupun
kabupaten dengan Dirjen GTK, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah,
Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Magelang
o. Menjadi nara sumber penyiapan lomba berprestasi dari tingkat kabupaten,
provinsi dan nasional dengan Disdikbud Kab. Boyolali, Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Tengah

p. Menjadi nara sumber, istruktur, Tutor, pemateri diklat, workshop, bimtek


dengan materi kurikulum 2013, penilaian kurikulum 2013, SSN, RSBI,
sekolah model, sistem penjaminan mutu, supervisi akademik dan
manjerial, PTK/PTS, penyusunan RKS, PKG/PKKS/PKPS dengan
Direktorat Pembinaan SMP, LPMP Jawa Tengah, P4TK Matematika,
P4TK Seni Budaya, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Disdikbud
Kabupaten Boyolali, dan sekolah-sekolah dari TK, SD, SMP, SMA dan
SMK.

q. Menjadi Master Trainer, Pengajar Diklat kegiatan Diklat calon kepala


sekolah, penguatan kepala sekolah dengan LPPKSPS, LPMP Jawa
Tengah, LPMP Iawa Timur, LPMP Sumatera Selatan, LPMP Samarinda,
LPMP Sulawesi Selatan, LPMP DKI Jakarta, LPMP NTB dan kabupaten
kabupaten di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara
Barat, dan Nusatenggara Timur.

r. Manjadi Nara sumber TOT Master Trainer Calon Kepala Sekolah untuk
LPD UNS Surakarta, LPD Universitas Gorontalo, LPD Universitas
Pendidikan Indonesia, LPMP Jawa Barat

3. Sikap dan Perilaku kerja: spiritual, integritas, tanggung jawab, profesional,


keikhlasan, disiplin, prakarsa, demokratis, kritis, kreatif, komunikatif,
kolaboratif dan sosial baik

Upaya yang telah saya lakukan untuk meningkatkan kemampuan diri


sebagai seorang pelatih ahli :
a. Mengembangkan kemampuan akademik dan non akademik dengan selalu
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui beraneka
media sehingga belajar dilakukan sepanjang hayat

b. Selalu mengikuti perkembangan regulasi di dunia pendidikan dan kebijakan


pemerintah yang lain, baik pusat maupun daerah.

c. Megikuti kegiatan diklat, bimtek, seminar, dialog interaktif melaui daring


maupun luring dengan berbagai media terkait dengan perkembangan
pendidikan masa kini dan perkembangan dunia lain

d. Melakukan sharing antar nara sumber ketika melaksanakan diklat, di luar


diklat baik daring maupun luring dengan berbagai media tentang dunia
kediklatan baik materi maupun teknis.

e. Melakukan koordinasi antar pengawas setiap hari senin, dengan agenda


saling memberikan informasi terkini, menyampaikan dan menerima paparan
hasil pelatihan, membahas instrumen yang terkait dengan kepengawasan,
mengembangkan aplikasi kepengawasan, dll.

f. Mengembangkan strategi/model pembelajaran/pelatihan untuk materi


pembelajaran/pelatihan, sehingga guru/nara sumber semakin menguasai
berbagai strategi pembelajaran/pelatihan dengan baik, agar pembelajar/
peserta diklat akan berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran/pelatihan
sehingga proses pembelajaran akan lebih aktif, efektif, kondusif dan efisien.

g. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi yang baik. Melalui komunikasi


dua arah yang terbangun baik dengan maka akan lebih mempermudah
pencapaian tujuan pelatihan.

h. Mengembangkan kemampuan melakukan presentasi agar ketercapaian


materi dan pesan pembelajaran kepada peserta lebih komunikatif, menarik,
sistematis dan lebih jelas dengan dilengkapi bukti dan contoh yang konkrit.
i. Mengembangkan sikap dan perilaku yang baik dalam kepemimpinan,
disiplin., integritas, kerjasama, dan prakarsa. Kita harus selalu belajar untuk
menjadi pemimpin yang baik dengan berlaku adil,dan bertanggungjawab .

Tantangan terbesar apa yang anda hadapi saat anda menjalankan peran
sebagai seorang Pelatih Ahli? Bagaimana cara anda mengatasinya ?

Tantangan terbesar yang saya hadapi saat menjalankan peran sebagai Pelatih
Ahli adalah:

1. Kemauan peserta diklat, ini terlihat saat awal beberapa peserta terlihat kurang
semangat, perhatian dan konsentrasinya tidak focus.
Cara mengatasinya: Pada kegiatan pendahuluan kita kasih pertanyaan kepada
semua tentang pentingnya pelatihan ini, namun kesempatan menjawab kita
berikan peserta yang terlihat kurang semangat yang terkait tema atau jenis
pelatihan ini. Misalnya:
Mengapa bapak/ibu hadir dalam pelatihan ini?
Mengapa pelatihan ini penting untuk kita lakukan/bapak ibu terima?
Adakah manfaat untuk kita dan untuk anak didik kita?
2. Kemampuan penguasaan IT, secara umum ini terlihat untuk peserta dari guru
guru kita TK dan SD, sementara guru-guru SMP cukup baik, guru-guru
SMA/SMK baik dengan berbagai alasan sudah tua, takut rusak, hampir pensiun
dll
Cara mengatasinya: (1) penyadaran yang berulang pentingnya penguasaan
teknologi ini untuk meringankan kerja kita
mpuan peserta yang berbeda baik sikap, pengetahuan dan keterampilan.
daya tangkap, kreatifitas, kedisiplinan peserta pelatihan yang beragam, misal
kemampuan IT peserta yang muda sangat mumpuni, sehingga dalam
mengikuti pelatihan lancar, hampir tidak mengalami kendala. Sebaliknya
peserta senior rata-rata kemampuan IT nya masih rendah, sehingga dalam
mengikuti pelatihan cenderung lebih lambat
Cara mengatasinya adalah peserta muda duduknya berdekatan dengan
peserta senior, sehingga dapat mendampingi langsung kepada seniornya. Untuk
yang senior merasa nyaman dengan pendampiran rekan sejawat, sedang bagi
yunior merasa dirinya dihargai, dibutuhkan. Kondisi seperti ini akan lebih
memperkuat hubungan sosial antar peserta.

Upaya apa saja yang anda lakukan untuk tetap menghidupkan semangat
sebagai seorang Pelatih Ahli ?

Upaya yang saya lakukan untuk tetap menghidupkan semangat sebagai seorang
Pelatih Ahli adalah:

a. Secara intrinsik, yaitu senantiasa memotivasi diri agar dalam mengabdikan


diri sebagai seoranng Pelatih Ahli terus bersemangat, bekerja keras,
mempertahankan idealisme, kemauan yang tinggi. Agama mengajarkan
bahwa sebaik-baik orang adalah yang bermanfaat bagi orang lain

b. Secara Ekstrinsik, yaitu dengan melihat prestasi teman sejawat, jika mereka
bisa kenapa saya tidak bisa

3. Berikan contoh kreativitas, inovasi, perubahan, atau lainnya yang anda


lakukan saat memberikan pelatihan.

Contoh kreativitas yang saya lakukan, saat memberikan pelatihan tentang PTK
yaitu ketika membahas bagian pendahuluan khusunya di latar belakang masalah
biasanya dijelaskan bahwa bagian ini berisi kondisi nyata, kondisi ideal. Nah
antara kondisi nyata dan kondisi ideal terdapat kesenjangan. Jika seperti itu
penyampainnya maka rata-rata peserta masih bingung untuk menyusun latar
belakang. Maka saya berikan solusi : peserta disuruh menuliskan poin-poin
penting yang pada kondisi yang ada. Contoh, kondisi nyata : guru ceramah,
siswa mendengarkan, siswa pasif, guru selalu mendominasi proses
pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah komunikasi searah,
motivasi belajar rendah. Contoh kondisi ideal : guru menggunakan model
pembelajaran yang variatif, siswa aktif, keratif , mandiri, menyenangkan,
suasana kelas kondusif. Antara kondisi nyata dengan kondisi ideal terdapat
kesenjangan, itulah yang akan kita cari solusinya untuk menutup kesenjangan
itu. Dari poin-poin penting tersebut kita deskripsikan dalam lam latar belakang.

Contoh inovasi yang saya lakukan saat memberikan pelatihan misalnya ketika
memberikan icebreaking, syair dalam lagu diganti disesuaikan dengan materi,
contoh....

Dalam pelaksanaan pelatihan kami terapkan kemitraan silang

Contoh perubahan yang saya lakukan saat memberikan pelatihan misalnya :


kegiatan supervisi biasanya menimbulkan kesan pada guru merasa dinilai,
dihakimi, sehingga guru ketika disupervisi merasa tidak nyaman, takut, dan
terbebani. Nah kita memahamkan kepada kepala sekolah bahwa supervisi itu
memiki prinsip-prinsip : demokratis (supervisor tidak menggurui), humanisme ,
kekeluargaan, dan kontinyuitas. Agar peserta lebih mengerti taknik pelaksanaan
supervisi maka kami lakukan metode bermaian peran. Selesai bermain peran
kita diskusikan apakah peran yang dimainkan tadi sudah sesuai dengan prinsip
supervisi.

4. Ceritakan pengalaman anda melakukan evaluasi atas keberhasilan suatu


pelatihan

Untuk mengetahui keberhasilan dari pelatihan saya melakukan


evaluasi/memberikan penugasan terkait dengan materi yang dibahas, kegiatan
ini untuk mengukur keterampilan dalam menyelesaikan tugas. Pada saat
kegiatan berlangsung juga kami berikan pertanyaan kepada peserta pada materi
yang sedang dibahas. Dengan memberikan pertnyaan tersebut maka akan dapat
diketahui apakah peserta sudah menguasai dari materi palatihan yang sedang
dibahas. Pada akhir kegiatan saya melakukan evaluasi menyeluruh baik dari sisi
program pelatihan, penguasaan peserta terhadap materi pelatihan, kompetensi
saya sendiri sebagai Pelatih Ahli.

Evaluasi program meliputi isi materi dan kesesuaian materi dengan kebutuhan
peserta. Evaluasi terhadap peserta untuk mengetahui nilai kompetensi peserta.
Evaluasi kompetensi Pelatih Ahli untuk mengetahui : penguasaan materi,
penggunaan metode dalam pelatihan, penggunaan media pelatihan, gaya
presentasi dari Pelatih Ahli, dan pengelolaan kelas, keterampilan berkomunikasi

Metode yang saya gunakan dalam melaksanakan evaluasi pelatihan


sebagai adalah:

a. Observasi langsung, yaitu secara langsung mengamati aktifitas terhadap


proses pelatihan, untuk mendapatkan informasi-informasi pelaksanaan
pelatihan.
b. Angket/instrumen, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
mengajukan pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh
peserta.
c. Dengar pendapat diperlukan bila menghadapi permasalahan tertentu
pada saat pelatihan, dimaksudkan untuk memperoleh masukan yang lebih
lengkap dan akurat tentang permasalah yang sedang dibahas/dihadapi.
d. Sharing hampir serupa dengan dengar pendapat, hanya penekanannya
lebih kepada upaya untuk berbagi pengalaman dan pendapat, tidak harus
ada kasus khusus. Sharing bisa dilakukan kapan saja dan dengan media
yang lebih luas.
Untuk mempermudah dalam pelaksanaan evaluasi saya siapkan instrumen dari
masing-masing jenis evaluasi.

5. Perkembangan menuntut kita untuk terus belajar hal-hal baru . Ceritakan


pengalaman anda saat mendapatkan masukan atau umpan balik terkait
kemampuan anda.
Pengalam saya saat mendapatkan masukan atau umpan balik terkait
kemampuan saya adalah pada saat Bimtek penyusunan silabus dan RPP di
SMPN 4 Mojosongo, tgl 17, 18, 19 Desember 2019. Seorang guru Bahasa
Indonesia dalam menyusun silabus dalam bentuk tabel, pada kolom kegiatan
pembelajaran ditulis rinci mulai pendahuluan, kegiatan inti dan penutup secara
detail sehingga tidak sesuai dengan substansi yang saya sampaikan, yaitu
mestinya ditulis pengalaman belajar yang dilakukan oleh siswa, guru tersebut
menginformasikan bahwa silabus seperti itu sudah lama digunakan dan
merupakan produk dari MGMP.
Saya dengarkan masukan guru tersebut dengan baik, dengan tenang, saya
cerna dengan baik, dan berempati. Setalah itu kami sharing dengan melihat
format silabus dan RPP sesuai dengan permendikbud no 22 tahu 2016. Saya
tayangkan format tersebut, sya ajak peserta untuk mencermatinya. Saya
tanyakan kolom kegiatan pembelajaran pada silabus dengan kegiatan pada
RPP. Peserta lain yaitu guru IPA menyampaikan pendapat bahwa ada
perbedaan yang dituliskan dalam kolom tersebut, sebab jika dalam silabus
dituliskan rinci, berarti overlaping dengan yang dituliskan di RPP. Dengan penuh
bijak saya memberikan penguatan kepada guru tersebut. Saya hargai pendapat
dari kedua guru terbut. setidaknya ada keberanian dari guru tersebut untuk
menyampaikan pendapat

6. Ceritakan pengalaman anda terkini dalam melakukan proses


pembimbingan kepada peserta pelatihan.

Pengalama saya terkini dalam melakukan proses pembimbngan kepada peserta


pelatihan : pada saat melakukan pembimbingan penilaian kurikulum 2013
berbasis aplikasi di SMPN 1 Ampel pada bulan Oktober 2019. Pada saat
kegiatan dimulai saya cek apakah peserta sudah membawa laptop semua,
ternyata ada 2 (dua) guru yang tidak membawa. Dengan sabar dan tidak emosi
saya informasikan bahwa untuk memparlancar kegiatan pelatihan ini harus
didukung adanya laptop, oleh karena itu dimohon kesadarannya pb/ibu untuk
membawa laptop sendiri. kita akan belajar keterampilan, maka kita harus
melakukan sendiri, jika hanya dengan mendengarkan dan melihat hasilnya tidak
akan maksimal. Kegiatan kami mulai dengan pendahuluan, dengan
menyampaikan tujuan pelatihan, menanyakan seputar penilaian, dan
memberikan motivasi kepada peserta pentingnya melakukan penilaian yang
dimudahkan dengan menggunakan aplikasi. Masuk pada kegiatan inti, kami
membahas aplikasi penilaian sikap. Ada pertanyaan yang menggelitik dari
peserta.... Ketika peserta menyampaikan pertanyaan saya cermati, didengarkan
dengan baik, saya hargai pertanyaannya dan diucapkan terima kasih. Sebelum
saya menanggapi, pertanyaan tersebut saya lemparkan kepada peserta lain
untuk menanggapi. Demikian juga peserta lain untuk menanggapi jawaban
peserta tersebut. Kemudian kami bahas bersama dan sedikit memberikan
solusi, sehingga kita sepakati jawaban atas pertanyaan tersebut. Selama
pelatihan saya bimbing dengan kesabaran dan keiklasan, saya selalu
memberikan kebebasan kepada mereka untuk berpendapat, memberi masukan
umpan balik terhadap saya, baik itu yang sifatnya membangun, bahkan bersifat
negatif, sebagai bahan evaluasi diri untuk berubah lebih baik. Berusaha memberi
pelayanan secara maksimal demi kemajuan dalam dunia pendidikan .Selalu
bersikap terbuka, menghargai orang lain, jujur, disiplin, tanggung jawab,
berkepribadian baik, bekerja keras. Harapannya ilmu ini biar bermanfaat bagi
orang lain dan diimplementasikan dalam pembelajaran. Materi pada hari ke-dua
penilaian pengetahuan dan keterampilan. Peserta praktik mengoperasionalkan
penilain pengetahuan dan keterampilan dengan lancar. Di akhir kegiatan saya
tutup dengan memberikan evaluasi dan tugas untuk mengumpulkan print out dari
3 penilaian tersebut.

7. Ceritakan mengenai hal terbaik yang pernah anda lakukan untuk


memperoleh informasi yang dapat membuat anda lebih memahami situasi
dan permasalahan peserta didik
Ketika saya melakukan Penelitian Tindakan Sekolah dengan mengambil judul
Peningkatan Kompetensi Penyusunan RPP dan Pengelolaan Pembelajaran E-
Learning Terbimbing melalui Pelatihan Terstruktur Dengan Teknik
Pendampingan bagi bagi Guru Kelas VIII Matematika, IPA, Mata Pelajaran
Matematika, IPA,Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris Di SMPN 1 Ampel, dan
SMPN 2 Ampel Boyolali Pada Semester 1 Tahun 2018/2019.

Pada saat saya melakukan pengamatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris baik di SMPN 1 Ampel,
maupun di SMPN 2 Ampel pada pra siklus, siswa cenderung pasif, peserta didik
lebih banyak mendengarkan uraian materi dari guru, peserta didik kurang
melakukan aktivitas seperti mengamati, mencari, melakukan,
mendemonstrasikan dan lain-lain, sehingga peserta didik kurang termotivasi
untuk terlibat lebih jauh dalam proses pembelajaran. Penerapan pembelajaran
E-Learning terbimbing dengan menggunakan berbagai model pembelajaran
ternyata selama proses pembelajaran berlangsung peserta didik dapat
menikmati dan aktif mencari dan menggali materi dari berbagai sumber, baik
media cetak maupun elektronik, terlibat secara aktif melakukan diskusi
kelompok, dengan mengajukan pertanyaan, menyampaikan pendapat, dan
memberikan sanggahan. Kerjasama antar siswa dalam kelompok terbangun
dengan baik. Ketika melakukan presentasi kepercayaan diri peserta didik
meningkat.

Dari fenomena tersebut dapat diartikan bahwa disampaikan dengan metode


yang tepat akan cepat dimengerti oleh peserta didik. Tidak semua peserta didik
dengan cepat merespon apa yang disampaikan oleh guru dalam pembelajaran.
Dengan memahami karakter perindividu, akan memudahkan guru membantu
menyelesaikan permasalahan atau kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik
dengan tepat. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran yang tepat
dan variatif dengan mempertimbangkan karakter peserta didik serta
pemanfaatan media pembelajaran secara maksimal akan sangat membantu
siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai