Anda di halaman 1dari 7

SOAL KURIKULUM PEMBELAJARAN PENJAS

KELAS : PJKR II A

1. Jelaskan sejarah kurikulum di Indonesia hingga sampai saat ini!


2. Jelaskan prinsip pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi lulusan dan standar isi!
3. Apa yang anda ketahui tentang silabus dan komponen apa saja yang terdapat dalam
silabus!
4. Jelaskan perbedaan antara kurikulum KTSP dengan K13!
5. Sebutkan dan jelaskan Model Pembelajaran K13! (Minimal 3 Model Pembelajaran).

Selamat Mengerjakan!!

Nama : Yenni Zanuba Arafah


Nim : 210241296

Kelas : PJKR 2A
Dospem : Dedy Putranto, M.pd

Jawaban:

1. Kurikulum memiliki arti penting dan strategis dalam penyelenggaraan pendidikan sebagai
arahan dan pedoman dalam pelaksanaan Pendidikan. Setelah kemerdekaan, tercatat
bahwa kurikulum di Indonesia sudah mengalami pergantian hingga kurang lebih sepuluh
kali. Mengutip dari buku Perkembangan Kurikulum SMA di Indonesia dari Kemendikbud,
perubahan kurikulum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari konstelasi politik,
sosial, dan budaya bangsa Indonesia yang selalu berkembang dari satu masa ke masa
berikutnya. Berikut ini rangkuman perjalanan kurikulum Indonesia yang dikutip dari
publikasi Kemendikbud, buku Politik Kebijakan Pengembangan Kurikulum di Indonesia
karya Alhamduddin, dan Perencanaan Pembelajaran Untuk Kejuruan karya Dr. Tuti Iriani,
serta M. Aghpin Ramadhan.
 Rentjana Pelajaran 1947
Kurikulum 1947 juga dikenal dengan istilah Rentjana Pelajaran 1947. Perubahan arah
pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan
nasional.

 Rentjana Pelajaran Terurai 1952

Kurikulum 1952 menjadi penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya dan diberi nama
Rentjana Pelajaran Terurai Tahun 1952. Hal yang paling menonjol sekaligus menjadi ciri
khas kurikulum ini adalah konsep tematik.

 Rentjana Pendidikan 1964

Isu yang berkembang pada kurikulum ini adalah konsep pembelajaran aktif, kreatif, dan
produktif. Melalui konsep ini, pemerintah menetapkan hari Sabtu adalah hari krida.
Artinya, siswa diberi kebebasan untuk berlatih berbagai kegiatan sesuai dengan minat
bakatnya.

 Kurikulum 1968

Tujuannya lebih ditekankan untuk mempertinggi mental, moral, budi pekerti, dan
keyakinan beragama. Ciri khusus yang menonjol dari kurikulum 1968 adalah correlated
subject curriculum.

 Kurikulum 1975

Pemerintah kemudian menyempurnakan kurikulum 1968 pada tahun 1975. Latar


belakang kelahirannya akibat dari sejumlah perubahan oleh pembangunan nasional.
Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI)

 Kurikulum 1984

Kurikulum ini lahir karena kurikulum 1975 disebut tidak bisa mengejar kemajuan pesat
masyarakat. Ciri khususnya, kurikulum 1984 lebih mengedepankan keaktifan siswa
dalam belajar. Pengembangan proses belajar inilah yang disebut dengan pendekatan
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

 Kurikulum 1994
Pada tahun 1994 pemerintah memperbarui kurikulum sebagai upaya memadukan
kurikulum-kurikulum sebelumnya, terutama Kurikulum 1975 dan 1984. Beberapa
perubahannya, mulai dari perubahan sistem pembagian waktu pelajaran dari semester
ke caturwulan.

 Kurikulum 2004

Pada tahun 2004 melahirkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai pengganti
Kurikulum 1994, kemudian dikembangkan pula kurikulum yang semula berbasis materi
diubah menjadi berbasis kompetensi

 Kurikulum 2006

Kurikulum 2006 inilah yang biasa dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan diberlakukan sejak Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional yang kemudian dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No 10
tahun 2003.

 Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pendidikan karakter. Implementasinya,


pendidikan karakter diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang
studi. Selain itu, kurikulum ini menekankan pada pembentukan sikap spiritual pada
Kompetensi Inti 1 (KI 1) dan sikap sosial pada Kompetensi Inti 2 (KI 2). Kurikulum 2013
hingga saat ini masih berlaku dan diterapkan di sekolah-sekolah Indonesia.

 Kurikulum Prototipe

Kurikulum Prototipe tidak disebut sebagai Kurikulum 2022 karena pada tahun 2022
sifatnya opional. Karena bersifat optional, maka Kurikulum Prototipe hanya akan
diterapkan di satuan pendidikan yang berminat menggunakannya sebagai alat untuk
transformasi pembelajaran. Bagi sekolah yang menggunakan Kurikulum Prototipe, para
siswa SMA dapat meramu sendiri kombinasi mata pelajaran sesuai dengan minatnya.

2. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip pembelajaran
yang digunakan yaitu sebagai berikut:
a. dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu
b. dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi berguru berbasis aneka sumber
belajar
c. dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan
ilmiah
d. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi
e. dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu
f. dari pembelajaran yang menekankan balasan tunggal menuju pembelajaran dengan
balasan yang kebenarannya multi dimensi
g. dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif
h. peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hard skills) dan
keterampilan mental (soft skills)
i. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sebagai pembelajar sepanjang hayat
j. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso
sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan berbagi kreativitas
penerima didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani)
k. pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat
l. pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja yakni guru, siapa saja yakni
siswa, dan di mana saja yakni kelas
m. Pemanfaatan teknologi isu dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran
n. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.
3. Silabus merupakan suatu rincian detail tentang rencana mengajar guru yang disusun dalam
kelompok tema atau mata pelajaran tertentu, Komponen dari silabus antara lain
Kompetensi Inti /Standar Kompetensi (KI/SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator/Indikator
Pencapaian Kompetensi, Materi Pembelajaran, Alokasi waktu, Penilaian, dan Sumber
Belajar yang digunakan.
4. Perbedaan mendasar dari kurikulum KTSP dan K13 yaitu terletak pada metode dan model
pembelajarannya yang lebih menekankan keaktifan dari peserta didik dibandingkan
dengan pendidik (guru), pada kurikulum ini guru hanya berfungsi untuk mengarahkan dan
membimbing peserta didik yang kemudian peserta didik diharapkan mampu merumuskan
dan memecahkan masalah sendiri. Sedangkan yang sebelummya pada KTSP berlaku
sebaliknya dimana pendidik (guru) lebih aktif dibandingkan dengan peserta didik.
5. Tiga model pembelajaran k13
a. Model Inquiry Learning

Model pembelajaran Inkuiri biasanya lebih cocok digunakan pada pembelajaran


matematika, tetapi mata pelajaran lainpun dapat menggunakan model tersebut asal
sesuai dengan karakteristik KD atau materi pembelajarannya. Langkah-langkah dalam
model iquiry terdiri atas:

 Observasi/Mengamati berbagi fenomena alam. Kegiatan ini memberikan


pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai fakta
atau fenomena dalam mata pelajaran tertentu.
 Mengajukan pertanyaan tentang fenomana yang dihadapi. Tahapan ini melatih
peserta didik untuk mengeksplorasi fenomena melalui kegiatan menanya baik
terhadap guru, teman, atau melalui sumber yang lain.
 Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban. Pada tahapan ini peserta didik
dapat mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan jawaban
dari pertanyaan yang diajukan.
 Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan,
sehingga pada kegiatan tersebut peserta didik dapat memprediksi dugaan atau
yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan.
 Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau
dianalisis, sehingga peserta didik dapat mempresentasikan atau menyajikan hasil
temuannya.
b. Problem Based Learning

Model pembelajaran ini bertujuan merangsang peserta didik untuk belajar melalui
berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan
pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya melalui langkah-langkah pembelajaran
sebagai berikut:

 Mengorientasi peserta didik pada masalah. Tahap ini untuk memfokuskan peserta
didik mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.
 Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Pengorganisasian pembelajaran salah
satu kegiatan agar peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan (atau
menanya) terhadap malasalah kajian.
 Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini peserta didik
melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data dalam rangka menjawab
atau menyelesaikan masalah yang dikaji.
 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta didik mengasosiasi data yang
ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
 Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Setelah peserta didik mendapat
jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.
c. Project Based Learning

Model pembelajaran ini bertujuan untuk pembelajaran yang memfokuskan pada


permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi
dan memahami pembelajaran melalui investigasi, membimbing peserta didik dalam
sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam
kurikulum, memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten
(materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan
melakukan eksperimen secara kolaboratif. Langkah pembelajaran dalam project based
learning adalah sebagai berikut:

 Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah awal
agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari
fenomena yang ada.
 Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan
yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan.
 Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan sangat
penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai
dengan target.
 Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring
terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Peserta didik mengevaluasi
proyek yang sedang dikerjakan.
 Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan
berbagai data lain dari berbagai sumber.
 Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi
kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang
sama atau mata pelajaran lain.

Anda mungkin juga menyukai