Anda di halaman 1dari 10

A.

Perkembangan Kurikulum Matematika


Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan
nasional telah mengalami perubahan. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi
logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek
dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai
seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai
dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat.
a. Sebelum Kurikulum 2013
1. Kurikulum 1947
2. Kurikulum 1952
3. Kurikulum 1964
4. Kurikulum 1968
5. Kurikulum 1975

Kurikulum tahun 1975 merupakan perubahan dari kurikulum 1968.

Beberapa komponen penting pada kurikulum 1975, yaitu :

 Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan
efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen,
yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu.
 Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan
Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu
rencana pelajaran setiap satuan bahasan.
 Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional
khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan
evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibikin sibuk menulis rincian
apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.

Menurut Ruseffendi yang dikutip oleh Supriadi, adapun karakteristik


pengajaran matematika pada kurikulum 1975 adalah sebagai berikut:

 Terdapat topik-topik baru yang diperkenalkan yaitu himpunan, geometri, bidang


dan ruang, statistika dan probalitas, relasi, sistem numerasi kuno,dan penulisan
lambang bilangan non desimal. Selain itu diperkenalkannya pula konsep-konsep
baru seperti penggunaan himpunan, pendekatan pengajaran matematika secara
spiral , dan pengajaran geometri dimulai dengan lengkungan.
 Terjadi pergeseran dari pengajaran yang lebih menekankan pada hafalan
kepengajaran yang bersifat rutin.
 Soal-soal yang diberikan lebih diutamakan yang bersifat pemecahan masalah
daripada yang bersifat rutin.
 Adanya kesinambungan dalam penyajian bahan ajar antara Sekolah Dasar dan
Sekolah lanjutan.
 Terdapat penekanan pada struktur.
 Program pengajaran pada matematika modern lebih memperhatikan adanya
keberagaman antar siswa.
 Terdapat upaya-upaya penggunaan istilah yang tepat.
 Ada pergeseran dari pengajaran yang berpusat pada guru ke pengajaran yang
berpusat pada siswa.
 Sebagai akibat dari pengajaran yang berpusat pada siswa, maka metode
pengajaran banyak digunakan penemuan dan pemecahan masalah dengan teknik
diskusi.
 Terdapat upaya agar pengajaran matematika dilakukan dengan cara
menarik,misalnya melalui permainan, teka-teki atau kegiatan lapangan.

6. Kurikulum 1984 (Kurikulum CBSA)

Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan


pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering
disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”.

Karakteristik matematika dalam kurikulum 1984 ini adalah sebagai


berikut:
 Dalam kurikulum ini siswa di sekolah dasar diberi materi aritmatika sosial,
sementara untuk siswa sekolah menengah atas diberi materi baru seperti
komputer.
 Hal lain yang menjadi perhatian dalam kurikulum tersebut, adalah bahan bahan
baru yang sesuai dengan tuntutan di lapangan, permainan geometri yang
mampu mengaktifkan siswa juga disajikan dalam kurikulum ini.

Ketentuan- ketentuan yang terjadi pada kurikulum 1984 adalah sebagai


berikut:
 Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu,
mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan.
 Model belajar dengan siswa sebagai subjek belajar disebut Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
 Kurikulum 1984 ini berorientasi kepada tujuan instruksional.

Didasari oleh pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar kepada


siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus benar-benar
fungsional dan efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih atau menentukan bahan
ajar, yang pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai siswa.

7. Kurikulum 1994

Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan


dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran,
yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan.

Dalam kurikulm tahun 1994, pembelajaran matematika mempunyai karakter


yang khas, yaitu :

 Struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak,


 Model-model pembelajaran matematika kehidupan disajikan dalam berbagai
pokok bahasan.
 Pembelajaran matematika mengedepankan tekstual materi namun tidak
melupakan hal-hal kontekstual yang berkaitan dengan materi. Soal cerita
menjadi sajian menarik disetiap akhir pokok bahasan, hal ini diberikan dengan
pertimbangan agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan kehidupan yang
dihadapi sehari-hari.
Pembagian materi matematika pada kurikulum 1994 berdasarkan jenjang
pendidikannya yaitu sebagai berikut:

 SD: aritmatika (berhitung), pengantar aljabar, geometri pengukuran, pengantar


statistik.
 SMP: aritmatika, aljabar, peluang, geometri, dan statistika.
 SMA: Pengenalan teori grafik

8. Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi)


Kurikulum 2004 adalah seperangkat rencana dan pengaturan kompetensi
dan hasil belajar yang harus dicapai peserta didik, untuk meningkatkan
pengembangan kemampuan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap peserta
didik itu sendiri, sehingga tercapainya tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan
nasional. Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengembangan
kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai dengan
standar performance yang telah ditetapkan.

Depdiknas (2002) mengemukakan karakteristik KBK secara lebih rinci


sebagai berikut:

 Menekankan kepada ketercapaian kompetensi siswa baik secara


individual maupun klasikal. Ini mengandung pengertian bahwa KBK
menekankan pada ketercapaian kompetensi. Artinya isi KBK pada
intinya adalah sejumlah kompetensi yang harus dicapai oleh siswa,
kmpetensi inilah yang selanjutnya dinamakan standar minimal atau
kemampuan dasar.

 Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman. Ini artinya,


keberhasilan pencapaian kompetensi dasar diukur oleh indikator hasil
belajar. Indikaor inilah yang selanjutnya dijadikan acuan apakah
kompetensi yang diharapkan sudah tercapai atau belum. Proses
pencapaian hasil belajar itu tentu saja sangat tergantung pada
kemampuan siswa. Sebab diyakini, siswa memiliki kemampuan dan
kecepatan yang berbeda. KBK memberikan peluang yang sama kepada
seluruh siswa untuk dapat mencapai hasil belajar.

 Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode


yang bervariasi. Artinya, sesuai dengan keberagaman siswa, maka
metode yang digunakan dalam proses pembelajaran harus bersifat
multimetode. Hal ini dimaksudkan untyk merangsang kemampuan
berpikir siswa. Bahwa belajar sebagai proses menerima informasi dari
guru, dalam KBK harus ditinggalkan. Belajar adalah proses mncari dan
menemukan. Belajar adalah proses mengonstruksi pengetahuan oleh
siswa. Oleh sebab itu proses pembelajaran harus bervariasi.

 Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya
yang memenuhi unsur edukatif. Artinya, sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi, dewasa
ini siswa bisa belajar dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar
yang tersedia. Guru, dalam pembelajaran KBK, guru bukan sebagai satu-
satuya sumber belajar. Guru berperan hanya sebagai fasilitator untuk
mempermudah siswa belajar dari berbagai macam sumber belajar.

 Penilian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya


penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Artinya, keberhasilan
pembelajaan KBK tidak hanya diukur dari sejauh mana siswa dapat
mengauasai isi atau materi pelajaran, akan tetapi juga bagaimana cara
mereka menguasai pelajarn tersebut. Oleh sebab itu, KBK menempatan
hasil dan proses belajar sebagai dua sisi yang sama pentingnya.

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan kerangka pokok yang


memiliki empat komponen yaitu:
 Kurikulum dan hasil belajar, di dalamnya berisi perencanaan pengembangan
kompetensi peserta didik yang perlu dicapai secara keseluruhan dari sejak
lahir hingga selesai di sekolah tingkat menengah (kira-kira pada umur 18
tahun).
 Penilaian berbasis kelas, di dalamnya berisi prinsip, sasaran dan pelaksanaan
penilaian berkelanjutan yang lebih pasti dan akurat serta konsisten.
 Kegiatan belajar dan mengajar, di dalamnya berisi gagasan-gagasan pokok
tentang pembelajaran dan pengajaran untuk mencapai standar kompetensi
yang telah ditetapkan.
 Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah, di dalamnya berisi berbagai bentuk
pola pengembangan dan pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya
lain untuk meningkatkan mutu pendidikan, sehingga berdampak baik bagi
nasib bangsa dan Negara kedepannya.

Sebagai suatu sistem kurikulum nasional, Kurikulum Berbasis Kompetensi


(KBK) mengakomodasikan berbagai perbedaan secara tanggap budaya dengan
memadukan berbagai kepentingan dan kualitas daerah. Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) menerapkan strategi pembelajaran yang memberikan
pengaruh bagi peserta didik dan bukan hanya sekedar tahu sebuah konsep ataupun
pengetahuan saja, tetapi juga untuk diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

9. Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

Kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan (KTSP). Awal 2006 uji coba KBK dihentikan, muncullah KTSP.
Menurut Supriyadi (....), adapun beberapa karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) pada pendidikan matematika, yaitu:

1. Dikembangkan berdasarkan kompetensi tertentu.


2. Berpusat pada anak sebagai pengembang pengetahuan.
3. Terdapat penekanan pada pengembangkan kemampuan pemecahan masalah,
kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif serta kemampuan
mengkomunikasikan matematika.
4. Cakupan materi sekolah dasar meliputi: bilangan, geometri dan pengukuran,
pengolahan data, pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi.
5. Cakupan materi untuk SLTP meliputi: bilangan, aljabar, geometri dan
pengukuran, peluang dan statistika, pemecahan masalah, serta penalaran dan
komunikasi.
6. Cakupan materi untuk SMU meliputi aljabar,geometri dan pengukuran,
trigonometri, peluang dan statistika, kalkulus, logika matematika, pemecahan
masalah serta penalaran dan komunikasi.
7. Kurikulum ini mencakup kompetensi dasar, materi poko dan indikator hasil
pencapaian belajar.
8. Kemampuan pemecahan masalah serta penalaran dan komunikasi
bukanmerupakan pokok bahasan tersendiri,melainkan harus dicapai melalui
proses belajar dengan menintegrasikan topik-topik tertentu yang sesuai.

Menurut Sanjaya (….), adapun komponen-komponen kurikulum tingkat


satuan pendidikan, yaitu:
1. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lanjut.
2. Struktur Program dan Muatan Kurikulum
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut:
 Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
 Kelompok mata pelajaran kew
3. Kalender Pendidikan
4. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

b. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah kurikulum terbaru yang diluncurkan oleh


Departemen Pendidikan Nasional mulai tahun 2013 ini sebagai bentuk
pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2006 atau Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan yang mencangkup kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan secara terpadu.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan karakteristik sebagai berikut :

1. Mengembangkan sikap spiritual dan social, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja
sama, kemampuan intelektual dan psikomotorik secara seimbang
2. Memberikan pengalaman belajar terencana ketika peserta didik menerapkan
apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat sebagai sumber belajar secara
seimbang.
3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
meneerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetauan, dan keterampilan.
5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.
6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasian (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompentsi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam
kompetensi ini.
7. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmata pelajaran
dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertical)

Adapun beberapa komponen-komponen pada kurikulum 2013, yaitu :


1. Komponen Tujuan
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berkonstribusi pada
kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Tujuan pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu :
 Tujuan Pendidikan Nasional
Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat
dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa “ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
 Tujuan Institusional
Tujuan Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga
pendidikan, sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah
menempuh atau menyelesaikan program di lembaga pendidikan tertentu.
 Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi
atau mata pelajaran, sebagai kualifikasi yang harus dimiliki siswa setelah
menyelesaikan bidang studi tertentu di lembaga pendidikan.
 Tujuan Pembelajaran
Kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah mempelajari materitertentu
dalma bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan.

2. Komponen Isi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak
didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi
kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program
masing-masing bidang studi tersebut.Bidang-bidang studi tersebut disesuaikan
dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada.

3. Komponen Metode
Komponen metode itu meliputi rencana, metode, dan perangkat yang
direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kurikulum 2013 ini, para
tenaga pendidik memiliki ruang untuk mengembangkan meode pembelajaran
yang kreaif dan iniatif dalam menyampaikan mata pelajaran yang memungkinkan
siswa untuk dapat melaksanakan proses belajarnya secara aktif, kreatif dan
menyenangkan, dengan efektivitas yang tinggi.

4. Komponen Evaluasi
Penilaian (Evaluasi) kurikulum meliputi semua aspek batas belajar. Menurut
Schwartz dan kawan – kawannya, penilaian adalah suatu program untuk
memberikan pendapat dan penentuan arti atau faedah suatu pengalaman.
Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran dan
pengumpulan data dan informasi, pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan
untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang akan dicapai oleh
siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai