Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK 2

1. SRI WAHYUNI
2. PUTRIMA
3. NURINNAMAL KURNIA
KBK 2004, KURIKULUM 1994 DAN
SUPLEMEN KURIKULUM 1999
SEJARAH PERKEMBANGAN KBK 2004

Kurikulum berbasis kompetensi adalah konsep kurikulum yang dikembangkan

departemen pendidikan nasional RI untuk menggantikan kurikulum 1994. Kurikulum ini

dirancang sejak tahun 2000 dan diterapkan pada tahun 2004.Dalam tahap-tahap
pengembangannya kurikulum ini dikenal dengan kurikulum KBK atau kurikulum 2004.

Pada kurikulum berbasis kompetensi ini diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan,

pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik agar dapat melakukan

sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketetapan, dan keberhasilan dengan tanggungjawab.


Menurut Depdiknas (2002) sebagaimana dikutip Sholeh Hidayat bahwa Kurikulum Berbasis
Kompetensi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1.Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
2.Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
3.Penyampaian pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
4.Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
5.Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu
kompetensi.
Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi
KBK merupakan kurikulum yang menggunakan pendekatan
kompetensi yang menekankan pada pemahaman, kemampuan atau
kompetensi tertentu di sekolah, yang berkaitan dengan pekerjaan yang
ada dimasyarakat. Sehingga peserta didik berada dalam proses
perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian,
sebagai pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan
kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan.
Kurikulum yang berbasis kompetensi ini memberikan keleluasaan kepada
lembaga sekolah untuk menyusun dan mengembangkan silabus mata
pelajaran sehingga dapat mengakomodasi potensi sekolah, kebutuhan dan
kemampuan peserta didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.
Kurikulum tersebut
memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1.Berpusat pada siswa.
2.Orientasi pada proses dan
hasil.
3.Pendekatan dan metode yang
digunakan beragam dan bersifat
kontekstual.
4.Guru bukan satu-satunya
sumber ilmu pengetahuan,
(siswa dapat belajar dari apa
saja).
5.Buku pelajaran bukan satu-
satunya sumber belajar.
Kurikulum 1994 juga disebut dengan K-94 adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh, dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan di indonesia yang dipakai sejak tahun ajaran 1994/95 hingga 2003/04. Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan
dilaksanakan sesuai dengan undang-undang no. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran,
yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap
diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.
Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari
pemberlakuan kurikulum 1994, di
antaranya sebagai berikut.
•Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem
caturwulan
•Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran
yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi)
•Pengajaran dari hal yang konkret ke hal yang abstrak, dari hal
yang mudah ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal
yang komplek.
•Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu
dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.
Sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia kurikulum 1994
kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan
dilaksanakan sesuai dengan undang-undang no. 2 tahun 1989 tentang sistem
pendidikan nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran,
yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem
caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan
dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup
banyak. Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem
kurikulum untuk semua siswa di seluruh indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum
inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri
disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
KARAKTERISTIK
KURIKULUM 1994

Pada kurikulum tahun 1994 model administratif


disebut dengan model garis staff atas ke bawah.
Karena inisiatif dan gagasan datang dari
pemerintah pusat. Jadi pemerintah pusat yang
menyusun kurikulum yang akan dijalankan oleh
setiap satuan pendidikan. Guru hanya sekedar
menjalankan apa yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
Dalam kurikulum tahun 1994, pembelajaran matematika
mempunyai karakter yang khas, struktur materi sudah disesuaikan
dengan psikologi perkembangan anak, materi keahlian seperti
komputer semakin mendalam, model-model pembelajaran
matematika kehidupan disajikan dalam berbagai pokok bahasan.
Intinya pembelajaran matematika saat itu mengedepankan tekstual
materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang berkaitan
dengan materi.
Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari
pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya
sebagai berikut :

1. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan.


2. Semua aspek kurikulum ditentukan oleh Departemen (Pusat)
3. Proses pembelajaran berpusat pada guru.
4. Evaluasi atau sistem penilaian menekankan pada kemampuan kognitif.
5. Pembelajaran di sekolah lebih berorientasi kepada materi pelajaran/isi, sehingga materi pelajaran cukup
padat.
6. Memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia.
Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama
sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content
oriented), di antaranya sebagai berikut :

1. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap mata
pelajaran.
2. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan
kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.
3. Proses pembelajaran bersifat klasikal dengan tujuan menguasai materi pelajaran, guru sebagai pusat pembelajaran.
Target pembelajaran pada penyampaian materi.
4. Evaluasi atau sistem penilaian menekankan pada kemampuan kognitif. Keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan
atas dasar perolehan nilai yang dapat diperbandingkan dengan nilai siswa lain. Ujian hanya menggunakan teknik
paper and pencil test.
Kelebihan Kurikulum 1994

1. Penggunaan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.
2. Pengajaran dari hal yang konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dari hal yang
sederhana ke hal yang kompleks.
3. Kurikulum yang dibuat dengan berdasarkan activate learning (pembelajaran aktif) yang menekankan pada
pendekatan konsep dan keterampilan proses.
4. Struktur horizontal, termasuk ke dalam seperated subject (terpisah). Hal ini menandakan pada tingkatan SMA
materi sudah terpisah, contohnya materi IPA dipecah menjadi fisika, biologi, dan kimia.
Sejarah Lahirnya Kurikulum 1999

Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya.


“Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan
proses,” kata Mudjito menjelaskan. perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran,
lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan
lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian,
keterampilan daerah, dan lain-lain.
Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam
kurikulum. Walhasil, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998,
diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih pada menambaH sejumlah materi. Kurikulum
Nasional (dari Kurikulum 1947-1994, KBK, sampai KTSP)  Kurikulum apa saja yang pernah dikembangkan dalam
program pendidikan di negeri tercinta Indonesia. Salah satu konsep terpenting untuk maju adalah "melakukan
perubahan", tentu yang kita harapkan adalah perubahan untuk menuju keperbaikan dan sebuah perubahan selalu di
sertai dengan konsekuensi-konsekuensi yang sudah selayaknya di pertimbangkan agar tumbuh kebijakan bijaksana.
Ini adalah perkembangan Kurikulum Pendidikan Kita: Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum
pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994,
dan direncanakan pada tahun 2004. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan
sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum
sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan
perubahan yang terjadi di masyarakat.
Terima kasih

“JIKA ADA CINCIN YANG PATAH, JANGAN DISIMPAN DIDALAM LACI


JIKA ADA SALAH KATA JANGAN DISIMPAN DIDALAM HATI”

Anda mungkin juga menyukai