Anda di halaman 1dari 14

Variabel/ Indikator 1975 Paradigma Tujuan Sebagai pengganti kurikulum 1968 dan agar pendidikan lebih efisien dan

efektif dengan mencantumkan tujuan kurikulum pada setiap bidang studi dan, sedangkan memberikan tujuan instruksional umum yang dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai satuan bahasan yang memiliki tujuan instruksional khusus pada setiap pokok bahasan.

1984 1. Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yang belum tertampung ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. 2. Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi dengan kemampuan anak didik. 3. Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di sekolah. 4. Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap jenjang. 5. Pelaksanaan

Perubahan Kurikulum 1994 Untuk menyempurnakan kurikulum 1984 (khususnya perpaduan atau pengkombinasian tujuan dan proses antara kurikulum 1975 dan 1984) dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2004 Untuk menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas dalam membangun identitas budaya dan bangsanya. Kompetensi berkenaan dengan kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam berbagai konteks. Kompetensi menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui siswa untuk menjadi kompeten. Kompeten merupakan hasil belajar (learning outcomes) yang menjelaskan hal-hal yang dilakukan siswa setelah melalui proses pembelajaran Memudahkan guru

2006 Memberikan kebebasan kepada guru untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada.

Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai bidang pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari tingkat kanakkanak sampai sekolah menengah tingkat atas termasuk Pendidikan Luar Sekolah, dan 6. Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk memenuhi kebutuhan perkembangan lapangan kerja.

dalam penyajian pengalaman belajar yang sejalan dengan prinsip belajar

Isi

Berorientasi pada tujuan. Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuantujuan yang lebih integratif. Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu. Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur PengembanganSistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan

Pada kurikulum ini berorientasi pada tujuan instruksional dan lebih menekankan cara belajar siswa aktif (CBSA) dimana siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Materi pelajaran menggunakan pendekatan spiral, makin tingggi tingkat kelas makin banyak materi pelajaran yang dibebankan pada peserta didik. Biasanya menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang pengertian alat peraga

Pada kurikulum 1994 mulai digunakan sistem caturwulan disekolah untuk membagi tahapan pelajaran. Yang Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi pada materi pelajaran/isi). Kurikulum ini bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk sema siswa di seluruh Indonesia. Juga bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar. Dalam

Pada pelaksanaan kurikulum 2004 (KBK) ini guru tidak hanya mengajar dengan dengan metode ceramah saja tetapi menggunakan metode yang lebih bervariasi. Penguasaan kompetensinya juga merupakan gabungan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang dilakukan secara konsisten. KBK Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar (learning

Pengembangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian adalah kewenangan sekolah dibawah koordinasi pemerintah. Sedangkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. KTSP mendorong terwujudnya otonomi penyelenggaraan pendidikan oleh Sekolah. Jadi dengan adanya otonomi ini maka sekolah dapat merumuskan kurikulum sesuai dengan kondisi maupun situasi sekolah

dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa. Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill).

sebagai media digunakan untuk membantu siswa memahami konsep yang dipelajari.

pelaksanaan kegiatannya, hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Caranya dengan dapat memberikan bentuk soal yang mengarah pada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang

outcomes) dan keberagaman, penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif, penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

tersebut. Namun KTSP yang dianggap sebagai kurikulum yang bersifat desentralisasi dalam kenyataannya masih saja bersifat sentralisasi dengan tetap dilaksanakannya UAN yang bersifat nasional sebagai standar kelulusan bagi tiap pelajar.

menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah. Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek. Pengulanganpengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.

Analisis

Keunggulan kurikulum ini antara lain: 1) Segala hal yang dipelajari dalam kurikulum ini bertalian erat satu dengan yang lainnya. Peserta didik tidak hanya mempelajari faktafakta yang lepaslepas dan kurang fungsional untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. 2) Kurikulum ini sesuai dengan teori baru tentang belajar yang mendasarkan berbagai kegiatan pada pengalaman, kesanggupan, kematangan dan minat peserta didik.

Keunggulan kurikulum ini antara lain: 1) Banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi Humanistik, yang memandang anak didik sebagai individu yang dapat dan mau aktif mencari sendiri, menjelajah dan meneliti lingkungannya. 2) Menggunakan pendekatan proses, disamping tetap menggunakan orientasi pada tujuan. 3) Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. 4) Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif

Keunggulan kurikulum ini antara lain: 1) Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan 2) Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi) 3) Bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan

Keunggulan kurikulum ini antara lain: 1. Pemberdayaan sekolah dan daerah 2. Memuat Standar Kompetensi 3. Kegiatan pembiasaan perilaku terintegrasi dan terprogram 4. Pengenalan mata pelajaran TIK 5. Penilaian Berbasis Kelas (PBK) 6. Pendekatan tematik di kelas I dan II SD/MI untuk memperhatikan kelompok usia 7. Kesinambungan pemeringkatan kompetensi bahan

Kelebihan-kelebihan KTSP ini antara lain : 1) Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum dimasa lalu adalah adanya penyeragaman kurikulum diseluruh Indonesia, tidak melihat situasi riil dilapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal. Untuk itulah kehadiran KTSP diharapkan dapat memberikan jawaban yang konkrit terhadap

3) Dengan kurikulum ini lebih dimungkinkan adanya hubungan yang erat antara madrasah dan masyarakat, karena masyarakat dapat dijadikan laboratorium tempat peserta didik melakukan kegiatan praktek. Kelemahan kurikulum ini antara lain: 1) Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yang belum tertampung ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. 2) Terdapat ketidakserasian antara materi

(CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). Kelemahan-kelemahan kurikulum ini antara lain: 1) Sistem CBSA ini membuat kelas menjadi gaduh karena siswa yang berdiskusi dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah. 2) Implementasi kurikulum ini terasa terlalu membebani guru dan murid mengingat jumlah materi yang terlalu banyak jika dibandingkan dengan waktu

kebutuhan masyarakat sekitar. 4) Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan. 5) Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan

kajian dari kelas I sampai kelas XII 8. Diversifikasi: kurikulum layanan khusus dan standar internasional 9. Silabus disusun oleh daerah dan atau sekolah sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya 10. Penilaian pada setiap mata pelajaran dilakukan per aspek 11. Tidak ada pemeringkatan prestasi, karena siswa tidak dibandingkan antar siswa melainkan terhadap ketercapaian

mutu dunia pendidikan di Indonesia. Dengan semangat otonomi itu, sekolah bersama dengan komite sekolah dapat secara bersama-sama merumuskan kurikulum sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi lingkungan. 2) Mendorong guru, kepala sekolah dan pihak manajemen untuk semakin meningkatkan kreatifitasnya dalam penyelenggaraan program pendidikan. Dengan berpijak pada panduan KTSP sekolah diberi

kurikulum berbagai bidang studi dengan kemampuan anak didik 3) Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di sekolah 4) Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap jenjang. 5) Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai bidang pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari tingkat kanak-kanak sampai sekolah menengah tingkat atas

yang tersedia.

konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah. 6) Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek. 7) Pengulanganpengulangan materi yang dianggap sulit

kompetensi 12. Jumlah jam seluruh mata pelajaran/minggu lebih sedikit Kelemahan kurikulum ini antara lain: 1) Kurikulum ini masih berupa uji coba. Belum ada legalitas formal dalam pelaksanaannya karena tidak adanya permendiknas. 2) Kendala yang dihadapi dalam mengimplement asikan KBK adalah waktu,biaya dan tenaga yang banyak

kebebasan untuk merancang, mengembangkan, dan mengimplementasi kan kurikulum sekolah sesuai dengan situasi, kondisi dan potensi keunggulan local yang bisa dimunculkan oleh sekolah. 3) KTSP sangat memungkinkan bagi tiap sekolah untuk mengembangkan mata pelajaran tertentu bagi kebutuhan siswa. KTSP menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling

termasuk Pendidikan Luar Sekolah. 6) Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk memenuhi kebutuhan perkembangan lapangan kerja.

perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa. Kelemahan kurikulum ini antara lain: 1) Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran 2) Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.

3) Guru belum diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran yang harus disesuaikan dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada.

membutuhkan siswanya. Sebagai contoh sekolah yang berada dalam kawasan pariwisata dapat lebih menfokuskan pada mata pelajaran bahasa Inggris atau mata pelajaran di bidang kepariwisataan lainnya. 4) KTSP mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih 20 persen. Dengan diberlakukannya KTSP beban belajar siswa berkurang karena KTSP lebih sederhana. Tetapi tetap memberikan

3) Sentralistik 4) Tidak memuat standar kompetensi 5) Tidak ada kegiatan pembiasaan perilaku terintegrasi dan terprogram 6) Meskipun sudah disarankan untuk melakukan PBK, kenyataannya masih didominasi penilaian pilihan ganda 7) Tidak ada kesinambungan pemeringkatan kompetensi bahan kajian dari kelas I sampai kelas XII 8) Tidak ada diversifikasi: layanan khusus dan standar internasional

tekanan bagi perkembangan siswa. Alasan diadakannya pengurangan jam pelajaran ini karena menurut pakar pendidikan anak bahwa jam pelajaran di sekolah-sekolah selama ini terlalu banyak. Sehingga suasana yang tercipta pun terkesan sangat formal. Akibat yang lebih jauh lagi dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak. Hal ini dirasakan oleh siswa SD yang masih anak-anak dan mereka

9) Penilaian pada setiap pelajaran hanya secara keseluruhan satu nilai 10) Dilakukan pemeringkatan prestasi belajar siswa di kelas berdasarkan jumlah nilai 11) Jumlah jam seluruh mata pelajaran/minggu lebih banyak.

membutuhkan waktu bermain yang cukup untuk mengembangkan kepribadiannya secara alami. 5) KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhannya. Kelemahan-kelemahan KTSP antara lain: 1) Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada. Pola penerapan KTSP

terbentur pada masih minimnya kualitas guru. Sebagian guru belum bisa diharapkan memberikan kontribusi pemikiran dan ideide kreatif untuk menjabarkan panduan KTSP. Selain itu juga disebabkan pola kurikulum lama yang terlanjur mengekang kreatifitas guru. 2) Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP. Ketersediaan sarana dan prasarana yang

lengkap merupakan salah satu syarat yang paling penting bagi pelaksaan KTSP. Sementara kondisi di lapangan menunjukan masih banyak satuan pendidikan yang minim alat peraga, laboratorium serta fasilitas penunjang lainnya. 3) Masih banyaknya guru yang belum memahami KTSP secara komprehensip baik konsepnya, penyusunannya, maupun praktek pelaksaannya di lapangan. Masih rendahnya kuantitas guru yang diharapkan mampu

memahami dan menguasai KTSP dapat disebabkan karena pelaksanaan sosialisasi masih belum terlaksana secara menyeluruh. 4) Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran berdampak pada pendapatan guru.

Anda mungkin juga menyukai