Anda di halaman 1dari 3

Nama : Riska Nurul Haque

Kelompok :2

Pendidikan Zaman Kolonial

1. Sebutkan 2  hal menarik yang Anda saksikan pada video tersebut?


Jawab :
2 hal menarik dalam video Pendidikan Zaman Kolonial :
- Pendidikan sudah ada sejak dahulu dan menjadi salah satu faktor dalam sejarah
perjuangan bangsa Indonesia
- Lahirnya sekolah – sekolah oleh para Pahlawan Bangsa (Budi Utomo, Kartini, Ki
Hadjar Dewantara) untuk perubahan radikal dalam pendidikan dan pengajaran

2. Apa yang menjadi tujuan pendidikan pada zaman kolonial ?


Jawab :
Pada zaman kolonial, pendidikan hanya diberikan kepada orang – orang tertentu
untuk mencetak calon pegawai atau kepada orang – orang pembantu untuk
mendukung usaha dagang

3. Apakah persamaan serta perbedaan pendidikan zaman kolonial dengan zaman


sekarang?
Jawab :
Persamaan pendidikan zaman kolonial dengan zaman sekarang
- Jenjang pendidikan yang sama dari sekolah dasar, menengah, atas, hingga
perguruan tinggi

Perbedaan pendidikan zaman kolonial dengan zaman sekarang


- Pada zaman kolonial tidak semua orang mampu bersekolah, hanya orang – orang
tertentu dan juga dibedakan dari status ekonomi dan sosial sedangkan di zaman
sekarang semua orang dapat bersekolah dan berhak mendapatkan pendidikan yang
layak dan sama.
- Pada zaman kolonial hanya diajarkan membaca, menulis dan berhitung seperlunya
sedangkan di zaman sekarang banyak ilmu yang dapat diperoleh siswa seperti
ilmu sains dan sosial
- Pada zaman kolonial terdapat banyak tekanan dan diskriminasi, sedangkan zaman
sekarang siswa bebas mengembangkan bakat dan minatnya untuk mencapai
kemerdekaan belajar.
Pertanyaan Reflektif 1

Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa “pendidikan berhamba pada Anak”

1. Seperti apa relevansi kata-kata ini dengan peran Anda sebagai pendidik ?
Jawab : “Pendidikan berhamba pada anak” memiliki relevansi yaitu keharusan untuk
memandang anak dengan rasa hormat, dan semua yang Pendidik lakukan dalam hal
pengajaran atau pendidikan harus berorientasi penuh kepada anak (peserta didik)

2. Seperti apa contoh penerapan kata-kata ini dalam pendidikan di sekolah ?


Jawab :
- Melakukan pembelajaran SCL (Student Centred Learning) dengan sistem
pembelajaran yang didominasi oleh peserta didik selama kegiatan pembelajaran
dan Pendidik hanya sebagai fasilitator, pembimbing dan pemimpin
- Menyelenggarakan pembelajaran yang memaksimalkan dan berpusat pada
pengalaman anak (peserta didik) artinya, mulai perencanaan, pemilihan metode,
pelaksanaan, hingga evaluasi harus dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki
peserta didik.

Pertanyaan Reflektif 2

Ki Hadjar Dewantara juga menjelaskan mengenai tujuan pendidikan yaitu “menuntun


segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat”

1. Bagaimana pemikiran ini dapat diterapkan di sekolah Anda ?

Jawab : Setiap anak terlahir di dunia ini membawa kodratnya masing-masing. Mereka
tidak dapat memilihnya, maka tugas sebagai seorang pendidik adalah menuntun
mereka secara maksimal dengan humanis agar anak tersebut mencapai keberhasilan
baik selaku manusia dengan keunikannya. Hal ini dapat diterapkan di sekolah dengan
memaksimalkan potensi anak tanpa mengeksploitasi anak secara berlebihan, namun
lebih mendorong anak untuk berkembang sesuai dengan potensi dan minat yang
dimiliki.

Pertanyaan Reflektif 3

Ki Hadjar Dewantara mengatakan “seorang tani yang menanam padi misalnya, hanya
dapat menuntun tumbuhnya padi...meskipun ia dapat memperbaiki pertumbuhan
tanamannya itu, ia tak akan dapat mengganti kodrat-iradatnya. Misalnya ia tak akan
dapat menjadikan padi yang ditanamnya itu tumbuh sebagai jagung... selain itu ia
tidak dapat memelihara tanaman padi tersebut seperti halnya memelihara tanaman
kedelai ataupun tanaman lainnya”
1. Apakah yang dimaksud Ki Hadjar Dewantara saat menjelaskan hal tersebut ?
Jawab : Maksudnya, Pendidik itu seperti petani yang memiliki berbagai macam bibit
(peserta didik) yang kodratnya berbeda-beda. Maka seperti petani yang menanam
jagung di ladang dan menanam padi di sawah, kita harus memperlakukan peserta
didik sesuai kodratnya. Pendidik bisa membimbing anak-anak untuk mengembangkan
kecerdasan, bakat dan segenap potensi anak didiknya bagi keberhasilan hidupnya di
masa akan datang tetapi Pendidik tidak bisa mengubah kodrat kecerdasan, bakat, dan
potensi peserta didiknya.

2. Bagaimana penerapannya dalam pembelajaran dan asesmen di kelas/sekolah?


Jawab : Dalam pembelajaran tentunya kita harus mendiagnosis terlebih dahulu
kebutuhan setiap peserta didik kemudian memilih metode yang tepat dalam
merancang pembelajaran yang dapat mengakomodir semua potensi siswa. Begitu pula
dalam melaksanakan asesmen di sekolah harus mempertimbangkan kondisi peserta
didik

Anda mungkin juga menyukai