Anda di halaman 1dari 2

PRESISI

Dialog yang Memberdayakan


Purnama Sari Pelupessy

Dialog merupakan alat dasar komunikasi. Dialog berarti percakapan tertentu di antara
orang-orang, yang dilandasi dengan niat baik, kepercayaan, dan rasa hormat terhadap
seseorang. Dialog tidak hanya berfungsi untuk membangun relasi dan pengalaman, tetapi juga
untuk belajar dan memahami. Dialog perlu memberi ruang belajar dan dukungan yang
memungkinkan bagi orang lain untuk dapat mandiri berpikir dan bertindak sehingga
memungkinkan setiap orang menemukan berbagai cara untuk memahami isu yang
dihadapinya.

Manusia mempunyai kemampuan memerintah dirinya sendiri dalam belajar. Namun, bagi
kebanyakan orang, belajar telah menjadi pengalaman pasif sehingga belajar hanya menjadi
proses "menerima" instruksi. Akhirnya, mereka mungkin tidak terbiasa mengambil tanggung
jawab atas peran mereka sendiri dan dalam kelompoknya. Inilah yang dimaksud Freire sebagai
“pendidikan gaya bank”.

Belajar seperti ini tidak akan membuat orang lain dan bahkan diri kita menjadi berdaya. Tidak
ada perubahan yang akan terwujud dalam keadaan pasif, pun jika ada, proses perubahan akan
berjalan sangat lambat. Padahal, pengalaman dalam mengambil peran dan tanggung jawab
untuk sebuah tujuan adalah pengalaman yang bermakna. Untuk mewujudkan perubahan,
manusia perlu mendapatkan pengalaman yang bermakna sebagai proses dari hasil belajarnya.

Dialog yang tidak memberdayakan biasanya menutup suara orang lain yang memiliki hak untuk
didengar. Alih-alih menyimpan pengetahuannya sendiri untuk dicerna, dihafal, dan diulang lagi
secara pasif, fasilitator harus memastikan sekelompok guru yang didampingi terlibat dalam
dialog, atau 'pertukaran pengetahuan dan pengalaman secara kreatif’ di dalam kelompok.

Melalui dialog seperti inilah fasilitator menavigasi masalah perbedaan dalam kelompok guru
yang didampingi dengan lebih terampil, karena fasilitator bisa menangkap atau mengetahui
sesuatu tentang sikap dan persepsi tiap guru. Dialog menjadi penghantar pemikiran dalam diri
mereka muncul menjadi suara ke permukaan. Inilah dialog yang memberdayakan.

Dalam dialog yang memberdayakan, tumbuh kesadaran diri untuk melakukan aksi dan refleksi.
Dua hal ini idealnya menjadi kemampuan manusia yang tidak terpisahkan dan saling
menguatkan.Dialog yang memberdayakan memungkinkan keberlanjutan melalui tindakan yang
mengarah pada refleksi lebih lanjut, untuk memerdekakan sekelompok guru dalam jalur
dialektis. Bisa jadi, tindakan dan refleksi, atau tindakan berdasarkan refleksi, tercermin
berdasarkan tindakan.

Kunci untuk memahami dialog yang memberdayakan adalah memahami konsep kesadaran,
sebagai proses di mana manusia menjadi lebih sadar apa yang membuat sebagian orang takut
untuk berbicara, takut untuk menolak, memilih diam atau menurut, dan menjadi pengikut.
Mereka mungkin telah menginternalisasi 'nilai-nilai ketidakberdayaan’ hingga jatuh pada
kepasrahan, hanya mendengarkan tapi tidak mampu - atau tidak mau - untuk berpikir kritis
tentang situasi mereka, dan mendiskusikan tindakan apa yang dapat dilakukan untuk
memperbaiki situasi tersebut. Akhirnya sebagian orang mungkin tidak menyadari bahwa suara
mereka berkontribusi terhadap perubahan sekecil apapun. Kita juga melihat sebagian besar
orang dengan cara belajar pasif telah dirugikan dalam hal ini. Dialog hanya menjadi
barisan kalimat perintah yang keluar melalui suara.

Dalam pendampingan, dialog yang memberdayakan adalah langkah penting untuk mengubah
cara-cara yang menindas. Ini adalah dasar tetapi berdampak signifikan bagi proses
pendampingan. Ciptakan ruang dialog melalui diskusi, mendengarkan untuk memahami apa
yang guru harapkan, dan pengetahuan apa yang ingin guru bagikan.

Kita percaya bahwa pada hakikatnya setiap orang - dalam konteks orang dewasa - adalah
manusia pemelajar sepanjang hayat, untuk berkolaborasi memerdekakan dirinya sendiri dan
orang lain sehingga tercapai perubahan sosial yang lebih baik. Dialog yang memberdayakan
tentulah menjadikan manusia sebagai manusia yang menjadi subyek dalam pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai