Anda di halaman 1dari 5

MAHASISWA PENDIDIKAN PROFESI GURU

PRAJABATAN TAHAP 1 TAHUN 2022

BIDANG STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Disusun Oleh:

CANDRA

2290224951452

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2022
Buatlah koneksi antar materi tentang prinsip : (1) Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally

appropriate practice), (2) Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy),

dan (3) Pengajaran Sesuai Level (teaching at the right level) dengan topik lain yang berkaitan di

mata kuliah ini atau mata kuliah lain atau dengan kehidupan sehari-hari yang berkaitan.

(1) Pembelajaran Berdiferensiasi (developmentally appropriate practice),

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense)

yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan

yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan: Kurikulum yang memiliki tujuan

pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi bukan hanya guru yang perlu jelas

Penilaian berkelanjutan dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya. Bagaimana

guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan

menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut.

Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan

penugasan serta penilaian yang berbeda. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan

belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan

belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan

selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya. Manajemen kelas yang

efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan

adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin

melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif. . Bagaimana

guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang

telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau

sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
(2) Pengajaran yang Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy)

pendidikan Pengajaran yang Responsif Kultur. Yaitu suatu konsep dimana pendidikan,

terutama pendidikan formal di sekolah, seharusnya benar-benar memperhatikan kondisi

kultural asal siswa. Proses belajar yang dilakukannya seharusnya menjadikan mereka

memahami kultur mereka sendiri dengan lebih baik sehingga sekolah nantinya dapat

membuat mereka dapat beradaptasi dan membangun masyarakatnya menjadi lebih baik.

Gerakan pendidikan relevan kultur didasari oleh kenyataan mengenai banyaknya sekolah

yang menerapkan proses pembelajaran yang tidak sesuai dengan kultur siswa. Tidak

membuat anak-anak memahami kehidupan mereka sendiri. Sehingga semakin tinggi

sekolah semakin seseorang terasing dari masyarakatnya.

Ladson-Billings mengembangkan konsep pendidikan relevan kultur meliputi tiga aspek

yaitu:

a. Siswa harus mengalami kesuksesan akademik. Para siswa harus dapat mengembangkan

keterampilan akademik mereka, walaupun bervariasi.

b. Siswa harus mengembangkan kompetensi kultural mereka. Guru memanfaatkan kultur

siswa sebagai kendaraan untuk belajar. Misalnya guru bahasa memanfaatkan pepatah

lokal untuk mengajarkan konsep tentang makna konotatif dalam bahasa.

c. Siswa harus mengembangkan kesadaran kritis.

Selanjutnya James A. Banks menyatakan bahwa pendidikan relevan kultur lebih dari

sekedar menyesuaikan kurikulum. Pendidikan ini harus memperhatikan dimensi-dimensi

lainnya, dia menyebutkan ada lima dimensi yang harus diperhatikan yaitu integrasi

konten, proses konstruksi pengetahuan, reduksi prasangka, memberdayakan kultur

sekolah dan struktur sosial, serta kesetaraan pendidikan


(3) Pengajaran Sesuai Level (teaching at the right level)

Pengajaran dengan menggunakan pendekatan TaRL adalah mengatur peserta didik tidak

terikat pada tingkatan kelas. Namun dikelompokkan berdasarkan fase perkembangan

ataupun sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik yang sama. Sehingga acuannya

pada capaian pembelajaran, namun disesuaikan dengan karakteristik, potensi, kebutuhan

peserta didiknya. Demikianpun dengan hasil belajarnya, juga ditentukan oleh berdasarkan

evaluasi pembelajaran sesuai dengan fase/levelnya. Peserta didik yang belum mencapai

capaian pembelajaran di fasenya, akan mendapatkan pendampingan oleh pendidik untuk

bisa mencapai capaian pembelajarannya.

Pemberian tugas adalah suatu metode dimana peserta didik harus selalu diberikan

kebebasan untuk berkembang menjadi manusia yang pada akhirnya akan berdiri sendiri

dan bertanggung jawab. Tugas yang diberikan seorang guru kepada peserta didik untuk

mempelajari bab tertentu, seperti membuat resep pengawetan dari bahan nabati seperti

manisan,asinan dan selai,membuat kemasan dan label dari makanan awetan dari bahan

nabati pada pelajaran prakarya dan kewirausahaan . Selain itu dengan pemberian tugas

dari guru peserta didik harus tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan

peserta didik harus bisa memahami tugas tersebut dengan waktu yang telah ditentukan

Pemberian tugas adalah suatu metode interaksi edukatif yang dalam percakapan sehari-

hari disebut dengan pekerjaan rumah yaitu metode dimana peserta didik diberi tugas

khusus (sehubungan dengan bahan pelajaran) (Zuhairini dkk, 1993: 84). Dari pengertian

tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian tugas adalah suatu metode edukatif dimana
guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk dikerjakan di luar jam pelajaran atau

di rumah, kemudian harus diselesaikan dan dipertanggungjawabkan oleh peserta didik

NO PRINSIP KAITAN DENGANMATERI/KEHIDUPAN SEHARI-HARI

1 Pembelajaran Untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan seorang


guru harus mengetahui karakteristik peserta didik. Jika dikaitakan
Berdiferensiasi
dengan Pembelajaran berdiferensial yaitu bagaimana seorang guru
memilih keputusan yang masuk akal dalam mengetahui
karakteristik peserta didik sehingga tercipta pembelajaran yang
menyenangkan.
2 Pengajaran Guru memanfaatkan kultur siswa sebagai kendaraan untuk belajar.
Misalnya guru bahasa memanfaatkan pepatah lokal untuk
yang Responsif
mengajarkan konsep tentang makna konotatif dalam bahasa
Kultur

3 Pengajaran Pemberian tugas adalah suatu metode dimana peserta didik harus
selalu diberikan kebebasan untuk berkembang menjadi manusia
Sesuai Level
yang pada akhirnya akan berdiri sendiri dan bertanggung jawab.
Tugas yang diberikan seorang guru kepada peserta didik untuk
mempelajari bab tertentu, seperti membuat resep pengawetan dari
bahan nabati seperti manisan,asinan dan selai,membuat kemasan
dan label dari makanan awetan dari bahan nabati pada pelajaran
prakarya dan kewirausahaan

Anda mungkin juga menyukai