Anda di halaman 1dari 25

Tugas Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah

Dosen Pengampuh Dr. H. Kamaruddin Hasan, S.Ag., M.Pd.

MAKALAH KARYA TULIS ILMIAH

‘Pembelajaran pada masa pandemi covid19’

Disusun Oleh :

CANDRA

1847141064

C18E

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin segala puji bagi Allah SWT yang sudah melimpahkan


rahmat dan karunianya kepada kita semua sehingga kelompok saya bisa
menyelesaikan tugas makalah Pembelajaran pada masa pandemi covid19.

Sholawat dan juga salam tak lupa saya curahkan kepada junjungan kita uswah
Hasanah yang telah menyampaikan risalah kebenaran serta membawa kita dari zaman
jahiliyah menuju zaman yang penuh akal yakni kepada Baginda Nabi Besar
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan juga seluruh umatnya.
Saya memiliki rasa optimis yang sangat besar makalah tentang Pembelajaran pada
masa pandemi covid19 ini dapat membantu seluruh pembaca dalam memudahkan
pembelajaran yang mana sumbernya adalah saya ambil dari sumber yang terpercaya.

Saya ucapkan alhamdulillah karena makalah Pembelajaran pada masa pandemi


covid19 ini bisa diselesaikan dan akan segera kami sajikan dengan harapan bisa
bermanfaat bagi semuanya dan bisa menambah wawasan bagi pembacanya.

Saya sangat senang hati Apabila ada yang berkenan memberikan kritik dan saran
yang membangun supaya makalah yang Saya susun ini menjadi lebih baik di
kemudian hari. Akhirul kalam, ucapan rasa terima kasih selalu kami haturkan kepada
pihak-pihak yang telah bersedia membantu saya dalam menyelesaikan tugas makalah
Pembelajaran pada masa pandemi covid19

Parepare, 16 Oktober 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian pembelajaran pada masa pandemi Covid19


2. Pembelajaran pada masa pandemi Covid19 di Indonesia.
3. Strategi pembelajaran dimasa Covid-19
4. Peran pemerintah dalam menangani Pembelajaran pada masa pandemi Covid-
19

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini Corona menjadi pembicaraan yang hangat. Di belahan bumi manapun, corona
masih mendominasi ruang publik. Dalam waktu singkat saja, namanya menjadi
trending topik, dibicarakan di sana-sini, dan diberitakan secara masif di media cetak
maupun elektronik. Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-
COV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari
coronavirus yang menyebabkan penyakit menular ke manusia.

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru
ditemukan. Walaupun lebih banyak menyerang ke lansia, virus ini sebenarnya bisa
juga menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Virus
corona ini bisa menyebabkan ganguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-
paru yang berat, hingga kematian.

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pertama kali ditemukan di kota Wuhan,
China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular sangat cepat dan telah menyebar
hampir ke semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan
saja. Sehingga WHO pada tanggal 11 Maret 2020 menetapkan wabah ini sebagai
pandemi global.

Hal tersebut membuat beberapa negara menetapkan kebijakan untuk memberlakukan


lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus corona. Di Indonesia sendiri,
diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan
penyebaran virus ini.Karena Indonesia sedang melakukan PSBB, maka semua
kegiatan yang dilakukan di luar rumah harus dihentikan sampai pandemi ini mereda.

Beberapa pemerintah daerah memutuskan menerapkan kebijakan untuk meliburkan


siswa dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring (dalam jaringan)
atau online. Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukan di beberapa wilayah
provinsi di Indonesia pada hari Senin, 16 Maret 2020 yang juga diikuti oleh wilayah-
wilayah provinsi lainnya. Tetapi hal tersebut tidak berlaku bagi beberapa sekolah di
tiap-tiap daerah. Sekolah-sekolah tersebut tidak siap dengan sistem pembelajaran
daring, dimana membutuhkan media pembelajaran seperti handphone, laptop, atau
komputer.

Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa


tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online
yang menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar
mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut
dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media
daring (online).

Hal ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan
dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).

Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau


laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat melakukan
pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti
WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai
media pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat memastikan siswa mengikuti
pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.

Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran
akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi
siswa dan guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli
untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara orangtua siswa yang
tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.
Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi siswa, jam berapa
mereka harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki, sedangkan
orangtua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah kebawah
(kurang mampu). Hingga akhirnya hal seperti ini dibebankan kepada orangtua siswa
yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.

Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet
menjadi salah satu kendala yang dihadapi siswa yang tempat tinggalnya sulit untuk
mengakses internet, apalagi siswa tersebut tempat tinggalnya di daerah pedesaan,
terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang
jaringan yang tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan
sinyal seluler. Hal ini juga menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada siswa
yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang optimal pelaksanaannya.

Ramai diberbagai media sosial yang menceritakan pengalaman orangtua siswa selama
mendampingi anak-anaknya belajar baik positif maupun negatif. Seperti misalnya
ternyata ada orangtua yang sering marah-marah karena mendapatkan anaknya yang
sulit diatur sehingga mereka tidak tahan dan menginginkan anak mereka belajar
kembali di sekolah.

Perlu disadari bahwa ketidaksiapan guru dan siswa terhadap pembelajaran daring
juga menjadi masalah. Perpindahan sistem belajar konvensional ke sistem daring
amat mendadak, tanpa persiapan yang matang. Tetapi semua ini harus tetap
dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan siswa aktif
mengikuti walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19.

Kegagapan pembelajaran daring memang nampak terlihat di hadapan kita, tidak satu
atau dua sekolah saja melainkan menyeluruh dibeberapa daerah di Indonesia.
Komponen-komponen yang sangat penting dari proses pembelajaran daring (online)
perlu ditingkatkan dan diperbaiki. Pertama dan terpenting adalah jaringan internet
yang stabil, kemudian gawai atau komputer yang mumpuni,aplikasi dengan platform
yang user friendly, san sosialisasi daring yang bersifat efisien, efektif, kontinyu, dan
integratif kepada seluruh stekholder pendidikan.

Solusi atas permasalahan ini adalah pemerintah harus memberikan kebijakan dengan
membuka gratis layanan aplikasi daring bekerjasama dengan provider internet dan
aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini. Pemerintah juga harus
mempersiapkan kurikulum dan silabus permbelajaran berbasis daring. Bagi sekolah-
sekolah perlu untuk melakukan bimbingan teknik (bimtek) online proses pelaksanaan
daring dan melakukan sosialisasi kepada orangtua dan siswa melalui media cetak dan
media sosial tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring, kaitannya dengan
peran dan tugasnya.

Dalam proses pembelajaran daring, penting untuk ditambahkan pesan-pesan edukatif


kepada orangtua dan peserta didik, tentang wabah pandemi Covid-19. Dengan
demikian kita dapati pembelajaran yang sama dengan tatap muka tetapi berbasis
online. Efeknya sangat bagus, programnya tepat sasaran, dan capaian
pembelajarannya tercapai.

Ada sebuah pelajaran yang dipetik dari dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-
19, yakni kegiatan belajar tatap muka dengan guru terbukti lebih efektif ketimbang
secara daring (online). Hal tersebut dipaparkan oleh pakar pendidikan Universitas
Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional
2020. “Selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi” papar Luqman
dalam keterangannya di laman resmi UB, Sabtu (2/5/2020). Menurutnya
pembelajaran penuh secara daring, akhir-akhir ini banyak menimbulkan keluhan dari
peserta didik maupun orangtua.

Beberapa guru di sekolah mengaku, jika pembelajaran daring ini tidak seefektif
kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung), karena beberapa materi
harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Selain itu materi yang
disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua siswa. Berdasarkan
pengalaman mengajar secara daring, sistem ini hanya efektif untuk memberi
penugasan, dan kemungkinan hasil pengerjaan tugas-tugas ini diberikan ketika siswa
akan masuk, sehingga kemungkinan akan menumpuk.

Mengamati pengalaman dari beberapa guru tersebut, maka guru juga harus siap
menggunakan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Guru harus mampu
membuat model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa di
sekolahnya. Penggunaan beberapa aplikasi pada pembelajaran daring sangat
membantu guru dalam proses pembelajaran ini. Guru harus terbiasa mengajar dengan
memanfaatkan media daring kompleks yang harus dikemas dengan efektif, mudah
diakses, dan dipahami oleh siswa.

Dengan demikian guru dituntut mampu merancang dan mendesain pembelajaran


daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring
yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Walaupun dengan pembelajaran
daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi materi yang
akan diajarkan, namun guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana
cakupan materinya dan aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar yang
digunakan.

Hal yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru bisa dengan memanfaatkan
WhatsApp Group. Aplikasi WhatsApp cocok digunakan bagi pelajar daring pemula,
karena pengoperasiannya sangat simpel dan mudah diakses siswa. Sedangkan bagi
pengajar online yang mempunyai semangat yang lebih, bisa menngkatkan
kemampuannya dengan menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran daring.

Namun sekali lagi, pilihlah aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa itu
sendiri. Tidak semua aplikasi pembelajaran daring bisa dipakai begitu saja. Namun
harus dipertimbangkan sesuai kebutuhan guru dan siswa, kesesuaian terhadap materi,
keterbatasan infrastrukur perangkat seperti jaringan. Sangat tidak efektif jika guru
mengajar dengan menggunakan aplikasi zoom metting namun jaringan atau signal di
wilayah siswa tersebut tinggal tidaklah bagus.

Keberhasilan guru dalam melakukan pembelajaran daring pada situasi pandemi


Covid-19 ini adalah kemampuan guru dalam berinovasi merancang, dan meramu
materi, metode pembelajaran, dan aplikasi apa yang sesuai dengan materi dan
metode. Kreatifitas merupakan kunci sukses dari seorang guru untuk dapat
memotivasi siswanya tetap semangat dalam belajar secara daring (online) dan tidak
menjadi beban psikis.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian pembelajaran pada masa pandemi Covid19


2. Strategi pembelajaran dimasa Covid-19
3. Pembelajaran pada masa pandemi Covid19 di Indonesia
4. Peran pemerintah dalam menangani Pembelajaran pada masa pandemi Covid-
19

C. TUJUAN

1. Utuk mengetahui pengertian pembelajaran pada masa pandemi Covid19?


2. Untuk menegetahui strategi pembelajaran dimasa Covid-19
3. Untuk mengetahui pembelajaran pada masa pandemi Covid19 di Indonesia.
4. Untuk mengetahui peran pemerintah dalam menangani Pembelajaran pada
masa pandemi Covid19?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian pembelajaran pada masa pandemi covid19

Pandemi COVID-19 terus mewabah, situasi ini berdampak pada beberapa kebijakan
termasuk pada pola pembelajaran. Mekanisme administrasi dan sistem komunikasi
atau pertemuan individu.
Imbauan pemerintah pada masyarakat agar bekerja, belajar, dan beribadah di rumah
dilakukan dengan penyertaan hukuman dan tindakan.Sementara itu sekolah sebagai
unit pendidikan secara otomatis menjadi tempat berkumpul bagi warga secara
permanen terkena imbas dari kebijakan agar tidak berkumpul demi pencegahan
penularan virus COVID-19.

Menyikapi kasus dan fenomena serta kebijakan pemerintah tentunya dunia


pendidikan mulai berbenah pada pembelajaran online bagi peserta didiknya.
Kesadaran sebagai manusia yang harus tetap berusaha di tengah keterpurukan.Pola
komunikasi tatap muka menggunakan fasilitas era globalisasi dengan metode E-
Learning dapat menjadi alternative pemecahan masalah pembelajaran.

Beberapa perguruan tinggi juga sudah menyiapkan zoom meeting yaitu aplikasi video
conference yang digunakan pada semua platform baik android, IOS, MAL, maupun
windows, Google Classroom. Harapannya terhadap sistem pelayanan online masih
tetap melakukan interaksi secara realtime.

Hingga saat ini, Pengetahuan mahasiswa di era milenial terkait pembelajaran on-line
memang disukai, walaupun sebagian dosen dan mahasiswa masih melakukan
penugasan akan tetapi pendapat dari beberapa pakar teknologi informasi ini adalah
hikmah yang dapat dipetik di tengah mewabahnya virus corona. Kebijakan institusi
pendidikan membatasi pembelajaran tatap muka dan menggantinya dengan belajar
secara daring (on-line) guna mencegah penularan corona virus Disease (COVID-19).
Sistem pembelajaran on-line masih menyediakan pendampingan bagi pengajar dan
mahasiswa tentang aplikasi atau pemanfaatannya, sebab sistem on-line ini masuk
pada metode pembelajaran atau fasilitas pembelajaran yang juga perlu diperjelas.

Pengertian metode pembelajaran (Learning Methods) adalah suatu proses


penyampaian materi pendidikan kepada peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan teratur oleh tenaga pengajar atau dapat diartikan suatu strategi dan
taktik dalam melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar yang diaplikasikan tenaga
pengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Sementara E-Learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronik


sebagai alat bantunya. E-Learning berarti pembelajaran yang menggunakan jasa
bantuan perangkat elektronika misalnya dapat menggunakan jasa audio, video atau
perangkat computer, hp dan lain-lain melalui fitur-fitur yang disediakan.

Kesadaran akan pentingnya pengembangan sumberdaya manusia adalah pendidikan


dan pelatihan perkembangan globalisasi, kultur masyarakat dan geografi Indonesia
serta sosial ekonomi masyarakat juga menjadi pertimbangan terhadap permasalahan
pembelajaran secara tradisional. Perkembangan masyarakat yang menuju pada era
masyarakat informasi (Information Age) atau masyarakat ilmu pengetahuan
(Knowledge Society) membentuk potensi positif terhadap perubahan pada sector
pendidikan dan pelatihan.

B. Strategi pembelajaran dimasa Covid-19.

Penyebaran pandemi virus Corona (Covid-19) di Indonesia membuat banyak sekolah


menghentikan proses pembelajaran tatap muka. Sebagai gantinya, pembelajaran
dilakukan dengan pembelajaran jarak jauh atau remote learning. Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim juga berupaya membangun
kerjasama dengan berbagai pihak yang fokus mengembangkan sistem pendidikan
daring (dalam jaringan).
Penerapan pembelajaran daring ini menuntut kesiapan bagi kedua belah pihak, baik
itu dari penyedia layanan pendidikan atau dari peserta didik sendiri. Bagaimanapun
juga, pembelajaran secara daring dan jarak jauh membutuhkan bantuan teknologi
yang mumpuni dan dapat diakses dengan mudah.

Selain itu, para murid juga mesti siap beradaptasi dengan perubahan pembelajaran
yang diatur oleh sekolah. Remote learning dapat dipandang lebih bebas dan fleksibel
diakses dari rumah. Kemudian, bagaimana strategi agar pembelajaran daring dan
jarak jauh dapat dilakukan dengan efektif? Coba simak uraian di bawah ini.
1. Tetapkan manajemen waktu
Atur waktu belajar dengan teratur. Kerjakan dengan fokus tugas yang dibebankan
guru atau dosen. Hal ini lebih mudah dijalani jika pihak sekolah atau universitas
memberikan batasan jadwal akses daring kepada murid-muridnya. Hal ini akan
berbeda jika penyedia layanan pendidikan memberikan fleksibilitas penuh kepada
pelajar. Para siswa mesti mengatur sendiri jadwal belajar mereka.

Bagi orang-orang yang belum terbiasa belajar mandiri, biasanya akan mengerjakan
tugas-tugas sekolah di menit-menit terakhir tenggat waktu yang ditetapkan. Oleh
sebab itu, membiasakan diri untuk belajar dan mengerjakan tugas di awal waktu
adalah keterampilan yang mesti ditanamkan kepada siswa yang melakukan remote
learning.
2. Persiapkan teknologi yang dibutuhkan
Para murid harus mengetahui peralatan-peralatan apa saja yang dibutuhkan untuk
melakukan pembelajaran jarak jauh. Tidak semua sekolah sudah menyediakan
layanan belajar daring yang memadai, oleh karenanya beberapa platform belajar
daring dapat menjadi alternatif. Demikian juga perkakas teknologi seperti komputer,
gawai pintar, atau tablet menjadi penting, dan terutama juga jaringan internet yang
laik.
3. Belajarlah dengan serius
Kesalahan yang sering dilakukan siswa, sebagaimana dilansir dari Psychology
Today adalah tidak fokus ketika melakukan remote learning. Selama melakukan
pembelajaran di internet, terdapat banyak sekali distraksi yang mengganggu proses
pembelajaran. Godaan untuk menonton video, mengakses media sosial, hingga
membaca-baca konten berita secara impulsif seringkali dilakukan tanpa rencana
sebelumnya.
Oleh sebab itu, penting bagi siswa untuk berusaha fokus dan konsisten selama waktu
belajar yang ditetapkan. Hindari segala macam distraksi yang berpotensi mengganggu
proses belajar. Jika memungkinkan, tetapkan ruang khusus untuk belajar dan
menjauhkan diri dari gangguan anggota keluarga yang lain.

4. Jaga komunikasi dengan pengajar dan teman kelas


Bagi yang belum terbiasa melakukan remote learning, ia harus menyesuaikan diri
untuk terus visible dan berkomunikasi tanggap dengan pengajar atau teman kelas lain.
Jika dibutuhkan, perlu juga diadakan grup khusus untuk membahas tugas yang
dibebankan pengajar. Kendati tidak harus dilakukan dengan tatap muka, komunikasi
mesti terjalin dengan baik untuk menghindari kesalah pahaman.

C. Pembelajaran pada masa pandemic Covid-19 di Indonesia.

Pemerintah.Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dan fundamental.


Pemerintah sebagai penyandang dana utama Pendidikan melalui APBN. Dalam
Inpres No. 4 Tahun 2020 dinyatakan diperlukan Langkah langkah cepat, tepat, focus,
terpadu, dan sinergi antar kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk
melakukan kegiatan refokusing kegiatan, realokasi anggaran serta pengadaan barang
dan jasa dalam rangka percepatan penanganan COVID 19, termasuk didalamnya di
bidang Pendidikan.
Sekolah. Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan harus bersiaga
memfasilitasi perubahan apapun menyangkut pendidikan siswanya. Pendidikan
tingkah laku harus menjadi pijakan kuat ditengah perkembangan teknologi dan arus
percepatan informasi. Program-program pendidikan yang dilakukan sekolah harus
benar-benar disampaikan kepada murid, terlebih dengan media daring tetap saja pihak
sekolah harus benar-benar memperhatikan etika sebagai lembaga pendidikan.
Penekanan belajar dirumah kepada murid harus benar-benar mendapat kawalan agar
guru-guru yang mengajar melalui media daring tetap halus dan cerdas dalam
menyampaikan pelajaran-pelajaran yang wajib dipahami oleh murid.

Sekolah yang memiliki dana cukup bisa juga dengan memfasilitasi siswa dengan
membelikan paket data untuk mendukung pembelajaran daring. Dalam kondisi yang
sangat terpaksa sekolah juga bisa membuat kebijakan dengan penugasan maupun tes
secara luring, namun tetap memperhatian protokol Kesehatan.

Kemendikbud telah mengeluarkan protocol Kesehatan di sekolah untuk panduan


penyelenggaraan pembelajaran pada tahun ajaran 2020/2021. Diantaranya wajib
menggunakan masker (Setiap sekolah yang sudah membuka proses pembelajaran di
sekolah wajib mempersiapkan sarana cuci tangan dengan air mengalir atau cairan
pembersih tangan serta desinfektan), cek suhu( Setiap orang yang memasuki sekolah
dicek suhunya dengan menggunakan thermogun),Waktu Kegiatan Belajar Mengajar
masa transisi:(SMA, SMK, MA, MAK, SMP, MTs, paling cepat Juli 2020. SD, MI,
dan SLB, paling cepat September 2020 ) masa new normal.(SMA, SMK, MA, MAK,
SMP, MTs, paling cepat September 2020. SD, MI, dan SLB, paling cepat November
2020).Pendidikan dasar dan menengah haruslah jaga jarak minimal 1,5 meter dan
maksimal 18 peserta didik per kelas (standar 28-36 peserta didik per kelas). Pada
masa new normal kantin boleh beroperasi dengan tetap menjaga protokol kesehatan
di sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler diiperbolehkan, kecuali kegiatan dengan adanya
penggunaan alat/fasilitas yang harus dipegang oleh banyak orang secara bergantian
dalam waktu yang singkat dan/atau tidak memungkinkan penerapan jaga jarak
minimal 1,5 meter, misalnya: basket dan voli.Kegiatan di luar KBM diperbolihkan
dengan tetap menjaga protocol kesehatan.

Guru memegang peran penting untuk mensukseskan pembelajaran daring. Seorang


guru dituntut untuk meningkatkan kemampuan menggunakan teknologi terutama
dalam kegiatan pembelajaran. Peningkatan penggunaan teknologi bisa dilakukan
dengan belajar secara on line maupun melalui diklat. Untuk Kabupaten Magelang,
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang telah mengadakan kegiatan
Diklat daring Office 365 secara serentak pada tanggal 29 Juni sampai dengan 2 Juli
2020.

Disamping itu Langkah pembelajaran daring harus seefektif mungkin. Guru bukan
membebani murid dalam tugas-tugas yang dihantarkan dalam belajar di rumah. Guru
bukan hanya memposisikan sebagai pentransfer ilmu, tetapi tetap saja mengutamakan
ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

Orang Tua, Peran orang tua dalam pembelajaran daring juga sangat penting. Orang
tua bisa mendukung kegiatan daring dengan mendampingi siswa belajar, berbagi
hand phone, memastikan kelancaran jaringan internet. Tidak kalah pentingnya juga
memberikan motivasi kepada anak agar terus mau mengikuti pembelajaran. Orang
tua harus membuka cakrawala dan tanggungjwab orang tua bahwa pendidikan
anaknya harus dikembalikan pada upaya orang tua dalam mendidikan mental, sikap
dan pengetahuan anak-anaknya.

Kerjasaman antara orang tua, guru dan siswa juga sangat penting.. Dalam situasi
sekarang ini kondisi belajar membutuhkan adanya kerja sama kolaborasi antara guru,
orang tua dan siswa. Proses belajar sekarang adalah kombinasi antara guru, murid
dan orang tua. Orang tua pertama kalinya mengalami anak melaksanakan proses
belajar di rumah karena adanya wabah. Hal ini membuat orangtua semakin sadar
betapa sulitnya mendidik anak. Demikian juga di sisi guru juga semakin menyadari
pentingnya peran orang tua dalam pendidikan. Dengan kesadaran pentingnya
kolaborasi guru, orang tua dan siswa maka akan menciptakan kerja sama yang baik
untuk mencapai kesuksesan dalam pendidikan. Kerja sama, saling melengkapi dan
memberikan kontribusi sesuai dengan kapasitas, batasan dan ranah masing-masing.

D. Peran pemerintah dalam menangani Pembelajaran pada masa pandemi covid19

Pandemi Covid-19 telah berdampak di sektor pendidikan. Demi mengurangi


penyebaran Covid-19, pemerintah menerapkan strategi social distancing, salah
satunya dengan menutup sekolah. Kebijakan lainnya untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan anak adalah dengan menerapkan strategi belajar di rumah dan belajar
tatap muka dengan penerapan protokol ketat.

Dengan memprioritaskan kesehatan dan keselamatan, Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan menerapkan beberapa kebijakan pembelajaran bagi anak selama
pandemi. Kebijakan pemerintah dalam mengupayakan pemenuhan hak pendidikan
anak selama pandemi dapat dilihat dalam dua periode.

Pertama, pelaksanaan pendidikan selama pandemi. Kedua, pelaksanaan proses


pengajaran tahun ajaran baru 2020/2021. Periode kedua berlangsung juga dalam
suasana pandemi, tetapi juga diwarnai dengan wacana penerapan situasi normal yang
baru dan perkembangan penyebaran Covid-19.

Respons pemerintah terhadap perkembangan penyebaran virus SARS-CoV-2


penyebab penyakit Covid-19 di bidang pendidikan dimulai dengan munculnya lima
protokol kesehatan penanganan Covid-19 yang diterbitkan oleh Kantor Staf Presiden
(KSP) pada 6 Maret 2020.

Satu dari lima protokol yang diterbitkan tersebut adalah protokol area insititusi
pendidikan. Di dalamnya diatur beberapa hal, antara lain perlunya koordinasi dengan
dinas pendidikan setempat, penyediaan sarana cuci tangan dengan sabun,
pembersihan lingkungan sekolah, melakukan skrining awal terhadap warga sekolah
yang mengalami keluhan sakit, hingga menunda kegiatan yang mengumpulkan
banyak orang.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merespons protokol tersebut dengan


menerbitkan tersebut diikuti dengan terbitnya Surat Edaran Mendikbud Nomor 3
Tahun 2020 tentang pencegahan Covid-19 di satuan pendidikan pada 9 Maret 2020.
Isi surat edaran tersebut hampir sama dengan protokol yang dikeluarkan oleh KSP
sebelumnya. Berbagai imbauan yang disampaikan oleh Mendikbud Nadiem Makarim
dalam surat tersebut mencerminkan bahwa kegiatan pembelajaran masih dapat
dilakukan di satuan pendidikan (sekolah) dengan penerapan protokol kesehatan yang
ketat.

Mengikuti perkembangan pandemi yang begitu cepat, pada 17 Maret 2020, Menteri
Pendidikan menerbitkan surat edaran bernomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang
Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan
Penyebaran Covid-19. Surat tersebut ditujukan kepada semua kepala dinas
pendidikan dasar, menengah, hingga tinggi. Di dalamnya disampaikan imbauan untuk
mengikuti protokol pencegahan Covid-19 yang dikeluarkan oleh Kantor Staf Presiden
di atas.

Selain itu, Mendikbud mengimbau agar semua satuan pendidikan di bawah


Kemendikbud untuk menunda penyelenggaraan acara yang mengundang banyak
peserta atau menggantikannya dengan video conference atau komunikasi daring
lainnya. Khusus untuk daerah yang sudah terdampak Covid-19, diberlakukan
pembelajaran dari rumah secara daring dan dipandang sama seperti kehadiran di
sekolah atau perguruan tinggi. Dengan surat edaran tersebut, dimulailah belajar dari
rumah sebagai strategi memenuhi hak pendidikan anak selama pandemi.

Pada 24 Maret 2020, Mendikbud kembali mengeluarkan Surat Edaran, yakni SE


Mendikbud 4/2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat
Penyebaran Covid-19. Di dalamnya, salah satunya, diatur proses belajar dari rumah.
Beberapa ketentuan yang diatur, antara lain semangat dasar pembelajaran daring,
fokus belajar dari rumah, aktivitas dan tugas pembelajaran selama belajar dari rumah,
serta peran guru dalam memberikan umpan balik.

SE Mendikbud 4/2020 tersebut diikuti dengan SE Sekjen Kemendikbud 15/2020


tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah (BDR) dalam Masa Darurat
Penyebaran Covid-19 pada 18 Mei 2020. Pedoman tersebut ditujukan kepada dinas
pendidikan, kepala satuan pendidikan, pendidik, peserta didik, hingga orangtua/wali.

Pedoman ini dibuat untuk memastikan pemenuhan hak anak dalam mendapatkan
layanan pendidikan selama darurat Covid-19, melindungi warga satuan pendidikan
dari dampak buruk Covid-19, mencegah penyebaran dan penularan Covid-19, serta
memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan
orangtua/wali. Di dalamnya ditegaskan kembali bahwa belajar di rumah dilaksanakan
dengan tetap memperhatikan protokol penanganan Covid-19. Selain itu, SE Sekjen
Kemendikbud 15/2020 ini juga mengatur penyelenggaraan belajar secara lebih rinci.

Belajar dari rumah dilaksanakan dengan dua cara, yakni pembelajaran jarak jauh
daring dan luring sesuai dengan ketersediaan dan kesiapan sarana dan prasarana.
Pembelajaran jarak jauh secara daring dapat menggunakan sumber yang diambil dari
Rumah Belajar dari Pusdatin Kemendikbud, TV edukasi Kemendikbud, Pembelajaran
Digital oleh Pusdatin dan SEAMOLEC Kemendikbud, hingga menggambil dari
berbagai buku digital yang tersedia di internet. Bagi sekolah yang menerapkan
pembelajaran jarak jauh luring, media dan sumber belajar dapat diambil dari televisi,
radio, modul belajar mandiri dan lembar kerja, bahan ajar cetak, dan alat peraga dari
lingkungan sekitar.

Pedoman pelaksanaan BDR ini juga tersedia dalam bentuk ramah visual yang dapat
diunduh di portal Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Pada 16 Mei 2020, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 juga


mengeluarkan Paket Panduan Lintas Sektor Tanggap Covid-19 Menuju Situasi
‘Normal Yang Baru’ termasuk di lingkungan pendidikan. Panduan lintas sektoral ini
sudah memasukkan variabel baru, yakni kemungkinan menciptakan situasi normal
yang baru, termasuk persiapan situasi normal yang baru di bidang pendidikan. Dalam
panduan bagian pendidikan dalam situasi darurat, disampaikan implementasi protokol
sekolah aman untuk mencegah Covid-19, penutupan sekolah dan keberlanjutan
pembelajaran, monitoring dan evaluasi, serta alat bantu yang dibutuhkan.

Perkembangan strategi penanganan Covid-19 berpengaruh terhadap kebijakan belajar


di rumah. Pemerintah membuka peluang untuk membuka sekolah dan menjalankan
proses pembelajaran tatap muka dengan memperhatikan perkembangan penyebaran
Covid-19.

Pada tahun ajaran baru 2020/2021, pemerintah tidak mengubah kalender


pembelajaran sehingga tahun ajaran baru tetap dimulai pada bulan Juli 2020.
Penetapan tersebut dapat dilihat dalam Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran
Tahun Ajaran Baru Pada Masa Pandemi Covid19.

Panduan ini mencoba tetap memberikan hak pendidikan bagi anak walau berada di
tengah situasi pandemi. Mengingat pembelajaran tatap muka di sekolah dapat
meningkatkan risiko penularan Covid-19, Kemendikbud menempuh jalan yang paling
konservatif untuk tetap memenuhi hak pendidikan anak, yakni dengan menempatkan
keamanan sebagai prioritas utama.

Prinsip kebijakan pendidikan pada masa pandemi Covid-19 yang digunakan adalah
“kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga,
dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan
pembelajaran”.

Panduan tersebut menetapkan bahwa daerah yang berada di zona kuning, oranye, dan
merah risiko penularan Covid-19 dilarang melakukan pembelajaran tatap muka di
satuan pendidikan. Sekolah yang berada zona tersebut tetap melanjutkan belajar di
rumah.
Sekolah yang berada pada zona hijau bisa melakukan pembelajaran tatap muka
dengan protokol yang sangat ketat. Pertama, sekolah perlu mendapatkan izin dari
pemda/kanwil/kantor kemenag untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka.
Lembaga yang memberikan izin tersebut sebelumnya perlu mendapatkan persetujuan
dari kepala Gugus Tugas Penanganan Covid-19 tingkat daerah untuk mengeluarkan
izin persekolahan tatap muka.

Selanjutnya, sekolah tersebut perlu memenuhi semua daftar periksa standar kesiapan
pembelajaran tatap muka. Daftar kesiapan tersebut, antara lain ketersediaan sarana
sanitasi dan kebersihan, tersedia akses fasilitas layanan kesehatan, siap menerapkan
area wajib masker di sekolah, memiliki thermogun untuk mengukur suhu tubuh
warga sekolah, mampu memetakan warga sekolah yang tidak boleh melakukan
kegiatan di sekolah, dan membuat kesepakatan bersama komite sekolah untuk
memulai pembelajaran tatap muka. Ketika semua sudah memberikan izin,
pembelajaran tatap muka bisa dimulai.

Pemerintah juga memberikan keleluasaan bagi orangtua yang merasa anaknya belum
siap untuk melakukan pembelajaran tatap muka untuk memutuskan anaknya tetap
belajar dari rumah. Hal ini selaras dengan berbagai pertanyaan orangtua tentang
jaminan kesehatan bila sekolah kembali dibuka (Kompas, 9 Juni 2020). Para orangtua
khawatir terhadap perilaku anak yang belum terbiasa mengenakan masker dan tertib
sepanjang waktu di sekolah dan belum mencuci tangan.

Bagi sekolah yang berada di zona hijau, pembelajaran tatap muka dilaksanakan
secara bertahap, yakni masa transisi selama dua bulan pertama dan masa kebiasaan
baru.

Jenjang yang boleh memulai pembelajaran tatap muka paling cepat adalah SMA,
SMK, MA, MAK, SMP, dan MTs, yakni pada bulan Juli 2020.
Untuk jenjang SD, MI, dan SLB di zona hijau dapat memulai pembelajaran tatap
muka paling cepat pada bulan September 2020. Sedangkan untuk jejang PAUD
paling cepat dibuka pada bulan November 2020.

Guru memberikan tugas yang akan dikerjakan di rumah dalam masa pengenalan
lingkungan sekolah (MPLS) di SDN Sukarukun 01, Kecamatan Sukatani, Kabupaten
Bekasi, Jawa Barat, Kamis (16/7/2020).

Peta zonasi risiko penularan

Peta zonasi risiko penularan Covid-19 merupakan peta dinamis yang dapat sewaktu-
waktu berubah. Penetapan zona risiko penularan Covid-19 yang dianalisis secara
mingguan menunjukkan perubahan zona risiko yang perlu diikuti dengan perubahan
kebijakan di bidang pendidikan.

Ketika panduan tersebut dibuat, sebesar 94 persen peserta didik berada di zona
kuning, oranye, dan merah yang tersebar di 429 kabupaten/kota. Dengan demikian,
sangat sedikit sekolah yang memungkinkan untuk melakukan pembelajaran tatap
muka di satuan pendidikan.

Satu minggu kemudian, hingga 28 Juni 2020, terdapat 415 kabupaten/kota yang
berada di zona kuning, oranye, dan merah. Sejumlah 99 kabupaten/kota berada di
zona hijau.

Pada 5 Juli 2020, Kemendikbud kembali mengeluarkan pembaruan pemetaan zonasi


risiko daerah pada 514 kabupaten/kota di Indonesia. Terdapat 410 kabupaten/kota
yang berada di zona kuning, oranye, dan merah. Sedangkan 104 kabupaten/kota
berada di zona hijau.

Ketika sekolah yang terletak di zona hijau kemudian berubah statusnya menjadi zona
kuning, oranye, atau merah, sekolah tersebut wajib ditutup dan prosesnya diulang
kembali dari awal.
Selain menetapkan panduan bagi sekolah umum, ditegaskan pula bahwa sekolah dan
madrasah berasrama pada zona hijau dilarang membuka asrama dan melakukan tatap
muka selama masa transisi (dua bulan pertama). Pembukaan asrama dan
pembelajaran tatap muka pada daerah zona hijau dilakukan secara bertahap pada
masa kebiasaan baru.

Siswa baru mengikuti tes potensi akademik pada hari pertama Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah (MPLS) SMA Negeri 2 Malang di kelas yang menerapkan
protokol kesehatan, Kota Malang, Jawa Timur, Senin (13/7/2020). Pada hari pertama
tahun ajaran baru 2020/2021, MPLS sekolah menghadirkan 40 siswa baru untuk
mengikuti tes potensi akademik sekaligus menguji coba protokol kesehatan saat
masuk sekolah. Ke depannya, aktifitas belajar masih menggunakan sistem daring.

Panduan WHO

Panduan dan kesiapsediaan yang disusun oleh pemerintah Indonesia di atas sejalan
dengan panduan WHO yang disampaikan oleh Sekjen WHO pada 11 Mei 2020 .
Panduan tersebut dibuat agar pemangku kebijakan di tiap negara mempertimbangkan
tiga hal.

Pertama, perlunya pemahaman yang jelas mengenai perkembangan penularan Covid-


19 dan seriusnya virus bagi anak-anak. Kedua, memperhatikan laporan epidemiologi
Covid-19 di wilayah sekolah yang akan dibuka. Ketiga, mempertimbangkan
kemampuan untuk mengelola pencegahan Covid-19 dan kebijakan mengontrolnya
dalam lingkup persekolahan. Selain itu, pemerintah setempat perlu
mempertimbangkan kapasitas setiap sekolah untuk mengelola kemungkinan
penularan, pencegahan, dan pengawasan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Pengertian metode pembelajaran (Learning Methods) adalah suatu proses
penyampaian materi pendidikan kepada peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan teratur oleh tenaga pengajar atau dapat diartikan suatu strategi
dan taktik dalam melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar yang
diaplikasikan tenaga pengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
baik.
b. Penyebaran pandemi virus Corona (Covid-19) di Indonesia membuat banyak
sekolah menghentikan proses pembelajaran tatap muka. Sebagai gantinya,
pembelajaran dilakukan dengan pembelajaran jarak jauh atau remote learning.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim juga
berupaya membangun kerjasama dengan berbagai pihak yang fokus
mengembangkan sistem pendidikan daring (dalam jaringan).
c. Pemerintah.Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dan fundamental.
Pemerintah sebagai penyandang dana utama Pendidikan melalui APBN.
Dalam Inpres No. 4 Tahun 2020 dinyatakan diperlukan Langkah langkah
cepat, tepat, focus, terpadu, dan sinergi antar kementerian/lembaga dan
pemerintah daerah untuk melakukan kegiatan refokusing kegiatan, realokasi
anggaran serta pengadaan barang dan jasa dalam rangka percepatan
penanganan COVID 19, termasuk didalamnya di bidang Pendidikan.
d. Dengan memprioritaskan kesehatan dan keselamatan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan menerapkan beberapa kebijakan pembelajaran
bagi anak selama pandemi. Kebijakan pemerintah dalam mengupayakan
pemenuhan hak pendidikan anak selama pandemi dapat dilihat dalam dua
periode
B. Saran
Pada masa pendemi Covid-19 seharusnya hambatan-hambatan dalam
terlaksananya pembelajaran dengan metode daring seharus ditindak lanjuti
sehingga menjadi alat kebijakan publik terbaik sebagai upaya peningkatan
pengetahuan dan skill. dikarenakan peroses pembelajaran ada yang menilai
kurang efektif dan ada yang merasa dapat menyesuaikan diri dengan proses
pembelajaran yang diterapka sekarang . Penulis menyedari masih banyak
kekurangan dalam penulisan dimana keterbatasan refensi dan pengetahuan.
Dimana penulis berharap dengan makalah ini dapat memudahkan pembaca
dalam melakukan proses pembelajaran dimasa pandemi ini .
DAFTAR PUSTAKA

https://www.harianbhirawa.co.id/pembelajaran-daring-di-tengah-pandemi-
covid-19/

https://siedoo.com/berita-30442-berikut-4-strategi-pembelajaran-daring-di-
masa-pandemi-covid-19/

http://beritamagelang.id/kolom/menyikapi-pembelajaran-pada-masa-pandemi-
covid-19-dan-new-normal

https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/kebijakan-pendidikan-
formal-anak-pada-masa-pandemi-covid-19

Anda mungkin juga menyukai