Anda di halaman 1dari 108

LAPORAN

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 1


DI SMP NEGERI 13 SEMARANG

Disusun oleh:
Dany Firmansyah

(2401413022)

Pend. Seni Rupa

Jusuf Athif Miftakhul H.

(1301411096)

Bimbingan dan Konseling

Catur Kartika Sri Rahayu

(1301413038)

Bimbingan dan Konseling

Mailin Nadyya

(1301413089)

Bimbingan dan Konseling

Mas Benny Wijaya

(2401410053)

Pend. Seni Rupa

Nurmasari

(2401413039)

Pend. Seni Rupa

Trian Anugrah

(2501412092)

Pend. Seni Musik

Raafinsha Rahmaniar

(2501413031)

Pend. Seni Musik

Arif Frebianto

(2501413036)

Pend. Seni Musik

Enggar Nugrahanto

(3201413095)

Pend. Geografi

Anis Puji Rahayu

(4001413011)

Pend.IPA

Rohmaya Nila Oktaviani

(4001413022)

Pend.IPA

Unun Maulina

(4101413065)

Pend. Matematika

Aulia Nur Fadhillah

(4101413104)

Pend. Matematika

Yusuf Reza Maulana

(5302413046)

Pend. TIK

Fara Dini

(6301413001)

PKLO

Diyah Puspitasari

(6301413031)

PKLO

Wegig Pambudi

(6301413072)

PKLO

Bambang Tri Atmojo

(6301413074)

PKLO

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


TAHUN 2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat, dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan observasi dan orientasi PPL 1 di
SMP Negeri 13 Semarang. Pelaksanaan PPL ini merupakan syarat untuk dapat mengikuti
kegiatan PPL 2, untuk itu penulis berusaha menyajikan laporan observasi dan orientassi PPL
1 ini dengan sebaik-baiknya sesuai dengan Pedoman PPl 2016.
Laporan ini dapat tersusun dan terselesaikan karena batuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum selaku Rektor Universitas Negeri Semarang
sekaligus Pelindung Pelaksanaan PPL.
2. Drs. Bambang Priyono, M.Pd selaku Koordinator PPL Lembaga Pengembangan
Pendidikan Profesi (LP3) Unnes.
3. Dr. Nasuka, M.Kes selaku Koordinator Dosen Pembimbing di SMP N 13 Semarang yang
telah membimbing dan mengarahkan kam untuk melaksanakan PPL 1.
4. Sri Puji Marinah Yuliana, S.Pd., M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 13 Semarang
yang telah mengizinkan penulis melakuka PPL 1 di SMP Negeri 13 Semarang.
5. Dr. Hapsoro Dewanggono, M.Pd selaku koordinator guru pamong di SMP Negeri 13
Semarang.
6. Segenap guru dan karyawan SMP Negeri 13 Semarang yang telah memberikan bantuan
dan kerjasama dalam pelaksanaan PPL 1.
7. Rekan-rekan praktikan yang telah membantu pelaksanaan PPL 1 di SMP Negeri 13
Semarang.
8. Siswa-siswi SMP Negeri 13 Semarang yang penulis sayangi.
9. Semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan PPL 1 ini.

Semarang, 21 Agustus 2016

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................................iii
Pengesahan.............................................................................................................................iv
Daftar Lampiran.....................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................................................3
C. Manfaat...........................................................................................................................3
D. Metode............................................................................................................................3
BAB II HASIL PENGAMATAN
A. Kondisi Fisik Sekolah.....................................................................................................5
B. Keadaan Lingkungan Tempat Sekolah Latihan..............................................................6
C. Fasilitas Sekolah.............................................................................................................7
D. Penggunaan Sekolah.......................................................................................................17
E. Keadaan Guru dan Siswa................................................................................................18
F. Interaksi Sosial................................................................................................................18
G. Tata Tertib dan Pelaksanaannya......................................................................................19
BAB III PENUTUP
A. Simpulan.........................................................................................................................26
B. Saran...............................................................................................................................26
Refleksi Diri...........................................................................................................................27
LAMPIRAN...........................................................................................................................87

PENGESAHAN
Laporan PPL 1 ini telah disusun sesuai dengan Pedoman PPL UNNES.

Hari

Tanggal :

Disahkan oleh:

Koordinator dosen pembimbing

Dr. Nasuka, M.Kes

Kepala Sekolah

Sri Puji Marinah Yuliana, S.Pd, M.Pd

NIP. 19590916 198511 1 001

NIP 19620331 198303 2 006

Kepala Pusat Pengembangan PPL dan Labschool UNNES

Drs. Bambang Priyono, M. Hum


NIP. 19600422 198601 1 00

DAFTAR LAMPIRAN
1. Profil Sekolah
2. Denah Sekolah
3. Daftar Guru dan Sebarannya Menurut Mata Pelajaran

4. Daftar Staff Tata Usaha dan Tenaga Kependidikan Lainnya


5. Daftar Jenjang Pendidikan Terakhir Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
6. Jumlah Siswa/Rombel Tahun Pelajaran 2016/2017
7. Tata Tertib Siswa
8. Struktur Organisasi Sekolah
9. Struktur Organisasi Kelas
10. Struktur Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
11. Kalender Akademik

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah upaya sadar dan terencana untuk melakukan
perbaikan dan perubahan perilaku, pengalaman, dan pengetahuan peserta didik. Melalui
pendidikan diharapkan peningkatan kualitas SDM yang signifikan. Tempat dan tumpuan

perubahan tersebut berlangsung di sekolah. Secara umum diketahui bahwa sekolah dalam
penyelenggaraannya melibatkan berbagai komponen seperti Kepala Sekolah, Dewan
Guru, TU/Staf, Peserta didik, Orang Tua, Komite Sekolah dan Alumni. Semua unsur
tersebut bersinergi, berkoordinasi, dan berkolaborasi dalam mewujudkan tujuan, Visi, dan
Misi Sekolah.
Universitas Negeri Semarang (UNNES) merupakan salah satu Lembaga Pendidikan
pencentak generasi Tenaga Kependidikan secara profesional yang melaksanakan tugas
sebagai pengajar dan pendidik di lingkungan pendidikan. Agar dalam melaksanakan tugas
tersebut dapat mencapai sasaran yang tepat, maka mahasiswa-mahasiswa di Universitas
Negeri Semarang dibekali dengan seperangkat ilmu (teori) keguruan dan ilmu-ilmu
lainnya sesuai dengan disiplin jurusan. Namun perlu disadari ilmu yang dimiliki oleh
mahasiswa tidak akan bermanfaat bila ilmu yang mereka miliki tidak dapat tersampaikan
dengan baik jika mereka tidak dibekali suatu ketrampilan mengajar. Apalagi
perkembangan jaman yang demikian pesatnya menyebabkan lapangan kerja memerlukan
tenaga kerja yang siap pakai sesuai dengan situasi dan kondisi. Begitupun profesi guru,
seorang guru dituntut dapat menguasai empat kompetensi dasar yaitu Paedagogik,
Profesional, Sosial dan Kepribadian.
Perubahan kurikulum dilakukan untuk menjawab tantangan jaman yang terus
berubah agar peserta didik mampu bersaing di masa depan. Alasan lain dilakukannya
perubahan kurikulum adalah kurikulum sebelumnya dianggap memberatkan peserta
didik. Terlalu banyak materi pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik, sehingga
justru membuat peserta didik terbebani. Kurikulum 2013 menekankan pada pendidikan
berbasis karakter, kurikulum baru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum
2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan
pendidikan berkarakter, peserta didik dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam
berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini
menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan sejak 2006.
Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan
pendidikan pada setiap jenjang pendidikan. Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan
dalam empat tahap. Pertama, penyusunan kurikulum di lingkungan internal Kemendikbud
dengan melibatkan sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu dan praktisi pendidikan.
Kedua, pemaparan desain Kurikulum 2013 di depan Wakil Presiden serta di depan
Komisi X DPR. Ketiga, pelaksanaan uji publik guna mendapatkan tanggapan dari
berbagai elemen masyarakat. Tahap keempat, dilakukan penyempurnaan untuk

selanjutnya ditetapkan menjadi Kurikulum 2013. Implementasi Kurikulum 2013 secara


keseluruhan memang belum diterapkan di seluruh sekolah. Tidak hanya para peserta didik
saja yang mendapatkan pembelajaran kurikulum baru, guru juga mendapatkan pelatihan
kurikulum 2013.
Dengan mempertimbangkan kondisi dan perkembangan yang menuju kearah
kemajuan terutama dibidang pendidikan. Universitas Negeri Semarang menerjunkan
sebanyak 4.832 mahasiswa peserta Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang diharapkan
dapat mengajar sesuai dengan Kurikulum 2013. Karena mereka telah mengikuti
rangkaian pendidikan yang berorentasi pada impelementasi kurikulum tersebut. Oleh
karena itu, tenaga kependidikan diharapkan mampu menjadi fasilitator dan mediator yang
kompeten serta dapat menjadi suri tauladan bagi peserta didik. Selain itu mahasiswa
diharapkan dapat menjadi motivator bagi peserta didik agar dapat menjadi peserta didik
yang mandiri dan memiliki semangat belajar yang tinggi demi tercapainya pembangunan
pendidikan yang lebih maju.
Seorang pendidik diharapkan dapat peka terhadap lingkungan sekolah termasuk
dalam memahami interaksi sosial antar sesama warga sekolah dan mengetahui semua
perangkat serta peraturan yang terdapat di sekolah. Oleh karena itu, sebelum mahasiswa
terjun langsung sebagai pendidik, mahasiswa perlu dibekali dengan PPL di sekolahsekolah latihan agar mahasiswa mampu mempersiapkan diri menjadi pendidik yang
professional.

B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka PPL I sebagai kurikulum baru di
Universitas Negeri Semarang untuk mempersiapkan mahasiswa terjun ke lapangan.
Oleh karena itu tujuan yang ingin dicapai dalam PPL I adalah sebagai berikut:
1 Agar mahasiswa mengenal situasi dan kondisi lingkungan sekolah yang akan
2

ditempati dalam mengembangkan tugas sebagai guru yang profesional.


Agar mahasiswa dapat menyesuaikan diri antar warga sekolah sebagai bekal

pelaksanaan PPL II.


Memudahkan mahasiswa dalam pelaksanaan PPL II.

C. Manfaat

Manfaat dari kegiatan PPL I ini adalah :


1

Mahasiswa mengetahui cara guru dalam menangani masalah proses belajar dan

pembelajaran serta permasalahan yang dihadapi peserta didik.


Menambah pengetahuan mahasiswa tentang persiapan dan proses-proses belajar dan

pembelajaran yang berlangsung di sekolah.


Mahasiswa mengetahui model-model pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas.

Menjadi bekal bagi mahasiswa praktikan untuk melaksanakan kegiatan PPL 2.

D. Metode
Dalam penulisan laporan kegiatan PPL I, menggunakan beberapa metode dalam
mengumpulkan data. Metode tersebut yaitu:
1

Observasi langsung
Kegiatan observasi atau pengamatan secara langsung ke lokasi yang digunakan untuk
mengamati suatu objek dengan seluruh alat indra. Selain itu pengumpulan data
dilakukan dengan cara mengumpulkan arsip-arsip yang telah dikumpulkan oleh
sekolah .

Metode wawancara
Dilakukan dalam bentuk kegiatan dialog secara langsung kepada pihak yang
bersangkutan. Dengan mengajukan pertanyaan, secara individu maupun kolektif.

Metode dokumentasi
Dilakukan dengan mendokumentasikan data-data mengenai kondisi sekolah, kondisi
fisik sekolah, fasilitas, dan administrasi. Data-data yang telah didokumentasikan
selanjutnya akan dilampirkan dalam laporan ini.

BAB II
HASIL PENGAMATAN
A. Kondisi Fisik Sekolah
Kondisi fisik lingkungan SMP Negeri 13 Semarang cukup memadai untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. SMP Negeri 13 Semarang memiliki luas lahan
10.639 m2 dengan status tanah hak milik pemerintah sedangkan luas bangunanya 6.781
m2. Sarana dan prasarana fisik sekolah tersebut meliputi tersedianya ruang

kepala

sekolah, ruang tata usaha, ruang guru, ruang perpustakaan, ruang dapur yang digunakan
untuk menyiapkan konsumsi guru dan karyawan, ruang perpustakaan sebagai sumber
bacaan siswa, 4 ruang laboratorium yang terdiri dari laboratorium IPA, laboratorium
bahasa, laboratorium multimedia dan laboratorium komputer sebagai sumber IT siswa,
ruang kelas siswa sebagai sarana KBM yang terdiri dari 25 ruangan, kamar mandi,
gudang yang berisi peralatan kantor dan olah raga, ruang BK sebagai pusat layanan
bimbingan dan konseling siswa, ruang UKS, kantin, ruang OSIS, ruang PMR, ruang
pramuka, ruang aula, ruang keterampilan yang digunakan untuk ruang kelas, ruang
koperasi, mushola sebagai tempat beribadah dan juga sebagai penunjang tempat
pembelajaran agama siswa yang muslim, taman dengan kolam yang cantik, kebun
praktikum, serta lahan parkir yang cukup aman yang dibagi menjadi dua yaitu parkir
guru dan parkir siswa. Fasilitas yang ada di ruang laboratorium komputer terdiri dari
komputer, printer, AC, meja komputer, meja guru, kursi plastik, papan tulis, rak sepatu,
kipas angin, kursi lipat,LCD,dan layar. Ruang kesenian yang ada di SMP Negeri 13
Semarang juga mempunyai fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar (KBM)
diantaranya terdapat Mesin jahit, mesin obras, mesin ketik, gitar, bass, drum, salon aktif,

ampli, keybord, seruling, mimbar, salon dinding, dan kipas angin. Fasilitas yang ada
pada ruang laboratorium lengkap dan dapat digunakan dengan baik. Ruang kelas sendiri
juga mempunyai fasilitas penunjang KBM diantaranya mempunyai fasilitas meja guru,
meja siswa, kursi guru, kursi siswa, papan tulis besar, jam dinding, komputer, LCD,
kipas angin dan bendera. Kondisi dari berbagai sarana dan prasarana yang tersedia dalam
keadaan baik serta tersusun dan tertata rapi.

B. Keadaan Lingkungan Tempat Sekolah Latihan


Keadaan lingkungan SMP Negeri 13 Semarang secara rinci sebagai berikut :
1 Jenis bangunan yang mengelilingi sekolah
Bangunan yang mengelilingi SMP Negeri 13 Semarang di dominasi oleh rumah
warga dan bangunan untuk usaha kecil menengah seperti usaha foto copy, counter isi
ulang pulsa dan kartu selular, serta ada pula jasa laundry pakaian.
Sebelah utara dari gedung SMP Negeri 13 Semarang dalah gang RT 07/05 Jl.
Lamongan Barat yang berjarak sekitar 20 m dari pintu gerbang SMP Negeri 13
Semarang serta ada pula sungai yang berada tepat di sebalah utara gang tersebut,
sedangkan sebelah selatan dari gedung SMP Negeri 13 Semarang adalah perumahan
warga, ada pula kantor cabang bank jateng yang berjarak sekitar 51 km dari pintu
gerbang SMP Negeri 13 Semarang. Di sebelah timur atau tepat didepan pintu masuk
SMP Negeri 13 semarang adalah Jl. Lamongan Raya yang yang membelah
pemukiman penduduk dengan SMP Negeri 13 Semarang tepat disebelah barat atau
dibelakang gedung SMP Negeri 13 Semarang adalah pemukiman warga RT 07/05 Jl.
2

Lamongan Barat No V semarang.


Kondisi lingkungan sekolah
a. Tingkat Kebersihan
Tingkat kebersihan dari SMP Negeri 13 Semarang sendiri sangatlah baik,
terlihat dari banyaknya pengharagaan yang diberikan dari Pemerintah Kota
Semarang terhadap kondisi kebersihan dari SMP Negeri 13 Semarang, dimana
SMP Negeri 13 Semarang mendapat predikat SMP terbesih se-kota Semarang di
tahun 2016. Kondisi sanitasi di SMP Negeri 13 Semarang juga sangat baik terlihat
dari kondisi selokan-selokan di SMP Negeri 13 Semarang yang lancar apabila ada
buangan limbah air dari toilet-toilet sekolah, serta apabila terjadi hujan dengan
intensitas tinggi tidak terjadi kebanjiran di gedung SMP Negeri 13 Semarang

keterangan tersebut kami peroleh dari penjaga sekolah SMP Negeri 13 Semarang
yaitu Pak Rudi.
b. Tingkat Kebisingan
Tingkat kebisingan dari keadaan sekitar SMP Negeri 13 Semarang untuk
kegiatan belajar mengajar sangatlah rendah, ini dikarenakan ruang kelas yang
cukup jauh dari jalan utama, yaitu Jl. Lamongan Raya sekitar 10 m dari pintu
gerbang terhitung dari kelas paling depan. Kondisi dari jalan utama juga cukup
mempengaruhi tingkat kebisingan, karena bukan jalan utama kota maka kendaraan
yang melalui jalan tersebut tidaklah banyak. Jalan penghubung sekolah sangatlah
baik terliha dari letak gedung SMP Negeri 13 Semarang yang tepat berada di
samping Jl. Lamongan Raya sehingga dapat dikatakan akses untuk menuju SMP
Negeri 13 Semarang sangatlah baik. Keadaan daerah di SMP Negeri 13 Semarang
merupakan perumahan warga sehingga beragam profesi yang digeluti oleh
masyarakat sekitar SMP Negeri 13 Semarang dari mulai pekerja kantor, guru,
pegawai negeri, maupun pedagang.
c. Sanitasi
Sanitasi di SMP Negeri 13 Semarang dapat dikatakan baik. Hal ini dapat
dilihat dari saluran air yang terdapat di depan setiap ruangan, serta dari kondisi
setiap ruang mempunyai ventilasi yang cukup serta layak untuk digunakan. SMP
Negeri 13 Semarang juga dikelilingi dengan pepohonan dan beberapa jenis
tanaman. Demikian pula dengan kondisi kamar mandi cukup bersih, airnya jernih
dan lancar. Diluar sekolah terdapat sanitasi yang cukup baik juga karena bisa
langsung menuju ke sungai. Dari beberapa hal tersebut, maka SMP Negeri 13
Semarang dapat dikatakan memiliki sanitasi yang cukup baik.
d. Jalan Penghubung dengan Sekolah
Jalan penghubung dengan sekolah dalam kondisi baik, lancar dan mudah
diakses karena letaknya yang strategis dekat dengan jalan raya sehingga lokasi
sekolah mudah dijangkau misalnya dengan transportasi angkutan, sepeda motor
ataupun yang lainnya.
e. Masyarakat Sekitar
Masyarakat sekitar SMP Negeri 13 Semarang sebagian besar bekerja sebagai
pegawai dan wiraswasta, yang dapat dilihat dengan adanya perumahan,
perkampungan dan pertokoan.
C. Fasilitas Sekolah
Sekolah merupakan suatu lembaga lembaga pendidikan yang bertujuan mendidik
dan mengajarkan siswa. Di dalam sekolah tentu saja terdapat fasilitas guna mendukung

kegiatan belajar di sekolah. Fasilitas yang dimaksud adalah berupa gedung atau
bangunan dan peralatan-peralatan yang ada. Di SMP N 13 Semarang juga memiliki
fasilitas yang mendukung kegiatan belajar di sekolah, di antaranya adalah:
1

Ruang Kepala sekolah


Ruang Kepala sekolah di SMP N 13 Semarang memeliki ruangan sendiri dan
berdekatan dengan ruang guru, terdapat pula pintu penghubung antara ruang kepala
sekolah dan ruang guru. Keadaan ruang kepala sekolah di SMP N 13 Semarang baik,
walaupun di luar ruangan belum jadi benar (belum selesai di cat) namun kebersihan
dan kerapihan tetap di jaga. Di ruangan ini juga terdapat beberapa barang guna
mendukung kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya.
Tabel Inventarisasi Barang Ruang Kepala Sekolah
Nama Barang/Jenis
No Barang

Tahun
Bahan

Pembuatan

1
1
2
3
4
5
6
7

2
Almari kaca
Meja kantor
Meja tamu
Kursi rapat
Kursi busa roda
Almari kecil
Kulkas

6
Campuran
kayu
Campuran
Campuran
Campuran
kayu
Campuran

Pembelian
7
1978
1997
2007
2004
1996
2003
1996

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Telepon
Meja rapat oval
TV
AC
Gam.Kep.Sek Lama
Jam dinding
Meja Televisi
Gam.Presiden/Wakil
Garuda
Papan data
Piala
Stan bendera
Papan setplain
Rak sepatu
Rak handuk

Campuran
kayu
Campuran
Campuran
Campuran
Campuran
kayu
Campuran
Campuran
Kayu
Campuran
Kayu
Campuran
Aluminium
Aluminium

1984
2002
2008
2003
2005
2005
2008
2015
2015
2002
2006
2015
2003
2005
2005

Ruang Guru

Keadaan
No.Kode

8
0206010412
0206020104
0206020128
0206020127
0206020130
0206030201
0206030201
02'0601033
7
0206010303
0206020603
0206020401
0206010412
0206020404
0206010412
0206020604
0206020404
0206020304
0206010337
0206010406
0206010501
0206010402
0206010402

Jumlah
Barang

Barang

Register
9
3 bh
2 bh
1 SET
5 bh
2 bh
5 bh
5 bh

10
baik
baik
baik
bak
baik
baik
baik

1 bh
1 bh
1 bh
1 bh
1 bh
1 bh
1 bh
3 bh
1 bh
1 bh
50 bh
1 bh
1 bh
1bh
1 bh

baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik

Keadaan ruang guru baik, sama halnya dengan ruang kepala sekolah walaupun
di tembok luar ruangan belum selesai di cat ruangan terlihat rapi dan bersih. Ruang
guru juga memiliki beberapa fasilitas untuk menunjang kinerja guru di SMP N 13
Semarang.
Tabel Inventarisasi Ruang Guru SMP N 13 Semarang
N

Nama Barang/Jenis

Barang

Bahan

Tahun

Keadaa

Pembuata

No.Kode

Jumlah
Barang

Barang

Pembelia

Registe

n
7

r
9

10

8
020602063

Meja Guru

kayu
Campura

2002

0
020602013

40 bh

baik

Kursi Guru/biru

n
Campura

1996

1
020602010

6 bh

baik

AC

n
Campura

1999

2
020602010

3 bh

baik

TV

n
Campura

1999

3
020602013

1 bh

bak

Meja komputer

1996

0
020603020

8 bh

baik

Kursi roda biru

kayu
Campura

2003

1
020603020

19

baik

Kursi lipat hitam

n
Campura

1996

1
02'0601033

9 bh

baik

Power TOA

1984

7
020601030

1 bh

baik

Spiker salon

kayu

2002

3
020602060

2 bh

baik

10 Filing kabinet

besi
Campura

2008

3
020602040

1 bh

baik

11 Kursi busa

n
Campura

2003

1
020601041

2 bh

baik

12 Almari kaca/kayu

n
Campura

2005

2
020602040

1 bh

baik

13 Rak absensi
14 Presiden/Wakil/Garu

n
kayu

2005
2008

4
020601041

1 bh
1 bh

baik
baik

da

2
020602060

Campura

15 Jam dinding

n
Campura

2015

4
020602040

1 bh

baik

16 Papan pengumuman

2015

4
020602030

1 bh

baik

17 Meja panjang

Kayu
Campura

2002

4
020601033

1 bh

baik

18 Kursi plastik

2006

7
020601040

6 bh

baik

19 Gitar

Kayu

2004

6
020702010

1 bh

baik

20 Mic

Besi

2004

1 bh

baik

Ruang Bimbingan dan Konseling


Di SMP N 13 Semarang memeliki ruang bimbingan dan konseling tersendiri,
terpisah dari ruang guru. Di dalam ruang BK SMP N 13 Semarang terdapat ruang
guru bk, ruang konseling individu, ruang bimbingan kelompok atau konseling
kelompok, dan kamar mandi. Keadaan ruang bimbingan konseling di SMP N 13
Semarang sudah cukup baik, bersih dan rapih, walaupun di ruang bimbingan
kelompok/ konseling kelompok tidak terlalu luas. Terdapat pula beberapa fasilitas
pendukung di ruang bimbingan dan konseling.
Tabel Inventarisasi Ruang BK SMP N 13 Semarang
Nama

Tahun

Barang/Jenis
No

Barang

Pembuata
Bahan

Pembelian
7

Keadaan
No.Kode

8
020602012

Jumlah
Barang

Barang

Register
9

10

Meja guru

kayu

2006

6
020602010

18 bh

baik

Kursi guru

kayu

2006

6
020602011

32 bh

baik

Meja komputer

kayu

2006

1
020602013

1 bh

baik

Komputer

kayu

2005

1
020601054

1 bh

bak

Filing kabinet

kayu

2011

1 bh

baik

020601054

Kursi tamu
Papan

kayu

2013

9
020601054

1 bh

baik

pengumuman

kayu
campura

2014

9
020701012

1 bh

baik

AC

2014

0
020701012

1 bh

baik

Meja TV

kain
campura

2014

0
020602040

1 bh

baik

10

TV
Kipas angin

n
campura

2013

6
020902047

2 bh

baik

11

baling baling

2014

1
020902047

1 bh

baik

12

Papan panel

plastik
campura

2011

1
020902047

1 bh

baik

13

Printer

n
campura

2014

1
020902047

1 bh

baik

14
15

Dispenser
Almari loker

2015

2 bh

baik

Ruang Tata Usaha


Ruang tata usaha (TU) di SMP N 13 Semarang berada dekat dengan ruang kepala
sekolah, keadaan di sana sudah rapih dan baik. Terdapat beberapa fasilitas pendukung
lain untuk mendukung karyawan TU di SMP N 13 Semarang.
Nama
N

Barang/Jenis

Barang

Merk

Model
3

Tahun

Keadaa

Pembuata

Bahan

Pembelian
7

No.Kode

8
020602010

Jumlah
Barang

Barang

Register
9

10

Almari kayu

kayu

1978

1
020602016

3 bh

baik

Almari besi

besi

1986

1
020601040

2 bh

baik

3
4

Filing kabinet
Meja kantor

besi
kayu

1983
1999

4
0206020111
020602013

2 bh
7 bh

baik
bak

Meja komputer

kayu

1993

4 bh

baik

020603020
6

Komputer

Acer

Campuran

2004

1
020603020

5 bh

baik

Printer
Mesin foto

Canon

Campuran

2007

1
02'0601033

5 bh

baik

copy

Canon

Campuran

2007

7
020601030

1 bh

baik

Mesin Riso

KS.600

Campuran

2005

3
020602060

1 bh

baik

LG

Campuran

1997

3
020602040

1 bh

baik

Campuran

2010

1
020601041

1 bh

baik

Besi

2005

2
020602040

1 bh

baik

Campuran
Aluminiu

2005

4
020601041

1 bh

baik

2005

2
020602060

1 bh

baik

Campuran

2007

4
020602040

3 bh

baik

16 Telepon

Campuran

2000

4
020602030

1 bh

baik

17 Baling-baling
Pemadam

Campuran

2007

4
020601033

1 bh

baik

18 kebakaran

Besi

1993

7
020601040

1 bh

baik

19 Kursi busa

Campuran

1999

6
020105071

8 bh

baik

20 Papan data

Campuran

2013

1 bh

baik

10 TV
11 Kulkas kecil
12 Rak Besi

Panasoni
13 AC
Almari

14 Aluminium
15 Amlifayer

Ten

Perpustakaan
Perpustakan merupakan salah satu sarana yang ada di setiap sekolah, begitu pula
dengan SMP N 13 Semarang. Perpustakaan menjadi salah satu wadah kegiatan bagi
siswa ketika jam istirahat datang untuk membaca buku atau mencari refrensi. Tidak
hanya buku, di perpustakaan juga terdapat beberapa komputer untuk membantu siswa
dalam mencari refrensi atau buku. Keadaan perpustakaan di SMP N 13 Semarang
sendiri sudah cukup baik, walaupun beberapa buku tercecer karena ada buku baru

yang masuk. Pelayanan di perpustakaan sudah menggunakan istem komputer.


Terdapat pula beberapa fasilitas di perpustakaan SMP N 13 Semarang.
Inventarisasi Ruang Perpustakaan SMP N Semarang
Nama

Tahun

Barang/Jenis

Barang

Pembuata
Bahan

Keadaan
No.Kode

Jumlah
Barang

Barang

Pembelian
7

Meja Petugas

kayu

2006

6
020602010

baik

Meja baca

kayu

2006

6
020602011

baik

Meja kantor

kayu

2006

1
020602013

baik

Almari kayu

kayu

2005

1
020601054

bak

Almari besi

kayu

2011

9
020601054

1 bh

baik

Papan data

kayu

2013

9
020601054

baik

Almari kaca
Almari

kayu

2014

9
020701012

baik

katalok

campuran

2014

0
020701012

baik

Rak buku

kain

2014

0
020602040

1 bh

baik

10

Komputer

campuran

2013

6
020902047

8 BH

baik

11

AC

campuran

2014

1
020902047

1 bh

baik

12

TV/DVD

plastik

2011

1
020902047

1 bh

baik

13

Alat pemadan

campuran

2014

1
020902047

1 bh

baik

14

AC
Globe dan

campuran

2015

2 bh

baik

15

peta

8
020602012

Register
9

10

16
6

Buku2 siswa

Ruang kelas
Terdapat dua puluh lima kelas di SMP N 13 Semarang, yang terdiri dari delapan
ruang kelas tujuh, sembilan ruang kelas delapan, dan delapan ruang kelas sembilan.
Ruang kelas tujuh berada di belakang, ruang kelas 8 berada di lantai satu dan dua di
depan, dan ruang kelas sembilan di depan. Keadaan ruang kelas di SMP N 13
Semarang sudah baik. Serta terdapat fasilitas pendukung untuk melaksanakan
kegiatan belajar di kelas.
Tabel Inventarisasi Ruang Kelas (Perkelas) di SMP N 13 Semarang
Tahun
N

Nama Barang

/Jenis Barang

Pembuata
Merk
Mode
l
3

Bahan

Pembelian
7

Keadaan
No.Kode

8
020602012

Jumlah
Barang

Barang

Register
9

10

Meja Siswa

kayu

2006

6
020602010

16 bh

baik

Kursi siswa

kayu

2006

6
020602011

32 bh

baik

Meja guru

kayu

2006

1
020602013

1 bh

baik

Kursi Guru

kayu

2005

1
020601054

1 bh

bak

Papan tulis

kayu

2011

9
020601054

1 bh

baik

Papan pajang
Papan kotak-

kayu

2013

9
020601054

1 bh

baik

kotak

kayu
campura

2014

9
020701012

1 bh

baik

LCD Gantung

2014

0
020701012

1 bh

baik

Layar

kain
campura

2014

0
020602040

1 bh

baik

10 Kipas angin
Gambar

2013

2 bh

baik

1 bh

baik

presiden/wakil
11 , Garuda

Epson

campura
n

020902047
2014

020902047
12 Jam dinding

plastik
campura

2011

1
020902047

1 bh

baik

13 Bingkai Tatib
Standar

2014

1 bh

baik

2 bh

baik

Bendera/dan

campura

14 bendera
7

020902047

2015

Laboratorium IPA
Di SMP N 13 Semarang terdapat laboratorium IPA guna menunjang kegiatan
praktikum sains siswa. Ruang laboraorium IPA berada di samping tengah sekolah,
dengan ruangan cukup luas. Namun , laboratorium erasa pengap dan kurang tertata,
serta tidak lengkapnya alat peraga di sana.
Nama
N

Barang/Jenis

Barang

Merk

Bahan

Tahun

Keadaa

Pembuata

No.Kode

Jumlah
Barang

Barang

Mode

Pembelia

Registe

l
3

n
7

r
9

10

Meja Siswa

Kayu

2006

6
020602010

18 bh

baik

Kursi siswa

Kayu

2006

6
020602011

32 bh

baik

Meja guru

Kayu

2006

1
020602013

1 bh

baik

Kursi Guru

Kayu

2005

1
020601054

1 bh

bak

Papan tulis

Kayu

2011

9
020601054

1 bh

baik

Papan pajang

Kayu

2013

9
020601054

1 bh

baik

Papan kotak-kotak

Kayu
Campura

2014

9
020701012

1 bh

baik

Epso
n

2014

0
020701012

1 bh

baik

Kain
Campura

2014
2013

0
020602040

1 bh
2 bh

baik
baik

LCD Gantung

9 Layar
10 Kipas angin

8
020602012

Campura

020902047

Gambar
presiden/wakil,Garu
11 da

2014

1
020902047

1 bh

baik

12 Jam dinding

Plastik
Campura

2011

1
020902047

1 bh

baik

13 Bingkai Tatib
Standar Bendera/dan

n
Campura

2014

1
020902047

1 bh

baik

2015

2 bh

baik

14 bendera
8

Laboratorium Bahasa
Selain laboratoriun IPA, SMP N 13 Semarang juga memiliki laboratorium bahasa
yang bersebelahan dengan ruang bimbingan dan konseling. Ukurannya tidak begitu

luas, dan laboratorium bahasa juga jarang dibuka atau digunakan


Laboratorium Komputer
Laboratorium di SMP N 13 Semarang terdapat 2 ruang, yaitu laboratorium
komputer 1 dan laboratorium komputer dua. Keadaan ruangan cukup baik dan tertata.
Tabel Lab. Komputer 1
Nama

Tahun

Barang/Jenis

Barang

Pembuata
n

Keadaan
No.Kode

Pembelian
1

Jumlah
Barang

Barang

Register

6
campura

8
020603020

10
17.baik.36.rusa

n
campura

2015

1
020603020

53

2012

1
020602013

Baik

Komputer

Printer
Meja

komputer

kayu

2012

7
020602011

15

Baik

Meja Guru

kayu

2006

1
020602016

Bak

Kursi plastik
Papan tulis

plastik

2006

1
020601051

24

Baik

besar

triplek

2007

0
020601051

Baik

Rak sepatu

kayu

2009

Baik

campura
8

Kipas Angin

Kursi lipat
LCD

020602040

n
campura

2006

6
020602012

Baik

2006

7
020701012

Baik

10 Gantung

besi

2012

0
020602012

Baik

11 Meja siswa

kayu

2012

6
020601052

11

Baik

12 Layar
Tempat

kain

2010

Baik

13 Sampah

plastik

2013

Baik

Tabel Lab. Komputer 2


Nama
N

Barang/Jenis

Barang

Keadaan
Bahan

No.Kode

Jumlah
Barang

Barang

6
campura

Register
9

n
campura

0206030201

campuran

Baik

0206030201

campuran

Baik

kayu
kayu
plastik

0206020137
0206020111
0206020161

kayu
kayu
plastik

Baik
Bak
Baik

10

Komputer

Printer
Meja

3
4
5

komputer
Meja Guru
Kursi plastik
Papan tulis

6
7

besar
Rak sepatu

triplek
kayu
campura

0206010510

triplek
kayu

Baik
Baik

Kipas Angin

n
campura

0206020406

campuran

Baik

9
10
11
12

Kursi lipat
LCD Gantung
Meja siswa
Layar
Tempat

0207010120
0206020126

campuran
besi
kayu
kain

Baik
Baik
Baik
Baik

13

Sampah

plastik

Baik

n
besi
kayu
kain
plastik

10 UKS
Selain ruangan untuk menunjang kegiatan belajar siswa, di SMP N 13 Semarang
juga terdapat ruang UKS yang diperuntukan bagi siswa yang sedang sakit.
Nama
N

Barang/Jenis

Barang

Tahun
Bahan

Timbangan

Etalase

Pembuatan

6
campura

Pembelian
7

Keadaan
No.Kode

8
020602013

Jumlah
Barang

Barang

Register
9

10

n
campura

2015

1
020602010

baik

1999

3
020602011

baik

Tempat tidur

kayu

2002

1
020602013

baik

Meja Kerja

kayu

1996

7
020603020

bak

Kursi kayu

kayu

2013

1
020601041

baik

Kursi lipat

besi

2008

2
020601041

baik

Kursi plastik

plastik
campura

2012

2
020601040

baik

Wastavel
Tempat

2014

4
020602010

baik

sampah

plastik
campura

1996

3
020603020

baik

10 Jam dinding
Gabar

2006

baik

Presiden/Waki

campura

020603020

11 l

n
campura

2015

1
020603020

baik

12 Poster dinding

n
campura

1996

1
020602030

baik

13 Tata Tertib

n
campura

2011

4
020602010

baik

14 Kipas angin

2010

baik

campura

020602010

15 Papan mading
n
2014
2
1
baik
11 Ruang Kesenian
Ruang kesenian terletak di tengah lokasi SMP N 13 Semarang, ruangan yang
cukup luas dan terdapat beberapa alat pendukung seperti alat musik. Namun,
ruangan tidak di dukung dengan kedap suara, sehingga ketika alat musik dimainkan
akan terdengar.
12 Aula
SMP N 13 Semarang juga memiliki aula, dengan kapasitas yang tidak terlalu
besar. Aulanya bersih namun agak sedikit berantakan, karena ada beberapa barang
yang hanya tergeletak di sana.
D. Penggunaan Sekolah
1 Ada tidaknya sekolah lain yang menggunakan SMP Negeri 13 Semarang.
SMP Negeri 13 Semarang memiliki berbagai sarana dan prasarana yang menunjang
KBM di sekolah. Adapun mengenai penggunaan sarana dan prasrana sekolah yang
tersedia itu digunakan sepenuhnya oleh warga SMP Negeri 13 Semarang, dan tidak
2

digunakan oleh sekolah lain.


Ada tidaknya pembagian jam KBM (misal: pagi, siang, malam, dan sebagainya).
Pembagian jam KBM di SMP Negeri 13 Semarang hanya menggunakan atau
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di pagi hari hingga siang hari sesuai jadwal
yang ditentukan. Dengan jumlah ruangan yang memadai serta jumlah siswa-siswi
yang sesuai dengan ruangan yang ada, maka tidak terdapat pembagian belajar
mengajar.

E. Keadaan Guru dan Siswa


1) Jumlah Guru dan sebarannya menurut mata pelajaran
Mata Pelajaran

Jumlah Guru

Bahasa Inggris

Matematika

IPA

IPS Terpadu

Seni Budaya

Penjas Orkes

TIK

Bahasa Jawa

2) Jumlah Siswa dan Sebarannya tiap Kelas


Kelas
VII
VIII
IX
Jumlah

Jumlah rata - rata


36
32
32
100

3) Jumlah staf T.U. dan tenaga kependidikan lainnya


Jumlah Guru
PNS
44

T.U. PNS

T.U. Non PNS

F. Interaksi Sosial
1 Interaksi Kepala Sekolah dengan Guru
Kepala sekolah sangat baik dalam berinteraksi dengan guru. Kepala sekolah
menganggap semua guru sebagai rekan kerja, jadi tidak ada jarak yang terlalu jauh,
sehingga terjadi interaksi dan kerjasama yang baik untuk kepentingan sekolah.
Interaksi Antar guru
Interaksi antar guru berjalan dengan baik, dimana semua guru saling berkomunikasi
satu sama lain dengan saling menghormati dan menghargai sebagai rekan kerja,
semua berjalan lancar dan efektif sesuai dengan tugas masingmasing untuk
2

kepentingan bersama.
Interaksi Guru dengan Siswa
Antara guru dengan siswa dapat saling berkomunikasi dengan baik, siswa
menghormati semua guru, sebagai contoh saat siswa bertemu dengan guru saling
bertegur sapa dan bersalaman, dan saat guru masuk ke dalam kelas siswa memberikan
salam. Guru menjadi orang tua di sekolah yang menjadi pengayom bagi siswanya

sehingga merasa nyaman.


Interaksi Guru dengan Staf TU
Interaksi antara guru dengan staf TU dapat berjalan dengan baik dan saling
menghormati antara rekan kerja, saling menghargai, dan menjaga kerukunan.

Suasananya kondusif dan saling melengkapi dalam bekerja.


Interaksi secara keseluruhan
Secara keseluruhan hubungan interaksi antar warga sekolah berjalan harmonis,
kondusif dan terkendali sesuai dengan peraturan sekolah. Sehingga suasana sekolah
juga baik dan bagus untuk berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar dan

kegiatan sekolah setiap hari.


G. Tata Tertib dan Pelaksanaanya
Tata tertib sekolah merupakan pedoman peserta didik dalam bersikap, berucap dan
bertindak dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari di sekolah dalam rangka

menciptakan iklim dan kultur sekolah yang dapat menunjang kegiatan belajar-mengajar
secara efektif. Tata tertib sekolah ini disusun dengan memperhatikan nilai-nilai Pancasila
baik yang diterapkan di sekolah maupun di masyarakat.
SMP Negeri 13 Semarang memiliki tata tertib baik untuk siswa, guru, kepala
sekolah ataupun karyawan. Tata tertib ini dibuat untuk mengatur dan memperlancar
seluruh kegiatan dalam sistem yang telah terbangun di sekolah tersebut yang menjunjung
tinggi nilai Iman dan Taqwa . Tata tertib ini dirancang bardasarkan persetujuan kepala
sekolah, wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, wakil kepala sekolah bagian humas dan
guru.
Pelaksanaan tata tertib di SMP Negeri 13 Semarang secara umum berjalan baik.
Dengan dibuatnya peraturan yang baru mulai tahun ajaran 2015/2016 siswa ,guru dan
seluruh warga sekolah mampu menaati peraturan yang telah dibuat dan disepakati
bersama.
Pelanggaran terhadap tata tertib terutama tata tertib untuk para siswa bisa mendapat
sanki yang berupa Diperingatkan secara lisan. Diperingatkan secara tertulis ,Orang Tua
dipanggil ke Sekolah, Skorsing ,Dikembalikan ke Orang Tua.
Pelanggaran tata tertib sekolah ditangani oleh wakil kepala sekolah bagian
kesiswaan dan guru bimbingan dan konseling. Pelanggaran yang masih sering dilakukan
siswa adalah mengenai keterlambatan. Pada tahap awal, wakil kepala sekolah bagian
kesiswaan menegur siswa maksimal sampai tiga kali, setelah itu apabila siswa masih
juga melakukan pelanggaran, barulah siswa diarahkan ke guru bimbingan dan konseling.
Dengan prosedur pemberian sanksi individu adalah pertama wali kelas memberitahu
mengenai sanksi yang telah dilakukan ,berlanjut ke guru bimbingan dan konseling untuk
selanjutnya dilaporkan pada bidang kemahasiswaan jika belum jera atau sudah pada
tahap yang konsekuensi.
Selama masa observasi berlangsung, kami melihat bahwa tata tertib di SMP ini
begitu dijunjung tinggi oleh seluruh komponen sekolah. Hal ini diantaranya terlihat dari
sebagian besar guru yang datang ke sekolah beberapa menit sebelum pelajaran dimulai,
siswa selalu berpenampilan rapi, dan lain sebagainya. Tata tertib siswa, guru dan
karyawan SMP Negeri 13 Semarang terlampir.

PEMERINTAH KOTA SEMARANG


DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 13 SEMARANG
Jln. Lamongan Raya - Tlp. (024) 8316241 Pos : 50236

TATA TERTIB SISWA


SMP NEGERI 13 SEMARANG
Siswa Wajib :
1. Mengenakan pakaian seragam sekolah sesuai ketentuan :

Senin s.d. Kamis


-

Seragam Osis (badge, topi, lokasi, ikat pinggang, dasi berlogo SMP N 13,
sepatu hitam polos dan kaos kaki putih panjang, 15 cm diatas mata kaki,
ukuran celana bawah 18-22 cm tidak boleh kurang atau lebih)

Jumat
-

Seragam Pramuka lengkap (memakai hasduk, sepatu hitam & kaos kaki
hitam, 15 cm diatas mata kaki, ukuran celana bawah 18-22 cm tidak boleh
kurang atau lebih)

Sabtu
-

Seragam atas : kotak-kotak, bawah : celana putih (sepatu hitam, kaos kaki
putih, ukuran celana bawah 18-22 cm tidak boleh kurang atau lebih)

2. Hadir di sekolah 15 menit (06.45) sebelum bel berbunyi.


(Siswa yang terlambat datang harus lapor ke guru piket / guru BK)

3. Mengikuti Upacara bendera pada hari senin dan hari-hari besar lainnya. Pakaian
seragam OSIS lengkap.
4. Mengikuti kegiatan Extra Kurikuler sesuai dengan Bakat dan Minat
5. Potongan rambut bross untuk putra, dan bagi siswi yg berambut panjang, rambut
diikat dengan rapi
6. Menjunjung tinggi almamater dan nama baik sekolah, baik di dalam maupun di
luar sekolah
7. Mengikuti pelajaran tambahan yang diadakan sekolah (bila ada)
8. Mengirim surat keterangan jika tidak hadir karena sakit atau ijin.
9. Siswa kelas VII wajib mengikuti kegiatan Extra Pramuka.
10. Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah, baik didalam maupun diluar kelas
11. Berbuat jujur, saling menghormati / menjaga sopan santun terhadap warga sekolah
(antar Siswa, Guru dan Karyawan)
12. Mengikuti kegiatan sholat dzuhur berjamaah, imtaq dan senam/kebersihan kelas.
13. Memberitahu orang tua apabila ada kegiatan diluar jam pembelajaran.
14. Siswa yang membawa sepeda, keluar masuk mealui pintu II/pintu selatan dan
diparkir ditempat parkir sepeda dengan rapi.
Siswa Dilarang :
1. Keluar masuk kelas/sekolah tanpa ijin, selama KBM berlangsung
2. Membawa/Merokok, memakai obat-obatan terlarang, minum-minuman keras baik
di sekolah maupun di luar sekolah .
3. Mengendarai kendaraan bermotor.
4. Membawa HP (Hand Phone) / Telepon seluler, membawa tip ex
5. Melakukan tindakan pengrusakan fasilitas sekolah, corat coret dinding
6. Membolos, cabut, tidak masuk tanpa keterangan.
7. Bermain kartu / judi
8. Bermain bola di kelas atau dilapangan bukan pada saat pelajaran OR maupun
pada saat jam istirahat
9. Membuang sampah sembarangan/tidak pada tempatnya (membuang sampah
sesuai dengan jenisnya, organik/anorganik)
10. Berambut gondrong, gundul, semir berwarna, bertatto, berkuku panjang, berkutek,
memakai kontaks lens berwarna
11. Memakai jacket, sandal di lingkungan sekolah

12. Memakai aksesori anting, gelang, kalung, tindik bagi siswa laki2, memakai perhiasan
berlebihan bagi siswi.
13. Melakukan tindakan asusila, baik didalam lingkungan sekolah maupun di luar
sekolah.
14. Terlibat dalam geng yang merusak, perkelahian / tawuran antar pelajar
15. Membawa senjata tajam (sajam), membawa alat-alat yang membahayakan/
membawa barang yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran.

Macam Sangsi :
1. Diperingatkan secara lisan.
2. Diperingatkan secara tertulis
3. Orang Tua dipanggil ke Sekolah
4. Skorsing
5. Dikembalikan ke Orang Tua
Catatan:
-

Bagi siswi yang memakai hijab, warna kerudung menyesuaikan dengan baju
(putih / coklat)

Sangsi disesuaikan dengan berat / ringannya pelanggaran yang dilakukan siswa.

Ketentuan yang belum ada akan diatur kemudian


Semarang, 05 Januari 2015
Kepala SMP Negeri 13 Semarang

Sri Puji Marimah Yuliana, S.Pd, M.Pd


NIP. 19620331 198303 2 006

H. Bidang Pengelolaan dan Administrasi


1. Struktur Organisasi Sekolah
Terlampir.
2. Struktur Organisasi Kesiswaan
Terlampir.
3. Struktur Administrasi Sekolah
Struktur Administrasi Sekolah merupakan bagian yang mengurusi segala bentuk
administrasi yang ada di SMP N 13 Semarang. Adapun bidang administrasi yang ada

4.
5.
6.
7.

di SMP N 13 Semarang ini antara lain :


a.
Administrasi Kelas
Terlampir.
b.
Administrasi Guru
Terlampir
Struktur Komite Sekolah
Terlampir.
Kalender Akademik
Terlampir
Daftar Mata Pelajaran dan KKM
Terlampir.
Alat Bantu PBM
1) Penjasorkes
Dalam Proses belajar mengajar Penjas, sarana atau prasarana yang digunakan
sudah mencukupi dan sangat membantu proses tersebut, antara lain: Lapangan Bola
Basket, lapangan lompat jauh, lapangan bola volly, lapangan tonis, lapangan rumput,
bola basket, bola volly, bola sepak takraw, bola sepak bola, bola futsal, bola tolak
peluru, dan net.
2) Seni Budaya
Dalam proses belajar mengajar Seni Budaya (Seni Rupa dan Seni Musik), sarana
atau prasarana yang digunakan sudah mencukupi dan sangat membantu proses
pembelajaran, antara lain: White board, spidol, penghapus, dan LCD Projector.
Untuk keperluan mewarnai pada mata pelajara seni rupa, siswa menggunakan alat
dan bahan sendiri, seperti pensil, penghapus, pensil warna, dll.
Pada mata pelajaran seni musik, terdapat ruang musik yang telah dilengkapi
dengan alat-alat musik yang membantu proses pembelajaran, antara lain: gitar,
drum, dan keyboard.
3) Matematika

Dalam proses belajar mengajar Matematika, sarana atau prasarana yang


digunakan sudah mencukupi dan sangat membantu proses pembelajaran, antara
lain: papan tulis berpetak, penggaris, spidol, penghapus, dan LCD projector.
4) IPA
Dalam proses belajar mengajar IPA, sarana atau prasarana yang digunakan sudah
mencukupi dan sangat membantu proses pembelajaran, yakni laboratorium IPA
yang dilengkapi dengan alat peraga dan buku refrensi.
5) IPS
Dalam proses belajar mengajar IPS, sarana atau prasarana yang digunakan sudah
mencukupi dan sangat membantu proses pembelajaran, antara lain: peta, buku
refrensi, LCD daan projector. untuk ketersediaan peta belum merata di setiap
kelas.
6) TIK
Dalam proses belajar mengajar TIK, sarana atau prasarana yang digunakan sudah
mencukupi dan sangat membantu proses pembelajaran, yakni laboratorium
komputer, antara lain: komputer, wifi, dan LCD projektor. Untuk siswa diberikan
kebebasan untuk membawa komputer jinjing dan modem pribadi, ketika
pembelajaran berangsung.
7) Bimbingan Konseling
Dalam proses belajar mengajar BK, sarana atau prasarana yang digunakan sudah
mencukupi dan sangat membantu proses pembelajaran, antara lain: spidol,
penghapus, LCD projector dan Ruang BK.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 13 Semarang telah
berjalan dengan baik. Banyak pengalaman maupun pengetahuan baru yang diperoleh
setelah melaksanakan PPL 1, antara lain:
1. Mahasiswa PPL (praktikan) lebih mengerti tentang keadaan fisik sekolah,
administrasi sekolah, fasilitas atau sarana dan prasarana yang ada di sekolah,
keadaan hubungan kepala sekolah dengan guru, hubungan guru dengan murid, tata

tertib guru dan siswa, organisasi kesiswaan, kalender akademik sekolah, serta jadwal
aktivitas-aktivitas yang ada di sekolah.
2. Mahasiswa PPL (praktikan) menjumpai adanya ketidak samaan antara teori yang di
terimamahasiswa saat pembekalan microteacing dengan kenyataan dilapangan.
Sehingga mahasiswa PPL harus lebih banyak belajar kenyataan di lapangan.
B. Saran
Dalam kegiatan PPL 1, mahasiswa praktikan dapat memberikan saran dengan harapan
berguna untuk meningkatkan mutu pendidikan di SMP Negeri 13 semarang, Yaitu :
1. KBM merupakan proses belajar siswa, yang mana mengubah kondisi siswa yang
tadinya tidak tahu. Oleh karena itu model pembelajaran yang variatif hendaknya
lebih ditingkatkan agar siswa mampu menerima pembelajaran dengan senang hati.
2. Fasilitas multimedia hendaknya juga lebih bisa dimanfaatkan demi penguasaan
IPTEK siswa.
3. Pembinaan karakter siswa melalui pembekalan agama yang sudah ada di sekolah
hendaknya dipertahankandan ditingkatkan dengan harapan siswa selain memiliki
penguasaan IPTEK yang bagus juga memiliki benteng dengan IMTAQ yang baik.

REFLEKSI DIRI
Nama Praktikan : Jusuf Athif Miftakhul Huda
NIM

: 1301411096

Prodi

: Bimbingan dan Konseling

Fakultas

: Fakultas Ilmu Pendidikan

Mapel Praktikan : Bimbingan dan Konseling Kelas VII


Sekolah latihan

: SMP Negeri 13 Semarang

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program wajib bagi mahasiswa


program kependidikan Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang berkaitan dengan praktik
mengajar, praktik administrasi, praktik bimbingan dan konseling serta kegiatan yang bersifat

kurikuler, baik ekstra maupun intrakurikuler di sekolah latihan. Sesuai dengan Keputusan
Rektor, praktikan PPL ditempatkan di SMP Negeri 13 Semarang yang sekaligus sebagai
sekolah latihan dalam pelaksanaan kegiatan PPL 1 dan PPL 2 mulai dari tanggal 2 Agustus
2016

sampai

10 Oktober 2016. Praktik Pengalaman Lapangan bertujuan membentuk

mahasiswa praktikan agar menjadi calon tenaga kependidikan yang profesional, sesuai
dengan prinsip-prinsip pendidikan berdasarkan kompetensi, yang meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
Berdasarkan hal di atas, praktikan menyusun refleksi diri yang berisi catatan singkat
tentang tanggapan praktikan secara global terkait pelaksanaan pembelajaran khususnya
bimbingan dna konseling dan pendukungnya di sekolah latihan. Beberapa hasil yang di
peroleh mahasiswa praktikan selama melakukan kegiatan PPL 1 di SMP Negeri 13 Semarang
adalah sebagai berikut :
1. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran mata pelajaran yang ditekuni
Bimbingan dan Konseling merupakan bidang ilmu yang bertujuan untuk membantu
siswa atau individu-individu untuk mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan
bakat, kemampuan, minat, dan nilai-nilai serta terpecahkan masalah-masalah yang
dihadapi individu. Bimbingan dan konseling juga membantu individu agar dapat mandiri
dengan ciri-ciri mampu memahami dan menerima dirinya sendiri dan lingkungannya,
serta memandirikan klien atau konselinya. Berdasarkan pengamatan dan observasi yang
dilakukan dapat ditarik beberapa simpulan mengenai keunggulan dan kelemahan
pembelajaran bimbingan dan konseling di SMP Negeri 13 Semarang. Dalam observasi
yang telah dilakukan, mahasiswa praktikan mendapatkan beberapa hal yang menyangkut
keunggulan dan kelemahan proses pembelajaran bimbingan dan konseling. Adapun
keunggulan tersebut yaitu:
a. Kekuatan dari bidang studi bimbingan dan konseling adalah bahwa bimbingan dan
konseling mempelajari segala sesuatu yang menyangkut dengan masalah-masalah
yang dihadapi oleh siswa. Dalam aplikasinya, masalah yang ada beradasarkan fakta di
lapangan yang diperoleh melalui penyebaran instrumen misalnya dcm ( daftar cek
masalah ), sosiometri yang tujuannya untuk mengungkap masalah apa saja yang
benar-benar mengganggu kehidupan efektif sehari-hari siswa.
b. Kelemahan mata pelajaran khususnya bimbingan dan konseling adalah untuk
kelemahannya, masih banyak persepsi peserta didik yang menganggap bahwa
bimbingan dan konseling khususnya konselor disekolah itu sebagai polisi sekolah,

galak dan masih banyak lainnya serta cara untuk menarik perhatian siswa untuk setiap
layanan yang diberikan dikelas.
2. Ketersediaan sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana di SMP Negeri 13 Semarang sudah cukup memadai Hal ini
dapat terlihat dari kondisi gedung, ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah,
perpustakaan, ruang multimedia, ruang lab komputer,gudang, ruang OSIS, UKS, kantin,
kamar mandi, ruang studio music, lab IPA, TU, disetiap waktu sholat dhuhur guru dan
siswa sholat berjamaah di mushola SMP Negeri 13 Semarang selain itu karena kegiatan
tersebut adalah kegiatan yang diprogramkan dari sekolah. Papan tulis (white board) setiap
kelas juga dilengkapi dengan LCD untuk menunjang kegiatan pembelajaran serta kipas
angin agar siswa lebih semangat dan nyaman mengikuti proses kegiatan belajar mengajar.
Perpustakaan juga mempunyai koleksi buku yang cukup lengkap dari buku pengetahuan
umum, pelajaran, sampai fiksi.
3. Kualitas guru pamong dan dosen pembimbing
Guru pamong praktikan di SMP Negeri 13 Semarang Ibu Agnes , adalah sosok
seorang guru yang berkualitas. Beliau mengampu mapel bimbingan dan konseling untuk
kelas VII F,G dan H serta kelas IX A dan B. Beliau ahli dalam bidangnya, dan
pengalamannya dalam lapangan juga sudah tidak perlu diragukan lagi. Beliau selalu
mengutamakan pemahaman siswa-siswanya pada materi ataupun layanan yang diberikan
pada siswa, dalam hal ini adalah bimbingan dan konseling. Dari hasil observasi, praktikan
melihat proses belajar mengajar guru pamong baik.
Beliau tidak terlalu banyak menjelaskan konsep yang dipelajari, tetapi memberikan
kesempatan kepada praktikan untuk dapat berlatih dalam kelas, agar nantinya praktikan
tidak gugup maupun canggung dalam masuk kelas. Di sini beliau hanya bertindak sebagai
fasilitator dan motivator. Apabila siswa mengalami kesulitan maupun ada masalah baru
Ibu Agnes akan membimbing dengan bijaksana. Beliau merupakan sosok yang idealis dan
memiliki kedisiplinan yang cukup tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dengan tidak pernahnya
beliau terlambat dalam mengajar. Selain itu Beliau juga aktif dalam memberikan motivasi
kepada siswa untuk belajar dengan giat dan rajin membaca.
Dosen pembimbing praktikan adalah DR. Anwar Sutuyo, M.Pd Beliau merupakan
dosen di jurusan bimbingan dan konseling yang kompeten dan ahli dalam bidangnya, hal
ini tampak ketika Beliau mengisi perkuliahan. Pada PPL 1 ini, praktikan memang belum
banyak berinteraksi dengan beliau, namun diharapkan untuk selanjutnya Beliau dapat
memberikan bimbingan dan arahan yang akan menjadikan praktikan tenaga pendidik yang
lebih handal.

4. Kualitas pembelajaran di sekolah latihan


Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh praktikan di SMP N 13 Semarang,
praktikan dapat melihat bahwa para guru sangat memperhatikan siswanya ketika dalam
pembelajaran, mengenai kerapian berpakaian juga kelengkapan seragamnya. Selain itu,
setiap pagi diadakan 3S (Senyum, Sapa, Salam)

yang mengharuskan siswa untuk

menyapa dan bersalaman dengan para guru setelah tiba di sekolah untuk membangun
hubungan yang baik antara guru dengan siswanya begitu pula setelah pelajaran selesai.
Suasana kelas di SMP N 13 Semarang, sangatlah ramai karena banyak siswa yang
berbicara maupun bercerita dengan siswa yang lainnya. Sehingga mendukung untuk
praktikan menerapkan pengelolaan kelas yang ekstra besar.

5. Kemampuan diri praktikan


Praktikan adalah mahasiswa yang masih belajar dan masih kurang dalam hal
pengalaman lapangan, terutama keberadaannya di sekolah bersama siswa. Banyak hal
yang masih harus dipelajari dan masih membutuhkan bimbingan dan bantuan dari guru
pamong yang ada di sekolah, dosen pembimbing dan seluruh pihak-pihak yang ada
disekolah. Dengan adanya bantuan dan dorongan dari pihak-pihak terkait, terutama dari
guru pamong yang berasal dari sekolah latihan tempat praktikan, semoga nantinya akan
membantu praktikan untuk dapat lebih banyak belajar dan mampu mencapai tujuan yang
diinginkan.
6. Nilai Tambah yang Diperoleh Mahasiswa setelah PPL 1
Banyak hal positif yang didapat setelah melaksanakan PPL 1 ini. Praktikan
memperoleh pengalaman secara langsung mengenai dunia pendidikan di sekolah terutama
bagaimana seharusnya menjadi guru kreatif dan inovatif dalam melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan kompetensi atau keahlian yang dimiliki. Disini praktikan juga
mendapatkan pelajaran untuk menjadi guru yang santai dalam membawakan layanan, akan
tetapi tetap serius dan tegas serta dapat mengkondisikan kelas dengan baik agar proses
pembelajaran lebih efektif dan efesien. Selain itu, kegiatan ini pun berfungsi sebagai
proses pendewasaan diri praktikan secara bertahap. Praktikan merasakan dengan adanya
PPL 1 dapat meningkatkan kemampuan bersosialisasi yang baik dengan teman sejawat
maupun dengan karyawan, guru, dan kepala sekolah.

7. Saran Pengembangan Bagi Sekolah Latihan dan Universitas Negeri Semarang


a. Saran Pengembangan Bagi Sekolah Latihan
Setiap siswa dan guru diharapkan tetap mempertahankan dan menjaga
hubungan kekeluargaan yang baik antara guru, siswa, dan karyawan sehingga suasana
sekolah tidak kaku. Selain itu, Profesionalitas guru dan karyawan dipertahankan lalu
ditingkatkan sehingga tercipta hubungan kerja yang lebih baik dan dinamis.
b. Saran Pengembangan Bagi Unnes
Diharapkan Unnes dan SMP N 13 Semarang selalu menjaga hubungan baik
yang sudah terjalin dengan baik ini. Selain itu, sebagai perguruan tinggi ternama,
diharapkan menjaga profesionalitasnya dalam mencetak tenaga pendidik profesional.
Untuk itu, pengembangan fasilitas baik pengajar, pembimbing, infrastruktur, dan
sarana prasarana, harus ditingkatkan.
Demikian refleksi diri dari mahasiswa praktikan mata pelajaran bimbingan dan
konseling. . Apabila ada kekurangan dan kata-kata yang kurang berkenan praktikan
sampaikan mohon maaf. Terimakasih.
Semarang, 21 Agustus 2016
Mengetahui ,
Guru Bimbingan dan Konseling

Praktikan

Agnes Hermin Rosmayanti, S.Pd

Jusuf Athif Miftakhul Huda

NIP. 19680121 199403 2 006

NIM 1301411096

REFLEKSI DIRI

Nama Praktikan : Catur Kartika Sri Rahayu


NIM

: 1301413038

Prodi

: Bimbingan dan Konseling

Fakultas

: Fakultas Ilmu Pendidikan

Mapel Praktikan : Bimbingan dan Konseling Kelas VII


Sekolah latihan

: SMP Negeri 13 Semarang

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program wajib bagi mahasiswa


program kependidikan Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang berkaitan dengan praktik
mengajar, praktik administrasi, praktik bimbingan dan konseling serta kegiatan yang bersifat
kurikuler, baik ekstra maupun intrakurikuler di sekolah latihan. Sesuai dengan Keputusan
Rektor, praktikan PPL ditempatkan di SMP Negeri 13 Semarang yang sekaligus sebagai
sekolah latihan dalam pelaksanaan kegiatan PPL 1dan PPL 2 mulai dari tanggal 2 Agustus
2016

sampai

10 Oktober 2016. Praktik Pengalaman Lapangan bertujuan membentuk

mahasiswa praktikan agar menjadi calon tenaga kependidikan yang profesional, sesuai
dengan prinsip-prinsip pendidikan berdasarkan kompetensi, yang meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
Berdasarkan hal di atas, praktikan menyusun refleksi diri yang berisi catatan singkat
tentang tanggapan praktikan secara global terkait pelaksanaan pembelajaran khususnya
bimbingan dna konseling dan pendukungnya di sekolah latihan. Beberapa hasil yang di
peroleh mahasiswa praktikan selama melakukan kegiatan PPL 1 di SMP Negeri 13 Semarang
adalah sebagai berikut :

1. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran mata pelajaran yang ditekuni


Bimbingan dan Konseling merupakan bidang ilmu yang bertujuan untuk membantu
siswa atau individu-individu untuk mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan
bakat, kemampuan, minat, dan nilai-nilai serta terpecahkan masalah-masalah yang
dihadapi individu. Bimbingan dan konseling juga membantu individu agar dapat mandiri
dengan ciri-ciri mampu memahami dan menerima dirinya sendiri dan lingkungannya,
serta memandirikan klien atau konselinya. Berdasarkan pengamatan dan observasi yang
dilakukan dapat ditarik beberapa simpulan mengenai keunggulan dan kelemahan
pembelajaran bimbingan dan konseling di SMP Negeri 13 Semarang. Dalam observasi
yang telah dilakukan, mahasiswa praktikan mendapatkan beberapa hal yang menyangkut
keunggulan dan kelemahan proses pembelajaran bimbingan dan konseling. Adapun
keunggulan tersebut yaitu:
a.
Kekuatan dari bidang studi bimbingan dan konseling adalah bahwa
bimbingan dan konseling mempelajari segala sesuatu yang menyangkut dengan
masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa. Dalam aplikasinya, masalah yang ada
bukanlah maslaah yang diada-ada, tetapi memang maslaah yang menyangkut dengan
siswa dan diperoleh melalui penyebaran instrumen misalnya dcm ( daftar cek masalah
), sosiometri yang tujuannya untuk mengungkap masalah apa saja yang benar-benar
b.

mengganggu kehidupan efektif sehari-hari siswa.


Kelemahan mata pelajaran khususnya bimbingan dan konseling adalah
untuk kelemahannya, masih banyak persepsi peserta didik yang menganggap bahwa
bimbingan dan konseling khususnya konselor disekolah itu sebagai polisi sekolah,
galak dan masih banyak lainnya serta cara untuk menarik perhatian siswa untuk setiap
layanan yang diberikan dikelas.

2. Ketersediaan sarana dan prasarana


Sarana dan prasarana di SMP Negeri 13 Semarang sudah cukup memadai Hal ini
dapat terlihat dari kondisi gedung, ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah,
perpustakaan, ruang multimedia, ruang lab komputer,gudang, ruang OSIS, UKS, kantin,
kamar mandi, ruang studio music, lab IPA, TU, disetiap waktu sholat dzuhur guru dan
siswa sholat berjamaah di mushola SMP Negeri 13 Semarang selain itu karena kegiatan
tersebut adalah kegiatan yang diprogramkan dari sekolah. Papan tulis (white board) setiap
kelas juga dilengkapi dengan LCD untuk menunjang kegiatan pembelajaran serta kipas
angin agar siswa lebih semangat dan nyaman mengikuti proses kegiatan belajar mengajar.
Perpustakaan juga mempunyai koleksi buku yang cukup lengkap dari buku pengetahuan
umum, pelajaran, sampai fiksi.

3. Kualitas guru pamong dan dosen pembimbing


Guru pamong praktikan di SMP Negeri 13 Semarang Ibu Agnes Hermin Rosmayanti
S.Pd adalah sosok seorang guru yang berkualitas. Beliau mengampu mapel bimbingan dan
konseling untuk kelas VII F,G dan H serta kelas IX A dan B. Beliau ahli dalam bidangnya,
dan pengalamannya dalam lapangan juga sudah tidak perlu diragukan lagi. Beliau selalu
mengutamakan pemahaman siswa-siswanya pada materi ataupun layanan yang diberikan
pada siswa, dalam hal ini adalah bimbingan dan konseling. Dari hasil observasi, praktikan
melihat proses belajar mengajar guru pamong baik.
Beliau tidak terlalu banyak menjelaskan konsep yang dipelajari, tetapi memberikan
kesempatan kepada praktikan untuk dapat berlatih dalam kelas, agar nantinya praktikan
tidak gugup maupun canggung dalam masuk kelas. Di sini beliau hanya bertindak sebagai
fasilitator dan motivator. Apabila siswa mengalami kesulitan maupun ada masalah baru
Ibu Agnes akan membimbing dengan bijaksana. Beliau merupakan sosok yang idealis dan
memiliki kedisiplinan yang cukup tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dengan tidak pernahnya
beliau terlambat dalam mengajar
Dosen pembimbing praktikan adalah DR. Anwar Sutuyo, M.Pd Beliau merupakan
dosen di jurusan bimbingan dan konseling yang kompeten dan ahli dalam bidangnya, hal
ini tampak ketika Beliau mengisi perkuliahan. Pada PPL 1 ini, praktikan memang belum
banyak berinteraksi dengan beliau, namun diharapkan untuk selanjutnya Beliau dapat
memberikan bimbingan dan arahan yang akan menjadikan praktikan tenaga pendidik yang
lebih handal.
4. Kualitas pembelajaran di sekolah latihan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh praktikan di SMP N 13 Semarang,
praktikan dapat melihat bahwa para guru sangat memperhatikan siswanya ketika dalam
pembelajaran, mengenai kerapian berpakaian juga kelengkapan seragamnya. Selain itu,
setiap pagi diadakan 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun) yang mengharuskan siswa
untuk menyapa dan bersalaman dengan para guru setelah

tiba di sekolah untuk

membangun hubungan yang baik antara guru dengan siswanya begitu pula setelah
pelajaran selesai. Suasana kelas di SMP N 13 Semarang, sangatlah ramai karena banyak
siswa yang berbicara maupun bercerita dengan siswa yang lainnya, sehingga menuntut
praktikan untuk dapat mengelola kelas agar kelas menjadi lebih kondusif.
5. Kemampuan diri praktikan
Praktikan adalah mahasiswa yang masih belajar dan masih kurang dalam hal
pengalaman lapangan, terutama keberadaannya di sekolah bersama siswa. Banyak hal
yang masih harus dipelajari dan masih membutuhkan bimbingan dan bantuan dari guru
pamong yang ada di sekolah, dosen pembimbing dan seluruh pihak-pihak yang ada

disekolah. Dengan adanya bantuan dan dorongan dari pihak-pihak terkait, terutama dari
guru pamong yang berasal dari sekolah latihan tempat praktikan, semoga nantinya akan
membantu praktikan untuk dapat lebih banyak belajar dan mampu mencapai tujuan yang
diinginkan.
6. Nilai Tambah yang Diperoleh Mahasiswa setelah PPL 1
Banyak hal positif yang didapat setelah melaksanakan PPL 1 ini. Praktikan
memperoleh pengalaman secara langsung mengenai dunia pendidikan di sekolah terutama
bagaimana seharusnya menjadi guru kreatif dan inovatif dalam melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan kompetensi atau keahlian yang dimiliki. Disini praktikan juga
mendapatkan pelajaran untuk menjadi guru yang santai dalam membawakan layanan, akan
tetapi tetap serius dan tegas serta dapat mengkondisikan kelas dengan baik agar proses
pembelajaran lebih efektif dan efesien. Selain itu, kegiatan ini pun berfungsi sebagai
proses pendewasaan diri praktikan secara bertahap. Praktikan merasakan dengan adanya
PPL 1 dapat meningkatkan kemampuan bersosialisasi yang baik dengan teman sejawat
maupun dengan karyawan, guru, dan kepala sekolah.
7. Saran Pengembangan Bagi Sekolah Latihan dan Universitas Negeri Semarang
a. Saran Pengembangan Bagi Sekolah Latihan
Setiap siswa dan guru diharapkan tetap mempertahankan dan menjaga hubungan
kekeluargaan yang baik antara guru, siswa, dan karyawan sehingga suasana sekolah
tidak kaku. Selain itu, Profesionalitas guru dan karyawan dipertahankan lalu
ditingkatkan sehingga tercipta hubungan kerja yang lebih baik dan dinamis.
b. Saran Pengembangan Bagi Unnes
Diharapkan Unnes dan SMP N 13 Semarang selalu menjaga hubungan baik yang
sudah terjalin dengan baik ini. Selain itu, sebagai perguruan tinggi ternama,
diharapkan menjaga profesionalitasnya dalam mencetak tenaga pendidik profesional.
Untuk itu, pengembangan fasilitas baik pengajar, pembimbing, infrastruktur, dan
sarana prasarana, harus ditingkatkan.

Demikian refleksi diri dari mahasiswa praktikan jurusan bimbingan dan konseling. .
Apabila ada kekurangan dan kata-kata yang kurang berkenan praktikan sampaikan mohon
maaf. Terimakasih.

Semarang, 21 Agustus 2015


Mengetahui ,
Guru Bimbingan dan Konseling

Praktikan

Agnes Hermin Rosmayanti, S.Pd

CaturKartika Sri Rahayu

NIP. 19680121 199403 2 006

NIM. 1301413038

REFLEKSI DIRI

Nama Praktikan : Mailin Nadyya


NIM

: 1301413089

Prodi

: Bimbingan dan Konseling

Fakultas

: Fakultas Ilmu Pendidikan

Mapel Praktikan : Bimbingan dan Konseling Kelas IX


Sekolah latihan

: SMP Negeri 13 Semarang

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program wajib bagi mahasiswa


program kependidikan Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang berkaitan dengan praktik
mengajar, praktik administrasi, praktik bimbingan dan konseling serta kegiatan yang bersifat
kurikuler, baik ekstra maupun intrakurikuler di sekolah latihan. Sesuai dengan Keputusan
Rektor, praktikan PPL ditempatkan di SMP Negeri 13 Semarang yang sekaligus sebagai
sekolah latihan dalam pelaksanaan kegiatan PPL 1dan PPL 2 mulai dari tanggal 2 Agustus
2016

sampai

10 Oktober 2016. Praktik Pengalaman Lapangan bertujuan membentuk

mahasiswa praktikan agar menjadi calon tenaga kependidikan yang profesional, sesuai
dengan prinsip-prinsip pendidikan berdasarkan kompetensi, yang meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
Berdasarkan hal di atas, praktikan menyusun refleksi diri yang berisi catatan singkat
tentang tanggapan praktikan secara global terkait pelaksanaan pembelajaran khususnya
bimbingan dna konseling dan pendukungnya di sekolah latihan. Beberapa hasil yang di
peroleh mahasiswa praktikan selama melakukan kegiatan PPL 1 di SMP Negeri 13 Semarang
adalah sebagai berikut :
1. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran mata pelajaran yang ditekuni
Bimbingan dan Konseling merupakan bidang ilmu pendidikan yang mempunyai
tujuan membantu siswa atau individu untuk mengembangkan diri secara optimal sesuai
dengan bakat, kemampuan, minat, dan nilai-nilai serta terpecahkan masalah-masalah yang
dihadapi, serta membantu individu agar dapat mandiri, mampu memahami dan menerima
dirinya sendiri dan lingkungannya. Berdasarkan pengamatan dan observasi yang dilakukan
dapat ditarik beberapa simpulan mengenai keunggulan dan kelemahan pembelajaran
bimbingan dan konseling di SMP Negeri 13 Semarang. Dalam observasi yang telah
dilakukan, mahasiswa praktikan mendapatkan beberapa hal yang menyangkut keunggulan
dan kelemahan proses pembelajaran bimbingan dan konseling. Adapun keunggulan tersebut
yaitu:
a. Kekuatan dari bidang studi bimbingan dan konseling adalah bahwa bimbingan dan
konseling mempelajari segala sesuatu yang menyangkut dengan masalah-masalah
yang dihadapi oleh siswa. Dalam aplikasinya, masalah yang ada bukanlah maslaah
yang diada-ada, tetapi memang maslaah yang menyangkut dengan siswa dan diperoleh
melalui penyebaran instrumen misalnya dcm ( daftar cek masalah ), sosiometri yang
tujuannya untuk mengungkap masalah apa saja yang benar-benar mengganggu
kehidupan efektif sehari-hari siswa.

b. Kelemahan mata pelajaran khususnya bimbingan dan konseling adalah untuk


kelemahannya, masih banyak persepsi peserta didik yang menganggap bahwa
bimbingan dan konseling khususnya konselor disekolah itu sebagai polisi sekolah,
galak dan masih banyak lainnya serta cara untuk menarik perhatian siswa untuk setiap
layanan yang diberikan dikelas.
2. Ketersediaan sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana di SMP Negeri 13 Semarang sudah cukup memadai Hal ini
dapat terlihat dari kondisi gedung, ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah,
perpustakaan, ruang multimedia, ruang lab komputer, gudang, ruang OSIS, UKS, kantin,
kamar mandi, ruang studio music, laboratorium IPA, laboratorium bahasa, dan TU. Setiap
waktu sholat dhuhur guru dan siswa sholat berjamaah di mushola SMP Negeri 13 Semarang
selain itu karena kegiatan tersebut adalah kegiatan yang diprogramkan dari sekolah. Papan
tulis (white board) setiap kelas juga dilengkapi dengan LCD untuk menunjang kegiatan
pembelajaran serta kipas angin agar siswa lebih semangat dan nyaman mengikuti proses
kegiatan belajar mengajar. Perpustakaan juga mempunyai koleksi buku yang cukup lengkap
dari buku pengetahuan umum, pelajaran, sampai fiksi.
3. Kualitas guru pamong dan dosen pembimbing
Guru pamong praktikan di SMP Negeri 13 Semarang adalah Ibu Agnes, merupakan
salah satu guru BK. Beliau mengampu mapel bimbingan dan konseling untuk kelas VII F,G
dan H serta kelas IX A dan B. Beliau selalu mengutamakan pemahaman siswa-siswanya pada
materi ataupun layanan yang diberikan pada siswa, dalam hal ini adalah bimbingan dan
konseling. Dari hasil observasi, praktikan melihat proses belajar mengajar guru pamong baik.
Ibu Agnes memberikan kesempatan kepada praktikan untuk dapat berlatih dalam kelas, agar
nantinya praktikan tidak gugup maupun canggung dalam masuk kelas. Apabila siswa
mengalami kesulitan maupun ada masalah baru Ibu Agnes akan membimbing dengan
bijaksana. Beliau merupakan sosok yang idealis dan memiliki kedisiplinan yang cukup tinggi.
Hal tersebut ditunjukkan dengan tidak pernahnya beliau terlambat dalam mengajar. Selain itu
Beliau juga aktif dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dengan giat dan
rajin membaca.
Dosen pembimbing praktikan adalah DR. Anwar Sutuyo, M.Pd Beliau merupakan dosen
di jurusan bimbingan dan konseling yang kompeten dan ahli dalam bidangnya, hal ini tampak
ketika Beliau mengisi perkuliahan. Pada PPL 1 ini, praktikan memang belum banyak
berinteraksi dengan beliau, namun diharapkan untuk selanjutnya Beliau dapat memberikan
bimbingan dan arahan yang akan menjadikan praktikan tenaga pendidik yang lebih handal.

4. Kualitas pembelajaran di sekolah latihan


Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh praktikan di SMP N 13 Semarang,
praktikan dapat melihat bahwa para guru sangat memperhatikan siswanya ketika dalam
pembelajaran, mengenai kerapian berpakaian juga kelengkapan seragamnya. Selain itu, setiap
pagi diadakan 3S (Senyum, Sapa, Salam) yang mengharuskan siswa untuk menyapa dan
bersalaman dengan para guru setelah tiba di sekolah untuk membangun hubungan yang baik
antara guru dengan siswanya begitu pula setelah pelajaran selesai. Suasana kelas di SMP N
13 Semarang, sangatlah ramai karena banyak siswa yang berbicara maupun bercerita dengan
siswa yang lainnya. Sehingga mendukung untuk praktikan menerapkan pengelolaan kelas
yang ekstra besar.
5. Kemampuan diri praktikan
Praktikan adalah mahasiswa yang masih belajar dan masih kurang dalam hal pengalaman
lapangan, terutama keberadaannya di sekolah bersama siswa. Banyak hal yang masih harus
dipelajari dan masih membutuhkan bimbingan dan bantuan dari guru pamong yang ada di
sekolah, dosen pembimbing dan seluruh pihak-pihak yang ada disekolah. Dengan adanya
bantuan dan dorongan dari pihak-pihak terkait, terutama dari guru pamong yang berasal dari
sekolah latihan tempat praktikan, semoga nantinya akan membantu praktikan untuk dapat
lebih banyak belajar dan mampu mencapai tujuan yang diinginkan.
6. Nilai Tambah yang Diperoleh Mahasiswa setelah PPL 1
Banyak hal positif yang didapat setelah melaksanakan PPL 1 ini. Praktikan memperoleh
pengalaman secara langsung mengenai dunia pendidikan di sekolah terutama bagaimana
seharusnya menjadi guru kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan kompetensi atau keahlian yang dimiliki. Disini praktikan juga mendapatkan pelajaran
untuk menjadi guru yang santai dalam membawakan layanan, akan tetapi tetap serius dan
tegas serta dapat mengkondisikan kelas dengan baik agar proses pembelajaran lebih efektif
dan efesien. Selain itu, kegiatan ini pun berfungsi sebagai proses pendewasaan diri praktikan
secara bertahap. Praktikan merasakan dengan adanya PPL 1 dapat meningkatkan kemampuan
bersosialisasi yang baik dengan teman sejawat maupun dengan karyawan, guru, dan kepala
sekolah.
7. Saran Pengembangan Bagi Sekolah Latihan dan Universitas Negeri Semarang
a. Saran Pengembangan Bagi Sekolah Latihan
Setiap siswa dan guru diharapkan tetap mempertahankan dan menjaga hubungan
kekeluargaan yang baik antara guru, siswa, dan karyawan sehingga suasana sekolah tidak

kaku. Selain itu, Profesionalitas guru dan karyawan dipertahankan lalu ditingkatkan sehingga
tercipta hubungan kerja yang lebih baik dan dinamis.
b. Saran Pengembangan Bagi Unnes
Diharapkan Unnes dan SMP N 14 Semarang selalu menjaga hubungan baik yang sudah
terjalin dengan baik ini. Selain itu, sebagai perguruan tinggi ternama, diharapkan menjaga
profesionalitasnya dalam mencetak tenaga pendidik profesional. Untuk itu, pengembangan
fasilitas baik pengajar, pembimbing, infrastruktur, dan sarana prasarana, harus ditingkatkan.
Demikian refleksi diri dari mahasiswa praktikan mata pelajaran bimbingan dan konseling.
. Apabila ada kekurangan dan kata-kata yang kurang berkenan praktikan sampaikan mohon
maaf. Terimakasih.
Semarang, 21 Agustus 2016
Mengetahui ,
Guru Bimbingan dan Konseling

Praktikan

Agnes Hermin Rosmayanti, S.Pd

Mailin Nadyya

NIP19680121 199403 2 006

NIM 1301413089

REFLEKSI DIRI
Nama

: Mas Benny Wijaya

NIM

: 2401410053

Prodi

: Pendidikan Seni Rupa S1

SekolahLatihan

: SMP Negeri 13 Semarang

Program Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan yang wajib


dilaksanakan bagi seluruh mahasiswa program kependidikan untuk memperoleh pengalaman
mengajar di sekolah secara langsung.

Oleh karena itu, diharapkan setelah lulus dari

Universitas Negeri Semarang para mahasiswa khususnya yang mengambil program


kependidikan mampu menjadi tenaga pengajar yang siap untuk bertugas dalam dunia
pendidikan.
Universitas Negeri Semarang menjalin kerjasama dengan berbagai sekolah di kota
Semarang, kabupaten Semarang, kabupaten Batang, kabupaten Kendal dan kabupaten
Magelang, kabupaten Demak sebagai tempat latihan dalam pelaksanaan kegiatan PPL. Salah
satu sekolah latihan tersebut adalah SMP Negeri 13 Semarang yang beralamat di Jalan
Lamongan Raya, Sampangan ,Kecamatan Gajahmungkur, Kab. Semarang Jawa Tengah.
SMP Negeri 13 Semarang menyambut baik kehadiran mahasiswa praktikan di hari
penerjunan, mempersilahkan mahasiswa praktikan melaksanakan observasi tentang kondisi
fisik lingkungan sekolah, keadaan guru dan siswa, fasilitas sekolah, interaksi sosial , tata
tertib dan pengelolaan organisasi sekolah dan lain-lain.
A Kekuatan dan Kelemahan Mata PelajaranSeni Rupa
Berdasarkan hasil observasi praktikan terhadap mata pelajaran Seni Budaya khususnya
seni rupa di SMP Negeri 13 Semarang, praktikan menemukan beberapa kekuatan dan
kelemahan. Seni rupa merupakan mata pelajaran yang menyenangkan dan banyak diminati
siswa. Kekuatan dalam mata pelajaran seni rupa ini terletak pada ketrampilan mengajar guru
yang sangat baik dengan penguasaan materi yang cukup tinggi. Kemampuan guru dalam
mengelola kelas didukung kondisi siswa yang cukup kondusif juga merupakan nilai lebih dari
mata pelajaran seni rupa di SMP Negeri 13 Semarang.
Sedangkan kelemahan yang terdapat pada mata pelajaran Seni Budaya khususnya seni
rupa di SMP Negeri 13 Semarang terletak pada kemampuan siswa dalam berkarya seni rupa.
Kemampuan siswa masih perlu dibimbing dengan kedisiplinan, sebab praktikan melihat
kemampuan siswa ketika mengerjakan tugas dari guru, sering menunda waktu sehingga
kegiatan belajar menjadi sedikit terhambat.
B Ketersediaan Sarana dan Prasarana Dalam Proses Belajar Mengajar

Ketersediaan sarana dan prasana dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 13 Semarang
dinilai sudah memadai. Mulai dari ruang kelas yang rapi dan nyaman digunakan untuk proses
belajar mengajar, serta tersedia koleksi karya yang dapat digunakan sebagai media untuk
kegiatan mengapresiasi karya seni. Namun, koleksi tersebut masih perlu lebih diperlengkap.
Sehingga kemampuan berkesenirupaan siswa meningkat dan dapat mewujudkan tujuan dari
SMP Negeri 13 Semarang.
C Kualitas Guru Pamong dan Dosen Pembimbing
Guru pamong mata pelajaran seni rupa di SMP Negeri 13 Semarang, yaitu Ibu Dra.
Handayani, beliau sangat membantu bagi praktikan dalam melaksanakan proses observasi.
Beliau juga sangat kooperatif, mulai dari pemberian data-data program pembelajaran, silabus
hingga RPP. Dengan kerjasama yang terjalin antara praktikan dengan guru pamong tersebut,
membuat praktikan menjadi mudah menjalankan tugas-tugas yang diberikan, baik tugas
mengajar ataupun tugas administrasi pembelajaran.
Dosen pembimbing yang mendampingi mahasiswa praktikan di SMPNegeri 13 Semarang,
selalu memberikan pengarahan dan motivasi kepada mahasiswa praktikan untuk terus
mengembangkan diri dan mendapatkan pengalaman serta pengetahuan yang berharga selama
kegiatan ini sebagai bekal untuk menjadi guru yang baik dan professional dibidangnya.
D Kualitas Pembelajaran di Sekolah Latihan
Kualitas pembelajaran di SMP Negeri 13 Semarang, secara umum sudah cukup baik.
Untuk semua kelas sudah menggunakan kurikulum 2013. Didukung pula dengan Prota,
Promes, RPP, dan anlisis materi pembelajaran yang kesemuanya adalah syarat administratif
bagi seorang guru sebelum mengajar di kelas. Keadaan siswa ketika dalam proses
pembelajaran cukup tertib dan selalu memperhatikan penjelasan guru. Saat praktikan
melakukan observasi ke dalam kelas, siswa tanpa ragu menanyakan materi yang kurang
mereka pahami.
E Refleksi Kemampuan Diri Praktikan
Dalam melaksanakan kegiatan PPL di SMP Negeri 13 Semarang, praktikan menyadari
bahwa praktikan belum sepenuhnya memiliki kemampuan sebagai seorang guru seperti yang

diharapkan, karena masih dalam taraf belajar sehingga masih banyak terdapat kekurangan
yang dimiliki. Sebagai mahasiswa praktikan yang mengajar mata pelajaran Seni Budaya
khususnya seni rupa, masih terlalu banyak kekurangan dalam cara penyampaian materi.
Praktikan akan terus berusaha secara maksimal sehingga praktikan dapat terus
mengembangkan diri menjadi seorang pengajar yang baik. Dengan adanya praktik mengajar
di sekolah ini, praktikan merasa sangat terbantu karena banyak sekali pengalaman baru serta
ilmu yang dapat diambil dan diterapkan sebagai bekal menjadi seorang tenaga pengajar
nantinya.
F Nilai Tambah yang diperoleh Praktikan dalam melaksanakan kegiatan PPL
Selama meniti pendidikan sebagai mahasiswa program studi pendidikan seni rupa di
Universitas Negeri Semarang praktikan telah memperoleh berbagai bekal dan telah
dipersiapkan menjadi guru yang baik dan profesional antara lain bagaimana membuat RPP,
Promes, Prota, bagaimana cara membuat tes untuk siswa,

langkah dalam pelaksanaan

evaluasi, penerapan strategi dan metode-metode mengajar pelajaran seni rupa sampai dengan
cara memahami dan menghadapi para siswa yang berasal dari berbagai latar belakang yang
berbeda. Selain itu, praktikan juga belajar bagaimana bersosialisasi dengan warga sekolah
khususnya di SMP Negeri

13 Semarang yang menerapkan kedisiplinan namun tetap

mengutamakan kasih sayang dan pembentukan karakter diri siswa.


G Refleksi Saran dan Pengembangan
Untuk SMP Negeri 13 Semarang, yaitu sekolah praktikan. Pihak sekolah sebaiknya
lebih memfasilitasi siswa dengan mengadakan kegiatan ekstrakulikuler di bidang
kesenirupaan. Seperti ekstrakulikuler menggambar, melukis, dan sablon. Hal tersebut
dilakukan agar siswa mendapatkan wadah berkreatifitas di luar kegiatan intrakurikuler. Lebih
mengefektifkan sarana dan prasarana yang ada agar lebih bermanfaat bagi kepentingan
kegiatan pembelajaran di sekolah ini.
Untuk UNNES, sebaiknya saat proses pembekalan di Universitas serta penyuluhan
yang ada agar lebih ditingkatkan, untuk kelancaran dalam penerjunan praktikan. Dengan
lebih banyak pengetahuan tentang keprofesional mengajar, sehingga guru praktikan tidak
merasa kesulitan saat mengajar di sekolah praktikan. Dalam sistem di sikadu yang dimiliki

UNNES, seharusnya lebih mengevaluasi diri terhadap sistem sikadu yang ada agar proses
sebelum praktikan diterjunkan lebih dimudahkan.

Semarang, 21 Agustus 2016


Mengetahui ,
Guru Bimbingan dan Konseling

Praktikan

Dra. Sri Handayani

Mas Benny Wijaya

NIP 196601072008012002

NIM 2401419053

REFLEKSI DIRI
Nama

: Dany Firmansyah

NIM

: 2401413022

Prodi

: Pendidikan Seni Rupa S1

Sekolah Latihan

: SMP Negeri 13 Semarang

Program Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan yang wajib


dilaksanakan bagi seluruh mahasiswa program kependidikan untuk memperoleh pengalaman
mengajar di sekolah secara langsung.

Oleh karena itu, diharapkan setelah lulus dari

Universitas Negeri Semarang para mahasiswa khususnya yang mengambil program


kependidikan mampu menjadi tenaga pengajar yang siap untuk bertugas dalam dunia
pendidikan.
Universitas Negeri Semarang menjalin kerjasama dengan berbagai sekolah di kota
Semarang, kabupaten Semarang, kabupaten Batang, kabupaten Kendal dan kabupaten
Magelang, kabupaten Demak sebagai tempat latihan dalam pelaksanaan kegiatan PPL. Salah
satu sekolah latihan tersebut adalah SMP Negeri 13 Semarang yang beralamat di Jalan
Lamongan Raya, Sampangan , Kecamatan Gajahmungkur, Kab. Semarang Jawa Tengah.
SMP Negeri

13 Semarang menyambut baik kehadiran mahasiswa praktikan di hari

penerjunan, mempersilahkan mahasiswa praktikan melaksanakan observasi tentang kondisi


fisik lingkungan sekolah, keadaan guru dan siswa, fasilitas sekolah, interaksi sosial , tata
tertib dan pengelolaan organisasi sekolah dan lain-lain.
A. Kekuatan dan Kelemahan Mata Pelajaran Seni Rupa
Berdasarkan hasil observasi praktikan terhadap mata pelajaran Seni Budaya khususnya
seni rupa di SMP Negeri 13 Semarang, praktikan menemukan beberapa kekuatan dan
kelemahan. Seni rupa merupakan mata pelajaran yang menyenangkan dan banyak diminati
siswa. Kekuatan dalam mata pelajaran seni rupa ini terletak pada ketrampilan mengajar guru
yang sangat baik dengan penguasaan materi yang cukup tinggi. Kemampuan guru dalam
mengelola kelas didukung kondisi siswa yang cukup kondusif juga merupakan nilai lebih dari
mata pelajaran seni rupa di SMP Negeri 13 Semarang.
Sedangkan kelemahan yang terdapat pada mata pelajaran Seni Budaya khususnya seni
rupa di SMP Negeri 13 Semarang terletak pada kemampuan siswa dalam berkarya seni rupa.
Kemampuan siswa masih perlu dibimbing dengan kedisiplinan, sebab praktikan melihat
kemampuan siswa ketika mengerjakan tugas dari guru, sering menunda waktu sehingga
kegiatan belajar menjadi sedikit terhambat.
B. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Dalam Proses Belajar Mengajar

Ketersediaan sarana dan prasana dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 13
Semarang dinilai sudah memadai. Mulai dari ruang kelas yang rapi dan nyaman digunakan
untuk proses belajar mengajar, serta tersedia koleksi karya yang dapat digunakan sebagai
media untuk kegiatan mengapresiasi karya seni. Namun, koleksi tersebut masih perlu lebih
diperlengkap. Sehingga kemampuan berkesenirupaan siswa meningkat dan dapat
mewujudkan tujuan dari SMP Negeri 13 Semarang.
C. Kualitas Guru Pamong dan Dosen Pembimbing
Guru pamong mata pelajaran seni rupa di SMP Negeri 13 Semarang, yaitu Ibu Dra. Sri
Handayani, , beliau sangat membantu bagi praktikan dalam melaksanakan proses observasi.
Beliau juga sangat kooperatif, mulai dari pemberian data-data program pembelajaran, silabus
hingga RPP. Dengan kerjasama yang terjalin antara praktikan dengan guru pamong tersebut,
membuat praktikan menjadi mudah menjalankan tugas-tugas yang diberikan, baik tugas
mengajar ataupun tugas administrasi pembelajaran.
Dosen pembimbing yang mendampingi mahasiswa praktikan di SMP Negeri 13
Semarang, selalu memberikan pengarahan dan motivasi kepada mahasiswa praktikan untuk
terus mengembangkan diri dan mendapatkan pengalaman serta pengetahuan yang berharga
selama kegiatan ini sebagai bekal untuk menjadi guru yang baik dan professional
dibidangnya.
D. Kualitas Pembelajaran di Sekolah Latihan
Kualitas pembelajaran di SMP Negeri 13 Semarang, secara umum sudah cukup baik.
Untuk semua kelas sudah menggunakan kurikulum 2013. Didukung pula dengan Prota,
Promes, RPP, dan analisis materi pembelajaran yang kesemuanya adalah syarat administratif
bagi seorang guru sebelum mengajar di kelas. Keadaan siswa ketika dalam proses
pembelajaran cukup tertib dan selalu memperhatikan penjelasan guru. Saat praktikan
melakukan observasi ke dalam kelas, siswa tanpa ragu menanyakan materi yang kurang
mereka pahami.
E. Refleksi Kemampuan Diri Praktikan

Dalam melaksanakan kegiatan PPL di SMP Negeri 13 Semarang, praktikan


menyadari bahwa praktikan belum sepenuhnya memiliki kemampuan sebagai seorang guru
seperti yang diharapkan, karena masih dalam taraf belajar sehingga masih banyak terdapat
kekurangan yang dimiliki. Sebagai mahasiswa praktikan yang mengajar mata pelajaran Seni
Budaya khususnya seni rupa, masih terlalu banyak kekurangan dalam cara penyampaian
materi. Praktikan akan terus berusaha secara maksimal sehingga praktikan dapat terus
mengembangkan diri menjadi seorang pengajar yang baik. Dengan adanya praktik mengajar
di sekolah ini, praktikan merasa sangat terbantu karena banyak sekali pengalaman baru serta
ilmu yang dapat diambil dan diterapkan sebagai bekal menjadi seorang tenaga pengajar
nantinya.
F.Nilai Tambah yang diperoleh Praktikan dalam melaksanakan kegiatan PPL
Selama meniti pendidikan sebagai mahasiswa program studi pendidikan seni rupa di
Universitas Negeri Semarang praktikan telah memperoleh berbagai bekal dan telah
dipersiapkan menjadi guru yang baik dan profesional antara lain bagaimana membuat RPP,
Promes, Prota, bagaimana cara membuat tes untuk siswa,

langkah dalam pelaksanaan

evaluasi, penerapan strategi dan metode-metode mengajar pelajaran seni rupa sampai dengan
cara memahami dan menghadapi para siswa yang berasal dari berbagai latar belakang yang
berbeda. Selain itu, praktikan juga belajar bagaimana bersosialisasi dengan warga sekolah
khususnya di SMP Negeri

13 Semarang yang menerapkan kedisiplinan namun tetap

mengutamakan kasih sayang dan pembentukan karakter diri siswa.


G. Refleksi Saran dan Pengembangan
Untuk SMP Negeri 13 Semarang, yaitu sekolah praktikan. Pihak sekolah sebaiknya
lebih memfasilitasi siswa dengan mengadakan kegiatan ekstrakulikuler di bidang
kesenirupaan. Seperti ekstrakulikuler menggambar, melukis, dan sablon. Hal tersebut
dilakukan agar siswa mendapatkan wadah berkreatifitas di luar kegiatan intrakurikuler. Lebih
mengefektifkan sarana dan prasarana yang ada agar lebih bermanfaat bagi kepentingan
kegiatan pembelajaran di sekolah ini.
Untuk UNNES, sebaiknya saat proses pembekalan di Universitas serta penyuluhan
yang ada agar lebih ditingkatkan, untuk kelancaran dalam penerjunan praktikan. Dengan
lebih banyak pengetahuan tentang keprofesional mengajar, sehingga guru praktikan tidak

merasa kesulitan saat mengajar di sekolah praktikan. Dalam sistem di sikadu yang dimiliki
UNNES, seharusnya lebih mengevaluasi diri terhadap sistem sikadu yang ada agar proses
sebelum praktikan diterjunkan lebih dimudahkan.

Semarang, 21 Agustus 2016

Mengetahui ,
Guru Bimbingan dan Konseling

Praktikan

Dra. Sri Handayani

Dany Firmansyah

NIP 196601072008012002

NIM 2401413022

REFLEKSI DIRI
Nama Mahasiswa

: Nurmasari

NIM

: 2401413039

Jurusan

: Seni Rupa

Mata Pelajaran

: SBK (Seni Rupa )

Sekolah Latihan

: SMP Negeri 13 Semarang

Kekuatan Dan Kelemahan Pembelajaran Mata Pelajaran Yang Ditekuni

Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (Seni Rupa) merupakan mata pelajaran
yang memberi pengalaman praktek secara langsung pada siswa, sehingga memberikan
hal hal baru dan menarik, namun ada kalanya mengalami kesulitan terutama dalam hal
perlengkapan atau alat beserta bahan yang perlu disediakan, misal halnya siswa wajib
membawa bahan, namun tidak semua siswa membawanya, akan tetapi kelemahan ini
tidak banyak dijumpai hanya beberapa siswa saja.
2

Ketersediaan Sarana Dan Prasarana


Sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri 13 Semarang cukup memadahi, yakni
terdapat satu ruangan aula serba guna untuk mengadakan pameran seni rupa atau SBK,
ada pula wastafel di tiap depan kelas guna membersihkan peralatan maupun diri untuk
menunjang kebersihan kelas pada jam mata pelajaran SBK.

Kualitas Guru Pamong Dan Dosen Pembimbing


Guru pamong kami memiliki kualitas yang baik dalam mengajar, beliau menerapkan
pembelajaran dengan ekspresi individu siswa didik (dalam berkreasi pada mata pelajaran
SBK) jadi siswa tidak cenderung stereotip dan bisa mengembangkan dirinya dengan baik
dan leluasa.
Dosen pembimbing kami memberikan bimbingan kepada kami mengenai apa saja yang
harus kami di sekolah latihan, kode etik yang harus kami jalani saat mengajar maupun
tidak mengajar dan selalu menjunjung tinggi nama baik almamater UNNES. Dosen
pembimbing kami melaksanakan apa yang ditugaskan oleh UNNES dengan baik.

Kualitas Pembelajaran Di Sekolah Latihan


Seperti dijelaskan diatas, guru pamong kami melakukan pembelajaran dengan kreasi atau
imajinasi dari masing-masing siswa namun sesuai dengan tema yang diberikan.
Model pembelajaran seperti ini membuat suasana kelas menjadi lebih hidup dan tidak
monoton sehingga siswa didik tidak merasa bosan dan bersemangat mengikuti

pembelajaran yang berlangsung.


Kemampuan Diri Praktikan
Sebagai seorang praktikan, saya merasa kurang bisa menguasai kelas dengan baik, ini
dibuktikan saat saya mengumpulkan siswa untuk mulai memperhatikan pelajaran,
dibutuhkan waktu yang cukup lama yakni 10 menit untuk anak dapat saya siapkan dan
menerima materi yang akan disampaikan.

Nilai Tambahan Yang Diperoleh Mahasiswa Setelah Melaksanakan Ppl 1


a) Lebih dapat memahami karakter siswa didik
b) Mengetahui metode pembelajaran yang efektif untuk siswa didik

c) Memperluas wawasan tentang pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan


7

Saran Pengembangan Bagi Sekolah Latihan Dan Unnes


Bagi sekolah :
Sebaiknya sekolah memiliki ruang khusus untuk SBK atau seni rupa yang di dalamnya
terdapat alat-alat dan bahan penunjang kegiatan pelajaran SBK, guna memperlancar
pelajaran tersebut.
Bagi UNNES :
Sebagai salah satu perguruan tinggi ternama di Semarang dan sekitarnya, seharusnya
UNNES dapat memberikan pembekalan yang lebih baik dari yang telah UNNES
laksanakan selama ini. Pembekalan yang diberikan UNNES kepada mahasiswa calon
PPL terkesan hanya sebagai formalitas untuk dapat lulus PPL 1 saja, sehingga mahasiswa
dalam pelaksanaannya kurang sungguh-sungguh dan terkesan menyepelekan.
Semarang, 21 Agustus 2016

Mengetahui,
Guru Pamong

Mahasiswa Praktikan

Dra. Sri Handayani

Nurmasari

NIP. 196601072008012002

NIM 2401413039
REFLEKSI DIRI

Nama

: Raafinsha R.

NIM

: 2501413031

Jurusan/Prodi

: Pendidikan Sendratasik/ Pendidikan Seni Musik

Sekolah Latihan

: SMP Negeri 13 Semarang

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan RahmatNya, Sehingga dapat menyusun laporan refleksi pelaksanaan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL). PPL adalah sebuah kegiatan yang wajib
diikuti

dan

kependidikan.

dilaksanakan
PPL

oleh

dilaksanakan

mahasiswa
sesuai

praktikan

persyaratan

dari
yang

jurusan
sudah

ditetapkan agar memperoleh pengalaman dan ketrampilan lapangan


dalam

penyelenggaraan

keterampilan.

Sebelum

pelaksanaan

PPL,

mahasiswa telah dibekali dengan sejumlah mata kuliah yang berhubungan


dengan pengajaran dan pembelajaran matakuliah yang ditekuninya.
Dengan bertujuan untuk membentuk mahasiswa praktikan menjadi
calon tenaga kependidikan yang profesional, sesuai dengan prinsip prinsip pendidikan berdasarkan kompetensi, yang meliputi kompetensi
pedagogik,

kompetensi

kepribadian,

kompetensi

profesional,

dan

kompetensi sosial.
Praktikan telah mampu melalui serangkaian kegiatan pada PPL I ini
yang terdiri dari kegiatan microteaching, pembekalan di kampus, yang
kemudian dilanjutkan dengan observasi dan orientasi selama satu minggu
di tempat mengajar. Kegiatan - kegiatan ini merupakan kegiatan sebelum
praktikan mengajar dan bertatap muka secara langsung dengan siswa.
Setelah itu mahasiswa PPL diminta untuk mengajar bersama guru pamong
dengan maksud agar mengerti bagaimana cara serta alur pembelajaran di
sekolah terkait.
A. Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Mata Pelajaran yang
ditekuni
Seni musik merupakan media pembelajaran yang bertujuan pada
pengimplikasian pendidikan karakter. Sebagai contoh, pembelajaran
ansambel bisa digunakan untuk melatih kerjasama antar siswa dalam
kelompok, pembelajaran dinamika dalam lagu digunakan sebagai media
berlatih disiplin, dan lain sebagainya.
Kelemahan pembelajaran seni musik khususnya praktik, terletak
pada terbatasnya alat musik yang dimiliki siswa.

B. Ketersediaan Sarana dan Prasarana KBM di Sekolah Latihan


Ketersediaan sarana dan prasarana di SMP N 13 Semarang sudah
cukup baik, ketersediaan LCD sudah merata diseluruh kelas.

C. Kualitas Guru Pamong


Guru Pamong untuk mata pelajaran seni musik adalah bapak
Darmaji. Kualitas guru pamong sangat baik hal ini dapat dilihat dari
kesiapsediaan

guru

pamong

untuk

membantu

praktikan

apabila

mengalami kesulitan selama masa observasi PPL. Keterbukaan guru


pamong terhadap perkembangan pendidikan seperti perkembangan
perangkat pembelajaran, model pembelajaran, metode pembelajaran,
juga menjadi catatan positif tersendiri.
D. Kualitas Pembelajaran di Sekolah Latihan
Kualitas pembelajaran di SMP Negeri 13 Semarang ini sudah
baik. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya prestasi-prestasi yang
dicapai oleh sekolah.
E. Kemampuan Diri Praktikan
Selama seminggu melaksanakan observasi terhadap lingkungan
sekolah serta satu minggu ikut serta dalam kegiatan observasi kelas
praktikan berharap adanya kemajuan dalam peningkatan penguasaan
kelas agar nantinya kelas dapat dipimpin dengan baik, tentunya
menggunakan ilmu-ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan.
F. Nilai Tambah yang Diperoleh Mahasiswa Setelah Melaksanakan
Observasi
Kami lebih mengerti tentang lingkungan serta murid murid yang
nantinya akan kami didik selama tiga bulan ke depan, sehingga
setidaknya kami bisa melakukan persiapan untuk ,masalah-masalah yang
kemungkinan akan terjadi saat nantinya terjun secara langsung.

G. Saran Pengembangan Bagi Sekolah Latihan


Saran kami selaku pengajar seni budaya khususnya seni musik ialah
pemanfaatan laboratorium seni dan pengembangan alat musik yang
dapat digunakan sebagai media pembelajaran agar siswa siswi lebih
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Semarang, 21 Agustus 2016


Mengetahui,
Guru Pamong

Mahasiswa Praktikan

Darmaji, S.Pd

Raafinsha R

NIP. 196601031990031007

NIM 2501413031

REFLEKSI DIRI
Nama

: Arif Frebianto

NIM

: 2501413036

Jurusan/Prodi

: Pendidikan Sendratasik/ Pendidikan Seni Musik

Sekolah Latihan

: SMP Negeri 13 Semarang

PPL merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa
calon guru UNNES. Dengan adanya PPL ini, mahasiswa secara langsung akan terjun ke
lapangan untuk melihat kondisi lapangan secara real. Selain itu dalam kegiatan PPL ini
mahasiswa akan belajar untuk mengaplikasikan teori yang telah didapatnya di bangku kuliah.
PPL terbagi menjadi dua, yaitu PPL 1 dan PPL 2. Pada PPL 1, mahasiswa praktikan
diwajibkan melakukan orientasi dan observasi terhadap sekolah praktikan terlebih dahulu.
Hal ini ditujukan agar mahasiswa praktikan lebih mengenal lebih dalam mengenai segala
sesuatu yang ada di sekolah mitra sebagai bekal untuk melaksanakan PPL 2.
Pada kegiatan PPL 1, praktikan melakukan orientasi dan observasi selama kurang
lebih satu minggu di SMP N 13 Semarang. Dalam pelaksanaan PPL 1 ini praktikan tidak
hanya menggunakan observasi dalam mengumpulkan data, akan tetapi juga melakukan
observasi pengamatan terhadap guru, kepala sekolah dan penjaga sekolah serta dokumentasi.
Data yang diambil meliputi data tentang keadaan fisik sekolah, keadaan lingkungan sekolah,
fasilitas sekolah, penggunaan sekolah, keadaan guru dan siswa, interaksi yang terjadi antar
semua personel sekolah, pelaksanaan tata tertib yang ada di sekolah serta bagaimana sistem
pengelolaan dan administrasi yang ada di SMP N 13 Semarang. Praktikan juga melakukan
observasi di dalam kelas untuk megetahui bagaimana pelaksaan proses belajar mengajar
secara langsung.
`Dari kegiatan PPL 1 ini, praktikan memperoleh pengetahuan/informasi baru
mengenai:
1.

Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Mata Pelajaran yang


ditekuni
Kekuatan

pembelajaran

seni

musik

yaitu

bertujuan

pada

pengimplikasian pendidikan karakter. Contohnya seperti pada kedisiplinan

dalam bermain musik secara bersama/kelompok , pembelajaran seni


musik juga cenderung menyenangkan karena lebih sering menggunakan
otak kanan dalam proses pembelajarannya.
Kelemahan pembelajaran seni musik biasanya siswa lemah di teori ,
karena mereka cenderung ingin langsung praktek dengan alat musik dan
kadang teori dalam pendidikan musik di hiraukan.
2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana KBM di Sekolah Latihan
Ketersediaan sarana dan prasarana di SMP N 13 Semarang sudah
cukup baik, ketersediaan media LCD sudah merata diseluruh kelas.
3. Kualitas Guru Pamong
Kualitas guru pamong sangat baik hal ini dapat dilihat dari
pengertian guru pamong untuk membantu praktikan apabila mengalami
kesulitan selama masa observasi PPL. Pemberian saran untuk pratikan
sangat membantu praktikan dalam lingkungan baru yaitu lingkungan SMP
N 1 Semarang.
4. Kualitas Pembelajaran di Sekolah Latihan
Kualitas pembelajaran di SMP Negeri 13 Semarang ini sudah
baik. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya rentetan prestasi yang
di peroleh.
5. Kemampuan Diri Praktikan
Selama seminggu melaksanakan observasi terhadap lingkungan
sekolah serta satu minggu ikut serta dalam kegiatan observasi kelas
praktikan menemukan suasana baru dan pelajaran baru , seperti untuk
beradaptasi dengan lingkungan, mengamati strategi pembelajaran yang
cocok , serta melatih persiapan dan kesiapan dalam mendidik siswa
siswi SMP N 13 Semarang
6.

Nilai Tambah yang Diperoleh Mahasiswa Setelah Melaksanakan


Observasi

Praktikan lebih mengerti tentang lingkungan, guru dan karyawan


serta struktur menejmen dalam sekolah, murid-murid yang nantinya akan
praktikan didik selama tiga bulan ke depan, sehingga setidaknya
praktikan bisa melakukan persiapan untuk strategi yang cocok dansolusi
untuk kendala yang kemungkinan akan terjadi saat nantinya terjun secara
langsung.

7. Saran Pengembangan Bagi Sekolah Latihan


Saran praktikan dalam masa observasi ini yaitu yang pertama
tentang ekstrakulikuler sebagai sarana pengembangan bakat dan minat
sisswa perlu di tingkatkan lagi khususnya di ekstrakulikuler musik,
selanjutnya pengembangan alat di laboratorium musik untuk bisa di
manfaatkan lagi oleh siswa-siswi dalam pembelajaran seni musik.

Semarang, 21 Agustus 2016


Mengetahui,
Guru Pamong

Mahasiswa Praktikan

Darmaji, S.Pd

Arif Frebianto

NIP. 196601031990031007

NIM 2501413036

REFLEKSI DIRI
Nama

: Enggar nugrahanto

Nim

: 3201413095

Prodi

: Pendidikan Geografi

Sekolah Latihan

: SMP Negeri 13 Semarang

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan
bagi penulis dalam mengikuti kegiatan PPL dan menyelesaikan refleksi diri sebagai bagian
dari laporan kegiatan PPL 1.Pertama, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya pihak SMP Negeri 13 Semarang atas kerjasama dan dukungan sarana prasarana
selama kegiatan PPL ini
PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) merupakan salah satu program yang ada di
Universitas Negeri Semarang. Mahasiswa prodi kependidikan diwajibkan untuk mengikuti
program PPL ini.Melalui PPL diharapakan mahasiswa prodi kependidikan dapat berlatih
menjadi tenaga pendidik yang professional.
Observasi yang dilakukan meliputi keadaan sekolah latihan secara fisik dan
lingkungannya serta proses kegiatan belajar mengajar di sekolah latihan tersebut. Melalui
kegiatan observasi diharapkan mahasiswa mampu berinteraksi dan berperan serta dalam
dunia pendidikan sehingga mahasiswa dapat memahami dan mengenal proses pendidikan
yang berlangsung di sekolah. Dalam PPL 2, mahasiswa diwajibkan melaksanakan praktik
mengajar di kelas.
Berdasarkan observasi pada kegiatan PPL 1 yang dilakukan oleh praktikan. Praktikan
menuliskan beberapa hal antara lain :

1.Kekuatan dan Kelemahan Mata Pelajaran IPS Terpadu


a. Kekuatan mata pelajaran IPS Terpadu
IPS merupakan mata pelajaran yang termasuk dalam lingkup ilmu pengetahuan sosial
yang bersifat dinamis atau berkembang dari waktu ke waktu. IPS merupakan mata pelajaran
yang relative mudah dipahami oleh peserta didik. Mata pelajaran IPS meliputi kejadiankejadian penting baik di masa lampau ataupun dimasa kini. Selain itu mata pelajaran IPS
Terpadu mengkaji fenomena faktual sehingga peserta didik dapat dengan mudah mengerti
dan menyerap materi dari yang diajarkan guru. Dalam pengimplementasian pembelajaran IPS
Terpadu, peserta didik dapat dengan mudah melakukannya karena kehidupan sehri-hari
peserta didik juga merupakan ranah kajian IPS Terpadu.
b. Kelemahan mata pelajaran IPS Terpadu
Mata pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sebelah mata
dan dirasa membosankan oleh kebanyakan peserta didik, hal tersebut dikarenakan cara
belajar peserta didik yang kurang tepat. Mata pelajaran IPS akan membosankan jika
dipelajari dengan cara hafalan atau menghafal.Sehingga diperlukan teknik pengajaran yang
kreatif dan bervariasi agar dapat menimbulkan perasaan senang untuk belajar IPS. Teknik
pengajaran yang kreatif dan bervariasi dapat mendukung tujuan pembelajaran yang
diinginkan dapat tercapai secara maksimal. Hal ini mengharuskan guru untuk inovatif dalam
merancang kegiatan pembelajaran bagi peserta didik di sekolah, agar peserta didik dapat
memiliki kompetensi dan pemahaman sekaligus dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana KBM di SMP N 13 Semarang
Kondisi sarana dan prasarana yang ada di SMP N 13 Semarang sudah baik dan
lengkap. Diantaranya adalah tersedianya ruang kelas, laboratorium komputer, ruang seni
musik,ruang guru dan TU, UKS, mushola, perpustakaan, aula dan kantin yang sudah
memadai dan menunjang bagi kegiatan peserta didik. Untuk perpustakaan khususnya telah
menyediakan bahan dan alat praktikum seperti Globe, Peta, dan berbagai buku referensi
sehingga dapat menunjang kegiatan pembelajaran IPS.Fasilitas yang terdapat di dalam ruang
kelas juga tergolong sudah memadai dan mendukung dalam kegiatan belajar mengajar,
fasilitas tersebut diantaranya: Meja, Kursi, LCD, alat kebersihan, gantungan untuk sapu, alat

pel lantai,whiteboard, penghapus, spidol, papan mading dan diluar setiap kelas terdapat
tempat sampah yang sudah dibedakan sampah organik dan anorganik.
3. Kualitas Guru Pamong dan Kualitas Dosen Pembimbing
Sebagai guru pamong mata pelajaran IPS di SMP Negeri 13 Semarang, bapak Agung
sudah sangat baik. Beliau menggunakan pendekatan nilai pada setiap model pembelajaran
dalam mengajar.Beliau selalu membimbing dengan baik sehingga banyak masukan yang
dapat penulis peroleh. Beliau mempunyai banyak pengalaman dalam bidang pendidikan.Dan
dalam membimbing, beliau senantiasa memberikan pengarahan, saran, serta masukan yang
bersifat membantu praktikan dalam melaksanakan PPL di SMP Negeri 13 Semarang..Kualitas
dosen pembimbing yaitu bapak Edi kurniawan Sp.d, M.pd sebagai dosen pembimbing
praktikan juga sudah sangat baik.
4. Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran di SMP Negeri 13 Semarang
Kualitas pembelajaran di SMP N 13 Semarang dapat dikatakan baik. Hal ini dilihat
dari kondisi lingkungan sekolah yang mendukung untuk proses belajar mengajar. Hal tersebut
juga didukung oleh sarana dan prasarana sekolah yang cukup memadai, sehingga kualitas
pembelajaran di SMP Negeri 13 Semarang dapat dianggap baik.Selain itu para dewan guru,
peserta didik, dan seluruhkomponen sekolah selalu berupaya meningkatkan kualitas
pembelajaran di SMP Negeri 13 Semarang.
5.Kemampuan Diri Praktikan
Kemampuan diri praktikan masih sangat minim dan masih perlu banyak bimbingan
dan arahan dari guru pamong dan dosen pembimbing. Namun demikian sebelum diterjunkan
untuk PPL di SMP N 13 Semarang praktikan telah melakukan tahapan-tahapan kegiatan PPL
antara lain microteaching yang telah dimasukkan dalam kurikulum program studi Pendidikan
Geografi, microteaching yang diselenggarakan oleh Jurusan Geografi, pembekalan PPL atau
orientasi PPL diselenggarakan oleh Fakultas ilmu sosial .
6.Nilai Tambah yang Diperoleh Setelah Pelaksanaan PPL 1
Setelah melaksanakan PPL I banyak yang praktikan peroleh, antara lain pengetahuan
tentang SMP N 13 Semarang yang meliputi kualitas pembelajaran, manajemen sekolah, serta
hubungan sosial dengan warga sekolah. Manfaat lainnya adalah bagaimana pengorganisasian
kelas yang baik dan bagaimana merencanakan pembelajaran dengan baik. Adapun manfaat
yang diperoleh berkaitan dengan mahasiswa praktikan yang lain adalah bagaimana mengatur
hubungan baik serta kerjasama yang baik demi kelancaran tugas bersama.

7.Saran Pengembangan Bagi Sekolah Latihan dan UNNES


Saran yang dapat praktikan berikan kepada sekolah adalah untuk meningkatkan
sarana dan prasarana yang telah ada. Sekolah harus mempertahankan dan meningkatkan
prestasi yang dimiliki. Selanjutnya, Universitas Negeri Semarang harus meningkatkan
kinerjanya dalam menangani Praktik Pengalaman Lapangan. Beberapa hal yang bisa
dilakukan adalah dengan menambah sekolah kerjasama agar tidak terjadi kekurangan sekolah
untuk praktikan.
Demikian refleksi diri ini praktikan tulis, semoga dapat bermanfaat.

Semarang, 21 Agustus 2016


Mengetahui,
Guru Pamong

Mahasiswa Praktikan

Agung Wicaksono, S.Sos

Enggar Nugrahanto

NIP. 197501012008011014

NIM 3201413095

REFLEKSI DIRI
Nama
NIM
Prodi
Jurusan
Fakultas

: Anis Puji Rahayu


: 4001413011
: Pendidikan IPA
: IPA Terpadu
: Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Berdasarkan peraturan rektor tentang pedoman praktik pengalaman lapangan bagi


mahasiswa program kependidikan Universitas Negeri Semarang, BAB 1 pasal 1 ayat 2
berbunyi bahwa Praktik Pengalaman Lapangan yang selanjutnya disebut PPL adalah semua
kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan sebagai pelatihan untuk
menerapkan teori yang diperoleh dari semester-semester sebelumnya sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan agar mahasiswa memperoleh pengalaman dan keterampilan
lapangan tentang penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah mitra atau di
lembaga terkait lainnya.
Dalam kegiatan PPL ini, ada dua tahap kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
kegiatan PPL 1 dan PPL 2. Kegiatan PPL 1 untuk observasi dan orientasi dilaksanakan mulai
tanggal 2 Agustus 2016 kurang lebih selama 2 minggu di SMP Negeri 13 Semarang sebagai
sekolah latihan. Praktikan melakukan observasi dan orientasi berkaitan dengan kondisi fisik
sekolah, struktur komite sekolah dan tugas yang diampu, administrasi sekolah, keadaan murid
dan guru, tata tertib guru dan siswa, administrasi perangkat pembelajaran guru, organisasi
kesiswaan, kegiatan intra dan extra kurikuler, sarana dan prasarana sekolah, kalender
akademik sekolah, jadwal Kegiatan Belajar Mengajar sekolah, dll. Sekolah ini beralamat di
Jalan Lamongan Raya RT 07 RW 05 Kel.Sampangan Kec.Gajahmungkur Kota Semarang.
Berkaitan dengan tugas tersebut, praktikan menyusun refleksi diri yang berisi catatan
singkat secara umum terkait dengan pelaksanaan pembelajaran IPA serta pendukungnya di
tempat latihan, yaitu SMP Negeri 13 Semarang.
A. Kekuatan dan Kelemahan Pelajaran IPA
1. Kekuatan Mata Pelajaran IPA
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata
pelajaran yang diajarkan dalam SMP. Salah satu kelebihan dari pembelajaran IPA
dalam kurikulum 2013 ini adalah keterpaduan materi yang dikemas dalam bentuk
pembelajaran tematik. Dalam pembelajaran IPA disekolah siswa dituntut untuk aktif
dalam pembelajaran sehingga diharapkan siswa dapat memahami materi.
Pembelajaran IPA di SMP 13 Semarang sudah menerapkan kurikulum 2013 pada
kelas VII. Ketertarikan siswa pada pembelajaran yang diikuti terlihat pada saat

pembelajaran dimana siswa aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
guru.
2.Kelemahan Mata Pelajaran IPA
Kelemahan dalam mata pelajaran IPA meliputi keterpaduan dalam materi IPA
sendiri yang telah ada pada buku guru dan siswa. Meskipun materi pembelajaran
sudah tematik, namun materi yang disajikan dalam buku ajar masih terpisah-pisah
sehingga guru harus bisa mengembangkan sendiri bagaimana keterkaitan antar materi.
Guru harus menguasai semua materi karena keterpaduan materi dapat membuat siswa
kebingungan jika tidak disampaikan dengan benar. Kelemahan pembelajaran IPA di
SMP 13 Semarang adalah membaca. Untuk mempelajari IPA membutuhkan sikap
rajin membaca. Tetapi untuk kebanyakan peserta didik saat ini membaca merupakan
hal yang membosankan apalagi bila buku tebal atau bahan bacaannya banyak. Selain
itu IPA butuh keingintahuan dan kepekaan. Tidak semua peserta didik bisa peka dan
terangsang keingintahuannya.
B. Ketersediaan Sarana dan Prasarana
SMP Negeri 13 Semarang merupakan sekolah standar nasional. Secara umum
sarana dan prasarananya sudah mampu menunjang pembelajaran. Keberhasilan suatu
pembelajaran ditentukan oleh faktor pendukung yaitu sarana dan prasarana KBM.
Untuk mendukung keberhasilan dalam proses pembelajaran IPA diperlukan sarana
dan prasarana yang cukup, baik buku maupun media pembelajaran yang meliputi alat
peraga dan alat praktikum .Untuk bahan ajar IPA terdapat buku siswa begitupun
terdapat berbagai bacaan sains yang dapat dibaca sebagai penambah pengetahuan
yang tersedia dalam perpustakaan. Pembelajaran IPA tidak hanya pembahasan teori
tetapi juga pembuktian atau praktikum sehingga membutuhkan laboratorium.
Laboratorium IPA di SMP N 13 Semarang sudah cukup baik. Selain itu tersedianya
LCD dan proyektor dapat membantu mewujudkan pembelajaran yang menarik serta
tidak monoton.
C. Kualitas Guru Pamong dan Dosen Pembimbing
1. Kualitas guru pamong
Guru pamong IPA yang membimbing praktikan dalam belajar mengajar dan
mendidik yaitu Ibu Soimatussadiyah, S.Pd. Bagi praktikan, beliau merupakan guru
yang memiliki banyak inisiatif dalam membelajarkan peserta didik dengan
keberagaman karakter. Beliau juga tegas dan patut dicontoh dalam menerapkan
kurikulum 2013. Beliau lebih menekankan keaktivan peserta didik daripada terus
menyampaikan materi. Metode yang digunakan yang bisa memusatkan perhatian
peserta didik patut untuk praktikan tiru.
2. Kualitas dosen pembimbing
Selain dibimbing oleh guru pamong, praktikan dibimbing juga oleh dosen
pembimbing yang berasal dari Jurusan IPA. Dosen yang membimbing praktikan
selama melakukan PPL adalah Bapak Parmin, M.Pd. Beliau merupakan dosen yang
berkompeten, hal ini dapat ditunjukkan dari jenjang pendidikan yang telah ditempuh
dan lamanya pengalaman sebagai dosen IPA. Beliau termasuk dosen yang sabar
dalam membimbing mahasiswa dan selalu memberikan masukan ke arah yang lebih
positif kepada mahasiswa.
D. Kualitas pembelajaran di SMP N 13 Semarang

Pembelajaran di SMP N 13 Semarang sudah menerapkan kurikulum 2013


sesuai dengan progam yang ditetapkan oleh pemerintah. Kelas 7 (tujuh) sudah
menggunakan kurikulum baru, yaitu Kurikulum 2013, namun kelas 8 (delapan) dan
kelas 9 (sembilan) masih menggunakan kurikulum lama, yaitu Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).Peserta didik di SMP N 13 Semarang bisa dikatakan aktif
dan berani menyampaikan pendapat. Pembelajaran berlangsung dan selesai sesuai jam
yang telah ditentukan. Dalam pembelajaran tidak memusatkan banyaknya materi yang
disampaikan tetapi berapa tingkat kepahaman peserta didik.Tenaga kependidikan
sudah melaksanakan tugas dengan baik dan selalu mengkondisikan kelas agar proses
belajar mengajar berjalan efektif, efisien dan tujuan pembelajaran tercapai.
E. Kemampuan Diri Praktikan
Seorang guru harus memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi
paedagogik, profesional, kepribadian dan sosial. Namun praktikan masih banyak
kekurangan dalam hal ketrampilan mengajar, maka dari itu praktikan butuh banyak
belajar. Tentu saja sebelum mengikuti PPL, praktikan dibekali ilmu pengetahuan.
Setelah mendapatkan ilmu, ilmu itu bisa dipelajari untuk mengingat kembali. Hanya
saja ada yang perlu dipelajari dari guru yaitu bagaimana cara mengkondisikan dan
membelajarkan peserta didik dengan beragam karakteristik . Melalui PPL, praktikan
akan banyak mempelajari hal-hal baru seperti bersosialiasi dengan lingkungan
sekolah terutama dalam bidang pengajaran di kelas. Sehingga PPL merupakan bekal
untuk mempersiapkan praktikan kelak sebagai tenaga pendidik yang profesional di
dunia pendidikan.
F. Nilai Tambah yang Diperoleh Mahasiswa setelah PPL 1
Setelah melaksanakan kegiatan observasi dan orientasi di SMP Negeri 13
Semarang selama kurang lebih 2 minggu, praktikan memperoleh banyak pengetahuan,
pengalaman, dan informasi yang berkaitan dengan keadaan lingkungan sekolah,
interaksi dengan warga sekolah baik staf pengajar, tata usaha, siswa maupun warga
sekolah lain, hubungan antar personal baik dengan rekan sesama praktikan serta
bagaimana cara seorang guru harus menempatkan diri dan mengambil peranan dalam
kegiatan sekolah. Dengan bimbingan guru pembimbing atau guru pamong, staf
pengajar, serta anggota sekolah yang lain, praktikan dapat beradaptasi dengan
lingkungan sekolah dengan baik, dan memperoleh banyak ilmu yag bermanfaat yang
dapat dijadikan sebagai bekal praktikan untuk melaksanakan PPL II. Selain itu,
praktikan lebih mengetahui perangkat pembelajaran kurikulum 2013 terutama RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
G. Saran Pengembangan bagi Sekolah Latihan dan Universitas Negeri Semarang
SMP Negeri 13 Semarang merupakan sekolah yang memiliki sarana prasarana
cukup baik dan memadai, namun jumlah dari sarana dan prasarana masih kurang.
Oleh karena itu alangkah baiknya jika sarana prasarana belajar ditambah agar dapat
menunjang pembelajaran lebih baik. Buku-buku di perpustakaan juga pelu ditambah
kuantitasnya agar siswa dapat mengakses pengetahuan dengan lebih maksimal.
Sedangkan untuk Universitas Negeri Semarang sebagai penyelenggara kegiatan PPL
diharapkan mengkoordinir dosen koordinator dan pembimbing lebih baik, sehingga
masing-masing dosen mengetahui tugas dan kewajibannya dengan baik. Selain itu,
pengelolaan sistem informasi dalam PPL lebih diperhatikan dan di tingkatkan lagi
agar tidak meresahkan mahasiswa.

Demikian uraian refleksi diri dari praktikan setelah melakukan observasi dan
berbagai kegiatan selama PPL di SMP N 13 Semarang.
Semarang, 21 Agustus 2016
Mengetahui,
Guru Pamong

Praktikan

Soimatussadiyah, S.Pd.
NIP 19731011 200604 2 013

Anis Puji Rahayu


NIM 4001413011

REFLEKSI DIRI
Nama

: Rohmaya Nila Oktaviani

NIM

: 4001413022

Prodi/Jurusan

: Pendidikan IPA/IPA Terpadu

Sekolah Latihan

: SMP Negeri 13 Semarang

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa
yang mengambil program kependidikan di Universitas Negeri Semarang dengan jumlah
bobot total 6 SKS selama kurang lebih 3 bulan, dengan pembagian 2 SKS untuk PPL I selama
2 minggu, dan 4 SKS untuk PPL II terhitung sejak berakhirnya waktu PPL 1 hingga
berakhirnya waktu pelaksanaan PPL secara keseluruhan. Kegiatan PPL meliputi praktik
mengajar, praktik administrasi, praktik bimbingan dan konseling serta kegiatan yang bersifat
intrakurikuler yang berlaku di sekolah.
Dalam PPL dibagi menjadi 2 kegiatan, yakni PPL I yang dilaksanakan mulai tanggal 1
Agustus 14 Agustus 2016 dan PPL II yang dimulai pada tanggal 2 Agustus 10 Oktober
2016. Praktikan mendapatkan tugas mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
untuk kelas VIII F VII H secara bergilir sesuai jadwal yang ditentukan di SMP Negeri 13
Semarang. Selama PPL 1 praktikan melakukan observasi terhadap sekolah dan cara
pembelajaran guru di kelas khususnya kelas VIII F VII H yang diampu oleh guru pamong
mata pelajaran IPA.
Kegiatan. Hal hal yang dapat dilaporkan oleh praktikan selama PPL 1 adalah
sebagai berikut :

1. Kekuatan dan Kelemahan Mata Pelajaran IPA


Kekuatan mata pelajaran IPA adalah materinya yang mudah dikaitkan dengan
kehidupan sehari hari sehingga peristiwa dan fenomena fenomenanya tidak sulit untuk
ditemukan dalam kehidupan nyata. Hal tersebut dapat memudahkan guru dalam
menyampaikan materi dengan memberikan contoh penerapan materi dalam kehidupan sehari
sehari sehingga siswa lebih paham terhadap materi yang sedang dipelajari. Sedangkan
kelemahan mata pelajaran IPA adalah penyampainnya yang terkadang masih kurang terpadu
atau masih dibahas per subbab. Selain itu anggapan dari kebanyakan siswa yang mengatakan
bahwa IPA itu sulit sehingga siswa sudah tersugesti dengan anggapan tersebut dan
menyebabkan siswa sedikit malas untuk mempelajari IPA.

2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana di SMP Negeri 13 Semarang sudah termasuk sangat lengkap.
Gedung dan ruang kelas beserta perabotnya berada dalam kondisi yang baik. Di seluruh
ruang kelas terdapat LCD, layar, TV dan speaker yang dapat membantu kegiatan belajar
mengajar menjadi lebih mudah. Di SMP Negeri 13 Semarang terdapat pula aula, musholla,
lapangan, laboratorium untuk pembelajaran IPA,

laboratorium bahasa, laboratorium

komputer, laboratorium bahasa, ruang yang semuanya sangat menunjang kegiatan


pembelajaran .Perpustakaan dengan koleksi buku yang lengkap juga membantu siswa dalam
memperoleh sumber referensi belajar lain. Selain itu, ada fasilitas wifi yang dapat membantu
siswa memperoleh informasi yang lebih luas lagi.

3. Kualitas Guru Pamong dan Dosen Pembimbing


Guru pamong yang membimbing praktikan di SMP Negeri 13 Semarang ini
merupakan guru IPA kelas 7 yaitu Ibu Soimatussadiyah, S.Pd. Dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran, beliau selalu menekankan pada pembelajaran IPA yang menyenangkan dan
mudah dipahami siswa sehingga siswa mampu merubah pola pikirnya yang mengganggap
belajar IPA itu sulit menjadi mudah. Ibu Soim mengenalkan praktikan terhadap tugas tugas
sebelum mengajar seperti membuat RPP dan perangkat pembelajaran lainnya. Ibu Kuntari
juga mengajarkan kepada praktikan bagaimana menghadapi siswa di kelas, bagaimana
mengatur kelas yang siswanya heterogen dan mempunyai karakter yang unik unik. Dalam

mengajar, beliau juga sangat memaksimalkan sarana prasarana yang ada di sekolah. Dosen
pembimbing praktikan merupakan dosen IPA dari FMIPA yaitu Bapak Parmin, M.Pd dan
koordinator dosen pembimbing praktikan merupakan dosen PKLO dari FIK yaitu Dr.
Nasuka, M.Kes. Dosen pembimbing memiliki fungsi sebagai penghubung antara pihak
Universitas dengan SMP N 13 Semarang. Dosen Pembimbing membantu pelaksanaan PPL
dari proses penerjunan sampai pembuatan refleksi diri ini.

4. Kualitas Pembelajaran di SMPN 13 Semarang


Kualitas pembelajaran yang ada di SMPN 13 Semarang sudah sangat baik, didukung
dengan sarana prasarana yang sangat lengkap dan guru gurunya yang melaksanakan
pembelajaran secara menyenangkan dan kreatif dan mampu mengelola kelas dengan baik
sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif. Kualitas pembelajaran yang baik di SMPN 13
Semarang yang sangat baik juga dibuktikan dengan banyaknya prestasi yang diraih secara
akdemik maupun non akdemik.

5. Kemampuan Diri Praktikan


Kemampuan diri praktikan dalam mengajar mata pelajaran IPA secara umum masih
perlu dilatih dan ditingkatkan lagi karena sebelumnya praktikan hanya berlatih mengajar pada
saat mata kuliah microteaching dan mengajar SMP pada kegiatan latihan mengajar yang
diselenggarakan oleh

Hima IPA. Akan tetapi praktikan akan berudaha maksimal untuk

menjadi tenaga pendidik yang profesional dan akan senantiasa mnyesuaikan diri dengan
lingkungan pembelajaran yang ada di SMPN 13 Semarang.

6. Nilai Tambah yang Diperoleh Setelah Melaksanakan PPL I


Nilai tambah yang diperoleh praktikan setelah melaksanakan PPL 1 adalah praktikan
memperoleh banyak informasi dan pengetahuan tentang prosedur -prosedur akademik,
pengadministrasian dan pengeleloaan lingkungan sekolah. Selain itu, praktikan memperoleh
pengetahuan bagaimana menyiapkan perangkat pembelajaran sebelum mengajar, bagaimana
mengajar yang baik dan menyenangkan sehingga siswa mampu memahami materi dengan
baik dan membantu dalam pembentukan karakter siswa.

7. Saran Pengembangan bagi Sekolah Latihan dan Unnes


a. Bagi SMP Negeri 13 Semarang
SMP Negeri 13 Semarang diharapkan mampu menjaga kekompakan dan kerjasama
antar warga sekolahnya. Dengan begitu, prestasi akademik dan non akademik yang telah
diraih selama ini dapat dipertahankan dan lebih meningkat lagi sehingga citra baik SMPN 13
Semarang semakin terlihat baik di mata nasional maupun internasional.

b. Bagi Unnes
Unnes diharapkan senantiasa terus membina hubungan kerjasama yang baik dengan sekolah
latihan sehingga hubungan kerjasama yang ada akan terjalin lebih baik lagi. Unnes juga
diharapkan untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan serta pendidik secara profesional
dan mencetak lulusan tenaga pendidik yang unggul dan berkualitas.

Demikian refleksi diri yang dapat praktikan sampaikan. Semoga apa yang telah
praktikan tulis bermanfaat dan dapat menjadi masukan yang baik bagi semua pihak.

Semarang, 21 Agustus 2016


Mengetahui,
Guru Pamong

Mahasiswa Praktikan

Soimatussadiyah, S.Pd

Rohmaya Nila Oktaviani

NIP. 19731011 200604 2 013

NIM.4001413022

REFLEKSI DIRI
Nama

: Unun Maulina

NIM

: 4101413065

Prodi

: Pendidikan Matematika

Sekolah Latihan

: SMP N 13 Semarang

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah wajib yang harus
ditempuh oleh mahasiswa yang mengambil program studi kependidikan di Universitas Negeri
Semarang (Unnes). PPL tersebut terdiri dari PPL 1 yang bermuatan 2 SKS dan PPL 2 yang
bermuatan 4 SKS. PPL bertujuan untuk memberikan pengalaman secara langsung kepada
mahasiswa-mahasiswa calon pendidik/guru untuk menjadi pendidik yang profesional yang
memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan
kompetensi sosial.
PPL adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa
praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh dalam semester-semester
sebelumnya, sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan agar mereka memperoleh
pengalaman dan keterampilan lapangan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran
di sekolah atau di tempat lainnya. Kegiatan PPL meliputi: Praktik mengajar, praktik
administrasi, praktik bimbingan dan konseling, serta yang bersifat kurikuler atau ekstra
kurikuler yang berlaku di sekolah/tempat latihan.
Pelakasnaan PPL 1, mahasiswa praktikan melakukan observasi dan orientasi yang
dilakukan di sekolah, baik mengenai kondisi fisik dan lingkungan sekolah maupun
adminstrasi dan kegiatan belajar mengajar di sekolah latihan.

Kegiatan PPL 1 di SMP N 13 Semarang dimulai sejak tanggal 2 Agustus sampai 9


Agustus 2016. Mahasiswa praktikan membuat rancangan kegiatan yang meliputi observasi
dan orientasi. Semua rancangan kegiatan ini mendapat bimbingan dari guru pamong untuk
mendorong dan memberikan motivasi kepada praktikan dalam mengatasi kesulitan- kesulitan
dalam pelaksanaan kegiatan PPL I dan PPL II berikutnya.
Mata pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran penentu kelulusan
Ujian Nasional (UN) yang diajarkan di seluruh kelas mulai dari kelas VII IX, dengan waktu
belajar yang berbeda untuk masing-masing jenjang setiap minggu.
Dari hasil pengamatan praktikan, sarana dan prasarana pembelajaran Matematika SMP N 13
Semarang cukup memadai, tetapi perlu di lengkapi misalnya penggaris segitiga, busur dan
jangka yang dapat digunakan oleh guru dalam membantu proses pembelajaran Matematika.
Dari hasil observasi selama PPL 1 yang telah dilakukan, praktikan dapat
menyimpulkan:
1. Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Matematika
Selama melaksanakan observasi di dalam kelas pada pembelajaran
Matematika, praktikan dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran Matematika
mendapat perhatian yang baik dari siswa, hal tersebut dapat dilihat dari Minat dan
Respon belajar Matematika siswa tinggi, seperti mendengarkan dan aktif dalam
pembelajaran. Metode dan model yang di gunakan mampu menarik perhatian siswa
untuk lebih aktif dan senang dalam belajar. Bukan hanya aktif menjawab soal, tetapi
juga meminta soal yang lebih banyak dan menantang. Akan tetapi, ada beberapa siswa
yang kurang memperhatikan ketika guru mengajar. Ada siswa yang cepat dalam
memahami materi ada siswa yang lambat dalam pemahaman materi, sehingga
diperlukan perhatian kepada siswa yang kurang kemampuan berfikirnya.
2. Ketersediaan Sarana dan Prasaranan Kegiatan Belajar Mengajar
SMP N 13 Semarang, sarana dan prasarana pembelajaran di dalam kelas sudah
memadai dan relatif lengkap. Tiap kelas sudah tersedia LCD Proyektor dan guru
sudah memiliki Laptop yang membantu dalam semua kegiatan pembelajaran. Guru
dapat menyediakan media-media pembelajaran yang menarik dan variatif di kelas
untuk menunjang pembelajaran yang inovatif. Selain LCD Proyektor, tiap kelas teah
tersedia papan tulis berpetak, dan penggaris yang membantu proses pembelajaran

matematika dengan lancar dan efektif. Gedung kelas sudah mencukupi bagi jumlah
siswa yang ada. Selain itu sekolah sudah dilengkapi dengan internet yang mudah
diakses oleh seluruh warga sekolah sehingga sangat membantu siswa dalam
mengembangkan pengetahuannya.
Di sekolah juga telah tersedia laboratorium komputer, laboratorium bahasa,
laboratorium IPA, perpustakaan, ruang media, gedung serba guna, UKS dan ruang
seni yang dapat digunakan siswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang telah mereka miliki. Tetapi, di SMP N 13 Semarang belum tersedia
alat peraga matematika, jangka untuk masing-masing kelas, dan penggaris segitiga
serta busur derajad, sehingga dalam pembelajaran guru harus membawa kebutuhan
serta perlengkapan yang diperlukan sendiri.
3. Kualitas Guru Pamong dan Dosen Pembimbing
1)

Guru pamong PPL di SMP N 13 Semarang untuk mata pelajaran Matematika


adalah Bapak Moh Yitno, HNR. Pak Yitno atau yang biasa di panggil Pak Ayik,
seorang yang sangat ramah dan penuh perhatian bagi perkembangan mahasiswa
praktikannya. Beliau menerima mahasiswa praktikan dengan baik, memahami
keterbatasan-keterbatasan mahasiswa praktikan dan bersedia membimbing dengan
tulus demi kemajuan mahasiswa praktikan. Kebaikan, keramahan, dan
kelemahlembutan beliau membuat kami menaruh hormat terhadap beliau. Dalam
pembelajaran di kelas, beliau menyampaikan materi dengan sangat jelas dan
runtut dari mudah ke rumit. Beliau merupakan guru matematika yang di senangi
oleh siswa-siswa, karena cara mengajar yang santai dan tidak membosankan
dengan sewaktu-waktu menampilkan video motivasi kepada siswa, sehingga
dalam

pembelajaran

matematika

menjadi

menyenangkan.

Pembelajaran

matematika di kelas Pak Ayik terlihat aktif oleh siswa-siswa yang berebut untuk
menjawab pertanyaan dan selalu meminta soal yang lebih banyak dan sullit.
Pak Ayik merupakan wali kelas VIII B dan Pembina Ekstra Kurikuler
Pramuka di SMP N 13 Semarang sejak tahun 2005 dan bisa berkembang sampai saat
ini.
2)

Dosen pembimbing PPL di SMP N 13 Semarang jurusan Matematika adalah


Bapak Drs. Suhito, M.Pd. beliau merupakan dosen Matematika yang selalu
memberikan bimbingan terbaiknya kepada mahasiswa bimbingan. Walaupun
beliau tidak dapat hadir saat penerjunan dikarenakan ada tugas menerjunkan

mahasiswa PPL di sekolah lain, tetapi praktikan dapat berkomunikasi baik dengan
beliau untuk mensiasati hal tersebut. Setiap kejadian harus selalu diabadikan,
begitulah kiranya sosok dosen pembimbing jurusan Matematika yang selalu
memberikan perhatian kepada mahasiswanya untuk selalu mengabadikan setiap
latihan dalam mengajar, kemudian membagikannya pada sosial media agar
bermanfaat bagi orang yang membutuhkan.
4. Kemampuan diri praktikan
Praktikan menyadari segala keterbatasan dan kekurangan yang ada dalam diri.
Kemampuan praktikan dalam penguasaan materi pembelajaran masih sangat kurang
dan perlu banyak belajar lagi. Praktik Pengalaman Lapangan ini benar-benar
diperlukan sebagai pendidikan awal sebelum menjadi seorang guru yang profesional
karena kemampuan praktikan dalam membuat perangkat pembelajaran juga masih
perlu diberi banyak kritik dan saran yang membangun. Kemampuan praktikan dalam
bertata krama dan sikap diri terhadap guru dan siswa juga masih perlu diperbaiki
karena sebagai seorang pendidik harus siap menjadi teladan bagi siswa-siswinya.
5. Nilai tambah setelah mengikuti PPL 1
Setelah kegiatan PPL 1 berakhir, praktikan memperoleh banyak ilmu. Mulai
dari membuat perangkat pembelajaran, cara mengelola kelas yang baik, cara
mengenal karakteristik masing-masing siswa, sampai pada bagaimana mengelola
pembelajaran agar lebih menarik dan menyenangkan. Mahasiswa terlebih dahulu
diarahkan dan dibimbing oleh guru pamong dalam mempersiapkan perangkat
pembelajaran dan mengenali kondisi kelas. Selain itu praktikan juga lebih mengenal
kebudayan yang ada di SMP N 13 Semarang. Sehingga pengalaman ini dapat
membantu mahasiswa praktikan saat praktik mandiri di kelas pada PPL 2 nanti.
Melalui PPL 1 mahasiswa praktikan menjadi termotivasi untuk lebih meningkatkan
kualitas sebagai seorang calon guru yang profesional.
Selain mendapat pengalaman di kelas, praktikan mendapat pengalaman di luar
kelas, seperti kegiatan ekstrakurikuler pramuka, dan membantu pelaksanaan kegiatan
OSIS yakni serangkaian kegiatan menyambut peringatan hari kemerdekaan bangsa
Indonesia.
Praktik Pengalaman Lapangan ini, bukan saja memberikan pengalaman menjadi
seorang guru, tetapi menjadikan pribadi yang disiplin.
6. Saran Pengembangan bagi Sekolah dan Unnes
1. Bagi Sekolah

Diharapkan hubungan SMP N 13 Semarang dengan Unnes tetap terjaga


dengan baik. Keberadaan SMP N 13 Semarang sangat diperlukan sebagai tempat
latihan mahasiswa PPL karena kualitas SMP N 13 Semarang yang baik, telah
terakreditasi A dan merupakan sekolah sehat serta akan menjadi sekolah adiwiyata.
Diharapkan juga agar SMP N 13 Semarang dapat meningkatkan kualitasnya lebih
baik lagi dalam prestasi akademik siswa dan keprofesionalan para pengajar dan
tenaga kependidikan lainnya.
2. Bagi Unnes
Diharapkan kerjasama Unnes dengan SMP yang berkualitas seperti SMP N 13
Semarang tetap terjalin dengan baik sehingga mahasiswa-mahasiswa PPL ditahun
ajaran selanjutnya mendapat pengalaman yang berkualitas pula. Kerjasama
dengan sekolah unggulan akan semakin membekali mahasiswa agar terus
berkembang dengan optimal sebagai seorang calon pendidik yang profesional.

Semarang, 21 Agustus 2016


Mengetahui,
Guru Pamong

Moh Yitno HNR


NIP. 196002111981021002

Mahasiswa Praktikan

Unun Maulina
NIM. 4101413065

REFLEKSI DIRI
Nama Mahasiswa

: AULIA NUR FADHILLAH

NIM

: 4101413104

Jurusan

: Matematika

Mata Pelajaran

: Matematika

1. Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Mata Pelajaran Yang Ditekuni


Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang identik dengan
perhitungan angka-angka yangcukup menguras pikiran anak dan membuat bosan. Tetapi
saat mereka mulai memahami isi materi, mereka akan berusaha menyelesaikan persoalan
matematika dengan bersungguh-sungguh. Ada kalanya matematika dibuat lebih
menyenangkan dengan diadakan permainan di dalam kelas maupun di luar kelas.
2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang ada di SMP 13 Semarang cukup memadai. Yakni terdapat
papan tulis berpetak dan penggaris di setiap kelas sebagai penunjang dalam pembelajaran
matematika.
3. Kualitas Guru Pamong dan Dosen Pembimbing
Guru pamong memiliki kualitas yang baik dalam mengajar, Guru pamong hanya
berperan sebagai fasilitator, siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan diri dengan
baik dan leluasa.
Dosen pembimbing memberikan bimbingan mengenai apa saja yang harus dilakukan
di sekolah latihan. Dosen pembimbing mengingatkan agar selalu menjunjung nama baik
UNNES.
4. Kualitas Pembelajaran di Sekolah Latihan
Guru pamong matematika memerankan diri sebagai fasilitator. Guru pamong
mengkondisikan siswa agar mampu mengerjakan soal secara mandiri. Ada kalanya guru
pamong menuntun siswa dalam menyelesaikan soal.
Guru pamong juga terkadang memberikan video motivasi dan video-video yang lain
agar siswa tidak jenuh dengan pembelajaran matematika yang terkesan membosankan.
5. Kemampuan Diri Praktikan
Sebagai praktikan, saya merasa kurang menguasai kelas. Hal ini terlihat saat saya
mencoba mengatur siswa agar memperhatikan pelajaran, waktu yang dibutuhkan cukup
lama untuk mengatur seluruh siswa agar dapt siap menerima materi yang akan
disampaikan.

6. Nilai Tambahan Yang Diperoleh Mahasiswa Setelah Melaksanakan PPL 1


Nilai tambah yang saya peroleh setelah melaksanakan PPL 1 adalah:
a. Lebih memahami karateristik tiap siswa.
b. Mengetahui metode yang efektif dalam mengajar siswa.
7. Saran Pengembangan Bagi Sekolah Latihan dan UNNES
Bagi Sekolah:
Sebaiknya sekolah menambahkan sarana dan prasarana

untuk menunjang

pembelajaran matematika, seperti penggaris siku-siku, penggaris busur, dan jangka, guna
memperlancar pelajaran tersebut.
Bagi UNNES:
Sebaiknya UNNES sebagai Perguruan Tinggi di Semarang lebih matang dalam
memberikan pembekalan untuk PPL. Pembekalan yang diberikan UNNES kepada
mahasiswa terkesan sebagai formalitas saja, sehingga mahasiswa kurang bersungguhsungguh saat pelaksanaan PPL,

Semarang, 21 Agustus 2016


Mengetahui,
Guru Pamong

Mahasiswa Praktikan

Moh Yitno HNR


NIP. 196002111981021002

Aulia Nur Fadhilah


NIM. 4101413104

REFLEKSI DIRI

Nama Mahasiswa

: Yusuf Reza Maulana

NIM

: 5302413046

Jurusan

: Teknik Elektro

Mata Pelajaran

: TIK (Teknik Informatika dan Komunikasi)

1. Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Mata Pelajaran yang Ditekuni


Mata pelajaran TIK (Teknoligi Informasi dan Komunikasi) merupakan mata pelajaran
yang mengharuskan siswa untuk banyak melakukan kegiatan praktek yang berkaitan dengan
materi guna mendalami semua materi yang diberikan oleh guru atau pengajar, sehingga
kegiatan belajar terkesan lebih aktif karena kondisi yang dihasilkan dari kegiatan belajar
mengajar yang tidak monoton atau tidak hanya terpaku pada buku materi yang telah tersedia.
Kelemahan yang biasa terjadi yaitu kondisi kelas yang terkadang terlalu berisik akibat
kegiatan praktek mata pelajaran TIK (Teknologi Informatika dan Komunikasi) siswa yang
asyik dengan obrolan mereka sendiri yang terkadang menggangu teman satu kelasnya sendiri
utntuk fokus pada kegiatan belajarnya.
2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Dari kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi) sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan praktek mata pelajaran TIK
(Teknologi Informasi dan Komunikasi) di SMP N 13 Semarang sedikit kurang mencukupi
untuk kegiatan praktek siwa. Walaupun di SMP N 13 Semarang tersedia lab multimedia dan
lab komputer akan tetapi komputer yang berfungsi baik dan layak untuk menunjang kegiatan
belajar mengajar tidak banyak, tak hanya itu akses internet seperti wifi di sekolah tersebut
juga sering mengalami masalah sehingga siswa kadang harus membawa modem untuk
keperluan akses internet dan laptop sendiri agar nantinya kegiatan belajar mengajarnya
berjalan dengan lancar
3. Kualitas Guru Pamong dan Dosen Pembimbing
Guru pamong yang menjadi mentor sekaligus guru untuk mahasiswa praktikan sangatlah
baik dalam membimbing, ini terlihat dari semua masukan dan anjuran untuk mahasiswa
praktkan yang berkaitan dengan kegiatan belajar, serta segala informasi yang diberikan untuk
menunjang kegiatan mengajar dari mahasiswa praktikan. Kualitas yang dimiliki oleh guru
pamong dalam mengajar juga sangat baik untuk diterapkan pada saat mahasiswa praktikan
memberikan pengajaran terhadap siswa, beliau menerapkan metode pembelajaran
demonstrasi dan diskusi, dimana untuk mengawali kegiatan pembelajaran guru pamong
terlebih dahulu mendemonstrasikan atau memperagakan langkah-langkah yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran, setelah itu guru pamong mempersilahkan
siswanya untuk berdiskusi dengan teman satu kelasnya apabila ada masalah yang diperoleh
dari materi yang telah diberikan oleh guru sehingga siswa akan lebih aktif dan bisa
menciptakan kondisi belajar yang sangat baik.
Dosen pembimbing yang ditugaskan untuk membimbing mahasiswa praktikan juga
sangat memberikan pengaruh yang baik pada kegiatan PPL baik itu melalui motivasi dan
bimbingan maupun pendampingannya. Secara keseluruhan dosen pembimbing sangat baik

dalam melakukan baik itu dari motivasi yang diberikan maupun masukan yang sifatnya
membangun mahasiswa praktikan.
4. Kualitas Pembelajaran di Sekolah Latihan
Kualitas dari pembelajaran di sekolah latihan sangatlah baik, itu terlihat dari keadaan
kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dari penjelasan diatas guru pamong selalu
menerapkan metode diskusi dan demonstrasi sehingga memungkinkan siswa untuk
berinteraksi dengan teman maupun guru selaku pemberi materi sehingga tercipta keadaan
yang sehat dari proses belajar mengajarnya.
5. Kemampuan Diri Praktikan
Sebagai mahasiswa praktikan, saya merasa sangat baik dalam hal peguasaan materi,
sehingga nantinya saya akan menerapkan metode belajar yang hampir sama dengan guru
pamong. Tujuannya adalah agar siswa langsung bisa mengikuti dengan baik kegiatan belajar
yang saya praktikan, jadi siswa tidak perlu untuk menyesuaikan lagi dengan metode
pembelajaran yang baru dan saya akan menitik beratkan pada penguatan materinya, sehingga
nantinya siswa dapat mempraktikan materi yang diajarkan dengan baik.
6. Nilai Tambah yang Diperoleh Mahasiswa Setelah Melakukkan PPL 1
a) Bisa memahami karakter siwa didik
b) Dapat mengetahui metode pembelajaran apa yang efektif untuk peserta didik
c) Menambah wawasan tetang matiri TIK khusunya kelas sembilan SMP
7. Saran Pengembangan bagi Sekolah Latihan dan UNNES
Bagi Sekolah :
Sekolah praktikan dalam hal ini SMP N 13 Semarang harusnya lebih memperhatikan
perawatan terhadap sarana dan prasarana yang mereka punya, karena sebenarnya di SMP N
13 Semarang sudah ada sarana dan prasarananya untuk menunjang kegiatan belajar mengajar
akan tetapi perawatannya kurang, sehingga perlu adanya penanganan yang lebih untuk
kegiatan perawatan sarana dan prasarana yang mereka puny.

Bagi UNNES :
UNNES sebagai salah satu perguruan tinggi yang menjunjung tinggi konservasi, harusnya
lebih menekankan penanaman karakter konservasi kepada para mahasiswa praktikannya,
sehingga nantinya mereka bisa mengamalkan atau menularkan karakter konsevasi ke tempat
PPL yang mereka tuju.

Semarang, 21 Agustus 2016


Mengetahui,
Guru Pamong

Mahasiswa Praktikan

Nama Pamong

Yusuf Reza Maulana

NIP. 199

NIM. 5302413046

REFLEKSI DIRI

Nama Praktikan

: Fara Dini

NIM

: 6301413001

Prodi

: Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Fakultas

: FIK

Mapel Praktikan

: Penjasorkes

Refleksi Pelaksanaan PPL 1


Sesuai dengan ketentuan yang sudah berlaku dalam PPL, selama ini. Bahwa PPL
(Praktek Pengalaman Lapangan) adalah sebuah kegiatan kurikuler yang harus dan wajib
diikuti dan dilaksanakan oleh mahasiswa praktikan dari jurusan kependidikan sebagai
pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh dalam bangku perkuliahan pada semester
sebelumnya. Pelaksanaan PPL ini dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang sudah
ditetapkan agar mereka memperoleh pengalaman dan ketrampilan lapangan dalam
penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah dan atau tempat sekolah latihan
lainnya. Sebelum pelaksanaan PPL, mahasiswa telah dibekali dengan sejumlah mata kuliah
yang berhubungan dengan pengajaran dan pembelajaran mata kuliah yang ditekuninya.
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) I yang dilaksanakan pada tanggal 2 Agutus
sampai dengan 12 Agustus 2016 adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh semua
mahasiswa praktikan sebagai tugas dan pengalaman yang digunakan untuk menerapkan teori
yang telah diberikan pada saat kuliah pada semester terdahulu sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan oleh pihak penyelenggara pendidikan. Setelah saya melakukan observasi,
pengamatan di SMP 13 Semarang banyak pengalaman baru yang telah saya dapatkan baik
dari teori maupun praktek mengajar khususnya mengajar Penjasorkes
SMP 13 Semarang yang sudah menggunakan Kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII
,kelas VIII dan IX masih menggunakan KTSP untuk siswa kelas IX. Sarana dan prasarana
yang ada pada sekolah tersebut cukup lengkap seperti : Mushola, perpustakaan, Gedung serba
guna, media pembelajaran seperti seperangkat LCD dan komponennya, dan sarana
prasarana olahraga yang sudah standart Nasional. Tetapi saat ini, kondisi sekolah masih
tahapan setengah jadi untuk ruaang Guru.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar Penjasorkes di SMP 13 Semarang
biasanya menggunakan metode belajar Kooperatif, dimana metode ini mengutamakan
kerjasama antar siswa guna mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu guru penjasoerkes juga
menggunakan metode belajar penemuan, jadi guru penjasorkes memberikan materi pelajaran
dan siswa sendiri yang mencari atau menemukan cara yang nyaman sesuai dengan materi
yang telah diajarkan. Sehingga guru dan murid maupun murid dan murid saling belajar, guru
sudah meninggalkan status sebagai pelatih, dan lebih menuju ke fasilitator yang
profesional.Jadi dari metode tersebut memungkinkan hubungan timbal balik antara guru
penjasorkes dan peserta didik. , Sehingga suasana dan hubungan antara guru dan murid
maupun murid dan murid lebih harmonis dan tidak ada rasa canggung untuk berinteraksi.
Tetapi tentunya terdapat hambatan-hambatan, namun demikian hal itu dapat diatasi dengan
adanya kerjasama baik antara guru maupun muridnya.
Kemampuan mahasiswa sebagai seorang praktikan belum begitu sempurna, masih
banyak sekali kekurangan. Dengan adanya PPL diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
praktikan sebagai calon pendidik yang baik (menjadi contoh yang baik bagi peserta didiknya)

dan menjadi pendidik yang profesional. Selain itu dengan adanya PPL praktikan dapat
mengambil pengalaman dari guru pamong yang secara pengalaman lebih banyak. Guru
pamong juga memberikan masukan atau evaluasi terhadap praktikan selama PPL 1.
Bagi sekolah latihan diharapkan nantinya dapat membimbing dan menerima
mahasiswa praktikan dengan baik sehingga praktikan merasa menjadi bagian dari sekolah
yang bersangkutan yang akan memotivasi mahasiswa dalam melaksanakan tugas dan
kewajiban dengan penuh tanggungjawab, sehingga pelaksanaan PPL dapat berjalan dengan
tertib dan lancar.
1. Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Mata Pelajaran Penjasorkes
Kekuatan atau kelebihan mata pelajaran Penjasorkes yang ada di SMP 13
Semarang yaitu seluruh siswa dari Kelas VII, Kelas VIII, Kelas IX maupun Guru
Penjasorkes begitu antusias dan semangat untuk mempelajarinya. Hal ini karena Guru
Penjasorkes SMP 13 Semarang memiliki cukup banyak pengalaman dalam mengajar,
Jadi, beliau sudah ahli dibidangnya dan memiliki kemampuan yang mumpuni dalam
bidang akademik maupun ketrampilan. Selain itu, untuk penjasorkes di SMP 13
Semarang peserta didiknya sudah ada yang mampu menjuarai dalam bidang atletik
dan tenis lapangan . dan untuk ekstrakurikuler murid murid diikutkan sesuai dengan
minat dan bakat yang dimiliki peserta didik.
2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Proses Belajar Mengajar di Sekolah
Latihan
Sarana dan prasarana di SMP 13 Semarang terkait dengan mata pelajaran
Penjasorkes sudah cukup memenuhi standart. Sudah aula, lapangan basket, lapangan
serbaguna dan alat alat olahraga yang cukup lengkap.
3. Kualitas Guru Pamong dan Dosen Pembimbing
Guru pamong dan dosen pembimbing praktikan selama PPL di SMP 13
Semarang mempunyai kualitas yang baik. Dosen Pembimbing berasal dari jurusan
yang sama dengan praktikan. Dosen pembimbing banyak memberikan ilmu,
pengalaman, motivasi dan dukungan selama praktikan PPL di SMP 13 Semarang.
Komunikasi yang terjalin antara praktikan dengan dosen pembimbing menjadikan
kendala-kendala selama PPL dapat teratasi. Sedangkan guru pamong mempunyai latar
belakang yang tegas namun menyenangkan dan religius. Selain mengajar /mendidik
di SMP 13 Semarang beliau juga melatih di club PLPP Sepak bola . Dengan sudah
melalangbuana di dunia pendidikan khususnya Olahraga Pendidian. Selama PPL 1
guru pamong juga banyak memberikan gambaran kepada praktikan dalam
pengelolaan kelas, proses pembelajaran, dan evaluasi terhadap para siswa. Guru
pamong juga banyak memberikan saran kepada praktikan dalam nantinya melakukan
proses pembelajaran didalam kelas terutama dalam menangani para siswa SMP 13
Semarang.
4. Kemampuan Diri Praktikan
Praktikan mempunyai latar belakang Pendidikan Kepelatihan Olahraga.
Pengalaman yang masih dikatakan jauh dari berpengalaman ini yang membuat
praktikan merasa kurang siap untuk nantinya dapat terjun di Lingkungan yang akan
menjadi teman hidupnya, tetapi dengan adanya pembekalan dari UPT PPL UNNES
dan bimbingan dari guru pamong serta dosen pembimbing sangat membantu
praktikan dalam mempersiapkan pengajaran. Praktikan menganggap dengan adanya

PPL yang diselenggarakan oleh Universitas secara langsung sangat membantu


praktikan dalam melihat proses pembelajaran Penjasorkes dilapangan terutama dalam
penguasaan kelas. Dengan terselenggaranya PPL tahun 2016 juga sangat membantu
praktikan dalam latihan pengelolaan kelas dan bagaimana menjadi leader, fasilitator
yang profesional.
5. Saran Pengembangan bagi Sekolah Latihan dan Unnes
Bagi SMP 13 Semarang, hendaknya semua yang sudah ada baik itu sarana dan
prasarana, maupun kegiatan belajar mengajar semoga dapat dipertahankan dan perlu
ditingkatkan terutama sarana olahraga untuk tim beregu. Kemudian perlu diadakannya
hari khusus untuk pelaksanaan senam bersama setiap minggunya agar/supaya warga
sekolah terutama para siswa selalu terjaga kebugaran dan kesehatannya, karena
pratikan melihat imtaq yang di junjung tinggi dan kebersihan yang dijaga sedemikian
rupa di SMP 13 Semarang sudah sangat baik ,untuk itu akan disayangkan kalau
kebugaran para warga sekolahnya tidak diperhatikan . Sedangkan bagi UNNES dalam
hal ini UPT PPL UNNES hendaknya materi pembekalan bagi mahasiswa yang akan
melaksanakan PPL ditambah sehingga mahasiswa menjadi lebih siap. Dengan materi
pembekalan yang lebih banyak dapat membantu para praktikan dalam mengatasi
berbagai kesulitan selama proses PPL terselenggara. Selain memberi pembekalan,
panitia penyelenggara PPL juga harus lebih mengupdate data-data sekolah yang akan
digunakan untuk praktikan, sehingga mahasiswa lebih terfokus dan menghindari
masalah-masalah yang tidak diinginkan. Kemudian meminimalisir kesalahan dalam
mengapload hasil dari tes yang telah dilakukan mahasiswa yang melaksanakan PPL.
Semarang, 21 Agustus 2016
Mengetahui,
Guru Pamong

Mahasiswa Praktikan

Nama Pamong

Fara Dini

NIP. 199

NIM. 6301413001

REFLEKSI DIRI
Nama

: Wegig Pambudi

NIM

: 6301413072

Mata Pelajaran

: PJOK

Praktik Pengalaman Lapangan atau PPL adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan
oleh mahasiswa dengan tujuan mencari pengalaman di bidang pendidikan maupun non-

pendidikan di instansi atau sekolah. Kegiatan PPL 1 dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengenalkan mahasiswa dengan sekolah latihan yang menjadi tempat PPL dan secara umum
berfungsi untuk mengenal keadaan fisik dan lingkungan dari sekolah tersebut. Kegiatan yang
ada dalam PPl 1 adalah orientasi dan observasi sekolah latihan.
Refleksi diri adalah dimana ada beberapa hal yang akan disampaikan mahasiswa
praktikkan, berikut dibawah ini hasil observasi:
1. Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Mata Pelajaran PJOK
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan mata
pelajaran yang identik dengan pembelajaran luar kelas yang membuat anak sejenak
melupakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang cukup menguras pikiran anak dan
membuat bosan. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, salah satu mata pelajaran yang
di senangi oleh peserta didik karena sistem belajarnya yang mampu mengembangkan bakat.
Akan tetapi tidak semua siswa didik menyukai mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan yang berhubungan erat dengan gerak, keringat dan panas serta membuat lelah.
Pola pikir anak yang demikian yang dapat menghambat proses pembelajaran berlangsung.
2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri 13 Semarang cukup memadahi, yakni
terdapat satu buah lapangan voli, dua buah lapangan tonnis, satu lapangan lompat jauh, satu
buah lapangan basket. Dan sekolah memiliki lapangan rumput yang dapat digunakan untuk
materi atletik seperti tolak peluru, lempar cakram dan lempar lembing.
Untuk ketersediaan bola besar dan bola kecil di SMP N 13 Semarang sudah cukup
memadai, yaitu bola sepak sebanyak tujuh buah, bola basket sembilan buah, bola voli dua
belas buah, bola takraw dua buah, dan bola tenis.
3. Kualitas Guru Pamong dan Dosen Pembimbing
Guru pamong mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SMP
Negeri 13 Semarang adalah Ibu Titik Herawati, S.Pd. Ibu Titik memiliki kualitas yang baik
dalam mengajar, beliau menerapkanmodel pembelajaran belajar sambil bermain untuk
membuat siswa didik tidak jenuh mengikuti pembelajaran olahraga. Inovasi yang dilakukan
oleh guru pamong membuat anak lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran. Dosen
pembimbingPendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SMP Negeri 13 Semarang
adalah Bapak Nasukha yang selalu memberikan bimbingan kepada praktikan mengenai apa
saja yang harus praktikan lakukan di sekolah latihan, kode etik yang harus praktikan jalani
saat mengajar maupun tidak mengajar dan selalu menjunjung tinggi nama baik almamater
UNNES. Dosen pembimbing praktikan melaksanakan apa yang ditugaskan oleh UNNES
dengan baik.
4. Kualitas Pembelajaran Di Sekolah Latihan
Seperti dijelaskan diatas, guru pamong praktikan melakukan inovasi dengan
memadukanbelajar sambil bermain. Permainan yang digunakan adalah permainan tradisional
yangsering dimainkan oleh siswa didik saat kecil. Akan tetapi di kombinasi dengan materi
yang akan disampaikan. Model pembelajaran seperti ini membuat suasana kelas menjadi
lebih hidup dan tidak monoton sehingga peserta didik tidak merasa bosan dan bersemangat
mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Keuntungan lain adalah siswa didik belajar
bekerja sama dengan teman sebaya dalam menjalankan pembelajaran yang sedang
berlangsung, sehingga aspek sosial dapat tercapai dalam proses pembelajaran.
5. Kemampuan Diri Praktikan
Sebagai seorang praktikan, ada beberapa situasi dimana dalam praktikan
mengendalikan kelas butuh waktu yang cukup lama yaitu 20 menit, ada perbedaan saat
mengajar di dalam kelas dan di luar kelas. Apabila saat di luar kelas praktikan melakukan
praktik, saat didalam kelas praktikan dituntut untuk mampu menghidupkan suasana kelas dan

memancing agar siswa aktif pada materi yang sedang dipelajari. Oleh karena itu, bimbingan
guru pamong dan dosen pembimbing sangatlah diperlukan untuk menambah pengetahuan
praktikan.
6. Nilai Tambahan Yang Diperoleh Mahasiswa Setelah Melaksanakan PPL 1
Setelah Pengalaman Praktik Lapangan 1, praktikan banyak mendapat pengalaman.
Saat melakukan pengamatan dan praktik mengajar, praktikan dapat memahami karakter
peserta didik. Bukan saja karakter peserta didik, praktikan juga mampu mengetahui metode
pembelajaran yang tepat dan efektif untuk peserta didik. Selain itu, praktikan mampu
memperluas wawasan tentang pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta menjadikan
diri lebih dewasa untuk menjadi contoh pada peserta didik.
Pada kegiatan ekstrakurikuler, praktikan mampu menempatkan diri sebagai seorang
guru yang bukan saja memiliki tugas mengajar tetapi juga mendidik peserta didik untuk aktif
ekstrakurikuler. Bukan saja pada ekstrakurikuler pramuka, praktikan juga mendapat
pengalaman ekstrakurikuler OSIS dengan agenda lomba menyambut hari kemerdekaan RI
ke-71.
7. Saran Pengembangan Bagi Sekolah Latihan Dan Unnes
Bagi sekolah : Saat olahraga sebaiknya sekolah mewajibkan siswa membawa sepatu
olahraga karena banyak siswa yang memakai sepatu pantofel yang sangat berbahaya untuk
melakukan gerakan bebas dan cepat. Hal ini dapat menimbulkan cidera yang dapat
menghambat proses belajar mengajar. Namun saat pelajaran selanjutnya siswa memakai
kembali sepatu hitam seperti yang ada dalam peraturan sekolah.
Bagi UNNES :Sebaiknya UNNES dapat memberikan pembekalan yang lebih baik
dari yang telah UNNES laksanakan selama ini. Pembekalan yang diberikan UNNES kepada
mahasiswa calon PPL terkesan hanya sebagai formalitas untuk dapat lulus PPL 1 saja,
sehingga mahasiswa dalam pelaksanaannya kurang sungguh-sungguh dan terkesan
menyepelekan. Untuk tahun ini sebenarnya ada miss komunikasi antara pihak UNNES
dengan pihak SMP Negeri 13 Semarang, dimana mahasiswa PPL sebenarnya belum
tercantum untuk di sekolah tersebut, namun setelah dilakukan konfirmasi kembali, akhirnya
mahasiswa UNNES bisa PPL di sekolah tersebut, dan semoga untuk tahun berikutnya tidak
terulang kembali.
Semarang, 21 Agustus 2016
Mengetahui,
Guru Pamong

Mahasiswa Praktikan

Titik Herawati, S.Pd


NIP. 195903181981032007

Wegig Pambudi
NIM. 6301413072

REFLEKSI DIRI
Nama

: Bambang Tri Atmojo

NIM

: 6301413074

Mata Pelajaran

: PJOK

Praktik Pengalaman Lapangan atau PPL adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan
oleh mahasiswa dengan tujuan mencari pengalaman di bidang pendidikan maupun nonpendidikan di instansi atau sekolah. Kegiatan PPL 1 dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengenalkan mahasiswa dengan sekolah latihan yang menjadi tempat PPL dan secara umum
berfungsi untuk mengenal keadaan fisik dan lingkungan dari sekolah tersebut. Kegiatan yang
ada dalam PPl 1 adalah orientasi dan observasi sekolah latihan.
Refleksi diri adalah dimana ada beberapa hal yang akan disampaikan mahasiswa
praktikkan, berikut dibawah ini hasil observasi:
1. Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Mata Pelajaran PJOK
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan adalah mata pelajaran
yang hampir keseluruhan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berada di luar kelas. Oleh
karena itu seorang guru harus mampu menguasai peserta didik dengan baik. Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan, salah satu mata pelajaran yang di senangi oleh peserta
didik karena tidak perlu menguras pikiran. Akan tetapi tidak semua siswa didik menyukai
mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan karena anak dituntut untuk
berada dilapangan yang panas dan menguras tenaga. Maka tidak jarang jika ada anak yang
tidak menyukai olahraga. Pola pikir anak yang demikianlah yang dapat menghambat proses
pembelajaran berlangsung.
2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri 13 Semarang cukup memadahi, yakni
terdapat satu buah lapangan voli, dua buah lapangan tonnis, satu lapangan lompat jauh, satu
buah lapangan basket. Dan sekolah memiliki lapangan rumput yang dapat digunakan untuk
materiatletik seperti tolak peluru, lempar cakram dan lempar lembing. Tetapi lapangan
basketnya sudah tidak layak lagi dikarenakan garisnya sudah hilang dan ringnya pun sudah
rusak.
Prasarana di SMP Negeri 13 Semarang sebenarnya cukup lengkap, yaitu bola voli 12,
bola basket 9, tolak peluru 4, cakram 8, bola sepak 6, bola futsal 5, raket 6, bola takraw 2,
lembing bambu 35, net voli 1, jaring gawang 1, net takraw 1, seragam sepak bola 2 tim.
Tetapi prasana yang lengkap tersebut masih kurang didukung dengan lapangan yang kurang
layak. Dan kekurangan dari prasarana tersebut adalah kun yang sama sekali tidak ada.
Padahal kun sangatlah penting untuk pembelajaran. Selain itu juga tidak tersedianya pompa
untuk memompa bola yang kurang angin.
3. Kualitas Guru Pamong dan Dosen Pembimbing
Guru pamong mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SMP
Negeri 13 Semarang adalah Ibu Titik Herawati, S.Pd. Ibu Titik memiliki kualitas yang baik
dalam mengajar, beliau menerapkan model pembelajaran belajar sambil bermain untuk
membuat siswa didik tidak jenuh mengikuti pembelajaran olahraga. Selain itu ibu Titik
sangatlah menekankanpendidikan karakter yang membuat murid selalu disiplin dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dosen pembimbing Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan di SMP Negeri 13 Semarang adalah Dr. Nasukha M,kes yang selalu memberikan
bimbingan kepada praktikan mengenai apa saja yang harus praktikan lakukan di sekolah
latihan, kode etik yang harus praktikan jalani saat mengajar maupun tidak mengajar dan
selalu menjunjung tinggi nama baik almamater UNNES. Dosen pembimbing kami selalu
memberikan motivasi dan nasehat supaya PPL kami nantinya lancar dan bermanfaat.
4. Kualitas Pembelajaran Di Sekolah Latihan

Guru pamong melakukan inovasi dengan memadukan belajar sambil bermain.


Permainan yang digunakan adalah permainan tradisional yang sering dimainkan oleh siswa
didik saat kecil. Akan tetapi di kombinasi dengan materi yang akan disampaikan. Model
pembelajaran seperti ini membuat suasana kelas menjadi lebih hidup dan tidak monoton
sehingga peserta didik tidak merasa bosan dan bersemangat mengikuti pembelajaran yang
berlangsung. Keuntungan lain adalah siswa didik belajar bekerja sama dengan teman sebaya
dalam menjalankan pembelajaran yang sedang berlangsung, sehingga aspek sosial dapat
tercapai dalam proses pembelajaran. Selain itu guru pamong kami tidak lupa untuk
memberikan pendidikan karakter.
5. Kemampuan Diri Praktikan
Sebagai seorang praktikan, saya dituntut harus mengendalikan suasana kelas tetap
hidup dan menyenangkan. Tetapi itu semua tidak mudah karena setiap siswa mempunyai
karakter yang berbeda-beda. Setiap kali ada siswa yang berulah maka saya harus
memberikannya hukuman. Tetapi hukuman tersebut tidaklah memberikan efek trauma
terhadap siswa. Misalnya dengan menyanyikan salah satu lagu nasional dll. Oleh karena itu,
bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing sangatlah diperlukan untuk menambah
pengetahuan praktikan.
6. Nilai Tambahan Yang Diperoleh Mahasiswa Setelah Melaksanakan PPL 1
Setelah Pengalaman Praktik Lapangan 1, saya banyak mendapat pengalaman.
Diantaranya adalah praktikan menjadi termotivasi karena setiap awal dan akhir pelajaran
siswa harus menyanyikan lagu nasional terlebih dahulu yang tidak pernah saya lakukan pada
saat saya di sekolah dahulu. Selain itu saat melakukan pengamatan dan praktik mengajar,
praktikan dapat memahami karakter peserta didik. Bukan saja karakter peserta didik,
praktikan juga mampu mengetahui metode pembelajaran yang tepat dan efektif untuk peserta
didik. Selain itu, praktikan mampu memperluas wawasan tentang pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan serta menjadikan diri lebih dewasa untuk menjadi contoh pada
peserta didik.
Pada kegiatan ekstrakurikuler, praktikan mampu menempatkan diri sebagai seorang
guru yang bukan saja memiliki tugas mengajar tetapi juga mendidik peserta didik untuk aktif
ekstrakurikuler. Misalnya kegiatan PERJUSAMI yang dilaksanakan di SMP Negeri 13
Semarang. Kami semua ikut serta dalam kegiatan tersebut dan menginap di sekolah demi
mendampingi peserta didik kami. Dalam kegiatan tersebut banyak interaksi antara kami dan
peserta didik. Sehingga menjadikan kami lebih akrab lagi dengan peserta didik.
7. Saran Pengembangan Bagi Sekolah Latihan Dan Unnes
Bagi sekolah : Saat olahraga sebaiknya sekolah mewajibkan siswa membawa sepatu
olahraga karena banyak siswa yang memakai sepatu pantofel yang sangat berbahaya untuk
melakukan gerakan bebas dan cepat. Hal ini dapat menimbulkan cidera yang dapat
menghambat proses belajar mengajar. Namun saat pelajaran selanjutnya siswa memakai
kembali sepatu hitam seperti yang ada dalam peraturan sekolah. Selain itu sebaiknya sarana
dan prasarananya diperbaiki lagi seperti menambah kun untuk pembelajaran, dan
memperbaiki ring dan garis lapangan supaya dalam kegiatan PJOK semakin lancar.
Bagi UNNES :Sebaiknya UNNES lebih meningkatkan koordinasi lagi dengan pihak
sekolah-sekolah yang diajak bekerjasama dalam kegiatan PPL ini. Karena untuk tahun ini ada
miss komunikasi antara pihak UNNES dengan pihak SMP Negeri 13 Semarang, dimana
mahasiswa PPL yang akan penerjunan sempat ditolak oleh pihak sekolah dengan dalih SMP
Negeri 13 Semarang tidak mendapat kuota PPL dari UNNES. Setelah dilakukan konfirmasi

kembali, akhirnya mahasiswa UNNES bisa PPL di sekolah tersebut, dan semoga untuk tahun
berikutnya tidak terulang kembali.
Semarang, 21 Agustus 2016
Mengetahui,
Guru Pamong

Mahasiswa Praktikan

Titik Herawati, S.Pd


NIP. 195903181981032007

Bambang Tri Atmojo


NIM. 6301413074

LAMPIRAN
Daftar Mahasiswa Praktikan Dosen Pembimbing

Jadwal Pelajaran Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017

Kalender Pendidikan SMP Negeri 13 Semarang

Anda mungkin juga menyukai