Field Trip ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau
obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau
pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, peternakan, perkebunan, lapangan bermain
dan sebagainya (Roestiyah, 2001:85). Winarno (1980: 115-116) mengatakan bahwa metode
karyawisata atau field trip adalah metode belajar dan mengajar di mana siswa dengan bimbingan
guru diajak untuk mengunjungi tempat tertentu dengan maksud untuk belajar.
Sosio drama adalah suatu cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku
dalam hubungan social.
Menonton film, film sebagai alat audio visual untuk pelajaran, penerangan, atau penyuluhan.
Banyak hal-hal yang dapat dijelaskan melalui film, antara lain tentang proses yang terjadi dalam
tubuh kita atau yang terjadi dalam suatu industri, kejadian-kejadian dalam alam, tata cara
kehidupan di negara asing, berbagai industri dan pertambangan, mengajarkan suatu ketrampilan,
sejarah kehidupan orang-orang besar dan sebagainya.
Diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah,
yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan
dipecahkan bersama. (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain : 2006).
Observasi ialah pengamatan langsung menggunakan alat indera atau alat bantu untuk
penginderaan suatu subjek atau objek. Observasi juga merupakan basis sains yang dilakukan
dengan menggunakan panca indera atau instrument sebagai alat bantu penginderaan ( Purnomo,
2008).
Ceramah Menurut Nana Sudjana ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan.
Metode ini tidak akan baik apabila penggunaannya dipersiapkan dengan baik, didukung dengan
alat dan media, serta memperhatikan batas-batas penggunaannya. ( Nana Sudjana 2000:77).
Resitasi(penugasan) suatu cara dari guru dalam proses belajar mengajar untuk mengaktifkan
siswa dalam belajar baik di sekolah maupun di rumah dan untuk dipertanggung jawabkan kepada
guru.
Wawancara dimana guru mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan kepada seluruh murid di
kelas. Ada dua macam langkah yang dapat diterapkan oleh guru dalam melaksanakan metode
interview, yakni yang pertama langkah yang bersifat individual dan kedua langkah yang bersifat
kelompok.
Games adalah metode belajar dengan melakukan kegiatan yang menggembirakan yang dapat
menunjang tercapainya tujuan instruksional matematika yang menyangkut aspek kognitif,
psikomotorik, atau efektif
STRUKTUR PROGRAM SEKOLAH MENENGAH UMUM KELAS X DAN XI
MENGGUNAKAN KURIKULUM 1994
Sebagaimana nampak dalam tabel di atas, untuk membekali peserta didik dengan learning tools
yang dipersyaratkan untuk memasuki perguruan tinggi, mata pelajaran Bahasa Inggris diberikan
5 jam pelajaran per-minggu di kelas X dan 5 jam pelajaran di kelas XI. Mata pelajaran Bahasa
Inggris juga diberikan masing-masing 4 jam pelajaran per-minggu di kelas X dan kelas XI. Mata
pelajaran Matematika diberikan 6 jam pelajaran per-minggu di kelas X dan XI. Demikian pula,
mata pelajaran dalam kelompok IPA, yaitu Fisika diberika 5 jam pelajaran per-minggu selama di
kelas X dan XI; mata pelajaran Biologi diberikan 4 jam pelajaran per-minggu di kelas X dan XI;
dan mata pelajaran kimia diberikan 3 jam pelajaran per-minggu di kelas X dan XI. Satu jam
pelajaran = 45 menit.
STRUKTUR PROGRAM SEKOLAH MENENGAH UMUM KELAS XII
MENGGUNAKAN KURIKULUM 1994
Program IPA
Mata pelajaran Olah raga dan Pendidikan Kesehatan sebagai kegiatan ekstra kurikuler
dan disesuaikan dengan kondisi sekolah. Program ini mempersiapkan siswa untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan social, baik dalam bidang pendidikan akademik maupun professional.
Program ini juga memberikan bekal kemampuan kepada siswa secara langsung atau tidak
langsung untuk bekerja di masyarakat.
EVALUASI
Evaluasi Kurikulum
Setelah kurikulum 1994 berjalan selama 5 tahun, direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah pada tanggal 14 Juli 1999 menerbitkan Penyempurnaan Penyesuaian
Kurikulum 1994 atau Suplemen GBPP. Hal ini dilakukan karena adanya tanggapan,
kritik, dan saran dari praktisi, pakar, ahli, serta masyarakat terhadap kurikulum 1994.
Tanggapan dan kritik tersebut pada umumnya berkenaan dengan padatnya isi kurikulum.
Kepadatan isi kurikulum 1994 dapat dilihat pada banyaknya mata pelajaran dan juga
substansi dari setiap mata pelajaran. Penyempurnaan yang lain adalah dalam hal materi
yang kurang sesuai, baik dengan tahap perkembangan anak maupun dengan kebutuhan
pembangunan nasional dan perkembangan iptek. Kurikulum yang berlaku diaggap
kurang mengakomodasi keragaman potensi peserta didik, aspirasi dan peran serta
masyarakat.
Dengan pertimbangan hal tersebut telah dilakukan evaluasi, pengkajian dokumen dan
pelaksanaan kurikulum sebagai bagian dari proses pengembangan kurikulum dan
kemudian dilanjutkan dengan penyesuaian kurikulum sebagai upaya untuk menanggapi
tuntutan pembangunan nasional dan perkembangan iptek serta kritik dan saran dari para
praktisi, pakar, ahli, dan masyarakat. Penyempurnaan atau penyesuaian kurikulum 1994
meliputi semua mata pelajaran, namun alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran dalam
satu minggu tidak mengalami perubahan. Adapun bentuk penyesuaiannya antara lain
meliputi:
a. Penghapusan subpokok bahasan
b. Penyederhanaan subpokok bahasan
c. Penggabungan dan pemindahan pokok bahasan
d. Menunda pembahasan materi tertentu pada kelas yang lebih tinggi
e. Menjadikan materi wajib menjadi pengayaan dan sebaliknya
f. Menata urutan dan distribusi pokok bahasan
g. Penyempurnaan kalimat dalam GBPP yang dianggap kurang jelas.
Evaluasi Pembelajaran
Penilaian dilakukan dalam ulangan harian, ulangan catur wulan, serta EBTA dan
EBTANAS. Ulangan harian dan catur wulan dilakukan oleh guru dan dijadikan sebagai
dasar untuk pemberian nilai dalam rapor dan kenaikan kelas, sedangkan EBTA dilakukan
oleh sekolah untuk mata pelajaran yang tidak di-EBTANAS-kan. EBTANAS
dikoordinasikan secara nasional oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai
salah satu dasar dalam menentukan kelulusan siswa. Bentuk soal yang digunakan adalah
soal uraian dan pilihan ganda. Bentuk soal uraian biasa digunakan dalam ulangan harian,
maksudnya agar siswa memperoleh kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya
secara tertulis. Adapun bentuk soal pilihan ganda terutama digunakan dalam EBTANAS.
Maksudnya adalah demi obyektivitas dalam memberikan penilaian. Dalam EBTANAS
juga masih ada soal uraian, tetapi uraian terbatas
KELEBIHAN KURIKULUM 1994
1. Penggunaan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental,
fisik, dan sosial.
2. Pengajaran dari hal yang konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang
sulit, dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.
3. Kurikulum yang dibuat dengan berdasarkan activate learning (pembelajaran aktif)
yang menekankan pada pendekatan konsep dan keterampilan proses.
4. Struktur horizontal, termasuk ke dalam seperated subject (terpisah). Hal ini
menandakan pada tingkatan SMA materi sudah terpisah, contohnya materi IPA dipecah
menjadi fisika, biologi, dan kimia.
5 Pelaksanaan kurikulum di sekolah yang merupakan sistem catur wulan. Sistem catur
wulang membagi waktu belajar satu tahun ajaran menjadi tiga bagian waktu yang masing
– masing disebut catur wulan (1 tahun 3 catur wulan).