Anda di halaman 1dari 11

Nama :

1. Atika Nurul Handayani 13022000031


2. Nova Amelia Putri 13022000044
Kelas : 4A – Pendidikan Teknologi Informasi
KURIKULUM 1994

SEJARAH KURIKULUM 1994


Kurikulum diartikan sebagai : suatu dokumen atau rencana tertulis mengenai kualitas pendidikan
yang harus dimiliki oleh peserta didik melalui suatu pengalaman belajar. Pengertian ini
mengandung arti bahwa kurikulum harus tertuang dalam satu atau beberapa dokumen atau
rencana tertulis. Dokumen atau rencana tertulis itu berisikan pernyataan mengenai kualitas yang
harus dimiliki seorang peserta didik yang mengikuti kurikulum tersebut. Pengertian kualitas
pendidikan disini mengandung makna bahwa kurikulum sebagai dokumen merencanakan
kualitas hasil belajar yang harus dimiliki peserta didik, kualitas bahan/konten pendidikan yang
harus dipelajari peserta didik, kualitas proses pendidikan yang harus dialami peserta didik.
Kurikulum dalam bentuk fisik ini seringkali menjadi fokus utama dalam setiap proses
pengembangan kurikulum karena ia menggambarkan ide atau pemikiran para pengambil
keputusan yang digunakan sebagai dasar bagi pengembangan kurikulum sebagai suatu
pengalaman.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum
1984. Terjadinya perubahan kurikulum 1984 ke kurikulum 1994 sesungguhnya juga
dimaksudkan untuk lebih memberikan bekal bagi siswa ke arah penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam upaya membentuk masyarakat yang maju dalam era globalisasi sekarang
ini. Dengan materi pelajaran yang dijabarkan di dalam kurikulum 1994 diharapkan lulusan
sekolah kita dari segala satuan pendidikan memiliki wawasan yang seiring dan seirama dengan
tuntutan kemajuan jaman.

KONSEP DASAR KURIKULUM 1994


Kegiatan belajar siswa cenderung di dalam kelas. Proses pembelajaran bersifat klasikal dengan
tujuan agar siswa menguasai materi pelajaran dengan baik. Guru dianggap sebagai pusat dari
pembelajaran, karena guru menyampaikan materi hanya menggunakan satu metode saja, yaitu
metode ceramah. Oleh karena itu guru dianggap sebagai pusat pembelajaran. Serta guru
mengajar dikelas hanya mengejar target berupa materi yang harus dikuasai dan berorientasi
kognitif.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan
undang-undang No.2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. Hal ini berdampak pada
sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem
caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam 1 tahun menjadi 3 tahap
diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup
banyak.
Banyak masalah yang terjadi saat berlangsungnya pelaksanaan kurikulum 1994. Hal ini
mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah satu
upaya penyempurnaan itu diberlakukannya suplemen kurikulum 1994. Penyempurnaan
dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu
penyempurnaan kurikulum secara terus-menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulum dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.
Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang
ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana
pendukungnya. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi
materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan berbagai aspek terkait, seperti tujuan materi,
pembelajaran, evaluasi dan sarana/prasarana termasuk buku pelajaran.
KARAKTERISTIK KURIKULUM 1994
Pada kurikulum tahun 1994 model administratif disebut dengan model garis staff atas ke bawah.
Karena inisiatif dan gagasan datang dari pemerintah pusat. Jadi pemerintah pusat yang menyusun
kurikulum yang akan dijalankan oleh setiap satuan pendidikan. Guru hanya sekedar menjalankan
apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Dalam kurikulum tahun 1994, pembelajaran matematika mempunyai karakter yang khas, struktur
materi sudah disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak, materi keahlian seperti
komputer semakin mendalam, model-model pembelajaran matematika kehidupan disajikan
dalam berbagai pokok bahasan. Intinya pembelajaran matematika saat itu mengedepankan
tekstual materi namun tidak melupakan hal-hal konstektual yang berkaitan dengan materi. Soal
cerita menjadi sajian menarik di setiap akhir pokok bahasan, hal ini diberikan dengan
pertimbangan agar siswa dapat menyelesaikan permasalahan kehidupan yang dihadapi sehari-
hari.
Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua
siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus
dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan
masyarakat sekitar. Dalam pelaksanaan kegiatan guru dapat memilih dan menggunakan strategi
yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.
Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok
bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara
pengajaran yang menekankan pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan
keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah. Pengajaran ke hal yang konkret ke
hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang
kompleks. Pengulang-ulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan
pemahaman siswa

CIRI-CIRI KURIKULUM 1994


1. Pembagian tahapan pembelajaran disekolah dengan sistem caturwulan.
2. Pembelajaran disekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat
(berorientasi pada materi pelajaran/isi).
3. Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum
untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga
daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan
lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
4. Evaluasi menekankan pada kemampuan kognitif.
5. Kurikulum 1994 lebih ditekankan pada perolehan hasil tes yang tinggi, dalam raport
diwujudkan dengan bentuk angka-angka. Bagi raport anak didik yang tertulis angka-
angka tinggi dari hasil ujian dinyatakan sebagai anak yang berprestasi.
6. Pada Kurikulum 1994 anak didik wajib masuk kelas selama 6 hari / minggu dan
menghabiskan 42 jam pelajaran.
7. Dalam kurikulum 1994 guru berperan sangat penting,karena merupakan sumber belajar
satu-satunya yang di miliki oleh siswa.
ISI DAN STRUKTUR KURIKULUM 1994
A. Isi kurikulum SMU 1994
1. Isi program
Isi kurikulum 1994 SMU memuat mata pelajaran sebagai berikut, Pendidikan
Agama, Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa dan Sastra Indonesia,
Sejarah Nasional dan Dunia, Bahasa Inggris, Olahraga dan Pendidikan
Kesehatan, Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Ekonomi, Geografi,
Sosiologi, Pendidikan Seni, Bahasa Asing, Seni Budaya, Sistem
Pemerintahan, dan Antropologi.
2. Lama pendidikan
Pendidikan Dasar merupakan pendidikan sembilan tahun yang terdiri atas
program pendidikan enam tahun yang diselenggarakan di SD dan program
pendidikan tiga tahun yang diselenggarakan di SLTP. Dan tiga tahun di SMU.
3. Susunan program
Susunan program dibagi menjadi dua yaitu Program Kurikuler dan Program
Ekstrakurikuler, secara jelasnya di bawah ini:
a. Program Kurikuler
Program kurikuler memuat jenis-jenis mata pelajaran dan disajikan dalam
susunan program pengajaran kurikulum.
b. Program Ekstrakurikuler
Kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler
berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan
program kurikuler serta berupa kegiatan yang lebih memantapkan
pembentukan kepribadian seperti pramuka, usaha kesehatan sekolah, olahraga,
palang merah, dan kesenian.
B. Struktur kurikulum 1994 SMU
Kurikulum 1994 bersifat populis yaitu memberlakukan satu sistem kurikulum
untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti
sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri
disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar. Sistem
penjurusan Bahasa, IPA, dan IPS yang dahulu pernah ditinggalkan karena alasan
adanya kandungan konotasi diskriminatif dengan mendudukkan siswa IPA lebih
elite dan lebih superior daripada siswa IPS dan Bahasa ternyata kini dipakai lagi.
Realitanya dalam Kurikulum 1994 SMU maka siswa kelas tiga “dijuruskan” ke
program pilihan; masing-masing ialah Program Bahasa, IPA dan IPS.
Penjurusan dilaksanakan di kelas XII diambil dengan beberapa pertimbangan
berikut:
1. secara empiris perguruan tinggi memilih calon mahasiswa yang memiliki
penguasaan materi mata pelajaran SMU sebagai learning-tools secara memadai
yang dapat ditransfer untuk menempuh pendidikan di pendidikan tinggi
2. yang termasuk learning-tools adalah mata-mata pelajaran Sains,
Matematika, dan Bahasa serta mata pelajaran lain yang menanamkan cara berpikir
saintifik
3. guna memperkuat bekal untuk memasuki perguruan tinggi, maka bilamana
siswa SMU hanya diberi kesempatan satu tahun untuk mengikuti mata-mata
pelajaran sebagaimana butir (2), tidaklah mencukupi, sehingga sebagian besar
kesempatan atau peluang memasuki perguruan tinggikan direbut oleh para siswa
dari jurusan IPA atau jurusan Matematika
4. oleh karena itu perlu diberikan kesempatan yang memadai bagi semua siswa
SMU untuk memperoleh bekal sebagaimana butir (2) dalam kurun waktu dua
tahun, yaitu dikelas X dan XI SMU. Dengan demikian maka penjurusan SMU
diadakan dikelas XII. Jurusan dalam kurikulum 1994 disebut Program.

Beberapa pertimbangan yang digunakan dalam penentuan program atau jurusan di


SMU, antara lain adalah;
1. Kebutuhan perguruan tinggi dalam menyeleksi calon mahasiswa terutama
periode seleksi mahasiswa sampai dengan tahun 1990-an;
2. Nampaknya seleksi masuk perguruan tinggi dalam masa tersebut butir 1
berfokus pada 3 (tiga) kelompok penguasaan materi, yaitu; (a) penguasaan materi
terkait dengan bahasa dan sastra; (b) penguasaan terkait dengan sains dan
matematika; dan (c) penguasaan materi terkait dengan ilmu-ilmu sosial. Dengan
catatan, setiap siswa SMU sudah memperoleh bekal sains dan matematika secara
memadai di kelas X dan kelas XI SMU.
METODE PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 1994

Field Trip ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau
obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau
pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, peternakan, perkebunan, lapangan bermain
dan sebagainya (Roestiyah, 2001:85). Winarno (1980: 115-116) mengatakan bahwa metode
karyawisata atau field trip adalah metode belajar dan mengajar di mana siswa dengan bimbingan
guru diajak untuk mengunjungi tempat tertentu dengan maksud untuk belajar.
Sosio drama adalah suatu cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku
dalam hubungan social.
  Menonton film, film sebagai alat audio visual untuk pelajaran, penerangan, atau penyuluhan.
Banyak hal-hal yang dapat dijelaskan melalui film, antara lain tentang proses yang terjadi dalam
tubuh kita atau yang terjadi dalam suatu industri, kejadian-kejadian dalam alam, tata cara
kehidupan di negara asing, berbagai industri dan pertambangan, mengajarkan suatu ketrampilan,
sejarah kehidupan orang-orang besar dan sebagainya.
Diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah,
yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan
dipecahkan bersama. (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain : 2006).
Observasi ialah pengamatan langsung menggunakan alat indera atau alat bantu untuk
penginderaan suatu subjek atau objek. Observasi juga merupakan basis sains yang dilakukan
dengan menggunakan panca indera atau instrument sebagai alat bantu penginderaan ( Purnomo,
2008).
Ceramah  Menurut Nana Sudjana ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan.
Metode ini tidak akan baik apabila penggunaannya dipersiapkan dengan baik, didukung dengan
alat dan media, serta memperhatikan batas-batas penggunaannya. ( Nana Sudjana 2000:77).
  Resitasi(penugasan)  suatu cara dari guru dalam proses belajar mengajar untuk mengaktifkan
siswa dalam belajar baik di sekolah maupun di rumah dan untuk dipertanggung jawabkan kepada
guru.
  Wawancara dimana guru mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan kepada seluruh murid di
kelas. Ada dua macam langkah yang dapat diterapkan oleh guru dalam melaksanakan metode
interview, yakni yang pertama  langkah yang bersifat individual dan kedua langkah yang bersifat
kelompok.
Games adalah  metode belajar dengan melakukan kegiatan yang menggembirakan yang dapat
menunjang tercapainya tujuan instruksional matematika yang menyangkut aspek kognitif,
psikomotorik, atau efektif
STRUKTUR PROGRAM SEKOLAH MENENGAH UMUM KELAS X DAN XI
MENGGUNAKAN KURIKULUM 1994
Sebagaimana nampak dalam tabel di atas, untuk membekali peserta didik dengan learning tools
yang dipersyaratkan untuk memasuki perguruan tinggi, mata pelajaran Bahasa Inggris diberikan
5 jam pelajaran per-minggu di kelas X dan 5 jam pelajaran di kelas XI. Mata pelajaran Bahasa
Inggris juga diberikan masing-masing 4 jam pelajaran per-minggu di kelas X dan kelas XI. Mata
pelajaran Matematika diberikan 6 jam pelajaran per-minggu di kelas X dan XI. Demikian pula,
mata pelajaran dalam kelompok IPA, yaitu Fisika diberika 5 jam pelajaran per-minggu selama di
kelas X dan XI; mata pelajaran Biologi diberikan 4 jam pelajaran per-minggu di kelas X dan XI;
dan mata pelajaran kimia diberikan 3 jam pelajaran per-minggu di kelas X dan XI. Satu jam
pelajaran = 45 menit.
STRUKTUR PROGRAM SEKOLAH MENENGAH UMUM KELAS XII
MENGGUNAKAN KURIKULUM 1994
 Program IPA

Program Ilmu Penegathuan Alam (IPA) mempersiapkan siswa melanjutkan pendidikan


ke jenjang pendidikan tinggi yang berkaitan dengan matematika dan ilmu pengetahuan
alam baik dalam bidang akademik maupuan pendidikan professional. Program ini juga
memberikan bekal kemampuan kepada siswa secara langsung maupun tidak langsung
untuk bekerja di masyarakat.
 Program Ilmu Sosial

Mata pelajaran Olah raga dan Pendidikan Kesehatan sebagai kegiatan ekstra kurikuler
dan disesuaikan dengan kondisi sekolah. Program ini mempersiapkan siswa untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan social, baik dalam bidang pendidikan akademik maupun professional.
Program ini juga memberikan bekal kemampuan kepada siswa secara langsung atau tidak
langsung untuk bekerja di masyarakat.

EVALUASI
 Evaluasi Kurikulum
Setelah kurikulum 1994 berjalan selama 5 tahun, direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah pada tanggal 14 Juli 1999 menerbitkan Penyempurnaan Penyesuaian
Kurikulum 1994 atau Suplemen GBPP. Hal ini dilakukan karena adanya tanggapan,
kritik, dan saran dari praktisi, pakar, ahli, serta masyarakat terhadap kurikulum 1994.
Tanggapan dan kritik tersebut pada umumnya berkenaan dengan padatnya isi kurikulum.
Kepadatan isi kurikulum 1994 dapat dilihat pada banyaknya mata pelajaran dan juga
substansi dari setiap mata pelajaran. Penyempurnaan yang lain adalah dalam hal materi
yang kurang sesuai, baik dengan tahap perkembangan anak maupun dengan kebutuhan
pembangunan nasional dan perkembangan iptek. Kurikulum yang berlaku diaggap
kurang mengakomodasi keragaman potensi peserta didik, aspirasi dan peran serta
masyarakat.
Dengan pertimbangan hal tersebut telah dilakukan evaluasi, pengkajian dokumen dan
pelaksanaan kurikulum sebagai bagian dari proses pengembangan kurikulum dan
kemudian dilanjutkan dengan penyesuaian kurikulum sebagai upaya untuk menanggapi
tuntutan pembangunan nasional dan perkembangan iptek serta kritik dan saran dari para
praktisi, pakar, ahli, dan masyarakat. Penyempurnaan atau penyesuaian kurikulum 1994
meliputi semua mata pelajaran, namun alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran dalam
satu minggu tidak mengalami perubahan. Adapun bentuk penyesuaiannya antara lain
meliputi:
a.       Penghapusan subpokok bahasan
b.      Penyederhanaan subpokok bahasan
c.       Penggabungan dan pemindahan pokok bahasan
d.      Menunda pembahasan materi tertentu pada kelas yang lebih tinggi
e.       Menjadikan materi wajib menjadi pengayaan dan sebaliknya
f.       Menata urutan dan distribusi pokok bahasan
g.      Penyempurnaan kalimat dalam GBPP yang dianggap kurang jelas.
 Evaluasi Pembelajaran
Penilaian dilakukan dalam ulangan harian, ulangan catur wulan, serta EBTA dan
EBTANAS. Ulangan harian dan catur wulan dilakukan oleh guru dan dijadikan sebagai
dasar untuk pemberian nilai dalam rapor dan kenaikan kelas, sedangkan EBTA dilakukan
oleh sekolah untuk mata pelajaran yang tidak di-EBTANAS-kan. EBTANAS
dikoordinasikan secara nasional oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai
salah satu dasar dalam menentukan kelulusan siswa. Bentuk soal yang digunakan adalah
soal uraian dan pilihan ganda. Bentuk soal uraian biasa digunakan dalam ulangan harian,
maksudnya agar siswa memperoleh kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya
secara tertulis. Adapun bentuk soal pilihan ganda terutama digunakan dalam EBTANAS.
Maksudnya adalah demi obyektivitas dalam memberikan penilaian. Dalam EBTANAS
juga masih ada soal uraian, tetapi uraian terbatas
KELEBIHAN KURIKULUM 1994
1. Penggunaan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental,
fisik, dan sosial.
2. Pengajaran dari hal yang konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang
sulit, dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.
3. Kurikulum yang dibuat dengan berdasarkan activate learning (pembelajaran aktif)
yang menekankan pada pendekatan konsep dan keterampilan proses.
4. Struktur horizontal, termasuk ke dalam seperated subject (terpisah). Hal ini
menandakan pada tingkatan SMA materi sudah terpisah, contohnya materi IPA dipecah
menjadi fisika, biologi, dan kimia.
5 Pelaksanaan kurikulum di sekolah yang merupakan sistem catur wulan. Sistem catur
wulang membagi waktu belajar satu tahun ajaran menjadi tiga bagian waktu yang masing
– masing disebut catur wulan (1 tahun 3 catur wulan).

KEKURANGAN KURIKULUM 1994


1. Aspek yang dikedepankan dalam kurikulum 1994 terlalu padat dan banyak.
2. Konsep pengajaran saru arah dari guru ke murid.
3. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya
materi atau substansi pada setiap mata pelajaran.
4. Materi pelajaran yang dianggap terlalu sukar, karena kurang relevan dengan tingkat
perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan
aplikasi kehidupan sehari – hari.
5. Proses pembelajaran yang bersifat klasikal denngan tujuan menguasai materi pelajaran,
dengan hanya menjadikan guru sebagai pusat pembelajaran di kelas.
6. Metode yang digunakan untuk mengajar oleh guru di kelas cenderung monotone, yaitu
hanya menggunakan metode ceramah saja dan tidak menggunakan metode – metode lain.
7. Guru mengajar hanya mengejar target berupa materi pelajaran yang harus dikuasai
oleh siswa.
8. Materi yang diberikan terkesan overload, sehingga yang terjadi pengulangan –
pengulangan materi. Hal ini juga menyebabkan pemborosan waktu, tenaga dan pikiran,
namun juga kebosanan atau kejenuhan pada diri siswa.
CONTOH BUKU PELAJARAN PADA KURIKULUM 1994

Anda mungkin juga menyukai