PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Istilah kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir (pelari) dan
curere (tempat berpacu), dan pada awalnya digunakan dalam dunia
olahraga. Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk
mendapatkan
medali/penghargaan.
Kemudian,
pengertian
tersebut
kegiatan
pembelajaran
untuk
mencapai
tujuan
Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan kurikulum pada orde lama?
2. Bagaimana perkembangan kurikulum pada orde baru?
3. Bagaimana perkembangan kurikulum pada era reformasi?
1.3
Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan kurikulum pada orde lama
2. Untuk mengetahui perkembangan kurikulum pada orde baru
3. Untuk mengetahui perkembangan kurikulum pada era reformasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
kegiatan
pembelajaran
untuk
mencapai
tujuan
Daya cipta
Rasa
Karsa
Karya
Moral
c. Emosional/artistik
d. Keprigelan (keterampilan)
e. Jasmaniah
Pada perkembangannya, rencana pembelajaran lebih dirinci lagi
setiap pembelajarannya, yang dikenal dengan istilah Rencana
Pelajaran Terurai 1952. Pada masa itu juga dibentuk Kelas
Masyarakat. yaitu sekolah khusus bagi lulusan SR 6 tahun yang
tidak melanjutkan ke SMP. Kelas masyarakat mengajarkan
keterampilan, seperti pertanian, pertukangan, dan perikanan.
Tujuannya agar anak tak mampu sekolah ke jenjang SMP, bisa
langsung bekerja.
Mata Pelajaran yang ada pada Kurikulum 1954 yakni untuk
jenjang Sekolah Rakyat (SD) menurut Rencana Pelajaran 1947
adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
3.
Bahasa Indonesia
Bahasa Daerah
Berhitung
Ilmu Alam
Ilmu Hayat
Ilmu Bumi
Sejarah
Menggambar
Menulis
Seni Suara
Pekerjaan Tangan
Pekerjaan kepurtian
Gerak Badan
Kebersihan dan kesehatan
Didikan budi pekerti
Pendidikan agama
Isu yang
2004),
yaitu
pengembangan
moral,
kecerdasan,
Pancawardhana
menjadi
pembinaan
jiwa
pancasila,
1964
yang
dicitrakan
sebagai
produk
Orde
pendidikan.
Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan
lebih efisien dan efektif. Yang melatarbelakangi adalah pengaruh
konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by
objective) yang terkenal saat itu, kata Drs. Mudjito, Ak, MSi,
Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas.
Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam
Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini
dikenal istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap
satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk
umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat
pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum
1975 banyak dikritik. Guru dibikin sibuk menulis rincian apa yang
akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
3.
Kurikulum 1984
Secara umum dasar perubahan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984
di antaranya adalah sebagai berikut.:
1. Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yang belum
tertampung ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan
menengah.
2. Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai
bidang studi dengan kemampuan anak didik.
3. Terdapat kesenjangan antara program kurikulum
dan
pelaksanaannya di sekolah.
4. Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di
setiap jenjang..
5. Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB)
sebagai bidang pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari
tingkat kanak-kanak sampai sekolah menengah tingkat atas
termasuk Pendidikan Luar Sekolah.
6. Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk
memenuhi kebutuhan perkembangan lapangan kerja.
Atas dasar perkembangan itu maka menjelang tahun 1983 antara
kebutuhan
atau
tuntutan
masyarakat
dan
ilmu
ini
banyak
dipengaruhi
oleh
aliran
psikologi
pada
pemahaman
konsep
dan
keterampilan
10
pencapaian
kompetensi;
dan
pengembangan
pembelajaran.
Ciri-ciri KBK sebagai berikut:
1) Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara
individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar
(learning outcomes) dan keberagaman.
2) Kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode
yang bervariasi.
3) sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar
lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
4) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam
upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
5) Struktur kompetensi dasar KBK ini dirinci dalam komponen
aspek, kelas dan semester.
6) Keterampilan dan pengetahuan dalam setiap mata pelajaran,
disusun dan dibagi menurut aspek dari mata pelajaran tersebut.
7) Pernyataan hasil belajar ditetapkan untuk setiap aspek rumpun
pelajaran pada setiap level.
8) Perumusan hasil belajar adalah untuk menjawab pertanyaan,
11
kompetensi
menitikberatkan
pada
pengembangan kemampuan untuk melakukan kompetensi tugastugas tertentu sesuai dengan standar performance yang telah
ditetapkan. Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan mengacu
pada upaya penyiapan individu yang mampu melakukan perangkat
kompetensi yang telah ditentukan. Implikasinya adalah perlu
dikembangkan suatu kurikulum berbasis kompetensi sebagai
pedoman pembelajaran.
Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai
dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus
menerus dapat memungkinkan seseorang untuk menjadi kompeten,
dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai
dasar untuk melakukan sesuatu (Puskur, 2002:55).
Kurikulum 2004 lebih keren dengan nama Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Setiap mata pelajaran dirinci berdasarkan
kompetensi apa yang mesti di capai siswa. Kerancuan muncul pada
alat ukur pencapaian kompetensi siswa yang berupa Ujian Akhir
Sekolah dan Ujian Nasional yang masih berupa soal pilihan ganda.
Bila tujuannya pada pencapaian kompetensi yang diinginkan pada
siswa, tentu alat ukurnya lebih banyak pada praktik atau soal
uraian yang mampu mengukur sejauh mana pemahaman dan
kompetensi siswa. Walhasil, hasil KBK tidak memuaskan dan
guru-guru pun tak paham betul apa sebenarnya kompetensi yang
diinginkan pembuat kurikulum.
12
di
masing-masing
satuan
pendidikan.
Jadi,
pendidikan
SD/MI/SDLB,
SMP/MTs/SMPLB,
13
dihentikan
pada
beberapa
sekolah
dan
digantikan
14
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Perubahan kurikulum disesuaikan dengan tujuan yang ingin
dicapai oleh para penguasa. Tentu saja ada beberapa hal yang memang
tujuannya diesuaikan dengan tuntutan kondisi zaman. Perjalanan
kurikulum pendidikan di Indonesia sejalan dengan sejarah perkembangan
bangsa Indonesia itu sendiri. Ketika Indonesia dalam cengkraman
kolonial, maka kurikulum pendidikan yang dikembangkan adalah demi
kepentingan penjajah itu sendiri, baik penjajahan Belanda maupun Jepang.
Masa kolonialisme yang panjang dan begitu mengakar dalam kebudayaan
Indonesia, disadari ataupun tidak, turut pula memberikan pengaruh
terhadap pola pendidikan Indonesia ketika merdeka meskipun dalam hal
ini nuansanya lebih keindonesiaan.
Pendidikan di Indonesia juga tidak jarang masuk dalam bidikan
politisi. Ketika orde lama berkuasa, pertentangan ideologi juga menyusupi
dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Sekolah sempat dijadikan
wahana ideologisasi atau proses internalisasi sosial komunis. Begitu pula
ketika orde baru memimpin, maka pelanggengan kekuasaan juga
dikoarkan dalam dunia pendidikan dengan pendidikan Pancasilanya.
Meski demikian, sejarah kurikulum pendidikan nasional senantiasa
mencari formula sesuai dengan perkembangan zaman. Ketika posisi
sentralisasi pendidikan dianggap sudah usang dan kurang relevan dengan
otonomi daerah, maka pendidikan juga turut mengalami desentralisasi
dengan memberikan daerah otonomi sendiri. Bahkan terakhir, pemerintah
pusat memberikan kebijakan kepada masing-masing satuan pendidik untuk
menentukan silabus yang sesuai dengan kondisi peserta didik. Pemerintah
pusat dalam hal ini hanya menentukan standar kompetensi dan kompetensi
dasarnya.
15
3.2
Saran
Sebagai saran dari penulis, semoga setelah membaca makalah ini kita
semua dapat memahami tentang Penguasaan tentang Kurikulum (1947
sekarang) dan dapat menguasai Kurikulum.
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2003.Pelayanan Profesional Kurikulum 2004: Pengelolaan Kurikulum di
Tingkat Sekolah. Jakarta:Depdiknas.
Bagus,
Andi.
2008. Kurikulum
Pendidikan
di
Indonesia.
http://andibagus.blogspot.com/2008/03/kurikulummpendidikan-di indonesia.htm
l. (Diakses 24 September 2016).
Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mulyadi, Usman, dkk. 1988. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum.Jakarta:Bina
Aksara.
Nasution. 1999. Asas Asas Kurikulum. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suyanto,
2006. Persoalan
Implementasi
Kurikulum
Berbasis
17