Anda di halaman 1dari 194

BAHASA INDONESIA

OLEH:

EKO CAHYO PRAWOTO, S.PD., M.PD.


NO. HP : 085730481885
PIN : 25D92D97

KONTRAK KULIAH
Perkuliahan dilaksanakan minimal 14
kali pertemuan + UTS dan UAS.
Mahasiswa tidak hadir dalam
perkuliahan maksimal 3 kali
pertemuan.
Tugas: Presentasi + Makalah, Soal
Uraian,
Mahasiswa telat maksimal 20 menit
(lebih dari 20 menit dilarang tanda
tangan)

MATERI
A. Sejarah,
kedudukan,
dan
fungsi bahasa Indonesia
1. Sejarah Bahasa Indonesia
2. Kedudukan dan Fungsi Bahasa
Indonesia
3. Peran Bahasa Indonesia sebagai
pengembang
kepribadian
bangsa
B. Ragam Bahasa Indonesia
1. Pengertian ragam bahasa
2. Ragam Bahasa Lisan dan Tulis
3. Ragam Bahasa Baku dan Tidak
Baku
4. Bahasa Indonesia yang baik dan
benar
5. Ragam bahasa Ilmiah

MATERI
C.
1.
2.
3.

EYD
Pemakaian huruf kapital
Pemakaian tanda baca
Penulisan kata, akronim,
singkatan, angka dan
lambang bilangan, unsur
serapan
4. Latihan menggunakan EYD
D. Kata dan Pembentukan
Kata
1.Pengertian
2.Proses Pembentukan Kata

MATERI
E.
1.
2.
3.

Kalimat
Pengertian Kalimat
Bagian Kalimat
Pola Dasar Kalimat Bahasa
Indonesia
4. Kalimat efektif
5. Jenis Kalimat.
6. Latihan Pemakaian Kalimat
Efektif
F.
1.
2.
3.
4.

Paragraf
Pengertian Paragraf
Komponen Paragraf
Teknik Pengembangan Paragraf
Latihan Mengembangkan
Paragraf

MATERI
G. Membaca untuk Menulis
1. Membuat catatan
2. Memparafrase
3. Meringkas
4. Menceritakan kembali
5. Menyintesis dan mengalisis
6. Latihan
H. Menulis Akademik
1. Penentuan Masalah
2. Kerangka Karangan
3. Penulisan Kutipan
4. Penulisan Daftar Pustaka
5. Sistematika Tulisan
6. Penyusunan Karya Tulis

MATERI
I. Bebicara Akademik
1. Presentasi Ilmiah
2. Seminar

Deskripsi dan Manfaat Mata Kuliah Bahasa


Indonesia
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah bahasa Indonesia sebagai MKD
menekankan keterampilan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar dalam ranah
menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Manfaat Perkuliahan :
Memberi landasan tentang Bahasa Indonesia
yang
harus
dikuasai
mahasiswa
guna
meningkatan kemampuan berbahasa baik secara
lisan atau tertulis, yang meliputi pembuatan
makalah, laporan, dan tugas akhir, di lingkungan
akademis dan atau di lingkungan masyarakat.

Permasalahan dalam Bahasa Indonesia


1. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk belajar Bahasa
Indonesia.
2. Kebiasaan masyarakat dalam mengikuti kesalahan
berbahasa.
3. Pendidikan belum mengambil peran sentral dalam
pendidikan bahasa .
4. Kurangnya
peran
media
pertelevisian
dalam
memberikan pendidikan bahasa yang baik dan benar.
5. Pengaruh bahasa gaul, prokem, komunitas, alay, dll.

Dampak Kesalahan Berbahasa


1. Menurunya derajat Bahasa Indonesia.
2. Masyarakat akan semakin mengabaikan
penggunaan Bahasa Indonesia sesuai
kaidah.
3. Eksistensi Bahasa Indonesia terancam
terpinggirkan oleh bahasa gaul.

Solusi Permasalahan Bahasa Indonesia


1. Perlu adanya usaha pada saat ini
menanamkan dan menumbuhkembangkan
pemahaman terhadap Bahasa Indonesia
sebagai Bahasa Nasional.
2. Perlu adanya tindakan nyata dari semua
pihak yang peduli terhadap eksistensi
bahasa Indonesia
3. Menyadarkan masyarakat Indonesia untuk
mengutamakan
penggunaan
bahasa
Indonesia secara baik dan benar daripada
bahasa Gaul oleh orang tua atau guru.

Solusi Permasalahan Bahasa Indonesia


4. Pemerintah Indonesia harus menekankan
penggunaan bahasa Indonesia dalam
film-film, iklan, informasi, pengetahuan,
dll. produksi Indonesia
5. Meningkatkan
pengajaran
bahasa
Indonesia di sekolah dan di perguruan
tinggi
6. Membina sikap positif terhadap bahasa
Indonesia dengan jalur media masa
(cetak, elektronik).

MATERI
A. PENGANTAR

MATERI

1. Hakikat bahasa
2. Aspek bahasa
3. Kedudukan
4. Fungsi bahasa
5. Ragam bahasa
B. EJAAN DAN PUNGTUASI
1. Ejaan (konsep, komponen, dan
penerapan)
2. Pungtuasi (konsep, komponen,
dan penerapan

MATERI
C. DIKSI DAN GAYA

MATERI

1. Diksi (pengertian, manfaat,


efektivitas diksi, dan
penerapan)
2. Gaya Bahasa (pengertian,
manfaat, jenis-jenisnya, dan
penerapan)
D.KATA DAN PEMBENTUKAN
KATA
1.Pengertian
2.Proses Pembentukan Kata

MATERI
MATERI

E. KALIMAT EFEKTIF
1. Pengertian
2. Ciri-ciri
3. Penerapan
PARAGRAF
1. Pengertian
2. Ciri
3. Macam/Jenis
4. Contoh

MATERI
MATERI

G. KARANGAN ILMIAH
1. Pengertian
2. Ciri-ciri
3. Jenis-jenis
4. Sikap ilmiah
5. Prinsip-prinsip
dasar penulisan
6. Unsur-unsur
kerangka (pokok)
karangan ilmiah
7. Penerapan

Bahasa adalah
sistem lambang bunyi
yang bersifat arbitrer
yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia secara sadar
untuk berkomunikasi
dengan anggota masyarakat tutur
bahasa tersebut.

Sejarah Bahasa Indonesia


Bahasa indosesia berasal dari bahasa
melayu?
Ditemukanya prasasti di Pulau
Sumatra, Pulau Bangka, Pulau Jawa,
dan semenanjung malaya (malaisya)
dengan menggunakan huruf palawa

Bahasa Melayu Pada Masa Kerajaan


Sriwijaya
Prasasti
Kedukan
Bukit
(sekitar
Palembang) tahun 605 Saka (683 Masehi)
Prasasti di Talang Tuwo (di dekat
Palembang berangka tahun 684
Prasasti di Kota Kapur (Bangka Barat)
tahun 686
Prasasti Karang Brahi (antara Jambi dan
Sungai Musi) berangka tahun 688

Alasan diangkatnya bahasa Melayu


menjadi bahasa Indonesia Arifin,
(Ningsih, dkk. 2007:3)
1.
2.
3.
4.

BM sebagai lingua franca


Sistem BM sederhana
Masyarakat Indoenesia legowo
BM memiliki potensi untuk
kepentingan budaya

BM sebagai lingua franca

Sistem BM sederhana

Masyarakat Indoenesia legowo

BM memiliki potensi untuk


kepentingan budaya

Sebelum Kemerdekaan sekitar th 680


M
Kerajaan Sriwijaya, BM apakah sudah
digunakan?
Penulisan buku
Sarana komunikasi antar suku
Bahasa resmi kerajaan

Kerajaan Sriwijaya, BM apakaha


sudah digunakan?

Penulisan buku

Sarana komunikasi antar suku

Bahasa resmi kerajaan

Pada Masa Kolonial Belanda


Bahasa Melayu tetap digunakan
warga Pribumi
Pada tanggal 28 Oktober 1928 lahir
BI
Pada Masa Jepang
Bahasa Belanda dilarang digunkan
Bahasa indonesia mengalami
perkembangan

Pada Masa Kolonial Belanda


Bahasa Melayu tetap digunakan
warga Pribumi
Pada tanggal 28 Oktober 1928 lahir
BI

Pada Masa Jepang


Bahasa Belanda dilarang digunkan
Bahasa indonesia mengalami
perkembangan

Perkembangan Bahasa Melayu


Sebelum Kemerdekaan
Th 1901 ejaan resmi BM oleh Ch. A.
Van Ophuysen (kitab logat melayu)
1908 didirikan taman bacaan rakyat
28 Oktober 1928 lahir BI
1933 lahir kumpulan sastrawan
muda Pujangga Baru
1942-1945 BI digunakan oleh rakyat
Indonesia dengan Jepang

Setalah Kemerdekaan
dalam UUD 1945, Pasal 36 BI resmi
sebagai bahasa Negara
19/3/1947 pergantian ejaan Van
Opuhysen dengan Ejaan Soewandi
28 Okt s.d. 2 Nov 1954 Kongres II BI
di Medan
16 Agt 1972 EYD tertuang dalam
Kepres No. 57 1972
30 Agt 1972 Mendikbud menetapkan
pedoman umum EYD

28 Okt s.d. 2 Nov 1978 Kongres III BI


di Jakarta
21-26 Nov 1983 Kongres IV BI di
Jakarta
28 Okt s.d. 3 Nov 1988 Kongres V BI
di Jakarta
Menghasilkan
Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI)
Tata Baku Bahasa Indonesia
Buku-buku bahan penyuluhan BI

Fungsi Bahasa
Fungsi Bahasa

Ekrpesif

Puitik
Referensia
l
Fatik
Metalingui
stik

Direktif

Fungsi Ekspresif

Fungsi Puitik

Fungsi Referensial

Fungsi Fatik

Fungsi Metalinguistik

Fungsi Direktif

KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

BI SEBAGAI BAHASA NASIONAL


BERSUMBER DARI SUMPAH PEMUDA

BI SEBAGAI BAHASA NEGARA


BERSUMBER PADA UUD 1945
PENGUNAAN BAHASA INDONESIA
DIATUR DALAM UU NO 24. TH 2009

PENGGUNAAN BI
BAB III PASAL 25 S.D. 45

FUNGSI BI BERDASARKAN
KEDUDUKANYA
BI sebagai Bahasa Nasional,
berfungsi:

1.
2.
3.
4.

Lambang kebanggaan nasional


Lambang identitas nasional
Alat pemersatu berbagai suku bangsa
Alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah

BI
sebagai
berfungsi:

Bahasa

Negara,

1. Bahasa resmi kenegaraan


2. Bahasa pengantar di lembaga pendidikan
3. Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional
untuk pembangunan dan pemerintahan
4. Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan
nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi

BI sebagai Bahasa Nasional,


berfungsi:
1.
2.
3.
4.

Lambang kebanggaan nasional


Lambang identitas nasional
Alat pemersatu berbagai suku bangsa
Alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah

BI
sebagai
berfungsi:

Bahasa

Negara,

1. Bahasa resmi kenegaraan


2. Bahasa pengantar di lembaga pendidikan
3. Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional
untuk pembangunan dan pemerintahan
4. Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan
nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

RUMUSAN MASALAH

TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN

PEMBAHASAN RUMUSAN
MASALAH
BAB III PENUTUP

SIMPULAN

SARAN
DAFTAR PUSTAKA

RAGAM BAHASA
INDONESIA
Pengertian
ragam
bahasa

Ragam
Bahasa
Baku dan
Tidak
Baku

Ragam
Bahasa
Lisan dan
Tulis

Bahasa
Indonesia
yang Baik
dan benar

Ragam
bahasa
Ilmiah

RAGAM BAHASA
INDONESIA

Ragam bahasa adalah


varian dari sebuah bahasa
menurut pemakaian

RAGAM BAHASA INDONESIA LISAN DAN


TULIS
1. Ragam Lisan
. Memerlukan adanya orang kedua,
mitra tutur yang bersemuka.
. Unsur fungsi gramatikal seperti S, P, O,
Pel, dan K tidak selalu dimunculkan.
. Dibantu aspek nonverbal: gesture,
mimik, kontak mata, intonasi
. Sangat dipengaruhi oleh konteks:
siapa, kapan, di mana, dalam kondisi
apa, tujuannya apa

Memerlukan adanya orang kedua,


mitra tutur yang bersemuka.

Unsur fungsi gramatikal seperti S, P,


O, Pel, dan K tidak selalu
dimunculkan.

Andi beritahukan
kakakmu!

berita

ini

ke

Rina membaca novel sang pemimpi.

Dibantu aspek nonverbal: gesture,


mimik, kontak mata, intonasi

Sangat dipengaruhi oleh konteks:


siapa,
kapan, di mana, dalam
kondisi apa, tujuannya apa.

2. Ragam Tulis
Tidak memerlukan adanya orang
kedua, mitra tutur yang bersemuka.
Unsur fungsi gramatikal seperti S, P,
O, Pel, dan K dimunculkan secara
lengkap.
Dibantu dengan penggunaan tanda
baca, huruf kapital, huruf miring.
Tidak dipengaruhi oleh konteks:
siapa, kapan, di mana, dalam
kondisi apa, tujuannya apa

Tidak memerlukan adanya


orang kedua, mitra tutur yang
bersemuka.

Unsur fungsi gramatikal seperti S, P,


O, Pel, dan K dimunculkan secara
lengkap.

S, P, O, K, PEL

Dibantu dengan penggunaan tanda


baca, huruf kapital, huruf miring.

Tidak dipengaruhi oleh konteks:


siapa, kapan, di mana, dalam
kondisi apa, tujuannya apa.

Perbedaan ragam lisan dan tulis:


Penggunaan bentuk kata (kata dasar,
berimbuhan, majemuk)
Penggunaan kosakata (pilihan kata)
Penggunaan struktur kalimat (pola
kalimat)

RAGAM

KATA GANTI
DAN SAPAAN

IMBUHAN DAN
PARTIKEL
PENEGAS

PILIHAN KATA
TERTENTU

FORMAL

Saya-Anda
Saya-Bapak
Saya-Ibu
Saya-Saudara

..sudah
membaca..
..sudah
menerima..
Betulkan
Mengobrol
Meinum kopi

Beri tahu(kan)
Uang
Sudah
Tidak
Begitu
Seperti itu
Sebentar
Saja
Laki-laki/pria
Perempuan/wanita

SEMI FORMAL

Aku-Bung
Aku-Kamu
Aku-Mas
Aku-Mbak

..sudah
membaca..
..sudah
menerima..
Betulin/bikin
betul
Ngobrol
Ngopi
lho, kok
Sih, deh

Kasih tahu
Duit
Sudah
Tidak
Gitu
Kayak gitu
Sebentar
Saja
Orang laki/anak laki
Orang
perempuan/anak
perempuan

NONFORMAL

Gue-Bang/Mbak
Gue-Lu (elu)

..uda terima..
..uda baca..

Bilang(in)/omong(in)
Doku/fulus
Udah

RAGAM NONFORMAL LISAN

RAGAM FORMAL LISAN

Dipakai untuk
berbicara sehari-hari di
rumah
bergunjing
bercerita
mengobrol

Dipakai untuk
berceramah ilmiah
berpidato
berdiskusi formal
berdebat resmi

RAGAM NONFORMAL TULIS

RAGAM FORMAL TULIS

Dipakai untuk
menulis surat kepada
kerabat
menulis surat kepada teman
menulis surat kepada pacar
menulis catatan harian

Dipakai untuk
menulis surat resmi
menulis makalah, artikel
menulis proposal
menulis laporan formal

SAJA > AJA


TIDAK
>
NGGAK
BAKSO > PAK SAYA
MAU BELI BAKSO

Berdasarkan waktu
Ragam Bhs. Indonesia Lama
Ragam Bhs. Indonesia Baru
Berdasar media
Ragam Lisan
Ragam Tulis
Berdasar situasi
Ragam Resmi/Formal/Ilmiah
Ragam Tidak Resmi/Informal/ Kasual
Ragam Akrab/Intim
Ragam Konsultatif

Berdasarkan waktu
Ragam Bhs. Indonesia Lama

Ragam Bhs. Indonesia Baru

Berdasar media
Ragam Lisan

Ragam Tulis

Berdasar situasi
Ragam Resmi/Formal/Ilmiah
Ragam Tidak Resmi/Informal
Ragam Akrab

Ragam ilmiah
Lisan
1. bunyi bahasa Indonesia yang baku
serta bebas dari pengaruh logat.
Tulis
2. Digunakan untuk keperluan
ilmiah/akademik
3. Diatur oleh aturan ilmiah ejaan,
diksi, kalimat, tata tulis baku.

Ragam non ilmiah


Lisan
1. percakapan keseharian yang bebas
aturan.
Tulis
2. Untuk keperluan nonilmiah, seperti
pribadi, keluarga, sosial.
3. Tidak ada aturan ilmiah yang
mengikat.

CIRI RAGAM BI ILMIAH


Menggunakan BI Baku
Menggunakan kalimat efektif
Menghindari bentuk yang ambigu
Menggunakan kata yang bermakna
lugas
Menghindari kata yang bermakna
kias
Menghindari penonjolan persona
untuk menjaga objektivitas
Adanya keselarasan dan keruntutan
antarproposisi dan antarparagraf

SIFAT
LARAS/BIDANG

NONILMIAH

ILMIAH

Hukum

Dia dihukum karena


Dia dihukum karena
melakukan penipuan melakukan tindak
dan penggelapan
pidana

Bisnis

Setiap agen akan


mendapatkan
potongan khusus

Sastra
Kedokteran

Setiap agen akan


mendapat rabat
khusus

Jalan cerita sinetron


itu membosankan
Ayan bukan penyakit
menular

Alur cerita sinetron


itu membosankan
Epilepsi bukan
penyakit menular

Benar

>

menerapkan kaidah
dengan konsisten

Baik

>

nilai rasa tepat


sesuai konteks
situasi
pemakaiannya

Keinjak-terinjak
Belakang sendiripaling belakang
Menterjemahkan-menerjemahkan
Mempikirkan-memikirkan
Dari pada-daripada
Olah raga-olahraga
Orisinil-orisinil
Menejemen-manajemen
Formil-formal

CIRI RAGAM BAHASA INDONESIA


FORMAL
1. Struktur Kata
Lengkap, tdk ada penghilangan
afiks
Sesuai dgn kaidah pembentukan
kata
2. Diksi
Menggunakan diksi baku
Tdk dipengaruhi bhs
daerah/dialek/bhs asing
3. Struktur Kalimat
lengkap

RAGAM BAHASA INDONESIA BAKU


DAN TIDAK BAKU
1. Ciri Ragam BI Baku
Kemantapan dinamis
Sesuai dg kaidah

an, digunakan
mis
dak

Cendikia
Dipakai dalam situasi resmi oleh
mereka yang terpelajar
Menggunakan logika yang rasional
o Yang
membawa
HP
harap
dimatikan.
o Waktu dan tempat kami silakan!
o PARKIR BEBAS

Benar

>

menerapkan kaidah
dengan konsisten

Baik

>

nilai rasa tepat


sesuai konteks
situasi
pemakaiannya

Dinamis: tidak statis, tidak kaku


o langganan pelanggan
o eks mantan
o mouse tetikus

EYD
PEMAKAIAN HURUF
PENULISAN KATA
PEMAKAIAN TANDA
PENULISAN UNSUR SERAPAN
IMBUHAN BAHASA INDONESIA
BENTUK TERIKAT BAHASA ASING

EYD

EJAAN YANG
DISEMPURNAKAN

Fungsi Ejaan
a. Sebagai landasan pembakuan tata
bahasa.
b. Sebagai landasan pembakuan kosa
kata dan peristilahan.
c. Sebagai alat penyaring masuknya
unsur-unsur bahasa lain ke dalam
bahasa Indonesia.

Sebagai landasan pembakuan tata


bahasa.

Sebagai landasan pembakuan kosa


kata dan peristilahan.

Sebagai alat penyaring masuknya


unsur-unsur bahasa lain ke dalam
bahasa Indonesia.

PEMAKAIAN HURUF

HURUF KAPITAL >


KATA PERTAMA KATA AWAL KALIMAT

Dia mengantuk.
Apa maksudnya?
Kita harus bekerja keras!
Selamat pagi semuanya.

PEMAKAIAN HURUF

HURUF KAPITAL >


PETIKAN LANGSUNG
Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
Bapak

menasihati,

"Berhati-hatilah,

Nak!"
"Kemarin dia terlambat," katanya.

PEMAKAIAN HURUF

HURUF KAPITAL >


PETIKAN LANGSUNG
Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
Bapak

menasihati,

"Berhati-hatilah,

Nak!"
"Kemarin dia terlambat," katanya.

PEMAKAIAN HURUF

HURUF KAPITAL >


NAMA TUHAN, KITAB SUCI, AGAMA
Allah
Yang Mahakuasa
Hamba-Mu, hamba-Nya
Quran
Weda
Taurat
Zabur

Islam
Kristen
Budha
Hindu

PEMAKAIAN HURUF

HURUF KAPITAL >


NAMA GELAR KEHORMATAN,
KETURUNAN, DAN KEAGAMAAN DIIKUTI
NAMA ORANG

Haji Agus Salim


Imam Syafii
Presiden Soekarno
Nabi Ibrahim
Sultan Hasanuddin
Mahaputra Yamin

PEMAKAIAN HURUF

HURUF KAPITAL >


NAMA BANGSA, SUKU BANGSA, DAN
BAHASA.
bangsa Indonesia
bahasa Turki
suku Sasak
suku Toraja

Tetapi Perhatikan:
mengindonesiakan
kata asing
keinggris-inggrisan

PEMAKAIAN HURUF

HURUF KAPITAL >


NAMA GEOGRAFI
Asia Tenggara
Jalan Diponegoro
Blitar
Bukit Barisan
Selat Karimata

Tetapi perhatikan:
berlayar ke teluk
mandi di kali
nangka belanda
kunci inggris

PEMAKAIAN HURUF

HURUF KAPITAL >


SINGKATAN NAMA GELAR, PANGKAT,
DAN SAPAAN

Dr. >
Sdr. >
dr.
>
S.Sos.
M.A. >
S.H. >

Doktor
Saudara
Dokter
> Sarjana Sosial
Master of Arts
Hukum

PEMAKAIAN HURUF

HURUF KAPITAL >


HUBUNGAN KEKERABATAN DALAM SAPAAN
Kapan Bapak berangkat?
Itu apa, Bu?
Surat Saudara sudah saya terima.
Tetapi Perhatikan
Tidak dipakai sebagai kata ganti atau sapaan
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.

PENULISAN KATA

KATA MAJEMUK >


DITULIS TERPISAH
duta besar
model linear
kambing hitam
orang tua
sepak bola
persegi panjang

PENULISAN KATA

GABUNGAN KATA >


DITULIS SERANGKAI
daripada
silaturahmi
halalbihalal
syahbandar
hulubalang
Wasalam
olahraga
sukarela

PENULISAN KATA

KATA DEPAN
di, ke, dan dari >
DITULIS TERPISAH

Adiknya pergi ke luar negeri.


Mereka ada di rumah.
Ia datang dari surabaya

PENULISAN KATA

KATA DEPAN
di, ke, dan dari >
DITULIS SERANGKAI (LAZIM)
Kepada
Keluar
Daripada
Kemari
Kesampingkan

PENULISAN KATA

KATA DEPAN
di, ke, dan dari >
DITULIS SERANGKAI (LAZIM)
Kepada
Keluar
Daripada
Kemari
Kesampingkan

PENULISAN KATA

KATA DEPAN
di, ke, dan dari >
DITULIS SERANGKAI (LAZIM)
Kepada
Keluar
Daripada
Kemari
Kesampingkan

PENULISAN KATA

KATA DEPAN
di, ke, dan dari >
DITULIS SERANGKAI (LAZIM)
Kepada
Keluar
Daripada
Kemari
Kesampingkan

PENULISAN KATA

KATA DEPAN
di, ke, dan dari >
DITULIS SERANGKAI (LAZIM)
Kepada
Keluar
Daripada
Kemari
Kesampingkan

PENULISAN KATA

KATA DEPAN
di, ke, dan dari >
DITULIS SERANGKAI (LAZIM)
Kepada
Keluar
Daripada
Kemari
Kesampingkan

PENULISAN KATA

KATA DEPAN
di, ke, dan dari >
DITULIS SERANGKAI (LAZIM)
Kepada
Keluar
Daripada
Kemari
Kesampingkan

PENULISAN KATA

PARTIKEL
Lah, dan kah
DITULIS SERANGKAI
Bacalah
Keluarlah
Siapakah
Kapankah

PENULISAN KATA

PARTIKEL
Pun
DITULIS TERPISAH
Apa pun
Tengah malam pun
Ayah pun
Satu kali pun

PENULISAN KATA

PARTIKEL
Pun
DITULIS SERANGKAI
Adapun
Maupun
Sekalipun
Walaupun
Kesampingkan

PENULISAN KATA

PARTIKEL
Per (tiap, mulai, demi)
DITULIS TERPISAH
Satu per satu
Per helai
Per 1 Januari

PENULISAN KATA

PARTIKEL
Per (tiap, mulai, demi)
DITULIS SERANGKAI
Sepertiga
Seperempat
Seperlima
Satu persen
Satu permil

PEMAKAIAN TANDA BACA


TANDA TITIK
Dipakai untuk memisahkan angka
jam, menit, dan detik.
1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20
detik)

PEMAKAIAN TANDA BACA


TANDA TITIK
Tidak

dipakai

untuk

puluhan,

ratusan, ribuan dst. Yang tidak


menunjukkan jumlah.
Tahun 1985
Nomor giro 807909859
No. Nim 0952001289

PEMAKAIAN TANDA BACA


TANDA TITIK
Tidak

dipakai

untuk

puluhan,

ratusan, ribuan dst. Yang tidak


menunjukkan jumlah.
Tahun 1985
Nomor giro 807909859
No. Nim 0952001289

PEMAKAIAN TANDA BACA


TANDA TITIK
Tidak

dipakai

untuk

puluhan,

ratusan, ribuan dst. Yang tidak


menunjukkan jumlah.
Tahun 1985
Nomor giro 807909859
No. Nim 0952001289

PEMAKAIAN TANDA BACA


TANDA TITIK
Tidak dipakai untuk singkatan
lambang kimia, satuan ukuran,
takaran, timbangan, dan mata
uang.

10 cm
5.000 cc
30 kg
Rp 567. 000,00.

PEMAKAIAN TANDA BACA


TANDA TITIK
Tidak dipakai untuk dipakai di
belakang alamat dan tanggal
surat atau nama dan alamat
penerima surat.
Jalan Sudirman 45
Yth. Sdr. Burhanudin
Kantor BTA Grup

PENULISAN UNSUR SERAPAN


PROSES PENYERAPAN KOSA KATA

KOSA KATA
KOSA KATA
BAHASA
BAHASA
ASING/DAERAH
ASING/DAERAH

KOSA KATA
BAHASA
INDONESIA

PENULISAN UNSUR SERAPAN


PROSES PENYERAPAN KOSA KATA

KOSA KATA
KOSA KATA
BAHASA
BAHASA
ASING/DAERAH
ASING/DAERAH

KOSA KATA
BAHASA
INDONESIA

PENULISAN UNSUR SERAPAN


PENULISAN
BAHASAUNSUR
ARAB (Adaptasi)
SERAPAN
asr
>
Rayah >
Qalbu >
Taah >
Saah >
Manfaah
Mana >
Ruku >
Haqiqi >

asar
rakyat
kalbu
taat
saat
> manfaat
makna
rukuk
hakiki

PENULISAN UNSUR SERAPAN


BAHASA ARAB (Adopsi)
Subuh > subuh
Musibah > musibah
Khusus > khusus
Hakim > hakim
Tahmid > tahmid
Fardu > fardu
Hadir > hadir
Saf
> saf

PENULISAN UNSUR SERAPAN


BAHASA BELANDA (Adopsi)
Trailer > trailer
Stereo > stereo
Neutron > neutron
Unit > unit

PENULISAN UNSUR SERAPAN


BAHASA BELANDA (Adaptasi)
Systeem > sistem
Octaaf >oktaf
Haemoglobin > hemoglobin
Cubic > kubik
Cent > sen
Machine > mesin
Chip > cip
dll.

PENULISAN UNSUR SERAPAN


BAHASA INGGRIS (Adaptasi)
Television > televisi
Classification > klasifikasi
Aquarium > akuarium
Accesory
> aksesori
Vaccine
> vaksin
Cylinder > silinder
Technique > teknik

PENULISAN UNSUR SERAPAN


BAHASA INGGRIS (Adopsi)
Golf > golf
Internet > internet
Orbit > orbit

KATA
DAN
PEMBENTUKA
N KATA

Kata
Ningsih, dkk. (2009:61) kata adalah
unsur bahasa yang diucapkan atau
dituliskan
yang
merupakan
perwujudan kesatuan perasaan dan
pikiran yang dapat digunakan di
berbagai bahasa. Kata dapat pula
diartikan sebagai unsur atau bentuk
bahasa
yang
paling
kecil
dan
bermakna.

Fungsi pada jenis kata


1. Melambangkan
pikiran
atau
gagasan yang abstrak menjadi
konkret.
2. Membentuk
bermacam-macam
struktur kalimat.
3. Memperjelas
makna
gagasan
kalimat.

4. Membentuk satuan makna sebuah


frasa, klausa, kalimat.
5. Membentuk gaya pengungkapan
sehingga menghasilkan karangan
yang
dapat
dinikmati
serta
dipahami orang lain.

6. Mengungkapkan
berbagai
jenis
ekspresi
antara
lain,
berita,
argumentasi, pidato, diskusi, dll.
7. Mengungkapkan berbagai sikap,
misalnya
setuju,
menolak,
menerima dll.

JENIS KATA
Kata benda (nomina):ibu, rumah,
mainan, kecantikan, Surabaya
Kata kerja (verba): lari, tidur,
kehujanan, meletus.

JENIS KATA
Kata sifat (adjektiva): pandai,
sombong, pemarah.
Kata bilangan (numeralia): satu,
kedua, beberapa, banyak.

JENIS KATA
Kata ganti (pronomina): aku (ku),
engkau (kau), kamu, dia, mereka,
ini, itu.
Kata depan (preposisi): di, ke, dari,
pada.
Kata sambung (konjungsi): dan,
atau, tetapi, ketika, yang.

PEMBENTUKAN KATA
Proses Morfologis:
afiksasi: pemberian afiks/imbuhan
reduplikasi: pengulangan
komposisi: pemajemukan

PEMBENTUKAN KATA
Di luar proses morfologis:
akronim
abreviasi
kontraksi
kliping

PROSES MORFOLOGIS
Proses morfologis adalah proses
pembentukan kata dari satuan lain
yang merupakan bentuk dasarnya.
Proses morfologis adalah peristiwa
penggabungan morfem yang satu
dengan morfem yang lain menjadi
kata.

CIRI KONSTRUKSI MORFOLOGIS


Mengalami perubahan bentuk
Mengalami perubahan arti
Mengalami
perubahan
kategori/jenis kata
Contoh:
lari berlari, pelari, lari-lari, lari
pagi
rumah dirumahkan, perumahan,
rumah-rumah,
rumah
tangga,
rumah makan, rumah sakit

Afiksasi
Prefiks: ber-, pe-,peN-;berlari,
pelari, pembunuh
Infiks: er, el, em;gerigi, gelegar,
gemetar
Sufiks:-kan,
-i,
-isasi,
-wan,
-man;bacakan, lempari, reboisasi,
hartawan, budiman

Afiksasi
Konfiks:
ke-an,
peran;kemanusiaan,perlakuan,
perbuatan
Simulfiks:memper-kan,
diperkan;mempertanggungjawabkan,
diperlakukan

PEMBENTUKAN KATA
DI LUAR PROSES MORFOLOGIS

Akronim: tilang, perpres, juknis


Abreviasi: ABG, AKG, ABRI, UPH
Abreviakronim: STIKES, AKABRI
Kontraksi: tidak tak
Kliping: dokter dok

Kata-kata (bentuk asal) yang berawal


dengan fonem/bunyi: /k, t, s, p/, bila
bergabung dengan morfem meN- dan peN-,
maka fonem tersebut akan luluh.
Catatan:
Hukum ini tidak berlaku untuk:
1. kluster (gugus konsonan)
. pr:
praktik, provokasi, prihatin, protes,
proses, produksi
. Kl: klasifikasi, kloning, kliping,
2. Bentuk yang sudah mendapatkan imbuhan
. Pekerja : mempekerjakan
. Tertawa: mentertawakan

REDUPLIKASI
Reduplikasi
adalah
peristiwa
pembentukan kata dengan jalan
mengulang bentuk dasar, baik
seluruh maupun sebagian, baik
bervariasi fonem atau tidak, baik
berkombinasi dengan afiks maupun
tidak.

JENIS REDUPLIKASI
Seluruh
Contoh: perusahaan-perusahaan,
karyawan-karyawan
Sebagian
Contoh: melempar-lemparkan,
mengata-ngatakan

JENIS REDUPLIKASI
Berkombinasi dengan afiks
Contoh: kebarat-baratan, mengatangatai
Berubah bunyi
Contoh: lauk-pauk, sayur-mayur

Kaidah Penghilangan Fonem


1) Fonem /N/ pada {meN-} dan {peN-} akan
mengalami penghilangan apabila bertemu dengan
bentuk dasar yang berawal dengan fonem /l, r, y,
w/dan /nasal/
Contoh:
-meN- + larang=melarang
-meN- + ramal= meramal
-meN- + nyanyi=menyanyi
-meN- + nikah= menikah
-peN- + lamar= pelamar
-peN- + ramal= peramal
-peN- + waris=pewaris
-peN- + nyanyi=penyanyi
-PeN- + malu= pemalu

Kaidah Penambahan Fonem


1)Apabila morfem afiks {meN-} dan
{peN-} diikuti oleh bentuk dasar yang
bersuku satu akan terjadi penambahan
fonem /e/ sehingga {meN-} menjadi
{menge-} dan {peN-} menjadi {penge-}.
Misalnya:
- meN- + las= mengelas
- meN- + cat=mengecat
- peN- + las=pengelas
- peN- + cat=pengecat

KALIMAT
Kalimat adalah bagian terkecil ujaran
atau
teks
(wacana)
yang
mengungkapkan pikiran yang utuh
secara ketatabahasaan. Dalam wujud
lisan kalimat diiringi alunan nada, disela
oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai.
Dalam wujud tulisan berhuruf Latin,
kalimat dimulai dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya,
dan tanda seru (Alwi, dkk, 2000: 311 ).

Harimurti Kridalaksana
Satuan bahasa yang secara relatif
berdiri sendiri, mempunyai pola
intonasi final dan secara aktual dan
potensial terdiri dari klausa.

Bagian-Bagian Kalimat
Bagian inti: bagian kalimat yang
tidak dapat dihilangkan.
Bagian bukan inti: bagian kalimat
yang dapat dihilangkan.
Misalnya:
Kami mendatangi pertemuan itu
kemarin sore.
Bagian intinya: Kami mendatangi
pertemuan itu.
Bagian bukan inti: kemarin sore.

Unsur-unsur Kalimat
1.
2.
3.
4.
5.

Subjek (S)
Predikat (P)
Objek (O)
Pelengkap (Pel)
Keterangan (K)

Subjek (S)
Kalimat
mempunyai
unsur
yang
berfungsi sebagai subjek. Dalam pola
kalimat bahasa Indonesia, subjek
biasanya terletak sebelum predikat.
Subjek yang tidak berupa nomina, bisa
ditemukan pada contoh kalimat seperti
ini:

Merokok
merupakan
perbuatan
mubazir.
Sakit bisa dialami semua orang.

CIRI-CIRI SUBJEK
Merupakan jawaban atas
pertanyaanapaatausiapa
Dapat disertai katainiatauitu
Tidak didahului kata
depan/preposisi
Berupa Nomina atau Frasa
Nominal

Predikat (P)
Predikat
dalam
pandangan
aliran
struktural dianggap unsur yang paling
penting dan merupakan inti kalimat.
Predikat dalam bahasa Indonesia bisa
berwujud
kata
atau
frasa
verbal,
adjektival,
nomina,
numeral,
dan
preposisional. Beberapa contoh kalimat di
bawah: ini:
a. Yasmina duduk-duduk di ruang tamu.
b. Anda dan saya tidak harus pergi
sekarang.

CIRI-CIRI PREDIKAT
Merupakan jawaban atas pertanyaan
bagaimana, mengapa,atauberapa.
Dapat diingkarkan dengantidak
ataubukan
Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau
Modalitas
Tidak didahului kata yang
Didahului kata adalah, ialah, yaitu,
yakni

Objek (O)
Objek bukan unsur wajib dalam kalimat.
Keberadaanya umumnya terletak setelah
predikat yang berkategori verbal transitif.
Objek pada kalimat aktif akan berubah
menjadi subjek jika kalimatnya dipasifkan.
Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan
menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan
kalimat aktif. Objek umumnya berkatagori
nomina. Berikut contoh objek dalam kalimat:
a. Dr. Ammar memanggil Suster Ane.
b. Adik dibelikan ayah sebuah buku.
c. Kami telah membicarakan hal itu

CIRI-CIRI OBJEK
Langsung mengikuti predikat
Dapat menjadi subjek pada kalimat
pasif
Berupa nomina atau frasa nomina

Pelengkap (Pel)
Pelengkap atau komplemen mirip
dengan objek. Perbedaan pelengkap
dengan
objek
adalah
ketidakmampuannya menjadi subjek
jika kalimatnya yang semula aktif
dijadikan
pasif,
juga
difungsikan
sebagai pelengkap di dalam sebuah
kalimat
Contoh:
a. Ardi ingin selalu berbuat kebaikan

CIRI-CIRI PELENGKAP
Melengkapi makna kata kerja
(predikat)
Dia meminjami sayanovel baru.

Tidak dapat menjadi subjek dalam


konstruksi pasifnya
Terletak di belakang predikat bukan
verba transitif (kata kerja)
Negara Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila.

Keterangan (K)
Unsur kalimat yang tidak menduduki subjek,
predikat, objek, maupun pelengkap dapat
diperkirakan menduduki fungsi keterangan.
Berbeda dengan O dan PEL. yang pada
kalimat selalu terletak dibelakang P, unsur
yang berfungsi sebagai keterangan (K) bisa
terletak di depan S atau P. Contoh:
a. Di perpustakaan kami membaca buku itu.
b. Kami membaca buku itu di perpustakaan.
c. Kami /di perpustakaan/ membaca buku itu.

Keterangan
merupakan
unsur
kalimat
yang
memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu
yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi
informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan
tujuan.
Ciri-ciri
1. Memberikan informasi tentang waktu, tempat,
tujuan, cara, alat, kemiripan, sebab, atau
kesalingan
2. Memiliki keleluasaan letak atau posisi (dapat di
awal, akhir, atau menyisip antara subjek dan
predikat)
3. Didahului kata depan sepertidi, ke, dari, pada,
dalam, dengan,atau kata penghubung/konjungsi
jika berupa anak kalimat.

JENIS KALIMAT DARI SEGI BENTUK

KALIMAT
TUNGGAL

Kalimat Tunggal
kalimat yang hanya terdiri atas satu
pola (SP, SPO, atau SPOK) atau
Kalimat yang hanya terdiri atas satu
klausa
Contoh:
1. Alex pergi.
2. Nurkholis melempar apel.
3. Vijai pergi ke sekolah tadi pagi.

Kalimat
Nominal
Kalimat
Ajektival
Kalimat
Verbal
Kalimat
Preposisiona
l

Kalimat
intransitif
Kalimat
ekatransitif
Kalimat
dwitransitif
Kalimat
semitransitif
Kalimat
pasif

Kalimat Nominal
Kalimat tunggal yang predikatnya
dari kata atau frase benda.
Contoh:
Ibuku petani sawah.
Ayahku pegawai kantor bea cukai.
Pamanku tukang kayu.

Kalimat ajektival
Kalimat tunggal yang predikatnya
dari kata atau frase sifat atau
ajektival.
Contoh:
Adik iparku sangat cantik.
Orang itu sopan dan bijaksana.
Kakakku pintar sekali.

Kalimat Verbal Intransitif


Kalimat tunggal yang predikatnya
tidak memerlukan objek.
Contoh:
Adikku sedang berenang di kolam.
Teman-temanku sedang belajar
bahasa Indonesia.

Kalimat Ekatransitif
Kalimat tunggal yang predikatnya
hanya memerlukan objek tanpa
diikuti pelengkap.
contoh:
Saya makan nasi goreng.
Ibu mencuci pakaian.

Kalimat Dwitransitif
Kalimat tunggal yang predikatnya
memerlukan objek dan pelengkap.
Contoh:
Ali membelikan adiknya baju tadi malam.
Sari
memasakkan
suaminya
bubur
kemarin.
Dewi mendengarkan neneknya bicara di
kamar.

Kalimat Semitransitif
Kalimat tunggal yang predikatnya
dari semitransitif.
Contoh:
Kontrakan kakakku kemasukan pencuri
kemarin.
Ibu Yanti kedatangan tamu dari
Sulawesi.

Kalimat Pasif
Kalimat tunggal yang predikatnya
biasanya berawalan di-/ter.
Contoh:
Mobil itu dibeli oleh Pak Agung.
Anjing itu dipukul oleh Rangga.
Persoalan itu telah terselesaikan oleh
ketua kelas IIC.

Kalimat Preposisional
Kalimat tunggal yang predikatnya
dari kata depan atau preposisi.
Contoh:
Tempat tinggalnya di Makassar.
Ayah anak itu dari Amerika.

KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun
untuk mencapai daya informasi yang tepat dan
baik.
Menurut Parera (Ekosusilo,1995:63) kalimat
dikatakan efektif apabila didukung oleh:
a.kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan
pikiran yang logis;
b.keparalelan, untuk tujuan efektivitas tertentu;
c.ketegasan dalam menonjolkan pikiran utama;
d.kehematan dalam pilihan kata;
e.kevariasian dalam penyusunan kalimat;
f. kelogisan.

a.Kesepadanan
. Kesepadanan adalah kemaksimalan struktur bahasa
untuk mendukung gagasan atau ide yang dikandung,
untuk itu yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut.
1)Setiap kalimat mayor harus memiliki subjek dan
predikat.
) contoh:
) Mereka membicarakan masalah batas studi.
) Kalimat di atas memiliki S, P, O, yaitu fungsi S diisi
oleh kata mereka, fungsi P diisi oleh kata
membicarakan, dan fungsi O diisi oleh frasa masalah
batas studi.

2)Ide pokok harus terdapat dalam induk kalimat


contoh:
) Ia meninggalkan
berlangsung.

kelas

) Ide pokok dari kalimat


meninggalkan kelas.

ketika
di

kuliah
atas

sedang

adalah

ia

) Apabila ide pokok yang dimaksud adalah kuliah


sedang berlangsung maka kalimat di atas menjadi
berikut ini.
) Kuliah sedang berlangsung, ketika ia meninggalkan
kelas.

b. Keparalelan
. Keparalelan adalah

penggunaan
bentuk-bentuk
bahasa
atau
konstruksi bahasa yang sama dalam
susunan
serial,
dapat
juga
dikatakan sebagai kesejajaran
pengungkapan ide-ide dalam suatu
kalimat.

contoh:
Penghapusan pangkalan asing dan
penarikan kembali pasukan AS dari
Filipina
akan
mempercepat
perwujudan cita-cita segenap
bangsa Filipina.
atau
Dihapuskannya pangkalan asing
dan ditariknya kembali pasukan AS
dari Filipina akan mempercepat
terwujudnya cita-cita segenap
bangsa Filipina.

c.Ketegasan dan Keutamaan


. Untuk mencapai ketegasan dan keutamaan dalam
suatu
tulisan,
seorang
penulis
harus
memperhatikan posisi bagian yang diutamakan.
Hal itu dapat ditempuh dengan:
1)Meletakkan bagian yang penting pada awal
kalimat,
contoh:
) Masalah kenaikan harga itu dapat dibicarakan pada
kesempatan yang lain.
Atau
) Pada kesempatan yang lain masalah kenaikan
harga itu dapat dibicarakan.

2)Mengulang gagasan yang penting,


contoh:
) Untuk menambah iklim yang sejuk di
negara kita maka perlu kesadaran moral,
kesadaran
politik,
kesadaran
agama,
kesadaran bermasyarakat, dan kesadaran
berbudaya.
3)Mempertentangkan gagasan yang satu
dengan yang lain,
contoh:
) Perusahaan menghendaki perbaikan secara
menyeluruh bukan setengah-setengah.

4) Menekankan gagasan yang penting


dengan partikel lah
contoh:
) Kitalah yang bertanggung jawab atas
kejadian itu.

d. Kehematan
Dalam menyusun tulisan ilmiah,
diharapkan seorang penulis dapat
berhemat dalam pemakaian kata,
frasa, atau bentuk-bentuk bahasa
yang
lain.
Kehematan
ini
menyangkut gramatikal dan makna
kata.

Kehematan dapat ditempuh dengan cara


1) Menghindari
kalimat

pengulangan

subjek

contoh:
) Mereka naik pentas begitu mereka tiba.
(ada pengulangan S)
) Mereka naik pentas begitu tiba. (tanpa
pengulangan)

2) Menghindari kata hari, tanggal, bulan,


dan tahun dalam hubungannya dengan
nama hari, tanggal, bulan, dan tahun.
contoh:
Pemberontakan itu meletus pada tanggal
30 bulan September tahun 1965.
Kalimat di atas diperbaiki sebagai berikut.
Pemberontakan itu meletus pada 30
September 1965.

3) Menghindari pemakaian hipernim


contoh:
) Pakaiannya berwarna merah menyala.
) Pakaiannya merah menyala.(hemat)

4)Menghindari
pemakaian
kata
penghubung yang berlebihan
) contoh:
) Walaupun sakit, tetapi ia berangkat
juga.
) Walaupun sakit, ia berangkat juga.

5)Menghindari pemakaian kata yang berlebihan


(kata-kata yang memiliki makna sama)
contoh:
) Kita harus belajar dari Jepang agar supaya dapat
maju dan berkembang.
) Kalimat di atas diperbaiki menjadi berikut ini.
) Kita harus belajar dari Jepang agar dapat maju dan
berkembang.
Atau
) Kita harus belajar dari Jepang supaya dapat maju
dan berkembang.

e.Variasi
. Untuk membuat kalimat yang tidak monoton
dan menjemukan, diperlukan adanya variasi.
. Kevariasian
dapat
berbagai cara berikut.

ditempuh

dengan

1)Variasi penggunaan kata


contoh:
) Pembicaraan itu membicarakan kenakalan
mahasiswa. (monoton)
) Pembicaraan itu membahas kenakalan
mahasiswa.(variatif)

2)Variasi dalam pembukaan kalimat


a)Frasa keterangan tempat atau keterangan waktu
diletakkan di awal kalimat.
contoh:
) Dari desa yang terpencil ia merantau ke Bandung.
b)Penggunaan frasa verbal :
contoh:
) Merombak kendaraan tua adalah kegemarannya.
c)Penempatan klausa anak kalimat :
contoh:
) Ketika ujian berlangsung, mahasiswa itu jatuh
sakit.

f. Kelogisan
1) Kambing sangat senang bermain
hujan.
2) Ibu memakan rumput.
3) Karena lama tinggal di asrama putra,
anaknya semua laki-laki.
4) Kepada Bapak Rektor, waktu dan
tempat kami persilakan.
5) Dengan mengucapkan syukur kepada
Tuhan, selesailah makalah ini tepat
pada waktunya.

Anda mungkin juga menyukai