DI SD NEGERI 28 LUBUKLINGGAU
Oleh
NPM :5021241
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya
jualah penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Hasil Observasi
PerbandingaKurikulum 2013 Dan Kurikulum Merdeka Di Sd Negeri 28 Lubuklinggau”
tepat pada waktunya.
Penulis menyadari tanpa bantuan dari semua pihak, penulisan laporan ini mungkin
tidak dapat terlaksana. Oleh karena itu, penpenulis mengucapkan terima kasih kepada
bapak Dr. Agung Nugroho, M.Pd. selaku dosen pengampu yang telah memberikan
pengarahan dan koreksi sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah
ditentukan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan ini,
karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mohon
kritik dan sarannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah laporan di atas adalah
D. MANFAAT
A. Pengertian Kurikulum
4
5
B. Fungsi Kurikulum
C. Unsur Kurikulum
1. Peraturan Mengenai Isi dan Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran ada yang diatur oleh pusat (kuras) dan oleh daerah
setempat (kurmulok).
2. Materi Kurikulum
Materi kurikulum pada hakikatnya adalah isi kurikulum. Dalam
Undang-undang Pendidikan tentang Sistem Pendidikan Nasional telah
ditetapkan, bahwa .Isi kurikulum merupakan bahan kajian dan pelajaran
untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang
bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Sesuai dengan rumusan tersebut, isi kurikulum dikembangkan
dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdiri dari
bahan kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh
siswa dalam proses belajar dan pembelajaran;
b. Materi kurikulum mengacu pada pencapaian tujuan masing-
masing satuan pendidikan. Perbedaan dalam ruang lingkup dan
urutan bahan pelajaran disebabkan oleh perbedaan tujuan satuan.
pendidikan tersebut;
c. Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional. Dalam hal ini, tujuan pendidikan nasional merupakan
target tertinggi yang hendak dicapai melalui penyampaian materi
kurikulum.
Tujuan Pendidikan Nasional merupakan sumber dan pedoman dalam
usaha penyelenggaraan pendidikan. Secara jelas tujuan Pendidikan
Nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila dirumuskan dalam
Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, bahwa Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik,
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
10
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawabx.
Tujuan Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap
lembaga pendidikan. Dengan kata lain, tujuan ini dapat didefinisikan
sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka
menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga
pendidikan tertentu. Tujuan institusional merupakan tujuan antara untuk
mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi
lulusan setiap jenjang pendidikan, misalnya standar kompetensi
pendidikan dasar, menengah, kejuruan, dan jenjang pendidikan tinggi.
Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang
studi atau mata pelajaran. Oleh sebab itu, tujuan kurikuler dapat
didefinisikan kurikulum dan pembelajaran (Toto Ruhimat, 2011: 47).
E. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 yang Implementasinya dilakukan secara serempak
tahun 2014 pada seluruh sekolah di lingkungan pendidikan dasar dan
menengah, memosisikan guru tetap memegang peran penting terutama
dalam merealisasikan pembelajaran, Kendatipun demikian, dalam
kunkolum baru toa terjadi pengurangan peran dan fungsi guru, sekaligus
juga mengurang beban kerjanya, khususnya pekerjaan pekerjaan yang
sifatnya administratif Guru juga tidak dituntut untuk menjabarkan
kompetensi dasar ke dalam indikator indikator hasil belajar yang sering
membingungkan, dan tidak harus membuat silabus yang sering menyita
waktu. Guru cukup membuat perencanaan singkat tentang pembelajaran
yang akan dilaksanakannya berdasarkan buku pedoman guru, buku
pedoman peserta didik, dan standar nasional pendidikan yang semuanya
sudah disiapkan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah provinsi. Dalam hal ini, yang harus dipahami guru
berkaitan dengan Kurikulum 2013 terutama yang membedakannya dari
kurikulum sebelumnya terletak pada kompetensi inti (KI). Kunkulum
2013 merinci KI ke dalam empat kategori kemampuan K-1 sikap
spiritual,KI-2: sikap sosial; KI-3: pengetahuan, dan KI-4: keterampilan.
11
Perub tersebut bukan hanya berubah dalam urutan domain keilmuan yang
se ini mengacu pada Teori Bloom, dan kawan-kawan; tetapi juga berimp
terhadap pembentukannya dalam pembelajaran di sekolah, baik dalam
maupun ekstrakurikuler. Pembelajaran yang dikembangkan guru harus
menekankan pada pembentukan sikap atau karakter, makanya kunikulum
disebut juga kurikulum berbasis karakter, dan menjadikan karakter fondasi
pendidikan secara keseluruhan. Dalam pada itu pembelajaran har
mengembangkan kreativitas peserta didik, melalui student center learning
(C sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan, yang dapat
mengantar peserta didik mencapai tujuan secara optimal, sesuai dengan
kompetensi dan kompetensi dasar (KI-KD). Demikian halnya dalam
penilaian, guru har mampu melakukan penilaian secara utuh dan asli
(autentic assessment), ba mencakup sikap, keterampilan, maupun
pengetahuan, terhadap input, proses maupun output, dan outcome setiap
pembelajaran.
Kurikulum 2013 bisa dibilang kurikulum instan yang siap
diimplementasi oleh seluruh guru, kapan saja dan di mana saja di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga kalau
dipahami dan disikap dengan baik bisa mengantarkan bangsa dan negara
ini untuk mencapai masa keemasan di tahun 2045 nanti. Meskipun
demikian, guru dituntut melakukan berbagai inovasi untuk melahirkan
karya-karya inovatif, serta mengoptimalkan segala pikiran dan
kreativitasnya dalam mengelola kelas dan pembelajaran yang diampunya.
Guru harus melakukan manajemen kelas secara optimal untuk
mewujudkan pembelajaran yang produktif, kreatif, inovatif, dan
berkarakter Untuk kepentingan tersebut, guru dituntut memahami berbagai
model dan pendekatan pembelajaran dalam menunjang terlaksananya
pembelajaran aktif dengan metode saintifik, tematik integratif, dan
pendekatan kontekstual Guru juga harus dapat bekerjasama secara optimal
dalam melaksanakan pembelajaran partisipatif, dan team teaching. Dalam
pada itu, guru harus mampu berkolaborasi dalam rangka memecahkan
berbagai permasalahan yang dihadapi di kelas dan di lingkungan sekitar
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat penelitian
2. Kondisi guru
3. Waktu penelitian
B. Metode Penelitian
16
Ada dua cara atau teknik yang peneliti gunakan dalam mengumpulkan
data di lapangan, yaitu wawancara dan observasi. Koentjaraningrat mengatakan
pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara.
1. Wawancara
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil
Kurikulum ialah sesuatu yang di rancang dan disusun guna untuk melancarkan
kegiatan belajar serta mengajar dengan di pandu dan dipertanggung jawabkan oleh
sekolah maupun lembaga pendidikan serta para guru.Sehingga untuk penerapanya
kurikulum sangat perlu adanya kerjasam yang baik antara pemerintah, lembaga
pendidikan serta masyarakat. Adanya kerja sama ini supaya tidak terjadinya mutu
dalam proses belajar mengajar. Rendahnya mutu dalam kegiatan belajar mengajar
ini karena adanya pengaruh dari beberapa faktor. Faktor yang paling penting karena
di pengaruhi oleh suatu pembelajaran yang belum mampu menciptakan suatu proses
belajar yang berkualitas. Hasil dari pendidikan juga belum didukung dengan sistem
pengujian maupun penilaian yang melembaga serta independen sehingga sering
terjadinya suatu perubahan di dalam kurikulum.
Kurikulum pada negara Indonesia tidak bisa dipungkiri lagi bahwa begitu sering
terjadi perubahan yang selalu di arahkan dalam upaya keseimbangan untuk
memperbaiki sistem pendidikan nasional.Perubahan tersebut dilandasi karena belum
adanya suatu perubahan pada segi pendidikan yang dirasa belum mencapai harapan
yang di inginkan. Karena itu adanya revisi serta perubahan maupun perbaikan
kurikulum pendidikan secara teratur harus dilaksanakan untuk terbentuknya suatu
generasi unggul serta berkarakter dimasa yang akan datang (Santika et al.,
2022)Analisis data pada penelitian menunjukan bahwa perubahan kurikulum yang
terjadi antara kurikulum 2013 sampai dengan kurikulum merdeka begitu banyak
perubahan yang terjadi. Kurikulum 13 berbasis kompetensi berfokus pada perolehan
kompetensi tertentu bagi para siswa.Maka dari itu, kurikulum ini berisikan beberapa
kompetensi serta berbagai tujuan pembelajaran yang dibuat dengan berbagai macam
bentuk, sehingga hal yang dicapai bisa dilihat dalam bentuk sifat ataupun
keterampilan siswa sebagai acuan keberhasilannya. Proses belajar mengajar
memerlukan suatu arah supaya bisa membantu siswa dalam memahami sedikitnya
level kompetensi minimal, supaya siswa bisa mengapai tujuan yang telah
19
Penilaian otentik ialah suatu penilaian yang dilakukan secara langsung, dengan
artian bahwa penilaian yang dilaksanakan benar adanya tidak mengadangada yang
memang terjadi apa adanya pada kehidupan sehari-hari. Maka penilaian otentik
yaitu suatu penilaian pemahaman siswa yang memang apaadanya pada
ketersinambungannya dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian otentik ialah suatu
proses pengamatan, perekaman, pendokumentasian karya (apa yang dilaksanakan
siswa serta bagaimana anak itu melakukannya) sebagai suatu keputusan tentang
bagaimana suatu keputusan itu bisa di tujukan pada pembentukan siswa mandiri.
Kurikulum merdeka ini diciptakan untuk kurikulum yang lebih mudah serta
fokusnya kepada materi yang bersifat esensial dan pengembangangan kepada karakter
20
siswa. Adapun sifat ataupun tujuan dari kurikulum ini untuk mendukung penyembuhan
dalam pembelajaran karakteristik dari kurikulum ini yaitu:
1) kegiatan belajar yang berbasis projek untuk mengembangkan soft skills dan sifat
sesuai dengan profil belajar Pancasila.
2) berfokus pada materi yang bersifat esensial sehingga para siswa banyak mempunyai
waktu dalam pembelajaran khususnya numerasi dan literasi.
3) membuat pembelajaran yang lebih fleksibel bagi pengajar untuk melaksanakan
kegiatan belajar yang berdiferensiasi sesuai dengan kesanggupan siswa serta
melaksanakan suatu penyesuaian pada konteks dan muatan lokal.
Adanya kurikulum merdeka bisa menjadi harapan supaya bisa meningkatkan kembali
kompetensi-kompetensi belajar pada lembaga pendidikan dikarenakan sifatnya berbasis
kebutuhan siswa.Implementasi kurikulum merdeka menjadikan sumber pembelajaran
yang mematang suatu kompetensi pedagogik, sosial, dan sifat guru.Adanya kurikulum
ini menjadi harapan supaya bisa mengatasi krisis dalam kegiatan belajar.
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan. Kami menyadari
bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan. Karena
sesungguhnya kesempurnaan itu milik Tuhan yang maha esa dan kekurangan
bagian dari kita. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif. Semoga laporan ini bermafaat dan menambah referensi
pengetahuan kita.
22
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta: BPFE.
Jakarta: ERLANGGA