Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN HASIL OBSERVASI

PERBANDINGAN KURIKULUM 2013 DAN KURIKULUM MERDEKA

DI SD NEGERI 28 LUBUKLINGGAU

Oleh

DENDI ALBET AGSUTIAN

NPM :5021241

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI
LUBUKLINGGAU
2023

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya
jualah penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Hasil Observasi
PerbandingaKurikulum 2013 Dan Kurikulum Merdeka Di Sd Negeri 28 Lubuklinggau”
tepat pada waktunya.

Penulis menyadari tanpa bantuan dari semua pihak, penulisan laporan ini mungkin
tidak dapat terlaksana. Oleh karena itu, penpenulis mengucapkan terima kasih kepada
bapak Dr. Agung Nugroho, M.Pd. selaku dosen pengampu yang telah memberikan
pengarahan dan koreksi sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah
ditentukan.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan ini,
karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mohon
kritik dan sarannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semuanya.

Lubuk linggau, september 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Salah satu cita-cita nasional bangsa Indonesia yang tercantum dalam


pembukaan undang-undang dasar 1945 Alinea ke-4 adalah mencerdaskan ke
kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, salah satunya melalui
pendidikan. Pendidikan merupakan segala pengalaman belajar yang berlangsung
yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya.

belajar merupakan kegiatan interaksi individu dengan lingkungannya yang


memungkinkan individu tersebut memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru,
maupun pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya, tetapi baru menimbulkan
interaksi pada individu tersebut. belajar merupakan aktivitas sadar yang dilakukan
oleh setiap individu dengan latihan dan pengalaman-pengalaman yang
menghasilkan perubahan tingkah laku individu mencakup aspek kognitif, efektif,
dan psikomotorik. mengartikan belajar adalah suatu proses memanusiakan
manusia dalam seluruh hayat manusia melalui berbagai ilmu pengetahuan,
manusia memiiki kemampuan untuk belajar sendiri secara alami. suatu proses
pembelajaran tidak hanya mempelajari suatu konsep, teori dan fakta tetapi juga
aplikasinya dalam kehidupan sehari hari. Materi pembelajaran tidak hanya
tersusun atas hal-hal sederhana yang bersifat hafalan dan pemahaman tetapi juga
memerlukan suatu anali sis dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dalam
pelaksanaan tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan sendiri telah diatur dengan jelas dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional, yakni Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 :yang
menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdasakan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan itu tiada lain adalah
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,
cerdas, berperasaan, berkemauan, dan mampu berkarya; mampu memenuhi
berbagai kebutuhan secara wajar, mampu mengendalikan hawa nafsunya,
kepribadiannya dengan masyarakat dan berbudaya. Hal ini berarti, pengembangan
berbagai poyensi peserta didik dimulai dari dasar, yakni pada jenjang pendidikan
Sekolah Dasar (SD)
Sekolah Dasar adalah pendidikan formal pertama untuk menyiapkan potensi
potensi dasar siswa dalam rangka meniti ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga
anak memiliki kemampuan atau bekal yang kuat dan berinterkasi dalam kehidupan
sosial kemasyrakatan. Oleh karena itu di sekolah Dasar di laksanakan proses
belajar mengajar yang kondusif dalam semua mata pelajaran yang d ajarkan di
sekolah dasar, termasuk pelajaran bahsa indonesia.
Pelajaran bahasa di indonesia di sekolah hakikatnya adalah mengajrkan anak
agar dapat berkomunikasi menggunakan bahasa indonesia. Pembelajaran bahasa
indonesia di sekolah dasar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam berkomunikasi secara lisan mapun tulisan.
Pada kurikulum 2013 , pengembangan kurikulum mata pelajaran bahasa
indonesia menggunakan pendekatan pembelajaran bahasa berbasis teks. melalui
pendekatan ini di harapkan siswa mampu memproduksi dan menggunakan teks
sesuai dengan tujuan fungsi sosialnya.
Seiringperkembanganzamanmakakehadirankurikulum2013 ini bias menjadi
harapan serta bias melengkapi suatu yang kurang dari kurikulum sebelumnya.
kurikulum 2013disusun untuk bias mengembangkan da nmemperkuat suatu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan dengan berimbang.Kurikulum2013 in imelakukan
suatu penekanan dalam segi belajar yang ditujukan untuk penguatan pengetahuan
serta keterampulan yang bias mengembangkan sifat, spritual, dan social sesuai
dengan karakter pendidikan agama islam serta budi pekerti.
Sejalan dengan berjalan nyawa mulai tahun 2022 hingga 2024,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek) memberikan tiga opsi kurikulum yang bias dilaksanakan
oleh satuan pendidikan yaitu kurikulum 2013, kurikulum darurat, dan kurikulum
prototipe. Kurikulum darurat ialah suatu penyederhanaan dari kurikulum 13 yang
mulai diterapkan pada tahun 2020 saat pandemi Covid-19. Kurikulum proto tipe
ialah suatu kurikulum berbasis kompetensi hal inidilakukan karena untuk
memulihkan suatu pembelajaran karena terjadinya covid 19 maka pemerintah
menerapkan pembelajaran berbasis proyek(Project Based Learning) (Wiguna et
al., 2022). Kemudian pada akhirnya terjadilah suatu perubahan pada kurikulum
dan muncullah kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka.
Untuk saat ini lembaga pendidikan masih bias memilih sendiri kurikulum
mana yang akan mereka gunakan di sekolah mereka masing-masing. Satuan
pendidikan diberikan pilihan dalam memilih kurikulum yaitu kurikulum 2013,
ataupun kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka belajar merupakan suatu
pengembangan dan penerapan dari kurikulum darurat yang di rancang untuk
merespon karena adanya pandemic covid 19. Pengertian dari merdek belajar
adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk siswa dan mahasiswa supaya bias
memilih pelajaran yang mereka minati.
Hasil wawancara penulis dengan guru kelas VI B SD Negeri 28
Lubuklinggau, diketahui bahwa di dalam menerapkan Kurikulum 2013 di
pembelajaran, dimungkinkan guru menemukan kesulitan. Guru dimungkin kan
menemukan kesulitan di dalam menerapkan langkah-langkah pembelajaran. Hal
ini dikarenakan, guru dituntut untuk menerapakan pendekatan ilmiah di setiap
pembelajaran. Inti dari Kurikulum 2013 adalah ada pada upaya penyederhanaan,
dan tematik integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang
siap didalam menghadapi masa depan Oleh karena itu, guru harus jeli dalam
mengembangkan langkah pembelajaran agar siswa tidak mudah bosan.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah laporan di atas adalah

1. Bagaimana perbedaan antara kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka pada SD


N 28 Lubuk linggau
C. TUJUAN

Tujuan dari penulisan laporan ini adalah Bagaimana perbedaan antara


kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka pada SD N 28 Lubuk linggau

D. MANFAAT

1. Manfaat bagi Penulis yaitu memperkaya pengetahuan dan wawasan antara


perbedaan kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Kurikulum

Istilah kurikulum (curriculum), yang pada awalnya digunakan


dalam dunia olahraga, berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat
berpacu). Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk
memperoleh medali atau penghargaan. Kemudian, pengertian tersebut
diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran
(subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir
program pelajaran untuk memperoleh ijazah (Toto Ruhimat, 2011: 2).
Dari rumusan pengertian kurikulum tersebut terkandung dua hal
pokok, yaitu (1) adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa
dan (2) tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah.Dengan demikian,
implikasi terhadap praktik pengajaran yaitu setiap siswa harus menguasai
seluruh mata pelajaran yang diberikan dan menempatkan guru dalam
posisi yang sangat penting dan menentukan.Keberhasilan siswa ditentukan
oleh seberapa jauh mata pelajaran tersebut dikuasainya dan biasanya
disimbolkan dengan skor yang diperoleh setelah mengikuti suatu tes atau
ujian.
Istilah kurikulum berkembang yang dirumuskan dengan berbagai
arti. Secara tradisional, kurikulum diartikan sebagai mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah. Pengertian kurikulum yang dianggap tradisional ini
masih banyak dianut hingga sekarang termasuk di Indonesia. (Hamdani
Ihsan, 2000: 131).
Kurikulum adalah sebuah dokumen perecanaan yang berisi tentang
tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus
dilakukan siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi
yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian
tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk
nyata (Muhammad Suhdy dan Leo Charli, 2018:7).

4
5

Kurikulum adalah program yang direncanakan, diprogramkan dan


dirancangkan dan diisi berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar baik
yang berasal dari waktu lalu, sekarang maupun yang akan datang (Dakir,
2004:3)
Kurikulum dapat didefinisikan sebagai program pembelajaran yang
d dalamnya mengandung pernyataan tujuan pembelajaran, konten atau
bahan ajan, prosedur pembelajaran atau pengalaman belajar yang dapat
membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran, dan alat evaluasi
untuk memastikan apakah tujuan pembelajaran yang dirumuskan tercapai
atau tidak tercapai di akhir program pembelajaran (Richards dalam
Wachyu Sundayana, 2017: 12).
Dari keterangan ahli di atas dapat di simpulkan bahwa kurikulum
adalah rancangan bahan ajar yang di program dan di jadikan pedoman
dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

B. Fungsi Kurikulum

Menurut Nurgiantoro (1988 : 45-46), bahwa kurikulum mempunyai


fungsi tiga hal. Pertama, fungsi kurikulum bagi sekolah terdiri dari alat untuk
mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Kurikulum juga dapat dijadikan
pedoman untuk mengatur kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di
sekolah. Misalnya, bidang studi, alokasi waktu, pokok bahasan, serta termasuk
strategi pembelajarannya. Kedua, kurikulum dapat mengontrol dan
memelihara keseimbangan proses pendidikan. Dengan mengetahui kurikulum
sekolah pada tingkat tertentu, maka kurikulum pada tingkat atasnya dapat
mengadakan penyesuaian, sehingga tidak terjadi pengulangan kegiatan
pengajaran sebelumnya. Fungsi lain kurikulum juga dapat menyiapkan tenaga
pengajar, dengan cara mengetahui kurikulum pada tingkat di bawahnya.
Ketiga, kurikulum dimaksud untuk menyiapkan kebutuhan masyarakat atau
lapangan kerja, sehingga kurikulum mencerminkan hal-hal yang menjadi
kebutuhan masyarakat. Karena itu lulusan sekolah paling tidak dapat
memenuhi kebutuhan lapangan pekerjaan (vokasional) di satu sisi, dan
6

dipersiapkan untuk melanjutkan ke jenjang sekolah berikutnya (akademis) di


sisi lain.
Bagi guru, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalanı
melaksanakan proses belajar-mengajar. Bagi kepala sekolah dan
pengawas,kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan
supervisi atau pengawasan.Bagi orang tua, kurikulum itu berfungsi sebagai
pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat,
kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi
terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi siswa itu sendiri,
kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar.

Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa, dalam literatur lain,


Alexander Inglis (dalam Hamalik, 1990) mengemukakan enam fungsi
kurikulum sebagai berikut:
1. Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function).
2. Fungsi Integrasi (the integrating function).
3. Fungsi Diferensiasi (the differentiating function).
4. Fungsi Persiapan (the propaedeutic function).
5. Fungsi Pemilihan (the selective function)
6. Fungsi Diagnostik (the diagnostic function)
Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai
alat pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well
adjusted, yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan itu sendiri
senantiasa mengalami perubahan dan bersifat dinamis.Oleh karena itu,
siswa pun harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh.Siswa
pada dasarnya merupakan anggota dan bagian integral dari
masyarakat.Oleh karena itu, siswa harus memiliki kepribadian yang
dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan masyarakatnya.
7

Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai


alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan
individu siswa.Setiap siswa memiliki perbedaan, baik dari aspek fisik
maupun psikis, yang harus dihargai dan dilayani dengan baik.
Fungsi persiapan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai
alat pendidikan harus mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan
studi ke jenjang pendidikan berikutnya. Selain itu, kurikulum juga
diharapkan dapat mempersiapkan siswa untuk dapat hidup dalam
masyarakat seandainya ia karena sesuatu hal, tidak dapat melanjutkan
pendidikannya.
Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai
alat pendidikan harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memilih program-program belajar yang sesuai dengan kemampuan
dan minatnya. Fungsi pemilihan ini sangat erat hubungannya dengan
fungsi diferensiasi karena pengakuan atas adanya perbedaan individual
siswa berarti pula diberinya kesempatan bagi siswa tersebut untuk memilih
apa yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Untuk mewujudkan
kedua fungsi tersebut, kurikulum perlu disusun secara lebih luas dan
bersifat fleksibel (luwes/lentur).
Fungsi diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum sebagai
alat pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk
dapat memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang
dimilikinya.Apabila siswa sudah mampu memahami kekuatan-kekuatan
dan kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya maka diharapkan siswa
dapat mengembangkan sendiri potensi/kekuatan yang dimilikinya atau
memper- baiki kelemahan-kelemahannya.
Dari pendapat para ahli tentang fungsi kurikulum, dapat penulis
simpulkan bahwa fungsi kurikulum dapat memberikan pengaruh bagi
pertumbuhan dan perkembangan siswa dalam rangka pencapaian tujuan
pendidikan.
8

C. Unsur Kurikulum
1. Peraturan Mengenai Isi dan Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran ada yang diatur oleh pusat (kuras) dan oleh daerah
setempat (kurmulok).

2. Pengaturan Cara yang Digunakan


Delivery system atau cara mengajar yang dipergunakan ada
berbagai macam, misalnya; ceramah, diskusi, demonstrasi, inquiri,
resitasi, membuat laporan portofolio dan sebagainya. Disarankan dalam
pelaksanaannya proses pembelajaran, hendaknya para guru
menggunakan pendekatan yang student centered bukan yang teacher
centered yang bersifat heuristis (dengan diolah) bukan yang bersifat
ekspositoris (yang dijelaskan).

D. Komponen Pengembangan Kurikulum


Kurikulum sebagai suatu sistem keseluruhan memiliki komponen-
komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya yakni:
tujuan, materi, metode, organisasi, dan evaluasi. Komponen-komponen
tersebut, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama menjadi
dasar utama dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran.
1. Tujuan Kurikulum

Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan harus mengacu ke arah


pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana telah ditetapkan
dalam Undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Dalam skala yang lebih luas, kurikulum merupakan suatu alat
pendidikan dalam rangka pengembangan sumber daya manusia yang
berkualitas. Kurikulum menyediakan kesempatan yang luas bagi peserta
didik untuk mengalami proses pendidikan dan pembelajaran untuk
mencapai target tujuan pendidikan nasional khususnya dan sumber daya
manusia yang berkualitas umumnya. Tujuan ini dikategorikan sebagai
tujuan umum kurikulum. Tujuan dikelompokkan menjadi beberapa
bidang studi, yakni:
9

a. Bidang studi Bahasa dan Seni.

b. Bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial.

c. Bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam.

d. Bidang studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

2. Materi Kurikulum
Materi kurikulum pada hakikatnya adalah isi kurikulum. Dalam
Undang-undang Pendidikan tentang Sistem Pendidikan Nasional telah
ditetapkan, bahwa .Isi kurikulum merupakan bahan kajian dan pelajaran
untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang
bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Sesuai dengan rumusan tersebut, isi kurikulum dikembangkan
dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdiri dari
bahan kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh
siswa dalam proses belajar dan pembelajaran;
b. Materi kurikulum mengacu pada pencapaian tujuan masing-
masing satuan pendidikan. Perbedaan dalam ruang lingkup dan
urutan bahan pelajaran disebabkan oleh perbedaan tujuan satuan.
pendidikan tersebut;
c. Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional. Dalam hal ini, tujuan pendidikan nasional merupakan
target tertinggi yang hendak dicapai melalui penyampaian materi
kurikulum.
Tujuan Pendidikan Nasional merupakan sumber dan pedoman dalam
usaha penyelenggaraan pendidikan. Secara jelas tujuan Pendidikan
Nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila dirumuskan dalam
Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, bahwa Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik,
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
10

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawabx.
Tujuan Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap
lembaga pendidikan. Dengan kata lain, tujuan ini dapat didefinisikan
sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka
menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga
pendidikan tertentu. Tujuan institusional merupakan tujuan antara untuk
mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi
lulusan setiap jenjang pendidikan, misalnya standar kompetensi
pendidikan dasar, menengah, kejuruan, dan jenjang pendidikan tinggi.
Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang
studi atau mata pelajaran. Oleh sebab itu, tujuan kurikuler dapat
didefinisikan kurikulum dan pembelajaran (Toto Ruhimat, 2011: 47).

E. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 yang Implementasinya dilakukan secara serempak
tahun 2014 pada seluruh sekolah di lingkungan pendidikan dasar dan
menengah, memosisikan guru tetap memegang peran penting terutama
dalam merealisasikan pembelajaran, Kendatipun demikian, dalam
kunkolum baru toa terjadi pengurangan peran dan fungsi guru, sekaligus
juga mengurang beban kerjanya, khususnya pekerjaan pekerjaan yang
sifatnya administratif Guru juga tidak dituntut untuk menjabarkan
kompetensi dasar ke dalam indikator indikator hasil belajar yang sering
membingungkan, dan tidak harus membuat silabus yang sering menyita
waktu. Guru cukup membuat perencanaan singkat tentang pembelajaran
yang akan dilaksanakannya berdasarkan buku pedoman guru, buku
pedoman peserta didik, dan standar nasional pendidikan yang semuanya
sudah disiapkan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah provinsi. Dalam hal ini, yang harus dipahami guru
berkaitan dengan Kurikulum 2013 terutama yang membedakannya dari
kurikulum sebelumnya terletak pada kompetensi inti (KI). Kunkulum
2013 merinci KI ke dalam empat kategori kemampuan K-1 sikap
spiritual,KI-2: sikap sosial; KI-3: pengetahuan, dan KI-4: keterampilan.
11

Perub tersebut bukan hanya berubah dalam urutan domain keilmuan yang
se ini mengacu pada Teori Bloom, dan kawan-kawan; tetapi juga berimp
terhadap pembentukannya dalam pembelajaran di sekolah, baik dalam
maupun ekstrakurikuler. Pembelajaran yang dikembangkan guru harus
menekankan pada pembentukan sikap atau karakter, makanya kunikulum
disebut juga kurikulum berbasis karakter, dan menjadikan karakter fondasi
pendidikan secara keseluruhan. Dalam pada itu pembelajaran har
mengembangkan kreativitas peserta didik, melalui student center learning
(C sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan, yang dapat
mengantar peserta didik mencapai tujuan secara optimal, sesuai dengan
kompetensi dan kompetensi dasar (KI-KD). Demikian halnya dalam
penilaian, guru har mampu melakukan penilaian secara utuh dan asli
(autentic assessment), ba mencakup sikap, keterampilan, maupun
pengetahuan, terhadap input, proses maupun output, dan outcome setiap
pembelajaran.
Kurikulum 2013 bisa dibilang kurikulum instan yang siap
diimplementasi oleh seluruh guru, kapan saja dan di mana saja di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga kalau
dipahami dan disikap dengan baik bisa mengantarkan bangsa dan negara
ini untuk mencapai masa keemasan di tahun 2045 nanti. Meskipun
demikian, guru dituntut melakukan berbagai inovasi untuk melahirkan
karya-karya inovatif, serta mengoptimalkan segala pikiran dan
kreativitasnya dalam mengelola kelas dan pembelajaran yang diampunya.
Guru harus melakukan manajemen kelas secara optimal untuk
mewujudkan pembelajaran yang produktif, kreatif, inovatif, dan
berkarakter Untuk kepentingan tersebut, guru dituntut memahami berbagai
model dan pendekatan pembelajaran dalam menunjang terlaksananya
pembelajaran aktif dengan metode saintifik, tematik integratif, dan
pendekatan kontekstual Guru juga harus dapat bekerjasama secara optimal
dalam melaksanakan pembelajaran partisipatif, dan team teaching. Dalam
pada itu, guru harus mampu berkolaborasi dalam rangka memecahkan
berbagai permasalahan yang dihadapi di kelas dan di lingkungan sekitar
12

sekolah untuk meningkatkan layanan kepada peserta didik, sehingga


terbentuk kepribadian yang optimal, dan menghasilkan lulusan yang
berkualitas secara utuh dan menyeluruh. Di samping itu, guru juga harus
mengembangkan karya ilmiah, untuk memperkaya dirinya dengan
mengkaji berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang
berkembang di masyarakat serta menjadikannya sebagai dasar dalam
mengembangkan pembelajaran di kelas. Pengembangan karya ilmiah ini
menjadi sangat penting ketika dikaitkan dengan kebijakan pemerintah
yang mewajibkan guru untuk menunjukkan karya ilmiah dalam setiap
kenaikan pangkat dan jabatannya. Tentu saja ini akan menjadi hambatan
bagi para guru yang berada dala zona kenyamanan, dan tidak terbiasa
membuat karya tulis inovatif atau karya tulis ilmiah.
Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 Dari uraian di atas tampak
bahwa dalam implementasi Kurikulum 2013 guru tetap memegang
peranan penting, baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi;
ia merupakan perencana, pelaksana, dan pengembang kurikulum di
kelasnya. Guru juga merupakan barisan pengembang kurikulum terdepan
yang selalu melakukan evaluasi dan penyempurnaan terhadap kurikulum
dan pembelajaran. Menyadari hal tersebut, betapa pentingnya
meningkatkan kompetensi, aktivitas, kreativitas, kualitas, dan
profesionalitas guru.
Berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli baik di dalam
maupun di luar negeri, menunjukkan adanya dua kunci penting dari peran
guru yang berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar peserta
didik; yaitu jumlah waktu efektif yang digunakan guru untuk melakukan
pembelajaran di kelas, dan kualitas kompetensi guru. Dalam hal ini, guru
seharusnya memiliki standar kompetensi profesional untuk melakukan
pembelajaran yang berkualitas. ulum monuntut guru untuk menguasai isi
bidang
F. Pengertian Kurikulum Merdeka
.Pendidikan di Indonesia mengalami beberapa kali perubahan sistem
kurikulum dengan tujuan penyempurnaan. Usaha yang dilakukan oleh
13

pemerintah dalam penyempurnaan yaitu mengubah dan memberi inovasi


kurikulum. Di antaranya kurikulum KTSP/2006 menjadi Kurikulum 2013
hingga menjadi Kurikulum Merdeka Belajar.
Kurikulum 2013 telah diterapkan mulai dari tahun ajaran 2013/2014.
Penerapan dini dilakukan terutama di sekolah yang telah memiliki
akreditasi A. Penerapan Kurikulum 2013 di jenjang SMA/SMK/MA tentu
sangat cocok karena kurikulum yang dirancang mengandung nilai efektif,
inovatif, kreatif, serta bisa menggali potensi dan minat peserta didik dalam
pembelajaran. Merdeka belajar merupakan kebijakan dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kurikulum Merdeka
diterapkan dengan tujuan untuk melatih kemerdekaan dalam berpikir
peserta didik. Inti paling penting dari kemerdekaan berpikir ditujukan
kepada guru. Jika guru dalam mengajar belum merdeka dalam mengajar,
tentu peserta didik juga ikut tidak merdeka dalam berpikir.
Guru juga memiliki target tertentu dari pemerintah seperti akreditasi,
administrasi, dan lainlain. Tentu dalam keadaan seperti ini peserta didik
tidak dapat secara luwes berkembang dalam pembelajaran karena hanya
Pengembangan Kurikulum Merdeka
terpaku pada nilai saja. Dengan adanya merdeka belajar, peserta didik
dapat mengembangkan potensi yang dimiliki sesuai dengan bakat dan
minatnya karena peserta didik juga memiliki kemampuan yang
berbedabeda dalam penyerapan ilmu yang disampaikan oleh guru.
Merdeka belajar yang dicetuskan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia adalah jabawan terhadap keluhan dan
masalah yang dihadapi oleh pendidik dalam proses pembelajaran. Dengan
adanya merdeka belajar, beban dan tugas dari seorang guru lebih
diminimalisir mulai dari pengadministrasian sampai pada kebebasan dari
tekanan intimidasi. Selain itu, merdeka belajar juga membuka cakrawala
guru terhadap permasalahan yang dihadapi. Mulai dari penerimaan siswa,
RPP, proses pembelajaran, evaluasi, sampai Ujian Nasional. Dengan
begitu, guru menjadi wadah penyalur potensi untuk melahirkan bibit
unggul harapan bangsa sehingga dibutuhkan suasana pembelajaran yang
14

menarik dan inovatif agar peserta didik semangat dalam belajar.26


Merdeka belajar menjadi sebuah suatu terobosan baru Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk menjadikan proses
pembelajaran di setiap sekolah menjadi lebih efektif dan efisien. Dampak
positif merdeka belajar ditujukan kepada guru, peserta didik, dan bahkan
wali murid.Pembelajaran merdeka belajar memgutamakan minat dan
bakat peserta didik yang dapat memupuk sikap kreatif dan menyenangkan
pada peserta didik. Kurikulum merdeka belajar menjawab semua keluhan
pada sistem pendidikan. Salah satunya yaitu nilai peserta didik hanya
berpatokan pada ranah pengetahuan. Di samping itu, merdeka belajar
membuat guru lebih merdeka lagi dalam berpikir sehingga diikuti oleh
peserta didik.
15

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Gambaran Setting/Setting Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian


kualitatif wawancara terpusat. Pengertian kualitatif merupakan suatu proses
penelitian untuk memahami masalah-masalah manusia atau sosial dengan
menciptskan gambaran menyeluruh dan kompleks yang disajikan dengan kata-kata,
melaporkan pandangan terperinci yang diperoleh dari para narasumber informasi,
serta dilakukan dalam latar (setting) yang alamiah. Berikut penjelasan lebih rinci
mengenai setting penelitian:

1. Tempat penelitian

Lokasi penelitian yaitu SD Negeri 28 Lubuklinggau berlokasi di Jalan


Patimura, Mesat Jaya, Kecamatan Lubuk Linggau Timur II, Kota Lubuklinggau
Provinsi Sumatera Selatan..

2. Kondisi guru

Jumlah guru ASN dan PPPK di SD Negeri 28 Lubuklinggau berjumlah 8


orang, 5 orang guru tidak tetap, 4 orang guru honor. Jumlah siswa SD Negeri 28
Lubuklinggau tahun pelajaran 2022/2023 berjumlah 279 siswa.

3. Waktu penelitian

Waktu penelitian dengan menggunakan metode wawancara ini pada 13


September 2023. Memerlukan rancangan waktu yabg tepat sehingga penelitian
dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan yaitu
memperoleh hasil yang maksimal .

B. Metode Penelitian
16

Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif


merupakan penelitian yang humanistik, serta dapat menjelaskan perspektif
naturalistik dan perspektif interpretif pengalaman manusia.

Bogdan dan Taylor, seperti dikutip Basrowi dan Sukidin mengatakan


bahwa: “Penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-
orang yang diamati. Melalui penelitian kualitatif, penulis dapat mengenali
subjek dan merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam
tentang ucapan, tulisan, dan/atau perilaku yang dapat diamati dari suatu
individu, kelompok, masyarakat, dan/atau suatu organisasi tertentu dalam suatu
setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif,
dan holistik.

Dengan metode penelitian kualitatif penulis dapat melakukan wawancara


mendalam, fokus, dan teliti terhadap subjek penelitian sehingga data yang
didapatkan lebih akurat dan kredibel. Untuk melengkapi dan memperkaya
data/informasi yang diperoleh melalui wawancara mendalam, peneliti menggali
data/informasi dengan melakukan observasi dan studi dokumentasi.

C. Teknik Pengumpulan Data

Ada dua cara atau teknik yang peneliti gunakan dalam mengumpulkan
data di lapangan, yaitu wawancara dan observasi. Koentjaraningrat mengatakan
pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara.

1. Wawancara

Metode pertama yang peneliti gunakan dalam mengumpulkan data di


lapangan adalah dengan wawancara. Informan yang peneliti wawancarai dalam
penelitian ini, yaitu : Guru Kelas VI B. Sebelum melakukan wawancara, peneliti
memberikan penjelasan kepada guru tersebut tujuan peneliti datang ke sekolah
yaitu untuk melakukan penelitian. Di samping itu, peneliti juga meminta izin
pada guru Kelas VI B jika menungkinkan untuk melakukan observasi beberapa
17

waktu. Peneliti merekam setiap wawancara yang dilakukan dengan


menggunakan handphone. Setelah melakukan wawancara, peneliti
mendengarkan hasil rekaman dan menuangkannya dalam bentuk tulisan.

2. Observasi atau pengamatan

Setelah melakukan wawancara mendalam yang merupakan metode


utama dalam pengumpulan data, peneliti melakukan observasi/pengamatan.
Secara sederhana observasi/pengamatan dapat diartikan sebagai proses
melihat situasi penelitian, dalam penelitian ini adalah pelaksanaan kurikulum
di SD Negeri 28 Lubuklinggau. Observasi yang peneliti lakukan dalam
penelitian ini adalah observasi langsung.
18

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil

Kurikulum ialah sesuatu yang di rancang dan disusun guna untuk melancarkan
kegiatan belajar serta mengajar dengan di pandu dan dipertanggung jawabkan oleh
sekolah maupun lembaga pendidikan serta para guru.Sehingga untuk penerapanya
kurikulum sangat perlu adanya kerjasam yang baik antara pemerintah, lembaga
pendidikan serta masyarakat. Adanya kerja sama ini supaya tidak terjadinya mutu
dalam proses belajar mengajar. Rendahnya mutu dalam kegiatan belajar mengajar
ini karena adanya pengaruh dari beberapa faktor. Faktor yang paling penting karena
di pengaruhi oleh suatu pembelajaran yang belum mampu menciptakan suatu proses
belajar yang berkualitas. Hasil dari pendidikan juga belum didukung dengan sistem
pengujian maupun penilaian yang melembaga serta independen sehingga sering
terjadinya suatu perubahan di dalam kurikulum.

Kurikulum pada negara Indonesia tidak bisa dipungkiri lagi bahwa begitu sering
terjadi perubahan yang selalu di arahkan dalam upaya keseimbangan untuk
memperbaiki sistem pendidikan nasional.Perubahan tersebut dilandasi karena belum
adanya suatu perubahan pada segi pendidikan yang dirasa belum mencapai harapan
yang di inginkan. Karena itu adanya revisi serta perubahan maupun perbaikan
kurikulum pendidikan secara teratur harus dilaksanakan untuk terbentuknya suatu
generasi unggul serta berkarakter dimasa yang akan datang (Santika et al.,
2022)Analisis data pada penelitian menunjukan bahwa perubahan kurikulum yang
terjadi antara kurikulum 2013 sampai dengan kurikulum merdeka begitu banyak
perubahan yang terjadi. Kurikulum 13 berbasis kompetensi berfokus pada perolehan
kompetensi tertentu bagi para siswa.Maka dari itu, kurikulum ini berisikan beberapa
kompetensi serta berbagai tujuan pembelajaran yang dibuat dengan berbagai macam
bentuk, sehingga hal yang dicapai bisa dilihat dalam bentuk sifat ataupun
keterampilan siswa sebagai acuan keberhasilannya. Proses belajar mengajar
memerlukan suatu arah supaya bisa membantu siswa dalam memahami sedikitnya
level kompetensi minimal, supaya siswa bisa mengapai tujuan yang telah
19

ditetapkan.Sesuai dengan konsep pembelajaran tuntas serta pengembangan


bakat.Seluruh siswa harus diberi kesempatan untuk bisa mengapai suatu tujuan
dalam kegiatan belajar sesuai dengan kemahiran yang dimiliki siswa. Tema paling
khusus pada kurikulum 13 ialah untuk melahirkan manusia yang produktif, kreatif,
inovatif, efektif, melalui suatu pengamatan sikap, keterampilan dan pemahaman
yang terintegrasi.

Penilaian otentik ialah suatu penilaian yang dilakukan secara langsung, dengan
artian bahwa penilaian yang dilaksanakan benar adanya tidak mengadangada yang
memang terjadi apa adanya pada kehidupan sehari-hari. Maka penilaian otentik
yaitu suatu penilaian pemahaman siswa yang memang apaadanya pada
ketersinambungannya dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian otentik ialah suatu
proses pengamatan, perekaman, pendokumentasian karya (apa yang dilaksanakan
siswa serta bagaimana anak itu melakukannya) sebagai suatu keputusan tentang
bagaimana suatu keputusan itu bisa di tujukan pada pembentukan siswa mandiri.

Adapun Strategi Pembelajaran Kurikulum 2013 Bahasa Indonesia (Hakim, 2017).

1. Pelajaran yang dipelajari menekankan pada suatu kompetensi berbahasa guna


untuk berkomunikasi serta menyampaikan gagasan serta pengetahuan.
2. Pada pelajaran Bahasa Indonesia siswa membiaskan diri dengan membaca serta
memahami arti teks dan juga meringkas dan menyajikan kembali dengan
pemahaman ataupun bahasa sendiri.
3. Siswa dibuat terbiasa dengan merangkai suatu teks yang benar supaya
sistematis, logis, dan efektif melalui suatu latihan dalam penyusunan teks.
4. Siswa diperkenalkan dengan peraturan suatu teks yang sesuai supaya tidak
melanggar peraturan dalam menyusun suatu teks (sesuai dengan: apa, siapa,
dimana).
5. Siswa selalu dibiasakan untuk bisa menuangkan apa yang ada pada dirinya serta
pengetahuan melalui kalimat berbahasa yang meyakinkan.

Kurikulum merdeka ini diciptakan untuk kurikulum yang lebih mudah serta
fokusnya kepada materi yang bersifat esensial dan pengembangangan kepada karakter
20

siswa. Adapun sifat ataupun tujuan dari kurikulum ini untuk mendukung penyembuhan
dalam pembelajaran karakteristik dari kurikulum ini yaitu:

1) kegiatan belajar yang berbasis projek untuk mengembangkan soft skills dan sifat
sesuai dengan profil belajar Pancasila.
2) berfokus pada materi yang bersifat esensial sehingga para siswa banyak mempunyai
waktu dalam pembelajaran khususnya numerasi dan literasi.
3) membuat pembelajaran yang lebih fleksibel bagi pengajar untuk melaksanakan
kegiatan belajar yang berdiferensiasi sesuai dengan kesanggupan siswa serta
melaksanakan suatu penyesuaian pada konteks dan muatan lokal.

Adanya kurikulum merdeka bisa menjadi harapan supaya bisa meningkatkan kembali
kompetensi-kompetensi belajar pada lembaga pendidikan dikarenakan sifatnya berbasis
kebutuhan siswa.Implementasi kurikulum merdeka menjadikan sumber pembelajaran
yang mematang suatu kompetensi pedagogik, sosial, dan sifat guru.Adanya kurikulum
ini menjadi harapan supaya bisa mengatasi krisis dalam kegiatan belajar.

SD Negeri 28 Lubuklinggau sebagai salah satu contoh Sekolah Negeri, dalam


melaksanakan proses belajar dan mengajar menggunakan Kurikulum 2013 untuk semua
kelas kecuali kelas I dan IV yang sedang dalam percobaan menerapkan Kurikulum
Merdeka. Inti dari Kurikulum 2013 adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik
integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap didalam
menghadapi masa depan (Muhammad Suhdy dan Leo Charli, 2018:27). Titik beratnya,
bertujuan untuk mendorong peserta didik mampu lebih baik dalam melakukan
observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang mereka peroleh setelah
pembelajaran.
21

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami Banyak terdapat perbedaan antara


Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka. Perbedaan tersebut mengikuti satuan
mata pelajaran, jam pembelajaran, implementasi pembelajaran, strategi
pembelajaran serta proses penilaian standar kompetensi kelulusan dsb. Kurikulum
13 mempunyai suatu tujuan yang jelas untuk membentuk karakter bangsa sedangkan
tujuan pelajaran kurikulum merdeka di sajikan dalam capaian pembelajaran
(CP).Kurikulum merdeka juga memiliki penilaian assesmen yaitu non kognitif dan
kognitif yang mana non kognitif ditunjukan untuk penilaian diluar pembelajaran
sedangkan kognitif yaitu penilain dari segi pengetahuanya. Walaupun demikian baik
kurikulum k13 maupun kurikulum merdeka mempunyai tujuan yang sama untuk
membuat pendidikan di indonesia menjadi lebih baik lagi

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan. Kami menyadari
bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan. Karena
sesungguhnya kesempurnaan itu milik Tuhan yang maha esa dan kekurangan
bagian dari kita. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif. Semoga laporan ini bermafaat dan menambah referensi
pengetahuan kita.
22

DAFTAR PUSTAKA

Dakir, H. (2004). Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Dakir, H. (2010). Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Ihsan Hamdani, I. F. (2007). Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: CV


Pustaka Setia.

Hamid, H. (2012). Pengembangan Kurikulum Pendidikan. Bandung: CV


Pustaka Setia.

Mulyasa. (2015). Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT


REMAJA ROSDAKARYA.

Nurgiantoro Burhan. (1988). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah.

Yogyakarta: BPFE.

Ruhimat, Toto. (2011). Kurikulum & Pembelajaran. Jakarta: PT


GRAFINDO PERSADA

Suhdy, Muhamad dan Leo Charli.(2018).Telaah Kurikulum. Lubuklingau:


Yayasan Asady Rahmah.

Sundayana, Wahyu. (2017). Telaah Kurikulum & Perencanaan


Pembelajaran.

Jakarta: ERLANGGA

Wahjosumidjo. ( 1999).Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Rajawali Pers.

Fadriati,sofia, (2022).pengembangan kurikulum merdeka. Malang: CV.


LISTERASI NUSANTARA ABADI
23

Anda mungkin juga menyukai